Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI MIKRO ISLAM


“TEORI PRODUKSI ISLAMI”
Dosen Pengampu:
Hj. Amalia Nuril Hidayati, SE, M.Sy

Kelompok 6:
1. Irma Dinda Hanifah (126406201049)
2. Ana Khoirun Nisa (126406201076)
3. Septiana Sari (126406201082)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Produksi Islam”
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Ibu Hj. Amalia Nuril Hidayati, SE, M.Sy pada Mata Kuliah Ekonomi Mikro
Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ragam aliran
filsafat barat kontemporer bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Amalia Nuril Hidayati, SE, M.Sy selaku
Dosen Mata Kuliah Ekonomi Mikro Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung,11 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………………....1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...1
C. Tujuan………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………2
1. Perilaku Produsen………………………………………………………………2
2. Fungsi/Faktor Produksi………………………………………………………...3
3. Isoquant dan Isocost…….……………………………………………………...4
4. Alternatif Tipe Fungsi Produksi………………………………………………..8
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….12
Kesimpulan……………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu
barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Dalam
memproduksi membutuhkan faktorfaktor produksi, yaitu alat atau sarana untuk melakukan
proses produksi. Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi.
Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para
konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya.
Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi.
Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat
dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu. Dalam teori produksi memberikan penjelasan
tentang perilaku produsen tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungannya
maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya. Dimana Islam mengakui pemilikian pribadi
dalam batas-batas tertentu termasuk pemilikan alat produksi, akan tetapi hak tersebut tidak
mutlak. Prinsip produksi dalam Islam berarti menghasilkan sesuatu yang halal yang
merupakan akumulasi dari semua proses produksi. Prinsip produksi dalam ekonomi Islam
bertujuan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kegiatan produksi
harus dilandasi nilai-nilai Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud perilaku produsen dalam islam?


2. Apa saja faktor-faktor produksi?
3. Apa yang dimaksud dengan isoquant dan isocost?
4. Apa saja alternatif tipe fungsi produksi?

C. Tujuan

1. Mengetahui perilaku produsen dalam islam


2. Mengetahui faktor-faktor produksi
3. Mengetahui pengertian isoquant dan isocost
4. Mengetahui macam-macam alternatif tipe fungsi produksi
BAB II
PEMBAHASAN
1. PERILAKU PRODUSEN
Teori perilaku produsen dalam perspektif Islam merupakan ilmu yang mempelajari
perilaku ekonomi manusia di mana perilakunya diatur berdasarkan agama Islam.
memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti
barang itu harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi
barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya
tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif.

Ketika konsumen mengalokasikan dananya untuk aktifitas konsumsi maka produsen


akan mengalokasikan dananya untuk penggunaan faktor produksi atau yang akan diproses
menjadi output. Karena itu, bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh anggaran
habis untuk konsumen, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis
terpakai untuk membeli faktor produksi, dan setiap produsen akan berupayah mncapai tingkat
produksi yang Optimum.

Karena itulah kegiatan produksi menjadi salah satu aktifitas ekonomi yang sangat
menunjang kegiataan konsumen. Kegiatan produksi merupakan merupakan mata rantai dari
konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian
dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti,
begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan
banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input
dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu. Jadi baik produsen
maupun konsumen memiliki tujuan yang sama dalam kegiatan ekonomi yakni mencapaai
maslahah yang optimum.

Jadi seorang produsen harus proaktif, kreatif dan inovatif dalam menemukan berbagai
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh manusia. Sikap proaktif yang berorientasi ke depan
dalam artian bahwa menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kehidupan masa
mendatang. Dan menyadari bahwa sumber daya ekonomi, tidak hanya diperuntukkan bagi
manusia yang hidup sekarang, tapi juga generasi mendatang.
2. FUNGSI/FAKTOR PRODUKSI

Dalam istilah ekonomi, produksi merupakan suatu siklus kegiatan-kegiatan ekonomi


untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi
dalam jangka waktu tertentu (Said Sa‟ad Marthon, 2004). Terdapat beberapa faktor sebagai
alat produksi, yaitu:

1. Faktor alam/tanah

Faktor alam adalah faktor dasar dalam produksi. Alam yang dimaksud di sini adalah
bumi, dan segala isinya, baik yang ada di atas permukaan bumi, maupun yang terkandung di
dalam bumi itu sendiri. Dalam produksi, semua itu dikategorikan sebagai sumber alam yang
dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran umat manusia (Said Sa‟ad
Marthon, 2004). Rasulullah Saw. sangat memperhatikan pemanfatan tanah mati (ihya al-
mawat) sebagai sumberdaya bagi kemakmuran rakyat. Islam mengakui adanya kepemilikan
atas sumber daya alam yang ada, dengan selalu mengupayakan pemanfaatan dan
pemeliharaan yang baik atas sumber daya alam sebagai salah satu faktor produksi. Hal
tersebut dimaksudkan untuk memberi dorongan kepada seseorang dalam mengembangkan
(mengelola) tanah. Islam juga membolehkan pemilik tanah menggunakan sumber-sumber
alam yang lain sebagai bahan produksi (Muhammad, 2004).

