Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MEMAHAMI DAN MEMILIKI WAWASAN

TENTANG TEORI PRODUKSI ISLAM


Disusun Untuk Memenuhi tugas:

Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Syariah

Dosen Pengampu :

AZTYARA ISMADHARLIANI,SE,MM

KELOMPOK 5

1.NABILA FEBRIANI (504210119)

2. SRIAYUNINGSIH(504210098)

3. PUJA(504210111)

KELAS 3C

PRODI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SULTAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Teori Produksi dalam
Islam.Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber baik dari buku maupun internet sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir
kata kami berharap semoga makalah tentang teori produksi dalam islam ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Tim penyusun

Kelompok v

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4

A.Latar Belakang.....................................................................................................4
B.Rumusan Masalah................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6

A.Pengertian Produksi dalam islam.........................................................................6


B.Prinsip Produksi dalam islam...............................................................................6
C.Faktor-faktor produksi.........................................................................................7
.................................................................................................................................
D.Motif Produksi....................................................................................................8
E.Norma dan Etika dalam produksi.........................................................................9

BAB III PENUTUP.............................................................................................................11

Kesimpulan..............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Produksi, distribusi, dan konsumsi sesungguhnya merupakan satu rangkaian kegitan ekonomi
yang tidak bisa di pisahkan. Ketiganya memang salingmemengaruhi, namun harus diakui
produksi merupakan titik pangkal dari kegiatanitu. Tidak akan ada distribusi tanpa produksi.Dari
sisi pandang konvensional, biasanya produksi di lihat dari tiga hal, yaitu: apayang di produksi,
bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa barang /jasa diproduksi. Cara pandang ini untuk
memastikan bahwa kegiatan produksi cukup layak untuk mencapai skalaekonomi. Dalam
berproduksi itu tadi, ekonomi konvensional menempatkan tenaga kerjasebagai salah satu dari
emapat faktor produksi; tiga faktor produksi lainya adalah sumberalam, modal dan keahlian.
Dalam memandang faktor tenaga kerja inilah terdapat sejumlah perbedaan.

Dalam memandang faktor tenaga kerja inilah terdapat sejumlah perbedaan. Pahamekonomi
sosialalis misalnya memang mengakui faktor tenaga kerja merupakan faktor penting. Namun
paham ini tidak memeberikan pengakuan dan penghargaan hak milikindividu, sehingga faktor
tenaga kerja atau manusia turun derajatnya menjadi sekedar pekerjaatau kelas pekerja.
Sedangkan paham kapitalis, yang saat ini menguasai dunia,memandangmodal atau kapital
sebagai unsur yang terpenting dan oleh sebab itu, para pemilik modal atau para kapitalislah yang
menduduki tempat yang sangat strategis dalam ekonomi kapitalis [2].Ekonomi konvensional
juga kadang melupakan kemana produksinya mengalir.Sepanjang efesiensi ekonomi tercapai
dengan keuntungan yang memadai, umumnya merekasudah puas. Bahwa ternyata produknya
hanya dikonsumsi kecil masyarakat kaya, tidaklahmenjadi kerisauan system ekonomi
konvensional.

Pada prinsipnya islam lebih menekankan berproduksi demi untuk memenuhikebutuhan orang
banyak, bukan hanya sekedar memenuhi segelintir orang yangmemiliki uang, sehingga memiliki
dayabeli yang lebih baik. Karena itu bagiislam, produksi yang surplus dan berkembang baik
secara kuantitatif maupunkualitatif tidak dengan sendirinya mengindikasikan kesejahteraan
bagimasyarakat.Kegiatan produksi dan konsumsi merupakan sebuah mata rantai yang saling
berkaitsatu dengan lainnya. Kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan dengan
kegiatankonsumsi. Tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang
memberikan masalah maksimum bagikonsumen yang di wujudkan dalam pemenuhan kebutuhan
manusia pada tingkatanmoderat, menemukan kebutuhan masyrakat dan pemenuhannya,
menyediakan persediaan barang/jasa dimasa depan. Serta memenuhi sarana bagi kegiatan sosial
dan ibadah kepada Allah.

4
B.Rumusan Masalah

1.Pengertian Produksi

2.Prinsip Produksi Dalam islam

3.Faktor-faktor produksi

4.Motif Produksi

5.Norma dan etika dalam produksi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Produksi dalam islam

Produksi dalam ekonomi islam merupakan setiap bentuk aktivitas yang di lakukan untuk
mewujudkan manfaat atau menambahkannya dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber
ekonomi yang disediakan Allah SWT sehingga menjadi maslahat, untuk memenuhi kebutuhan
manusia, oleh karenanya aktifitas produksi hendaknya berorientasi pada kebutuhan masyarakat
luas.Sistem produksi berarti merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari prinsip produksi
serta faktor produksi.

