Anda di halaman 1dari 31

TUGAS TEORI AKUNTANSI

MENGENAI AKUNTANSI
PERUSAHAAN
EFEK

OLEH :
HELLYANA FEBRIANTI
NIM :
C1C015075
KELAS : AKUNTANSI i 2015
Dosen Pengampu : Drs. Dr. H. Afrizal, SE, M.Si,Ak.CA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

2.1 Pengertian Perusahaan Efek ......................................................................... 5

2.2 Kegiatan Perusahaan Efek ............................................................................ 6

2.3 Tanggung Jawab Para Pihak Perusahaan Dalam


Perusahaan Efek .......................................................................................... 13

2.4 Perilaku Perusahaan Efek, Direksi Dan Komisaris Selaku


Perantara Pedagang Efek ............................................................................ 15

2.5 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.42


Akuntansi Perusahaan Efek ....................................................................... 19

2.6 Peraturan Perusahaan Efek ........................................................................ 24

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 28

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 28

3.2 Saran ......................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 29

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif
bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas,
asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung.
Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun
institusi pemerintah melalui perdagangan instrument melalui jangka panjang seperti obligasi,
saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal adalah meningkatkan dan
menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan "kriteria pasarnya" secara efisien yang akan
menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.
Sebenarnya Pasar Modal mirip dengan pasar-pasar lain seperti departemen store atau pasar
tradisional sebagai tempat transaksi antara penjual dan pembeli. Jika jumlah orang yang ingin
membeli lebih banyak dibanding yang ingin menjual, harga akan naik dan bila tidak seorangpun
yang mau membeli dan banyak penjual, harga akan turun. Pasar modal dapat diartikan pasar
abstrak dimana yang diperjualbelikan adalah hanya berupa surat-surat berharga bukan barang
nyata seperti yang ada di pasar tradisional. Perbedaan lain bahwa di pasar modal antara penjual
dan pembeli tidak bertemu langsung namun pialang yang menjadi perantara untuk menjual dan
membeli saham mereka.
Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Di berbagai negara, pasar
modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi
sumber dana alternatif bagi perusahaan. Memang diakui bahwa tingkat resiko berinvestasi
dipasar modal lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di bank. Namun salah satu keuntungan
yang diperoleh para investor di pasar modal adalah dividen atas keuntungan sebuah perusahaan
dimana dia membeli saham. Besar kecilnya dividen ini tergantung pada keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Sedangkan bila perusahaan dalam keadaan rugi, tentu pemberian dividen
kepada investor akan ditunda.

1
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah wahana yang mempertemukan
pihak yang butuh dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai aturan yang ditetapkan
lembaga dan profesi yang ada hubungannya dengan efek.
Untuk mengawasi pasar modal, pemerintah membentuk suatu badan yang disebut dengan Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang bertugas untuk :
1. Melindungi kepentingan masyarakat pemodal di pasar modal.
2. Menjamin kecukupan, keterbukaan, dan distribusi informasi perusahaan publik.
3. Melakukan penegakan peraturan (law enforcement).

Suatu pasar modal dikatakan sehat bila memiliki unsur-unsur berikut:


a) Efisien: kemampuannya untuk mengakomodasi transaksi sebanyakmungkindalam waktu
singkat.
b) Fair : transaksi berlangsung tanpa pemihakan (netral) dan
atas dasar penyebaran informasi yang rata.
c) Likuid : kemampuan pasar untuk menampung semua kebutuhan penjual
danpembeli setiap saat.
d) Transparan : mampu menyediakan setiap informasi seketika (realtime) pada semua
pelaku pasar modal, kapan saja.

Selama ini, kajian mengenai perusahaan efek masih sangat minim, padahal perusahaan efek
merupakan salah satu pilar penyokong dari berdiri tegaknya suatu pasar modal.

1.2 Identifikasi Masalah :


1. Bagaimana peranan perusahaan efek dalamkegiatannya di pasar modal Indonesia?
2. Bagaimana peranan penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek, serta manajer
investasi dalamkegiatan perusahaan efek

1.3 Tujuan penulisan:


1. Untuk mendapatkan pemahaman terhadap peranan perusahaan efek dalam kegiatannya di
pasar modal Indonesia.
2. Untuk mengetahui peranan penjamin emisi efek,makalah adedidikirawan perantara
perdagangan efek, serta manajer investasi dalamkegiatan perusahaan efek.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERUSAHAAN EFEK

Apakah Efek?

Efek adalah instrumen yang diperdagangkan di pasar modal berupa surat berharga. Macam-
macam efek antara lain:

 Surat pengakuan hutang.


 Surat berharga komersial.
 Saham.
 Obligasi.
 Tanda bukti utang.
 Unit penyertaan kontrak investasi kolektif.
 Kontrak berjangka atas efek.
 Setiap derivatif (produk turunan) dari efek.

Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari BAPEPAM & LK
untuk dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek,
atau manajer investasi atau kegiatan lain yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh BAPEPAM & LK. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Pasal 32 menyebutkan
bentuk perusahaan efek berupa perusahaan yang sahamnya dimiliki seluruhnya oleh warga
negara republik indonesia dan atau berbadan hukum atau perusahaan patungan yang
sahamnya dimiliki Warga Negara Republik Indonesia dan badan hukum Indonesia dan
Warga Negara Asing atau badan hukum asing. Berdasarkan laporan akhir tahun BAPEPAM
& LK pada tanggal 30 Desember perusahaan efek berjumlah sekitar 191 yang mempunyai
lisensi sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE) dan Perantara Perdagangan Efek ( PPE).

3
PP No.45 Tahun 1995 Pasal 33 huruf a angka 1 di ubah oleh Kep Menkeu Nomor 179
/KMK.010/2003 tentang permodalan perusahaan efek jo. Kep. Ketua Bapepam Nomor
20/PM/2003, mensyaratkan Nomor 179 /KMK.010/2003 tentang permodalan perusahaan
efek jo. Kep. Ketua Bapepam Nomor 20/PM/2003, mensyaratkan :
1. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek dan
perdagangan efek sebesar Rp 50.000.000 dengan modal kerrja bersih disesuaikan
(MKBD) Rp.25.000.000 perusahaan efek yang sudahada wajib memenuhi ketentuan ini
sampai pada tanggal 31 Desember 2003 yang disebut sebagai tahap pertama. Pada tahap
pertama perusahaan efek wajib mempunyai modal disetor Rp. 25.000.000 dengan
MKBD Rp.10.000.000 tahap kedua, tanggal 31 Desember 2004 modal disetor
perusahaan efek harus Rp.50.000.000 dengan MKBD Rp.25.000.000
2. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perusahaan perdagangan efek yang
mengadministrasikan rekening efek nasabah harus mempunyai modal disetor sebesar
Rp.30.000.000 dengan MKBD Rp. 25.000.000. pada tahap pertama per 31 Desember
2003, perusahaan efek modal disetornya 18.000.000 dengan MKBD Rp.10.200.000.000
pada tahap kedua per 31 Desember 2004, perusahaan efek harus mempunyai modal
disetor Rp.35.000.000.000.
3. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek yang tidak
mengadministrasikan rekening efek nasabah wajib mempunyai modal disetor sedikitnya
Rp. 500.000.000 dengan MKBD Rp.200.000.000 per 31 Desember 2003.
4. Perusahaan efek yang bertindak sebagai mmenejer investasi wajib mempunyai modal
disetor sebesar Rp. 5.000.000.000 dengan MKBD sebesar Rp.200.000.000. per 31
Desember 2003, perusahaan efek wajib mempunyai modal disetor Rp.3.000.000.000
dengan MKBD sebesar Rp.200.000.000. per 31 Desember 2004, perusahaan efek harus
mempunyai modal disetor Rp. 5.000.000.000 dengan MKBD Rp.200.000.000.
5. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara
pedagang efek dan manajer investasi harus memiliki modal disetor sebesar
Rp.55.000.000.000. dengan MKBD Rp. 25.200.000.000
6. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek dan
manajer investasi wajib memiliki modal disetor sebesar 35.000.000.000.