2. Faktor tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan faktor pendaya guna dari faktor produksi sebelumnya, yakni
faktor alam. Tenaga kerja juga merupakan asset bagi keberhasilan suatu perusahaan, karena
kesuksesan suatu produksi terletak pada kinerja sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Tenaga kerja yang memiliki skill dan integritas yang baik merupakan modal utama bagi suatu
perusahaan. Tenaga kerja merupakan pangkal produktivitas dari semua faktor produksi yang
tidak akan bisa menghasilkan suatu barang/jasa apapun tanpa adanya tenaga kerja (Ika Yunia
Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi). Dengan demikian, tenaga kerja dibutuhkan untuk
melakukan proses transformasi dari bahan menjadi barang jadi sesuai yang dikehendaki
perusahaan. Buruh/tenaga kerja bukan hanya merupakan suatu jumlah usaha atau jasa yang
ditawarkan untuk dijual pada perusahaan, sehingga yang mempekerjakan
buruh/karyawan/tenaga kerja mempunyai tanggung jawab moral dan sosial, sehingga dasar
penetapan besaran upah yang dibayarkan harus dapat meningkatkan kesejahteraan tenaga
kerja yang bersangkutan dengan tidak mengabaikan tingkat efisiensi kerja sehingga dapat
menekan biaya produksi (Indriyo Gitosudarmo, 2002). Hak pekerjaan yang wajib dipenuhi
oleh pelakunya ialah terpenuhinya syarat-syarat akad (kontrak) pekerjaan yang telah
disetujui. Salah satu yang harus terpenuhi adalah hak para pekerja. Adapun yang menjadi hak
yang harus diterima oleh pekerja adalah (Djazuli, A., Yadi Janwari): mendapatkan upah/gaji
dari hasil pekerjaannya, mendapatkan jaminan kerja dari pihak pemberi kerja, mendapatkan
pelayanan kesehatan dan tujuan sosial lainnya, mendapatkan pendidikan agar kualitas bekerja
dari para pekerja semakin meningkat.

3. Faktor modal (capital)

Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu produksi, oleh karenanya
tanpa modal produsen tidak dapat menghasilkan barang/jasa. Modal adalah sejumlah daya
beli atau yang dapat menciptakan daya yang dipergunakan untuk suatu proses produksi, tanpa
modal maka tidak dapat berproduksi dan membangun (Mochtar Effendi). Dalam Islam modal
haruslah bersumber dari suatu yang bebas dari riba sehingga dapat tercapai suatu kebaikan
dalam aktivitas produksi dan tercapainya maslahah (Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir
Riyadi).

4. Faktor Manajemen

Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya


manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu (Malayu S.P. Hasibuan, 2004). Berdasarkan fungsi manajemen berupa perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, manajemen berarti proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya finansial, manusia dan informasi
suatu perusahaan untuk mencapai sasarannya. Tanpa adanya manajemen yang baik, semua
faktor produksi tidak akan menghasilkan profit yang maksimal karena semua faktor produksi
tersebut memerlukan pengaturan melalui proses manajerial yang baik (Ika Yunia Fauzia dan
Abdul Kadir Riyadi).

3.ISOQUANT dan ISOCOST

A.Isoquant

Yang dimaksud dengan isoquant adalah kurva yang menunjukkan kombinasi dua
faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama. Kurva isoquant berfungsi
untuk menggambarkan gabungan 2 faktor produksi yang akan menghasilkan satu tingkat
produksi tertentu.

Berikut merupakan ciri – ciri dari kurva isoquant :

1. Mempunyai kemiringan negatif.

2. Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukan semakin banyak/ tinggi jumlah output.

3. Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant lainnya.

4. Isoquant cembung ke titik origin.1

Pada gambar diatas kita dapat melihat kurva isokuan / isoquant dengan sumbu Y berupa
modal dan sumbu X berupa tenaga kerja. Kurva isokuan (Z) menggambarkan tingkat output
produksi yang sama. Artinya ketika produksi di sepanjang garis tersebut akan sama
outputnya, namun input yang digunakan memiliki komposisi yang berbeda. Misalkan pada
titik A, titik B, maupun titik C memiliki tingkat hasil produksi yang sama. Bila kita misalkan
outputnya 100 roti, maka titik A, B, C sama-sama menghasilkan 100 roti. Meskipun
demikian, komposisi input yang digunakan berbeda. Ada yang lebih banyak tenaga kerja, ada
yang lebih banyak mesin (modal). Pada titik A, untuk menghasilkan output sejumlah Z, maka
diperlukan tenaga kerja sebanyak X1 dan modal sebanyak Y1. Pada titik ini perusahaan
memilih lebih banyak menggunakan modal. Kondisi ini disebut dengan capital intensive.
__________________________

