Anda di halaman 1dari 17

NAMA : YOSEF ADHARIANDI

PRODY : AKUNTANSI
NIM : 141622010045
MATA PELAJARAN : AKUNTANSI SYARIAH

1. MUDHARABAH
Mudharabah Muqayyadah antara PT. Bank Syariah Y (BSY) dengan Dana
Pensiun X, Bank Syariah Y sendiri merupakan bank milik pemerintah pertama yang
melandaskan operasionalnya pada prinsip syariah. Secara structural, Bank Syariah Y
berasal dari Bank SB, sebagai salah satu anak perusahaan di lingkup Bank Y yang
kemudian dikonversikan menjadi bank syariah secara penuh.
Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat berdasarkan putusan Majelis
Arbiter yang menghukum Bank Syariah Y dan PT. Z dihukum untuk membayar
jumlah pokok pembiayaan sebesar Rp 10 miliar kepada Dana Pensiun X secara
tenggung renteng, paling lambat 30 hari sejak putusan diucapkan. Keduanya terbukti
wanprestasi terhadap Dana Pensiun X dalam menunaikan Akad Pembiayaan
Mudharabah Muqayyadah No. 108 tanggal 28 Januari 2004.
Namun putusan itu mandul dan tidak dijalankan, sehingga kasusnya
dilimpahkan ke Pengadilan Agama Jakarta Pusat pada 19 Maret 2009.
Perkara ini bermula ketika Bank Syariah Y mengajukan proposal penawaran
kerja sama pembiayaan Mudharabah Muqayyadah kepada Dana Pensiun X,
Desember 2003. Dala proposal penawaran disebutkan, pembiayaan akan
digelontorkan untuk PT. Z sebagai biaya pengembangan usaha pembuatan karung.
Ketika itu, Dana Pensiun X berasumsi skema pembiayaan itu sama dengan
penempatan deposito pada bank syariah. Karena itu Dana Pensiun X setuju untuk
menempatkan dananya pada Bank Syariah Y. Pada 23 Januari 2004, Bank Syariah Y,
PT. Z dan Dana Pensiun X membuat kesepakatan bersama Mudharabah
Muqayyadah No. 006/MoU/DPX/I/2004, No.103/0110/MoU-Z/I/2004, dan No.
05/1393/017. Saat yang sama, Dana Pensiun X mentransfer dana ke Bank Syariah Y
dengan surat No. 045/DPX/KI/I/2004 tentang penerbitan deposito sebesar Rp 5 miliar.
Kesepakatan itu kemudian dituangkan dalam akta pembiayaan
Mudharabah Muqayyadah sebesar Rp 10 miliar pada 28 Januari 2004 antara Dana
Pensiun X, PT. Z dan Bank Syariah Y. Perjanjian itu berlaku selama tiga tahun
hingga 23 Januari 2008, dengan ketentuan bagi hasil Dana Pensiun X sebesar 13,5
persen per annum (tiap tahun). Sementara Bank Syariah Y mendapat fee sebesar satu
persen per tahun terhitung sejak pembiayaan Mudharabah Muqayyadah masih
berjalan (outstanding). Sebulan kemudian, Dana Pensiun X kembali mentransfer
dana ke Bank Syariah Y sebesar Rp 5 miliar melalui surat
No.115/DPX/KI/II/2004 tanggal 27 Februari 2004.
Enam bulan berselang, Dana Pensiun X tidak mendapatkan nisbah bagi hasil
karena PT. Z dan Bank Syariah Y tidak membayarkan angsuran, baik kewajiban
pokok maupun margin (selisih) bagi hasil. Sejak awal proses pembiayaan,
Dana Pensiun X menilai Bank Syariah Y tidak transparan. Hal itu antara lain
tercermin dari pembiayaan yang dilakukan lebih dulu pada PT. Z sebesar Rp 6,5
miliar pada Oktober 2003 oleh Bank Syariah Y, sebelum akad dibuat. Sementara,
dalam akad pembiayaan No. 108 disebutkan bahwa PT. Z tidak dalam keadaan
berutang pada pihak manapun.
Selain itu, Bank SyariahY juga dinilai tidak melaksanakan kewajibannya terhadap
pengikatan barang jaminan dan monitoring penggunaan dana untuk kepentingan
Dana Pensiun X. Hal itu menimbulkan side streaming yang dilakukan PT. Z. Salah
satunya adalah dengan menggunakan dana Dana Pensiun X untuk membayar cicilan
hutang pada Bank Syariah Y.
Untuk menuntaskan sengketa itu, Dana Pensiun X telah berusaha untuk
musyawarah hingga mengajukan somasi kepada Bank Syariah Y, namun hasilnya nihil.
Dana Pensiun X kemudian membawa perkara itu ke Badan Arbitrase Syariah
Nasional (Basyarnas). Hal itu sesuai dengan Pasal 14 ayat (2) Akad Pembiayaan
Mudharabah Muqayyadah yang mengatur apabila terjadi perselisihan maka para
pihak akan menunjuk Basyarnas untuk menyelesaikan sengketa.
Setelah enam bulan bersidang di Basyarnas, para pihak tetap tidak
menemukan titik temu. Karena itu, pada 21 Agustus 2008 majelis arbiter
menjatuhkan 15 putusan.
Dari posisi kasus diatas, dapat kita lihat bahwa pihak Bank Syariah Y
tidak memberikan keterbukaan informasi mengenai kondisi sesungguhnya dari
pihak PT. Z, disamping itu pihak bank tidak menerapkan prudential banking
principles (prinsip kehati-hatian perbankan) dalam pelaksanaan pembiayaan
Mudharabah Muqayyadah.
2. MUSYARAKAH

