PPH Badan

PPh Badan
• VERRY SE MM BKP SH
(CAND)
06/29/20 created by kade 1

BADAN
• sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan
usaha maupun yang tidak melakukan usaha
yang meliputi PT, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, BUMN atau BUMD dengan
nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,
lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk
kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha
tetap.

OBJEK PAJAK BADAN
PENGHASILAN
setiap tambahan kemampuan ekonomis;
yang diterima atau diperoleh oleh BADAN;
baik yang berasal dari lndonesia atau dari luar

lndonesia;
yg dpt dipakai utk konsmsi atau utk menambah

kekayaan ybs;
dgn nama dan dalam bentuk apapun.

OBJEK PAJAK BADAN
BADAN DALAM NEGER BADAN LUAR NEGERI
Penghasilan Dari Hanya

dalam negeri, dan Penghasilan dari
dalam negeri
Penghasilan Dari
luar negeri

CARA MENGHITUNG PPh BADAN
PEREDARAN USAHA
Dikurang HPP
PENGHASILAN
BRUTO
Dikurang Biaya 3M
PENGHASILAN NETTO
KOMERSIAL
Rekonsiliasi Fiskal
PENGHASILAN NETTO
FISKAL
Dikurang Kompensasi Kerugian
PENGHASILAN KENA
PAJAK

CARA MENGHITUNG PPh
PENGHASILAN KENA
PAJAK
Dikali Tarif
PPh TERUTANG
Dikurang PPh yg dipotong pihak lain
PPh yang harus dibayar sendiri

atau
PPh yang lebih dipotong
Dikurang PPh yg dibayar sendiri
PPh kurang dibayar

atau
PPh lebih dibayar

Penghasilan

Penghasilan
Objek Pajak Bukan Objek

{Pasal 4 ayat 3}
Bukan Final Final

{Pasal 4 ayat 1} {Pasal 4 ayat 2}
created8by kade 06/29/20

Penyajian Penghasilan
Pada SPT PPh Badan
No. Jenis Penghasilan SPT PPh Badan
1 Bukan Objek Dilaporkan

2 Final Dilaporkan
3 Bukan Final Dihitung dan Dilaporkan
Pajak yang akan kita hitung dalam SPT PPh Badan

adalah pajak atas penghasilan yang bukan final saja,
Penghasilan bukan objek dan Final tidak dihitung dalam
SPT PPh OP, hanya dilaporkan
06/29/20 created by cxa 9

Penghasilan
Bukan Objek Pajak

Penghasilan Bukan Objek
1. bantuan atau sumbangan,
2. Harta hibahan; syarat No. 1 dan 2 : sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-
pihak ybs
3. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
4. Dividen atau bagian laba dari penyertaan modal, dengan syarat:
 Dividen berasal dari cadangan laba ditahan
 Bagi PT, BUMN, BUMD yang menerima dividen, kepemilikan saham
pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah
modal yang disetor
5. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disyahkan oleh Menkeu, baik yang dibayar oleh pemberi kerja
atau pegawai.
6. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam
bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan KMK.
06/29/20 created11by kade

Penghasilan Bukan Objek
7. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota perseroan

komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham, persekutuan,
perkumpulan, firma, dan kongsi;
8. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba
yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian
dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang
membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 tahun sejak
diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
06/29/20 created12by kade

Bantuan, Sumbangan, dan Hibah
Punya hubungan usaha, pekerjaan,

kepemilikan, atau penguasaan ?
Yes No
Objek Bukan
Objek

PT A mempunyai saham pada PT B
Bantuan
Rp 20jt
PT A PT B
Objek
Pajak

PT B tak ada hubungan apapun dengan PT A
Bantuan
Rp 20jt
PT A PT B
Bukan
Objek

DIVIDEN
• Orang Pribadi Objek F
• Koperasi
• PT, BUMN, BUMD Bukan Objek
>= 25% Bukan Objek

Kepemilikan
Saham
< 25% Objek BF

Penghasilan
Final

Karakteristik PPh Final
 Penghasilan yang bersifat Final tidak
digabung dalam menghitung PPh di akhir tahun
 Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
penghasilan yang bersifat Final tidak boleh
dikurangkan terhadap penghasilan (Non
Deductible)
 Pajak yang bersifat Final tak boleh
dikreditkan (bukan sebagai kredit pajak)

Contoh PPh Final
 Bunga Deposito, Tabungan, & Diskonto SBI ( Tarif 20%)
 Bunga / Diskonto Obligasi yang dilaporkan
perdagangannya di Bursa Efek (Tarif 20%)
 Penjualan Saham di Bursa Efek (Tarif 0,1%)
 Pengalihan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan (Tarif
5%) *
 Sewa atas Tanah dan / atau Bangunan (Tarif 10%) *
 Usaha jasa konstruksi

Penghasilan
Bukan Final

Penghasilan Bukan Final
1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan
atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk
gaji,upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,
gratiikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk
lainnya, kecuali ditentukan lain dalam UU PPh
2. Hadiah dari pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan
3. Laba Usaha
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan
harta
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya
6. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang

Penghasilan Bukan Final
7. Royalti
8. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta
9. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
10. Keuntungan karena pembebasan utang
11. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
12. Klaim Asuransi (WP Badan)
13. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari
anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
14. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan
yang belum dikenakan pajak

Biaya

Biaya
(Expenses)
Deductible Non Deductible

(Pasal 6 ayat 1) (Pasal 9 ayat 1)

Deductible Expense
 Dalam rangka mendapatkan, menagih, &

memelihara (3M) penghasilan atau
 Mempunyai hubungan dengan kegiatan
usaha dan
 Ada bukti

Biaya Deductible
Pasal 6 (1) UU PPh
1. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;
termasuk biaya pembelian bahan, gaji/upah, Honorarium, bonus,
gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga,
sewa, royalty, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi
asuransi, biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; biaya administrasi, dan
pajak (selain PPh)
2. Penyusutan dan amortisasi
3. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disyahkan oleh
Menteri Keuangan
4. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan
digunakan perusahaan
5. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing
6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia
7. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan
8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih

9. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana
nasional yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah;
10. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan
yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah;
11. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
12. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah; dan
13. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

SUMBANGAN YANG BOLEH DIBEBANKAN SBG BIAYA
FISKAL
Diatur dengan:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 93 TAHUN 2010
Dengan Syarat:
• WP mempunyai penghasilan neto fiskal berdasarkan SPT
Tahunan PPh Tahun Pajak sebelumnya;
• Pemberian sumbangan tidak menyebabkan rugi pada Tahun
Pajak sumbangan diberikan;
• didukung oleh bukti yang sah;
• Lembaga yang menerima sumbangan memiliki NPWP;
• Besarnya Maksimal 5% dari penghasilan neto fiskal Tahun
Pajak sebelumnya;
• Tidak mempunya hubungan istimewa.

Biaya Non Deductible
Pasal 4 PP No.138/2000
1. Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final
penghasilan yang dikenakan pajak berdasarkan Norma
penghitungan penghasilan neto
4. Pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja (tanpa
tunjangan)
5. Kerugian dari harta atau utang yang tidak dimiliki dan
tidak digunakan dalam usaha
6. Kerugian atas usaha di luar negeri (KMK 164 tahun 2002)

Pasal 9 (1) UU PPh
1. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun, seperti
dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan
asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi
2. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, atau anggota
3. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali cadangan
untuk usaha bank, asuransi, dan pertambangan (diubah UU
36/08)
4. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan
beasiswa yang dibayar oleh WP OP, kecuali jika dibayar oleh
pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan
bagi WP ybs
5. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali
penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai dan
pemberian natura didaerah tertentu yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan oleh KMK

Pasal 9 (1) UU PPh
6. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada
pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan
7. Harta yang dihibahkan, bantuan, sumbangan, dan warisan
8. Pajak Penghasilan
9. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi WP
atau orang yang menjadi tanggungannya
10. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma,
atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi
atas saham
11. Sanksi Administrasi

PIUTANG YANG NYATA-NYATA TIDAK DAPAT
DITAGIH
4 SYARAT
1. TELAH DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA DALAM LAPORAN

LABA RUGI KOMERSIAL;
2. TELAH DISERAHKAN PERKARA PENAGIHANNYA KEPADA
PN ATAU BUPLN ATAU ADANYA PERJANJIAN TERTULIS
MENGENAI PENGHAPUSAN PIUTANG / PEMBEBASAN
UTANG ANTARA KREDITUR DAN DEBITUR YBS;
3. TELAH DIPUBLIKASIKAN DALAM PENERBITAN UMUM ATAU
KHUSUS; DAN
4. WP HARUS MENYERAHKAN DAFTAR PIUTANG YANG TIDAK
DAPAT DITAGIH KEPADA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Biaya vs Penghasilan
Prinsip:
Kalau bagi pemberi merupakan detuctible
maka bagi penerima meupakan objek pajak
Sebaliknya, kalau bagi pemberi non detuctible

maka bagi penerima merupakan bukan objek
pajak

Biaya vs Penghasilan
URAIAN BAGI PEMBERI BAGI PENERIMA
Gaji, upah dkk Deductible Objek Pajak
Pemberian Natura Non Deductible Bukan Objek pajak
Bantuan, Sumbangan, dan

Hibah yg tidak ada
hubungan usaha, pekerjaan, Non Deductible Bukan Objek pajak
kepemilikan, atau
penguasaan

TARIF PPh BADAN 2010
35
06/29/20 created by kade
a. Tarif PPh Pasal 17 Ayat (1) huruf b
Bagi Wajib Pajak badan dalam negeri

dan bentuk usaha tetap adalah
sebesar
-Untuk Tahun Pajak 2009 : 28%
- Mulai Tahun Pajak 2010 : 25%
Back

b. Tarif PPh Pasal 17 Ayat (2b)
Back

Persyaratan Tertentu
a. Dimiliki minimal oleh 300 pihak

b. Masing-masing pihak memiliki kurang
dari 5%
c. Keadaan tersebut berlangsung selama
paling singkat 6 bulan dalam 1 tahun
Back

c. Tarif PPh Pasal 31E Ayat (1)
Bagi WP badan dalam negeri dengan PB

s.d Rp50Miliar mendapat fasilitas berupa
pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif
normal yang dikenakan atas PKP dari
bagian PB sampai dengan Rp4,8 Miliar.
Back

Contoh 1
Peredaran bruto PT X dalam tahun pajak 2010 sebesar
Rp60 Milyar dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar
Rp500 Juta.
Penghitungan pajak yang terutang:
Seluruh Penghasilan Kena Pajak yang diperoleh dari
peredaran bruto tersebut dikenakan tarif Pajak Penghasilan
badan normal karena jumlah peredaran bruto PT X melebihi
Rp50 Milyar.
Pajak Penghasilan yang terutang:
25% x Rp500.000.000 = Rp125.000.000

Contoh 2
Peredaran bruto PT Y dalam tahun pajak 2009 sebesar
Rp4.500.000.000 dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar
Rp500.000.000.
Penghitungan pajak yang terutang:
Seluruh Penghasilan Kena Pajak yang diperoleh dari peredaran
bruto tersebut dikenakan tarif sebesar 50% dari tarif Pajak
Penghasilan badan yang berlaku karena jumlah peredaran
bruto PT Y tidak melebihi Rp4.800.000.000.
Pajak Penghasilan yang terutang:
50% x 25% x Rp500.000.000 = Rp62.500.000

Contoh 3
Peredaran bruto PT K dalam tahun pajak 2010 sebesar
Rp30.000.000.000 dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar
Rp3.000.000.000. Penghitungan Pajak Penghasilan yang
terutang:
1. Jumlah PKP dari bagian PB yang memperoleh fasilitas:
(Rp4,8 miliar : Rp30 miliar) x Rp3 miliar = Rp 480.000.000
2. Jumlah PKP dari bagian PB yang tidak memperoleh fasilitas:
Rp3 miliar – Rp 480.000.000 = Rp2.520.000.000
3. Pajak Penghasilan yang terutang:
- 50%x 25% x Rp480.000.000 = Rp 60.000.000
- 25% x Rp2.520.000.000 = Rp 630.000.000
Jumlah PPh yang terutang = Rp 690.000.000

Kredit Pajak
PPh yang
dipotong/dipungut PPh yang dibayar
pihak lain sendiri
(PPh Potput)

PPh Potput
PPh Pasal 22
PPh Pasal 23
PPh Pasal 24

PPh Yang Dibayar sendiri
• PPh Pasal 25
• STP PPh Pasal 25

PPh Kurang (Lebih) Bayar
1. PPh terutang > Kredit Pajak
Kurang Bayar (PPh Pasal 29)
2. PPh terutang < Kredit Pajak
Lebih Bayar (PPh Pasal 28A)

Penyusutan
Aktiva Tetap

Cara Pembebanan Biaya
• Dibebankan pada tahun berjalan :
untuk pengeluaran yang mempunyai masa
manfaat < 1 tahun
• Dengan Mekanisme Penyusutan /

Amortisasi
untuk pengeluaran yang mempunyai masa
manfaat > 1 tahun
Aktiva Tetap
Berwujud Tak
Berwujud
Gedung, Mesin, Royalty, Hak Paten, dll

Kendaraan dll
Penyusutan Amortisasi
Penyusutan Aktiva Tetap
Digunakan untuk usaha ?
Ya Tidak
Deductible Non Deductible

Aturan Penyusutan
Metode
No Golongan / Masa Penyusutan
. Kelompok Aktiva Manfaat
GL SMG
1 Bangunan :
a. Permanen 20 thn 5% -
b. Non Permanen 10 thn 10% -
2 Kelompok :
a. Kelompok 1 4 thn 25% 50%
b. Kelompok 2 8 thn 12,5% 25%
c. Kelompok 3 16 thn 6,25% 12,5%
d. Kelompok 4 20 thn 5% 10%
*) Penyusutan Fiskal tidak mengenal Nilai Residu
Saat Penyusutan Dimulai
“ Bulan “
Perolehan

Contoh Penghitungan Penyusutan
Data Akuntansi
Harga Masa
Nilai Tanggal
Aktiva Peroleha Manfaa
Sisa Perolehan
n t Next
25 Mar
Kelompok 1 40jt - 5 thn Next
09
Kelompok 2 100jt 20jt 10 thn 10 Apr 06 Next
Bang. Perm 200jt 20jt 18 thn 17 Okt 01

 Hitung Penyusutan selama masa manfaat
dengan metode GL dan SM !!!
Garis Lurus
Kelompok 1
Tahun Dasar Peny Tarif Penyusutan
2009 40.000.000 25% x 10/12 8.333.333
2010 40.000.000 25% 10.000.000
2011 40.000.000 25% 10.000.000
2012 40.000.000 25% 10.000.000
2013 40.000.000 25% x 2/12 1.666.667
Jumlah 40.000.000
06/29/20 created by kade Back 55
Garis Lurus
Kelompok 2
2006 100.000.000 12,5% x 9/12 9.375.000
2007 100.000.000 12,5% 12.500.000
2008 100.000.000 12,5% 12.500.000
2009 100.000.000 12,5% 12.500.000
2010 100.000.000 12,5% 12.500.000
2011 100.000.000 12,5% 12.500.000
2012 100.000.000 12,5% 12.500.000
2013 100.000.000 12,5% 12.500.000
2014 100.000.000 12,5% x 3/12 3.125.000
Jumlah 100.000.000
Back
Garis Lurus
Bangunan Permanen
2001 200.000.000 5% x 3/12 2.500.000
2002 200.000.000 5% 10.000.000
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
2020 200.000.000 5% 10.000.000

2021 200.000.000 5% x 9/12 7.500.000
Jumlah 200.000.000
Back
Saldo Menurun
Kelompok 1
Tahun Dasar Peny Tarif Penyusutan NSBF

2009 40.000.000 50% x 10/12 16.666.667 23.333.333
2010 23.333.333 50% 11.666.667 11.666.666
2011 11.666.666 50% 5.833.333 5.833.333
2012 5.833.333 50% 2.916.667 2.916.666
2013 2.916.666 50% x 2/12 2.916.666 -
Jumlah 40.000.000
06/29/20 created by kade
Back Next 58
Saldo Menurun
Kelompok 2
Tahun Dasar Peny Tarif Penyusutan NSBF
2006 100.000.000 25%X9/12 18.750.000 81.250.000
2007 81.250.000 25% 20.312.500 60.937.500
2008 60.937.500 25% 15.234.375 45.703.125
2009 45.703.125 25% 11.425.781 34.279.344
2010 34.279.344 25% 8.569.836 25.709.508
2011 25.709.508 25% 6.427.377 19.282.131
2012 19.282.131 25% 4.820.533 14.461.598
2013 14.461.598 25% 3.615.400 10.846.198
2014 10.846.198 25%X3/12 10.846.198 -
06/29/20
Jumlah 100.000.000 59
created by kade
Garis Lurus
Bangunan Permanen

2001 200.000.000 5% x 3/12 2.500.000
2002 200.000.000 5% 10.000.000
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
2020 200.000.000 5% 10.000.000

2021 200.000.000 5% x 9/12 7.500.000
Jumlah 200.000.000
Penyusutan
HP, Sedan, &

Bus Pegawai

KEP-220/PJ./2002
Berlaku mulai 18 April 2002
Mengatur penyusutan tentang :

1) HP
2) Sedan & sejenisnya
3) Bus / Mini Bus

Handphone yang dipakai pegawai
karena jabatan / pekerjaannya
Pembelian HP
kelompok 1
Penyusutan
Deductible 50%
Biaya Pulsa & Pemeliharaan
Deductible 50%

Sedan & sejenisnya yang dipakai
pegawai karena jabatan /
pekerjaannya
Pembelian Sedan
kelompok 2
Penyusutan
Deductible 50%
Biaya Pemeliharaan & Bahan Bakar
Deductible 50%

Bus / Mini Bus Untuk Antar Jemput
Pegawai
Pembelian Bus / Mini Bus

kelompok 2
Penyusutan
Deductible 100%
Biaya Pemeliharaan & Bahan Bakar
Deductible 100%

Tanggal 12 April 2008, beli HP
seharga Rp 3.000.000 (GL)
Penyusutan
Dasar
Tahun Tarif
Penyusutan Normal Fiskal
2008 3,000,000 25%x9/12 562,500 281,250

2009 3,000,000 25% 750,000 375,000
2010 3,000,000 25% 750,000 375,000
2011 3,000,000 25% 750,000 375,000
2012 3,000,000 25%x3/12 187,500 93,750
Total 3,000,000 1,500,000

Latihan Penyusutan
Jenis aktiva Kel. Harga Tgl.

perolehan pembelian
Handphone I 3.000.000 Sept.
2007
Kendaraan II 120.000.000 Juli 2006
Operasional
Meubel dan I 5.000.000 April 2006
perkakas
Hitung penyusutan fiskal untuk tahun pajak 2011 dengan
menggunakan metode saldo menurun!

KOMPENSASI
KERUGIAN

Kompensasi Kerugian
Kerugian secara fiskal dalam suatu

tahun dapat mengurangi laba 5 (lima)
tahun setelah tahun kerugian terjadi

Contoh
Laba (Rugi)
Tahun
Fiskal
2004 (800.000.000)
2005 (600.000.000)
2006 (400.000.000)
2007 300.000.000
2008 200.000.000
2009 500.000.000
2010 700.000.000
2011 400.000.000

Contoh
Dalam ribuan rupiah
Kompensasi Kerugian Fiskal

Laba
Tahun (Rugi)
Fiskal 2007 2008 2009 2010 2011 2012
2004 (800) 300 200 300 - - -

2005 (600) - - 200 400 - -
2006 (400) - - - 300 100 -
2007 300 - - - - - -
2008 200 - - - - - -
2009 500 - - - - - -
2010 700 - - - - - -
2011 400 - - - - - -
Jumlah 300 200 500 700 100 -

Contoh 1
Dari contoh 1 di atas, maka

Penghasilan Kena Pajak 2011 dihitung
sbb:
-Laba (rugi) Netto Fiskal 400
-Kompensasi Kerugian 100
-Penghasilan Kena Pajak 300

Latihan
Laba (Rugi)
Tahun
Fiskal
2004 (400.000.000)
2005 (500.000.000)
2006 (600.000.000)
2007 100.000.000
2008 150.000.000
2009 100.000.000
2010 800.000.000
2011 500.000.000

Terima Kasih

PPH Badan

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

PPH Badan

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PPh Badan

06/29/20 created by kade 1

06/29/20 created by kade 2

setiap tambahan kemampuan ekonomis;

yang diterima atau diperoleh oleh BADAN;

baik yang berasal dari lndonesia atau dari luar

yg dpt dipakai utk konsmsi atau utk menambah

dgn nama dan dalam bentuk apapun.

BADAN DALAM NEGER BADAN LUAR NEGERI

Penghasilan Dari Hanya

06/29/20 created by kade 4

Dikurang Kompensasi Kerugian

06/29/20 created by kade 5

Dikurang PPh yg dipotong pihak lain

PPh yang harus dibayar sendiri

Dikurang PPh yg dibayar sendiri

PPh kurang dibayar

06/29/20 created by kade 6

06/29/20 created by kade 7

Objek Pajak Bukan Objek

Bukan Final Final

created8by kade 06/29/20

1 Bukan Objek Dilaporkan

Pajak yang akan kita hitung dalam SPT PPh Badan

06/29/20 created by cxa 9

06/29/20 created by kade 10

06/29/20 created11by kade

7. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota perseroan

06/29/20 created12by kade

Punya hubungan usaha, pekerjaan,

06/29/20 created by kade 13

created14by kade 06/29/20

created15by kade 06/29/20

>= 25% Bukan Objek

06/29/20 created by kade 16

06/29/20 created by kade 17

06/29/20 created by kade 18

06/29/20 created by kade 19

06/29/20 created by kade 20

06/29/20 created by kade 21

06/29/20 created by kade 22

06/29/20 created by kade 23

Deductible Non Deductible

06/29/20 created by kade 24

 Dalam rangka mendapatkan, menagih, &

06/29/20 created by kade 25

06/29/20 created by kade 26

06/29/20 created by kade 27

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

06/29/20 created by kade 28

06/29/20 created by kade 29

06/29/20 created by kade 30

06/29/20 created by kade 31

1. TELAH DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA DALAM LAPORAN

06/29/20 created by kade 32

Sebaliknya, kalau bagi pemberi non detuctible

06/29/20 created by kade 33

Gaji, upah dkk Deductible Objek Pajak

Pemberian Natura Non Deductible Bukan Objek pajak

Bantuan, Sumbangan, dan

06/29/20 created by kade 34

Bagi Wajib Pajak badan dalam negeri

06/29/20 created by kade 37