Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NUPIANA

NIMA : A1C016118

KELAS : C/AKUNTANSI

MATKUL : TEORI AKUNTANSI

TEORI AKUNTANSI

TUGAS SESI 9: POSITIVE ACCOUNTING THEORY

1. Jelaskan esensi dari Teori Akuntansi Positif ! Sebutkan dan jelaskan hipotesis dalam
Positive Accounting Theory (PAT) !
Jawab :
Teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena empiris yang diambil dari berbagai
riset dan pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten, prediktif dan
objektif. Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan seperangkat prinsip
yang logis, saling terkait yang membentuk kerangka umum dan dapat dipakai sebagai
acuan untuk menilai dan mengembangkan praktik akuntansi. Teori akuntansi
berupaya menjelaskan sebuah proses yang menggunakan kemampuan, pemahaman
dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebujakan akuntansi yang paling sesuai
untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi pada
prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan
dan memprediksi praktik-praktik akuntansi. Teori akuntansi positif berkembang
seiring kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik akuntansi yang
ada dalam masyarakat. Pendekatan positif ini berusaha untuk menentukan suatu teori
yang menjelaskan fenomena yang diamati. Teori positif berkembang karena ketidak
puasan terhadap teori normatif : (1) ketidakmampuan normatif untuk menguji secara
empiris. (2) normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara
individu daripada kemakmuran secara luas. (3) normatif tidak mendorong atau
memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar
modal.
Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh Watt dan
Zimmerman (1986) menitikberatkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan
munculnya hipotesis pasar efisien dan teori agensi. Hipotesis dalam Positive
Accounting Theory (PAT) yang digunakan oleh Watt dan Zimmerman ada 3 yaitu:
1. Hipotesis perencanaan bonus
Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, manajer dengan
rencana bonus akan lebih memilih prosedur akuntansi yang dapat menggeser laba
yang dilaporkan untuk periode yang akan datang ke priode sekarang.
2. Hipotesis perjanjian hutang
Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, perusahaan yang
berada dalam kondisi rawan melakukan pelanggaran perjanjian hutang, maka
manajer perusahaan akan lebih memilih prosedur akuntansi yang dapat menggeser
laba yang dilaporkan untuk periode yang akan datang ke priode sekarang.
3. Hipotesis biaya politik
Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama,semakin besar biaya
politik yang dihadapi oleh perusahaan, maka manajer perusahaan akan lebih
memilih prosedur akuntansi yang dapat menggunakan laba yang dilaporkan dari
priode sekarang ke priode yang akan datang.
2. Apa yang Anda pahami tentang skema insentif dalam Bonus Plan Hypothesis ?
Jawab :
Dalam keadaan tetap manajer dapat merubah prosedur akuntansi perusahaan. Demi
mencapai rencana bonusnya, salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan
memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba, yang dilaporkan pada periode
tersebut pada suatu perusahaan. Agar suatu tujuan dapat tercapai oleh suatu
perusahaan. Perusahaan memberikan bonus kepada para karyawan sebagi motivasi
agar mendorong dalam diri mereka agar timbul semangat yang besar untuk
meningkatkan kinerjanya dalam suatu perusahaan sehingga untuk meningkatkan laba,
manajer lebih memilih metode akuntansi yang dapat menggeser laba dari periode
yang akan datang ke priode sekarang.
3. Apakah yang dimaksud dengan hubungan keagenan (agency relationship) dan biaya
keagenan (agency cost) ? Bagaimana cara mengurangi agency cost ?
Jawab :
Menurut Jensen dan Meckling (1976) hubungan keagenan (agency relationship)
merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang
lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberikan
wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi para prinsipal. Jika
kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan
nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan
kepentingan principal. Sedangkan biaya keagenan (agency cost) Menurut Jensen dan
Meckling (1976) mendefinisikan biaya keagenan sebagai jumlah dari biaya yang
dikeluarkan prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen.
Hampir mustahil bagi perusahaan untuk memiliki zero agency cost dalam rangka
menjamin manajer akan mengambil keputusan yang optimal dari pandangan
shareholder karena adanya perbedaan kepentingan yang besar diantara mereka.
Menurut teori keagenan, konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan
mensejajarkan kepentingan antara prinsipal dan agen. Kehadiran kepemilikan saham
oleh manajerial (insider ownership) dapat digunakan untuk mengurangi agency cost
yang berpotensi timbul, karena dengan memiliki saham perusahaan diharapkan
manajer merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya. Proses
ini dinamakan dengan bonding mechanism, yaitu proses untuk menyamakan
kepentingan manajemen melalui program mengikat manajemen dalam modal
perusahaan.
4. Jelaskan tentang Political Cost Hypothesis dalam PAT ! Mengapa akuntansi penting
dalam proses politik ?
Jawab :
Hipotesis dalam Positive Accounting Theory (PAT) yang digunakan oleh Watt dan
Zimmerman (1986) salah satunya adalah Political Cost Hypothesis yaitu perusahaan
cendrung untuk menurunkan laba sekarang dengan menggeser ke laba-laba periode
besok. Motivasi perusahaan melakukan ini misaknya untuk menghindari tekanan
politik seperti tuduhan monopoli dengan menunjukkan laba perusahaan tidak
berlebihan seperti yang dicurigai. Melobi ke konggres untuk melindungi industri dari
barang impor yang menyebabkan keuntungan industri merosot, menghindari tuntutan
serikat kerja dengan menunjukkan bahwa laba perusahaan menurun dan lain
sebagainya. Perusahaan dapat menurunkan laba dengan merubah metode atau
prosedur akuntansi.
Pada mulanya akuntansi dippandang sebagai subjek non politik. Pada saat penetapan
standar akuntansi dianggap mempengaruhi perilaku ekonomi. Dengan demikian
anuntansi dapat mempengaruhi perilaku manusia dan proses yang disebuut proses
akuntansi (Solomons 1978). Horngren (1973) menyatakan bahwa penetapan standar
akuntansi merupakan produk politik baik secara logika maupun secara empiris.
Pendapat May dan Sundem (1976) adalah dalam praktek maupun teori, pengaruh kuat
laporan akuntansi pada kesejahteraan sosial perlu dicatat, sebab proses seleksi
alternatif akuntansi merupakan proses politik atau dengan kata lain FASB harus
mempertimbangkan aspek politik secara eksplisit misal kesejahteraan sosial seperti
keputusan teori akuntansi dan riset akuntansi. Proses penyusunan standar sebagai
proses politik karena ada upaya mendidik dalam memprediksi standar baru.
Disamping itu dalam penyusunan standar ada tanggungjawab FASB kkepada setiap
orang. Pembentukan standar sebagai proses politik mempengaruhi pemerintah, sektor
publik, dan sektor privat. Proses politik dalam pembentukan suatu standar berakibat
pada konsekuensi ekonomi yang mempunyai dampak yang sama besar atau dengan
kata lain jika intervensi politik besar maka konsekuensi ekonomi besar sehingga
mengakibatkan banyak pihak yang dilukai tetapi jika netral maka pihak yang dilukai
juga sedikit misalnya cara yang dilakukan adalah public hearing sebelum suatu
standar ditetapkan. Itulah mengapa akuntansi penting dalam proses politik.
5. Jelaskan tentang perspektif efisiensi dan perspektif oportunistik dalam PAT !
Mengapa salah satu perspektif dipertimbangkan sebagai ex post dan yang lainnya ex
ante ? jelaskan !
Jawab :
Dalam perspektif efisiensi, peneliti menjelaskan bagaimana mekanisme kontrak untuk
meminimalkan biaya agen perusahaan, yaitu biaya yang berkaitan dengan penetapan
pengambilan keputusan otoritas kepada agen. Perspektif efisiensi sering disebut
sebagai perspektif ex ante. Ex-ante berarti sebelum fakta karena menganggap
mekanisme apa yang diberlakukan di depan. Dengan tujuan meminimalkan masa
depan dan biaya kontraktor. Sedangkan perspektif oportunistik atas manajemen laba
memiliki sudut pandang bahwa manajer menggunakan asimetri informasi antara pihak
eksternal dan pihak internal perusahaan untuk memaksimisasi utilitas mereka terkait
dengan kontrak kompensasi, kontrak hutang dan regulasi. Dua sisi manajemen laba,
yakni perspektif efisiensi dan perspektif oportunistik terjadi dalam banyak perushaan.
Usaha untuk menekan perilaku manajemen laba tentunya kemudian sedikit banyak
harus memperhatikan dampak yang munculatas perilaku tersebut, apakah dilakukan
dalam kepentingan pribadi manajer atau untuk kepentingan entitas.
Dalam Scope Of Positive Accounting Theory pada tahap explain and predict praktek
dalam perusahaan karena perspektif oportunitis seringkali dinamakan pasca kejadian
(ex post), karena berasumsi bahwa manajer memilih kebijakan akuntansi setelah
kejadian untuk memaksimalkan kepentingan pribadi mereka. Perspektif lainnya yaitu
perusahaan memilih praktek akuntansi untuk alasan efisiensi, kebijakan akuntansi
ditempatkan sebelum kejadian atau transaksi (ex ante) untuk mengurangi biaya
kontrak antara pemilik dan pemegang saham.

Anda mungkin juga menyukai