PEMERIKSAAN PAJAK
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Pajak
OLEH :
201810170311032
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak yang kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Malang, 09 Desember 2019
i
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah......................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
A. Konsep Pemeriksaan Pajak.......................................................................................................3
B. Tujuan Pemeriksaan...............................................................................................................3
C. Jenis Pemeriksaan...................................................................................................................4
D. Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak.......................................................................................5
E. Jenis Pemeriksaan Dan Jangka Waktu Pemeriksaan………………………………6
F. Norma Pemeriksaan Pajak.....................................................................................................7
G. Pedoman Pemeriksaan Pajak...............................................................................................10
H. Teknik dan Metode Pemeriksaan.........................................................................................11
I. Penyidikan Pajak Dan Wewenang.......................................................................................13
J. Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak..........................................................................................15
K. Pemeriksaan Rutin Pajak......................................................................................................19
L. Pemeriksaan Khusus.............................................................................................................20
BAB III...............................................................................................................................................21
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................................21
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak sebagai sumber utama penerimaan Negara perlu terus ditingkatkan sehingga
pembangunan nasional dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri berdasarkan
perinsip kemandirian. Namun, dalam kenyataannya masih di jumpai adanya tunggakan
pajak sebagai akibat tidak dilunasinya utang pajak sebagaimana mestinya.Perkembangan
jumlah tunggakan pajak dari waktu ke waktu menunjukkan jumlah yang semakin besar.
Peningkatan jumlah tunggakan pajak ini masih belum dapat diimbangi dengan kegiatan
pencairannya, namun demikian secara umum penerimaan di bidang pajak semakin
meningkat.Terhadap tunggakan pajak dimaksud perlu dilaksanakan tindakan penagihan
pajak yang mempunyai kekuatan hukum yang memaksa.
Pemeriksaan pajak merupakan suatu hal yang penting dalam pelaksanaan
pemungutan pajak, karena untuk meminimalisir terjadinya suatu kesalahan dan meriksa
kebenaran suatu pajak yang disetorkan kepada pemerintah. Selain itu pemeriksaan pajak
Secara umum tujuan yang utama dari pemeriksaan pajak adalah pengujian kepatuhan
wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan, kewajiban perpajakan yang harus
dipenuhi oleh wajib pajak termasuk didalamnya tidak terkecuali para pemungut dan para
pemotong pajak.
1
1.3 Tujuan Makalah.
1. Mengetahui konsep dan tujuan pemeriksaan pajak
2. Mengetahui jenis pemeriksaan pajak
3. Mengetahui ruang lingkup pajak
4. Mengetahui jangka waktu pemeriksaan pajak
5. Mengetahui pedoman dan norma yang belaku saat pemeriksaan pajak
6. Mengetahui teknik dan metode pemeriksaan pajak
7. Mengetahui penyidikan dan wewenang pemeriksaan pajak
8. Mengetahui pelaksanaan pemeriksaan pajak
9. Mengetahui pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian pemeriksaan
pajak adalah rangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, memperoleh data
dan keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
serta untuk tujuan lain, dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan serta untuk meningkatkan kepatuhan (tax compliance), melalui
upaya-upaya penegakan hukum (law enforcement), sehingga dapat meningkatkan
penerimaan pajak.
B. Tujuan Pemeriksaan
Secara umum tujuan yang utama dari pemeriksaan pajak adalah pengujian
kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan, kewajiban perpajakan
yang harus dipenuhi oleh wajib pajak termasuk didalamnya tidak terkecuali para
pemungut dan para pemotong pajak.
3
Penjelasan dari kutipan diatas adalah sebagain berikut :
1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, adalah sebagai berikut:
C. Jenis Pemeriksaan
4
oleh masyarakat, dan wajib pajak tertentu tidak berdasar atas pertimbangan Ditjen
Pajak.
4. Pemeriksaan wajib pajak lokasi adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan atas
cabang, perwakilan pabrik dan atau tempat usaha dari wajib pajak domisili.
5. Pemeriksaan tahun berjalan.yaitu pemeriksaan terhadap wajib pajak yang
dilakukan dalam tahun berjalan untuk jenis-jenis pajak tertentu atau seluruh jenis
pajak. Pemeriksaan ini dapat dilakukan terhadap wajib pajak domisili atau wajib
pajak lokasi
6. Pemeriksaan bukti permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan kuat telah terjadi tindak
pidana di bidang perpajakan.
7. Pemeriksaan terintegrasi, pemeriksaan ini diperuntukkan bagi perusahaan yang
memiliki kelompok usaha yang biasanya dalam bentuk group ditemukan adanya
indikasi keterkaitan dengan anggota group lain maka dimungkinkan untuk
dilakukan pemeriksaan secara terintegrasi.
Pemeriksaan lengkap
Pemeriksaan Sederhana Lapangan
5
3. Pemeriksaan Kantor, adalah pemeriksaan terhadap wajib pajak yang meliputi jenis
pajak tertentu untuk tahun berjalan yang dilakukan dengan menerapkan teknik-teknik
pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana yang dilakukan di kantor,
dan hanya dapat dilaksanakan dengan pemeriksaan sederhana kantor.
a. Pemeriksaan Kantor
b. Pemeriksaan Lapangan
Selanjutnya dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan.
dilakukan dalam hal:
6
a. Pemeriksaan Lapangan diperluas ke Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun
Pajak lainnya
b. terdapat konfirmasi atau permintaan data dan/atau keterangan kepada pihak
ketiga
c. ruang lingkup Pemeriksaan Lapangan meliputi seluruh jenis pajak dan/atau
d. berdasarkan pertimbangan kepala unit pelaksana Pemeriksaan.
a. Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas Bumi
b. Wajib Pajak dalam satu grup atau
c. Wajib Pajak yang terindikasi melakukan transaksi transfer pricing dan/atau
transaksi khusus lain yang berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan
dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan dan dapat
dilakukan paling banyak 3 (tiga) kali sesuai dengan kebutuhan waktu untuk
melakukan pengujian.
Jangka waktu untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam
rangka Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan pelaporan paling lama 2 (dua)
bulan, yang dihitung sejak tanggal SPHP disampaikan kepada Wajib Pajak sampai
dengan tanggal LHP.
Pemeriksaan Lapangan terkait dengan pemeriksaan untuk tujuan lain dilakukan paling
lama 4 (empat) bulan yang dihitung sejak tanggal Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Lapangan disampaikan kepada Wajib Pajak sampai dengan tanggal LHP.
7
f. Pemeriksa pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak
tentang hasil pemeriksaan berupa hal-hal yang berbeda antara surat
pemberitahuan dengan hasil pemeriksaan untuk ditanggapi Wajib Pajak
g. Pemeriksa pajak wajib memberi petunjuk kepada Wajib Pajak mengenai
penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan dan petunjuk lainnya mengenai
pemenuhan kewajiban perpajakan sehubungan dengan pemeriksaan yang
dilakukan dengan tujuan agar penyelenggaraan pembukuan atau pencatataan
dan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam tahun-tahun selanjutnya
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
h. Pemeriksa wajib mengembalikan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen
pendukung lainnya yang dipinjam dari Wajib Pajak paling lambat empat belas
hari sejak selesainya pemeriksaan
i. Pemeriksa Pajak dilarang memberitahukan kepada pihak lain yang tidak
berhak segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh
Wajib Pajak dalam rangka pemeriksaan.
8
c. Pemeriksaan dilaksanakan pada jam kerja dan apabila dipandang perlu dapat
dilanjutkan di luar jam kerja,
d. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan
e. Laporan Pemeriksaan Pajak disusun berdasarkan Kertas Kerja Pemeriksaan
f. Hasil Pemeriksaan lapangan yang seluruhnya disetujui Wajib Pajak atau
kuasanya, dibuatkan surat pernyataan tentang persetujuan tersebut dan
ditandatangani oleh Wajib Pajak yang bersangkutan atau kuasanya
g. Terhadap temuan dalam pemeriksaan lengkap yang tidak atau tidak
seluruhnya disetujui oleh Wajib pajak , dilakukan pembahasan akhir hasil
pemeriksaan dan dibuatkan Berita Acara Hasil Pemeriksaan
h. Berdasarkan laporan pemeriksaan pajak, diterbitkan surat ketetapan pajak dan
surat tagihan pajak kecuali pemeriksaan dilanjutkan dengan tindakan
penyidikan
4. Norma Pemeriksaan sehubungan dengan Wajib Pajak.
a. Dalam hal pemeriksaan lapangan, Wajib Pajak berhak meminta kepada
pemeriksa untuk memperlihatkan Surat Perintah Pemeriksaan dan tanda
pengenal pemeriksa
b. Wajib pajak berhak meminta kepada pemeriksa pajak untuk memberikan
penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan
c. Dalam hal pemeriksaan kantor, Wajib Pajak wajib memenuhi panggilan untuk
datang menghadiri pemeriksaan sesuai dengan waktu yang ditentukan
d. Wajib Pajak wajib memenuhi permintaan peminjaman buku-buku, catatan-
catatan, dan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk kelancaran
pemeriksaan dan memberikan keterangan dalam jangka waktu paling lama 7
(tujuh) hari sejak tanggal surat permintaan, dan apabila permintaan tersebut
tidak dipenuhi oleh Wajib Pajak, maka pajak yang terutang dapat dihitung
secara jabatan
e. Wajib Pajak berhak meminta kepada Pemeriksa Pajak rincian yang berkenaan
dengan hal-hal yang berbeda antara lain pemeriksaan dengan surat
pemberitahuan
f. Wajib Pajak atau kuasanya wajib menandatangani surat pernyataan
persetujuan apabila seluruh hasil pemeriksaan disetujuinya
g. Dalam hal pemeriksaan lengkap, Wajib Pajak atau kuasanya wajib
menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan apabila hasil pemeriksaan
tersebut tidak atau tidak seluruhnya disetujui
h. Wajib Pajak wajib memenuhi permintaan peminjaman buku-buku, catatan-
catatan, dan dokumen-dokumen, yang diperlukan untuk kelancaran
pemeriksaan dalam jangka waktu paling lama tujuh hari sejak tanggal surat
permintaan dan apabila permintaan tersebut tidak dipenuhi oleh Wajib Pajak
maka jumlah pajak yang terutang dapat dihitung secara jabatan
i. Dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan, Wajib Pajak wajib melaksanaan
ketentuan sebagaimana diatur pasal 29 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
9
G. Pedoman Pemeriksaan Pajak
1. Pedoman Umum Pemeriksaan
a. Pemeriksaan dilaksanakan oleh pemeriksa pajak yang
1) telah mendapat pendidikan teknis yang cukup dan memiliki
keetrampilan sebagai pemeriksa pajak;
2) bekerja dengan jujur, bertanggungjawab, penuh pengabdian,
bersikap terbuka, sopan, dan obyektif serta wajib menghindarkan
diri dari perbuatan tercela; dan
3) menggunakan keahliannya secara cermat dan seksama serta
memberikan gambaran yang sesuai dengan keadaan sebenarnya
tentang Wajib Pajak
10
6) hubungan dengan permasalahan lainnya
c. Laporan pemeriksaan pajak harus didukung oleh daftar yang lengkap dan
rinci sesuai dengan tujuan pemeriksaan
H. Teknik dan Metode Pemeriksaan
a. Teknik
Penting bagi si pemeriksa pajak untuk memahami teknik-teknik dalam pemeriksaan. Hal
ini bertujuan agar hasil pemeriksaan dapat terbukti dengan baik dan benar. Ada beberapa
teknik dalam melakukan pemeriksaan pajak, yaitu:
1. Melakukan Evaluasi khususnya terhadap kebenaran formal SPT mengenai informasi
umum kegiatan usaha, kelengkapan SPT beserta lampiran-lampirannya dan juga
Sistem pengendalian intern untuk pemisahan fungsi rangkap (penentuan apakah
terdapat duplikasi/multi fungsi pada satu/beberapa orang
2. . Analisis Angka-angka
• SPT vs Laporan keuangan
• Perbandingan beberapa tahun terakhir (komparasi antarwaktu)
• Perbandingan dengan standar yang berlaku (komparasi di dalam perusahaan sendiri
atau dengan perusahaan lain yang sejenis)
• Rasio (nisbah) biaya terhadap penjualan, produksi, dll
3. Melacak dan Memeriksa Dokumen
• Dokumen intern & ekstern (bila pengendalian intern sudah baik, tidak perlu
dilakukan pelacakan & pemeriksaan atas dokumen intern)
• Pihak yang menerbitkan dokumen
• Keabsahan dokumen (vouching)
• Proses dokumen
4. Pengujian Kaitan (Re-test atas proses dokumen)
• Dokumen dasar. Contoh: faktur penjualan (commercial/pajak) DO (delivery
order) yang merupakan bukti pengiriman barang.
• Arus barang. Rumusnya adalah persediaan awal ditambah pembelian dikurangi
persediaan akhir lalu dicocokkan dengan buku penjualan.
• Arus uang. Rumusnya adalah saldo awal kas/bank + penerimaan – pengeluaran =
saldo akhir atau saldo akhir + pengeluaran – saldo awal = penerimaan. Lalu
dicocokkan antara cash opname dengan buku kas.
• Arus utang-piutang. Untuk utang akan diuji kaitannya dengan pembelian kredit.
Rumusnya adalah saldo akhir utang + pelunasan utang – saldo awal utang =
pembelian kredit. Sedangkan untuk piutang akan diuji kaitannya dengan penjualan
kredit. Rumusnya adalah saldo akhir piutang + penerimaan piutang – saldo awal
piutang = penjualan kredit
5. Pengujian atas Mutasi Setelah Tanggal Neraca
Penekanan terhadap pos-pos yang sangat relevan dengan kelengkapan penjualan &
pembelian utang-piutang
6. Pemanfaatan Informasi dari Pihak Ketiga
• Hasil pemeriksaan pajak WP lain
11
• Data dari berbagai instansi pemerintah, BUMN/BUMD
• Pihak ketiga lainnya : WP lain dan pengaduan masyarakat
7. Pengujian Fisik
• Barang dagang stock opname
• Kas cash opname
• Inventaris/aktiva tetap untuk mendeteksi apakah ada pencatatan fiktif/ganda,
terutama untuk perusahaan group
8. Peninjauan ke Tempat-tempat Produksi, Penyimpanan, dan Penjualan
Untuk mengetahui proses produksi, uji atas metode penilaian persediaan barang
dagang, dan mengetahui arus barang
9. Rekonsiliasi
Adalah upaya mencocokkan angka-angka dari 2 (dua) atau lebih sumber yang terpisah
mengenai hal yang sama. Contoh :
• Penjualan antara pencatatan pembukuan penjualan dengan SPT Masa PPN
• Biaya karyawan antara pencatatan pembukuan (audit report) dengan SPT
Tahunan PPh Pasal 21
• Rekonsiliasi bank antara saldo rekening koran dengan buku kas/bank perusahaan
10. Konfirmasi
• Upaya mendapatkan keterangan dari pihak ketiga untuk meyakinkan kebenaran atau
keabsahan data atau informasi dari WP yang diperiksa melalui korespondensi (surat,
facsimile atau bukti tertulis lain)
• Melakukan pemeriksaan keterkaitan terhadap pihak ketiga yang berhubungan
dengan WP yang sedang diperiksa (dimintakan kepada Instansi pemeriksa pajak)
11. Sampling
• Pengujian sebagian bukti-bukti yang dipilih berdasarkan metode tertentu (statistical
& non statitistical sampling) dan representative (mewakili)
• Perencanaan. Dalam penentuan sampel harus dilihat hubungan antar sampel yang
akan dipilih dengan tujuan pemeriksaan
• Seleksi. Sampel yang dipilih harus dapat mewakili populasi
• Tujuan. Untuk menghemat waktu & tenaga dalam menentukan sampai sejauh mana
penyimpangan/deviasi dapat ditolerir
• Pemakaian teknik sampling, dapat ditentukan oleh pemeriksa
12. Pemeriksaan WP yang pembukuannya menggunakan sistem komputer
• Tanpa menggunakan computer (audit around the computer)
Contoh : pemeriksaan dokumen konvensional untuk faktur pajak dibandingkan
dengan output komputer
• Menggunakan computer (audit through the computer)
Ada 2 metode dalam pemeriksaan pajak yaitu metode langsung dan tidak langsung.
1. Metode langsung
Pengujian kebenaran/validitas angka-angka SPT secara langsung terhadap :
• Laporan keuangan
12
• Sistem akuntansi/pembukuan (catatan, jurnal, buku besar/ledger/trial balance, dsb)
• Dokumen-dokumen pendukung pencatatan
a. Pengertian
b. b. Tugas dan Wewenang Penyidik
Tugas Penyidik
13
perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya
Wewenang Penyidik
14
permulaan yang sudah ada, penyidik pajak berwenang
memanggil tersangka, saksi, atau saksi ahli melalui surat
panggilan. Dalam hal yang dipanggil tidak ada di tempat maka
surat panggilan diterimakan kepada keluarganya atau ketua RT
atau ketua RW atau Kepala Desa atau orang lain yang dapat
menjamin bahwa surat panggilan tersebut akan disampaikan
kepada yang bersangkutan
4) Apabila tersangka atau saksi atau saksi ahli tidak memenuhi
panggilan tanpa alasan yang patut dan wajar atau menolak
untuk menerima dan menandatangani surat panggilan,
kepadanya diterbitkan dan disampaikan panggilan kedua.
Apabila masih bersikap sama maka penyidik pajak dapat
meminta bantuan Polri untuk menghadirkan yang bersangkutan
5) Sebelum penyidikan dimulai, penyidik pajak harus
memberitahukan kepada tersangka hak untuk mendapatkan
bantuan hukum dari penasehat hukum serta menjelaskan apa
yang disangkakan kepadanya dengan jelas dan dalam bahasa
yang dimengerti
6) Apabila Saksi diperkirakan tidak dapat hadir pada saat
persidangan maka pemeriksaan terhadapnya dilakukan terlebih
dahulu diambil sumpahnya oleh penyidik pajak
7) Apabila tersangka atau saksi dikhawatirkan akan meninggalkan
wilayah Indonesia maka penyidik pajak dapat segera meminta
bantuan kepada Kejaksaan Agung untuk melakukan pencekalan
8) Dalam melakukan penyidikan penyidik pajak harus
memperhatikan asas hukum dan norma penyidikan yang
berlaku
J. Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak
15
1. Persiapan Pemeriksaan Pajak
Persiapan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa
sebelum melaksanakan tindakan pemeriksaan dan meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Mempelajari berkas wajib pajak atau berkas data
2. Menganalisis SPT dan laporan keuangan wajib pajak
3. Mengidentifikasi masalah
4. Melakukan pengenalan lokasi wajib pajak
5. Menentukan ruang lingkup pemeriksaan
6. Menyusun program pemeriksaan
7. Menentukan buku-buku dan dokumen yang akan dipinjam
8. Menyediakan sarana pemeriksaan
Tujuan dari tahap persiapan pemeriksaan ini adalah agar pemeriksa dapat memperoleh
gambaran umum mengenai kondisi dan profil wajib pajak yang akan diperiksa. Hal ini
akan mempermudah penyusunan program pemeriksaan, dan juga akan mempermudah
pencapaian sasaran dari dilakukannya pemeriksaan.
16
Hal-hal yang melatarbelakangi kebijakan umum pemeriksaan pajak adalah
konsekuensi kepatuhan perpajakan, untuk meminimalisir adanya Tax Avoidance dan
Tax Evasion, mengurangi tingkat kebocoran pajak penghasilan, serta pengenaan
sanksi dari hasil pemeriksaan.
Menurut Siti Kurnia Rahayu menjelaskan tentang kebijakan umum pemeriksaan pajak
:
“Sebagai pedoman pelaksanaan pajak, Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan
beberapa kebijakan umum yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Jangka waktu pelaksanaan pemeriksaan pajak terbatas
2. Setiap wajib pajak mempunyai peluang yang sama untuk diperiksa
3. Setiap pemeriksaan yang dilakukan harus dilengkapi dengan Surat Perintah
Pemeriksaan Pajak (SP3) yang mencantumkan tahun pajak yang diperiksa
4. Pemeriksaan ulang terhadap jenis dan tahun pajak yang sama, tidak diperkenankan
5. Wajib pajak bersifat kooperatif terhadap pemeriksa pajak seperti meminjamkan
dokumen-dokumen, buku-buku, catatan-catatan dalam pelaksanaan pemeriksaan
wajib pajak dan tidak harus asli dapat berupa fotokopi yang sesuai aslinya
6. Pemeriksaan dapat dilakukan dikantor pemeriksa (untuk pemeriksaan sederhana) atau
ditempat wajib pajak (untuk pemeriksaan sederhana lapangan atau pemeriksaan
lengkap)
7. Dapat dilakukan perluasan pemeriksaan, baik untuk tahun-tahun sebelumnya maupun
tahun sesudahnya
8. Setiap hasil pemeriksaan pajak harus diberitahukan kepada wajib pajak secara tertulis,
yaitu mengenai hal-hal yang berbeda antara SPT wajib pajak dengan hasil
pemeriksaan, dan selanjutnya untuk ditanggapi oleh wajib pajak.”(2008 : 13 )
Penjelasan kutipan diatas mengenai kebijakan umum pemeriksaan pajak adalah
sebagai berikut :
1. Jangka waktu pelaksanaan pemeriksaan pajak terbatas.
Jangka waktu pemeriksaan pajak dibedakan menurut jenis pemeriksaan pajaknya,
yaitu sebagai berikut :
Pemeriksaan Lapangan (PL) harus diselesaikan dalam jangka waktu dua bulan,
terhitung sejak surat pemberitahuan pemeriksaan pajak diterima oleh wajib
pajak atau sesuai dengan instruksi direktur pemeriksaan, penyelidikan dan
penagihan pajak. Jangka waktu tersebut dapat diberikan perpanjangan hanya
paling lama 6 bulan.
Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL) harus diselesaikan dalam jangka waktu
satu bulan, terhitung sejak SP3 diterima oleh wajib pajak. Jangka waktu tersebut
hanya dapat diberikan perpanjangan waktu paling lama satu bulan.
Pemeriksaan Sederhana Kantor (PSK) harus diselesaikan dalam jangka waktu
empat minggu, terhitung sejak surat pemberitahuan pemeriksaan pajak diterima
oleh wajib pajak. Jangka waktu tersebut dapat diberikan perpanjangan waktu
paling lama dua minggu.
2. Setiap wajib pajak mempunyai peluang yang sama untuk diperiksa.
17
Pada dasarnya semua wajib pajak, baik wajib pajak badan maupun wajib pajak
orang pribadi dapat diperiksa. Yang membedakan hanya jenis pemeriksaannya.
Oleh karena itu, untuk menentukan mana wajib pajak yang akan diperiksa, telah
diintrodusir suatu sistem pemilihan yang didasarkan pada kriteria objektif dengan
menggunakan beberapa variabel terukur dalam suatu program aplikasi komputer.
Dengan demikian setiap wajib pajak yang akan diperiksa akan diberi skor tertentu
yang menggambarkan tingkat kepatuhannya berdasarkan rasio antara unsur-unsur
dalam Surat Pemberitahuan (SPT) yang dilaporkan oleh wajib pajak dengan data
dan atau sumber informasi yang dimilliki oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
4. Pemeriksaan ulang terhadap jenis dan tahun pajak yang sama, tidak diperkenankan
kecuali dalam hal seperti berikut :
Terdapat indikasi bahwa wajib pajak diduga telah atau sedang melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan.
Terdapat data baru dan atau data semula belum terungkap, mengakibatkan
penambahan jumlah pajak terutang atau mengurangi kerugian yang dapat
dikompensasikan.
5. Wajib pajak bersifat kooperatif terhadap pemeriksa pajak seperti meminjamkan
dokumen-dokumen, buku-buku, catatan-catatan dalam pelaksanaan pemeriksaan
wajib pajak dan tidak harus asli dapat berupa fotokopi yang sesuai aslinya.
18
Mengenai hal peminjaman buku, catatan, dan dokumen lainnya, sebaiknya
wajib pajak bersifat kooperatif dengan pemeriksa dan berakibat pemeriksaan
memakan waktu lebih lama, karena tidak terpenuhinya jangka waktu penyelesaian
pemeriksaan.
L. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan pajak khusus ini dilakukan berdasarkan hasil analisis risiko yang
menunjukkan adanya indikasi ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
Pemeriksaan khusus dijalankan dengan mengacu pada beberapa ketentuan, seperti:
1. Berdasarkan analisis risiko yang dibuat berdasarkan profil WP atau data internal
lainnya serta data eksternal secara manual ataupun komputerisasi.
2. Ruang lingkupnya dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak.
20
3. Pemeriksaannya menggunakan pemeriksaan lapangan.
21
BAB III
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Prosedur Pengajuan Usulan Pemeriksaan di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Sumedang dilakukan berdasarkan standar yang telah disusun oleh
Direktorat Jenderal Pajak, sehingga kecil kemungkinan terjadinya suatu pelanggaran
terhadap prosedur pengajuan Usulan tersebut. Pengajuan usulan pemeriksaan ini
merupakan langkah awal dalam pemeriksaan terhadap SPT, Permohonan pemberian
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP),
penghapusan NPWP dan/atau pencabutan PKP yang bertujuan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan
dan pembinaan kepada Wajib Pajak dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh fiskus dilaksanakan sesuai dengan norma
pemeriksaan yaitu, norma Wajib Pajak, dan norma pemeriksaan. Norma pemeriksaan
disusun dengan tujuan agar masing-masing pihak (pemeriksa dan Wajib Pajak) dapat
memahami hak dan kewajibannya dalam proses pemeriksaan pajak, serta memahami
prosedur pemeriksaan yang harus dijalankan. Pemahaman hak dan kewajiban serta
prosedur pemeriksaan akan mengurangi kesalahpahaman antara pemeriksa pajak dengan
Wajib Pajak, sehingga pemeriksaan dapat berjalan lancar dan tepat waktu. Kurangnya
pemahaman norma pemeriksaan seringkali menimbulkan masalah yang sebenarnya tidak
perlu terjadi seperti, ijin bagi pemeriksa untuk memasuki tempat atau ruangan usaha Wajib
Pajak, ijin peminjaman buku, catatan, dan dokumen usaha Wajib Pajak, penyegelan ruang
tertentu dan perdebatan atas hasil pemeriksa.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://mangihot.blogspot.com/2016/11/teoripengertianmanfaat-dan-tujuan.html#
https://ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=108
http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=141
http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=142
http://pemeriksapajak.blogspot.com/2016/08/teknik-dan-metode-pemeriksaan.html
http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=153
https://www.cermati.com/artikel/jenis-jenis-pemeriksaan-pajak-yang-perlu-diketahui-wajib-pajak
23