PT. Lancar Jaya Shipyard merupakan suatu perusahaan transportasi kapal membutuhkan
modal kerja untuk operasional usaha sebesar Rp. 6.000.000.000,- (enam milyar Rupiah)
dan mengajukan fasilitas pembiayaan pada BRISyariah Cabang Palembang,
berdasarkan surat permohonan PT. LJS tanggal 28 April 2011, dan bank telah
menyetujui pemberian fasilitas dengan skema Musyarakah dengan plafond Rp.
6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian
Pembiayaan (SP3) / offering letter tertanggal 05 Mei 2011 dengan analisa pembiayaan
sebagai berikut:

1. PT. LJS telah beroperasi penuh selama 5 tahun dan memiliki armada 3 unit
kapal mother vessel (bulk Carrier), 2 unit tug boat dan 3 unit barge dengan
analisa keuangan sbb :
1. total asset sebesar Rp. 648.000.000.000,-;
2. Bank Loan sebesar Rp. 34.000.000.000,- (dengan hasil BI Checking
positif/lancar dan tidak masuk dalam DHN)
3. Total sales Rp. 73.000.000.000,-
4. Total equity Rp.64.000.000.000,-
5. Growth pertahun 35%
2. Pendapatan Perusahaan PT. LJS sebagian besar berasal dari shipment batu bara
yang dipesan oleh PT. KII (berdasarkan kontrak dengan PT. PLN dan dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun perusahaan tersebut dapat membukukan keuntungan
sebesar Rp. 35.000.000.000,- (tiga puluh lima milyar rupiah);
3. Untuk biaya operasional kapal pertahun sebesar Rp. 6.000.000.000,- ;
4. PT. LJS telah memperoleh kontrak (Perjanjian Pengangkutan) batubara dari PT.
KII (selaku supplier batu bara ke PT. PLN) selama jangka waktu 1 tahun dengan
total kontrak Rp.8.000.000.000,-
5. Ybs hendak memperoleh fasilitas pembiayaan modal kerja pada BRISyariah
dengan jangka waktu 1 tahun berdasarkan kontrak tersebut dengan porsi 62%
untuk BRISyariah dan 28% porsi PT. ASS ;

Struktur Pembiayaan sebagai berikut :

Fasilitas : Line Facility Wal Musyarakah

Plafond : Rp. 6.000.000.000,-

Penggunaan : Modal Kerja Perusahaan

Biaya Administrasi : Rp. 400.000.000,-


Obyek Musyarakah : Pekerjaan dari PT. KII dengan nilai pekerjaan sebesar Rp.
8.000.000.000,- untuk pekerjaan pengangkutan batu bara pesanan PT. PLN.

Dokumen dan Data PO terlampir.