4
Peraturan ini berlaku bagi perusahaan efek nasional maupun patungan. Perusahaan efek yang
sudah ada diberikan tenggang waktu sampai pada tanggal 31 Desember 2003 untuk
penyesuaian permodalan tahap pertama dan tanggal 31 Desember 2004 untuk penyesuain
tahap kedua bagi perusahaan efek yang tidak mampu memenuhi ketentuan ini, akan diminta
untuk melakukan merger dengan perusahaan efek lainnya sehingga MKBD nya bisa
mencapai persyaratan. Hingga tanggal 29 Desember 2003, sebanyak 54 perusahaan efek
anggota bursa, dari 191 perusahaan efek, belum dapat memenuhi persyaratan MKBD.

137 perusahaan efek yang memenuhi MKBD terdiri dari 34 perusahaan efek yang memiliki
izin sebagai perantara perdagangan efek (PPE) yang mengadministrasikan rekening efek. 15
PPE yang tidak mengadministrasikan rekening efek, 24 PE yang memiliki izin sebagai PPE,
penjamin Emisi Efek (PEE), manajer investasi (MI). 42 yang memiliki izin PPE danPEE dan
MI. Jika demikan kondisinya, maka ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan perusahaan
efek, pertama melakukan merger dengan perusahaan efek lain dan yang kedua siap menerima
konsekuensi pemecatan sebagai anggota bursa. Penyesuaian permodalan pada perusahaan
efek akan mendorong tumbuhnya perusahaan efek yang kuat dan efisien. Kualitas dan
bonafiditas perusahaan efek yang demikian diharapkan akan membawa dampak positif bagi
pengembangan pasar modal di Indonesia menuju pasar modal yang berstandar dunia, teratur,
efisien, dan tentunya mampu menarik minat investor untuk berinvestasi di pasar
modal. Pemberian tenggang waktu ini berguna untuk memberikan kesempatan kepada
perusahaan efek untuk mengukur kapasitas dan berupaya melakukan marger. Bagi Bapepam
tentu jauh lebih baik perusahaan efek di Indonesia tidak terlalu banyak namun kuat dari sisi
sumber daya keuangan, manusia, dan infrastruktur teknologi.

Pengembangan pasar modal tidak dapat dilepaskan dari pendidikan dan pemasaran jangka
panjang yang dibiayai oleh industri perdagangan efek. Apabila bursa efek, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelsaian (LPP), serta Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
berperan menyediakan sarana dan fasilitas perdagangan efek dan penyelesaiannya, maka
perusahaan efek akan memainkan perannya dalam pengembangan kegiatan perdagangan,
pelayanan dan penciptaan produk baru. Perusahaan efek bebas untuk mengembangkan sistem
jasa pendukungnya sendiri dan bebas memilih bursa yang sesuai dengan tujuannya dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas bagi nasabahnya.

5
Bila dibandingkan dengan negara-negara yang lebih maju pasar modalnya, perusahaan efek
merupakan leading agent dalam pengembangan jasa dan produk investasi eceran.
Metode yang dipakai negara-negara lain sangat bervariasi, tetapi yang pasti, diperlukan
dana investasi yang cukup besar di bidang pemasaran. Untuk itu diperlukan tenaga yang
handal dan profesional.

2.2 KEGIATAN PERUSAHAAN EFEK


Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan sebagai :
1. Penjamin Emisi Efek (Underwriter)
2. Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer)
3. Manajer Investasi (Invesment Manager)

Peran dari penjamin emisi adalah peran perusahaan efek untuk melakjukan penjaminan emisi
(underwriting) bagi emiten, yaitu perusahaan ingin mendapatkan dana dari calon-calon
investor dari masyarakat luas. Penjamin emisi ini membuat kontrak emiten untuk melakukan
penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa
efek yang tidak terjual. Sedangkan wakil penjamin emisi efek (WPEE) merupakan orang
perorangan yang telah mendapat izin dari Bapepam melalui ujian kecakapan dalam pasar
modal untuk bertindak mewakili kepentingan perusahaan kepentingan efek untuk kegiatan
yang berkaitan dengan penjaminan emisi efek.

Secara garis besar peran dan fungsi penjamin emisi dalam proses go public adalah sebagai
berikut :
 Memberikan jasa konsulttasi kepada emiten dalam rangka go public penjamin emisi
merupakan mitra dalam membuat perencanaan pelaksanaan serta pengendalian proses
emmisi, mulai dari memperisiapkan dokumen emisi sampai menjualkan efek di pasar
perdana.
 Menjamin efek yang diterbitkan emiten. Dalam hal ini penjamin emisi bertanggungjawab
atas keberhasilan penjualan seluruh saham emiten kepada masyarakat luas. Dalam suatu
penjamin takkan terkandung suatu risiko, untuk itu penjamin lain dalam bentuk sindikasi
agar tingkat keberhasilan penjualan saham lebih tinggi.

6
 Melakukan kegitan pemasaran efek yang diterbitkan oleh emiten agar masyarakat
investor dapat memperoleh informasi secara baik. Sehingga dilakukan pendisainan dan
pendistribusian efek secara akurat dan tepat waktu.

