NIM : A031181348
Penyusunan harga pokok produk yang selama ini di kenal dalam akuntansi biaya
konvensional masih sebatas pada biaya yang terserap untuk menghasilkan produk. Garrison
dan Norren yang diterjemahkan oleh Budisantoso (2000) menyatakan “Harga pokok
produksi merupakan biaya manufaktur yang berkaitan dengan barang- barang yang
diselesaikan dalam periode tertentu” (h.61). Harga pokok memiliki fungsi sebagai berikut:
Di dalam Islam, setiap umat manusia dituntut untuk berlaku adil, baik berlaku adil
pada diri sendiri maupun pada lingkungan dan orang lain. Keadilan dalam memenuhi
kebutuhan diri sendiri merupakan dasar untuk berlaku adil dan ihsan pada orang atau
mahluk lainnya. Itulah sebabnya, setiap orang atau perusahaan dilarang untuk merusak
lingkungan dan sosial setelah Allah swt memperbaikinya. Ini tidak berarti Islam melarang
umatnya untuk berproduksi.
Pada dasarnya aktivitas produksi sangat dianjurkan dalam agama Islam karena
melalui aktivitas produksi akan bisa tercipta kesejahteraan dan menjalankan perintah untuk
memakmurkan dunia ini. Namun demikian, aktivitas produksi diharapkan tidak merusak
lingkungan dan mengganggu kehidupan masyarakat dimana perusahaan beroperasi. Akan
tetapi jika proses produksi tersebut belum bisa menekan kerusakan lingkungan dan sosial
maka produsen diharuskan memperbaiki atau melestarikan lingkungan dimana perusahaan
beroperasi. Konsekuensinya akan terjadi pengeluaran biaya lingkungan dan sosial dan
bagaimana memperlakukannya.
Keadilan sebagai salah satu nilai universal yang dijunjung tinggi dan menjadi
dambaan dan harapan umat manusia kapan pun dan dimana pun mereka berada. Dalam
pandangan Islam, adil merupakan norma paling utama dalam seluruh aspek perekonomian
(Qardhawi, 2000: 182-3) yang berarti setiap transaksi yang dilakukan secara adil terhadap
semua pihak. Bahkan, adil adalah salah satu asma Allah. Dalam kaitannya dengan bisnis,
keadilan bukan hanya kebutuhan dari salah satu pihak dalam jual-beli tetapi yang lebih
hakiki adalah dambaan setiap orang, baik penjual maupun pembeli.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang juga Duta Besar Kehormatan Jeju
Island dan Busan Metropolitan City Korea Selatan, Rokhmin Dahuri menyampaikan konsep
“The Application of Industry 4.0-Based Technologies and Circular Economy in Developing
a Prosperous, Peaceful and Sustainable World: a Lesson Learned from Indonesia" dalam
leaders round table discussion pada 2019 Sustainable Development Jeju International
Conference di Hotel Maison Glad, Jeju Island, South Korea.
Di sisi lain, bahwa sumber daya alam dan kekayaan itu bukan milik manusia, tetapi
hanya titipan dari Tuhan, yang diperoleh melalui ikhtiar dan doa manusia. "Maka, kekayaan
tidak boleh terkonsentrasi oleh segelintir orang dan kehidupan di dunia ini hanya sementara,
kehidupan yg hakiki dan abadi adalah di akhirat," terang dia. Menurut Rokhmin, pada
tataran praksis, dua agenda besar harus dilakukan secara simultan dan terintegrasi. Pertama,
agenda untuk meningkatkan daya dukung (carrying capacity) lingkungan bumi kita dalam
menghasilkan sumber pangan, bahan untuk pakaian, bahan farmasi, bahan untuk perumahan
dan bangunan lain, bahan tambang dan mineral, tempat untuk rekreasi, dan bahan serta jasa
lingkungan lainnya yang dibutuhkan oleh manusia. Lalu, bagaimana kita meningkatkan
ekosistem bumi dalam menetralisir limbah. Kedua, agenda untuk mengatur supaya
konsumsi (penggunaan) manusia terhadap pangan, bahan pakaian, farmasi, bahan bangunan,
bahan tambang dan mineral, dan barang lainnya tidak berlebihan, secukupnya saja. Selain
itu, kegiatan pembangunan, industri, dan aktivitas manusia lainnya juga tidak boleh
membuang limbah, emisi karbon dan gas rumah kaca lainnya melebihi kapasitas asimilasi
(menetralisir) eksosistem alam.