Proyeksi Revenue : Rp. 2.500.000.000,-

Porsi Pembiayaan : Bank sebesar Rp. 6.000.000.000,- (75%) : Nasabah sebesar


Rp. 2.000.000.000,- (25%)

Nisbah : Multi Nisbah, sesuai tabel terlampir

Jaminan : 2 unit tug boat dan 1 unit barge

dengan melampirkan dokumen sebagai berikut :

1. Legalitas Nasabah : Anggaran dasar perseroan berikut pengesahannya, TDP,


SIUPAL, KTP pengurus, NPWP, Surat keterangan domisili
2. Groose Kapal berikut dok kapal (shipbuilder certificate, ship drawing,
sertificate from BKI)

Dokumen Pengikatan

1. Akad Musyarakah
2. Akta Pembebanan Hipotek
3. Lampiran (Tanda terima Barang, Tanda Terima Uang dan Proyeksi Pendapatan)

Jadwal pelunasan dan cara pembayaran


3. MURABAHAH

Bank Syariah Amanah Ummat menerima pesanan barang Sulaiman seorang pengusaha
beras di Kerawang, berupa mesin penggilingan gabah merk Kubota 70 PK.
Atas pesanan tersebut Bank Syariah Amanah Ummat pada tanggal 05 April 2008 membeli
barang kebutuhan Sulaiman dari dealer Kubota Permai dengan data-data sebagai berikut:
Nama Barang : Mesin Giling Kubota 70 PK
Harga barang : Rp. 120.000.000,-- (seratus dua puluh juta rupiah).
Uang muka : Rp. 20.000.000 ( dua puluh juta rupiah)
Penyerahan : Gudang dealer Kubota Permai
Pembayaran : dilakukan setelah barang diterima di kantor Bank
Diskon : 5% dari harga barang
Lainnya : dibayar ongkos pengiriman dari gudang dealer sampai kantor
Bank Syariah Amanah Ummat Kerawang beban lainnya sebesar
Rp.5.000.000 (lima juta rupiah)
Pada tanggal 5 April 2008 Bank Syariah Amanah Ummat menyetujui permohonan
Sualiman dengan kesepakatan sebagai berikut:
Nama barang : Mesin Giling Kubota 70 PK
Harga pokok : Bank Syariah Amanah Ummat menyampaikan sesuai
perhitungan yang dilakukan dan Sualiman memahami
Keuntungan : setara dengan 20% pa (sesuai keputusan ALCO)
Uang muka : Rp. 19.000.000 (sembilan belas juta rupiah)
Penyerahan : Bank Syariah Amanah Ummat Cabang Kerawang
Pembayaran : diangsur secara merata selama 5 kali angsuran
Biaya administrasi : Rp. 10.000.000 (sepuluh juta)
Biaya notaris : Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah)
Denda keterlambatan : Rp. 100.000 (seratus ribu) setiap hari keterlambatan
Diminta :
1. Prinsip syariah yang dipergunakan dalam transaksi tersebut dan perhitungan yang terkait
dengan transaksi tersebut.
2. Jurnal yang harus dilakukan oleh Bank Syariah Amanah Ummat, jika bank syariah
melakukan pengakuan keuntungan secara proporsional, antara lain dan tidak terbatas pada:
a. Pembayaran uang muka kepada dealer
b. Penerimaan mesin giling dari dealer dan pembayaran ongkos angkut barang sampai kantor
c. Penerimaan uang muka dari Sualiman
d. Persetujuan akad dan penyerahan barang ke Sualiman
e. Penerimaan fee adm dan biaya notaris
f. Penerimaan pembayaran angsuran sampai dengan angsuran ke tiga
g. Penerimaan angusuran ke empat yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar dan dibayar
bersama-sama angsuran kelima (saat pelunasan kewajibannnya)
h. Penerimaan pelunasan angsuran yang tertunggak dan bank memberikan potongan sebesar
50% dari margin yang belum jatuh tempo dan belum diterima.

Perhitungan pembiayaan murabahah

Harga barang Rp. 120.000.000


Diskon 5% x 120.000.000 Rp. 6.000.000 -/-
--------------------
Harga barang setelah diskon Rp. 114.000.000
Ongkos angkut sd Kantar Bank Rp. 5.000.000 +
--------------------
Harga pokok barang Rp. 119.000.000
Uang Muka Nasabah Rp. 19.000.000
---------------------
Rp. 100.000.000

Keuntungan : 20% x Rp. 100.000.000 = Rp. 20.000.000

Pembiayaan Murabahah

Harga pokok barang Rp. 119.000.000


Keuntungan disepakati Rp. 20.000.000
--------------------
Harga jual disepakati Rp. 139.000.000
Uang muka nasabah Rp. 19.000.000
--------------------
Sisa kewajiban nasabah Rp. 120.000.000