Undang-Undang Pasar Modal Pasal 39 bahwa penjamin emisi sebagai dimuat dalam
pernyataan pendaftaran. Secara teoritis, ada beberapa macam kontrak penjaminan emisi yang
dikenal seperti:
a) Full Commitment (kesanggupan penuh), PEE bertanggungjawab untuk mengambil sisa
efek yang tidak terjual.
b) Best Effort Commitment (kesanggupan terbaik) PEE tidak bertanggungjawab atas sisa
efek yang terjual, tetapi PEE akan berusaha sebaik-baiknya agar efek yang ditawarkan
dapat terjual dalam kuantitas yang paling tinggi.
c) Standly Commitment (kesanggupan siaga), PEE berkomitmen agar saham yang tidak
terjual di pasar perdana dapat dibeli oleh PEE pda harga tertentu.
d) All or None Commitment (kesanggupan semua atau tidak sama sekali), PEE akan
berusaha menjual semua efek agar laku semuanya, apabila efek tersebut tidak laku
semuanya, maka transaksi dengan pemodal yang ada akan dibatalkan. Jadi semua efek
dikembalikan ke emiten dan emiten tidak mendapatkandana sedikitpun. Komitmen ini
dengan latar belakang pemikiran bahwa perusahaan membutuhkan modal dan jumlah
tertentu. Bila jumlah tidak tercapai maka investasi perusahaan kurang bermanfaat. Oleh
karena itu lebih baik tidak jadi sama sekali. Modifikasi dari komitmen ini adalah
komitmen paling sedikit, paling banyak (minimum-maksimum). PEE harus berusaha
untuk mencapai penjualan sebattas minimum yang ditentukan, apabila batas minimum
tercapai, maka emisi dapat diteruskan. Dengan demikian permohonan pembelian akan
menjadi kenytaan apabila batas minimum tercapai, maka emisi dapat diteruskan. Dengan
demikian permohonan pembelian akan menjadi kenyataan apabila batas minimum
tercapia. Saat ini lazim dalam proses penjaminan emisi efek dipersyaratkan adanya
green shoe option. Menurut R.J Shook dan Robert L. Shook, green shoe option adalah
kalusul perjanjian penjaminan yang memperbolehkan sindikasi untuk membeli lebih
banyak saham pada harga penawaran awal yang dapat melindungi harga saham ketika
dijual dalam waktu yang singkat (shortsale). Green shoe option sudah diterapkan di
Indonesia dalam Initial Public Offering (IPO) Bank Mandiri sebesar 2.990.000.000

7
lembar saham biasa atas nama Seri B milik negara republik indonesia (divestasi) masa
penawaran dari tanggal 2-4 juli 2003 dalam penjaminan emisi efek yang dapat
dilaksanakan, sebagian atau selluruhnya, pada setiap sejak berakhirnya masa penawaran
umum yaitu pada tanggal 4 Juli 2003 sampai pada tanggal penyerahan, yaitu 9 Juli 2003,
untuk meningkatkan jumlah saham yang ditawarkan sampai dengan jumlah sebanyak-
banyaknya 700 juta lembar saham biasa atas nama seri B milik Negara Republik
Indonesia (divestasi) pada harga penawaran umum.

Seperti telah dijelaskan bahwa dalam melakukan emisi efek, selalu melibatkan lembaga-
lembaga penunjang pasar modal yang menjalankan perannya sesuai dengan fungsinya masing-
masing. Dalam pelaksanaan emisi efek penjamin emisi (underwriter) memiliki peran yang
sangat menentukan keberhasilan emisi terutama dalam melakukan pemasaran dan penjualan
suatu efek.

Pentingnya fungsi underwriter tersebut disebabkan alasan-alasan sebagai berikut:


a) Membantu emiten mempersiapkan pernyataan pendaftaran berikut dokumen
pendukungnya.
b) Memberikan konsultasi di bidang keuangan seperti jumlah clan jenis efek yang akan
diterbitkan,bursa yang akan dipilih untuk mencatatkan saham, jadwal emisi penunjukan
lembaga penunjang lain, metode pendistribusian efek, clan sebagainya.
c) Melakukan penjaminan terhadap efek yang diemisikan.
d) Melakukan evaluasi terhadap kondisi perusahaan antara lain: keuangan, manajemen,
pemasaran, produksi berikut prospeknya.
e) Menentukan harga saham bersama-sama dengan emiten.
f) Sebagai pembentuk pasar (Market Maker) di Bursa Paralel.

Melihat peran dan fungsi underwriter tersebut di atas, maka keberhasilan suatu emisi efek
jelas sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan pengalaman penjamin emisi terutama
dalam pemasaran. Penjaminan emisi efek (underwriting) senantiasa berkaitan dengan risiko
yang dapat dihadapi oleh underwriter terutama apabila emisi dalam jumlah yang cukup besar.
Perhitungan clan perkiraan mengenai kemampuan atau kekuatan pasar yang curang tepat akan
menimbulkan risiko terhadap tidak berhasilnya suatu emisi efek yang pada gilirannya akan

8
mengakibatkan tanggung jawab penjamin emisi atas penjualan efek yang diemisikan tersebut.
Oleh karena itu, pelaksanaan penjamin emisi efek, umumnya dilaluikan dalam suatu sindikasi
yang terdiri atas kalangan penjamin emisi. Dilihat dari masing-masing fungsi dan tanggung
jawab dalam sindikasi penjamin emisi maka underwriter dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Penjamin Utama Emisi (Lead Underwriter)


Lead underwriter dengan emiten membuat suatu perikatan dalam suatu perjanjian penjaminan
emisi efek. Dalam perjanjian tersebut penjamin emisi menjamin menjual efek clan
pembayaran seluruh nilai efek. Apabila dalam suatu emisi terdapat lebih dari satu
penjamin emisi utama, maka penjamin dilakukan secara bersama.

Tugas pokok Penjamin Utama Emisi adalah sebagai berikut:


a) Menjamin penjualan emisi efek clan pembayaran keseluruhan nilai efek yang
diemisikan kepada emiten.
b) Mewakili para penjamin emisi efek dalam hubungannya dengan emiten clan pihak ketiga.
c) Menetapkan bagian kewajiban masing-masing bagian emisi efek sesuai
denganketentuanyang telah disepakati dalam perjanjian antara penjamin emisi.
d) Mengumpulkan semua hasil penjualan efek yang dilakukan oleh para penjamin peserta
emisi dan para agen penjual pada tanggal setelah masa penutupan penawaran umum.
e) Menyerahkan hasil penjualan efek kepada emiten serta membayar efek yang
tidak habis terjual tepat pada tanggal yang disepakati.

2. Penjamin Pelaksana Emisi (Managing Underwriter)


Seperti disebutkan bahwa dalam suatu emisi bisa saja terdapat lebih dari satu lead undenvriter.
Apabila hal tersebut terjadi, maka di antara mereka hanis dipilih satu atau lebih yang akan
bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi atau managing underwriter. Penjamin
pelaksana emisi dalam suatu proses emisi memiliki tugas sebagai berikut:
a) Mengatur pengelolaan serta penyelenggaraan emisi efek.
b) Mengoordinasikan seturuh penjamin emisi dalam hal pelaksanaan penjaminan efek,
serta kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kewajiban para penjamin emisi efek.

