Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PRINSIP DASAR PRODUKSI DALAM ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Maqasid syariah

Dosen Pengampu : DR.BAIQ EL BADRIATI, M.EI.

Disusun oleh kelompok 7 :

1. Irwan Kerana Mentari (210502072)


2. Mesriyanti (210502087)
3. Mohamad Alfatah Setiano (210502068)

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul “PRINSIP
DASAR PRODUKSI DALAM ISLAM” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Prinsip Dasar
Ekonomi Dalam Islam bagi para pembaca dan penulis. Kami mengucapkan terimakasih
kepada ibu DR.BAIQ EL BADRIATI, M.EI. selaku dosen mata kuliah Maqasid Syariah yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasi pada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 11 Maret 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 5
C. Tujuan.................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

A. Konsep Produksi Islam..........................................................................................6


B. Prinsip-prinsip Produksi Islam..............................................................................6
C. Konsep Hak Milik Pribadi Dalam islam...............................................................7
D. Faktor Produksi.....................................................................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................................10
B. Saran......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produksi adalah salah satu aspek penting dalam ekonomi Islam. Islam
memberikan pandangan yang holistik tentang produksi yang mencakup aspek ekonomi,
sosial, dan moral. Dalam pandangan Islam, produksi adalah tugas penting yang harus
dilakukan oleh setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan memenuhi
tanggung jawab sosial mereka.
Prinsip dasar produksi dalam Islam mencakup berbagai konsep, seperti tawakkal
(percaya pada Allah), ihsan (berbuat baik), kerja keras, inovasi, efisiensi, kemandirian,
keadilan, dan tanggung jawab sosial. Semua prinsip ini harus diterapkan dalam setiap
aspek produksi, mulai dari perencanaan hingga pemasaran.
Dalam pandangan Islam, tawakkal merupakan prinsip dasar yang harus
diterapkan dalam produksi. Tawakkal berarti percaya pada kehendak Allah dan
merelakan segala sesuatu kepada-Nya. Ini berarti bahwa seorang produsen harus
bekerja keras dan melakukan yang terbaik dalam upaya mereka untuk memproduksi
barang atau jasa, tetapi juga harus mengandalkan Allah untuk memberikan
keberhasilan.
Selain tawakkal, ihsan juga menjadi prinsip dasar produksi dalam Islam. Ihsan
berarti berbuat baik dan menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas baik. Seorang
produsen harus berusaha untuk memproduksi barang atau jasa yang berkualitas dan
memberikan manfaat bagi masyarakat.
Kerja keras juga merupakan prinsip dasar produksi dalam Islam. Seorang
produsen harus berusaha untuk bekerja keras dan mencapai potensi terbaik mereka
dalam memproduksi barang atau jasa. Namun, kerja keras harus sejalan dengan prinsip
efisiensi. Seorang produsen harus menggunakan sumber daya yang tersedia dengan
efektif dan efisien untuk menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas.
Kemandirian juga menjadi prinsip dasar produksi dalam Islam. Seorang
produsen harus berusaha untuk menjadi mandiri dan mengandalkan sumber daya yang
tersedia dalam lingkungan mereka untuk memproduksi barang atau jasa. Dalam Islam,
kemandirian juga berarti tidak bergantung pada riba atau hutang dalam memproduksi
barang atau jasa.
Keadilan juga menjadi prinsip dasar produksi dalam Islam. Seorang produsen
harus memproduksi barang atau jasa dengan cara yang adil dan merata untuk semua
pihak terkait. Hal ini juga berarti bahwa produsen harus memastikan bahwa karyawan
mereka dibayar dengan adil dan bahwa lingkungan kerja mereka aman dan sehat.

4
Tanggung jawab sosial juga menjadi prinsip dasar produksi dalam Islam.
Seorang produsen harus memproduksi barang atau jasa yang memberikan manfaat bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini berarti bahwa produsen harus
mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan produksi mereka dan
bertanggung jawab atas dampak tersebut.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa Konsep Produksi Islami?
2. Apa saja Prinsip-prinsip Produksi Islami?
3. Bagaimana Konsep Hak Milik Pribada Dalam Islam?
4. Apa saja Faktor Produksi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Prod uksi Islami.
2. Untuk mengetahui Apa saja Prinsip-prinsip Produksi Islami.
3. Untuk mengetahui Konsep Hak Milik Pribada Dalam Islam.
4. Untuk mengetahui Apa saja Faktor Produksi.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep produksi dalam islam