Angsuran : 120.000.000 / 5 = 24.000.000


Porsi angsuran Pokok : Rp. 20.000.000
Margin : Rp. 4.000.000

Jurnal sehubungan transaksi tersebut :


a. Pembayaran uang muka kepada dealer
Dr. Piutang Uang Muka Rp. 20.000.000
Cr. Kas Rp. 20.000.000

b. Penerimaan mesin giling dari dealer dan pembayaran ongkos angkut barang sampai kantor
(1) Penerimaan barang
Dr. Persediaan Rp. 114.000.000
Cr. Piutang Uang Muka Rp. 20.000.000
Cr. Rekening dealer/kas Rp. 84.000.000
(2) Pembayaran ongkos angkut barang sampai kantor bank
Dr. Persediaan Rp. 5.000.000
Cr. Kas Rp. 5.000.000

d. Penerimaan uang muka dari Sualiman


Dr. Kas Rp. 19.000.000
Cr. Hutang Uang Muka Rp. 19.000.000

e. Persetujuan akad dan penyerahan barang ke Sualiman


(1) Penyerahan barang (akad murabahah)
Dr. Piutang Murabahah Rp.139.000.000
Cr. Margin Murabahah Ditangguhkan Rp. 20.000.000
Cr. Persediaan Rp. 119.000.000
(2) Uang muka dari nasabah
Dr. Hutang Uang muka Rp. 19.000.000
Cr. Piutang Murabahah Rp. 19.000.000

f. Penerimaan fee administrasi dan biaya notaris


(1) Penerimaan fee administrasi murabahah
Dr. Kas/ Rekening nasabah Rp. 10.000.000
Cr. Pendapatan fee admin murabahah Rp. 10.000.000
(2) Biaya notaris
Dr. Kas / Rekening nasabah Rp. 5.000.000
Cr. Rekening notaris Rp. 5.000.000

g. Penerimaan pembayaran angsuran sampai dengan angsuran ke tiga


(1) Dr. Kas Rp. 24.000.000
Cr. Piutang Murabahah Rp. 24.000.000
(2) Dr. Margin Murabahah Ditangguhkan Rp. 4.000.000
Cr. Pendapatan Margin Murabahah Rp. 4.000.000
h. Penerimaan angusuran ke empat yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar dan dibayar
bersama-sama angsuran kelima (saat pelunasan kewajibannnya)
(1) Tunggakan angsuran ke4 (jatuh tempo tetapi belum dibayar)
(a) Dr. Piutang Mruabahah JT Rp. 24.000.000
Cr. Piutang Murabahah Rp. 24.000.000
(b) Dr. Margin Murabahah Ditangguhkan Rp. 4.000.000
Cr. Pendapatan Margin Murabahah Rp. 4.000.000
(2) Penerimaan denda
Dr. Kas/Rekening nasabah Rp. 3.000.000
Cr. Rek Dana Kebajikan Rp.3.000.000

Perhitungan : 30 x Rp. 100.000 = Rp. 3.000.000

h. Penerimaan pelunasan angsuran yang tertunggak dan bank memberikan potongan sebesar
50% dari margin yang belum jatuh tempo dan belum diterima.

(1) Pembayaran anguran ke empat


Dr. Kas Rp. 24.000.000
Cr. Piutang Murabahah Rp. 24.000.000
(2) Pembayaran angsuran ke lima
(a) Dr. Kas Rp. 24.000.000
Cr. Piutang Murabahah Rp. 24.000.000
(b) Dr. Margin Murabahah Ditangguhkan Rp. 4.000.000
Cr. Pendapatan Margin Murabahah Rp. 4.000.000
(c) Dr. Beban Potongan (Muqasah) Rp. 2.000.000
Cr. Kas / Rekening nasabah Rp. 2.000.000
Perhitungan :
50% dari margin yang belum diterima : 50% x Rp. 4.000.0000 Rp. 2.000.000

4. AKAD SALAM

Kasus 1

Tanggal 1 April 2015 Bank Berkah Syariah menerima pembayaran modal salam sebesar
Rp 100.000.000 dari BULOG atas pemesanan beras jenis beras putih pandan wangi
sebanyak 5 ton. Penyerahan barang akan dilakukan 2 bulan kemudian.

