Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

AUDIT PERPAJAKAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemeriksaan Manajemen Yang
Diampu Oleh Bapak Dosen Mochamad Nur Hidayah SE. Ak.

Oleh :
ENGGA RIYA KRISNAWATI NIM : 2170100015
MARTINA MESI NIM : 2170100004
RENI RAFIKA SARI NIM : 2170100005
ROSARINDA HARIDA M. NIM : 2170200008

STIE
JAYA NEGARA TAMANSISWA
Jl. Tumenggung Suryo 17 C, Malang
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami diberikan kesempatan dan kesehatan untuk menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini yang berjudul “Audit Perpajakan”.
Makalah ini disusun dengan tujuan utama menyelesaikan tugas mata kuliah
Pemeriksaan manajemen. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengalaman dan ilmu yang dimiliki masih
terbatas dan terdapat banyak kekurangan sehingga penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Namun penulis tetap bersyukur karena dengan bimbingan dan bantuan semua
pihak, makalah ini dapat diselesaikan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun guna mencapai hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi yang pembaca.

Malang, 5 November 2019

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................................................... 2
1.4. Manfaat ............................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
2.1. Pemeriksaan Pajak .......................................................................................................................... 3
2.2 Tujuan Pemeriksaan Pajak .............................................................................................................. 3
2.3. Kriteria Pemeriksaan ...................................................................................................................... 4
2.4 Metode Dan Tehnik Pemeriksaan Pajak ........................................................................................ 7
2.5 Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak .................................................................................................. 8
2.6 Surat Ketetapan Pajak ..................................................................................................................... 9
2.7 Prosedur pemeriksaan pajak ......................................................................................................... 10
2.8 Hak Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan .................................................................... 13
2.9 Wewenang Pemeriksa Pajak .......................................................................................................... 14
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 16
LAMPIRAN .......................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pajak adalah pendapatan nomor satu di Indonesia dengan kepatuhan wajib pajak
dalam memenuhi kewajibannya dalam perpajakan, itu berarti telah turut membantu
negara dalam melancarkan tujuan utamanya yaitu pembangunan secara merata. Di era
sekarang ini Indonesia perlu sekali pembangunan dari segi infrastruktur hingga layanan
kesehatan yang memadai.

Dalam praktiknya, banyak yang beranggapan bahwa pemungutan pajak hanya


sebatas beban belaka saja. Padahal mereka tidak tahu bahwa pembangunan di Indonesia
sepenuhnya ditentukan oleh jumlah pajak yang terkumpul. Maka dari itu target pajak
selalu naik setiap tahunnya. Indonesia sebagai negara yang ikut dalam perekonomian
Asia bahkan dunia tentunya banyak perusahaan luar negeri ataupun swasta yang
menghiasi perekonomian Indonesia.

Dari beberapa kasus pemungutan pajak, banyak yang melakukan kecurangan


dalam membayar pajak. Jenis kecurangannya pun beraneka ragam. Maka dari itu perlu
adanya pemeriksaan pajak untuk melihat benar atau tidaknya jumlah pajak yang
terhutang atau jumla pajak yang harus dibayar. Melihat banyak nya kecurangan, tak
heran jika negara mengalami kerugian yang sangat besar.

Menjaga negara agar tidak mengalami kergian dengan nominal yang besar adalah
tujuan dari pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak. Tentunya setelah pemeriksaan
selesai dilakukan akan adanya surat ketetapan pajak yang berisikan keterangan atas pejak
yang sudah dibayarkan oleh wajib pajak.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu pemeriksaan pajak serta apa saja tujuan dari diadakannya pemeriksaan pajak ?
2. Apakah kriteria dari pemeriksaan pajak serta apa saja arti istilah yang akan kita
temukan dalam pemeriksaan pajak ?
3. Apa saja wewenang dan kewajiban pemeriksaan pajak dalam menjalankan
pemeriksaannya ?
4. Apa saja hak dan kewajiban wajib pajak pada masa pemeriksaan dilakukan ?

1
5. Apa itu Surat Ketetapan Pajak ? dan apa saja yang ada didalammnya ?

