Anda di halaman 1dari 19

Makalah Dosen Pengampu

Ekonomi Islam M Syukri Rosadi M.Esy

TEORI PRODUKSI DALAM EKONOMI ISLAM

HALAMAN SAMPUL

Disusun oleh:

Hendri Prayitno : 01317.111.17.2020

YAYASAN PENDIDIKAN MUHAMMAD ABDUH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TUANKU TAMBUSAI

ROKAN HULU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TA. 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “TEORI
PRODUKSI DALAM EKONOMI ISLAM” dapat saya selesaikan dengan baik.

Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa
sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah
ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi
kami, Dosen pengajar, dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang
membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna
di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.

Demikian makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1. 1 Pendahuluan..............................................................................................1

1. 2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1. 3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II ISI................................................................................................................4
2. 1 Teori Produksi...........................................................................................4

2. 2 Faktor-faktor Produksi..............................................................................5

2. 3 Fungsi Produksi.........................................................................................7

2. 4 Tujuan Produksi dalam Ekonomi Islam....................................................8

2. 5 Perspektif Islam dan Nilai-nilai Islam dalam Produksi...........................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................14


3. 1 Kesimpulan..............................................................................................14

3. 2 Saran........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Pendahuluan
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan
distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasilkan barang dan jasa,
kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan
ekonomi akan berhenti, demikian pula sebaliknya. Untuk menghasilkan
barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. pada
umumnya faktor produksi ini terdiri atas alam, tenaga kerja, modal dan
kewirausahaan. Keempat faktor produksi ini bekerja sama satu sama lainnya
untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam produksi permasalahan yang
muncul tidak hanya berkenaan dengan apa tujuan dan prinsip dasar dalam
produksi, tetapi juga bagaimana pegorganisasian faktor produksi serta
penentuan harga input maupun output yang sesuai dengan tujuan dari
produksi. Pada dasarnya, masalah ekonomi terdiri atas masalah produksi,
konsumsi, dan distribusi. Produksi mencakup upaya menghasilkan atau
menambah kegunaan barang, konsumsi mencakup kegiatan menggunakan
barang, sedangkan distribusi mencakup upaya penyaluran barang
Produksi merupakan kebutuhan dasar yang pada prinsipnya adalah
untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga keberlangsungan hidup manusia di
muka bumi. Maka kegiatan produksi ini merupakan salah satu faktor penting
dalam siklus perekonomian suatu negera. Sesungguhnya produksi lahir dari
proses penyatuan antara manusia dan alam semesta. Allah SWT telah
menetapkan manusia sebagai khalifah (orang yang dipercaya dan diberi
tanggung jawab) di muka bumi. Bumi adalah medan dan lahan untuk
beraktivitas, sedangkan manusia adalah pengelolanya.
Dalam ilmu ekonomi, produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang
menciptakan manfaat (utility) baik di masa kini maupun di masa yang akan
datang. Pembahasan tentang produksi dalam ilmu ekonomi konvensional
hanya mengusung maksimalisasi keuntungan sebagai motif utama. Padahal

1
masih banyak lagi motif yang lain dari hanya sekedar meningkatkan
keuntungan. Meskipun pada dasarnya Islam tidak melarang motif semacam
memaksimalkan keuntungan duniawi semata. Namun, Islam lebih
mengutamakan keikhlasan dan balasan di akhirat kelak.
Dalam sistem ekonomi Islam, definisi produksi adalah dimana barang
yang ingin diproduksi dan proses produksi serta proses distribusi harus sesuai
dengan nilai-nilai syariah dalam artian harus dalam kerangka halal. Manusia
mempunyai keinginan yang tidak terbatas untuk mendapatkan kepuasan,
seingga ia ingin mencari harta kekayaan yang lebih banyak untuk memenuhi
keinginan dan kepuasannya. Jika seseorang berkeinginan meningkatkan taraf
hidupnya yang kompetitif ini, mereka harus bersungguhsungguh
memperbaiki dan mengembangkan tehnik dan metode produksi. AlQur’an
teelah memperkenalkan kenyataan ini, sehingga meletakkan penekanan
terhadap produksi barang-barang. Al-Qur’an memberikan berbagai alternatif
kepada manusia bagaimana melakukan perubahan kearah yang lebih baik
dengan menggali dan menggunakan sumber alam ini yang tidak terbatas di
dunia ini, melalui pengolahan, modal, kemampuan, dan kecenderungannya di
dalam proses prroduksi. Untuk membahas lebih lanjut mengenai teori
produksi maka dalam makalah berikut akan diuraikan tentang factor produksi,
fungsi produksi dan tujuan produksi dalam Islam

