DOSEN PENGAMPU :
KELAS 2A
PRODI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
2021
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teori Produksi Islam tepat waktu.
Makalah Teori Produksi Islam disusun guna memenuhi tugas dari Dosen Noni
Afriyanti, ME. pada Prodi Ekonomi Syariah di Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
selaku Dosen Ekonomi Mikro. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
PENULIS
II
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ I
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
MARJINAL ................................................................................................ 9
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
III
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Produksi
Kata produksi dalam bahasa Arab ialah al-intaj dan secara sederhana produksi dapat
dikatakan suatu proses memproduksi, menumbuhkan, membuat, serta menciptakan suatu
barang yang nantinya akan memiliki nilai ekonomi.1
Produksi, distribusi dan konsumsi sesungguhnya merupakan satu rangkaian kegiatan
ekonomi yang tidak dapat dipisahkan. Ketiganya memang saling mempengaruhi, namun
harus diakui bahwa produksi merupakan titik pangkal dari rangkaian kegiatan itu. Tidak
akan ada kegiatan distribusi tanpa produksi2, demikian pula halnya kegiatan konsumsi.
Demikian pula, untuk mengetahui indikator kemajuan ekonomi individual maupun suatu
bangsa dapat dilihat pada tingkat produktifitasnya.
Produksi sangat berperan penting dalam taraf hidup manusia serta kemakmuran
disuatu negara. Sebagaimana terdapat dalam surah Al-Qasas ayat 73:
َْ لْلَـ ُك ُْمْالَّي
ْْلْ َواْلنَّ َهاْ َْرْ ِلتَس ُكنُواْفِي ِْهْ َو ِلتَبتَغُواْ ِْمنْْفَض ِله َْ ََو ِمنْْ َّرح َمتِهْْ َجع
ََْولَ َعلَّ ُكمْْتَش ُك ُرون
“wa mir rohmatihii ja'ala lakumul-laila wan-nahaaro litaskunuu fiihi wa
litabtaghuu ming fadhlihii wa la'allakum tasykuruun”
"Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar
kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya
(pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (QS. Al-Qasas 28: Ayat 73).
Dalam kata litabtaghu yang memiliki makna keinginan serta kehendak yang
sungguh-sungguh untuk memperoleh sesuatu yang menunjukkan usaha yang tidak
terbatas. Dalam kata fadl yang bermakna perbaikan ekonomi yang mampu menjadikan
kehidupan manusia secara ekonomis mendapatkan kelebihan dan kebahagiaan. 3
Prinsip dasar ekonomi Islam adalah keyakinan kepada Allah SWT., sebagai Rabb
dari alam semesta. Dengan keyakinan akan peran dan kepemilikan absolut dari Allah
Rabb semesta alam, maka konsep produksi di dalam ekonomi Islam tidak semata-mata
1
Nonie Afrianty, dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 93.
2
Mustafa Edwin Nasution. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Depok, KENCANA, 2017) hal. 101.
3
Nonie Afrianty, loc.it, hal. 94.
2
bermotif maksimalisasi keuntungandunia, tetapi lebih penting untuk mencapai
maksimalisasi keuntungan akhirat.4
B. Tujuan Produksi
Tujuan dari produksi selain untuk memenuhi akan kebutuhan atau permintaan
seluruh manusia, kegiatan produksi juga juga diarahkan untuk memperoleh laba atau
untung yang sebesar-besarnya. Namun dalam sudut pandangan agama Islam, tujuan dari
produksi selain mengharapkan laba pastinya untuk memberikan maslahah yang
maksimum bagi konsumen.5
Dalam ilmu konvensional, antara ekonomi positif (positive economics) dan ekonomi
normatif (normative economics) secara konseptual sudah dibedakan sejak awal, yang
mana merupakan pengakuan bahwa ekonomi positif yang mereka tawarkan tidak dapat
menjawab tujuan-tujuan yang seharusnya dicapai dalam ekonomi normatif. 6
Ekonomi konvensional juga kadang melupakan ke mana produknya mengalir.
Sepanjang efisiensi ekonomi tercapai dengan keuntungan yang memadai, umumnya
mereka sudah puas. Bahwa ternyata produk-produknya hanya dikonsumsi sekelompok
kecil masyarakat kaya, tidak menjadi kerisauan sistem ekonomi konvensional. 7
Adapun menurut Karim (2007) tujuan dari kegiatan produksi dalam Islam adalah
untuk meningkatkan maslahah yang dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk,
diantaranya:
1. Mempersiapkan persediaan barang atau jasa untuk masa yang akan datang.
2. Pemenuhan sarana kegiatan ibadah kepada Allah SWT., serta kegiatan sosial.
3. Untuk pemenuhan akan kebutuhan setiap masyarakat.
4. Serta memenuhi kebutuhan manusia dalam tingkat moderat.
Menurut Siddiqi dalam Hendrie Anto9 beberapa tujuan kegiatan produksi ini ialah:
C. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah hubungan antara faktor produksi (input) dengan hasil
produksi (output). Faktor produksi merupakan sesuatu yang mutlak dalam proses
produksi, karena produksi ada dilatarbelakangi dengan munculnya fakttor-faktor
produksi. Secara umum fungsi produksi menunjukan bahwa jumlah barang yang akan
diproduksi tergantung dengan jumlah yang akan digunakan, sehingga fungsi produksi
dalam bentuk rumus sebagai berikut:
Q = f (K, L, R, T)
Q = Output
K = Kapital/Modal
L = Labour/Tenaga Kerja
R = Resources/ Sumber Daya
T = Teknologi10
Besar kecil tingkat produksi yang dilakukan tergantung dengan jumlah modal,
jumlah tenaga kerja, jumlah sumber daya alam, dan tingkat teknologi yang digunakan.
Jumlah produksi yang tidak sama akan dihasilkan oleh faktor produksi yang dianggap
tetap yaitu seperti modal, mesin, peralatannya, serta bangunan perusahaan. Sedangkan
faktor produksi lainnya yang mengalami perubahan adalah tenaga kerja.
Berikut adalah penjelasan fungsi dari beberapa faktor produksi:
1. Modal, sangatlah spesifik karena modal adalah sarana produksi yang mampu
menghasilkan, tetapi bukan sebagai faktor produksi pokok. Sehingga yang dianggap
modal ialah peralatan atau barang yang mampu digunakan saat produksi.
2. Tenaga Kerja, dalam sudut pandang Islam sangatlah berbeda dari kapitalis dan
sosialis. Tenaga kerja dibagi menjadi tiga macam berdasarkan kualitsnya, yaitu ada
8
Nonie Afrianty, dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 97.
9
Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, (Yogyakarta, Ekonosia, 2003) hal. 163.
10
loc.ic, hal. 97.
4
tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih, dan tenaga kerja tak terdidik dan tak
terlatih.
3. Tanah, merupakan cakupan semua sumber daya alam yang dimanfaatkan pada
kegiatan produksi, dalam ekonomi Islam tanah sebagai faktor ekonomi untuk
dimanfaatkan secara maksimal agar terciptalah kesejahteraan masyarakat yang tetap
mempertahankan prinsip-prinsip ekonomi Islam.
4. Kewirausahaan, merupakan keterampilan atau keahlian yang digunakan seseorang
dalam mengatur faktor-faktor produksi.11
D. Teori Produksi
Teori produksi secara sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan
tingkat produksi barang tersebut.
Hukum hasil lebih yang tidak bisa dipisahkan dari teori produksi, di mana
penjelasan sifat pokok dari hubungan tingkat produksi dengan tenaga kerja digunakan
untuk mewujudkan produksi tersebut. Pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin
berkurang menyatakan, bahwa hubungan dengan tingkat produksi dan jumlah tenaga
kerja yang dgunakan dapat dibedakan menjadi tiga tahap:
1. Pertama, produksi total mengalami pertambahan semakin cepat
2. Kedua, produksi total pertambahannya semakin lambat
3. Ketiga, produksi total semakin lama semakin berkurang 12
Dalam suatu proses produksi, terdapat proses produksi yang terjadi dalam kurun
waktu tertentu yang terbagi menjadi dua yaitu:
1. Produksi dalam jangka pendek, yaitu produksi dalam kurun waktu yang terjadi
ketika salah satu atau lebih faktor produksi yang tidak bisa diubah atau tetap.
Faktor-faktor yang tidak dapat diubah disebut juga fixed input atau masukan
tetap.
2. Produksi dalam jangka panjang , yaitu suatu proses produksi yang tidak dapat
diperkirakan akan berjalan 10 tahun, 25 tahun, atau bahkan sampai 50 tahun.
Sehingga dalam kurun waktu ini semua faktor produksi yang digunakan
bersifat variable atau tidak ada faktor produksi tetap.
11
Nonie Afrianty,dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 98.
12
ibid hal. 99.
5
Kegiatan memproduksi dalam jangka pendek dipengaruhi oleh hukum produksi
marjinal yang semakin menurun/berkurang. Hukum ini menyatakan, pada permulaannya,
pada tahap awal dari proses produksi, pertambahan seunit (seorang) tenaga kerja akan
menambah produksi marjinal. Akan tetapi pada tahap berikutnnya, pertambahan seunit
(seorang) tenaga kerja akan menambah produksi marjinal pada kuantitas yang semakin
berkurang sehingga pada akhirnya produksi marjinal adalah 0. 13
Gambar 2.1
Jumlah Pekerja, Produksi dan Penjualan
16
Sadono Sukirno, Teori Pengantar Mikroekonomi, (Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal. 331-332
7
Tingkat produksi dan hasil penjualan
Dalam kolom (1) dari Tabel 2 .1 diatas ditunjukkan berbagai jumlah faktor
produksi yang banyaknya dapat diubah sesuai dengan yang diperlukan.
Bagaimana jumlah faktor produk yang berbeda tersebut akan mempengaruhi
tingkat produksi ditunjukkan dalam kolom (2) dan (3). Dalam kolom (2)
ditunjukkan jumlah produksi fisik (TPP atau Total Physical Product) yang
dihasilkan oleh berbagai jumlah tenaga kerja. 17
3. Produk Rata-rata, disebut juga Average Product (AP), adalah jumlah rata rata
produk yang diperoleh selama proses produksi. Jumlah rata rata tersebut
didapatkan dengan cara membagi total produksi (TP) dengan jumlah tenaga kerja
(L).
F. Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata, dan Produksi Marjinal
Hubungan hubungan yang baru saja diterangkan di atas antara produksi total,
produksi rata-rata, dan produksi marjinal dapat digambarkan secara grafik, yaitu seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar 3 .1. Kurva TP adalah kurva produksi total.
la menunjukkan hubungan antara jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut. Bentuk TP cekung ke atas apabila
tenaga kerja yang digunakan masih sedikit (yaitu apabila tenaga kerja kurang dari 3
). Ini berarti tenaga kerja adalah masih kekurangan kalau dibandingkan dengan faktor
produksi lain (dalam contoh faktor produksi lain tersebut adalah tanah) yang dianggap
tetap jumlahny. Dalam keadaan yang seperti itu, produksi marginal bertambah tinggi,
dan sifat ini dapat dilihat pada kurva MP (yaitu kurva produksi marginal) yang menaik.18
Gambar 3.1
Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata, dan Produksi Marginal
18
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal.198.
9
Bentuk TP cekung ke atas apabila jumlah tenaga kerja yang digunakan sedikit
(apabila kurang dari 3) hal ini menunjukan berarti jumlah tenaga kerja masih sangat
kekurangan dibandingkan dengan sektor produksi lain (tanah) yang dianggap tetap
jumlahnya. Maka produksi marginal akan bertambah tinggi dan sifat ini bisa dilihat dari
kurva MP (yaitu kurva produksi marginal) yang menaik.
Ketika sudah menggunakan 4 tenaga kerja, pertambahan selanjutnya tidak akan
menambah produksi total sebelumnya. Keadaan ini digambarkan (i) kurva produksi
marginal (kurva MP) yang menurun, dan (ii) kurva produksi total (kurva TP) yang mulai
berbentuk cembung keatas.19
19
Nonie Afrianty, dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 102.
10
meminimumkan biaya dalam usahanya untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu
dapat ditunjukkan.20
1. Kurva Produksi Sama (Isoquant)
Contohnya seorang pengusaha ingin memproduksi suatu barang sebanyak 100
unit, dengan menggunakan tenaga kerja dan modal yang penggunaanya dapat
dipertukarkan. Pada tabel 4 .1 berikut digambarkan empat gabungan tenaga
kerja dan modal yang akan menghasilkan produksi sebanyak 1.000 unit.21
Tabel 4.1
Gabungan Tenaga Kerja dan Modal untuk Menghasilkan 1.000 Unit Produksi
Gabungan Tenaga Kerja (unit) Modal (unit)
A 1 6
B 2 3
C 3 2
D 6 1
Gambar 5.1
Garis Biaya Sama
20
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal. 199.
