Anda di halaman 1dari 19

TRANSFER PRICING

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Sistem Pengendalian Manajemen

Disusun Oleh :

Abdi Rahadian Nugraha Prawira Yudha 201810170311059

Muhammad Mahardika 201810170311072

Angga Sabriansyah Pratama 201810170311102

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur dan terimakasih kami panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat segala rahmat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selasaikan tepat
pada waktu yang telah ditentukan dan sesuai harapan kami. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terimakasih atas segala bantuan baik materi maupun pikiran dari
semua pihak yang telah berkontribusi.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta
pengalaman bagi pembaca serta menjadi manfaat dan amal jariyah sebagai ilmu
yang bermanfaat. Untuk itu kedepannya mungkin dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta pengalaman kami,


kami yakin masih banyak kekurangan dalam maklah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik yang membangun serta saran dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 20 Maret 2021

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................1
BAB 2. PEMBAHASAN................................................................................2
BAB 3. KASUS 6-3 GENERAL APPLIANCE CORPORATION..............11
BAB 4. KESIMPULAN...............................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................16

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sudah sering kita temui banyak perusahaan di seluruh dunia, khususnya
dalam industri manufaktur memiliki tujuan untuk meminimalkan harga
produk yang mereka buat. Sejalan dengan itu semua, pemikiran yang ada
dalam suatu perusahaan berorientasi kepada sistem desentralisasi. Salah
satu tantangan utama dalam menjalankan sistem desentralisasi adalah
merancang metode akuntansi yang memuaskan untuk transfer barang dan
jasa dari satu pusat laba ke pusat laba lain di perusahaan yang memiliki
jumlah transaksi yang signifikan. Dalam suatu perusahaan yang
organisasinya telah dibagi-bagi menjadi pusat-pusat laba, transfer barang
atau jasa antar pusat laba tersebut menimbulkan masalah penentuan harga
transfer, karena masing-masing pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan
laba, sehingga setiap transfer barang atau jasa antar pusat laba akan
berdampak terhadap laba masing - masing pihak yang terkait. Banyak cara
yang dilakukan perusahaan dalam melakukan penentuan harga trasnfer.
Masalah penentuan Harga Transfer dijumpai dalam perusahaan yang
organisasinya disusun menurut pusat – pusat laba, dan antara pusat laba
yang dibentuk terjadi transfer barang atau jasa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Harga Transfer (Transfer Pricing)?
2. Apa saja metode dari penentuan Harga Transfer?
3. Bagaimana metode penyelesaian konflik penentuan harga transfer?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih
dalam tentang Penentuan Harga Transfer, Metode yang digunakan, serta
penyelesaian konflik dalam menentukannya.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Tujuan Harga Transfer (Transfer Pricing)


Harga Transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu transfer barang
atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari dua
pihak yang bertransaksi merupakan pusat laba. Dalam arti luas, Harga
Trasnfer yaitu harga barang dan jasa yang ditransfer atau dipindahkan
antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa
memandang bentuk pusat pertanggungjawaban. Sedangkan dalam arti
sempit, Harga Transfer yaitu harga barang atau jasa yang ditransfer
antar pusat laba arau setidaknya salah satu dari pusat
pertanggungjawaban merupakan pusat laba.
Tujuan Penentuan Harga Transfer
Harga transfer merupakan mekanisme untuk mendistribusikan
pendapatan, harga transfer harus dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat mencapai tujuan beikut ini:
 Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing
unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum
anatara biaya dan pendapatan perusahaan.
 Menghasilkan keputusan yang selaras dengan tujuan.
 Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha
individual.
 Sistem yang dirancang tersebut harus mudah dimengerti dan
dikelola.

2.2 Prinsip Dasar


Prinsip dasar dalam penentuan harga transfer adalah bahwa harga
transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan
seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari
pemasok luar.