1. 2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa factor-faktor produksi?
2. Apa fungsi produksi?
3. Apa saja tujuan produksi dalam ekonomi islam?
4. Bagaimana Perspektif Islam dan Nilai-nilai Islam dalam Produksi?

1. 3 Tujuan Penulisan

2
Berdasarkan rumusan masalah yang diperoleh maka tujuan dari
penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui factor-faktor produksi dalam ekonomi islam.
2. Memahami fungsi produksi dalam ekonomi islam.
3. Mengetahui tujuan produksi dalam ekonomi islam
4. Mengetahui perspektif islam dan nilai-nilai islam dalam produksi.

3
BAB II
ISI

2. 1 Teori Produksi
Produksi adalah suatu proses untuk mengubah barang input menjadi
barang output. Dapat pula dikatakan bahwa produksi adalah rangkaian proses
yang meliputi semua kegiatan yang dapat menambah atau menciptakan nilai
guna dari barang dan jasa. Dalam kegiatan produksi ini, dikenal pula suatu
teori produksi. Teori produksi adalah teori yang menerangkan sifat hubungan
antara tingkat produksi yang akan dicapai dengan jumlah faktor-faktor
produksi yang digunakan. Konsep utama yang dikenal dalam teori ini adalah
memproduksi output semakismal mungkin dengan input tertentu, serta
memproduksi sejumlah output tertentu dengan biaya produksi seminimal
mungkin.1
Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi
untuk mengubah faktor produksi (input) menjadi hasil produksi (output).
Produksi menggunakan sumber daya untuk menciptakan barang atau jasa
yang sesuai untuk digunakan. Dalam teori produksi, produksi adalah suatu
kegiatan untuk menambah nilai guna pada suatu barang. Produksi diukur
sebagai tingkat hasil produksi (output) perperiode waktu karena merupakan
konsep aliran. 2
Sedangkan Kahf mendefinisikan kegiatan produksi dalam
Islam sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik
materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan
hidup sebagaimana digariskan dalam agama Islam, yaitu kebahagiaan dunia
dan akhirat. 3
Teori produksi yang paling banyak dikenal adalah “Hukum Tambahan
Hasil yang Semakin Berkurang” atau Law of Diminishing Return. Teori
produksi ini dikemukakan David Ricardo yang tertulis di dalam bukunya
1
StudioBelajar, “Teori Produksi”, https://www.studiobelajar.com/teori-produksi/ (diakses pada 31
Maret 2023, pukul 13.46).
2
Erlina Rufaidah, Ilmu Ekonomi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), 43-44
3
Monzer Kahf, Ekonomi Islam, Telaaah AnalitikTerhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 197), 45

4
yang berjudul “Principle of Political Economic and Taxation”. Di dalam
Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang tersebut, dijelaskan
mengenai sifat pokok dari hubungan antara tingkat poduksi dan tenaga kerja
yang digunakan utnuk mewujudkan produksi tersebu. 4
Teori Produksi Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang ini
menyatakan “Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga
kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi
total akan semakin banyak pertambahannya. Akan tetapi sesudah mencapai
suatu tingkat tertentu, maka produksi tambahan akan semakin berkurang dan
akhirnya mencapai nilai negatif.” Dalam teori produksinya ini, David Ricardo
menyatakan bahwa ketika kita menambah terus menerus salah satu unit input
dalam jumlah yang sama, sementara input yang lain tetap maka mula -mula
akan terjadi tambahan output yang lebih dari proporsional (increasing
returns). Akan tetapi, di titik tertentu, hasil yang kita peroleh justru akan
semakin berkurang (diminishing returns). 5

2. 2 Faktor-faktor Produksi
Suatu proses produksi dibutuhkan input yang berupa faktor-faktor
produksi yaitu alat atau sarana agar kegiatan berjalan dengan lancar.
Sehingga, jika faktor produksi tidak ada, maka proses produksi juga tidak
akan berlangsung. Faktor-faktor produksi antara lain adalah Capital atau
modal, Labour atau tenaga kerja, Skill atau keahlian atau kemampuan, dan
Land atau tanah..6
a. Modal (Capital)
Capital atau modal yang sering terlintas dipikiran biasanya
dalam bentuk uang. Namun, modal juga bisa berupa alat-alat seperti

4
Kasyian Timur, “Teori Produksi dan Fungsi Produksi dalam Ekonomi”,
https://kasiyantimur.id/2020/01/08/teori-produksi-dan-fungsi-produksi-dalam-ekonomi/ (diakses
pada 31 Maret 2023, pukul 14.55)
5
Kasyian Timur, “Teori Produksi dan Fungsi Produksi dalam Ekonomi”,
https://kasiyantimur.id/2020/01/08/teori-produksi-dan-fungsi-produksi-dalam-ekonomi/ (diakses
pada 20 Oktober 2021, pukul 14.55)
6
Maharani Lutfiah Damayanti, “Teori Produksi”, http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/6985,
(diakses pada 31 Maret 2023, pukul 15.17)

5
mesin untuk membuat barang atau jasa, ataupun juga dapat berupa
bangunan atau gedung yang akan digunakan untuk kegiatan operasional
usaha tersebut. Suatu sistem ekonomi Islam harus bebas dari bunga.
Dalam sistem itu bunga tidak diperkenankan memainkan pengaruhnya
yang merugikan pekerja, produksi dan distribusi.
b. Tenaga Kerja (Labour)

Labour atau tenaga kerja dibutuhkan untuk menjalankan


operasional alatalat yang tersedia agar proses produksi berlangsung
dengan semestinya. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang
diakui di setiap sistem ekonomi terlepas dari kecenderungan ideologi
mereka

c. Kemampuan atau keterampilan (Skill)

Kualitas tenaga kerja, skiil merupakan menjadi pertimbangan


yang tidak boleh diremehkan. Spesialisasi memang dibutuhkan pada
pekerjaan tertentu dan jumlah yang terbatas. Apabila dalam kualitas
tenaga kerja tidak diperhatikan tidak menutup kemungkinan adanya
kemacetan produksi. Penggunaan peralatan teknologi yang canggih jika
tidak diimbangi dengan tenaga kerja yang terampil akan meyebabkan
kemubadhiran karena operasionalisasi teknologi tidak berjalan.

d. Tanah (Land)
Land atau tanah merupakan lahan yang mengandung sumber
daya alam atau bahan baku yang nantinya akan diolah dalam proses
produksi. Islam telah mengakui tanah sebagai suatu faktor produksi
tetapi tidak setepat dalam arti sama yang digunakan di zaman modern.
Dalam tulisan klasik yang dianggap sebagai suatu faktor produksi
penting mencakup semua sumber daya alam yang digunakan dalam
proses produksi, umpamanya permukaan bumi, kesuburan tanah, sifat-
sifat sumber-sumber daya, udara, air mineral dan seterusnya. 7
7
Ipunk Yogatama, “JURNAL TEORI PRODUKSI”, http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/7013,
diakses pada 31 Maret 2023.

