Anda di halaman 1dari 90

1

UU NO. 6 TH. 1983


UU NO.16 TH 2000
PERPU NO.5 TH 2008
UU NO. 16 TH 2009
UU NO.11 TH 2020
UU NO. 7 TH 2021
MENGATUR
KETENTUAN FORMAL
MENGENAI

PPh PPN/ PPSP PAJAK


LAINNYA
PPN
YANG
BM MENGACU
KEPADA
UU INI
PPSP : PENAGIHAN PAJAK
DENGAN SURAT PAKSA

KECUALI DIATUR TERSENDIRI


DALAM UU YANG BERSANGKUTAN
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
(NPWP)
PASAL 2 AYAT (1) UU NO.7 TH 2021

SETIAP
WAJIB
PAJAK

YANG MEMENUHI
PERSYARATAN
SUBJEKTIF &
OBJEKTIF

SESUAI
DENGAN UU
PERPAJAKA
N

WAJIB
MENDAFTARKAN
DIRI PADA KANTOR
DJP

UNTUK
MENDAPATK 3
AN NPWP
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
(NPWP)
Pasal 2 ayat 1(a), 10, UU HPP No.7 Th
2021
Nomor Pokok Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
bagi Wajib Pajak orang pribadi
yang merupakan penduduk Indonesia
menggunakan
Nomor Induk Kependudukan.

Dalam rangka penggunaan NIK sebagai NPWP, menteri yang


menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri
memberikan data kependudukan dan data balikan dari
pengguna kepada Menteri Keuangan untuk diintegrasikan
dengan basis data perpajakan

4
PENGUKUHAN
PENGUSAHA KENA PAJAK
PASAL 2 AYAT (2) UU NO.7 TH 2021

SETIAP WAJIB
PAJAK SEBAGAI
PENGUSAHA

YANG DIKENAI
PAJAK
BERDASARKAN UU
PPN 1984

WAJIB
MELAPORKAN
USAHANYA PADA
KANTOR DJP

UNTUK
DIKUKUHKAN
MENJADI
PENGUSAHA KENA
PAJAK

UNTUK
MENDAPATKAN 5
NPPKP
TEMPAT PENDAFTARAN
NPWP
PASAL 2 AYAT (1) DAN AYAT (3) UU NO.7 th 2021

WAJIB PAJAK

ORANG PEMUNGUT/
PRIBADI PEMOTONG
BADAN

KANTOR DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


PENGUSAHA
TERTENTU

TEMPAT TINGGAL

TEMPAT KEDUDUKAN
DAN TEMPAT
KEGIATAN USAHA 6
TEMPAT
PENGUKUHAN PKP
PASAL 2 AYAT (2) UU NO.7 TH 2021

WP SEBAGAI PENGUSAHA
YANG DIKENAKAN PAJAK MENURUT UU PPN

ORANG
BADAN
PRIBADI

KANTOR DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

TEMPAT TINGGAL TEMPAT KEDUDUKAN

DAN TEMPAT KEGIATAN USAHA

7
PENERBITAN
NPWP DAN ATAU
PENGUKUHAN PKP
SECARA JABATAN
PASAL 2 AYAT (4) UU NO.7 TH 2021

DIRJEN PAJAK

MENERBITKAN
NPWP DAN ATAU PPKP
SECARA JABATAN

APABILA ORANG PRIBADI ATAU BADAN


YANG TELAH MEMENUHI SYARAT SEBAGAI
WP/PKP TETAPI TIDAK MENDAFTARKAN
DIRI DAN / ATAU TIDAK MELAPORKAN
USAHANYA

8
SYARAT-SYARAT UNTUK
MENDAPATKAN NPWP
BAGI WP ORANG PRIBADI
PER 02/PJ/2018 (Psl 6)

WP ORANG PRIBADI

Melakukan kegiatan usaha/ Tidak melakukan


pekerjaan bebas kegiatan usaha/pekerjaan bebas

MENGISI DAN MENANDATANGANI SENDIRI/


KUASA KHUSUS
FORMULIR PENDAFTARAN

DILAMPIRI FOTO KOPI : DILAMPIRI FOTO KOPI :


• 1.Bagi WNI: • 1.Bagi WNI : KTP
a ) KTP • 2.Bagi WNA :
b) Surat pernyataan bermeterai ttg a)Paspor; dan
kegiatan & tempat kegiatan usaha b) KITAS) atau KITAP
• 2. Bagi WNA:
a) Paspor; *KITAS : KARTU IZIN TINGGAL SEMENTARA
KITAP : KARTU IZIN TINGGAL TETAP
b) KITAS atau KITAP
c) Surat pernyataan kegiatan usaha
dan tempat kegiatan usaha.

9
SYARAT-SYARAT UNTUK
MENDAPATKAN NPWP BAGI WP
BADAN

PER 02/PJ/2018 (Psl 6 huruf f dan g)

WP BADAN

PROFIT ORIENTED NON PROFIT ORIENTED

MENGISI DAN MENANDATANGANI SENDIRI/


KUASA KHUSUS
FORMULIR PENDAFTARAN

DILAMPIRI FOTO KOPI :


1.Bagi WNI:) KTP & NPWP DILAMPIRI FOTO KOPI :
Bagi WNA : KTP & NPWP (BAGI YG 1.Bagi WNI : KTP Pengurus
BERSTATUS SBG WP) Bagi WNA: Paspor pengurus

2. Akta pendirian bagi Wajib Pajak 2. Surat pernyataan bermeterai dari


Badan dalam negeri; atau salah satu pengurus Wajib Pajak Badan
tentang kegiatan yang dilakukan
SK penunjukan dari kantor
dan tempat kegiatan tersebut dilakukan.
pusat, bagi BUT.

3. Surat pernyataan bermeterai tentang


kegiatan & tempat kegiatan tersebut
dilakukan
10
SYARAT-SYARAT UNTUK
MENDAPATKAN PPKP

PER 02/PJ/2018 (Psl 6 huruf j;Psl 18 huruf a,b)

WAJIB PAJAK

PEMUNGUT/
BADAN OP
PEMOTONG

MENGISI DAN MENANDATANGANI SENDIRI/


KUASA KHUSUS
FORMULIR PENDAFTARAN

Diilampiri Fotocopy : Dilampiri Fotocopy :


Dilampiri Fotocopy : • KTP bagi WNI; • Surat penunjukan
• Akta pendirian bagi WP DN, • Paspor, i (KITAS) / (KITAP) sebagai bendaharawan ;
atau SK penunjukan dari kantor bagi Warga Negara Asing; • KTP orang pribadi
pusat bagi BUT • Surat pernyataan tentang sebagai bendahara
• NPWP salah satu pengurus, kegiatan usaha dan
atau paspor dalam hal tempat kegiatan usaha.
penanggung jawab adalah
WNA dan tidak
memiliki NPWP
• Surat pernyataan ttg kegiatan
usaha & tempat kegiatan usaha.