Jurnal transaksi:
1 April 2015
Dr Kas Rp 100.000.000
Cr Hutang Salam Rp 100.000.000
Tanggal 30 Mei 2015 barang salam telah selesai pengerjaannya atau telah jadi dengan
harga perolehan sebesar Rp 80.000.000.
Jurnal transaksi:
1 Juni 2015 Dr Persediaan Barang Salam Rp 80.000.000
Cr Kas Rp 80.000.000
Tanggal 1 Juni 2015 berdasarkan kesepakatan Bank Berkah Syariah menyerahkan
barang salam yang dipesan oleh tuan Ahmad.
Jurnal transaksi:
1 Juni 2015
Dr Hutang Salam Rp 100.000.000
Cr Persediaan Barang Salam Rp 80.000.000
Cr Pendapatan Margin Salam Rp 20.000.000
Contoh Kasus 2

Tanggal 1 April 2015 Bank Berkah Syariah menerima pembayaran modal salam sebesar
Rp 100.000.000 dari BULOG atas pemesanan beras jenis beras putih pandan wangi
sebanyak 5 ton. Penyerahan barang akan dilakukan 2 bulan kemudian.
Jurnal transaksi:
1 April 2015
Dr Kas Rp 100.000.000
Cr Hutang Salam Rp 100.000.000
Tanggal 30 Mei 2015 barang salam telah selesai pengerjaannya atau telah jadi dengan
harga perolehan sebesar Rp 110.000.000.
Jurnal transaksi:
1 Juni 2015
Dr Persediaan Barang Salam Rp 110.000.000
Cr Kas Rp 110.000.000
Tanggal 1 Juni 2015 berdasarkan kesepakatan Bank Berkah Syariah menyerahkan
barang salam yang dipesan oleh tuan Ahmad.
Jurnal transaksi:
1 Juni 2015
Dr Hutang Salam Rp 100.000.000
Dr Beban Kerugian Salam Rp 10.000.000
Cr Persediaan Barang Salam Rp 110.000.000
Lembaga Keuangan Syariah Sebagai Pembeli

Pada umumnya atas pemesanan barang dengan akad salam oleh nasabah, LKS akan
melakukan salam paralel kepada pihak lain. Maka posisi LKS adalah sebagai pembeli.
Pada saat LKS menyerahkan modal salam kepada penjual diakui sebagai piutang salam
sebesar jumlah yang dibayarkan.

Berikut ini contoh akuntansi salam dimana LKS bertindak sebagai pembeli:
Contoh kasus :
Tanggal 2 April 2015 Bank Berkah Syariah menyerahkan modal salam sebesar Rp
80.000.000 kepada KUD Petani Mandiri untuk pemesanan beras jenis beras putih
pandan wangi sebanyak 5 ton. Penyerahan barang akan dilakukan pada tanggal 28 Mei
2015.
Jurnal transaksi:
2 April 2015
Dr Piutang Salam Rp 80.000.000
Cr Kas Rp 80.000.000
Barang pesanan yang diterima diakui sebagai persediaan. Pada saat penerimaan barang
diakui dan diukur sebagai berikut:

Jika barang pesanan sesuai dengan akad, maka dinilai sesuai dengan nilai yang
disepakati
Contoh :
Tanggal 28 Mei 2015 berdasarkan kesepakatan, Bank Berkah Syariah menerima barang
salam dari KUD Petani Mandiri senilai Rp 80.000.000.

Jurnal :
28 Mei 2015
Dr Persediaan Barang Salam Rp 80.000.000
Cr Piutang Salam Rp 80.000.000
Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:
Barang pesanan yang diterima dinilai sesuai dengan nilai akad, jika nilai wajar dari
barang pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan
yang tercantum dalam akad.
Contoh:
Tanggal 28 Mei 2015 berdasarkan kesepakatan, Bank Berkah Syariah menerima barang
salam dari KUD Petani Mandiri senilai Rp 90.000.000.
Jurnal :
28 Mei 2015
Dr Persediaan Barang Salam Rp 80.000.000
Cr Piutang Salam Rp 80.000.000
Barang pesanan yang diterima dinilai diukur sesuai dengan nilai wajar pada saat
diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian, jika nilai wajar dari barang pesanan
yang diterima lebih rendah dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad
Contoh:
Tanggal 28 Mei 2015 berdasarkan kesepakatan, Bank Berkah Syariah menerima barang
salam dari KUD Petani Mandiri senilai Rp 70.000.000.
Jurnal :
28 Mei 2015
Dr Persediaan Barang Salam Rp 70.000.000
Dr Beban Kerugian Salam Rp 10.000.000
Cr Piutang Salam Rp 80.000.000
Jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan paa tanggal jatuh
tempo pengiriman, maka:
Jika tanggal pengiriman diperpanjang, maka nilai tercatat piutang salam sebesar bagian
yang belum dipenuhi sesuai dengan nilai yang tercantum dalam akad.
Contoh:
Tanggal 28 Mei 2015 KUD Petani Mandiri tidak dapat menyerahkan barang salam, dan
Bank Berkah Syariah memperpanjang jangka waktu penyerahan hingga 10 hari
kedepan.
Jurnal : No Entry
Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam berubah
menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat
dipenuhi.
Contoh:
Tanggal 28 Mei 2015 KUD Petani Mandiri hanya bisa menyerahkan barang pesanan
salam senilai Rp 40.000.000.
Jurnal jika LKS menerima sebagian saja:
28 Mei 2015
Dr Persediaan Barang Salam Rp 40.000.000
Dr Piutang Usaha Rp 40.000.000
Cr Piutang Salam Rp 80.000.000
Jurnal jika LKS membatalkan seluruhnya:

28 Mei 2015
Dr Piutang Usaha Rp 80.000.000
Cr Piutang Salam Rp 80.000.000
Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli mempunyai jaminan
atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang
salam, maka selisih antara nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan jaminan
tersebut diakui sebagai piutang kepada penjual. Sebaliknya, jika hasil penjualan jaminan
tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya menjadi hak
penjual.
Contoh:
Tanggal 28 Mei 2015 KUD Petani Mandiri hanya bisa menyerahkan barang pesanan
salam senilai Rp 40.000.000. Dan disepakati sisa kewajiban dibayar dengan penjualan
jaminan KUD Petani Mandiri.
Jurnal jika LKS menerima sebagian saja dan sisa piutang salam dibayar dari penjualan
jaminan. Nilai jaminan lebih kecil dari sisa piutang salam. Misal nilai jaminan Rp
35.000.000 :

28 Mei 2015
Dr Persediaan Barang Salam Rp 40.000.000
Dr Kas Rp 35.000.000
Dr Piutang Usaha Rp 5.000.000
Cr Piutang Salam Rp 80.000.000
Jurnal jika LKS menerima sebagian saja dan sisa piutang salam dibayar dari penjualan
jaminan. Nilai jaminan lebih besar dari sisa piutang salam. Misal nilai jaminan Rp
45.000.000 :

28 Mei 2015
Dr Persediaan Barang Salam Rp 40.000.000
Dr Kas Rp 45.000.000
Cr Hak Penjual Atas Sisa Penjualan Jaminan Rp 5.000.000
Cr Piutang Salam Rp 80.000.000
Jurnal jika LKS membatalkan seluruh barang pesanan dan piutang salam dibayar dari
penjualan jaminan. Nilai jaminan lebih kecil dari piutang salam. Misal nilai jaminan Rp
75.000.000 :
28 Mei 2015
Dr Kas Rp 75.000.000
Dr Piutang Usaha Rp 5.000.000
Cr Piutang Salam Rp 80.000.000
Jurnal jika LKS membatalkan seluruh barang pesanan dan piutang salam dibayar dari
penjualan jaminan. Nilai jaminan lebih besar dari piutang salam. Misal nilai jaminan Rp
85.000.000:

28 Mei 2015
Dr Kas Rp 85.000.000
Cr Hak Penjual Atas Sisa Penjualan Jaminan Rp 5.000.000
Cr Piutang Salam Rp 80.000.000

5. AKAD ISTIMEWA

Seorang nasabah yang bernama Usin pada tanggal 7 Juli 2010 untuk dibuatkan
rumah pada tanah yang dimilikinya sesuai dengan persyaratan dan gambar yang
diajukannya kepada suatu Bank BNI Syariah dengan nilai sebesar Rp 510.000.000,-
yang harus diselesaikan dalam jangka waktu 6 bulan (7 Juli 2010 7 Januari 2012).
Pesanan tersebut tidak termasuk biaya pengurusan dan penyelesaian surat IMB Ijin
Mendirikan Bangunan (diurus bank,namun biaya dibeban kepada pemesan/nasabah /
pembeli sebesar Rp 2.000.000,-). Pembeli akan melunasi sekaligus jika proyek telah
selesai 100%. Bank menghubungi kontraktor langganannya dan disepakati sebagaimana
dipersyaratkan pemesan dengan harga sebesar Rp 450.000.000,- dengan termin
pembayaran sebagai berikut :