Produksi tidak hanya bertujuan menciptakan yang tidak ada menjadi ada, melainkan juga
menghasilkan kegiatan produksi yang berdaya guna. Produksi dilandasi nilai-nilai islam dengan
prinsip maqasid al-syari’ah. Produksi tidak bisa lepas dari faktor sebagai alat produksi berupa
faktor alam/tanah, faktor tenaga kerja, faktor modal dan faktor manajemen/organisasi.Produksi
dilakukan untuk menciptakan atau pengadaan atas barang atau jasa. Transformasi yang dilakukan
dalam kegiatan produksi adalah untuk membentuk nilai tambah.

B.Prinsip produksi islam

Prinsip Produksi dalam Islam Prinsip produksi pada sistem konvensional adalah bagaimana
produksi dapat berjalan sehingga mampu mencapai tingkat yang paling maksimum dan efisiensi
dengan : a. Memaksimalkan output dengan menggunakan input tetap b. Meminimalkan
penggunaan input untuk mencapai tingkat output yang sama Prinsip-prinsip produksi pada
perspektif ekonomi Islam tidak jauh berbeda dengan sistem konvensional yang membedakannya
adalah nilai (value) yang terkandung di dalamnya. Islam menambahkan beberapa poin nilai
berdasarkan AlQur’an dan Hadist Rasulullah SAW dimana Islam memberikan arahan mengenai
prinsip-prinsip produksi sebagai berikut, yaitu :

A.Tugas manusia di bumi adalah sebagi khalifah Allah SWT yakni manusia ditugasi
untuk memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya.

B.Islam selalu mendorong kemajuan di bidang produksi, menurut Yusuf Qordhawi, Islam
membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan atas penelitian, eksperimen,
dan perhitungan. Akan tetapi Islam tidak membenarkan penuhanan terhadap hasil karya
ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan diri dari Al-Qur’an dan Al hadist.

C.Teknik produksi diserahkan kepada keinginan dan kemampuan manusia, sesuai dengan
sabda Nabi yaitu: “kalian lebih mengatahui urusan dunia kalian”

6
D.Dalam berinovasi dan bereksperimen, pada prinsipnya agama Islam menyukai
kemudahan, menghindari kemudharatan dan memaksimalkan manfaat. Dalam Islam tidak
terdapat ajaran yang memerintahkan membiarkan segala urusan berjalan dalam
kesulitannya, karena berdalih dengan ketetapan dan ketentuan Allah, atau karena tawakal
kepada-Nya, sebagaimana keyakinan yang terdapat di dalam agama-agama selain Islam.
Tawakal dan sabar adalah konsep penyerahan hasil kepada Allah SWT, sebagai pemilik
hak prerogative yang menentukan segala sesuatu setelah segala usaha dan persyaratan
dipenuhi dengan optimal.

C.Faktor-faktor produksi

faktor produksi adalah semua sumber daya yang dibutuhkan.Dengan kata lain, maka semua
barang yang dapat meningkatkan nilai manfaat (nilai tambah) dari produk disebut dengan istilah
faktor produksi. Arti lain faktor produksi adalah semua benda yang membantu melancarkan
proses produksi perusahaan.Dalam teori ekonomi modern, sebagaimana menurut Adam Smith,
faktor produksi adalah terdiri dari empat komponen yakni tenaga kerja (SDM), tanah atau
sumber daya alam, dan modal.

faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan
jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, Uang,
sumber daya manusia, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya
alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda berwujud, baik langsung dari alam maupun
tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik. Selain itu,
beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi
mengingat semakin pentingnya peran informasi pada era globalisasi ini. Secara total, saat ini ada
lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya fisik,
kewirausahaan, dan sumber daya informasi.

Faktor Produksi adalah segala sesuatu (baik berupa barang atau jasa) yang dapat digunakan
untuk menciptakan atau menambah nilai guna dari suatu barang dan jasa. Proses penciptaan atau
penambahan nilai guna ini disebut dengan proses produksi.

Faktor produksi dapat dibagi menjadi:

1.   Tenaga Kerja (Labor)

Tenaga kerja disebut juga dengan sumber daya manusia. Tenaga kerja terbagi menjadi tenaga
kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Faktor
produksi ini termasuk pekerja yang mengoperasikan peralatan, hingga dokter, insinyur, akuntan,
dan ahli hukum.  

7
2.   Modal (Capital)  

Modal adalah dana, barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses
produksi. Misalnya adalah dana untuk membeli bahan baku atau mesin untuk mengolah bahan
baku menjadi barang jadi.

