Anda di halaman 1dari 12

Beban PPh dan BPHTB atas

Transaksi Jual Beli Tanah & Bangunan


Kelompok 1
Frisca Tri Nofiyanti (119040162)
Nurhidayah Mazlatin(119040166)
Rizky Revaliani Priyatna(119040219)
Definisi Pajak Penjualan Tanah

Berdasarkan harfiahnya, pajak jual beli tanah adalah pungutan yang


harus dibayarkan penjual maupun pembeli berkaitan dengan tanah
yang menjadi objek atau transaksi jual beli tersebut. Pajak yang
dikenakan kepada penjual disebut Pajak Penghasilan (PPh),
sedangkan pajak yang dibayar pembeli disebut Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTP).

02
Objek, Subjek dan Tarif
Berdasarkan pasal 85 UU No.28/2009, Objek Pajak Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan adalah Perolehan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan. Perolehan tersebut salah satunya adalah
penunjukkan pembeli dalam lelang. Subjek dan Wajib Pajak Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah orang pribadi atau
Badan yang memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.
Berkenaan dengan hal tersebut maka Pembeli tanah atau tanah dan bangunan baik
pribadi atau Badan yang ditunjuk dalam lelang wajib membayar BPHTB. Tarif Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan dengan Peraturan
Daerah. Namun sesuai dengan pasal 88 UU No.28/2009, Tarif Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan paling tinggi sebesar
5% (lima persen).
Besaran pokok Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang terutang
dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP)
setelah dikurangi Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP).
NPOPTKP merupakan nilai pengurang NPOP sebelum dikenakan tarif BPHTB.
Besaran NPOPTKP ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Namun sesuai pasal 87
ayat 4 UU No.28/2009, Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak
ditetapkan paling rendah sebesar Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) untuk
setiap Wajib Pajak.

03
Dasar Hukum PPh atas Penjualan
Tanah
Make A Plan Make A Plan
Dasar hukum pajak penjualan tanah yang dikenakan kepada penjual, yakni
PPh.  Pajak Penghasilan (PPh) atas penghasilan dari pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 34 Tahun 2016 tanggal 8 Agustus 2016. Adapun berdasarkan aturan ini,
besarnya PPh yang dikenakan adalah sebesar 2,5% dari total (bruto) nilai
pengalihan hak atas tanah yang ditransaksikan. 

03
PPh harus dibayarkan oleh pihak penjual sebelum
memperoleh AJB (Akta Jual Beli). Bila transaksi dipaksakan
berjalan tanpa pembayaran PPh yang menimbulkan tidak
adanya AJB, maka akan menimbulkan sengketa atas tanah
di masa mendatang sekalipun ada kwitansi jual beli tanah
tersebut. Tanpa ada pembayaran PPh, maka penjual
dianggap melanggar aturan sehingga Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT) dapat menolak membuat akta jual beli.
Dasar Hukum BPHTB
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB
adalah pungutan atas perolehan hak tanah dan
bangunan. Perolehan hak atas tanah ini bisa juga
disebut sebagai perbuatan atau peristiwa hukum yang
akhirnya diperoleh hak atas bangunan oleh orang
pribadi maupun badan.

05
Dasar hukum pajak jual beli BPHTB dikenakan untuk
tanah untuk BPHTB, diatur semua transaksi properti,
dalam ketentuan peraturan yang dibeli dari perorangan
perundang-undangan di maupun developer dan
Indonesia yaitu UU No. 20 besarnya 5% dari nilai
Tahun 2000 tentang transaksi setelah dikurangi
Perubahan Atas UU No. 21 NJOPTKP (Nilai Jual Objek
Tahun 1997 tentang Bea Pajak Tidak Kena Pajak).
Perolehan Hak Atas Tanah dan NJOPTKP sendiri berbeda
Bangunan. besarannya di setiap daerah.

06
Dalam prosesnya, pemerintah pusat memiliki fungsi
untuk memungut BPHTB. Namun sejak dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD), maka sejak
Januari 2011 BPHTB sudah dialihkan agar menjadi pajak
daerah yang langsung dipungut oleh pemerintah kota
atau kabupaten.

07
Cara Menghitung PPh
Misalnya dalam sebuah transaksi jual beli tanah,
kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan
transaksi tanah senilai Rp400.000.000,
Answer Answer Answer
maka berdasarkan peraturan yang ditetapkan,
besarnya PPh adalah:
= 2.5% x Rp400.000.000
= Rp10.000.000,00. Answer
Answer Answer

08
Cara Menghitung BPHTB
Misalnya, ada sebidang tanah yang sedang ditransaksikan memiliki NPOP
sebesar Rp150.000.000 NPOPTKP sebesar Rp80.000.000. Dengan demikian,
maka pajak penjualan tanah BPHTB menjadi seperti berikut ini:

NJOP Kena Pajak = NPOP – NPOPTKP


= Rp150.000.000,00 – Rp80.000.000,00
= Rp70.000.000,00
BPHTB Terutang
= 5% x Rp70.000.000,00
= Rp3.500.000,00

09
Thank You

Anda mungkin juga menyukai