Dalam sumber hukum islam sendiri, yaitu Al-quran dan Hadist, ditemukan
mengenai pentingnya aktifitas produksi untuk kesejahteraan manusia, baik secara
individual maupun secara masyarakat. Ada banyak sumber yang tercantum di quran,
seperti QS. HUD ayat 37, yang menjelaskan suruhan terhadap nabi Nuh untuk
melakukan produksi, mengerjakan perahu memangfaatan sumberdaya alam seperti kayu
Atau dalam QS.Al-Anbiyaa ayat 80 yang menceritakan Allah mengajarkan nabi Daud
untuk memproduksi baju besi sebagai pelindung ketika peperangan terjadi. Kemudian
nabi Daud diperintahkan untuk besyukur dan memberikan ilmunya tersebut kepada
yang lain. Ketika Nabi Muhammad hidup, dengan contoh yang cukup sederhana dan
klasik, menurut Zaky Al Kaaf, nabi dapat menegaskan mengenai ekonomi produksi
seperti :
1. Mencari kayu bakar, yang mengisyaratkan rasullullah melakukan produksi.
2. Berusaha menjualnya, yang berarti mengerjakan distribusi, karena dengan
menjualberarti produsen berusaha mendistribusikan barang miliknya kepada
konsumen.
3. Memenuhi kebutuhan, berarti telah melakukan aktifitas konsumsi atau pemakaian
barang.

2.2 Prinsip-Prinsip Produksi


Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang
kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Secara teknis, produksi adalah proses
mentransformasikan input menjadi output. M.N siddiqi berpendapat, bahwa produksi
merupakan penyediaan barang dan jasa dengan memperhatikan nilai keadilan dan
kemaslahatan bagi masyarakat. Muhammad Abdul Mannan mengemukakan, prinsip
fundamental yang harus selalu diperhatikan dalam proses produksi adalah prinsip
kesejahteraan ekonomi. Keunikan konsep Islam mengenai kesejahteraan ekonomi
terletak pada pertimbangan kesejahteraan umum yang lebih luas yang menekankan
persoalan moral, pendidikan, agama, dan persoalan lainnya. Kesejahteraan yang
dimaksudkan Muhammad Abdul Mannan adalah bertambahnya pendapatan yang
diakibatkan oleh peningkatan produksi dari pemanfaatan sumber daya secara maksimal,
baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam dalam proses produksi.Al-qur’an
6
dan hadis Rasulullah SAW. memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi
sebagai berikut:
1. Tugas manusia di muka bumi sebagai khalifah allah adalah memakmurkan bumi
dengan ilmu dan amalnya.
2. Islam selalu mendorong kemajuan di bidang produksi.
3. Teknik produksi diserahkan kepada keinginan dan kemampuan manusia.
4. Dalam berinovasi dan bereksperimen, pada prinsipnya agama Islam menyukai
kemudahan,menghindari mudarat dan memaksimalkan manfaat.

Kaidah-kaidah dalam berproduksi antara lain:


1. Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
2. Mencegah kerusakan di mukabumi, termasuk membatasi polusi, memelihara
keserasian,dan ketersediaan sumber daya alam.
3. Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta
mencapai kemakmuran.
4. Produksi dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spiritual maupun mental
dan fisik.

2.3 Konsep Kepemilikan Dan Hak Milik


Prinsip dasar yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist sangat
memperhatikan masalah prilaku ekonomi manusia dalam posisi manusia atau sumber
material yang diciptakan Allah untuk manusia. Islam mengakui hak manusia untuk
memiliki sendiri untuk konsumsi dan untuk produksi namun tidak memberikan hak itu
secara absolute (mutlak). Al-Qur’an dengan jelas mengkritik tindakan merusak
tanaman, binatang dan tenaga kerja. Penekanan pembatasan hak milik absolut, Al-
Qur’an menunjukan pada masalah penciptaan sumber-sumber ekonomi bagi Allah
terdalam dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Konsep Islam adalah membahas tentang kepemilikan mengenai barang konsumsi dan
alat-alat produksi. Hubungan hal tersebut digambarkan dalam al-Qur’an. Menurut
beberapa ayat tersebut diatas menunjukan bahwa manusia wakil Allah di muka bumi
dan dianjurkan untuk menguasai sumber-sumber ekonomi sebagai suatu kepercayaan
karena kasih sayang Allah. Kepemilikan adalah suatu ikatan seseorang dengan hak
miliknya yang disahkan syari’ah. Kepemilikan berarti pula hak khusus yang didapatkan
si pemilik sehingga ia mempunyai hak menggunakan sejauh tidak pelakukan
pelanggaran padada garis-garis syari’ah. Menurut hukum dasar, yang namanya harta,
sah dimiliki, kecuali harta-harta yang sudah disiapkan untuk kepentingan umum,
misalnya wakaf dan fasilitas umum.

7
Menurut modelnya, kepemilikan meliputi: Pertama, kepemilikan penuh, yakni
kepemilikan pada benda terkait sekaligus hak memanfaatkannya. Kedua, hak memiliki
saja tanpa hak memanfaatkannya; Ketiga, hak menggunakan saja atau disebut
kepemilikan hak guna.