1
Endang Rostiana, Analisis Faktor-Faktor Produksi, 2018, hlm. 27

Pada titik B, perusahaan sedikit mengurangi penggunaan modal dan sedikit menambah
penggunaan tenaga kerja. Output produksi yang dihasilkan sama yaitu sebesar Z. Keadaan ini
sering digambarkan sebagai kondisi netral bila seimbangan antara penggunaan mesin dan
tenaga kerja. Pilihan terakhir yang diilustrasikan kurva isoquant diatas yaitu pada titik C.
Dalam kondisi ini perusahaan memilih untuk menggunakan lebih banyak tenaga kerja yaitu
sebesar X3 dan mengurangi penggunaan mesin menjadi Y3. Output yang dihasilkan tetap
sebanyak Z. Kondisi ini disebut sebagai labour intensive karena lebih banyak menggunakan
input produksi berupa tenaga kerja.

B. Isocost

Isocost adalah kurva yang menunjukan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya
yang sama. Kombinasi pengunaan ciri-ciri kurva isocost sama dengan budget line atau kurva
garis anggaran dalam teori perilaku konsumen. Untuk menghemat biaya produksi dan
memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus meminimumkan biaya produksi 2. Untuk
itulah garis biaya sama (isocost) dibuat. Pembuatan isocost memerlukan data-data sebagai
berikut :

1. Harga faktor-faktor produksi yang digunakan.

2. Jumlah uang yang digunakan untuk membeli faktor-faktor produksi.

Konsep isocost adalah biaya dari penggunaan dua faktor produksi tersebut mempunyai
biaya yang sama. Kalau pada isoquant merujuk pada output yang sama, meskipun biaya
pengunaan inputnya bisa saja tidak sama. Sebaliknya, pada isocost yang ditekankan adalah
penggunaan dua faktor produksi tersebut memberikan biaya yang sama, meskipun output
yang dihasilkan belum tentu sama.
__________________

2
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung,Teori Ekonomi Mikro:suatu Pengantar (Jakarta: LPFE-UI,
2004). Hlm.122.

Pada kurva isocost diatas kita melihat garis-garis miring. Garis-garis diatas merupakan
garis kurva isocost. Garis kurva isocost adalah garis anggaran yang menggambarkan biaya
untuk kombinasi penggunaan dua jenis input. Sehingga kemiringan garis kurva isocost (I)
diatas menggambarkan rasio penggunaan biaya untuk kombinasi menggunakan dua jenis
input produksi. Pada gambar A kurva isocost I1, artinya garis tersebut menggambarkan
kombinasi penggunaan input berupa mesin dan tenaga kerja yang mempunyai biaya/anggaran
yang sama. Pada gambar diatas, I1, I2, I3 bukan menggambarkan sumbu tenaga kerja, tapi I
diatas merupakan symbol untuk garis isocost yang berbentuk miring. Kemiringan kurva
isocost ini bergantung pada kombinasi tenaga kerja dan modal. Pada gambar A digambarkan
adanya perubahan garis isocost (I). Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan harga input.
Kurva isocost pada gambar A terjadi penurunan biaya input. Perubahan kemiringan kurva
isocost pada bagian tenaga kerja dari I1 ke I2, menunjukkan bahwa perubahan tersebut
mendorong penggunaan tenaga kerja lebih banyak.

Pada gambar B terlihat ada 3 kurva isocost yaitu I1, I2, I3. Pada gambar ini diilustrasikan
terjadi perubahan kemampuan anggaran. Misalkan kurva anggaran isocost pada I1. Lalu
terjadi penambahan kemampuan anggaran, misalkan perusahaan menambah dana (investasi),
sehingga anggaran yang dapat digunakan untuk membeli mesin (modal) dan atau mengupah
tenaga kerja bertambah. Pergeseran kurva isocostnya akan terjadi dari I1 ke I2. Bila anggaran
perusahaan ditambah lagi maka garis isocost akan berubah ke I3.