11
PENGHAPUSAN NPWP
PASAL 6 UU NO.7 TH 2021

Dilakukan dalam hal :

Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh


WP dan/atau ahli warisnya apabila WP sudah tidak
memenuhi persyaratan subjektif dan atau objektif

WP badan di likuidasi karena penhentian atau


penggabungan usaha

WP BUT menghentikan kegiatannya di Indonesia

Dianggap perlu oleh Dirjen Pajak untuk


menghapuskan NPWP dari WP yang sudah tidak
Memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif

Penghapusan NPWP harus diselesaikan dalam jangka waktu 12


bulan sejak tanggal diterimanya permohonan secara lengkap untuk
wp badan, dan 6 bulan untuk wp pribadi

12
PENCABUTAN
PENGUKUHAN PKP
PER 20/PJ/2013 (Psl 21)

Dilakukan dalam hal :


• Pengusaha Kena Pajak dengan status
Wajib Pajak Non Efektif;
• WP pindah alamat ke wilayah Kerja KPP Lain
• PKP telah dipusatkan tempat terutangnya
PPN di tempat lain

PKP yang tidak diketahui keberadaan dan


/atau kegiatan usahanya

• PKP menyalahgunakan pengukuhan PKP;


• PKP tidak memenuhi syarat lagi sebagai PKP

Pencabutan Pengukuhan PKP harus diselesaikan dalam


jangka waktu 6 bulan sejak tanggal diterimanya
permohonan secara lengkap

13
SURAT PEMBERITAHUAN
(SPT)
PASAL 1 ANGKA 11, 12,13 UU NO.28 TH 2007

SPT
Surat yg oleh WP digunakan untuk melaporkan
Penghitungan dan atau Pembayaran Pajak,
Objek Pajak dan atau bukan Objek Pajak,
dan atau Harta dan Kewajiban

UNTUK SUATU
UNTUK SUATU TAHUN PAJAK ATAU
MASA PAJAK BAGIAN TAHUN PAJAK

SPT MASA SPT TAHUNAN

14
FUNGSI SPT PPh
PENJELASAN PASAL 3 AYAT (1) UU NO.28 TH 2007

SEBAGAI SARANA
UNTUK :

a. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan


penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
terutang
b. Melaporkan tentang :
 Pembayaran atau pelunasan pajak yg
telah dilaksanakan sendiri dan/atau
melalui pemotongan atau pemungutan
pihak lain dalam suatu Tahun Pajak atau
Bagian Tahun Pajak ;
 Penghasilan yang merupakan Objek dan
bukan Objek Pajak ;
 Harta dan Kewajiban ;
 Pembayaran dari pemotong / pemungut
tentang pemotongan atau pemungutan
dalam satu Masa Pajak.

15
FUNGSI SPT PPN
PENJELASAN PASAL 3 AYAT (1) UU NO.28 TH 2007

SEBAGAI SARANA
UNTUK :

a. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan


penghitungan jumlah PPN/PPnBM yang
sebenarnya terutang, dan
b. Melaporkan tentang:
- Pengkreditan PM terhadap PK;
- Pembayaran atau pelunasan pajak yg
telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan
atau melalui pihak lain dalam satu Masa
Pajak;
- Melaporkan dan mempertanggung
jawabkan pajak yang dipotong atau
dipungut dan disetorkan (bagi pemotong
atau pemungut).

16
PENYAMPAIAN SPT
PASAL 3 AYAT (2), (3) UU NO.28 TH 2007

BATAS WAKTU PENYAMPAIAN


• SPT MASA : PALING LAMBAT 20 HARI SETELAH AKHIR
MASA PAJAK. KHUSUS SPT MASA PPN AKHIR BULAN
BERIKUTNYA SETELAH BERAKHIRNYA MASA PAJAK

• SPT TAHUNAN PPH ORANG PRIBADI: PALING


LAMBAT 3 BULAN SETELAH AKHIR TAHUN PAJAK
• SPT TAHUNAN PPH BADAN : PALING LAMBAT 4
BULAN SETELAH AKHIR TAHUN PAJAK

17
PENGISIAN SPT
PASAL 3 AYAT (1), (1A) UU NO.28 TH 2007

SPT harus diisi


dengan :

A. BAHASA INDONESIA
B. HURUF LATIN
C. MENGGUNAKAN ANGKA ARAB
D. SATUAN MATA UANG RUPIAH
( KECUALI WP YANG TELAH MENDAPAT IZIN MENKEU
UNTUK MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN DENGAN
MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG
SELAIN RUPIAH, YAITU DALAM MATA UANG US $ )

18
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU
PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN
PASAL 3 AYAT (4), (5) DAN (5A) UU NO.28/2007

APABILA SPT TAHUNAN TIDAK DAPAT


DISAMPAIKAN PADA WAKTUNYA, WP DAPAT
MENGAJUKAN PERMOHONAN PERPANJANGAN

DENGAN SYARAT :
DIAJUKAN SECARA TERTULIS KEPADA
KEPALA KPP

DIAJUKAN SEBELUM BATAS WAKTU


PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN BERAKHIR

MENYAMPAIKAN PENGHITUNGAN SEMENTARA


PAJAK YG TERUTANG DAN DILAMPIRI
LAPORAN KEUANGAN SEMENTARA

MELAMPIRKAN BUKTI PELUNASAN


ATAS KEKURANGAN PENYETORAN
PAJAK YG TERUTANG
PERPANJANGAN DIBERIKAN PALING LAMA 2 BULAN
SEJAK BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT

APABILA TIDAK DISAMPAIKAN DALAM


BATAS WAKTU PERPANJANGAN TERSEBUT
DITERBITKAN SURAT TEGURAN
19
SANKSI ADMINISTRASI
ATAS KETERLAMBATAN atau
TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
PASAL 7 AYAT (1) UU NO.28 TH 2007

WP TERLAMBAT /
TIDAK MENYAMPAIKAN

SPT SPT
MASA TAHUNAN

SPT Masa PPN SPT WP Badan


Rp500.000 Rp 1.000.000,00

SPT Masa Lain SPT WP OP


Rp. 100.000,00 Rp100.000,00
20
PEMBETULAN SPT
PASAL 8 AYAT (1), (1A) DAN (2) UU NO. 7 TH 2021

SPT YG PENGISIANNYA
TERDAPAT KEKELIRUAN

DENGAN KEMAUAN SENDIRI


WP DAPAT MELAKUKAN PEMBETULAN

SYARAT

 MENYAMPAIKAN PERNYATAAN TERTULIS DAN


MEMBERI TANDA PEMBETULAN PADA SPT

 BELUM DILAKUKAN PEMERIKSAAN.

 DALAM HAL PEMBETULAN SPT MENYATAKAN RUGI


ATAU LEBIH BAYAR, PEMBETULAN SPT HARUS
DISAMPAIKAN PALING LAMA 2 TAHUN SEBELUM
DALUWARSA PENETAPAN.

 APABILA PEMBETULAN SPT MENYEBABKAN PAJAK


KURANG BAYAR DIKENAKAN SANKSI BUNGA PER
BULAN ATAS JUMLAH PAJAK KURANG BAYAR.

21
PEMBETULAN SPT
Pasal 8 (2b) UU HPP No.7 Th 2021

Tarif bunga per bulan yang


ditetapkan oleh Menteri Keuangan

dihitung
berdasarkan
suku bunga acuan
ditambah 5% (lima persen) dan
dibagi 12 (dua belas)

yang berlaku pada tanggal


dimulainya penghitungan sanksi

22
PEMBETULAN SPT

PASAL 8 AYAT ( 3 ) UU No.7 TH 2021,


PASAL 113 UU CIPTA KERJA

SPT TELAH
DISAMPAIKAN

TELAH DIPERIKSA, TETAPI BELUM


DILAKUKAN PENYIDIKAN, SEHUBUNGAN
TINDAK PIDANA PASAL 38 DAN ATAU 39

TIDAK DISIDIK

APABILA WP :
MENGUNGKAPKAN KETIDAK BENARAN ATAS
KEMAUAN SENDIRI
MELUNASI PAJAK YG KURANG DIBAYAR DAN
DENDA 100 % DARI JUMLAH PAJAK YANG
KURANG DIBAYAR
23
PEMBETULAN SPT
PASAL 8 AYAT (4) DAN (5) UU NO. 7 TH 2021

