Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI PRODUKSI ISLAM

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH : EKONOMI MIKRO ISLAM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

 HELAN SUGINDI (2011130024)


 NENDA ARISKA (2011130032)
 TRIYANA (2011130016)

DOSEN PENGAMPU :

NONI AFRIYANTI, ME.

KELAS 2A
PRODI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
2021

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan

pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teori Produksi Islam tepat waktu.

Makalah Teori Produksi Islam disusun guna memenuhi tugas dari Dosen Noni

Afriyanti, ME. pada Prodi Ekonomi Syariah di Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. Selain

itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang

Teori Produksi Islam.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Noni Afriyanti, ME..

selaku Dosen Ekonomi Mikro. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan

dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih

pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

BENGKULU, 8 MARET 2021

PENULIS

II
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ I

KATA PENGANTAR ............................................................................................ II

DAFTAR ISI ........................................................................................................ III

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 1

C. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................ 1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PRODUKSI .......................................................................... 2

B. TUJUAN PRODUKSI .................................................................................. 3

C. FUNGSI PRODUKSI ................................................................................... 4

D. TEORI PRODUKSI ..................................................................................... 5

E. PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA-RATA DAN PRODUKSI


MARGINAL ............................................................................................... 7

F. KURVA PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA-RATA, DAN PRODUKSI

MARJINAL ................................................................................................ 9

G. TEORI PRODUKSI DENGAN DUA FAKTOR BERUBAH............................. 10

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

III
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam artian luas. Al Qur’an
menekankan manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus
mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti barang itu harus diproduksi
untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang mewah secara
berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya tenaga kerja yang
dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif.
Sifat tamak manusia menjadikan manusia berkeluh kesah, tidak sabar dan gelisah
dalam perjuangan mendapatkan kekayaan. Dengan begitu akan memacu manusia untuk
melakukan kegiatan yang produktif. Manusia akan giat untuk memuaskan kebutuhannya
yang terus bertambah, sehingga akibatnya manusia cenderung melakukan kerusakan
(mafsadat) di muka bumi. Dari sifat dasar manusia yang tamak itu pula menyebabkan
manusia memiliki dorongan yang kuat dan bimbingan serta arahan yang benar dan pasti
akan menjadikan manusia memiliki sifat mulia. Kemajuan manusia akan terus berlanjut
sepanjang mereka terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Daya ciptanya
yang tinggi akan terus menghasilkan produk-produk barudan metode serta teknik
produksi yang makin sempurna, sehingga mampu menjaga taraf hidup manusia seiring
dengan perubahan zaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Produksi Islam?
2. Apakah Tujuan dalam Produksi Islam?
3. Apakah Faktor dalam Produksi Islam?
4. Bagaimana nilai-nilai islam dalam berproduksi?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana produksi Islam sehingga dapat diketahui tujuan
produksi Islam serta faktor-faktor dan bagaimana nilai-nilai Islam dalam berproduksi.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Produksi
Kata produksi dalam bahasa Arab ialah al-intaj dan secara sederhana produksi dapat
dikatakan suatu proses memproduksi, menumbuhkan, membuat, serta menciptakan suatu
barang yang nantinya akan memiliki nilai ekonomi.1
Produksi, distribusi dan konsumsi sesungguhnya merupakan satu rangkaian kegiatan
ekonomi yang tidak dapat dipisahkan. Ketiganya memang saling mempengaruhi, namun
harus diakui bahwa produksi merupakan titik pangkal dari rangkaian kegiatan itu. Tidak
akan ada kegiatan distribusi tanpa produksi2, demikian pula halnya kegiatan konsumsi.
Demikian pula, untuk mengetahui indikator kemajuan ekonomi individual maupun suatu
bangsa dapat dilihat pada tingkat produktifitasnya.
Produksi sangat berperan penting dalam taraf hidup manusia serta kemakmuran
disuatu negara. Sebagaimana terdapat dalam surah Al-Qasas ayat 73:

َْ ‫لْلَـ ُك ُْمْالَّي‬
ْْ‫لْ َواْلنَّ َهاْ َْرْ ِلتَس ُكنُواْفِي ِْهْ َو ِلتَبتَغُواْ ِْمنْْفَض ِله‬ َْ َ‫َو ِمنْْ َّرح َمتِهْْ َجع‬
َْ‫َولَ َعلَّ ُكمْْتَش ُك ُرون‬
“wa mir rohmatihii ja'ala lakumul-laila wan-nahaaro litaskunuu fiihi wa
litabtaghuu ming fadhlihii wa la'allakum tasykuruun”

"Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar
kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya
(pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (QS. Al-Qasas 28: Ayat 73).

Dalam kata litabtaghu yang memiliki makna keinginan serta kehendak yang
sungguh-sungguh untuk memperoleh sesuatu yang menunjukkan usaha yang tidak
terbatas. Dalam kata fadl yang bermakna perbaikan ekonomi yang mampu menjadikan
kehidupan manusia secara ekonomis mendapatkan kelebihan dan kebahagiaan. 3
Prinsip dasar ekonomi Islam adalah keyakinan kepada Allah SWT., sebagai Rabb
dari alam semesta. Dengan keyakinan akan peran dan kepemilikan absolut dari Allah
Rabb semesta alam, maka konsep produksi di dalam ekonomi Islam tidak semata-mata

1
Nonie Afrianty, dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 93.
2
Mustafa Edwin Nasution. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Depok, KENCANA, 2017) hal. 101.
3
Nonie Afrianty, loc.it, hal. 94.
2
bermotif maksimalisasi keuntungandunia, tetapi lebih penting untuk mencapai
maksimalisasi keuntungan akhirat.4

B. Tujuan Produksi
Tujuan dari produksi selain untuk memenuhi akan kebutuhan atau permintaan
seluruh manusia, kegiatan produksi juga juga diarahkan untuk memperoleh laba atau
untung yang sebesar-besarnya. Namun dalam sudut pandangan agama Islam, tujuan dari
produksi selain mengharapkan laba pastinya untuk memberikan maslahah yang
maksimum bagi konsumen.5
Dalam ilmu konvensional, antara ekonomi positif (positive economics) dan ekonomi
normatif (normative economics) secara konseptual sudah dibedakan sejak awal, yang
mana merupakan pengakuan bahwa ekonomi positif yang mereka tawarkan tidak dapat
menjawab tujuan-tujuan yang seharusnya dicapai dalam ekonomi normatif. 6
Ekonomi konvensional juga kadang melupakan ke mana produknya mengalir.
Sepanjang efisiensi ekonomi tercapai dengan keuntungan yang memadai, umumnya
mereka sudah puas. Bahwa ternyata produk-produknya hanya dikonsumsi sekelompok
kecil masyarakat kaya, tidak menjadi kerisauan sistem ekonomi konvensional. 7
Adapun menurut Karim (2007) tujuan dari kegiatan produksi dalam Islam adalah
untuk meningkatkan maslahah yang dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk,
diantaranya:
1. Mempersiapkan persediaan barang atau jasa untuk masa yang akan datang.
2. Pemenuhan sarana kegiatan ibadah kepada Allah SWT., serta kegiatan sosial.
3. Untuk pemenuhan akan kebutuhan setiap masyarakat.
4. Serta memenuhi kebutuhan manusia dalam tingkat moderat.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merealisasikan kebutuhan seorang


umat, antara lain:

1. Melakukan suatu perencanaan,


2. Mempersiapkan sumber Sumber Daya Manusia (SDM),
3. Memperlakukan Sumber Daya Alam (SDA) dengan baik, tanpa merusak dan
melakukan eksploitasi,
4. Melakukan produksi dengan berbagai bentuk atau keragaman untuk memenuhi
kebutuhan umat,
4
Mustafa Edwin Nasution. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Depok, KENCANA, 2017) hal. 105.
5
Nonie Afrianty, dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 96.
6
Ibid. hal. 103.
7
Ibid. hal. 104.
3
5. Serta mengoptimalkan fungsi kekayaan berupa mata uang.8

Menurut Siddiqi dalam Hendrie Anto9 beberapa tujuan kegiatan produksi ini ialah:

1. Pemenuhan sarana kebutuhan manusia pada takaran moderat.


2. Menentukan kebutuhan masyarakat.
3. Persediaan terhadap kemungkinan.
4. Persediaan bagi generasi mendatang.
5. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah SWT.

C. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah hubungan antara faktor produksi (input) dengan hasil
produksi (output). Faktor produksi merupakan sesuatu yang mutlak dalam proses
produksi, karena produksi ada dilatarbelakangi dengan munculnya fakttor-faktor
produksi. Secara umum fungsi produksi menunjukan bahwa jumlah barang yang akan
diproduksi tergantung dengan jumlah yang akan digunakan, sehingga fungsi produksi
dalam bentuk rumus sebagai berikut:
Q = f (K, L, R, T)
Q = Output
K = Kapital/Modal
L = Labour/Tenaga Kerja
R = Resources/ Sumber Daya
T = Teknologi10
Besar kecil tingkat produksi yang dilakukan tergantung dengan jumlah modal,
jumlah tenaga kerja, jumlah sumber daya alam, dan tingkat teknologi yang digunakan.
Jumlah produksi yang tidak sama akan dihasilkan oleh faktor produksi yang dianggap
tetap yaitu seperti modal, mesin, peralatannya, serta bangunan perusahaan. Sedangkan
faktor produksi lainnya yang mengalami perubahan adalah tenaga kerja.
Berikut adalah penjelasan fungsi dari beberapa faktor produksi:
1. Modal, sangatlah spesifik karena modal adalah sarana produksi yang mampu
menghasilkan, tetapi bukan sebagai faktor produksi pokok. Sehingga yang dianggap
modal ialah peralatan atau barang yang mampu digunakan saat produksi.
2. Tenaga Kerja, dalam sudut pandang Islam sangatlah berbeda dari kapitalis dan
sosialis. Tenaga kerja dibagi menjadi tiga macam berdasarkan kualitsnya, yaitu ada

8
Nonie Afrianty, dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 97.
9
Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, (Yogyakarta, Ekonosia, 2003) hal. 163.
10
loc.ic, hal. 97.
4
tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih, dan tenaga kerja tak terdidik dan tak
terlatih.
3. Tanah, merupakan cakupan semua sumber daya alam yang dimanfaatkan pada
kegiatan produksi, dalam ekonomi Islam tanah sebagai faktor ekonomi untuk
dimanfaatkan secara maksimal agar terciptalah kesejahteraan masyarakat yang tetap
mempertahankan prinsip-prinsip ekonomi Islam.
4. Kewirausahaan, merupakan keterampilan atau keahlian yang digunakan seseorang
dalam mengatur faktor-faktor produksi.11

D. Teori Produksi
Teori produksi secara sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan
tingkat produksi barang tersebut.
Hukum hasil lebih yang tidak bisa dipisahkan dari teori produksi, di mana
penjelasan sifat pokok dari hubungan tingkat produksi dengan tenaga kerja digunakan
untuk mewujudkan produksi tersebut. Pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin
berkurang menyatakan, bahwa hubungan dengan tingkat produksi dan jumlah tenaga
kerja yang dgunakan dapat dibedakan menjadi tiga tahap:
1. Pertama, produksi total mengalami pertambahan semakin cepat
2. Kedua, produksi total pertambahannya semakin lambat
3. Ketiga, produksi total semakin lama semakin berkurang 12

Dalam suatu proses produksi, terdapat proses produksi yang terjadi dalam kurun
waktu tertentu yang terbagi menjadi dua yaitu:

1. Produksi dalam jangka pendek, yaitu produksi dalam kurun waktu yang terjadi
ketika salah satu atau lebih faktor produksi yang tidak bisa diubah atau tetap.
Faktor-faktor yang tidak dapat diubah disebut juga fixed input atau masukan
tetap.
2. Produksi dalam jangka panjang , yaitu suatu proses produksi yang tidak dapat
diperkirakan akan berjalan 10 tahun, 25 tahun, atau bahkan sampai 50 tahun.
Sehingga dalam kurun waktu ini semua faktor produksi yang digunakan
bersifat variable atau tidak ada faktor produksi tetap.

11
Nonie Afrianty,dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 98.
12
ibid hal. 99.
5
Kegiatan memproduksi dalam jangka pendek dipengaruhi oleh hukum produksi
marjinal yang semakin menurun/berkurang. Hukum ini menyatakan, pada permulaannya,
pada tahap awal dari proses produksi, pertambahan seunit (seorang) tenaga kerja akan
menambah produksi marjinal. Akan tetapi pada tahap berikutnnya, pertambahan seunit
(seorang) tenaga kerja akan menambah produksi marjinal pada kuantitas yang semakin
berkurang sehingga pada akhirnya produksi marjinal adalah 0. 13

Teori produksi dalam ilmu ekonomi dibedakan anallisisnya berdasarkan dua


pendekatan berikut:

1. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah


Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara
tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut
dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu
modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan, juga
teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi
yang dapat diubah adalah tenaga kerja. 14
2. Teori Produksi Dengan Dua Faktor Berubah
Dalam analisis berikut ini dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya. Misalnya tenaga kerja dan modal, jika faktor
produksi yang dapat berubah ini dapat dipertukar-tukarkan penggunaannya;
yaitu tenaga kerja dapat menggantikan modal atau sebaliknya 15

E. Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marginal


1. Produksi Total, atau biasa total product (TP), adalah keseluruhan hasil/produk yang
didapatkan selama proses produksi.
2. Produk Marginal, disebut juga Tambahan Produk atau Marginal Product (MP),
adalah tambahan dari total produksi yang dapat diperoleh karena unit faktor
produksi mengalami pertambahan.

Suatu faktor produksi akan menciptakan keuntungan paling maksimal apabila


memenuhi persyaratan berikut:
13
Sadono Sukirno. Teori Pengantar Mikro Ekonomi (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2019), hal. 204.
14
ibid, hal. 195.
15
ibid, hal. 199.
6
 Menentukan faktor produksi yang digunakan
untuk memahami perumusan tersebut, berikut contohnya. Misalkan
seorang produsen sedang mempertimbangkan untuk menggunakan satu unit
lagi tambahan faktor produksi tertentu, katakanlah tenaga kerja, dan untuk
melaksanakannnya ia harus mengeluarkan biaya produksi tambahan (yaitu
biaya gaji tenaga kerja tersebut) sebanyak Rp10000. Apakah yang akan
dilakukan oleh produsen sekiranya produksi tambahan yang diciptakan tenaga
kerja menambah hasil penjualan sebanyak Rp8000 ? sebanyak Rp14000?
Atau sebanyak 10000?. Syarat Pemaksimum Keuntungan, andaikata produsen
memperoleh hasil penjualan tambahan sebanyak Rp8000, keuntungan
produsen itu akan berkurang sebanyak Rp 2000 dan ini akan menyebabkan ia
akan membatalkan rencananya. Sebaliknya, apabila ia memperoleh Rp
14000, keuntungan produsen itu akan bertambah sebanyak Rp 4000, dan
menyebabkannya menggunakan tambahan factor produksi tersebut .
Sekiranya ia hanya menerima hasil penjualan tambahan sebanyak Rp10000
perusahaan tersebut dapat memilih salah satu dari dua keputusan berikut;
membatalkan atau meneruskan rencananya. Kedua dua keputusan ini tidak
mempengaruhi keuntungannya, tidak bertambah atau berkurang, maka pada
tingkat penggunaan factor produksi tersebut telah mencapai keuntungan yang
maksimum. Apabila penggunaan factor produksi terus ditambah keuntungan
akan berkurang. Dan apabila jumlah tenaga kerja yang digunakan dikurangi,
jadi keuntungan akan berkurang.16