9
3. Penjamin Peserta Emisi (Co-underwriter)
Fungsi co-underwriter ini adalah ikut menjamin penjualan dan pembayaran nilai efek
sesuai dengan porsi efek yang diberikan kepadanya yang diikat dengan suatu perjanjian
penjaminan emisi dan dalam pelaksanaan suatu emisi co-underwriter tidak bertanggung
jawab langsung kepada emiten, tetapi kepada lead underwriter. Kerja sama antara penjamin
emisi efek yaitu sebagai lead, managing dan co-underwriter diwujudkan dalam suatu
perjanjian antar mereka yang disebut dengan Perjanjian Antarpenjamin Emisi. Selanjutnya,
penjamin emisi efek setelah memisahkan jumlah porsi yang akan langsung ditawarkan
sendiri kepada investor, dapat juga mempergunakan jasa perusahaan-
perusahaan broker atau perusahaan efek sebagai agen penjual (selling agent) untuk
melaksanakan penjualanefek yang sebenarnya merupakan bagian underwriter yang
bersangkutan. Ikatan kerja sama antara penjamin emisi dengan agen penjual tersebut
dilakukan atas dasar suatu perjanjian yang disebut Perjanjian Agen Penjual.

Jasa Penjaminan Emisi


Dalam melaksanakan fungsi penjaminan emisi, underwriter memperoleh pembayaran dari
emiten yang disebut jasa penjamin emisi atau underwriting fee. Besarnya fee biasanya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara emiten dengan underwriter yang dinyatakan
dalam suatu persentase. Jumlah fee tersebut dihitung dari nilai penawaran pada pasar
perdana.Jasa-jasa penjamin emisi tersebut terdiri atas:
a) Management fee. Pada dasarnya management fee ini dibayarkan kepada penjamin
pelaksana emisi (managing under-writer).
b) Underwriting fee, yaitu pembayaran fee kepada semua penjamin emisi secara
proporsional artinya besar-kecilnya fee yang dibayarkan tergantung dari besarnya
bagian efek yang dijamin oleh masing-masing underwriter.
c) Selling fee, yaitu pembayaran fee kepada agen penjual yang ditunjuk (broker atau
perusahaanperusahaan efek) berdasarkan perjanjian agen penjual yang besarnya sesuai
dengan jumlahefek yang terjual.

Perantara Pedagang Efek


Perantara Pedagang Efek (PEE) Perantara Pedagang efek merupakan pihak yang
melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau untuk kepentingan

10
pihak lain. PEE berperan penting dan dominan agar pasar modal berfungsi. Oleh karena itu
PEE sebagai salah satu pihak yang terkait dengan pasar modal, dituntut untuk bersikap jujur
dan dapat dipercaya dalam melaksanakan tugasnya (my word is my bond-motto dalam
industri pasar modal).

Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE)


Adalah orang perorangan yang telah mendapatkan izin dari BAPEPAM & LK untuk bertugas
mewakili kepentingan perusahaan efek untuk melaksankan perdagangan efek. Dalam
memiliih perantara (pialang) yang baik investor sebaiknya mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Kejujuran pialang dalam bertugas untuk kepentingan pemodal.
2. Mempunyai standar profesionalisme yang tinggi.
3. Melaksanakan pekerjaan dengan penuh dedikasi seriius dengan berkonsentrasi penuh.
pada tugas tanpa terpengaruh oleh pihak lain berkepentingan.
4. Mendahulukan kepentingan nasabah.
5. Menjaga ketat rahasia nasabah.
6. Berhati-hati atas kebenaran informasi yang diberikan dan tidak menganjurkan
nasabah agar membeli saham mereka sendiri makalah adedidikirawanyang
tidak diketahui dan diyakini manfaat bagi pemodal.
7. Menaati hukum yang berlaku dan segala peraturan yang berhubungan dengan usaha
sekruitas serta tidak ikut serta bersama orang lain melakukan pelanggaran di bidang
pasar modal.
8. Tidak mengambil kesempatan yang dapat merugikan nasabah.
9. Tidak akan melakukan tindakan yang mengakibatkan nama buruk bagi anggota
lainnya.
10. Para anggota saling bekerja sama demi kepentingan bersama.
11. Memberikan advis atau penjelasan kepada investor beserta alasan-alasan dan analisis
risiko yang dapat terjadi, evaluasi, dan espektasi yang wajar.

11
Manajer Investasi
Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio (kumpulan
efek yang dimiliki oleh orang perorangan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang
terorganisasi ) untuk para investor atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok investor, kecuali perusahaan asuransi dana pensiun dan bank yang melakukan
sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Manajer
Investasi adalah bagian dari kegiatan perusahaan efek yang dapat dilaksanakan secara
terpisah maupun bersama-sama dengan kegiatan lainnya yaitu penjamin emisi dan perantara
efek. Imbalannya dihitung dari persentasi tertentu dari nilai dana yang dikelolanya.

Wakil Manajer Investasi (WMI)


Wakil Manajer Investasi adalah orang perorangan yang bertindak mewakili kepentingan
perusahaan efek untuk kegiatan yang bersangkutan dengan pengelolaan portofolio efek, izin
untuk wakil manajer investasi dikeluarkan oleh Bapepam dengan standarisasi yang ketat.
Karena tidak semua orang mempunyai pengetahuan yang memadai dalam melakukan analisis
efek dan melakukan prediksi mengenai prosfek perusahaan. Atau bisa juga karena kesibukan
pekerjaan, tidak sempat melakukan analisis terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di
bursa efek. Untuk menjawab kebuutuhan ini, manajer investasi yang akan melakukaan semua
hal di atas untuk kepentingan calon investor.

Nasabah Manajer Investasi dapat berupa investor individual, investor kolektif, investor
lembaga seperti dana pensiun, perusahaan asuransi maupun perbankan.
Keuntungan bagi institusi yang dananya dikelola oleh Manajer Investasi adalah bahwa
mereka akan memperoleh laporan perkembangan dananya secara periodik tergantung
kesepakatan di dalam kontrak dan dapat dimonitor sewaktu-waktu apabila diinginkan untuk
mengetahui apakah dananya dikelola sesuai dengan kontrak yang disepakati bersama.

Manajer Investasi tidak langsung menerima dana dari nasabahnya melainkan dititipkan
kepada kustodian yang telah memperoleh izin dari Bapepam. Kustodian inilah yang
menerima perintah membeli dan menjual efek dari Manajer Investasi. Kustodian
melaksanakan instruksi itu kepada Perantara Pedagang Efek.

12
Persyaratan mendirikan Manajer Investasi dari Bapepam:
1. Memiliki wakil manajer investasi yang memperoleh izin perorangan dari Bapepam.
2. Salah satu direksi harus memiliki izin perorangan wakil manajer investasi.
3. Modal disetor minimal Rp. 500 juta manajer investasi dan Rp. 1 miliar untuk manejer
investasi patungan (joint venture).
4. Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) minimal Rp. 200 juta dan posisi MKBD
ini harus dipertahankan setiap hari.

