Anda di halaman 1dari 13

PAJAK

BENDAHARAWAN

KELOMPOK 1
Frisca Tri Nofiyanti (119040162)
Rizky Revaliani Priyatna(119040219)
Nurhidayah Mazlatin (119040166)
PAJAK BENDAHARAWAN

Pajak bendaharawan merupakan pemungutan PPh Pasal


22 ketika seseorang atau badan usaha melakukan
penjualan barang ke instansi pemerintah dimana
mekanisme pembayarannya dipungut oleh bendahara.
PEMUNGUT PPH 22 BENDAHARAWAN
Pada prinsipnya, PPh Pasal 22 adalah pemungutan atas penghasilan yang
dibayarkan sehubungan dengan adanya pembelian barang tertentu.
Pemungut jenis pajak ini diantaranya :
1. Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang
merupakan pemungut pajak pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
lembaga atau instansi lainnya berkenaan dengan pembayaran atas
pemberian sebuah barang.
2.Bendahara pengeluaran yang bertanggung jawab atas pembelian barang
dengan mekanisme uang persediaan (UP).
3.Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi wewenang oleh
KPA berkenaan pembelian barang pada pihak ketiga yang dibayar secara
langsung (LS).
OBJEK PPh 22 BENDAHARAWAN
Berdasarkan Undang-undang No 36 Tahun 2008, Objek PPh Pasal
22 adalah barang yang dianggap menguntungkan bagi penjual
maupun pembeli.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Keuangan No 34 Tahun 2017
objek PPh 22 ini berupa impor atau ekspor barang komoditas
tambang seperti batu bara, mineral logam, atau mineral non logam
yang dilakukan oleh eksportir. 
TARIF PPh 22 Bendaharawan
Tidak berbeda jauh dengan pemungutan jenis pajak dan retribusi
lainnya, Pajak penghasilan Pasal 22 ini dipungut pada saat pelaksanaan
pembayaran oleh bendaharawan atas penyerahan barang rekanan dari
APBN maupun APBD dengan tarif sebesar 1.5% dari harga atau nilai
pembelian barang.
Jika wajib pajak penerima penghasilan atau rekanan tidak memiliki
NPWP maka tarifnya akan lebih tinggi yaitu menjadi 3%. 
TARIF PPh 22 Bendaharawan
1. IMPOR 2. Pembelian barang DJPb, 3. Penjualan produk yang
ditentukan atas dasar Keputusan
Bendahara Pemerintah,
Direktur Jenderal Pajak
BUMN/BUMD

• Memakai Angka Pengenal =1,5% x harga pembelian Semen = 0.25% x Dasar Pengenaan Pajak
Importir (API) = 2,5% x nilai (tak termasuk PPN & tidak PPN (tidak final)
impor. Kertas = 0.1% x Dasar Pengenaan Pajak
final).
• Non-API = 7,5% x nilai
PPN (tidak final)
impor;
• Tidak dikuasai = 7,5% x Otomotif = 0.45% x Dasar Pengenaan
harga jual lelang. Pajak PPN (tidak final)
Baja = 0.3% x Dasar Pengenaan Pajak PPN
(tidak final)
TARIF PPh 22 Bendaharawan
4. Penjualan produk atau pemberian produk oleh produsen atau importir
bahan bakar minyak, pelumas, serta gas. Pemungutan PPh Pasal 22 kepada
agen/penyalur, sifatnya final. Di luar agen/penyalur, sifatnya tidak final.
5. Pembelian bahan yang diperlukan industri atau ekspor dari pedagang, maka
ditentukan 0,25 % x harga beli (tak termasuk PPN).
6. Impor kedelai, tepung terigu serta gandum oleh importir yang memakai API
= 0,5% x nilai impor.
7. Penjualan barang mewah (5% harga jual tidak termasuk PPN dan PPnBM).
8. Bagi yang tidak mempunyai Nomor Pajak Wajib Pajak (NPWP) akan
dilakukan pemotongan 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 22 yang
tercantum.
Pengecualian Pemungutan PPh 22 Bendaharawan
Berikut pengecualian pemungutan PPh Pasal 22:
1. Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan tidak terutang PPh, dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas
(SKB).
2. Impor barang yang dibebaskan dari Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nilai
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai.
3. Impor sementara jika waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali,
dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai.
4. Pembayaran atas pembelian barang oleh pemerintah atau yang lainnya yang jumlahnya
paling banyak Rp2 juta dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.
5. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum, dan benda-
benda pos.
Pengecualian Pemungutan PPh 22 Bendaharawan
6. Emas batangan yang akan di proses untuk menghasilkan barang perhiasan
dari emas untuk tujuan ekspor, dinyatakan dengan SKB.
7. Pembayaran/pencairan dana Jaring Pengaman Sosial oleh Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara.
8. Impor kembali (re-impor) dalam kualitas yang sama atau barang-barang
yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujian
yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai.
9. Pembayaran untuk pembelian gabah dan atau beras oleh Bulog.
10. Pembelian barang dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
11. Pembelian barang dengan nilai maksimal pembelian Rp2 juta dengan
tidak dipecah-pecah dalam beberapa faktur.
Cara Pembayaran PPh 22 Bendaharawan
Langkah-langkah untuk melakukan pembayaran PPh 22 Bendaharawan adalah:
1. PPh 22 dipungut oleh KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) atau Bendahara pada setiap
pelaksanaan pembayaran wajib pajak
2. Bendahara harus melakukan penyetoran PPh 22 pada hari yang sama dengan dilakukannya pembayaran
atas penyerahan barang dari anggaran belanja negara
3. Penyetoran dilakukan ke kantor Pos dengan menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) yang telah diisi
atas nama rekanan serta telah ditandatangani oleh Bendahara. Begitupun dengan pemungutan PPh Pasal
22 yang dilakukan oleh KPPN, SSP harus diisi atas nama rekanan dan ditandatangani oleh petugas
KPPN
4. Jika rekanan belum memiliki NPWP maka kolom NPWP pada SSP bisa diisi dengan angka nol.
Sedangkan untuk tiga angka di kolom kode Kantor Pelayanan Pajak Pratama, diisi dengan kode KKP
Pratama dimana tempat bendahara terdaftar. 
Contoh Perhitungan PPh 22 Bendaharawan

PT Sumber mendapat pesanan mukena dari Departemen Agama


(Depag) yang akan disumbangkan pada masyarakat sebesar Rp.
440.000.000 (termasuk PPN). Atas pembelian tersebut, bendaharawan
Depag memotong PPN dan PPh pasal 22 sebesar?
Jawab:
• PPN = (10/110) x Rp. 440.000.000 = Rp 400.000.000
• PPh pasal 22 = 1,5 % x Rp 400.000.000 = Rp 6.000.000
Jurnal penjualan dilakukan PT Sumber 
Piutang Dagang                    Rp 394. 000.000
PPh 22                                     Rp 6.000.000
        PPN Dibayar Dimuka                         Rp 40.000.000
        Penjualan                                              Rp 400.000.000
        PPN keluaran                                       Rp 40.000.000

Jurnal pelunasan piutang dagang


Kas/bank                                 Rp 394.000.000
        Piutang dagang                                       Rp 394.000.000
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai