Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRODUKSI DALAM ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis Islam


yang diampu oleh Ibu Sakinah, M.E.I

Disusun Oleh:

M. ZULVAN FAUZI UMAMI (19383031115)


I’ANATUT THALIBIN (19383032093)
HULALIS SYAFIQOH (19383032134)

PRODI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM MADURA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
Yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penyusun makalah
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Produksi Dalam Islam”
makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah
“Etika Bisnis Islam”.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini agar dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang
penyusun hadapi. Namun, penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan makalah ini mendapat bimbingan dari ibu Sakinah, M.E.I Selaku
pembimbing dalam mata kuliah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada teman yang telah
memberikan saran dan masukan kepada pemakalah ini dari awal sampai
akhir.Semoga Allah senantiasa meridhai segala usaha kita.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pamekasan, 25 Oktober 2021

Penulis

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Definisi Produksi dalam Islam..................................................................3
B. Konsep Produksi dalam Al-Qur’an dan Hadist.........................................4
C. Motif-Motif Produksi Dalam Islam..........................................................5
D. Etika Produksi Islami.................................................................................6
BAB III: PENUTUP.......................................................................................7
A. Kesimpulan ...............................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kerangka kehidupan ekonomi, aktivitas produksi merupakan
elemen penting yang sangat menentukan bagi pemenuhan kebutuhan hidup
manusia. Bahkan barangkali tak salah bila kemudian ia menjadi urat nadi
dalam semua level kegiatan ekonomi. Sebab tanpa diawali proses produksi,
kegiatan konsumsi, distribusi ataupun perdagangan barang dan jasa tidak
akan pernah ada. Secara umum, produksi merupakan proses untuk
menghasilkan suatu barang dan jasa atau proses peningkatan utility (nilai)
suatu benda. Dalam istilah ekonomi, produksi merupakan suatu siklus
kegiatan-kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu
dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi dalam jangka waktu tertentu.
Dalam memandang arti penting produksi untuk kelangsungan hidup
manusia, al-Qur’an mengijinkan manusia mencari kehidupan dengan cara
melakukan perdagangan. Bahkan di hari Jum’at yang umumnya dipandang
sebagai hari besar Islam, kaum Muslimin tidak juga dicegah dari melakukan
kegiatan ekonomi. Sebaliknya mereka dianjurkan untuk memulai lagi
kegiatan ekonomi mereka selesai shalat Jum’at. Al-Qur’an menyatakan hal
itu dalam Surat al-Jumū’ah (62) ayat 10:
Dengan memahami alur tujuan kegiatan produksi ini, maka dapat
diambil suatu substansi bahwa karakter penting bagi produksi dalam
perspektif ekonomi Islam adalah perhatiannya terhadap kemuliaan harkat
kemanusiaan, yaitu mengangkat kualitas dan derajat hidup serta kualitas
kemuliaan dari manusia. Kemuliaan harkat kemanusiaan harus mendapat
perhatian besar dan utama dalam keseluruhan aktifitas produksi. Segala
aktivitas yang bertentangan dengan pemuliaan harkat kemanusiaan dapat
dikatakan bertentangan dengan ajaran Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Produksi Dalam Islam?

1
2. Apa Konsep Produksi Dalam Al-Quran dan Hadist?
3. Apa Motif – Motif Produksi dalam Islam?
4. Apa Etika Produksi Islami?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Definisi Produksi Dalam Islam.
2. Untuk Mengetahui Konsep Produksi Dalam Al-Quran dan Hadist.
3. Untuk Mengetahui Motif – Motif Produksi dalam Islam.
4. Untuk Mengetahui Etika Produksi Islami.
5.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Produksi Dalam Islam


Ada beberapa pengertian produksi dalam islam, diantaranya:
1. Menurut Samsul Basri
Produksi dalam Islam adalah suatu kegiatan yang mengaitkan nilai
kebajikan mulai dari pengelolaan sumber-sumber yang diperbolehkan
syariah, proses produksi, hingga hasil produksi. Kebajikan yang
dilakukan maksudnya memberikan banyak manfaat bagi semua pihak
yang terlibat.1
2. Menurut Lukman Hakim
Produksi dalam Islam memiliki arti bentuk usaha keras dalam
pengembangan faktor-faktor sumber yang diperbolehkan secara syariah
dan melipatgandakan pendapatan dengan tujuan kesejahteraan
masyarakat.2
3. Menurut Siddiqi
Produksi sebagai penyediaan barang dan jasa dengan
memerhatikan nilai keadilan dan kemanfaatan (maslahah) bagi
masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang produsen telah bertindak
adil dan membawa kemanfaatan bagi masyarakat maka ia telah bertindak
Islami.3
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produksi secara Islami
definisinya berbeda dengan produksi secara konvensional. Produksi secara
konvensional menekankan pada pengoptimalan efisiensi dan pengoptimalan
keuntungan. Berbeda dengan produksi Islam yang jelas bahwa produksi
secara Islami tidak hanya mencari keuntungan semata (profit oriented)
melainkan kepada (ibadah oriented) sehingga apa pun barang yang di
1
Fordebi dan Adesy, Ekonomi dan Bisnis Islam: Seri Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan Bisnis
Islam.,269.
2
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam (Surakarta: Erlangga, 2012), 65.
3
Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islami (Yogyakarta: Ekonosia, 2003), 156.

3
produksi maka seseorang produsen Islam akan menekankan prinsip Islam di
dalam produksi dan mementingkan kemaslahatan.4
B. Konsep Produksi dalam Al-Quran dan Hadist
Prinsip dasar ekonomi Islam adalah keyakinan kepada Allah SWT
sebagai Rabb dari alam semesta. Ikrar akan keyakinan ini menjadi pembuka
kitab suci umat Islam. Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di
langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Al-jaatsiyah:13).
Dengan keyakinan akan peran dan kepemilikan absolut dari Allah
Rabb semesta alam, maka konsep produksi di dalam ekonomi Islam tidak
semata-mata bermotif maksimalisasi keuntungan dunia, tetapi lebih penting
untuk mencapai maksimalisasi keuntungan akhirat. QS. al-Qashas ayat 77,
mengingatkan manusia untuk mencari kesejahteraan akhirat tanpa melupakan
urusan dunia. Artinya, urusan dunia merupakan sarana untuk memperoleh
kesejahteraan akhirat. Orang bisa berkompetisi dalam kebaikan untuk urusab
dunia, tetapi sejatinya mereka sedang berlomba-lomba mencapai kebaikan di
akhirat.
Islam pun sesungguhnya menerima motif-motif berproduksi seperti
pola pikir ekonomi konvensional tadi. Hanya bedanya, lebih jauh Islam juga
menjelaskan nilai-nilai moral di samping utilitas ekonomi. Bahkan sebelum
itu, Islam menjelaskan mengapa produksi harus dilakukan. Menurut ajaran
Islam, manusia adalah khalifatullah atau wakil Allah dimuka bumi dan
berkewajiban untuk memakmurkan bumi dengan jalan beribadah kepada-
Nya.
Islam secara khas menekankan bahwa setiap kegiatan produksi harus
pula mewujudkan fungsi sosial. Ini tercermin dalam QS. Al-Hadid (57) ayat
7:
Artinya : “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya.

4
Fordebi dan Adesy, Ekonomi dan Bisnis Islam: Seri Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan Bisnis
Islam., 251.

4
Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan
(sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.”
Agar mampu mengemban fungsi sosial seoptimal mungkin, kegiatan
produksi harus melampaui surplus untuk mencukupi keperluan konsutif dan
meraih keuntungan finansial, sehingga bisa berkontribusi kehidupan sosial.
Melalui konsep inilah, kegiatan produksi harus bergerak di atas dua
garis optimalisasi. Tingkatan optimal pertama adalah mengupayakan
berfungsinya sumberdaya insani ke arah pencapaian kondisi full employment,
dimana setiap orang bekerja dan menghasilkan karya kecuali mereka yang
“udzur syar’i” seperti sakit dan lumpuh. Optimalisasi berikutnya adalah
dalam hal memproduksi kebutuhan primer (dharuriyyat), lalu kebutuhan
sekunder (hajiyyat) dan kebutuhan tersier (tahsiniyyat) secara proposional.
Tentu saja Islam harus memastikan hanya memproduksikan sesuatu yang
halal dan bermanfaat buat masyarakat (thayyib). Target yang harus dicapai
secara bertahap adalah kecukupan setiap individu, swasembada ekonomi
umat dan kontribusi untuk mencukupi umat dan bangsa lain.
Sebagai dasar modal berproduksi, Allah telah menyediakan bumi
beserta isinya bagi manusia, untuk diolah bagi kemaslahatan bersama seluruh
umat manusia. Hal ini terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 22:
Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu,
karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-kutu bagi Allah, padahal
kamu mengetahui.5
C. Motif – Motif Produksi Dalam Islam
Dalam ekonomi Islam, produksi mempunyai motif kemaslatan,
kebutuhan dan kewajiban. Demikian pula, konsumsi. Perilaku produksi
merupakan usaha seseorang atau kelompok untuk melepaskan dirinya dari
kefakiran. Menurut Yusuf Qardhawi (1995), secara eksternal perilaku
produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan setiap individu
sehingga dapat membangun kemandirian ummat. Sedangkan motif
5
Mustafa Edwin Nasution,dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007),
hal. 108