2.3 TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK PERUSAHAAN DALAM


PERUSAHAAN EFEK
Fungsi dan Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris
Fungsi dan tanggung jawab Direksi dan Komisaris Perusahaan adalah sebagaimana pada
Anggaran Dasar perusahaan sudah disesuaikan dengan UUPT tahun 2007, yaitu sebagai
berikut:

Tugas dan Wewenang Direksi


1) Direksi berhak mewakili perseoran di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal
dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dengan perseroan, serta
menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan,
akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk:
a) Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan;
b) Mengikat perseroan sebagai penanggung jawab/penjamin;
c) Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan, melepaskan dan membebani
hak atas barang-barang tidak bergerak, termasuk bangunan-bangunan, hak-hak atas
tanah serta perusahaan-perusahaan perseroan; haruslah dengan persetujuan dari salah
satu Anggota Dewan Komisaris.
2) Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan
Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
3) Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
anggaran dasar Perseroan.

13
4) Presiden Direktur berhak dan berwenang bertindak dan atas nama Direksi serta mewakili
perseroan.
5) Dalam hal Presiden Direktu tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, yang
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga maka salah seorang anggota Direksi lainnya
berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili perseroan.
6) Dalam hal hanya ada seorang anggota Direksi maka segala tugas dan wewenang yang
diberikan kepada Presiden Direktur atau anggota Direksi yang lain dalam Anggaran
Dasar ini berlaku pula baginya.

Tugas dan Wewenang Komisaris antara lain :


1) Dewan komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan dan
member nasehat kepada direksi.
2) Dewan komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor perseroan berhak memasuki
bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai perseroan
dan berhak untuk memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa
dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala
tindakan yang telah dijalankan oleh direksi.
3) Direksi dan setiap anggota direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal
yang ditanyakan Dewan Komisaris.
4) Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara atau apabila karena sebab
apapun Perseroan tidak mempunyai seorang pun anggota Direksi maka untuk sementara
Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus perseroan. Dalam hal demikian Dewan
Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seseorang atau lebih
di antara anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris.
5) Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala tugas dan wewenang
yang diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam anggaran
dasar ini berlaku pula baginya.
6) Pada setiap waktu Dewan Komisaris berdasarkan suatu keputusan Rapat Dewan
Komisaris dapat memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota
Direksi dari jabatannya (jabatan mereka) apabila anggota Direksi tersebut bertindak

14
bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku, pemberhentian tersebut dengan menyebutkan alasannya.

Kode Etik
Terdapat beberapa PE yang tidak memiliki kode etik resmi yang didokumentasikan secara
tertulis bagi karyawan. Untuk karyawan yang memiliki izin wakil orang perseorangan,
perusahaan mengacu kepada kode etik WPE, sedangkan hal-hal terkait budaya dan perilaku
perusahaan lainnya mengacu kepada SOP perusahaan maupun group (holdingnya) serta
konvensi dan kebijakan perusahaan yang telah berlaku.

2.4 PERILAKU PERUSAHAAN EFEK, DIREKSI DAN KOMISARIS


SELAKU PERANTARA PEDAGANG EFEK

Bisnis Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek ditinjau dari Undang-
Undang Pasar Modal, Peraturan BAPEPAM &LK
a) Undang Undang Pasar Modal
UUPM telah memberikan landasan hukum bagi perizinan PE di pasar modal, sehingga
apabila PE melakukan hal-hal yang bertentangan dengan perizinannya, maka BAPEPAM &
LK dapat mencabut izin dari PE tersebut. Bahkan hanya BAPEPAM & LK yang berhak
mempailitkan suatu PE berdasarkan undang-undang Kepailitan. Dalam Pasal 2 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang menyatakan bahwa dalam hal Debitor adalah PE, Bursa Efek, Lembaga
Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, permohonan pernyataan
pailit hanya dapat diajukan oleh Bapepam-LK. Perilaku bagi PE juga memuat mengenai
larangan-larangan, sebagai contoh larangan bagi PE sebagaimana termuat dalam Pasal 38
UUPM yang menjelaskan bahwa PE yang bertindak sebagai PPE dilarang melakukan
transaksi atas efek yang tercatat pada Bursa Efek untuk pihak terafiliasi atau kepentingan
sendiri apabila nasabah yang tidak terafiliasi dari PE tersebut telah memberikan instruksi
untuk membeli dan atau menjual efek yang bersangkutan dan PE tersebut belum
melaksanakan instruksi tersebut.

15
Contoh larangan lainnya yaitu terkait penggunaan informasi orang dalam sebagaimana
termuat dalam Pasal 98 UUPM yang dinyatakan bahwa PE yang memiliki informasi orang
dalam mengenai emiten atau perusahaan publik dilarang melakukan transaksi efek emiten
atau perusahaan publik tersebut, kecuali apabila transaksi tersebut dilakukan bukan atas
tanggungannya sendiri, tetapi atas perintah nasabahnya; dan PE tersebut tidak memberikan
rekomendasi kepada nasabahnya mengenai efek yang bersangkutan. Terkait dengan bisnis
PE, maka perilaku yang termuat dalam UUPM tersebut menjadi ketentuan yang wajib
dijalankan sehingga apabila ditemukan adanya pelanggaran maka sanksi dapat diberikan oleh
BAPEPAM & LK, dimana hal ini akan mengganggu jalannya bisnis PE.

b) Peraturan BAPEPAM & LK dan Negara Lain


Perusahaan Efek di Indonesia harus berbentuk Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam
Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), hal ini ditegaskan
dalam angka 1 huruf a Peraturan BAPEPAM & LK Nomor V.A.1 tentang Perizinan
Perusahaan Efek yang menyatakan Pihak yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai
Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM &LK.

Perlu diketahui bahwa hampir semua negara memberikan pengaturan terkait bisnis proses
yang harus dilakukan oleh suatu PE, hal yang sama juga diatur bagi PE yang ada di
Indonesia. Beberapa pengaturan yang penting bagi bisnis proses di PE adalah terkait dengan
perlindungan nasabah, mulai dari pembukaan rekening sampai dengan proses transaksi.
Penerapan Know Your Clientbagi nasabah, manajemen benturan kepentingan, petunjuk
layanan dari PE, penetapan fee atau komisi, proses penanganan komplain nasabah termasuk
kewajiban akan pemenuhan dan kepatuhan terhadap aturan-aturan yang dibuat.

Peraturan BAPEPAM & LK sebenarnya sudah sesuai dengan best practice yang berlaku
secara international, mungkin perbedaan yang perlu dielaborasi lebih lanjut adalah mengenai
risk management karena karakteristik dari masing-masing PE setiap negara pasti berbeda
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

16
Saat ini permodalan PE yang menjalankan kegiatan sebagai PPE yang mengadministrasikan
rekening efek nasabah wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar
Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah). Sedangkan PE yang menjalankan kegiatan
sebagai PPE yang tidak mengadministrasikan rekening efek nasabah wajib memiliki modal
disetor paling sedikit sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Borderless atas kepemilikan asing di PE Indonesia sudah dibuka untuk pihak asing dimana
saham untuk PE patungan dapat dimiliki oleh badan hukum asing yang bergerak di bidang
keuangan selain sekuritas maksimal 85% (delapan puluh lima perseratus) dari modal disetor.
Sedangkan bagi saham PE patungan dapat dimiliki oleh badan hukum asing yang bergerak di
bidang sekuritas yang telah memperoleh izin atau di bawah pengawasan regulator pasar
modal di negara asalnya maksimal 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) dari modal
disetor. Dalam hal PE nasional atau patungan melakukan Penawaran Umum, maka saham
PE tersebut dapat dimiliki seluruhnya oleh Pemodal Dalam Negeri atau Pemodal Asing.