4. ALTERNATIF TIPE FUNGSI PRODUKSI

1. Constant Return to Variable Input

Kondisi ini terjadi bila tambahan output yang dihasilkan sama dengan tambahan inputnya
(output = input). Untuk produsen yang mempunyai fungsi linier, maka setiap kali
penambahan variable input akan berdampak kepada penambahan output sama besarnya.
Secara umum input dan output yang mempunyai fungsi linier mempunyai rumus Q = a + bX.
Dimana Q menunjukkan jumlah output, X mempresentasikan jumlah unit output yang
digunakan dalam periode tertentu, a dan b adalah konstanta. Seperti yang digambarkan pada
grafik dibawah ini, fumgsi produksi dimulai dari titik origin sehingga dapat dikatakan nilai
konstanta a adalah nol. Untuk selanjutnya fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut Q
= bX. Dari formula diatas maka kita dapat menurunkan fungsi tersebut untuk mendapatkan
average dan margina product.
Average product untuk constant return to variable input :

Maka AP = MP = b . sehingga kalau melihat dari garis diatas, AP dan MP membentuk


satu garis lurus yang konstan (b). apabila sebuah produsen menghadapi fungsi constant return
to variable input maka setiap kali ada penambahan satu variable input akan meningkatkan
jumlah output sebesar b.

2. Decreasing Return to Variable Input

Kondisi ini terjadi bila tambahan output yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan
tambahan inputnya (output < input).3 Untuk produsen yang mempunyai fungsi simple
quadrat, maka setap kali dilakuakan penambahan variable input akan berdampak kepada
penurunan jumlah output yanf dapat diproduksi. Secara umum hubungan input dan output
yang mempunyai fungsi simple quadrat dapat dirumuskan sebagai berikut :
_______________________
3
Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo, Aspek Dasar Ekonomi Mikro, (Jakarta: PT. Grasindo,
2006), hal.159.

Bila kita mengasumsikan fungsi dimulai dari titik origin maka formula diatas dapat ditulis
: Q = bX – cX2. Dimana b adalah konstanta dan c mengindikasikan niali yang negatif,
karena nilai bx < cX2.4 maka setiap kali ada penambahan input (X) maka akan berdampak
pada penurunan nilai Q.

Hubungan antara fungsi produksi tersebut dengan average dan marginal product dapat
dituliskan sebagai berikut :

Dengan memperhatikan karakter formula AP dan MP kita dapat melihat bahwa kurva MP
berada dibawah kurva AP. Slope kedua kurva tentu berbeda, untuk kurva AP adalah (-c)
sedang kurva MP adalah (-2c). Apabila kita masukkan variable input (x), maka setiap kali ada
penambahan input, marginal product yang berkurang lebih besar dibandingkan dengan
average produk yang berkurang. Penambahan input sebelum production menembus titik poin
of dimishing returnsm memiliki nilai tambah yang berkurang walaupun penambahan output
tetap positif. Namum Ketika input sudah melampaui X1 maka satu unit penambahan input
akan berdampak pada penurunan jumlah output secara negative.

3. Increasing Return to Variable Input

Kondisi ini terjadi bila tambahan output yang dihasilkan lebih besar dibandingkan
tambahan inputnya (output > input). Karekteristiknya adalah setiap penambahan input
produksi maka akan berdampak pada penigkatan nilai tambah output yang diproduksi.

Q = a + bX + cX2

Jika dimulai dari titik origin dan nilai b dan c adalah positif, formula dari fungsi produksi
adalah

Q = bX + cX2 .

______________________

4
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro ……, hal.136

Pada kondisi ini kurva MP berada di atas Kurva AP.


Dari rumus tersebut, slope kedua kurva tentu berbeda, slope untuk kurva AP adalah (+c)
sedang slope untuk kurva MP adalah (+2c). dengan demikian apabila kita masukkan variable
input (x), maka setiap kali ada penambahan input, marginal product lebih besar. Sampai batas
berapapun dampak dari penambahan input tidak akan menurunkan marginal product maupun
total product.5

_______________________________________

5
Mujahidin, Akhmad, Ekonomi Islam Edisi Ketiga, Jakarta: Rajawali Pers, 2014

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Produksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang
akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Prinsip
produksi dalam Islam berarti menghasilkan sesuatu yang halal yang merupakan akumulasi
dari semua proses produksi. Prinsip produksi dalam ekonomi Islam bertujuan untuk
kemaslahatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kegiatan produksi harus dilandasi
nilai-nilai Islam.

Kegiatan produksi menjadi salah satu aktifitas ekonomi yang sangat menunjang
kegiataan konsumen. Kegiatan produksi merupakan merupakan mata rantai dari konsumsi
dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian
dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti,
begitu pula sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

Endang Rostiana, Analisis Faktor-Faktor Produksi, 2018, hlm. 27

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung,Teori Ekonomi Mikro:suatu Pengantar


(Jakarta: LPFE-UI, 2004). Hlm.122.

Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo, Aspek Dasar Ekonomi Mikro, (Jakarta:
PT. Grasindo, 2006), hal.159.

Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro ……, hal.136

Mujahidin, Akhmad, Ekonomi Islam Edisi Ketiga, Jakarta: Rajawali Pers, 2014

Turmudi Muhammad. 2017. Produksi dalam Prespektif Ekonomi Islam .FEBI: IAIN
Kendari

Anda mungkin juga menyukai