Termin Prestasi fisik rumah Pembayaran Total pembayaran

1 15% 10% 10%

2 25% 20% 30%

3 50% 15% 45%

4 75% 20% 65%

5 100% 35% 100%

Syarat pembayaran termin terakhir jika pemesan telah memberikan pernyataan bahwa
rumah yang dibangun telah sesuai dengan apa yang dipersyaratkan .
A. Tanggal 7 Juli tahun 2011 Nasabah Usin membayar biaya ukur serta lain-lainnya yang
dibebankan kepadanya sebesar Rp 2.000.000,-.
B. Tanggal 11 Juli tahun 2011 Bank mengeluarkan biaya ukur serta lain-lainnya sebanyak
Rp 2.000.000,-.
C. Tanggal 5 Agustus tahun 2011 Bank BNI Syariah melakukan Pembayaran termin-1
sebesar Rp 45.000.000,- (10% x Rp 450.000.000,-).
D. Tanggal 5 September tahun 2011 Bank BNI Syariah melakukan pembayaran termin- 2
sebesar Rp 90.000.000,- (20% x Rp 450.000.000,- )
E. Tanggal 5Oktober tahun 2011 BNI Syariah melakukan pembayaran termin-3 sebesar
Rp 67.500.000,- (15% x Rp 450.000.000,-)
F. Tanggal20November tahun 2011 Bank BNI Syariah melakukan pembayaran termin-4
sebesar Rp 90.000.000,- (20% x Rp 450.000.000,-)
G. Tanggal 5Januari Tahun 2012 Bank BNI Syariah melakukan pembayaran termin-5
sebesar Rp 157.500.000,- (35% x Rp 450.000.000,-)
H. Tanggal 7 Januari tahun 2012 Nasabah Usin membayar kepada Bank sebesar Rp
510.000.000,-.
I. Tanggal 7Januari Tahun 2012 Pendapatan Istishna Rp.60,-juta

Bank BNI Syariah


JURNAL SEBAGIAN
Per 1 Juli 2011 s/d 30 Januari 2012
Kas
07/07/11 Rp 2.000.000,- 11/07/11 Rp 2.000.000,-
07/01/12 Rp 510.000.000,- 05/08/11 Rp 45.000.000,-
05/09/11 Rp 90.000.000,-
05/10/11 Rp 67.500.000,-
20/11/11 Rp 90.000.000,-
05/01/12Rp 157.500.000,-

utang Istisna
05/08/11 Rp 45.000.000,- 05/08/11 Rp 45.000.000,-
05/09/11 Rp 90.000.000,- 05/09/11 Rp 90.000.000,-
05/10/11 Rp 67.500.000,- 05/10/11 Rp 67.500.000,-
20/11/11 Rp 90.000.000,- 20/11/11 Rp 90.000.000,-
05/01/12 Rp 157.500.000,- 05/01/12 Rp 157.500.000,-

Aset Istisna dalam penyelesaian


05/08/11 Rp 45.000.000,- 07/01/12 Rp 450.000.000,-
05/09/11 Rp 90.000.000,-
05/10/11 Rp 67.500.000,-
20/11/11 Rp 90.000.000,-
05/01/12 Rp 157.500.000,-

Pendapatan margin Istisna


07/01/12 Rp 60.000.000,-

Biaya Pengurusan surat IMB


11/07/11 Rp 2.000.000,- 07/07/11 Rp 2.000.000,-

Neraca Lajur Sebagian


Bank BNI Syariah
NERACA LAJUR SEBAGIAN
Per 1 Juli 2011 s/d 30 Januari 2012
Laporan Laba Rugi Sebagian
Bank BNI Syariah
LAPORAN LABA RUGI SEBAGIAN
Per 1 Juli 2011 s/d 30 Januari 2012
Pendapata Margin Istisna Rp 60.000.000,-
Beban Rp -
Total Laba Rp 60.000.000,-

Laporan Perubahan Modal Sebagian


Bank BNI Syariah
LAPORAN PERUBAHAN MODAL SEBAGIAN
Per 1 Juli 2011 s/d 30 Januari 2012

Modal Rp -
Laba Rp 60.000.000,-
Total Modal Rp 60.000.000,-

Neraca Sebagian
Bank BNI Syariah
NERACA SEBAGIAN
Per 1 Juli 2011 s/d 30 Januari 2012
Aktiva Pasiva
Aktiva lancer Kewajiban jangka pendek -
Kas Rp 60.000.000,- Kewajiban jangka panjang -
Total aktiva lancer (Rp 60.000.000,-) Total kewajiban -
Aktiva tetap - Modal -
Total aktiva tetap - Laba Rp 60.000.000,-
Total modal (Rp 60.000.000,-)
Total Aktiva Rp 60.000.000,- Total Pasiva Rp 60.000.000,-

6. AKAD IJARAH

1.) Contoh Ijarah:


Contoh ijarah dibawah ini merupakan contoh ijarah paralel, yaitu ijarah yang memiliki
hubungan antara Bank syariah-Perusahaan & perorangan.