5
perilakunya adalah keutamaan mencari nafkah, menjaga semua sumber
daya (flora-fauna dan alam sekitar), dilakukan secara profesional dan
berusaha pada sesuatu yang halal. Karena itu dalam sebuah perusahaan
misalnya, menurut M.M. Metwally asumsi-asumsi produksi, harus
dilakukan untuk barang halal dengan proses produksi dan pasca produksi
yang tidak menimbulkan ke-madharatan.
Semua orang diberikan kebebasan untuk melakukan usaha
produksi. Berdasarkan pertimbangan kemashlahatan itulah, menurut
Muhammad Abdul Mannan , pertimbangan perilaku produksi tidak
semata-mata didasarkan pada permintaan pasar. Produksi dalam ekonomi
Islam adalah setiap bentuk aktivitas yang dilakukan manusia untuk
mewujudkan manfaat atau menambahkannya dengan cara mengeksplorasi
sumber-sumber ekonomi yang disediakan Allah SWT sehingga menjadi
maslahat, untuk memenuhi kebutuhan manusia.6

D. Etika Produksi Dalam Islam


Terdapat beberapa etika dalam berproduksi, diantaranya:
1. Sesuatu yang diproduksi harus halal dan berkualitas baik.
Sebagai pengusaha muslim tentu harus memperhatikan kemaslahatan
dalam memilih barang produksi, jangan sampai barang yang dijadikan
produksi jelek dan dapat merugikan konsumen.
2. Barang yang diproduksi memberikan aspek kemanfaatan untuk semua
atau yang dikenal dengan maslahat (kemanfaatan bersama) atau disebut
pula dengan mutualisme (saling menguntungkan).
3. Tidak melakukan penipuan dengan mencampur barang yang berkualitas
jelek dengan barang yang berkualitas baik yang dapat merugikan
konsumen.
4. Tidak melakukan penimbunan barang (ikhtikar). 7

6
https://journal.islamiconomic.or.id
7
https://www.kompasiana.com/saiffudinachmad/5d2e8d72097f362ecc473494/etika-produksi-
dalam-isam

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Produksi secara Islami definisinya berbeda dengan produksi secara
konvensional. Produksi secara konvensional menekankan pada
pengoptimalan efisiensi dan pengoptimalan keuntungan. Berbeda dengan
produksi Islam yang jelas bahwa produksi secara Islami tidak hanya mencari
keuntungan semata (profit oriented) melainkan kepada (ibadah oriented)
sehingga apa pun barang yang di produksi maka seseorang produsen Islam
akan menekankan prinsip Islam di dalam produksi dan mementingkan
kemaslahatan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan  mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini. Untuk mengetahui lebih dalam ada
baiknya mahasiswa lebih banyak membaca buku-buku yang terkait dengan
makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Fordebi dan Adesy. Ekonomi dan Bisnis Islam: Seri Konsep dan Aplikasi
Ekonomi dan Bisnis Islam.
Hakim Lukman, 2012. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Surakarta: Erlangga
Anto Hendrie, 2003. Pengantar Ekonomika Mikro Islami . Yogyakarta: Ekonosia.
Edwin Nasution Mustafa dkk, 2007. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam.
Jakarta: Kencana.
https://journal.islamiconomic.or.id

https://www.kompasiana.com/saiffudinachmad/5d2e8d72097f362ecc473494/
etika-produksi-dalam-isam

Anda mungkin juga menyukai