2
Ketika suatu pusat laba dalam suatu perusahaan membeli produk dari,
dan menjual ke, satu sama lain, maka dua keputusan yang harus
diambil untuk setiap produk adalah:
1. Apakah perusahaan harus memproduksi sendiri produk tersebut
atau membelinya dari pemasok luar? Hal ini merupakan keputusan
sourcing.
2. Jika diproduksi secara internal, pada tingkat harga berapakah
produk tersebut akan ditransfer antar pusat laba? Hal ini
merupakan keputusan harga transfer.
Sistem harga transfer dapat bervariasi dari yang paling sederhana
sampai yang paling rumit, tergantung dari sifat usahanya.
Situasi Ideal
Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasn
tujuan jika dalam kondisi seperti dibawah ini:
1. Orang-orang yang Kompeten.
Idealnya, para manajer harus memperhatikan kinerja jangka
panjang dari pusat tanggung jawab mereka, sama seperti kinerja
jangka pendeknya. Staf yang terlibat dalam negoisasi dan arbitrase
harga transfer juga harus kompeten.
2. Atmosfer yang baik.
Para manajer harus menjadikan profitabilitas, sebagaimana diukur
dalam laporan laba rugi mereka, sebagai tujuan yang penting dan
pertimbangan yang signifikan dalam penilaian kinerja mereka.
Mereka harus memandang bahwa harga transfer tersebut harus
adil.
3. Kebebasan Memperoleh Sumber Daya
Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada, dan para
manajer sebaiknya diizinkan untuk memilih alternatif yang paling
baik untuk mereka. Manajer pembelian harus bebas untuk membeli
dari pihak luar, dan manajer penjualan harus bebas untuk menjual
ke pihak luar. Dalam keadan seperti ini, kebijakan harga transfer

3
tersebut akan memberikan hak kepada setiap manajer pusat laba
untuk berurusan baik dengan pihak didalam maupun diluar
perusahaan sesuai dengan penilai mereka masing-masing.
Kemudian pasar akan membentuk sautu harga transfer. Keputusan
untuk berurusan dengan pihak di dalam atau diluar perusahaan juga
dibuat oleh pasar. Jika pembeli tidak mendapatkan harga yang
memuaskan dari sumber didalam perusahaan, mereka bebas untuk
membeli dari luar.
4. Informasi Penuh
Para manejer harus mengetahui semua alternatif yang ada serta
biaya dan pendapatan yang relevan dari masing-masing alternatif
tersebut.
5. Negoisasi
Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar untuk melakukan
negoisasi kontrak antar unit usaha. Jika semua kondisi diatas
terpenuhi maka sistem harga transfer berdasarkan harga pasar
dapat menghasilkan keselarasan cita-cita dan tidak membutuhkan
administrasi pusat.

2.3 Hambatan dalam Perolehan Sumber Daya


Idealnya, seorang manajer pembelian bebas untuk mengambil
keputusan mengenai perolehan sumber daya manusia, demikian
manajer penjualan harus bebas untuk menjual produknya ke pasar
yang paling menguntungkan meskipun demikian dalam kehidupan
nyata, kebebasan dalam perolehan sumber daya tidak slalu mungkin di
lakukan atau jika hal itu mungkin. Dibatasi oleh kebijakan-kebijakan
korporat sekarang akan dipertimbangkan situasi dimana manajer pusat
laba tidak memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan tersebut
dan akibat-akibat yang terjadi dengan adanya hambatan-hambatan
dalam perolehan sumber daya pada kebijakan harga transfer yang ada.

4
Pasar yang Terbatas
Dalam banyak perusahaan, pasar bagi pusat laba penjualan atau
pembelian dapat saja sangat terbatas. Beberapa hal atas permasalahan
ini yaitu: (1) Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi
pengembangan internal. (2) Jika suatu perusahaan merupakan
produsen tunggal dari produk yang terdeferensiasi, tidak ada sumber
daya dari luar. (3) Jika suatu perusahaan telah melakukan investasi
yang besar, maka perusahaan cenderung tidak akan menggunakan
sumber daya dari luar kecuali harga jual mendekati biaya variabel
perusahaan, dimana hal ini sering sekali terjadi.
Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri
Yang harus diperhatikan dalam kasus ini adalah dengan adanya pilihan
tersebut, pusat laba pembelian dibeberapa perusahaan akan lebih
memilih untuk berurusan dengan pihak luar. Salah satu alasannya
adalah anggapan bahwa pihak luar memberikan pelayanan yang baik.
Alasan ini adalah persaingan internal yang terkadang-kadang muncul
dalam perusahaan yang divisional.