Unsur-Unsur Sistem Hak Milik Dalam Islam


Kita dapat membedakan antara tiga ketegori umum dan ketegori hak milik, yaitu:
Private property; Public ownership, dan Voluntary (Waqf) sector.Selanjutnya akan
dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
a. Hak Milik Pribadi (Private Property)
Kepemilikan pribadi merupakan aspek kepemilikan prasyarat yang penting.
Pelarangan atas hak milik pribadi, secara tidak langsung dapat mengeliminasi
kebebasan. Upaya kepenguasaan milik kepada Negara atas sumber-sumber juga
berarti penasionalan kebebasan untuk memiliki, berpikir, ekspresi. Hak milik pribadi
memiliki peranyang lebih penting dibandingkan dengan efisiensi ekonomi. Efisiensi
ekonomi merupakan efisiensi itu sendiri. Kebebasan merupakan hal pribadi dalam
Islam. Menurut Islam, alat-alat bisnis akan selalu berjalan secara fair dan legal
(shahih). Masalah penggajian harus dilakukan secara adil dan benar. Proses produksi
akan diterima menurut norma-norma Islam. Dengan begitu akan menjadi manfaat
bagi masyarakat. Al-Qur’an mengatakan kepada kita bahwa kita harus selalu
mendapatkan kekayaan (harta) kita dengan cara-cara yang halal. Kita akan
mempertanggungjawabkannya atas pengeluaran uang yang kita miliki. Pengeluaran
uang harus dilakukan secara seimbang. Gagasan keseimbangan ini sangat penting
dalam Islam. Keseimbangan ini akan ditemukan dalam konsep ekonomi kehidupan
bermasyarakat; seperti dalam makan, beraktivitas, atau hubungannya dengan pihak
lain, bahkan hubungan kita dengan Tuhan di dalam shalat.
b. Hak UmumDalam hal ini, para fuqaha mengatakan bahwa jalan, sungai dan
sebagainya adalah miliki masyarakat dan dipelihara oleh masyarakat bukan
pemerintah.
c. Wakaf dapat disebut sebagai sektor sukarela. masalah wakaf tidak dijelaskan secara
implisit dalam ajaran Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Wakaf berarti memberikan sumber
daya milik pribadidan pengalokasiannya untuk memberikan manfaat bagi siapa saja
yang membutuhkannya dari proyek wakaf tersebut.

2.4 Faktor produksi


8
Faktor-faktor produksi adalah sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan
barang atau jasa. Ada empat faktor produksi utama yang diakui dalam ekonomi: tanah,
tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Berikut adalah penjelasan singkat tentang
masing-masing faktor produksi:

1. Tanah: Faktor produksi ini mencakup semua sumber daya alam yang diperlukan
untuk produksi, seperti tanah, air, udara, mineral, dan bahan bakar fosil.

2. Tenaga Kerja: Faktor produksi ini mencakup semua tenaga kerja manusia yang
diperlukan untuk menghasilkan barang atau jasa. Tenaga kerja dapat dikelompokkan
menjadi tiga kategori: tenaga kerja terampil, tenaga kerja terampil sedang, dan
tenaga kerja tidak terampil.

3. Modal: Faktor produksi ini mencakup semua sumber daya yang dibeli dan
digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa, seperti mesin, peralatan, gedung,
dan kendaraan.

4. Kewirausahaan: Faktor produksi ini mencakup kemampuan untuk memimpin dan


mengorganisasi faktor-faktor produksi lainnya untuk menciptakan produk atau
layanan yang menguntungkan. Kewirausahaan juga melibatkan kemampuan untuk
mengambil risiko dan inovasi dalam menciptakan produk atau layanan baru.

BAB 3
PENUTUP
9
1. Kesimpulan
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi.
Kegiatanproduksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh
parakonsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu
pulasebaliknya. Untuk mengahasilkan barang dan jasa kegiatan produksi
melibatkanbanyak faktor produksi. Beberapa implikasi mendasar bagi kegiatan
produksi danperekonomian secara keseluruhan, antara lain : Seluruh kegiatan
produksi terikatpada tataran nilai moral dan teknikal yang Islami, kegiatan
produksi harusmemperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan, permasalahan
ekonomi munculbukan saja karena kelangkaan tetapi lebih kompleks.

2. Saran
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akanlebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah ini diatas
dengansumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
Untukitu, diperlukan juga adanya kritik dan saran dari dosen ataupun dari teman-
teman sekalian.

Daftar pustaka

10
Muhammad. 2004. Ekonomi Mikro Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Manman M.A. 1997. Teori dan Praktek Ekonomi Ilsam. Yogyakarta: PT Dana Bhakti
Prima Yasa.
Sudarsono, Heri. 2002. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Yogyakarta: Ekonisia

11

Anda mungkin juga menyukai