SEKALIPUN TELAH MELAKUKAN PEMERIKSAAN


DG SYARAT BELUM DISAMPAIKAN
SURAT PEMBERTAHUAN HASIL PEMERIKSAAN

WP DAPAT MENGUNGKAPKAN KETIDAKBENARAN


SPT ATAS KESADARAN SENDIRI, DALAM LAPORAN
TERSENDIRI. DAN PROSES PEMERIKSAAN TETAP
DILANJUTKAN

PAJAK YANG KURANG DIBAYAR HARUS DILUNASI


OLEH WP SEBELUM LAPORAN TERSENDIRI
DISAMPAIKAN BESERTA SANKSI BERUPA BUNGA

TARIF BUNGA PER BULAN DIHITUNG BERDASARKAN


SUKU BUNGA ACUAN DITAMBAH 10% DI BAGI 12

24
PEMBAYARAN PAJAK
PASAL 10 AYAT (2) UU NO.28 TH 2007 JO PER-05/PJ/2017
(Pasal 1 Poin 1,2,3,4,5)

PEMBAYARAN/
PENYETORAN PAJAK

SEJAK 1 JULI 2016


MENGGUNAKAN
SURAT SETORAN ELEKTRONIK (SSE)
Caranya :
Akses situs DJP Online
Klik bagian e-billing
Isi form SSE
Dapatkan ID Billing

25
TANGGAL JATUH TEMPO
PEMBAYARAN ATAU
TANGGAL
PENYETORANJATUH
PAJAK TEMPO
PEMBAYARAN
PER MENKEU NO.184/PMK.03/2007 (Pasal 2)

JENIS PAJAK TANGGAL JATUH TEMPO

PPh Pasal 4 ayat (2) yang


paling lama tanggal 10 bulan berikutnya
dipotong oleh Pemotong Pajak
Penghasilan setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 4 ayat (2) yang paling lama tanggal 15 bulan berikutnya
harus dibayar sendiri setelah Masa Pajak berakhir
oleh Wajib Pajak

PPh Pasal 21 yang dipotong paling lama tanggal 10 bulan berikutnya


oleh Pemotong PPh setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 23 dan PPh 26


paling lama tanggal 10 bulan berikutnya
yang dipotong oleh
setelah Masa Pajak berakhir.
Pemotong PPh

paling lama tanggal 15 bulan berikutnya


PPh Pasal 25 harus dibayar
setelah Masa Pajak berakhir.

PPh Pasal 22, PPN atau PPN bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk
dan PPnBM atas impor

PPh Pasal 22, PPN atau PPN dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja
dan PPnBM atas impor setelah dilakukan pemungutan pajak
yang dipungut oleh Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai
26
TANGGAL JATUH TEMPO
PEMBAYARAN
PER MENKEU NO.184/PMK.03/2007 (Pasal 2)

JENIS PAJAK TANGGAL JATUH TEMPO

PPh Pasal 22 yang dipungut pada hari yang sama


oleh bendahara dengan
pelaksanaan pembayaran

PPh Pasal 22 atas penyerahan paling lama tanggal 10 bulan berikutnya


bahan bakar minyak, gas, dan setelah Masa Pajak berakhir.
pelumas kepada penyalur/agen
atau industri

PPh pasal 22 yang pemungutannya paling lama tanggal 10 bulan berikutnya


dilakukan oleh Wajib Pajak badan
setelah Masa Pajak berakhir.
tertentu

PPn atau PPn dan PPnBM Paling lama akhir bulan berikutnya
yng terutang dalam satu Masa Pajak Setelah masa pajak berakhir

paling lama tanggal 7 bulan berikutnya


PPN atau PPN dan PPnBM yang
pemungutannya dilakukan oleh setelah Masa Pajak berakhir.
Bendahara Pemerintah

PPN atau PPN dan PPnBM yang paling lama tanggal 15 (bulan berikutnya
pemungutannya dilakukan oleh
Pemungut PPN selain setelah Masa Pajak berakhir.
Bendahara Pemerintah
27
BATAS WAKTU PELUNASAN
PPh PASAL 29
PASAL 9 AYAT (2) UU NO.28 TH 2007

KEKURANGAN BAYAR PPh


BERDASARKAN SPT TAHUNAN
PPh (Ps.29)

TAHUN BUKU TAHUN BUKU


Sama dengan Tidak sama dengan
TAHUN TAKWIM TAHUN TAKWIM

HARUS DILUNASI PALING LAMBAT

SEBELUM
SPT TAHUNAN DISAMPAIKAN

28
SANKSI ADMINISTRASI
KETERLAMBATAN PEMBAYARAN
PAJAK

PASAL 9 (2a),(2b),2(c) UU KUP DIUBAH


DG PASAL 113 UU CIPTA KERJA

2(a) Pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan


setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak

2(b) Atas pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan


setelah tanggal jatuh tempo penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan

DIKENAKAN SANKSI ADIMINITRASI

Berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang


ditetapkan oleh Menteri Keuangan dihitung
Berdasarkan suku bunga acuan ditambah 5% dan
dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal
dimulainya penghitungan sanksi.

29
JATUH TEMPO PEMBAYARAN
KETETAPAN PAJAK
PASAL 9 AYAT (3) UU NO.28 TH 2007

PAJAK TERUTANG ATAS :

 STP  SK PEMBETULAN
 SKPKB  SK KEBERATAN
 SKPKBT  PUTUSAN
BANDING

YG MENGAKIBATKAN
PAJAK YG HARUS
DIBAYAR
BERTAMBAH

HARUS DILUNASI PALING LAMBAT 1 BULAN


SEJAK TANGGAL DITERBITKAN

30
TEMPAT PEMBAYARAN/
PENYETORAN PAJAK
PASAL 10 AYAT (1) UU NO.28 TH 2007

TEMPAT
PEMBAYARAN/PENYETORAN

BANK BUMN/D KANTOR POS


ATAU BANK-BANK
LAIN YANG
DITUNJUK OLEH
DIRJEN ANGGARAN

31
SURAT KETETAPAN PAJAK
PASAL 1 ANGKA 15 UU NO.28 TH 2007

SURAT KETETAPAN PAJAK

SURAT KETETAPAN PAJAK


PASAL 13
KURANG BAYAR (SKPKB)

SURAT KETETAPAN PAJAK


KURANG BAYAR TAMBAHAN PASAL 15
(SKPKBT)

SURAT KETETAPAN PAJAK PASAL 17 A


NIHIL (SKPN)

PASAL 17
SURAT KETETAPAN PAJAK DAN
LEBIH BAYAR (SKPLB) PASAL 17 B

32
SKPKB
PASAL 13 AYAT (1) ,(2) , (2b) UU NO.21 TH 2021

DAPAT DITERBITKAN DALAM


JANGKA WAKTU 5 TAHUN
SETELAH DILAKUKAN
TINDAKAN PEMERIKSAAN, DALAM HAL :
Terdapat Kepada WP diterbitkan NPWP dan
pajak yang atau dikukuhkan sebagai PKP
tidak atau secara jabatan
kurang
dibayar

JUMLAH KEKURANGAN PAJAK


YANG TERUTANG DALAM SKPKB
DITAMBAH :

SANKSI ADMINISTRASI BERUPA BUNGA


YANG DIHITUNG BERDASARKAN SUKU
BUNGA ACUAN DITAMBAH 15% DI BAGI 12
YANG BERLAKU PADA TGL DIMULAINYA
PERHITUNGAN SANKSI

33
SKPKB
PASAL 13 AYAT (1) DAN (3) UU NO.7 TH 2021

DAPAT DITERBITKAN DALAM


JANGKA WAKTU 5 TAHUN, DALAM HAL :

PKP TIDAK PPN ATAS BARANG APABILA


MELAKUKAN MEWAH TIDAK KEWAJIBAN MENYELE
PENYERAHAN BKP SEHARUSNYA NGGARAKAN
DAN/ATAU JKP DAN DIKOMPENSASIKAN PEMBUKUAN ATAU
/ATAU EKSPOR BKP SELISIH LEBIH PAJAK PENCATATAN TIDAK
DAN /ATAU JKP DAN ATAU DIPENUHI SEHINGGA
TELAH DIBERIKAN TIDAK SEHARUSNYA TIDAK
PENGEMBALIAN PAJAK DIKENAI TARIF 0% DAPAT DIKETAHUI
MASUKAN BESARNYA PAJAK
YANG TERUTANG
SPT TIDAK DISAMPAIKAN
DALAM JANGKA WAKTU
SESUAI PASAL 3(3) DAN
SETELAH DITEGUR SECARA
TERTULIS TIDAK
DISAMPAIKAN PADA
WAKTUNYA
JUMLAH PAJAK DALAM SKPKB
DITAMBAH :