Pak Budi yang sedang melakukan proyek pembangunan jalan raya Rp-
200.000.000, membutuhkan alat-alat berat sebagai penunjamg operasinya, lalu
pak Budi mendatangi dan mengajukan permohonan kepada Bank syariah untuk
menyewa alat-alat berat tersebut.permohonannya tersebut disetujui oleh Bank
syariah, dan Bank syariah akan menyewa alat-alat berat tersebut yang
dibutuhkan oleh Pak Budi. maka pak Budi akan membayar sewa alat-alat berat
tersebut kepada Bank syariah selama 2 Tahun, biaya (sewa) perbulannya adalah
Rp- 9.000.000. jadi, total yang harus dibayar pak Budi selama 2 tahun adalah
216.000.000."

keterangan:
Biaya proyek pembangunan jalan raya: Rp-200.000.000
Biaya sewa 1 bulan: Rp- 9.000.000
Jadi, total biaya sewa dalam 2 tahun: Rp- 216.000.000
(16.000.000 tersebut merupakan keuntunagn hasil sewa Bank syariah)

Contoh Ijarah yang lain, yaitu Contoh Ijarah antara Orang dengan orang:

Pak Ali ingin berlibur keluar kota selama 2 minggu, pak budi menyewa mobil
kepada Adira selama 2 bulan. penyewaan dalam satu hari adalah sebesar Rp-
300.000, dan penyewaan satu bulan Rp-7.500.000,00. Total penyewaan yang
harus dibayar Pak Ali selama dua bulan adalah Rp-15.000.000.

2.) Contoh IMBT( Ijarah Muntahiya Bittamlik):


IMBT dalam islam, terdapat dua bagian ijarah, yaitu barang dan jasa.

Berikut ini contoh dari IMBT yang bagian Barang:

Andi ingin membeli sebuah Ruko untuk membuka usaha Toko Baju, dengan
harga Ruko Tesebut adalah 60.000.000, tetapi Andi hanya memiliki uang Rp-
15.000.000, Andi mendatangi Bank syariah untuk pembiayaan usahanya tersebut
dengan melakukan transaksi Ijarah IMBT. setelah dievakuasi usaha Andi
tersebut disetujui oleh Bank syariah, dan Bank syariah akan membeli Ruko
tersebut, kemudian Bank syariah menyewa Ruko tersebut kepada Andi. jadi,
Andi harus membayar sewa Ruko kepada Bank syariah sebesar Rp-
5.500.000/bulannya. jadi total biaya sewa yang harus dibayarkan oleh Andi
selama satu Tahun adalah Rp-66.000.000. pada masa sewa itu sudah habis, Ruko
tersebut beralih kepemilikannya menjadi milik Adi.

Keterangan:
Harga satu Ruko : Rp-60.000.000
Biaya sewa 1 bulan: Rp-5.500.000 x 12 (Bulan) = Rp-66.000.000
jadi, Total sewa selama 1 tahun : 66.000.000
(6.000.000 tersebut adalah keuntungan sewa yang dari Bank syariah)

Contoh IMBT yang bagian Jasa:


Budi ingin membuat resepsi pernikahannya, yang biaya resepsinya sebesar Rp-
40.000.000, budi hanya memiliki uang Rp-15.000.000, Budi mendatangi dan
mengajukan permohonan kepada Bank syariah untuk pembiayaan resepsi
pernikahannya tersebut, dengan melakukan transaksi IMBT. setelah dievakuasi,
Bank syariah menyetujui permintaan Budi, dan Bank syariah akan menyewa
tempat resepsi pernikahan yang dibutuhkan oleh Andi. jadi, Andi akan
membayar sewa tersebut kepada Bank syariah sebesar Rp- 3.700.000/bulan, jadi
total sewa yang harus dibayar Andi selama satu tahun adalah Rp- 44.400.000

Keterangan:
Biaya sewa resepsi: Rp- 40.000.000
Biaya sewa 1 bulan :Rp- 3.700.000
Total pembiayaan sewa 1 tahun: Rp- 44.400.000
(4.400.000 merupakan keuntungan hasil sewa yang didapatkan oleh Bank syariah
selama satu tahun)

Anda mungkin juga menyukai