3.   Sumber Daya Fisik (Physical Resources)  

Sumber daya fisik adalah segala sesuatu sumber daya yang berasal dari alam, seperti bahan baku
untuk produksi, air, dan tenaga listrik.  

4.   Kewirausahaan (Entrepreneurship) 

Kewirasahaan adalah etrampilan dalam mengkoordinasi faktor-faktor poduksi sehingga dapat


memperoleh hasil produksi yang diinginkan. Misalnya adalah kemampuan seorang manajer
dalam mengatur pekerjaan disuatu pabrik.

5.   Sumber Daya Informasi (Information Resources)  

Faktor produksi ini berupa data yang digunakan dalam proses-proses produksi. Misalnya data
penjualan dan data produksi dalam suatu pabrik.

D.Motif produksi

faktor produksi merupakan sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang
dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja,
modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Berproduksi lazim diartikan menciptakan nilai
barang atau menambah nilai terhadap sesuatu produk, barang dan jasa yang diproduksi itu
haruslah hanya yang dibolehkan dan menguntungkan (yakni halal dan baik) menurut Islam Bisa
dikatakan, motif ekonomi adalah segala sesuatu yang mendorong manusia untuk melakukan
tindakan atau kegiatan ekonomi. Salah satu contoh motif ekonomi adalah ketika kita ingin
membeli suatu barang yang kita idamkan, kita akan bekerja untuk bisa mendapatkan barang
tersebut.

Dalam ekonomi islam , tujuan utama produksi adalah kemaslahatan individu dan masyarakat
secara berimbang .Islam sesunggunya menerima motif berproduksi sebagai motif dalam sistem
ekonomi konvesional , hanya saja lebih jauh islam juga menambah nilai-nilai moral utilitas
ekonomi. kegiatan produksi yang pada dasarnya halal, harus dilakukan dengan cara- cara yang
tidak Merugikan dan mudharat dalam kehidupan masyarakat .

8
E. Norma dan etika dalam produksi

Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan
salah. Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna barang dengan
menggunakan sumberdaya yang ada . Jadi, Etika Produksi adalah seperangkat prinsip-prinsip
dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang dikukan dalam proses
produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang. Etika secara sederhana adalah studi
mengenai hak dan kewajiban manusia, peraturan moral yang dibuat dalam pengambilan
keputusan dan sifat alami hubungan antar manusia dan alam. maka etika produksi yang
diperhitungkan adalah:

1. Nilai (aturan main yang dibuat pengusaha dan menjadi patokan berbisnis).
2. Hak dan kewajiban (menerima dan menggaji karyawan, membayar pajak dansebagainya).
3. Peraturan moral (Peraturan moral menjadi acuan tertulis yang sangat penting bagi
pengusaha ketika mengalami dilema atau permasalahan, baik internal atau eksternal).
4. Hubungan manusia (memprioritaskan perekrutan karyawan dari masyarakat disekitar
perusahaan, menghargai hak cipta, dll)

Dalam proses produksi, sebuah produsen pada hakikatnya tentu akan selalu berusaha untuk
menekan biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba sebanyak banyaknya. Dalam
upaya produsen untuk memperoleh keuntungan,Termasuk mereka bisa melakukan hal hal yang
mengancam keselamataan konsumen. Padahal konsumen dan produsen bekerjasama. Tanpa
konsumen, produsen tidak akan berdaya. Seharusnyalah produsen memeberi perhatian dan
menjaga konsumen sebagai tanda terima kasih telah membeli barang atau menggunakan jasa
yang mereka tawarkan. Namun banyak produsen yang tidak menjalankan hal ini. Produsen lebih
mementingkan laba. Seperti banyaknya kasus kasus yang akhirnya mengancam keselamatan
konsumen karena dalam memproduksi, produsen tidak memperhatikan hal-hal buruk yang
mungkin terjadi pada konsumen. Bahkan, konsumen ditipu, konsumen ditawarkan hal-hal yang
mereka butuhkan, tapi pada kenyataannya, mereka tidak mendapat apa yang mereka butuhkan
mereka tidak memperoleh sesuai dengan apa yang ditawarkan.Contohnya produk produk
tembakau telah menewaskan 400.000 warga amerika setiap tahun. Jumlahnya lebih banyak dari
pada jumlah total penderita AIDS, korban kecelakaan, pembunuhan, bunuh diri, narkoba, dan
kebakaran. Kasus produk Korek (geretan) BIC corporation yang tidak layak digunakan tapi tetap
dijual dan akhirnya digunakan konsumen, akhirnya terjadi kecelakaan kecelakaan yang
menimbulkan korban jiwa.banyak kecelakaan kecelakaan lain terjadi diakibatkan barang yang
diproduksi tidak sesuai standar, produk yang sekali pakai langsung rusak, produk cacat dan
garansi yang tidak ditepati.Kecelakaan-kecelakaan ini tentunya merugikan konsumen, karena
dengan membeli produk yang dihasilkan produsen tersebut,Jadi, perusahaan berkewajiban untuk

9
memberikan produk sesuai dengan karakteristik yang dimaksud dan konsumen memiliki hak
korelatif untuk memperoleh produk dengan karateristik yang dimaksud.

Kewajiban untuk Mematuhi Kewajiban untuk memberikan suatu produk dengan karakteristik
persis seperti yang dinyatakan perusahaan, yang mendorong konsumen untuk membuat kontrak
dengan sukarela dan yang membentuk pemahaman konsumen tentang apa yang disetujui akan
dibelinya.

Jadi, pihak penjual berkewajiban memenuhi klaim yang dibuatnya tentang produk yang dijual.
Tidak seperti Wintherop Laboratories memasarkan produk penghilang rasa sakit yang oleh
perusahaannya diklaim sebagai obat nonaddictive (tidak menyebabkan ketergantungan).
Selanjutnya seorang pasien yang menggunakan produk tersebut menjadi ketergantungan dan
akhirnya meninggal karena over dosis.

Kewajiban untuk MengungkapkanPenjual yang akan membuat perjanjian dengan konsumen


untuk mengungkapkan dengan tepat apa yang akan dibeli konsumen dan apa saja syarat
penjualannya. Ini berarti bahwa penjual berkewajiban memberikan semua fakta pada konsumen
tentang produk tersebut yag dianggap berpengaruh kepada keputusan konsumen untuk membeli.
Contoh, jika pada sebuah produk yang dibeli konsumen terdapat cacat yang berbahaya atau
beresiko terhadap kesehatan dan keamanan konsumen, maka harus diberitahu.

Kewajiban untuk Tidak Memberikan Gambaran yang Salah Penjual harus menggambarkan
produk yang ia tawarkan dengan benar, ia harus membangun pemahaman yang sama tentang
barang yang ia tawarkan di piiran konsumen sebagaimana barang tersebut adanya. Jangan
sampai terjadi Misrepresentasi bersifat koersif , yaitu, seseorang yang dengan sengaja
memberikan penjelasan yang salah pada orang lain agar orang tersebut melakukan sesuatu
seperti yang diinginkannya, bukan seperti yang diinginkan orang itu sendiri apabila dia
mengetahui yang sebenarnya.

Kewajiban untuk Tidak Memaksa Penjual berkewajiban untuk tidak memanfaatkan keadaan
emosional yang mungkin mendorong pembeli untuk bertindak secara irasional dan bertentangan
dengan kepentingannya, tidak memanfaatkan ketidaktahuan, ketidakdewasaan, kebodohan, atau
faktor lain yang mengurangi atau menghapuskan kemampuan pembeli untuk menetapkan pilihan
secara bebas.

10
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Karena produksi dalam ekonomi Islam merupakan setiap bentuk aktivitas dan juga produksi
tidak hanya bertujuan menciptakan melainkan juga menghasilkan kegiatan produksi yang
berdaya guna selain itu juga memaksimalkan output dengan menggunakan input tetap dan juga
faktor produksi adalah semua sumber daya yang paling dibutuhkan faktor produksi adalah terdiri
dari empat komponen yakni tenaga kerja (SDM)tanah atau sumber daya alam, dan modal.selain
itu juga sebuah faktor produksi mengingat semakin penting nya peran informasi pada era
globalisasi ini.

Adapun faktor faktor produksi seperti tenaga kerja modal sumber daya fisik kewirausahaan dan
sumber daya informasi faktor produksi merupakan sumber daya yang digunakan dalam sebuah
proses produksi barang dan jasaa. kegiatan produksi dalam perspektif Islam sebagai usaha
manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai
sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam Islam, yaitu kebahagiaan
dunia dan akhirat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2013). Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam. JURNAL LISAN ALHAL , 7 (1),
22-31.

Velasquez, Manuel G. 2000. Etika Bisnis: Konsep dan Kasus. New York: W.W Norton and
Company.

Timur, K. (2020, Januari 8). Teori Produksi dan Fungsi Produksi dalam Ekonomi.

Dipetik Oktober 20, 2021, dari Kasyian Timur:

https://kasiyantimur.id/2020/01/08/teori-produksi-dan-fungsi-produksi-dalamekonomi/

Turmudi, M. (2017). Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Islamadina Jurnal

12

Anda mungkin juga menyukai