2.4 Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-Based Transfer Prices)


Jika harga yang kompetitif tidak tersedia, maka harga transfer dapat
ditentukan berdasarkan biaya ditambah laba, meskipun harga trasnfer
semacam ini sangat rumit untuk dihitung dan hasilnya kurang
memuaskan dibandingkan dengan harga hersdasarkan harga. Dua
keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga transfer berdasarkan
biaya adalah: (1) Bagaimana menentukan besarnya biaya dan (2)
Bagaimana menghitung markup laba.
Dasar Biaya
Dasar yang umum adalah biaya standar. Biaya aktual tidak boleh
digunakan karena faktor inefisiensi produksi akan diteruskan ke pusat
laba pembelian. Jika biaya standar yang digunakan, maka dibutuhkan

5
suatu insentif untuk menetapkan standar yang ketat dan untuk
meningkatkan standar tersebut.
Markup Laba
Dalam menghitung markup laba, terdapat dua keputusan yang
digunakan. Markup ditentukan atas dasar penentuan tingkat laba dan
besarnya laba. Dasar penentuan tingkat laba ini bisa dilakukan
berdasarkan biaya dan dapat dilakukan berdasarkan return atas
investasi. Kesulitannya adalah bila berdasar biaya, tidak
memperhitungkan investasi yang dilakukan. Sebaliknya, jika berdasar
investasi, sulit untuk menentukan besarnya investasi yang layak
diperhitungkan. Masalah kedua dalam penyusunan laba adalah besarnya
jumlah laba. Persepsi manajemen senior atas kerja keuangan dari suatu
pusat laba akan dipengaruhi oleh laba yang ditunjukkan oleh pusat laba
tersebut. Konsekuensinya, jika mungkin penyisihan laba harus dapat
mendekati tingkat pengambilan yang akan diperoleh seandainya unit
usaha tersebut merupakan perusahaan independen yang menjual
produknya ke konsumen luar.
Biaya Tetap dan Laba Hulu (Upstream Fixed Cost and Profits)
Penetapan harga transfer dapat menimbulkan permasalahan yang cukup
serius dalam perusahaan yang terintegrasi. Pusat laba yang pada
akhirnya menjual produk ke pihak luar mungkin tidak menyadari
jumlah biaya tetap dan laba bagian hulu yang terkandung didalam harga
pembelian internal. Bahkan jika pusat laba terakhir menyadari adanya
biaya tetap dan laba tersebut, pusat laba itu mungkin enggan untuk
mengurangi labanya guna mengoptimalkan laba perusahaan. Metode –
metode yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan cara – cara yang digambarkan dibawah ini:
 Persetujuan antar unit.
 Two-Step Pricing.
Cara lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menetapkan
harga transfer yang mencakup dua biaya. Pertama, untuk setiap unit

6
yang terjual, dibuat biaya yang sama dengan biaya produksi variabel
standar. Kedua, biaya berkala (biasanya bulanan) dibuat sama
dengan biaya tetap yang terkait dengan fasilitas yang disediakan
untuk unit pembelian. Salah satu atau kedua komponen ini harus
mencakup margin keuntungan.
 Profit Sharing
Jika sistem Two Step Pricing tidak memungkinkan, sistem bagi
hasil dapat digunakan untuk memastikan kesesuaian antara unit
bisnis dan kepentingan perusahaan. Sistem ini beroperasi sebagai
berikut:
- Produk ditransfer ke unit pemasaran dengan biaya variabel
standar.
- Setelah produk terjual, unit bisnis berbagi kontribusi yang
diperoleh, yaitu harga jual dikurangi biaya produksi dan
pemasaran variabel.
 Two Sets of Prices
Dalam metode ini, pendapatan unit manufaktur dikreditkan dengan
harga penjualan di luar dan unit pembelian dibebankan biaya
standar total. Selisihnya dibebankan ke akun pusat dan dihilangkan
ketika laporan unit bisnis dikonsolidasikan. Metode penetapan
harga transfer ini kadang-kadang digunakan ketika sering terjadi
konflik antara unit pembelian dan penjualan yang tidak dapat
diselesaikan dengan salah satu metode lain. Baik unit pembelian dan
penjualan mendapatkan keuntungan dengan metode ini.

2.5 Penentuan Harga Korporat


Biaya dari unit staf pusat untuk mana unit usaha tidak memiliki kendali
(akuntansi pusat, hubungan masyarakat, administrasi dikeluarkan). Jika
seluruh biaya ini dibebankan, maka semua biaya tersebut akan

7
dialokasikan, dan alokasi tidak memasukkan komponen laba. Alokasi juga
bukan merupakan harga transfer. Terdapat 2 jenis transfer, yaitu:
1. Untuk jasa pusat yang harus diterima oleh unit penerima dinama unit
penerima dapat mengendalikan jumlah yang digunakan paling tidak
secara parsial.
2. Untuk jasa pusat yang dapat diputuskan oleh unit usaha apakah akan
digunakan atau tidak.

Pengendalian Atas Jumlah Jasa

Unit usaha harus menggunakan staff korporat untuk jasa-jasa seperti


teknologi informasi serta riset dan pengembangan. Ada tiga teori
pemikiran mengenai jasa-jasa seperti ini: (1) Teori pertama menyatakan
bahwa suatu unit usaha harus membayar biaya variabel standar dari jasa
yang diberika. (2) Teori pemikiran yang kedua menyarankan harga-harga
yang sama dengan biaya variabel standar ditambah bagian yang wajar dan
biaya tetap standar yaitu biaya penuh (full cost). (3) Teori pemikiran yang
ketiga menyarankan harga yang sama dengan harga pasar.

Pilihan Penggunaan Jasa

Dalam beberapa kasus, pihak manajemen mungkin memutuskan bahwa


unit-unit usaha dapat memilih apakah akan menggunakan unit jasa sentral
atau tidak. Unit–unit bisnis dapat memperoleh jasa tersebut dari pihak luar,
mengembangkan kemampuan mereka, atau memilih untuk tidak
menggunakan jasa ini sama sekali. Dalam situasi ini, para manajer unit
usaha mengendalikan baik jumlah maupun efisiensi dari jsa pusat. Pada
kondisi ini, kelompok pusat tersebut merupakan pusat laba. Harga
transfernya harus berdasarkan pada pertimbangan yang sama dengan
pertimbangan yang mengendalikan harga transfer yang lain.

8
2.6 Administrasi Harga Transfer
Administrasi ini membahas bagaimana pelaksanaan dari kebijakan yang
sudah dipilih tadi – khususnya, tingkat negoisasi yang diizinkan untuk
menentukan harga transfer, metode penyelesaian konflik dalam
menentukan harga trasnfer, dan klasifikasi produk yang sesuai denga
metode yang paling tepat.
Negosiasi
Di hampir semua perusahaan, unit usaha menegosiasikan harga transfer
satu sama lain; maksudnya, harga transfer yang tidak ditentukan oleh
kelompok staf pusat. Alasan yang paling penting untuk hal ini adalah
kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai
kesepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu
fungsi utama dari manajer lini. Jika kantor pusat mengendalikan penentuan
harga, maka kemampuan manajemen lini untuk memperbaiki profitabilitas
akan semakin berkurang. Selain itu, banyak harga transfer yang harus
melibatkan penilaian subjektif pada tingkat tertentu. Akibatnya, satu harga
transfer yang telah di negosiasikan seringkali merupakan hasil kompromi
antara pihak pembeli dengan penjual. Jika kantor pusat telah menentukan
harga transfer, maka para manajer lini usaha dapat berargumentasi bahwa
mereka menghasilkan laba yang kecil karena harga transfer yang telah
ditentukan secara arbitrer tersebut. Alasan lain bagi unit usaha untuk
menegosiasikan harga transfernya adalah bahwa unit bisnis biasanya
memiliki informasi yang paling baik mengenai pasar dan biaya-biaya yang
ada, sehingga merupakan pihak yang paling tepat untuk mencapai harga
yang pantas.
Arbitrase dan Penyelesaian Konflik
Arbitrase dapat dilakukan dengan beberapa cara. Dalam sistem formal,
kedua pihak menyerahkan kasus secara tertulis kepada piahk penengah /
pendamai (arbitrator). Arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-
masing dan memutuskan harga yang akan ditetapkan, kadang kala dengan
bantuan staf kantor yang lain

9
Selain tingkat formalitas arbitrase, jenis proses penyesuaian konflik yang
digunakan juga mempengaruhi efektifitas suatu harga transfer. Terdapat
empat cara untuk menyelesaikan konflik: memaksa (forcing), membujuk
(smooting), menawarkan (bargaining), dan penyeleseaian masalah
(problem solving). Mekanisme penyelesaian konflik dapat bervariasi, dari
menghindarkan konflik melalui forcing dan smooting, sampai
pemyelesaian konflik melalui bargaining dan problem solving.
Klasifikasi Produk
Beberapa perusahaan membagi produknya ke dalam dua kelas:
a. Kelas I meliputi seluruh produk untuk manajemen senior yang ingin
mengendalikan perolehan sumber daya. Produk ini biasanya
merupakan produk-produk yang bervolume besar; produk-produk yang
tidak memiliki sumber dari luar; dan produk-produk yang produksinya
tetap ingin dikendalikan oleh pihak manajemen demi alasan kualitas
atau alasan tertentu.
b. Kelas II meliputi seluruh produk lainnya. Secara umum, ini merupakan
produk-produk yang dapat diproduksi di luar perusahaan tanpa adanya
gangguna terhadap operasi yang sedang berjalan, produk-produk yang
volumenya relatif kecil, diproduksi dengan peralatan umum (general
equipment). Produk-produk kelas II ditransfer pada harga pasar.

10
BAB 3
KASUS 6-3 GENERAL APPLIANCE CORPORATION

3.1 PERMASALAHAN KASUS 6-3


1. Masalah Utama Kompor Pada bulan juli 1987, Divisi Produk Chrome
mengusulkan untuk menaikkan harga kompor tersebut sebesar 90 sen;
80 sen mencerminkan biaya tambahan atas operasi tambahan dan 10
sen merupakan markup laba atas tambahan biaya tersebut. Sebelum
usulan tersebut diajukan, harga produk tersebut sekarang adalah $10/
unit. Divisi kompor elektrik sangat keberatan dengan usulan kenaikan
harga tersebut dan setelah tiga minggu berdebat, diputuskan untuk
membawa pertikaian tersebut kepada staf keuangan untuk mencari
jalan tengah.
2. Masalah Pengendalian Thermostatis pada pertengahan tahun 1987,
kapasitas produksi dari perusahaan-perusahaan independen tersebut
jauh melebihi permintaannya. Salah satu akibatnya adalah menurunnya
tingkat harga. Sebagai akibat dari penurunan harga tersebut, yang juga
dialami oleh Divisi Motor Elektrik, laba yang dihasilkan oleh produk
ini menurun drastis, dari laba sebelum pajak sebesar 15% dari nilai
investasi pada tahun 1984 menjadi mendekati nol pada tahun 1987.
Pada Oktober 1987, Divisi Motor Elektrik dan Divisi Kulkas
melakukan negosiasi untuk harga tahun 1988. Divisi Kulkas
mengusulkan harga $2,15, yaitu harga yang dibayarkan kepada
Monson Controls Corporation. Meskipun demikian, Divisi Motor
Elektrik tetap menolak untuk menurunkan harganya dibawah $2,40
kepada pihak manapun. Setelah beberapa minggu bernegosiasi,
pertikaian tersebut akhirnya diserahkan kepada staf keuangan untuk
penyelesaian.
3. Masalah Transmisi Pada akhir tahun 1985, Divisi Gear and
Transmission memulai negosiasi dengan Divisi mesin cuci mengenai
harga transmisi yang baru, mengusulkan harga $12 ditambah beberapa

11
penyesuaian kecil terhadap perubahan biaya yang terjadi sejak tahun
sebelumnya. Divisi Mesin Cuci menolak untuk menerima harga yang
diusulkan dan tetap bertahan pada harga $11,21. Divisi Gear and
Transmission menolaknya, bahkan menolak untuk mempertimbangkan
usulan proyek tersebut. Dan setelah perdebatan sengit selama beberapa
hari, kedua divisi tersebut setuju untuk menyerahkan permasalahan ini
kepada staf keuangan untuk mencari jalan tengah.

3.2 PEMBAHASAN
a. Menurut kami, seluruh divisi atau staff keuangan sebagai penengah
masalah tersebut harus paham terlebih dahulu tentang prinsip dasar
harga transfer. Bagi divisi penjualan, harga transfer merupakan
pendapatan dan akan diperhitungkan adanya laba untuk pusat laba
penjualan, sedangkan bagi pusat laba pembelian, harga transfer
merupakan biaya atau harga pokok sehingga diharapkan masih
dapat dijual dengan memperoleh keuntungan. Selanjutnya staff
keuangan harus memberikan informasi yang relevan kepada
masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang
optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan, menghasilkan
keputusan yang selaras dengan cita-cita maksudnya, sistem harus
dirancang sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan
laba unit usaha  juga akan meningkatkan laba perusahaan,
membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual,
sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
b. Solusi Penyelesaian Kasus
1. Masalah Kompor Elektrik
Menurut kami, Wakil Presiden Manufaktur telah menjalankan
tugasnya sesuai prosedur. Ada 2 sisi jika harga transfer dilakukan.
Pertama Divisi kompor elektrik menyetujui tetapi profit divisi ini
berkurang. Kedua, profit Divisi kompor elektrik tidak menurun
tetapi kualitas barang yang diproduksi menurun.

12
Solusi: Dinyatakan bahwa kualitas perlu dinaikkan. Tidak ada
pengujian terhadap pernyataan ini. oleh karena pernyataan ini
merupakan dasar dalam penentuan harga transfer, pernyataan ini
baiknya diuji terlebih dahulu. Pengujian dapat dilakukan secara
informal seperti mengadakan pertemuan antara divisi-divisi yang
bersangkutan (Divisi kompor elektrik, Divisi produk chrome, dan
Staf manufaktur). Pengujian secara teknis merupakan kebijakan
dari ahli-ahli yang bersangkutan di bidangnya. Kemudian
keputusan harga transfer didasarkan pada temuan-temuannya. Jika
harga transfer memang perlu dilakukan, maka itu merupakan
konsekuensi yang harus ditanggung oleh Divisi kompor elektrik
karena pada umumnya hasil pengujian merupakan fakta.
2. Masalah Pengendalian Thermostatic
Dihitung terlebih dahulu jika pengendalian thermostatic unit dibeli
dengan harga $ 2,45 dan $ 2,15. Kemudian diperlihatkan proporsi
kebutuhan tiap divisi. Di soal disebutkan bahwa keperluan
pengendalian thermostatic unit untuk divisi mesin cuci lebih besar
5x daripada divisi kulkas. Setelah dihitung dan dibandingkan,
maka kemudian dilihat kebijakan harga transfernya (apakah
cenderung short-term strategy atau long-term strategy). Dengan
proporsi kebutuhan dan kebijakan harga transfer dijadikan sebagai
variabel penentu, maka dapat dibuat keputusan apakah divisi
kulkas dan mesin cuci harus membeli semua pengendalian
thermostatic unit dengan harga $ 2,45 atau dicampur dengan unit
dari pihak eksternal entitas yang seharga $ 2,15.
3. Masalah Transmisi
Jika pabrik tetap dibuat (dengan kata lain investasi tetap
dijalankan) maka harga transfer yang bisa disetujui adalah $ 11,25
(lowest price pada investment analysis). Tidak satupun disalahkan.
Bagaimanapun juga, jika investasi tidak jadi dilakukan, maka harga
transfer yang $ 12 itu $ 0,5 nya harus ada yang menanggung ($ 0,5

13
adalah error yang terjadi). Salah satu cara yang bisa dilakukan
adalah menetapkan harga transfer dalam range lowest value from
analysis sampai dengan $ 11,5. Artinya bahwa kesalahan
perhitungan sebesar $ 0,5 ditanggung kedua divisi. Tidak ada
satupun yang memperoleh laba atu tidak ada satupun yang
mengalami kerugian. Sebagai pencegahan di masa depan,
perusahaan harus memperbaiki sistem approval mereka dalam
capital investment

14
BAB 4

KESIMPULAN

Dalam organisasi yang kompleks, merancang sistem harga transfer yang


memastikan pengetahuan dan motivasi diperlukan untuk pengambilan keputusan
yang optimal sulit. Dua keputusan dilibatkan dalam merancang sistem harga
transfer. Pertama adalah keputusan sumber: Haruskah perusahaan memproduksi
produk di dalam perusahaan atau membelinya dari vendor luar? Kedua adalah
keputusan harga pengalihan: Pada harga berapa produk harus dipindahkan antar
pusat laba? Idealnya, harga pengalihan harus mendekati harga normal di luar
pasar, dengan penyesuaian untuk biaya yang tidak timbul dalam pengalihan antar
perusahaan. Bahkan ketika keputusan pengadaan dibatasi, harga pasar adalah
harga transfer terbaik. Jika harga yang bersaing tidak tersedia, harga transfer dapat
ditetapkan berdasarkan biaya ditambah laba, meskipun harga transfer tersebut
mungkin rumit untuk dihitung dan hasil pabrik kurang satis daripada harga
berbasis pasar. Harga transfer berbasis biaya dapat dibuat dengan margin
keuntungan costplus standar, atau dengan menggunakan sistem harga dua langkah
(Two-step pricing system).

15
DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2011. Sistem Pengendalian


Manajemen. Edisi 12. Buku 1. Karisma Publishing Group. Jakarta.

https://www.slideshare.net/fergietaprahasdhika/sistem-pengendalian-manajemen-
89815880 (Diakses tanggal 20 Maret 2021)

16

Anda mungkin juga menyukai