Walaupun setiap orang mendapatkan kesempatan yang adil untuk berusaha, tetapi
tidak berarti mereka seenaknya memproduksi barang tanpa batas. Melainkan mereka harus
berusaha dalam bingkai norma, etika, dan moral Islam. Norma Islam dalam perdagangan
adalah melarang pengedaran barang-barang haram dan tidak baik karena akan merusak
kesehatan diri manusia (fisik, akal, dan jiwa) dan lingkungannya sehingga semakin jauh dari
Sang Penciptanya. Sedangkan etika Islam dalam berusaha adalah tidak ada usaha yang
saling mematikan di antara setiap perusahaan atau pelaku usaha. Dan tidak mengambil
keuntungan yang berlebih dari setiap harga jual yang ditetapkan merupakan aspek moral
dalam Islam.
Beban bahan merupakan harga pokok semua bahan yang digunakan dalam proses
produksi. Bahan tersebut meliputi bahan baku dan bahan pembantu. Pengadaan bahan
tersebut harus menjunjung efisiensi tetapi tidak kikir di dalam pengadaan, penyimpanan, dan
pemakaiannya. Pemborosan dan kikir adalah perbuatan yang bertentangan dengan prinsip
kesinambungan.
Sementara upah/gaji yang adil apabila memenuhi dua unsur utama, yaitu memenuhi
kebutuhan karyawan dan profesionalisme karyawan. Kebutuhan karyawan merupakan
kebutuhan hidup yang layak untuk hidup di dunia dan bekal di akhirat. Oleh karena itu, jenis
kebutuhan karyawan meliputi kebutuhan untuk hidup dengan keluarga (diantaranya
kebutuhan sandang, pangan, perumahan, transportasi, dan komunikasi), kebutuhan
pendidikan untuk anak-anak mereka, kebutuhan kesehatan karyawan dan keluarganya,
kebutuhan beribadah (meliputi: kebutuhan untuk melaksanakan rukun Islam, yaitu haji,
zakat, infaq, dan sadaqah) (Alimuddin, et al. 2014). Sedangkan profesionalisme karyawan
merupakan salah satu komponen penentuan besarnya upah karyawan guna mendorong
produktivitas dan efisiensi karyawan dalam melaksanakan aktivitasnya.
Untuk beban produksi lainnya adalah beban yang terjadi selama proses produksi,
selain kedua jenis biaya tersebut di atas. Beban tersebut meliputi beban depresiasi, beban
pemeliharaan, beban listrik, dan lain sebagainya.
a. Keseimbangan
Hidup nyaman dan aman menjadi dambaan umat manusia. Penentuan harga pokok
produk dengan memasukkan unsur biaya lingkungan dan biaya sosial kemasyarakatan
menjadi sarana untuk mencapai dambaan tersebut. Pelestarian lingkungan seperti sebelum
beroperasinya perusahaan akan menghasilkan lingkungan yang bersih dan nyaman, baik
bagi kehidupan umat manusia maupun habitat lainnya. Demikian juga pemberian santunan
kepada masyarakat di sekitar perusahaan yang terkena dampak negatif dari keberadaan
perusahaan dan untuk mencegah ketimpangan pengahasilan antara mereka yang bekerja
dengan yang tidak mendapat kesempatan untuk bekerja pada perusahaan akan menciptakan
kehidupan yang tenteram dan aman, sehingga tidak perlu terjadi kecemburuan sosial.
c. Kesinambungan usaha
Terjadinya lingkungan yang bersih dan nyaman serta kehidupan yang tenteram dan
aman akan mendorong keberlangsungan usaha berlangsung. Para pekerja akan betah
bekerja karena lingkungan usaha yang kondusif, baik dari segi kebersihan dan kenyamanan
maupun keamanan. Akibatnya kesinambungan usaha akan terjamin.
d. Kesinambungan kehidupan
REFERENSI
Alimuddin, Andi Kusumawati, Muhammad Ashari, dan Muhammad Irdham. 2014.
Production Costing Concept Based on Islamic Justice Value. IOS Journal of Business
and Management. Vol. 16. Issue 7. Ver. III. Juli. (AKA-2014).