21
Nonie Afrianty, dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 104.
11
3. Memaksimumkan Biaya Atau Memaksimumkan Produksi
Dalam Gambar 5.1 secara serentak ditunjukkan kurva produksi sama dan garis
biaya sama. Dengan penggabungan dua kurva ini dapat dijelaskan hal-hal
berikut:
Apabila jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan,
keadaan yang bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi?
Apabila jumlah yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang bagaimanakah
yang meminimumkan biaya?
a. Memaksimumkan Produksi
Dalam membicarakan persoalan yang dinyatakan dalam (1) dimisalkan
biaya yang dibelanjakan untuk membeli per unit modal adalah Rp 15.000,
upah tenaga kerja adalah Rp 10.000, dan biaya yang disediakan oleh
12
produsen adalah Rp 300.000. Dengan uang sebanyak Rp 300.000 produsen
dapat-sekiranya ia membeli satu jenis faktor produksi saja-memperoleh 20
unit modal atau 30 tenaga kerja. Garis biaya sama TC3 menggambarkan
gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan
menggunakan uang yang tersedia. Persoalannya sekarang, manakah
gabungan yang akan dapat menghasilkan produksi yang paling
maksimum? Terdapat 5 titik yang terletak pada berbagai kurva produksi
sama yang merupakan titik perpotongan atau titik persinggungan dengan
garis TC2 yaitu A, B, C, D, dan E. Dari kelima titik ini, titik E terletak di
kurva produksi sama yang paling tinggi, yaitu kurva produksi sama pada
tingkat produksi sebanyak 2500 unit. Ini berarti gabungan yang
diwujudkan oleh titik E akan memaksimumkan jumlah produksi yang
dapat dibiayai oleh uang sebanyak Rp 300000. Gabungan tersebut terdiri
dan 12 unit modal dan 12 tenaga kerja.22
b. Meminiimumkan Biaya
Untuk dapat membuat analisis mengenai persoalan dalam (2) perlu dibuat
pemisalan mengenai tingkat produksi yang ingin dicapai. Misalkan
produsen ingin memproduksi sebanyak 1.500 unit. Dalam Gambar 9.4
keinginan ini digambarkan oleh kurva produksi sama IQ. Dapat dilihat
bahwa kurva itu dipotong atau disinggung oleh garis-garis biaya sama di 5
titik, yaitu titik A, B, Q R dan P. Titik-titik ini menggambarkan gabungan-
gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat digunakan untuk
menghasilkan produksi sebanyak yang diinginkan. Dari gabungan-
gabungan tersebut, yang manakah yang akan memakan biaya yang paling
murah? Yang biayanya paling minimum adalah gabungan yang
ditunjukkan oleh titik yang terletak pada garis biaya sama yang paling
rendah. Titik P adalah pada garis biaya sama (yang menyinggung kurva
produksi sama IQ) yang paling rendah, yaitu garis TC. Dengan demikian
titik ini menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan
membutuhkan biaya yang paling minimum untuk menghasilkan 1.500 unit.
Faktor produksi itu terdiri dan 9 tenaga kerja dan 8 unit modal, dan biaya
yang dikeluarkan adalah Rp 210.000.23
22
Nonie Afrianty, dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 106-107.
23
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal. 203.
13
BAB 3
PRNUTUP
A. Kesimpulan
tetapi definisi produksi dalam pandangan ekonomi jauh lebih luas. Kegiatan produksi
dalam persfektif ekonomi Islam pada akhirnya mengerucut pada manusia dan
Tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang memberikan
menyiapkan persediaan barang dan jasa di masa depan, serta memenuhi sarana bagi
Mencari keuntungan melalui produksi dan kegiatan bisnis lain memang tidak dilarang,
sepanjang berada dalam bingkai tujuan dan hukum Islam. Mashlahah bagi produsen
terdiri dari dua komponon, yaitu keuntungan dan keberkahan. Seluruh kegiatan produksi
terikat pada tatanan nilai moral dan teknikal yang Islami, sebagimana juga dalam
kegiatan konsumsi. Secara lebih rinci nilai-nilai ini misalnya adalah berwawasan jangka
14
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. Teori Pengantar Mikro Ekonomi (Depok, PT RajaGrafindo Persada, 2019)
Nasution, Mustafa Edwin. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Depok, Kencana, 2017)
Afrianty, Nonie. dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021),
15