SANKSI SANKSI SANKSI SANKSI


ADMINISTRASI ADMINISTRASI KENAIKAN KENAIKAN
BERUPA BUNGA BERUPA BUNGA 75% DARI 75% DARI
YANG DIHITUNG YANG DIHITUNG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PAJAK PENGHASILAN
BERDASARKAN BERDASARKAN BARANG DAN JASA DAN YANG DIPOTONG,
SUKU BUNGA SUKU BUNGA PAJAK PENJUALAN ATAS ATAU DIPUNGUT,
ACUAN ACUAN BARANG MEWAH TETAPI
DITAMBAH 15% DITAMBAH 20 % YANG TIDAK TIDAK ATAU
DI BAGI 12 YANG DI BAGI 12 YANG ATAU KURANG DISETOR,
BERLAKU PADA BERLAKU PADA KURANG DIBAYAR. ATAU
TGL TGL
DIMULAINYA DIMULAINYA
PERHITUNGAN
SANKSI
PERHITUNGAN
SANKSI
34
SKPKB
dapat diterbitkan dalam
j.w. > 5 tahun dalam hal :
PASAL 13 AYAT (5) UU NO.28 TH 2007

WAJIB PAJAK DIPIDANA DI BIDANG


PERPAJAKAN BERDASARKAN
PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH
MEMPEROLEH KEKUATAN HUKUM
TETAP

DITAMBAH SANKSI
BUNGA 48 %

35
SKPKBT
Diterbitkan dalam Jangka Waktu 5
Tahun Apabila :
Pasal 15 Ayat (1), Ayat (2), dan Ayat (3) UU NO.28/2007

Data baru dan atau


Data yg semula belum
terungkap yang berakibat
jumlah pajak terutang
bertambah

Apabila ada
keterangan tertulis
Ditemukan dari WP atas
kehendak sendiri
oleh FISKUS dengan syarat DJP
belum melakukan
tindakan pemeriksaan

Dikenakan Tidak
KENAIKAN Dikenakan
100 % KENAIKAN

36
SKPKBT
Dapat Diterbitkan dalam
Jangka Waktu 5 Tahun, Dalam
Hal :
Pasal 15 Ayat (4) UU NO.28 TH 2007

Wajib Pajak dipidana di bidang


perpajakan berdasarkan putusan
Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum
tetap

Ditambah Sanksi
BUNGA 48%

37
PENERBITAN S K P L B
PASAL 17 DAN PENJELASAN UU NO.28 TH 2007

DJP SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN PEMERIKSAAN


DAPAT MENERBITKAN
SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR

APABILA JUMLAH KREDIT PAJAK ATAU


JUMLAH PAJAK YANG DIBAYAR LEBIH BESAR
DARIPADA JUMLAH PAJAK YANG TERUTANG

APABILA TERDAPAT PEMBAYARAN PAJAK


YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG,
WAJIB PAJAK DAPAT MENGAJUKAN PERMOHONAN
KEPADA DIREKTUR JENDERAL PAJAK
UNTUK MENERBITKAN SKPLB

SKPLB MASIH DAPAT DITERBITKAN LAGI


APABILA BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN DAN/ATAU
DATA BARU TERNYATA PAJAK YANG LEBIH DIBAYAR
JUMLAHNYA LEBIH BESAR DARIPADA KELEBIHAN
PEMBAYARAN PAJAK YANG TELAH DITETAPKAN.
38
PERMOHONAN PENGEMBALIAN
KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
DARI WAJIB PAJAK
PASAL 17B AYAT (1)(1a)(2) UU NO.28 TH 2007

HARUS DITERBITKAN PALING LAMA 12 BULAN


SEJAK PERMOHONAN DITERIMA SECARA LENGKAP

APABILA SETELAH MELAMPAUI JANGKA WAKTU 12 BULAN,


DIREKTUR JENDERAL PAJAK TIDAK MEMBERI SUATU
KEPUTUSAN, PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN
PEMBAYARAN PAJAK DIANGGAP DIKABULKAN DAN SKPLB
HARUS DITERBITKAN PALING LAMA 1 BULAN SETELAH
JANGKA WAKTU TERSEBUT BERAKHIR.

TIDAK BERLAKU TERHADAP WAJIB PAJAK YANG


SEDANG DILAKUKAN PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN
TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

39
PENERBITAN S K P N
Pasal 17 A UU NO.28 TH 2007

SETELAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN

JUMLAH KREDIT PAJAK


ATAU JUMLAH PAJAK PAJAK TIDAK TERUTANG
YG DIBAYAR DAN TIDAK ADA
SAMA DENGAN KREDIT PAJAK /
JUMLAH PAJAK PEMBAYARAN PAJAK
YG TERUTANG

40
SURAT TAGIHAN PAJAK
PASAL 14 AYAT (1) DAN (3) UU NO.7 TH 2021

DIREKTUR JENDERAL PAJAK DAPAT MENERBITKAN


SURAT TAGIHAN PAJAK APABILA:

PAJAK PENGHASILAN
DALAM TAHUN
BERJALAN TIDAK ATAU JUMLAH KEKURANGAN PAJAK YANG
KURANG DIBAYAR TERUTANG DALAM STP DITAMBAH
DENGAN

SANKSI ADMINISTRASI BERUPA BUNGA


DARI HASIL PENELITIAN YANG DIHITUNG BERDASARKAN SUKU
TERDAPAT BUNGA ACUAN DITAMBAH 5% DI BAGI 12
KEKURANGAN YANG BERLAKU PADA TGL DIMULAINYA
PEMBAYARAN PAJAK PERHITUNGAN SANKSI
SEBAGAI AKIBAT
SALAH TULIS DAN/ATAU
SALAH HITUNG;
Terdapat jumlah pajak yang tidak
atau kurang dibayar dalam jangka
WAJIB PAJAK DIKENAI waktu sesuai dengan persetujuan
SANKSI ADMINISTRASI untuk mengangsur atau menunda
BERUPA DENDA
DAN/ATAU BUNGA pembayaran pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat(4).

CATATAN: PASAL 14 AYAT (2)


STP MEMILIKI KEKUATAN HUKUM YANG SAMA DENGAN SKP

41
SURAT TAGIHAN PAJAK
PASAL 14 AYAT (1) DAN (4) UU NO.7 TH 2021

DIREKTUR JENDERAL PAJAK DAPAT MENERBITKAN


SURAT TAGIHAN PAJAK APABILA:

PENGUSAHA YANG TELAH DIKUKUHKAN


SEBAGAI PKP, TETAPI TIDAK MEMBUAT
FAKTUR PAJAK ATAU TERLAMBAT
MEMBUAT FAKTUR PAJAK

PENGUSAHA YANG TELAH DIKUKUHKAN


SEBAGAI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG
TIDAK MENGISI FAKTUR PAJAK SECARA
LENGKAP SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 13 AYAT (5) UNDANG- WAJIB MENYETOR
UNDANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI 1984 PAJAK YANG
DAN PERUBAHANNYA, SELAIN: TERUTANG
• IDENTITAS PEMBELI SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 13 AYAT (5) DITAMBAH
HURUF B UNDANG-UNDANG PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI 1984 DAN SANKSI ADMINISTRASI
PERUBAHANNYA; ATAU BERUPA
DENDA SEBESAR 1%
• IDENTITAS PEMBELI SERTA NAMA DAN
TANDATANGAN SEBAGAIMANA DARI DASAR
DIMAKSUD DALAM PASAL 13 AYAT (5) PENGENAAN PAJAK
HURUF B DAN HURUF G UNDANG-
UNDANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
1984 DAN PERUBAHANNYA, DALAM HAL
PENYERAHAN DILAKUKAN OLEH
PENGUSAHA KENA PAJAK PEDAGANG
ECERAN

42
PASAL 19 (1) UU KUP, DIRUBAH DG UU
CIPTA KERJA PASAL 113

Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau


Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,
serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau
Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan
jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah,
pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau
kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau
kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi
berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan untuk seluruh
masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo
sampai dengan tanggal pembayaran atau tanggal
diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan dikenakan
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
PASAL 19 (2), (3) UU KUP, DIRUBAH DG
UU CIPTA KERJA PASAL 113

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur


atau menunda pembayaran pajak juga dikenai
sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif
bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan dari jumlah pajak yang masih harus
dibayar dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan serta bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda


penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan dan
ternyata penghitungan sementara pajak yang
terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (5) kurang dari jumlah pajak yang
sebenarnya terutang atas kekurangan
pembayaran pajak tersebut, dikenai bunga
sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan yang dihitung dari saat
berakhirnya batas waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b dan huruf c
sampai dengan tanggal dibayarnya kekurangan
pembayaran tersebut dan dikenakan paling lama
24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari
bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
PASAL 19 (4) UU KUP, DIRUBAH DG UU CIPTA
KERJA PASAL 113

Tarif bunga per bulan yang ditetapkan


oleh Menteri Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) dihitung berdasarkan suku
bunga acuan dibagi 12 (dua belas)
yang berlaku pada tanggal dimulainya
penghitungan sanksi.
PENAGIHAN PAJAK
DENGAN SURAT PAKSA
PASAL 20 AYAT (1), (3) UU NO.28 TH 2007

 STP  SK PEMBETULAN
 SKPKB  SK KEBERATAN
 SKPKBT  PUTUSAN BANDING
 PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
YANG MENGAKIBATKAN PAJAK YG
HARUS DIBAYAR BERTAMBAH

TIDAK DIBAYAR
SAMPAI TANGGAL JATUH TEMPO

SURAT
PAKSA
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DILAKSANAKAN
SESUAI DENGAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG BERLAKU

46
PELAKSANAAN BANTUAN
PENAGIHAN PAJAK

Pasal 20A UU No.7 Tahun 2021

(1) Menteri Keuangan berwenang melakukan


kerja sama untuk pelaksanaan bantuan
penagihan pajak dengan negara mitra atau
yurisdiksi mitra.

(2) Menteri Keuangan berwenang melakukan


kerja sama untuk pelaksanaan bantuan
penagihan pajak dengan negara mitra atau
yurisdiksi mitra.

(3) Pemberian bantuan penagihan pajak dan


permintaan bantuan penagihan pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan berdasarkan perjanjian
internasional secara resiprokal.

47
PELAKSANAAN BANTUAN
PENAGIHAN PAJAK

Pasal 20A UU No.7 Tahun 2021

(4) Negara mitra atau yurisdiksi mitra


sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan negara atau yurisdiksi yang
terikat dengan Pemerintah Indonesia
dalam perjanjian internasional.

(5) Perjanjian internasional sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) merupakan
perjanjian bilateral atau multilateral yang
mengatur kerja sama mengenai hal yang
berkaitan dengan bantuan penagihan
pajak, meliputi:
a. persetujuan penghindaran pajak
berganda;
b. konvensi tentang bantuan administratif
bersama dibidang perpajakan; atau
c. perjanjian bilateral atau multilateral
lainnya.

(6 Bantuan penagihan pajak sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan
setelah diterima klaim pajak dari negara
mitra atau yurisdiksi mitra.

48
PELAKSANAAN BANTUAN
PENAGIHAN PAJAK
Pasal 20A UU No.7 Tahun 2021

(7) Klaim pajak sebagaimana dimaksud pada


ayat (6) merupakan instrumen legal dari
negara mitra atau yurisdiksi mitra yang
paling sedikit memuat:
a. Nilai klaim pajak yang dimintakan
bantuan penagihan; dan
b.Identitas penanggung pajak atas klaim
pajak.

(8) Klaim pajak sebagaimana dimaksud pada


ayat (7) merupakan dasar penagihan pajak
yang dilaksanakan penagihan pajak dengan
Surat Paksa sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan yang berlaku mutatis mutandis
dengan ketentuan penagihan pajak yang
berlaku di negara mitra atau yurisdiksi mitra.

(9) Hasil penagihan pajak atas klaim pajak dari


negara mitra atau yurisdiksi mitra ditampung
dalam rekening pemerintah lainnya sebelum
dikirimkan ke negara mitra atau yurisdiksi
mitra.

49
DALUWARSA PENAGIHAN
PASAL 22 AYAT (1) UU NO.28 TH 2007

DALUWARSA
PENAGIHAN PAJAK

5 TAHUN

TERHITUNG SEJAK DITERBITKANNYA:


 STP,
 SKPKB,
 SKPKBT,
 SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN,
 SURAT KEPUTUSAN BANDING,
 SURAT PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

50
KEBERATAN WP
PASAL 25 AYAT (1), AYAT (7) UU NO. 7 TH 2021

Diajukan hanya kepada


Direktur Jenderal Pajak
atas suatu:

 SKPKB
 SKPKBT
 SKPLB
 SKP Nihil
 Pemotongan atau Pemungutan oleh
Pihak Ketiga

51
SYARAT PENGAJUAN
KEBERATAN
PASAL 25 AYAT (2), (3), (4) UU NO.7 TH 2021

1. TERTULIS DALAM BAHASA INDONESIA

2. MEMUAT JUMLAH PAJAK YG TERUTANG ATAU JUMLAH


PAJAK YG DIPOTONG ATAU DIPUNGUT ATAU JUMLAH RUGI
MENURUT PENGHITUNGAN WP.

3. MEMUAT ALASAN-ALASAN YANG JELAS

4. DALAM JANGKA WAKTU TIGA BULAN SEJAK TANGGAL


DIKIRIM SKP ATAU TANGGAL

5. PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN KECUALI DI LUAR


KEKUASAAN WAJIB PAJAK (FORCE MAYEUR)

6. SATU SURAT KEBERATAN UNTUK SATU JENIS PAJAK DAN


SATU TAHUN PAJAK

SYARAT
TIDAK DIPENUHI

TIDAK DIANGGAP SURAT KEBERATAN


SEHINGGA TIDAK DIPERTIMBANGKAN

DALAM HAL WP MENGAJUKAN KEBERATAN ATAS SKP,


WP WAJIB MELUNASI PAJAK YANG MASIH HARUS DIBAYAR
PALING SEDIKIT SEJUMLAH YANG TELAH DISETUJUI WP
DALAM PEMBAHASAN AKHIR HASIL PEMERIKSAAN,
SEBELUM SURAT KEBERATAN DISAMPAIKAN
52
PENYELESAIAN
SURAT KEBERATAN
PASAL 26 AYAT (1), (2), (3),(5) UU NO.28TH2007

PALING LAMA 12 BULAN SEJAK TGL SURAT


KEBERATAN DITERIMA, DIRJEN PAJAK
HARUS MEMBERIKAN KEPUTUSAN

Keputusan dapat berupa :


 Menerima seluruhnya
 Menerima sebagian
 Menolak
 Menambah jumlah pajak
terutang

BILA DALAM WAKTU 12 BULAN TERLEWATI,


DAN TIDAK DIBERIKAN KEPUTUSAN, MAKA
SURAT KEBERATAN WP DIANGGAP DITERIMA

Catatan:
Sebelum surat keputusan diterbitkan, WP dapat
menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan
53
SANKSI ATAS
KEBERATAN
PASAL 25 AYAT (9) dan (10)UU NO.7 TH 2021

DALAM HAL KEBERATAN WP DITOLAK


ATAU DIKABULKAN SEBAGIAN, WAJIB PAJAK
DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI BERUPA
DENDA SEBESAR 30% (LIMA PULUH PERSEN)
DARI JUMLAH PAJAK BERDASARKAN
KEPUTUSAN KEBERATAN
DIKURANGI DENGAN PAJAK YANG TELAH DIBAYAR
SEBELUM MENGAJUKAN KEBERATAN.

SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA


SEBESAR 30% (LIMA PULUH PERSEN) DI
ATAS TIDAK DIKENAKAN, DALAM HAL
WAJIB PAJAK MENGAJUKAN PERMOHONAN
BANDING

54
PERMOHONAN BANDING
PASAL 27 AYAT (1), (2), (3), (5c) UU NO.7 TH 2021

ATAS
KEPUTUSAN KEBERATAN

HANYA DAPAT DIAJUKAN BANDING


KEPADA

BADAN PERADILAN PAJAK

syarat

 Ditulis dalam Bahasa Indonesia;


 Alasan yang jelas
 Dalam jangka waktu tiga bulan sejak Surat
Keputusan Keberatan diterima;
 Dilampiri salinan Surat Keputusan Keberatan

55
IMBALAN BUNGA ATAS
KEBERATAN/BANDING/PK
(PMK NO.226/PMK.03/2013)

KEBERATAN/BANDING DITERIMA
SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA

Sepanjang utang pajak dalam SKPKB dan


atau SKPKBT telah dibayar yang
menyebabkan kelebihan pembayaran pajak

DIKEMBALIKAN DG DITAMBAH
BUNGA 2% PER BULAN, UNTUK
PALING LAMA 24 BULAN :
untuk SKPKB dan SKPKBT sampai dengan
dihitung sejak tanggal diterbitkannya
pembayaran yang Surat Keputusan
menyebabkan kelebihan Keberatan,
pembayaran pajak Putusan Banding,
untuk SKP Nihil dan SKPLB atau Putusan
dihitung sejak tanggal Peninjauan
penerbitan surat ketetapan Kembali
pajak.
56
SANKSI ATAS
BANDING
PASAL 27 AYAT (5d), (5e) UU NO.7 TH 2021

DALAM HAL BANDING WP DITOLAK


ATAU DIKABULKAN SEBAGIAN, WAJIB PAJAK
DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI BERUPA
DENDA SEBESAR 60% (ENAM PULUH PERSEN)
DARI JUMLAH PAJAK BERDASARKAN
KEPUTUSAN BANDING
DIKURANGI DENGAN PAJAK YANG TELAH DIBAYAR
SEBELUM MENGAJUKAN KEBERATAN.

Dalam hal Wajib Pajak atau Direktur


Jenderal Pajak mengajukan
permohonan peninjauan kembali,
pelaksanaan putusan Pengadilan
Pajak tidak ditangguhkan atau
dihentikan.

57
SANKSI ATAS
BANDING
PASAL 27 AYAT (5. f-g) UU NO.7 TH 2021

Dalam hal Putusan Peninjauan Kembali yang


menyebabkan jumlah pajak yang masih harus
dibayar bertambah, dikenai sanksi administratif
berupa denda sebesar 60% (enam puluh persen)
dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Peninjauan
Kembali dikurangi dengan pembayaran pajak yang
telah dibayar sebelum mengajukan keberatan
.
Surat Tagihan Pajak atas sanksi administratif
diterbitkan paling lama 2 (dua) tahun sejak
tanggal diterima Putusan Peninjauan Kembali oleh
Direktur Jenderal Pajak.

58
PROSEDUR PERSETUJUAN BERSAMA

Pasal 27C (1), (2) UU No.7 Tahun 2021

(1) Direktur Jenderal Pajak berwenang


melaksanakan prosedur persetujuan
bersama untuk mencegah atau
menyelesaikan permasalahan yang
timbul dalam penerapan persetujuan
penghindaran pajak berganda.

(2) Prosedur persetujuan bersama


sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diajukan oleh:

a.Wajib Pajak dalam negeri;


b.Direktur Jenderal Pajak;
c.Pejabat berwenang negara mitra
atau yurisdiksi mitra persetujuan
penghindaran pajak berganda; atau

59
PROSEDUR PERSETUJUAN BERSAMA

Pasal 27C UU No.7 Tahun 2021

d. Warga negara Indonesia melalui Direktur


Jenderal Pajak terkait perlakuan diskriminatif di
negara mitra atau yurisdiksi mitra persetujuan
penghindaran pajak berganda yang
bertentangan dengan ketentuan mengenai
nondiskriminasi, sesuai dengan ketentuan dan
batas waktu sebagaimana diatur dalam
persetujuan penghindaran pajak berganda yang
bertentangan dengan ketentuan mengenai
nondiskriminasi,

(3) Permintaan pelaksanaan prosedur persetujuan


bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, huruf b, dan huruf c dapat diajukan
bersamaan dengan permohonan Wajib Pajak
dalam negeri untuk mengajukan:
a.keberatan.
b.permohonan banding sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27; atau
c.pengurangan atau pembatalan surat
ketetapan pajak yang tidak benar. 60
PROSEDUR PERSETUJUAN BERSAMA

Pasal 27C UU No.7 Tahun 2021

(4) Dalam hal pelaksanaan prosedur persetujuan


bersama belum menghasilkan persetujuan
bersama sampai dengan Putusan Banding atau
Putusan Peninjauan Kembali diucapkan,
Direktur Jenderal Pajak: :

a. melanjutkan perundingan, dalam hal materi


sengketa yang diputus dalam Putusan
Banding atau Putusan Peninjauan Kembali
bukan merupakan materi yang diajukan
prosedur persetujuan bersama; atau

b.menggunakan Putusan Banding atau Putusan


Peninjauan Kembali sebagai posisi dalam
perundingan atau menghentikan
perundingan, dalam hal materi sengketa
yang diputus merupakan materi yang
diajukan prosedur persetujuan bersama.

61
PROSEDUR PERSETUJUAN BERSAMA

Pasal 27C UU No.7 Tahun 2021

5) Direktur Jenderal Pajak menindaklanjuti hasil


pelaksanaan prosedur persetujuan bersama
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
menerbitkan surat keputusan tentang
persetujuan bersama.

(6) Surat keputusan tentang persetujuan bersama


sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
termasuk dasar pengembalian pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat
(1a) atau dasar penagihan pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18.

62
PENGERTIAN PEMBUKUAN
PASAL 1 ANGKA 29 UU NO.28 TH 2007

PROSES PENCATATAN SECARA TERATUR


UNTUK MENGUMPULKAN DATA
DAN INFORMASI KEUANGAN

MELIPUTI
 HARTA
 KEWAJIBAN
 MODAL
 PENGHASILAN DAN BIAYA
 HARGA PEROLEHAN DAN PENYERAHAN BARANG/JASA

YANG DITUTUP DENGAN MENYUSUN


LAPORAN KEUANGAN (NERACA & LABA RUGI)
UNTUK PERIODE TAHUN PAJAK TERSEBUT

63
KEWAJIBAN PEMBUKUAN
PASAL 28 AYAT (1) UU NO.28 TH 2007

WAJIB PAJAK ORANG


PRIBADI YG MELAKUKAN
WAJIB PAJAK
KEGIATAN USAHA
BADAN
ATAU PEKERJAAN
BEBAS

DI INDONESIA

WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN

64
DIKECUALIKAN DARI
KEWAJIBAN PEMBUKUAN
PASAL 28 AYAT (2) UU NO.28 TH 2007

TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI


WAJIB MELAKUKAN PENCATATAN

WP ORANG PRIBADI
WP ORANG PRIBADI
YG TIDAK MELAKUKAN
YG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA
KEGIATAN USAHA/
ATAU
PEKERJAAN BEBAS
PEKERJAAN BEBAS

YG DIPERBOLEHKAN
MENGHITUNG
PENGHASILAN NETO DGN
MENGGUNAKAN NORMA
PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO

65
SYARAT PEMBUKUAN
PASAL 28 AYAT (3), (4), (5), (7) UU NO.28 TH 2007

 Harus memperhatikan itikad baik


 Mencerminkan keadaan atau kegiatan
usaha sebenarnya
 Diselenggarakan di Indonesia
 Huruf latin
 Angka Arab
 Satuan mata uang Rupiah
 Bahasa Indonesia atau Bahasa Asing yang
diizinkan Menteri Keuangan yaitu bahasa
Inggris
 Diselenggarakan dgn prinsip taat asas dan
dgn stelsel akrual atau stelsel kas
 Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan
mengenai harta,kewajiban, modal,
penghasilan & biaya, serta penjualan &
pembelian(sehingga dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang)

66
PENGERTIAN PENCATATAN
PASAL 28 AYAT (9) UU NO.28 TH 2007

PENGUMPULAN DATA
SECARA TERATUR
tentang
 Penghasilan bruto selama
satu tahun, terhitung mulai
1 Januari s.d 31 Desember

SEBAGAI DASAR UNTUK


MENGHITUNG JUMLAH PAJAK TERUTANG,
(termasuk Penghasilan yg bukan objek pajak
dan atau yg dikenakan pajak yg
bersifat final)

67
PENGERTIAN
PEMERIKSAAN
PASAL 1 ANGKA 25 UU NO.28 TH 2007

Serangkaian Kegiatan untuk


Menghimpun
Mengolah Data, Keterangan,
dan/atau Bukti
yang dilaksanakan secara objektif
dan profesional berdasarkan suatu
standar pemeriksaan

Untuk :
 menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan
 tujuan lain dalam rangka melaksanakan
Ketentuan peraturan per- UU perpajakan

68
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
YANG DIPERIKSA
PASAL 29 AYAT (3) UU NO.28 TH 2007

a. Memperlihatkan dan atau


meminjamkan buku/
catatan/ dokumen
b. Memberikan kesempatan
memasuki tempat atau
ruangan yang dipandang
perlu
c. Memberikan keterangan
yang diperlukan

69
KEWAJIBAN
MERAHASIAKAN
PASAL 29 AYAT (4) UU NO.28 TH 2007

UNTUK KEPERLUAN
PEMERIKSAAN

DITIADAKAN

70
PENYIDIKAN
PASAL 1 ANGKA 31 UU NO.28 TH 2007

SERANGKAIAN TINDAKAN
YANG DILAKUKAN
PENYIDIK

UNTUK MENCARI DAN


MENGUMPULKAN BUKTI

YANG DENGAN BUKTI ITU

MEMBUAT TERANG
TINDAK PIDANA MENEMUKAN
DI BIDANG TERSANGKANYA
PERPAJAKAN

71
PIHAK LAIN UNTUK MELAKUKAN
PEMOTONGAN, PEMUNGUTAN, PENYETORAN,
DAN/ATAU PELAPORAN PAJAK

Pasal 32A UU No.7 Th 2021

(1) Menteri Keuangan menunjuk pihak lain untuk


melakukan pemotongan, pemungutan,
penyetoran, dan/atau pelaporan pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

(2) Pihak lain merupakan pihak yang terlibat


langsung atau memfasilitasi transaksi
antarpihak yang bertransaksi.

(3)Penetapan, penagihan, upaya hukum, dan


pengenaan sanksi terhadap Wajib Pajak
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan
berlaku secara mutatis mutandis terhadap
pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat
(2).

72
PIHAK LAIN UNTUK MELAKUKAN
PEMOTONGAN, PEMUNGUTAN, PENYETORAN,
DAN/ATAU PELAPORAN PAJAK

(4)Dalam hal pihak lain sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) merupakan penyelenggara sistem
elektronik, selain dikenai sanksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), terhadap
penyelenggara sistem elektronik dimaksud dapat
dikenai sanksi berupa pemutusan akses
setelahdiberikan teguran.

(5)Dalam hal pihak lain sebagaimana dimaksud


pada ayat (4) telah melakukan pemotongan,
pemungutan, penyetoran, dan/atau pelaporan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan setelah diberikan teguran,
terhadap pihak lain tidak dikenai sanksi
pemutusan akses.

73
PIHAK LAIN UNTUK MELAKUKAN
PEMOTONGAN, PEMUNGUTAN, PENYETORAN,
DAN/ATAU PELAPORAN PAJAK

(6)Dalam hal pihak lain sebagaimana


dimaksud pada ayat (4) telah melakukan
pemotongan, pemungutan, penyetoran,
dan/atau pelaporan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan setelah dilakukan pemutusan
akses, terhadap pihak lain dilakukan
normalisasi akses kembali.

(7)Menteri yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang komunikasi dan
informatika berwenang melakukan
pemutusan akses sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dan melakukan normalisasi
akses sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) berdasarkan permintaan Menteri
Keuangan.

74
LARANGAN TERHADAP
PEJABAT DAN TENAGA AHLI

Pasal 34 UU No.7 Tahun 2021

(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukan


kepada pihak lain segala sesuatu yang
diketahui atau diberitahukan kepadanya
oleh Wajib Pajak dalam rangka jabatan
atau pekerjaannya untuk menjalankan
ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) berlaku juga terhadap tenaga
ahli yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal Pajak untuk membantu dalam
pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

75
LARANGAN TERHADAP
PEJABAT DAN TENAGA AHLI

Pasal 34 UU No.7 Tahun 2021

(2a) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
adalah:

a. Pejabat dan tenaga ahli yang


bertindak sebagai saksi atau
saksi ahli dalam sidang
pengadilan; atau

b. Pejabat dan/atau tenaga ahli


yang ditetapkan Menteri
Keuangan untuk memberikan
keterangan kepada pejabat
lembaga negara atau instansi
Pemerintah yang berwenang
melakukan pemeriksaan dalam
bidang keuangan negara.

76
LARANGAN TERHADAP
PEJABAT DAN TENAGA AHLI

Pasal 34 UU No.7 Tahun 2021

(3) Demi kepentingan negara, dalam rangka


penyidikan, penuntutan, atau dalam rangka
mengadakan kerja sama dengan lembaga
negara, instansi pemerintah, badan hukum
yang dibentuk melalui Undang-Undang atau
Peraturan Pemerintah, atau pihak lain,
Menteri Keuangan berwenang memberikan
izin tertulis kepada pejabat dan tenaga ahli
untuk memberikan keterangan dan
memperlihatkan bukti tertulis dari atau
entang Wajib Pajak kepada pihak yang
ditunjuk.

77
LARANGAN TERHADAP
PEJABAT DAN TENAGA AHLI

Pasal 34 UU No.7 Tahun 2021

(4) Untuk kepentingan pemeriksaan di


pengadilan dalam perkara pidana
atau perdata, atas permintaan Hakim
sesuai dengan Hukum Acara Pidana
dan Hukum Acara Perdata, Menteri
Keuangan dapat memberi izin tertulis
kepada pejabat dan tenaga ahli
untuk memberikan dan
memperlihatkan bukti tertulis dan
keterangan Wajib Pajak yang ada
padanya.

(5) Permintaan hakim harus


menyebutkan nama tersangka atau
nama tergugat, keterangan yang
diminta, serta kaitan antara perkara
pidana atau perdata yang
bersangkutan dengan keterangan
yang diminta.

78
JANGKA WAKTU PENUNTUTAN TINDAK
PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

Pasa 40 UU No.7 Tahun 2021

Tindak pidana dibidang perpajakan


tidak dapat dilakukan penuntutan
setelah lampau waktu 10 (sepuluh)
tahun sejak saat terutangnya pajak,
berakhirnya Masa Pajak,
berakhirnya Bagian Tahun Pajak,
atau berakhirnya Tahun Pajak yang
bersangkutan.

79
PEMERIKSAAN BUKTI
PERMULAAN
Pasal 43A ayat (1), (1a) UU No.7 Tahun 2021

Direktur Jenderal Pajak berdasarkan


informasi, data, laporan, dan pengaduan
berwenang melakukan pemeriksaan bukti
permulaan sebelum dilakukan penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan

Pemeriksaan Bukti Permulaan


dilaksanakan oleh Pejabat Penyidik
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajakyang
menerima surat perintah pemeriksaan
bukti permulaan.

80
PEMERIKSAAN BUKTI
PERMULAAN
Pasal 43A ayat (2), (3), (4) UU No.7 Tahun 2021

Dalam hal terdapat indikasi tindak pidana di bidang


perpajakan yang menyangkut petugas Direktorat
Jenderal Pajak, Menteri Keuangan dapat menugasi
unit pemeriksa internal di lingkungan Kementerian
Keuangan untuk melakukan pemeriksaan bukti
permulaan.

Apabila dari bukti permulaan ditemukan unsur


tindak pidana korupsi, pegawai Direktorat Jenderal
.Pajak yang tersangkut wajib diproses menurut
ketentuan hukum Tindak Pdana Korupsi

Tata Cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana


di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan (2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.

81
PENYIDIK
Pasal 44 ayat (1), (3) , (4) UU No.7 Tahun 2021

Penyidikan tindak pidana di bidang


perpajakan hanya dapat dilakukan
oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil
P
tertentu di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak yang di beri
wewenang khusus sebagai penyidik
tindak pidana di bidang perpajakan

Penyidik memberitahukan dimulainya


penyidikan dan menyampaika hasil
penyidikannya kepada penuntut
umum melalui penyidik pejabat
Kepolisian Negara RI sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam UU
Hukum Acara Pidana

Dalam rangka pelaksanaan


kewenangan penyidik, penyidik dapat
meminta bantuan aparat penegak
hukum lain

82
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan
meneliti keterangan/ laporan agar menjadi
lebih lengkap dan jelas

b. Meneliti , mencari, dan mengumpulkan


Pasal keterangan mengenai orang pribadi/ badan
44 tentang kebenaran perbuatan yg dilakukan
(2)
c. Minta keterangan dan bahan bukti dari orang
pribadi atau badan
W
e d. Memeriksa buku / catatan dan dokumen lain
w
e e. Melakukan penggeledahan untuk
n mendapatkan bahan bukti
a
n f. Meminta bantuan tenaga ahli
g
g. Menyuruh berhenti dan /atau melarang
P seseorang meninggalkan ruangan atau
e tempat pada saat pemeriksaan, memeriksa
n identitas orang, benda, dokumen yg dibawa.
y
i h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan
d Tindak Pidana Perpajakan
i
k i. Memanggil orang untuk didengar keterangan
dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi

j. Menghentikan penyidikan

k. Melakukan tindakan lain yang perlu menurut


hukum yg bertanggungjawab
83
PENGHENTIAN PENYIDIKAN

Pasal 44A UU No.7Tahun 2021

Penyidikan dapat dihentikan apabila;


1. WP melakukan pengungkapan
ketidakbenaran perbuatan.
2. Tidak terdapat cukup bukti.
3. Peristiwa tersebut bukan merupakan
tindak pidana dibidang perpajakan.
4. Demi hukum (alasan hapusnya
hak menuntut dan hilangnya hak
menjalankan pidana karena peristiwa
tersebut sudah kadaluwarsa atau
tersangkanya meninggal dunia.

84
JANGKA WAKTU
PENGHENTIAN PENYIDIKAN
Pasal 44 B ayat (1) UU No.7 tahun 2021

Untuk kepentingan penerimaan


negara, atas permintaan Menteri
Keuangan, Jaksa Agung dapat
menghentikan penyidikan tindak
pidana dibidang perpajakan paling
lama dalam jangka waktu 6 (enam)
ulan sejak tanggal surat permintaan.

85
HAL-HAL YANG HARUS DILUNASI SAAT
PENGHENTIAN PENYIDIKAN
TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

Pasal 44 B ayat (2) UU No.7 Tahun 2021

Penghentian penyidikan tindak pidana


dibidang perpajakan hanya dapat
dilakukan setelah wajib pajak atau
tersangka melunasi :

a. Kerugian pada pendapatan negara


sebagaimana dimaksud dalam pasal
38 ditambah dengan sanksi
administrasi berupa denda sebesar 1
(satu) kali jumlah kerugian pada
pendapatan negara.

b. Kerugian pada pendapatan negara


sebagaimana di maksud dalam pasal
39 ditambah dengan sanksi
administratif berupa denda sebesar 3
(tiga) kali jumlah kerugian pada
pendapatan negara.

c. Jumlah pajak dalam faktur pajak,


bukti pemungutan pajak, bukti
pemotongan pajak, dan/atau bukti
setoran pajak sebagaimana dimaksud
dalam pasal 39A ditambah dengan
sanksi administrasi berupa denda
sebesar 4 (empat) kali jumlah pajak
dalam faktur pajak, bukti pemungutan
pajak, bukti pemotongan pajak,
dan /atau bukti setoran pajak. 86
HAL-HAL YANG HARUS DILUNASI SAAT
PENGHENTIAN PENYIDIKAN
TINDAK PIDANA PERPAJAKAN
Pasal 44 B ayat (2a) , (2b), 2(c) UU No.7 Tahun 2021

Dalam hal perkara pidana telah


dilimpahkan ke pengadilan, terdakwa
tetap dapat melunasi:

a) Kerugian pada pendapatan negara


ditambah dengan sanksi administrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a atau huruf b ; atau

b) Jumlah pajak dalam faktur pajak,


bukti pemungutan pajak, bukti
pemotongan pajak, dan/atau bukti
setoran pajak ditambah dengan
sanksi administrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c

Pelunasan sebagaimana dimaksud pada


ayat (2a) menjadi pertimbangan untuk
P penjatuhan pidana
dituntut tanpa disertai
penjara

Dalam hal pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak


, tersangka atau terdakwa pada tahap penyidikan
sampai dengan persidangan belum memeuhi jumlah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), atas pembayaran
P
tersebut dapat diperhitungkan sebagai pembayaran
pidana denda yang dibebankan kepada terdakwa.

87
PIDANA DENDA,
PENYITAAN & PIDANA PENJARA
Pasal 44 C ayat (1) , (2), (3) UU No.7 Tahun 2021

Pidana denda sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 39 dan Pasal 39A tidak dapat digantikan
dengan pidana kurungan dan wajib dibayar
oleh terpidana.

Dalam hal terpidana tidak membayar denda


paling lama 1 (satu) bulan sesudah putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap, jaksa melakukan penyitaan dan
pelelangan terhadap harta kekayaan terpidana
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Dalam hal setelah dilakukan penelusuran dan


penyitaan harta kekayaan, terpidana tidak
memiliki harta kekayaan yang mencukupi
untuk membayar denda, dapat dipidana dengan
pidana penjara yang lamanya tidak melebihi
pidana penjara yang diputus.
88
KEHADIRAN TERDAKWA
DALAM SIDANG PENGADILAN
Pasal 44 D ayat (1),(2) UU No.7 Tahun 2021

Dalam hal terdakwa telah dipanggil secara sah


dan tidak hadir di sidang pengadilan tanpa
alasan yang sah, perkara tindak pidana
dibidang perpajakan tetap dapat diperiksa dan
diputus tanpa kehadiran terdakwa.

Dalam hal terdakwa hadir pada sidang sebelum


putusan dijatuhkan, terdakwa wajib diperiksa
dan segala keterangan saksi dan surat yang
dibacakan dalam sidang sebelumnya dianggap
sebagai diucapkan dalam sidang.

89
TERIMA KASIH

90

Anda mungkin juga menyukai