Akuntansi Istishna’
Present By Kelompok 2
KELOMPO
K
NUR AZIKIN A031181019 2
NURFADILLAH A031181050
NURHADIJA A031181348
Pengertian dan Skema Istishna’
Pengertian Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustahni’)
dan penjual (pembuat/shani’).
1) Piutang istishna' timbul karena pemberian modal usaha istishna' oleh bank syariah.
Piutang istishna' disajikan sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir.
2) Termin istishna' yang berasal dari transaksi istishna' sebesar jumlah tagihan termin
penjual kepada pembeli akhir.
3) Piutang yang muncul karena penjual tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam
transaksi istishna' disajikan secara terpisah dengan piutang istishna’.
4) Utang istishna', timbul karena bank syariah menjadi penjual barang istishna' yang
dipesan oleh nasabah pembeli.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan tentang transaksi istishna' dan istishna' paralel:
1) Metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna’.
2) Metode yang digunakan dalam penentuan pengukuran pendapatan kontrak istishna’.
3) Rincian piutang istishna' dan utang istishna' berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis valuta,
kualitas piutang, dan penyisihan kerugian piutang istishna’.
4) Piutang istishna' dan utang istishna' kepada penjual (pemasok) yang memiliki hubungan istimewa.
5) Besarnya modal usaha istishna', baik yang dibiayai sendiri oleh bank maupun yang dibiayai secara
bersama-sama dengan bank atau pihak lain.
6) Jenis dan kuantitas barang pesanan.
7) Pengungkapan yang diperlukan sesuai dengan PSAK 101 tentang penyajian laporan keuangan
syariah.
Bank Syariah sebagai Pembeli
• Jika bank syariah menolak menerima barang
• Bank syariah mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi
sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah
sekaligus mengakui hutang istishna’ kepada penjual uang yang telah dibayarkan kepada penjual,
jumlah yang belum diperoleh kembali diakui
• Aset istishna’ yang diperoleh melalui transaksi istishna’ sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual
dengan pembayaran tangguh lebih dari satu tahun diakui dan jika diperlukan dibentuk penyisihan
sebesar biaya perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang kerugian piutang.
disepakati dalam akad istishna’ tangguh dan biaya perolehan
tunai diakui sebagai beban istishna’ tangguhan. • Jika bank syariah menerima barang pesanan
yang tidak sesuai dengan spesifikasi, barang
• Beban istishna’ tangguhan diamortisasikan secara pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih
proporsional sesuai dengan porsi pelunasan hutang istishna’. rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan.
• Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian
atau kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian bank pada periode berjalan.
syariah, kerugian tersebut dikurangkan garansi penyelesaian • Dalam istishna’ paralel, jika bank syariah
proyek yang telah diserahkan penjual. Jika kerugian tersebut menolak menerima barang pesanan karena
melebihi garansi penyelesaian proyek, selisihnya akan tidak sesuai dengan spesifikasi, barang pesanan
diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diukur dengan nilai yang lebih rendah antara
diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang. nilai wajar dan harga pokok istishna’. Selisih
yang terjadi diakui sebagai kerugian pada
periode berjalan.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon
, and infographics & images by Freepik