Gambar 2.1
Jumlah Pekerja, Produksi dan Penjualan

16
Sadono Sukirno, Teori Pengantar Mikroekonomi, (Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal. 331-332
7
 Tingkat produksi dan hasil penjualan
Dalam kolom (1) dari Tabel 2 .1 diatas ditunjukkan berbagai jumlah faktor
produksi yang banyaknya dapat diubah sesuai dengan yang diperlukan.
Bagaimana jumlah faktor produk yang berbeda tersebut akan mempengaruhi
tingkat produksi ditunjukkan dalam kolom (2) dan (3). Dalam kolom (2)
ditunjukkan jumlah produksi fisik (TPP atau Total Physical Product) yang
dihasilkan oleh berbagai jumlah tenaga kerja. 17

 Kurva TPP, MPP, dan MRP


Berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam Tabel 2.1, di dalam
Gambar 2 .1 ditunjukkan kurva produksi fisik total atau TPP (yang lebih lazim
disebut sebagai fungsi produksi), kurva produksi fisik marjinal (MPP), dan kurva
hasil penjualan produksi marjinal (MRP). Dalam grafik (i) ditunjukkan kurva
fungsi produksi, yang dibuat berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat
dalam kolom (1) dan (2) dari Tabel 2 .1. Bisa dilihat bahwa hukum hasil yang
semakin berkurang mempengaruhi fungsi produksi. Hukum hasil lebih yang
semakin berkurang mempengaruhi fungsi produksi bisa dililhat dalam grafik (ii)
yang menunjukan kurva MPP yang menurun. Kurva MPP tersebut dibuat
berdasarkan angka-angka dalam kolom (3) dari Tabel 2 .1. Kurva yang
menggambarkan hasil penjualan produksi marginal, ditunjukan dalam grafik (iii)
yang dituliskan berdasarkan angka-angka dalam kolom (6) Tabel 2.1.
17
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 333
8
 Jumlah faktor produksi yang digunakan
Telah diterangkan sebelum ini bahwa ditinjau dari sudut penggunaan faktor-
faktor produksi, seorang produsen akan memaksimumkan keuntungannya apabila
melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat di mana hasil penjualan
produksi marjinal harga faktor atau MRP = W, di mana W adalah harga faktor
(dalam kasus ini W adalah upah tenaga kerja).
Secara grafik penentuan jumlah faktor produksi (yaitu tenaga
kerja) yang digunakan dapat dilakukan dengan menggunakan kurva MRP dan
kurva W, yaitu kurva upah tenaga kerja. Kurva W menggambarkan biaya
produksi marjinal yang dibayarkan perusahaan untuk memperoleh satu unit
tambahan faktor produksi (yaitu tenaga kerja). Maka kurva W dinamakan juga
kurva biaya marjinal faktor atau kurva MCF (Marginal Cost of Factor).

3. Produk Rata-rata, disebut juga Average Product (AP), adalah jumlah rata rata
produk yang diperoleh selama proses produksi. Jumlah rata rata tersebut
didapatkan dengan cara membagi total produksi (TP) dengan jumlah tenaga kerja
(L).
F. Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata, dan Produksi Marjinal
Hubungan hubungan yang baru saja diterangkan di atas antara produksi total,
produksi rata-rata, dan produksi marjinal dapat digambarkan secara grafik, yaitu seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar 3 .1. Kurva TP adalah kurva produksi total.
la menunjukkan hubungan antara jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut. Bentuk TP cekung ke atas apabila
tenaga kerja yang digunakan masih sedikit (yaitu apabila tenaga kerja kurang dari 3
). Ini berarti tenaga kerja adalah masih kekurangan kalau dibandingkan dengan faktor
produksi lain (dalam contoh faktor produksi lain tersebut adalah tanah) yang dianggap
tetap jumlahny. Dalam keadaan yang seperti itu, produksi marginal bertambah tinggi,
dan sifat ini dapat dilihat pada kurva MP (yaitu kurva produksi marginal) yang menaik.18

Gambar 3.1
Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata, dan Produksi Marginal

18
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal.198.
9
Bentuk TP cekung ke atas apabila jumlah tenaga kerja yang digunakan sedikit
(apabila kurang dari 3) hal ini menunjukan berarti jumlah tenaga kerja masih sangat
kekurangan dibandingkan dengan sektor produksi lain (tanah) yang dianggap tetap
jumlahnya. Maka produksi marginal akan bertambah tinggi dan sifat ini bisa dilihat dari
kurva MP (yaitu kurva produksi marginal) yang menaik.
Ketika sudah menggunakan 4 tenaga kerja, pertambahan selanjutnya tidak akan
menambah produksi total sebelumnya. Keadaan ini digambarkan (i) kurva produksi
marginal (kurva MP) yang menurun, dan (ii) kurva produksi total (kurva TP) yang mulai
berbentuk cembung keatas.19

G. Teori Produksi Dengan Dua Faktor Berubah


Analisis yang baru saja dibuat menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan
mengalami perubahan apabila dimisalkan satu faktor produksi, yaitu tenaga kerja, terus
menerus ditambah tetapi faktor-faktor produksi lainnya dianggap tetap jumlahnya, yaitu
tidak dapat diubah lagi. Dalam analisis yang berikut dimisalkan tendapat dua jenis
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Kita misalkan yang dapat diubah adalah
tenaga kerja dan modal. Misalkan pula bahwa kedua faktor produksi yang dapat berubah
ini dapat dipertukar-tukarkan penggunaannya, yaitu tenaga kerja dapat menggantikan
modal atau sebaliknya. Apabila dimisalkan pula harga tenaga kerja dan pembayaran per
unit kepada faktor modal diketahui, analisis tentang bagaimana perusahaan akan

19
Nonie Afrianty, dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 102.
10
meminimumkan biaya dalam usahanya untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu
dapat ditunjukkan.20
1. Kurva Produksi Sama (Isoquant)
Contohnya seorang pengusaha ingin memproduksi suatu barang sebanyak 100
unit, dengan menggunakan tenaga kerja dan modal yang penggunaanya dapat
dipertukarkan. Pada tabel 4 .1 berikut digambarkan empat gabungan tenaga
kerja dan modal yang akan menghasilkan produksi sebanyak 1.000 unit.21
Tabel 4.1
Gabungan Tenaga Kerja dan Modal untuk Menghasilkan 1.000 Unit Produksi
Gabungan Tenaga Kerja (unit) Modal (unit)
A 1 6
B 2 3
C 3 2
D 6 1

2. Garis Biaya Sama (Isocost)


Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan,
perusahaan harus meminimumkan biaya produksi. Untuk membuat analisis
mengenai peminimuman biaya produksi perlulah dibuat garis biaya sama atau
isocost. Garis ini menggambarkan gabungan faktor faktor produksi yang
dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Untuk dapat
membuat garis biaya sama berikut data yang diperlukan: (i) harga faktor-
faktor produksi yang digunakan, dan (ii) jumlah uang yang tersedia untuk
membeli faktor-faktor produksi. Berikut adalah contoh garis biaya sama:

Gambar 5.1
Garis Biaya Sama

20
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal. 199.
21
Nonie Afrianty, dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 104.
11
3. Memaksimumkan Biaya Atau Memaksimumkan Produksi
Dalam Gambar 5.1 secara serentak ditunjukkan kurva produksi sama dan garis
biaya sama. Dengan penggabungan dua kurva ini dapat dijelaskan hal-hal
berikut:
 Apabila jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan,
keadaan yang bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi?
 Apabila jumlah yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang bagaimanakah
yang meminimumkan biaya?

a. Memaksimumkan Produksi
Dalam membicarakan persoalan yang dinyatakan dalam (1) dimisalkan
biaya yang dibelanjakan untuk membeli per unit modal adalah Rp 15.000,
upah tenaga kerja adalah Rp 10.000, dan biaya yang disediakan oleh

12
produsen adalah Rp 300.000. Dengan uang sebanyak Rp 300.000 produsen
dapat-sekiranya ia membeli satu jenis faktor produksi saja-memperoleh 20
unit modal atau 30 tenaga kerja. Garis biaya sama TC3 menggambarkan
gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan
menggunakan uang yang tersedia. Persoalannya sekarang, manakah
gabungan yang akan dapat menghasilkan produksi yang paling
maksimum? Terdapat 5 titik yang terletak pada berbagai kurva produksi
sama yang merupakan titik perpotongan atau titik persinggungan dengan
garis TC2 yaitu A, B, C, D, dan E. Dari kelima titik ini, titik E terletak di
kurva produksi sama yang paling tinggi, yaitu kurva produksi sama pada
tingkat produksi sebanyak 2500 unit. Ini berarti gabungan yang
diwujudkan oleh titik E akan memaksimumkan jumlah produksi yang
dapat dibiayai oleh uang sebanyak Rp 300000. Gabungan tersebut terdiri
dan 12 unit modal dan 12 tenaga kerja.22
b. Meminiimumkan Biaya
Untuk dapat membuat analisis mengenai persoalan dalam (2) perlu dibuat
pemisalan mengenai tingkat produksi yang ingin dicapai. Misalkan
produsen ingin memproduksi sebanyak 1.500 unit. Dalam Gambar 9.4
keinginan ini digambarkan oleh kurva produksi sama IQ. Dapat dilihat
bahwa kurva itu dipotong atau disinggung oleh garis-garis biaya sama di 5
titik, yaitu titik A, B, Q R dan P. Titik-titik ini menggambarkan gabungan-
gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat digunakan untuk
menghasilkan produksi sebanyak yang diinginkan. Dari gabungan-
gabungan tersebut, yang manakah yang akan memakan biaya yang paling
murah? Yang biayanya paling minimum adalah gabungan yang
ditunjukkan oleh titik yang terletak pada garis biaya sama yang paling
rendah. Titik P adalah pada garis biaya sama (yang menyinggung kurva
produksi sama IQ) yang paling rendah, yaitu garis TC. Dengan demikian
titik ini menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan
membutuhkan biaya yang paling minimum untuk menghasilkan 1.500 unit.
Faktor produksi itu terdiri dan 9 tenaga kerja dan 8 unit modal, dan biaya
yang dikeluarkan adalah Rp 210.000.23

22
Nonie Afrianty, dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021), hal. 106-107.
23
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal. 203.
13
BAB 3

PRNUTUP

A. Kesimpulan

Secara teknis produksi adalah proses mentransformasi input menjadi output,

tetapi definisi produksi dalam pandangan ekonomi jauh lebih luas. Kegiatan produksi

dalam persfektif ekonomi Islam pada akhirnya mengerucut pada manusia dan

eksistensinya, yaitu mengutamakan harkat manusia.

Tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang memberikan

mashlahah maksimum bagi konsumen yang di wujudkan dalam pemenuhan kebutuhan

manusia pada tingkat moderat, menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya,

menyiapkan persediaan barang dan jasa di masa depan, serta memenuhi sarana bagi

kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah.

Produsen dalam pandangan ekonomi Islam adalah mashlahah maximizer.

Mencari keuntungan melalui produksi dan kegiatan bisnis lain memang tidak dilarang,

sepanjang berada dalam bingkai tujuan dan hukum Islam. Mashlahah bagi produsen

terdiri dari dua komponon, yaitu keuntungan dan keberkahan. Seluruh kegiatan produksi

terikat pada tatanan nilai moral dan teknikal yang Islami, sebagimana juga dalam

kegiatan konsumsi. Secara lebih rinci nilai-nilai ini misalnya adalah berwawasan jangka

panjang, yaitu berorientasi pada tujuan akhirat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. Teori Pengantar Mikro Ekonomi (Depok, PT RajaGrafindo Persada, 2019)

Nasution, Mustafa Edwin. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Depok, Kencana, 2017)

Afrianty, Nonie. dkk. Ekonomi Mikro Islam (Depok, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021),

Anto, Hendrie. Pengantar Ekonomika Mikro Islami, (Yogyakarta, Ekonosia, 2003)

15

Anda mungkin juga menyukai