1.3. Tujuan
1. Untuk memberikan pengetahuan mengenai mengapa dilakukannya
pemeriksaan pajak
2. Memberikan informasi mengenai kriteria dari pemeriksaan pajak guna
menghindari tindak kejahatan yang mengatas namakan pemeriksaan pajak
3. Memberikan pengetahuan apa saja hak dan kewajiban dari wajib pajak dan
pemeriksaan pajak
4. Memberikan beberapa cara menghadapi pemeriksaan pajak dan sanksi apabila
melanggar peraturan perpajakan
5. Memberikan informasi dari Surat Ketetapan Pajak beserta semua yang ada
didalam nya.

1.4. Manfaat
1. Dapat mengetahui apa itu pemeriksaan pajak dan tujuannya
2. Dapat mengetahui kriteria dari pemeriksaan pajak serta istilah yang ada
didalam nya
3. Untuk memberikan pengetahuan tetntang surat ketetapan pajak dan apa
saja yang ada didalamnya
4. Dapat mengetahui hak dan kewajiban wajib pajak pada saat pemeriksaan dilakukan
5. Dapat mengetahui Surat Ketetapan Pajak serta semua yang ada didalamnya

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pemeriksaan Pajak


Mengacu pada pasal 1 ayat 25 Undang-Undang ketentuan umum dan Tata Cara
Perpajakan menyatakan bahwa pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun
dan mengelolah data, keterangan dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
proposional. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Kegiatan pemeriksaan ini dilakukan oleh pihak internal
maupun eksternal.

Pemeriksaan internal dilakukan oleh pihak dalam perusahaan yang hasilnya


diperlukan oleh pihak manajemen. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak eksternal
perusahaan umumnya dilakukan oleh akuntan publik. Pemeriksaan oleh akuntan public
ini sifatnya independen. Selain pihak manajemen, pihak-pihak lain yang mempunyai
kompepepemetensi terhadap laporan keuangan tersebut seperti Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan.

Tugas pemeriksaan atas laporan keuangan ini pada umumnya meliputi peninjauan
kembali prosedur kegiatan, prosedur akuntansi, evaluasi hasil usaha dan lainnya.
Rekomendasi diberikan kepada manajemen bedasarkan hasil pemeriksaan diberikan
kepada manajemen atau pimpinan demi memberikan perbaikan. Untuk pemeriksaan
eksternal, akuntan publik menghasilkan sebuah laporan yang disampaikan ke perusahaan
berisi pendapat atas laporan keuangan yang diperiksanya. Terdapat empat jenis
opini akuntan publik, yaitu :

1. Pendapat setuju (unqualified opinion).


2. Pendapat setuju dengan pembatasan (qualified opinion.).
3. Laporan tanpa pendapat (disclanimer of opinion) .
4. Pendapat tidak setuju (adverse opinion) .

2.2 Tujuan Pemeriksaan Pajak


Tujuan dari pemeriksaan pajak ialah :
1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:

3
 Harus dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan restitusi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 17B Undang-Undang KUP
 Dapat dilakukan dalam hal wajib pajak :
a. menyampaikan SPT LB, termasuk yang telah diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak;
b. menyampaikan SPT rugi;
c. tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi melampau jangka
waktu yang telah ditetapkan dalam Surat teguran;
d. melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran
usaha;
e. WP OP yang akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; atau
f. menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi
berdasarkan hasil analisis risiko (risk based selection) mengindikasikan adanya
kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Tujuan lain, yaitu:
a. Pemberian NPWP secara jabatan
b. Penghapusan NPWP
c. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak
d. Wajib pajak mengajukan keberatan
e. Pengumpulan bahan guna menyusun Norma Perhitungan Penghasilan Netto
f. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN
g. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
h. Memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda

2.3. Kriteria Pemeriksaan


Kriteria pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan Rutin dan Pemeriksaan Khusus.
Pemeriksaan Rutin adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib pajak sehubungan
dengan pemenuhan hak atau pelaksanaan kewajiban perpajakan atau karena diwajibkan
oleh Undang-Undang KUP.

Pemeriksaan Khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan hasil analisis


risiko (risk based selection) terhadap ketidakpatuhan wajib pajak. Analisis risiko adalah

4
kegiatan yang dilakukan untuk menilai tingkat ketidakpatuhan wajib pajak yang dapat
menimbulkan kerugian pada penerimaan pajak.

Mengenai ruang lingkup pemeriksaan mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan


Nomor 199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak membedakan jenis
pemeriksaan, ruang lingkup, dan kriteria pemeriksaan. Jenis-jenis pemeriksaan pajak:

1. Pemeriksaan kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan di Kantor Direktorat Jendral


pajak.
2. Pemeriksaan lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan di tempat kedudukan,
tempat usaha, atau pekerjaan bebas, tempat tinggal wajib pajak, atau tempat lain yang
ditentukan Direktur Jendral Pajak.

Pemeriksaan pajak dapat dilakukan berdasarkan permohonan pengembalian kelebihan


pembayaran pajak , sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang KUP Pasal 17B.

Dalam peraturan Menteri keuangan menyatakan pemeriksaan pajak dengan kriteria


pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak yang mengajukan permohonan pengembalian
pembayaran pajak dilakukan dengan jenis pemeriksaan kantor atau pemeriksaan
lapangan.

Kriteria pemeriksaan pajak untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban


perpajakan wajib pajak dapat dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut :

1. Menyampaikan surat pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar, termasuk yang


telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.
2. Menyampaikan surat pemberitahuan yang menyatakan rugi.
3. Melakukan pengabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan
meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya (dilakukan pemeriksaann lapangan).
4. Menyampaikan surat pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan
hasil analisis risiko (risk based selection).

Pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik tidak diatur secara khusus. Lama
pemeriksaan secara teoritis bergantung pada kondisi pengendalian intern
perusahaan (internal control) semakin baik sistem pengendalian intern, maka semakin
sempit pemeriksaan yang dilakukan, sehinga ini mempengaruhi waktu yang dibutuhkan
dalam pemeriksaan oleh akuntan publik.

5
Jangka waktu pemeriksaan pajak lebih terikat dibanding pemeriksaan yang dilakukan
oleh akuntan publik. Pemeriksaan pajak ditetapkan jangka waktunya, Mengingat adanya
kriteria pemeriksaan dan jenis pemeriksaan. Masa pemeriksaan dibatasi oleh Undang-
Undang dengan menghubungkan batas waktu penyelesaian permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dan penyelesaian keberatan.

Berdasarkan peraturan Menteri keuangan yang dilakukan sejak 1 januari 2008,


ditetapkan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan kantor dilakukan dalm jangka waktu paling lama tiga bulan dan dan
dapat diperpanjang menjadi paling lama enam bulan.
2. Pemeriksaan lapangan dilakukan jangka waktu paling lama empat bulan dan dapat
diperpanjang jadi paling lama delapan bulan.

Sebagaimana telah ditegaskan bahwa pemeriksaan pajak mempunyai tujuan untuk


menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Oleh karena itu, berdasarkan pada
kriteria pemeriksaan, haruslah dilaksanakan sesuai dengan standar pemeriksaan (audit
standar). Standard umum pemeriksaan pajak merupakan standar yang bersifat pribadi
dan berkaitan dengan persyaratan pemeriksaan pajak dan mutu perkerjaan yaitu:

1. Telah mendapat Pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup serta memiliki
keterampilan secara cermat dan saksama.
2. Jujur dan bersih dari tindakan tercea serta senantiasa mengutamakan kepentingan
negara.
3. Taat terhadap berbagai ketentuan pertauran perundang-undangan termasuk taat
terhadap Batasan waktu yang ditetapkan.

Kertas kerja pemeriksaan (audit working papers) meliputi semua berkas yang
dikumpulkan selama pemeriksaan sebagai bukti telah dilaksanakan prosedur. Kegiatan
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus dicatat
dalam bentuk kertas kerja dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kertas kerja pemeriksaan wajib disusun oleh pemeriksaan pajak dan berfungsi
sebagai:
a. Bukti bahwa pemeriksaan telah dilakukan berdasarkan standar.
b. Bahan dalam melakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan wajib
pajak mengenai temuan pemeriksaanaan.

6
c. Sumber data bagi penyelesaian keberatan atau banding yang diajukan oleh
wajib pajak dan referensi untuk pemeriksaan berikutnya.

2. Kertas Kerja Pemeriksaan harus memberikan gambaran mengenai :


a. Prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan.
b. Data, keterangan, dan bukti yang diperoleh.
c. Pengujian yang telah dilakukan.
d. Simpulan dan hal-hal lain yang dianggap perlu, yang berkaitan dengan
pemeriksaann.

2.4 Metode Dan Tehnik Pemeriksaan Pajak


Metode pemeriksaan pajak :

1. Metode Langsung adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan


pengujian atas kebenaran pospos Surat Pemberitahuan (SPT) termasuk lampirannya,
yang dilakukan secara langsung terhadap buku, catatan, dan dokumen terkait.
2. Metode Tidak Langsung adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan
pengujian atas kebenaran pospos Surat Pemberitahuan (SPT) termasuk lampirannya,
yang dilakukan secara tidak langsung melalui suatu pendekatan penghitungan
tertentu.

Pendekatan:

a. Transaksi Tunai dan Bank;


b. Sumber dan Penggunaan Dana;
c. Penghitungan Rasio;
d. Satuan dan/atau Volume;
e. Pertambahan Kekayaan Bersih (Net Worth);
f. Penghitungan Biaya Hidup

Tehnik Pemeriksaan Pajak

a. Pemanfaatan informasi internal dan/atau eksternal Direktorat Jenderal Pajak;


b. Pengujian keabsahan dokumen;
c. Evaluasi;
d. Analisis angka-angka
e. Penelusuran angka angka (tracing)

7
f. Penelusuran bukti
g. Pengujian keterkaitan
h. Ekualisasi atau rekonsiiasi
i. Permintaan keterangan atau bukti
j. Konfirmasi
k. Inspeksi
l. Pengujian kebenaran fisik
m. Pengujian kebenaran pengitungan matematis
n. Wawancara
o. Uji petik (sampling)
p. Teknik audit berbantuan computer (TABK)
q. Teknik-teknik lainnya.

2.5 Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak


Berdasarkan Pasal 6 ayat (2) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
9/PJ/2010 tentang Standar Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan, bentuk, isi, dan format Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
disusun dengan merujuk pada Pedoman Penyusunan LHP. Pedoman ini dibuat agar
format LHP menjadi seragam. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan LHP
adalah sebagai berikut.
1. LHP adalah laporan yang berisi tentang pelaksanaan dan hasil pemeriksaan yang
disusun oleh Pemeriksa Pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai dengan ruang
lingkup dan tujuan pemeriksaan.
2. LHP disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lingkup atau pos-pos yang
diperiksa sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan Pemeriksa Pajak
yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya penyimpangan
terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan, dan memuat pula
pengungkapan informasi lain yang terkait dengan Pemeriksaan.
3. LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berisi antara lain
mengenai:
a. Penugasan pemeriksaan;
b. Identitas Wajib Pajak;
c. Pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak;
d. Pemenuhan kewajiban perpajakan;

8
e. Data/informasi yang tersedia;
f. Lampiran yang diwajibkan;
g. Buku, catatan, dan dokumen serta data, informasi, dan keterangan lain yang
dipinjam;
h. Materi yang diperiksa;
i. Uraian hasil pemeriksaan;
j. Ikhtisar hasil pemeriksaan;
k. Penghitungan pajak terutang; dan
l. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak.
2.6 Surat Ketetapan Pajak
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, maka
akan diterbitkan suatu surat ketetapan pajak, yang dapat mengakibatkan pajak terutang
menjadi kurang bayar, lebih bayar, atau nihil. Berdasarkan pemeriksaan, jenis-jenis
ketetapan yag dikeluarkan adalah: Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT), dan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN). Disamping itu dapat
diterbitkan pula Surat Tagihan Pajak (STP) dalam hal dikenakannya sanksi administrasi
dapat berupa denda, bunga, dan kenaikan. Surat ketetapan pajak sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP) adalah surat ketetapan yang meliputi surat ketetapan pajak kurang bayar, surat
ketetapan pajak kurang bayar tambahan, surat ketetapan pajak nihil, atau surat ketetapan
pajak lebih bayar.