Pengaturan di negara lain harus kita sesuaikan dengan kondisi PE yang ada di Indonesia,
tidak bisa semuanya diadopsi karena mungkin adanya perbedaan kultur masyarakat dan
hukumnya.

Peranan Perusahaan Efek Dalam Struktur Pasar Modal Indonesia :


Perusahaan Efek merupakan lembaga sebagai pemeran utama dalam bursa yang mendapat
izin dari Bapepam untuk bertindak sebagai :
1. Penjaminan Emisi Efek melakukan kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran
umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban membeli sisa efek yang
tidak terjual. Jika penjamin menjual sebatas efek yang laku, disebut best effort, namun
jika penjamin membeli efek yang tidak laku, disebut full commitment.
2. Perantara Perdagangan Efek yaitu melakukan kegiatan jual-beli efek baik untuk
kepentingan sendiri mauun kepentingan pihak lain dengan tujuan memperoleh komisi.
Perantara ini dikenal dengan sebutanpialang atau broker.
3. Manajer Investasi yaitu individu atau perusahaan yang mendapat izin dari Bapepam
untuk mengelola efek dengan cara menjadi penasehat investasi bagi nasabah.

17
Tugas Perusahan Efek

 Memasyarakatkan pasar modal dan meningkatkan minat masyarakat untuk investasi di


pasar modal sebagai salah satu alternatif investasi.
 Membantu mobilisasi dana masyarakat dengan cara memperjual belikan efek di antara
pemodal ataupun dengan emiten.

Fungsi Perusahaan Efek (Sekuritas)

 Sebagai perantara mengalirnya arus dana dan informasi antara pemodal dengan
pemodal dan pemodal dengan emiten (Perusahaan go public yang tercatat di
bursa).
 Sebagai ujung tombak Bursa (pasar modal) dalam meningkatkan pergerakan dan
volume investasi.

Berikut beberapa nama-nama Perusahaan Efek di Indonesia :


1. PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk
2. PT. Bank Arthavest
3. PT Asuransi Bintang Tbk
4. PT Asuransi Jasa Tania Tbk
5. PT Asuransi Ramayana Tbk
6. PT Bank Central Asia Tbk
7. PT. Bank Bumiputera Tbk
8. PT. Buana Finance Tbk
9. PT. Bank Negara Indonesia Tbk
10. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk

Database Perusahaan Efek (Securities Companies) menyediakan informasi lengkap


mengenai pihak-pihak yang telah mendapatkan izin usaha dari sebagai Perusahaan Efek. Izin
usaha bagi Perusahaan Efek meliputi izin usaha sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE),

18
Penjamin Emisi Efek (PEE), dan Manajer Investasi (MI). Adapun data dan informasi yang
tercakup meliputi:

 Informasi umum (alamat, keanggotaan bursa, status, NPWP, no telpon/faksimili)


 Ijin yang dimiliki
 Data Kantor Cabang
 Komisaris dan Direksi
 Permodalan
 Pemegang Saham

2.5 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.42 Akuntansi


Perusahaan Efek

Transaksi Efek

50. Transaksi pembelian dari penjualan efek baik untuk nasabah maupun untuk sendiri diakui
dalam laporan keuangan. Perusahaan Efek pada saat timbulnya perikatan atas transaksi
efek.
51. Apabila Perusahaan Efek tidak dapat menyelesaikan transaksi pembelian efek, maka
transaksi tersebut dicatat sebagai gagal terima dan disajikan di neraca sebagai kewajiban.
Apabila Perusahaan Efek tidak dapat meneyelesaikan transaksi penjualan efek, maka
transaksi tersebut dicatat sebagai gagal serah dan disajikan di neraca sebagai aktiva.

Penilaian Efek

52. Portofolio efek yang dibeli untuk sendiri dinilai berdasarkan harga pasar. Keuntungan
atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga pasar
dilaporkan dalam laporan laba rugi periode berjalan.
53. Apabila efek yang diperdagangkan di bursa efek tidak likuid atau harga pasar yang
tersedia tidak dapat diandalkan, maka efek tersebut dinilai berdasarkan nilai wajar yang
ditentukan oleh manajemen. Apabila harga pasar efek yang tercatat di bursa tidak
tersedia, maka efek tersebut dinilai berdasarkan nilai terendah anatara biaya perolehan
dan nilai wajar.
19
Transaksi Pinjam-Meminjam Efek (Securities Lending and Borrowing)

54. Transaksi pinajm-meminjam efek dengan uang jaminan dipertanggungjawabkan sebagai


transaksi pembiayaan. Perusahaan Efek yang meminjam efek mengakui piutang sebesar
uang jaminan yang diserahkan dan Perusahaan Efek yang meminjamkan efek mengakui
hutang sebesar uang jaminan yang diterima.

Transaksi Jual Efek dengan Janji Beli Kembali/Beli Efek dengan Janji Jual Kembali
(Repo/Reverse Repo)

55. Transaksi jual dengan janji beli kembali (repo) dan transaksi pembelian dengan janji jual
kembali (reverse repo) merupakan transaksi pembiayaan dengan jaminan efek. Perlakuan
akuntansi untuk transaksi ini adalah sebagai berikut :

a) Efek yang dijual dengan janji beli kembali diakui sebagai kewajiban dan efek
yang diserahkan tetapdiakui sebagai persediaan portofolio efek. Selisih antara
harga jual dan harga beli kembali diakui sebagai beban bunga.
b) Efek yang dibeli dengan janji jual kembali diakui sebagai piutang dan efek yang
diterima tidak diakui sebagai persediaan portofolio efek. Selisih antara harga beli
dan harga jual kembali merupakan bunga.

Penjamin Emisi Efek

56. Pendapatan sehubungan dengan penjaminan emisi diakui pada saat aktivitas penjaminan
emisi secara substansi telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat ditentukan.
57. Biaya yang timbul sehubungan proses penjaminan emisi diakumulasi dan dibebankan
pada saat pendapatan penjaminan emisi diakui. Dalam hal kegiatan penjaminan emisi
tidak diselesaikan dan emisi efek dibatalkan, maka biaya penjaminan emisi tersebut
dibebankan pada periode berjalan.
58. Penerimaan uang pemesanan efek diakui dan disajikan tersendiri sebagai aktiva dan
kewajiban.

20
Manajer Investasi

59. Pendapatan dari jasa pengelolaan investasi nasabah dan jasa penasehat investasi diakui
pada saat jasa diberikan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak. Biaya yang terjadi
sehubungan dengan kegiatan pengelolaan investasi dan penasehat investasi dibebankan
pada saat terjadinya.
60. Dana yang diterima dalam rangka aktivitas manajer investasi sebagai pengelola investasi
nasabah (Non Reksa Dana) diakui sebagai kewajiban.
61. Pada saat perolehan, efek yang dibeli untuk investasi sendiri dicatat sebagai portofolio
efek berdasarkan biaya perolehan, dan diklasifikasikan sesuai dengan tujuan
perolehannya, sebagai berikut :

a) Efek hutang dan ekuitas untuk diperdagangkan (trading). Perdagangan dalam hal ini
mencerminkan pembelian dan penjualan yang aktif dan penjualan yang aktif dan
sering dengan tujuan memperoleh keuntungan atas perbedaan jangka pendek.
b) Efek hutang untuk dimiliki hingga jatuh tempo (hold to maturity). Efek yang
diklasifikasi dalam kategori ini terbatas pada efek hutang dengan tujuan memperoleh
pendapatan bunga dan efek hutang tersebut baru akan dicairkan pada saat jatuh
tempo. Efek hutang tidak boleh diklasifikasikan dalam kategori ini jika maksud
pemilikannya hanya untuk periode yang tidak ditentukan, apabila efek hutang
tersebut tersedia untuk dijual, untuk menghadapi :

1) Perubahan tingkat bunga pasar dan perubahan yang berhubungan dengan


risiko sejenis.
2) Kebutuhan likuiditas.
3) Perubahan dalam ketersediaan dan hasil investasi alternatif.
4) Perubahan dalam risiko mata uang asing.

c) Efek hutang dan ekuitas yang tersedia untuk dijual (available for sale). Efek hutang
yang masuk dalam kategori ini adalah efek yang dimiliki untuk waktu yang tidak
ditentukan karena, misalnya, dimaksudkan untuk suatu saat dijual guna memenuhi
kebutuhan likuiditas atau sebagai bagian dari program manajemen risiko perusahaan.

21
62. Pada tanggal neraca, portofolio efek dinilai sesuai dengan klasifikasi efek yang
bersangkutan, sebagai berikut :

a) Efek hutang dan ekuitas untuk diperdagangkan dinyatakan berdasarkan harga pasar.
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga
pasar dilaporkan dalam laba rugi periode berjalan.
b) Efek hutang untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan berdasarkan biaya
perolehan setelah dikurangi (ditambahkan) dengan amortisasi premi (diskonto).
c) Efek hutang dan ekuitas yang tersedia untuk dijual dinyatakan berdasarkan harga
pasar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan)
harga pasar tidak diakui dalam laporan laba rugi periode berjalan, melainkan
disajikan secara terpisah sebagai komponen ekuitas. Keuntungan (kerugian) yang
belum direalisasi dilaporkan dalam laporan laba rugi pada saat direalisasi.
63. Portofolio efek Unit Penyertaan Reksa Dana yang diperoleh dalam rangka pendirian
Reksa Dana dinyatakan sebesar biaya perolehan. Apabila NAB Unit Penyertaan Reksa
Dana mengalami penurunan secara signifikan dan permanen, maka perlu dilakukan
penyesuaian atas biaya perolehan tersebut. Portofolio efek Unit Penyertaan Reksa Dana
dalam rangka pengelolaan investasi sendiri dinilai sesuai dengan tujuan perolehannya
sebagaimana diuraikan pada paragraf 61 dan 62.

Penyajian Laporan Keuangan


Neraca
64. Neraca disajikan dengan menggunakan metode tidak dikelompokkan (unclassified)
sehingga aktiva dan kewajiban tidak dikelompokkan menjadi elemen lancar dan elemen
tidak lancar. Kelompok akun aktiva disajikan berdasakan urutan likuiditas, sedangkan
kelompok akun kewajiban dilaporkan berdasarkan urutan jatuh tempo.

Laporan Laba Rugi


65. Beban dalam melakukan berbagai kegiatan perusahaan efek sulit diidentifikasi sejenis
dengan jenis pendapatan yang diperoleh. Apabila tidak praktis dan ekonomis untuk
menyajikan laporan laba rugi dala bentuk multiple step, maka laporan laba rugi dapat
disajikan dalam bentuk single step.

22
66. Apabila Laporan Laba Rugi disajikan secara single step, maka pendapatan
dikelompokkan sedimikian rupa sehingga mencerminkan pendapatan dari masing-masing
kegiatan usaha Perusahaan Efek, dan beban disajikan sesuai jenisnya.

Pengungkapan
67. Selain hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sebagaimana
dijelaskan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang umum, Perusahaan Efek wajib
mengungkapkan hal-hal berikut :
a) Perlakuan akuntansi mengenai :
1) Transaksi perantara dan pedagang efek.
2) Transaksi jual efek dengan janji beli kembali, dan pembelian efek dengan janji
jual kembali.
3) Transaksi pinjam-meminjam efek dan
4) Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dnegan aktivitas perusahaan efek.
b) Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dari transaksi perantara pedagang efek,
penjamin emisi efek, dan manajer investasi.

Masa Transisi
68. Jika penerapan Pernyataan ini mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi, maka
perubahan tersebut dilaporkan secara prospektif.

Tanggal Berlaku Efektif


69. Pernyataan ini efektif berlaku untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang
mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1998.
Penerapan lebih dini sangat dianjurkan.

23
2.6 Peraturan Perusahaan Efek

Pasal 31

Perusahaan Efek dapat menjalankan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang
Efek dan atau Manajer Investasi setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

Pasal 32

1. Perusahaan Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dapat berbentuk :


a) Perusahaan Efek nasional, yang seluruh sahamnya dimiliki oleh orang perseorangan
warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia;
b) Perusahaan Efek patungan, yang sahamnya dimiliki oleh orang perseorangan warga
negara Indonesia, badan hukum Indonesia dan atau badan hukum asing yang bergerak
di bidang keuangan.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku dalam hal Perusahaan
Efek melakukan Penawaran Umum.
3. Ketentuan mengenai kepemilikan saham Perusahaan Efek oleh orang perseorangan warga
negara asing dan atau badan hukum asing ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Keuangan.

