BENDAHARAWAN
KELOMPOK 1
Frisca Tri Nofiyanti (119040162)
Rizky Revaliani Priyatna(119040219)
Nurhidayah Mazlatin (119040166)
PAJAK BENDAHARAWAN
• Memakai Angka Pengenal =1,5% x harga pembelian Semen = 0.25% x Dasar Pengenaan Pajak
Importir (API) = 2,5% x nilai (tak termasuk PPN & tidak PPN (tidak final)
impor. Kertas = 0.1% x Dasar Pengenaan Pajak
final).
• Non-API = 7,5% x nilai
PPN (tidak final)
impor;
• Tidak dikuasai = 7,5% x Otomotif = 0.45% x Dasar Pengenaan
harga jual lelang. Pajak PPN (tidak final)
Baja = 0.3% x Dasar Pengenaan Pajak PPN
(tidak final)
TARIF PPh 22 Bendaharawan
4. Penjualan produk atau pemberian produk oleh produsen atau importir
bahan bakar minyak, pelumas, serta gas. Pemungutan PPh Pasal 22 kepada
agen/penyalur, sifatnya final. Di luar agen/penyalur, sifatnya tidak final.
5. Pembelian bahan yang diperlukan industri atau ekspor dari pedagang, maka
ditentukan 0,25 % x harga beli (tak termasuk PPN).
6. Impor kedelai, tepung terigu serta gandum oleh importir yang memakai API
= 0,5% x nilai impor.
7. Penjualan barang mewah (5% harga jual tidak termasuk PPN dan PPnBM).
8. Bagi yang tidak mempunyai Nomor Pajak Wajib Pajak (NPWP) akan
dilakukan pemotongan 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 22 yang
tercantum.
Pengecualian Pemungutan PPh 22 Bendaharawan
Berikut pengecualian pemungutan PPh Pasal 22:
1. Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan tidak terutang PPh, dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas
(SKB).
2. Impor barang yang dibebaskan dari Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nilai
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai.
3. Impor sementara jika waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali,
dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai.
4. Pembayaran atas pembelian barang oleh pemerintah atau yang lainnya yang jumlahnya
paling banyak Rp2 juta dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.
5. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum, dan benda-
benda pos.
Pengecualian Pemungutan PPh 22 Bendaharawan
6. Emas batangan yang akan di proses untuk menghasilkan barang perhiasan
dari emas untuk tujuan ekspor, dinyatakan dengan SKB.
7. Pembayaran/pencairan dana Jaring Pengaman Sosial oleh Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara.
8. Impor kembali (re-impor) dalam kualitas yang sama atau barang-barang
yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujian
yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai.
9. Pembayaran untuk pembelian gabah dan atau beras oleh Bulog.
10. Pembelian barang dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
11. Pembelian barang dengan nilai maksimal pembelian Rp2 juta dengan
tidak dipecah-pecah dalam beberapa faktur.
Cara Pembayaran PPh 22 Bendaharawan
Langkah-langkah untuk melakukan pembayaran PPh 22 Bendaharawan adalah:
1. PPh 22 dipungut oleh KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) atau Bendahara pada setiap
pelaksanaan pembayaran wajib pajak
2. Bendahara harus melakukan penyetoran PPh 22 pada hari yang sama dengan dilakukannya pembayaran
atas penyerahan barang dari anggaran belanja negara
3. Penyetoran dilakukan ke kantor Pos dengan menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) yang telah diisi
atas nama rekanan serta telah ditandatangani oleh Bendahara. Begitupun dengan pemungutan PPh Pasal
22 yang dilakukan oleh KPPN, SSP harus diisi atas nama rekanan dan ditandatangani oleh petugas
KPPN
4. Jika rekanan belum memiliki NPWP maka kolom NPWP pada SSP bisa diisi dengan angka nol.
Sedangkan untuk tiga angka di kolom kode Kantor Pelayanan Pajak Pratama, diisi dengan kode KKP
Pratama dimana tempat bendahara terdaftar.
Contoh Perhitungan PPh 22 Bendaharawan