Surat ketetapan pajak sesuai diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan dengan digunakan sistem self
assessment. Perlu diingat bahwa self assessment memberikan kewenangan, kepercayaan
dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan,
menyetor, dan melapor sendiri pajak yang terutang.

Prosedur Surat ketetapan Pajak (SKP), merupakan hal yang merepotkan bagi sebagian
besar wajib pajak. Akan tetapi bagaimanapun juga sebagai wajib pajak (WP), Anda perlu
sekali untuk memahami prosedur perpajakan.

Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterbitkan oleh Kantor Pajak jika: Wajib pajak salah
dalam mengisi SPT; atau Ada data fiskal yang tidak dilaporkan oleh Wajib Pajak,

9
sehingga menyebabkan kesalahan pada laporan. SKP bisa timbul melalui pemeriksaan
pajak secara khusus, maupun melalui penelitian dokumen secara regular oleh petugas
kantor pajak.

2.7 Prosedur pemeriksaan pajak


A. Prosedur Pemeriksaan terhadap PPh Badan
Tujuan Pemeriksaan: Untuk memastikan bahwa seluruh peredaran usaha telah dicatat
dan dilaporkan pada SPT PPh Badan atau PPh Orang Pribadi.
Langkah-langkah dalam Prosedur Pemeriksaan terhadap Pajak Badan:

1. Pelajari pengisian SPT dari Badan tsb. Apakah sudah diisi dengan lengkap dan
berkas induknya lengkap.

2. Hitung kembali perhitungan menurut SPT/ WP mengenai:

a. Peredaran Usaha

b. Harga Pokok Penjualan

c. Laba Kotor

d. Biaya-biaya

e. Pendapatan diluar usaha

f. Laba bersih

g. untuk orang pribadi dikurangi PTKP

h. untuk pembukuan dikurangi kompensasi kerugian

i. Penghasilan Kena Pajak

j. PPh terutang

k. PPh Kurang/ lebih bayar

l. Kredit Pajak:

– PPh yang dipotong atau dipungut pihak ketiga:

1. PPh pasal 21 (untuk pengurang SPT PPh orang pribadi)

10
2. PPh pasal 22 (Badan/OP)

3. PPh pasal 23 (Badan/OP)

4. PPh pasal 24 (Badan/OP yang memiliki penghasilan dari LN)

– PPh yang dibayarkan sendiri:

1. PPh pasal 25 (angsuran bulanan)

2. STP (Surat Tagihan Pajak) PPh pasal 25 yang pokoknya saja

3. Fiskal Luar Negeri

4. PPHTB (Pajak Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan) untuk WP Badan
uang usaha pokoknya tidak menjual tanah dan bangunan

3. Bandingkan dengan peredaran usaha, harga pokok, biaya, PPh dan kredit pajak yang
disajikan dalam laporan laba rugi atau neraca

4. Pastikan untuk laporan laba rugi telah dilakukan koreksi fiskal oleh WP

5. Hitung kembali penghitungan meneurut pemerikasa dari data SPT WP, beserta tarif
PPh yang benar.

6. Untuk PPh yang dibayar, pastikan jumlah kredit pajak telah disajikan dalam neraca
sisi aktiva dan PPh Badan/ PPh OP yang menggunakan pembukuan, PPh terutang
akhir tahun telah disajikan dalam neraca sisi pasiva

7. Lakukan konfirmasi atas pembayaran PPh pasal 25,STP Pokok Pasal 25 dll, yang
telah dibayarkan oleh WP

B. Prosedur Pemeriksaan thd Pajak Karyawan (PPh21)


Tujuan Pemeriksaan: Untuk memastikan bahwa seluruh biaya karyawan yang
dibebankan dalam laporan laba rugi dan merupakan objek PPh 21 telah dilakukan
pemotongan dan perhitungan secara benar dalam SPT 21
Langkah-langkah dalam Prosedur Pemeriksaan thd Pajak Karyawan:

1. Pelajari pengisian SPT PPh21 telah diisi dengan lengkap dan berkas induknya
lengkap.

11
2. Hitung kembali perhitungan menurut SPT/ WP perihal:

a. Penghasilan Bruto;

b. PPh terutang;

c. PPh yang telah disetor;

d. PPh kurang atau lebih bayar;

3. Dapatkan daftar bukti potong dan rekapitulasi kembali dengan perincian sebagai
berikut:

a. Nomor Bukti Potong

b. Nama, alamat, penerima penghasilan

c. Jumlah Penghasilan Bruto

d. Cek Tarif PPh, sesuai atau tidak

e. Tanggal pemotongan

4. Lakukan ekualisasi dengan laporan L/R,dalam biaya gaji dan biaya lainnya terkait
dengan penghasilan karyawan, apakah telah dilakukan dalam penghitungan
pemotongan PPh pasal 21.

a. Gaji

b. Tunjangan Pajak

c. Imbalan lainnya

d. Uang lembur atau uang makan serta uang transport

e. Premi asuransi jaminan pelayanan kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja dan


Jaminan Kematian

f. Natura yang diberikan oleh pemberi kerja yang penghasilannya dikenakan PPh
bersifat final, atau bukan subjek pajak atau menggunakan norma perhitungan
yang bersifat final.

12
5. Lakukan penghitungan PPh21 atas pegawai tetap yang perlu disetahunkan atau tidak
diakhir tahun.

2.8 Hak Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan


Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan, Wajib Pajak berhak:

a. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal


Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan;
b. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan surat pemberitahuan
pemeriksaan sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan;
c. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan
tujuan Pemeriksaan;
d. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat tugas apabila
susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;
e. menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan;
f. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan;
g. mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim Quality
Assurance Pemeriksaan, sehubungan dengan masih terdapat hasil Pemeriksaan
yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan; dan
h. memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa
Pajak melalui pengisian Kuesioner Pemeriksaan.

Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban


perpajakan dengan jenis Pemeriksaan Kantor, Wajib Pajak berhak:

a. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal


Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan;
b. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan
tujuan Pemeriksaan;
c. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat tugas apabila
susunan Pemeriksa Pajak mengalami pergantian;
d. menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan;

13
e. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan;
f. mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim Quality
Assurance Pemeriksaan, sehubungan dengan masih terdapat hasil Pemeriksaan
yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan; dan
g. memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa
Pajak melalui pengisian Kuesioner Pemeriksaan.

2.9 Wewenang Pemeriksa Pajak


1. melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan
yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang
terutang pajak;
2. mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara elektronik;
3. memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang bergerak dan/atau tidak bergerak
yang diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dokumen lain, uang
dan/atau barang yang dapat memberi petunjuk tentang penghasilan yang diperoleh,
kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;
4. meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan,
antara lain berupa :
a. menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya Wajib Pajak apabila dalam
mengakses data yang dikelola secara elektronik memerlukan peralatan dan/atau
keahlian khusus;
b. memberi kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk membuka barang bergerak
dan/atau tidak bergerak;dan/atau
c. menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya Pemeriksaan Lapangan dalam
hal jumlah buku, catatan, dan dokumen sangat banyak sehingga sulit untuk
dibawa ke kantor Direktorat Jenderal Pajak.
d. melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak dan/atau
tidak bergerak;
e. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak;dan meminta
keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai

14
hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa melalui kepala unit pelaksana
Pemeriksaan

Pada dasarnya, pemeriksaan pajak dilakukan untuk menguji kepatuhan pemenuhan


kewajiban perpajakan. Berikut ini adalah beberapa tips menghadapi pemeriksaan pajak:

1. Bila terdapat kelebihan pajak, agar diajukan klaim atau testitusi pajak jangan merasa
alergi atau takut dengan pemeriksaan pajak, selama kita tidak berbuat curang dan
asalkan administrasi pembukuan kita dipelihara dengan rapi.
2. Pemeriksaan pajak tidak hanya didasarkan pada SPT lebih bayar. Walaupun laporan
audit memberikan opini wajar tanpa pengecualian, karena setelah memasukan SPT
dapat saja dilakukan pemeriksaan sederhana kantor selama 2 bulan.
3. Perisapkan pembukuan yang rapi. Lakukan pembukuan dengan baik, benar, dan
jujur.
4. Gunakan konsuktan pajak sebagai mitra diskusi seputar perpajakan pada saat
diperiksa, karena konsultan pajak yang terdaftar dan bersertifikat dapat memberikan
masukan dalam menghadapi pemeriksaan pajak.
5. Melakukan penelitian kembali atas pemenuan kewajiban perpajakan yang selama ini
telah dilaksanakan (tax review).
6. Menghindari penggelapan atau penghindaran pajak dengan cara
menghindari penggelapan atau penghindaran pajak dengan cara illegal (tax
evasion). Tindakan ini merupakan tindakan kriminal karena menyalahi aturan.
Contoh:
a. Melaporkan omzet atau penjualan lebih kecil dari yang seharusnya.
b. Transaksi ekspor fiktif.
c. Pemalsuan dokumen keuangan perusahaan.
d. Menggelapkan biaya perusahaan dengan membebankan biaya fiktif.
7. Menyimpan semua dokumen perusahaan, minimal hingga masa kadaluarsa pajak.
8. Menguasai peraturan pajak dengan baik dengan cara meng-update aturan pajak dan
aturan pemeriksaan pajak, terutama untuk digunakan dalam beragumentasi dan
berkomunikasi dengan aparat pajak dalam rangka melaksanakan Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan.
9. Merespon sikap dan perilaku aparat pajak secara bijak agar tidak salah ucap atau
salah sangka.
10. Jangan memberi informasi secara sukarela (bila tidak diminta) kepada aparat pajak.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil yang saya tulis mengenai Pemeriksaan Pajak dan Surat Ketetapan Pajak
memiliki beberapa kesimpulan diantaranya :

1. Pemeriksaan pajak dilakukan karena sudah diwajibkan dalam UU KUP secara rutin
dan ada pula pemeriksaan dilakukan hanya apabila terjadi resiko (risk based selection)
terhadap ketidak patuhan wajib pajak.

2. Bukan hanya wajib pajak saja yang memiliki hak dan kewajiban, ternyata
pemeriksaan pajak memiliki hak dan kewajiban sama seperti wajib pajak.

3. Surat ketetapan pajak terbit setelah terjadi pemeriksaan terhadap wajib pajak.

4. Surat ketetapan pajak dibagi menjadi 4 dimana masih-masing surat ketetapan pajak
tersebut memiliki peran tersendiri.

16
LAMPIRAN

Kertas kerja pemeriksaan

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, 2013, Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat

Pohan, Anwar Chairil, 2013, Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis.
Jakarta: Kompas Gramedia

Andray, Muhammad. Pemeriksaan pajak (https://www.slideshare.net/dobbledee7/


pemeriksaan-pajak-70866483)

Iero, Aska. Pemeriksaan Pajak (https://pemeriksaanpajak.com/2015/10/30/apaitu


pemeriksaan-pajak/ )

Kurniawan, Ucup. Surat Ketetapan Pajak (https://akuntansipedia.com/suratketetapan-pajak/ )

Setiwan, Gilang. Hak dan Kewajiban Pemeriksaan


Pajak (http://www.blogkeuangan.com/2011/03/hak-dan-kewajiban pemeriksaan
pajak.html/ )

Ario, Muhammad. Wajib Pajak Beserta Hak dan


Kewajibannya (http://hervans.com/2016/12/wajib-pajak-beserta-hak-dan
kewajibannya/ )

Alfionita, Wilda. Surat Ketetapan Pajak Kurang


Bayar (http://wildaalfionitaaa.blogspot.co.id/2015/01/surat-ketetapan-pajak kurang-
bayar.html/ )

Tias, Zias. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (http://ziajaljayo.blogspot.co.id/2011/02/surat-


ketetapan-pajak-lebihbayar-skplb.html/ )

Endar, Dhio. Sekilas


Pajak (http://sekilastax.blogspot.co.id/2014/12/kriteriapemeriksaan.html/ )

Kamil, Yusuf. Teori, Manfaat, dan Tujuan Pemeriksaan Pajak


(http://mangihot.blogspot.co.id/2016/11/teoripengertianmanfaat-dan tujuan/

19

Anda mungkin juga menyukai