Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI PERKEBUNAN DAN

AKUNTANSI KEHUTANAN

ASFADINA TRIJUNITA
C1C015090
Akuntansi Agrikultur
1. Pengertian dan gambaran umum tentang aset biologis
Akuntansi perkebunan merupakan salah satu bidang akuntansi yang
membutuhan perlakuan khusus dan berbeda dari bidang akuntansi yang
lainnya. Yang dimaksud dengan perkebunan adalah kegiatan usaha
pengelolaan atau pengembangbiakan tanaman keras seperti kelapa, kelapa
sawit, karet, mahoni, teh, coklat, kopi dan lain sebagainya yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil beberapa tahun (periode) kedepan sesuai dengan
umur biologis dan umur produksi masing-masing tanaman.
2. Klasifikasi aset biologis
Transformasi biologis (biological tranformation) terdiri dari proses
pertumbuhan, degnerasi, produksi, dan prokreasi yang mengakibatkan
perubahan kualitatif atau kuantitatif aset biologis.
Tanaman produktif (bearer plant) adalah tanaman hidup yang
 Digunakan dalam produksi atau penyediaan produk agrikultur
 Diharapkan untuk menghasilkan produk untuk jangka waktu lebih satu
periode
 Memiliki kemungkinan yang sangat jarang untuk dijual sabagai produk
agrikultur kecuali untuk penjualan sisa yang insidental
IAS 41
IAS 41 mengatur mengenai perlakuan akuntansi, penyajian,dana pengungkapan laporan
keuangan terkait dengan aset biologis dan produk hasil pertanian pada saat masa panen
sejauh ada kaitannya dengan kegiatan petanian. Menurut IAS 41 (2008:10) terkait
dengan pengakuan awal atas aset biologis adalah
Suatu entitas harus mengakui aset biologis atau pertanian produksi hanya
ketika entitas mengendalikan aset sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, besar
kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas, dan nilai wajar
atau biaya aset dapat di ukur andal

PSAK 69
ED PSAK 69: agrikultur memberikan pengaturan akuntansi yang meliputi pengakuan,
pengukuran, serta pengungkapan aktivitas agrikultur. ED PSAK 69 juga memberikan
panduan defenisi bebrapa istilah yang digunakan dalam pernyataan ini .
Secara umum ED PSAK 69 mengatur bahwa aset biologis atau produk
agrikultur diakui saat memenuhi beberapa kriteria yang sama dengan kriteria
pengakuan aset. Aset tersebut di ukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap hari
periode pelaporan keuangan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk di jual. Keuntungan
atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset di akui dalam laba rugi
periode terjadinya. Pengecualian di berikan apabila nilai wajar secara jelas tidak dapat
di ukur secara andal.
 Pengakuan Dan Pengukuran
Entitas mengakui aset biologis atau produk agrikultur ketika, dan hanya ketika:
 entitas mengendalikan aset biologis sebagai akibat dari peristiwa masa lalu;
 besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan aset
biologis tersebut akan mengalir ke entitas; dan
 nilai wajar atau biaya perolehan aset biologis dapat diukur secara andal.
 Keuntungan Dan Kerugian
Keuntungan atau kerugian yang timbul pada saat pengakuan awal aset
biologis pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan dari perubahan
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset biologis dimasukkan dalam laba
rugi pada periode dimana keuntungan atau kerugian tersebut terjadi.
Kerugian mungkin timbul pada saat pengakuan awal aset biologis,
karena biaya untuk menjual dikurangkan dalam menentukan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual aset biologis. Keuntungan mungkin timbul pada
saat pengakuan awal aset biologis, seperti ketika anak sapi lahir
 Ketidak mampuan Untuk Mengukur Nilai Wajar Secara Handal
Terdapat asumsi bahwa nilai wajar aset biologis dapat diukur secara andal.
Namun, asumsi tersebut dapat dibantah hanya pada saat pengakuan awal aset biologis
yang harga kuotasi pasarnya tidak tersedia dan yang alternatif pengukuran nilai
wajarnya secara jelas tidak dapat diandalkan. Dalam kasus tersebut, aset biologis
tersebut diukur pada biaya perolehannya dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi kerugian penurunan nilai. Ketika nilai wajar aset biologis tersebut dapat
diukur secara andal, entitas mengukur aset biologis tersebut pada nilai wajarnya
dikurangi biaya untuk menjual. Ketika aset biologis tidak lancar memenuhi kriteria
untuk diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok
lepasan yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58:
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, maka
diasumsikan bahwa nilai wajar dapat diukur secara andal.
 Hibah Pemerintah
Hibah pemerintah tanpa syarat yang terkait dengan aset biologis yang diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual diakui dalam laba rugi ketika, dan
hanya ketika, hibah pemerintah tersebut menjadi piutang.
Jika hibah pemerintah yang terkait dengan aset biologis yang diukur pada
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual adalah bersyarat, termasuk ketika hibah
pemerintah mensyaratkan entitas untuk tidak terlibat dalam aktivitas agrikultur tertentu,
maka entitas mengakui hibah pemerintah dalam laba rugi ketika, dan hanya ketika,
kondisi yang melekat pada hibah pemerintah tersebut telah terpenuhi.
AKUNTANSI KEHUTANAN

Pernyataan Keuangan Akuntansi Standar Keuangan No 32 Akuntansi


untuk PerusahaanKehutanan
Pernyataan keuangan Akuntansi Standar Keuangan ( PSAK) No 32, Akuntansi
pada tanggal 24 Agustus 1994 dan telah disahkan oleh Komite Eksekutif dari
ikatan akuntan Indonesia pada tanggal 7 September 1994. Kepatuhan dengan
kebijakan yang terkandung dalam pernyataan ini tidak wajib dalam hal barang
material.Ruang lingkup penerapan Akuntansi Kehutanan disusun dan
diberlakukan bagi perusahaan yang menjalankan satu atau lebih kegiatan
pengusahaa hutan.
Karateristik Perusahaan Pengusaha Hutan
Proses produksi hasil hutan untuk mendapatkan kayu bulat memerlikan waktu
yang panjang, dimulai dari penanaman, pemeliharaan dan pemungutan ,
bergantung pada riap (Growth) tegakan hutan yang akan ditentukan oleh rotasi
atau daur tanaman. Untuk hutan alam dengan silvikultur Tebang Pilih Tanam
Indonesia (TPTI) diperlukan rotasi tebang 35 tahun. Sedangkan untuk hutan
tanaman, daur ditetapkan sesuai dengan kelas perusahaan atau jenis tanaman
yang diusahakan untuk fast growing species, daur ekonomis paling cepat 8
tahun.
Laporan Keuangan Perusahaan Kehutanan

Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akuntansi selama tahun buku yang
bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data
atau aktivitas perusahan tersebut. Laporan keuangan juga merupaka suatau penyajian
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Tujuan Laporan keuangan yaitu:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-
sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
sumber ekonomi neto ( sumber dikurangi kewajiban ) suatu perusahaan yang
timbul dari aktivitas perusahaan dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
didalam mengestimasi potensi perusahan dan menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi pentinglainnya mengenai perubahan dalam sumber-
sumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas
pembelanjaan dan penanaman.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan seperti
informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi :
a. Neraca
b. Laporan Laba Rugi
c. Catatan atas Laporan Keuangan

Bentuk Laporan Laba Rugi


 Single Step
Dalam bentuk single step semua pendapatan dan keuntungan yang termasuk unsur
operasi ditempatkan pada bagian awal laporan laba rugi. Di ikuti dengan seluruh beban
dan kerugian yang termasuk kategori operasi selisih antara total pendapatan dan
keuntungan dan total beban dan kerugian menghasilkan laba operasi.

 Multiple Step
Laporan ini memisahkan transaksi operasi dari transaksi non operasi, juga
membandingkan biaya dan beban dengan pendapatn yang berhubugan. Pengungkapan
laba operasional akan memperlihatkan perbedaan antara aktivitas biasa dengan aktivitas
yang tidak biasa atau insidentil.
Pendapatan dan Beban
 Pendapatan
Pendapatan operasional meliputi pendapatan dari penjualan hasil hutan, baik berupa
kayu olahan, hasil tebangan maupun hasil hutan lainnya. Pendapatan harus diakui
dengan menggunakan dasar akrual.
 Beban
Beban harus diakui dengan dasar akrual. Harga pokok produksi kayu tebangan dan
hasil hutan lainnya meliputi beban yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan-
kegiatan seperti : perencanaan, penanaman, pemeliharaan dan pembinaan hutan,
pengendalian kebakaran dan pengamanan hutan, pemungutan hasil hutan, pemenuhan
kewajiban terhadap Negara, pemenuhan kewajiban lingkungan dan sosial, serta
pembangunan sarana dan prasarana.
ASET
 Persediaan
Hasil hutan yang berada di TPN dan lokasi pengumpulan/ penimbunan hasil hutan
harus dibukukan sebagai persediaan.
 Hutan Tanaman Industri (HTI) dalam Pengembangan
Perusahaan pengusahaan hutan yang melaksanakan beberapa kegiatan pengusahaan
hutan termasuk HTI, harus menyajikan biaya yang ditangguhkan dalam pelaksanaan
pembangunan HTI terpisah dari biaya ditangguhkan lainnya dalam akun tersendiri
yaitu “HTI dalam pengembangan”. Akun ini disajikan di neraca setelah Aset Lanncar
dan sebelum Aset Tetap. Pada hutan Tanaman Industri, biaya bunga pinjaman yang
terjadi di kapitalisasi selama masa satu daur sebagai “HTI dalam Pengembangan” dan
diamortisasi selama masa konsesi sebagai biaya produksi.
 Biaya Ditangguhkan
Biaya yang timbul sehubungan dengan kegiatan perusahaan pengusahaan hutan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi., seperti biaya perolehan
HPH termasuk IHPH, biaya penyusunan RKPH dan RKL dan biaya yang berhubungan
dengan pelestarian lingkungan, dibukukan sebagai biaya yang ditangguhkan, dan
amortisasi sesuai dengan taksiran masa manfaatnya. Biaya Ditangguhkan harus
disajikan tersendiri dineraca.
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
 Pembangunan HTI
Dana yang diterima untuk proyek HTI diperlakukan sebagai berikut :
 Dana yang diterima perusahaan sebagai pernyataan modal disajikan sebagai bagian
ekuitas.
 Dana yang diterima oleh perusahaan selain untuk penyertaan modal disajikan
sebagai bagian kewajiban.
 Kewajiban Pengusahaan Hutan
Taksiran sisa kewajiban sehubugan dengan kewajiban penanaman kembali, TPTI,
penanaman tanah kosong, penanaman kiri kanan jalan utama, bina desa hutan,
landscaping, dan upaya konservasi lainnya yang belum dilaksanakan sampai dengan
tanggal pelaporan, harus dibukukan sebagai kewajiban, dan disajikan sebagai
kewajiban lain-lain
 Masa Transisi
Perlakuan akuntansi yang diatur dalam pernyataan ini diberlakukan secara prospestik.
Apabila pada saat pertama kali menerapkan pernyataan ini perlu diperlakukan
penyesuaian terhadap kewajiban pengusahan hutan, maka biaya yang timbul dapat
ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa umur HPH.
 Tanggal Efektif
Pernyataan ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang
mencangkup periode lapoan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 199,
penerapan lebih dini dianjurkan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai