Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lailatul Mafula

NIM : 201810170311103
Kelas : Akuntansi-B

Akuntansi Transaksi Istishna


Menurut jumhur ulama fuqaha, bai’ alistishna merupakan suatu jenis khusus dari bai’
assalam.dapat di katakana jenis ini dibidang manufaktur.Dengan demikian ketentuan istishna
mengikuti ketentuan dan aturan bai’ assalam. Produk istishna menyerupai produk salam, namun
dalam istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapakali pembayaran.
Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan no.104, Istishna’ adalah akad jual beli dalam
bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). Istishna’
paralel adalah suatu bentuk akad istishna’ antara pemesan (pembeli, mustashni’) dengan penjual
(pembuat, shani’), kemudian untuk memenuhi kewajibannya kepada mustashni’, penjual
memerlukan pihak lain sebagai shani’.
dalam akad istishna pembeli menugaskan penjual untuk menyediakan barang pesanan (mashnu’)
sesuai dengan spesifikasi yang telah di syaratkan untuk diserahkan kepada pembeli dengan cara
pembayaran dimuka atau Tangguh.
Spesifikasi dan harga barang disepakati oleh penjual dan pembeli pada saat di penjanjian awal
(akad), sehingga ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.
Barang pesanan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati
b. Sesuai dengan spesifikasi pemesan bukan produl massal
c. Harus diketahui karakteristik secara umum diantaranya; jenis, spesifikasi teknis, kualitas
serta kuantitasnya.
Istishna’ paralel dapat dilakukan dengan syarat akad pertama, antara entitas dan pembeli akhir,
tidak bergantung (mu’allaq) dari akad kedua, antara entitas dan pihak lain. Istishna’ tidak dapat
dibatalkan kecuali memenuhi kondisi;
 Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya.
 Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang menghalangi pelaksanaan
atau penyelesaian akad.
Cakupan di dalam teknis perhitungan transaksi istishna’ diantaranya adalah:
A. transaksi biaya akad (bank sebagai penjual)
B. penandatanganan akad dengan pembeli
C. pembuatan akad istishna’ paralel dengan membuat barang (bank sebagai pembeli)
berdasarkan PSAK no 104 paragraf 29 yang telah di sebutkan bahwa biaya perolehan
ishtisna’ paralel terdiri dari:
 biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan produsen atau kontraktor kepada
entitas
 biaya tidak langsung, yaitu biaya overhead termasuk biaya akad dan prakad; dan
 semua biaya akibat produsen atau kontrktor tidak dapat memenuhi kewajibannya ,
jika ada.
D. penerimaan dan pembayaran tagihan kepada penjual (pembuat) barang istishna’
E. Pengakuan Pendapatan iatishna’ yang telah diatur pada PSAK no 104 paragraf 18 yang
menyebutkan jika prosentase penyelesaian digunakan, maka:
 bagian niali akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam
periode tersebut, diakui sebagai pendapatan istishna’ pada periode yang
bersangkutan.
 Bagian margin keuntungan dari istishna’ yang telah diakui selama periode pelaporan
ditambahkan kepada asset istishna’ dalam penyelesaian dan
 Pada akhir periode Harga Pokok dari istishna’ diakui sebesar biaya istishna’ yang
telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.
F. penagihan piutang istishna’ pembeli yang terdapat dua variasi yaitu; pengakuan
pendapatan dengan metode akad selesai atau pembayaran dengan cara Tangguh.
PENYAJIAN
Berdasarkan PSAK no 104, penyajian rekening yang terkait transaksi istishna’ dan
istishna’ paralel antara lain :
 Piutang istishna’, yang timbul karena pemberian modal usaha istishna’ oleh bank syariah
 Piutng, yang timbul kerna penjual tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam transaksi
istishna’, Rekening ini disajikan terpisah dari piutang istishna’,
 Hutang Istishna’, timbul bank menjadi penjual barang istishna’ yang dipesan
olehnasabah pembeli

PENGUNGKAPAN
Hal-hal yang diungkap dalam catatan atas laporan keungan tentang transaksi istishna’ dan
istishna paralel antara lain :
 Rincian piutang istishna’ dan hutang istishna’ berdasarkan jumlah,jangka waktu, jenis valuta,
kualitas piutang dan penyisihankerugian piutang Istishna’,
 Piutang istishna’ dan hutang istishna’ kepada penjual ( pemasok ) yang memiliki hubungan
istimewa
 Besarnya modal usaha istishna’, baik yang dibiayai sendiri oleh bank maupun yang dibiayai
secara bersama-sama dengan bank atau pihak lain
 Jenis dan kuantitas barang pesanan.

Anda mungkin juga menyukai