Pasal 33

1. Perusahaan Efek wajib memenuhi persyaratan permodalan sebagai berikut:


a) Modal Perusahaan Efek nasional ditetapkan sebagai berikut:
 Perusahaan Efek nasional yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin Emisi
Efek dan Perantara Pedagang Efek memiliki modal disetor sekurang-
kurangnya sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan
memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan sekurang-kurangnya sebesar
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
 Perusahaan Efek nasional yang menjalankan kegiatan sebagai Perantara
Pedagang Efek memiliki modal disetor sekurang-kurangnya sebesar
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan memiliki Modal Kerja Bersih
Disesuaikan sekurang-kurangnya sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah);

24
 Perusahaan Efek nasional yang menjalankan kegiatan sebagai Manajer
Investasi memiliki modal disetor sekurang-kurangnya sebesar
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan memiliki Modal Kerja Bersih
Disesuaikan sekurang-kurangnya sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah);
 Perusahaan Efek nasional yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin Emisi
Efek, Perantara Pedagang Efek dan Manajer Investasi memiliki modal disetor
sekurang-kurangnya sebesar Rp10.500.000.000,00 (sepuluh milyar lima ratus
juta rupiah) dan memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan sekurang-
kurangnya sebesar Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah); dan
 Perusahaan Efek nasional yang menjalankan kegiatan sebagai Perantara
Pedagang Efek dan Manajer Investasi memiliki modal disetor sekurang-
kurangnya sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) dan memiliki
Modal Kerja Bersih Disesuaikan sekurang-kurangnya sebesar
Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).
b) Modal Perusahaan Efek patungan ditetapkan sebagai berikut:
1. Perusahaan Efek patungan yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin Emisi
Efek dan Perantara Pedagang Efek memiliki modal disetor sekurang-kurangnya
sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan memiliki Modal Kerja
Bersih Disesuaikan sekurang-kurangnya sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah);
2. Perusahaan Efek patungan yang menjalankan kegiatan sebagai Perantara
Pedagang Efek memiliki modal disetor sekurang-kurangnya sebesar
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) dan memiliki Modal Kerja Bersih
Disesuaikan sekurang-kurangnya sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah);
3. Perusahaan Efek patungan yang menjalankan kegiatan sebagai Manajer Investasi
memiliki modal disetor sekurang-kurangnya sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah) dan memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan sekurang-
kurangnya sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
4. Perusahaan Efek patungan yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin Emisi
Efek, Perantara Pedagang Efek dan Manajer Investasi memiliki modal disetor

25
sekurang-kurangnya sebesar Rp11.000.000.000,00 (sebelas milyar rupiah) dan
memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan sekurang-kurangnya sebesar
Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah); dan
5. Perusahaan Efek patungan yang menjalankan kegiatan sebagai Perantara
Pedagang Efek dan Manajer Investasi memiliki modal disetor sekurang-
kurangnya sebesar Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) dan memiliki Modal
Kerja Bersih Disesuaikan sekurang-kurangnya sebesar Rp400.000.000,00 (empat
ratus juta rupiah).
2. Menteri Keuangan dapat menetapkan besarnya modal disetor yang harus dipenuhi oleh
Perusahaan Efek, yang berbeda dengan besarnya modal disetor sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1).
3. Bapepam dapat menetapkan besarnya Modal Kerja Bersih Disesuaikan yang harus
dipenuhi oleh Perusahaan Efek, yang berbeda dengan besarnya Modal Kerja Bersih
Disesuaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 34

1. Permohonan untuk memperoleh izin usaha sebagai Perusahaan Efek diajukan kepada
Bapepam disertai dengan dokumen dan keterangan sebagai berikut:
a. akta pendirian Perseroan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman;
b. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan;
c. daftar nama direktur dan tenaga ahli yang memiliki izin orang perseorangan
sebagai Wakil Perusahaan Efek dari Bapepam; dan
d. dokumen dan keterangan pendukung lain yang berhubungan dengan permohonan
izin usaha Perusahaan Efek yang ditetapkan lebih lanjut oleh Bapepam.
2. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan dengan menggunakan
formulir yang bentuk dan isinya ditetapkan oleh Bapepam.

Pasal 35

1. Perusahaan Efek dilarang untuk dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung,
oleh orang perseorangan yang:
a. pernah melakukan perbuatan tercela dan atau dihukum karena terbukti melakukan
tindak pidana di bidang keuangan; dan

26
b. tidak memiliki akhlak dan moral yang baik.

2. Direktur, komisaris, atau Wakil Perusahaan Efek wajib memenuhi persyaratan sekurang-
kurangnya sebagai berikut:
a. orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum;
b. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi direktur atau komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit;
c. tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan atau dihukum karena terbukti
melakukan tindak pidana di bidang keuangan;
d. memiliki akhlak dan moral yang baik; dan
e. memiliki keahlian di bidang Pasar modal.

Pasal 36

1. Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek wajib
sekurang-kurangnya memiliki seorang direktur dan seorang pegawai yang masing-
masing telah memperoleh izin orang perseorangan sebagai Wakil Penjamin Emisi
Efek.
2. Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek wajib
sekurang-kurangnya memiliki seorang direktur dan seorang pegawai yang masing-
masing telah memperoleh izin orang perseorangan sebagai Wakil Perantara Pedagang
Efek atau Wakil Penjamin Emisi Efek
3. Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan sebagai Manajer Investasi wajib sekurang-
kurangnya memiliki seorang direktur dan seorang pegawai yang masing-masing telah
memperoleh izin orang perseorangan sebagai Wakil Manajer Investasi.

Pasal 37

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi penyelenggaraan kegiatan Perusahaan Efek
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, ditetapkan oleh Bapepam.

27
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 SIMPULAN
Dari pembahasan diatas kami menyimpulkan bahwa:
1. Perusahaan Efek selaku Perantara Pedagang Efek merupakan pihak yang memiliki peran
penting dalam menentukan berkembang tidaknya transaksi efek di pasar modal. Terkait
dengan perannya, Perusahaan Efek dituntut untuk berperilaku sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku. Profesionalisme dan kepercayaan masyarakat
terhadap Perusahaan Efek merupakan sesuatu yang harus terus dijaga dan ditingkatkan,
sejalan dengan tugas melakukan jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau nasabahnya
yang hingga saat ini tidak saja terdiri dari investor lokal tetapi juga investor asing yang
memiliki peran besar dalam perkembangan pasar. Dengan demikian maka tidak saja
aturan berperilaku yang harus dimiliki dan dijalankan, tetapi juga Perusahaan Efek harus
memiliki orang-orang yang berkomitmen tinggi dalam menjalankan perusahaan sesuai
dengan ketentuan yang telah disepakati.
2. Peranan penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek, serta manajer investasi dalam
kegiatan perusahaan efek sangat memegang peranan penting dalam pasar modal. Hal ini
disebabkan karena masing-masing memiliki peran yang tidak dapat dipisahkan atau
bahkan tidak dapat digantingan oleh peran kegiatan lainnya.

3.2 SARAN
Untuk meminimalkan penyalahgunaan kewenangan oleh direksi dan dewan komisaris perlu
pengaturan secara khusus terkait perilaku direksi dan dewan komisaris dalam
menyelenggarakan operasional dan pengawasan terhadap perusahaan efek.
Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan struktur perusahaan yang tepat dan
pengendalian internal yang sesuai dengan kegiatan usahanya sehingga dapat melindungi
nasabah nya termasuk dalam pengendalian risiko misalnya.
a) Semua karyawan harus memahami pentingnya pengelolaan risiko
b) Kompetensi karyawan yang tinggi untuk pengelolaan risiko

28
DAFTAR PUSTAKA

Husnan, Suad. 2002. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : AMP
YKPN.
Jogiyanto, H.M. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Cetakan pertama. Yogyakarta :
BPFE.
Ikatan Akuntan Indonesia. 1998. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.42. Salemba
Empat.

29

Anda mungkin juga menyukai