6
2. 3 Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan suatu hubungan teknis yang
menghubungkan faktor produksi atau input dengan hasil produksinya atau
output. Hubungan antara input dan output pada proses produksi dapat
dituliskan secara sistematis sebagai berikut :

𝑄 = 𝑓(𝑋1,𝑋2, 𝑋3, … , 𝑋𝑛 )

Dalam persamaan tersebut, Q mewakili output atau jumlah hasil


produksi pada periode tertentu, dan X mewakili faktorfaktor produksi atau
input dalam proses produksi tersebut. 8
Fungsi produksi adalah suatu persamaan menunjukkan jumlah
maksimum hasil (output) yang dihasilkan dengan kombinasi masukan (input)
tertentu. Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan diantara input dan
output yang dihasilkan. 9
Rumus fungsi produksi:

Q = f (K,L,R,T)
Dimana :
Q = Jumlah hasil (output) yang dihasilkan
K = Jumlah Modal atau Kapital
L = Jumlah Tenaga Kerja
R = Sumber Daya
T = Teknologi yang digunakan

8
Maharani Lutfiah Damayanti, “Teori Produksi”, http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/6985,
(diakses pada 31 Maret 2023, pukul 15.17)
9
Ipunk Yogatama, “JURNAL TEORI PRODUKSI”, http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/7013,
diakses pada 31 Maret 2023.)

7
Fungsi produksi menunjukkan berapa banyak jumlah maksimum
output yang dapat diproduksi apabila sejumlah input tertentu dipergunakan di
dalam proses produksi. Berikut hubungan antara input dan output :
Yₘₐₓ = f (input)
Yₘₐₓ = f (𝑋1,𝑋2, 𝑋3,…, 𝑋𝑛)
Dimana 𝑋𝑛 adalah sejumlah input yang digunakan dalam setiap
output.
Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang
dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi
tertentu. Secara sistematis, dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = f (K, L, X, E)
Dimana :
Q = Output
K = Jumlah Modal atau Kapital
L = Tenaga Kerja
X = Bahan Baku
E = Keahlian Kewirausahaan

2. 4 Tujuan Produksi dalam Ekonomi Islam


Dalam konsep ekonomi konvensional (kapitalis) produksi
dimaksudkan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya, berbeda dengan
tujuan produksi dalam Islam yang bertujuan untuk memberikan Mashlahah
yang maksimum bagi konsumen. Walaupun dalam ekonomi Islam tujuan
utamannya adalah memaksimalkan mashlahah, memperoleh laba tidaklah
dilarang selama berada dalam bingkai tujuan dan hukum Islam. Secara lebih
spesifik, tujuan kegiatan produksi adalah meningkatkan kemashlahatan yang
bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk di antaranya10:
1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkat moderat.
2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya.

10
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali
Pers, 2012), hlm. 230-231.

8
3. Menyiapkan persediaan barang dan jasa di masa depan
4. Pemenuhan sarana bagi kegaitan sosial dan ibadah kepada Allah.

Tujuan produksi yang pertama sangat jelas, yaitu pemenuhan manusia


pada takaran moderat akan menimbulkan setidaknya dua implikasi. Pertama
produsen hana menghasilkan barang dan jasa yang menjadi kebutuhan (need)
bukan keinginan (want) dari konsumen. Barang dan jasa yang dihasilkan
harus memiliki manfaat riil bagi kehidupan yang Islami, bukan sekedar
memberikan kepuasan maksimum bagi konsumen. Karenanya prinsip
costumer satisfaction yang banyak dijadikan pegangan produsen kapitalis
tidak dapat diimplementasian begitu saja. Kedua kuantitas produksi tidak
akan berlebihan, tetapi hanya sebatas kebutuhan wajar. Produksi barang dan
jasa secara berlebihan tidak saja seringkali menimbulkan mis-alokasi sumber
daya eknomi dan kemubadziran (wastage), tetapi juga menyebabkan
terkurasnya sumber daya ekonomi ini secara cepat. Semakin meipisnya
persediaan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan hidup merupakan
salah satu asalah serius dalam pembangunan ekonomi modern saat ini.
Meskipun produksi hanya menyediakan sarana kebutuhan manusia
tidak berarti bahwa produsen sekedar bersikap reaktif terhadap kebutuhan
konsumen. Produsen harus proaktif, kreatif, inovatif menemukan berbagai
barang dan jasa yang memang dibutuhkan manusia. Penemuan ini kemudian
disosialisasikan atau dipromosikan kepada konsumen sehingga konsumen
mengetahuinya. Sikap proaktif menemukan kebutuhan ini sangat penting,
sebab terkadang konsumen juga tidak mengetahui apa yang sesungguhnya
dibutuhkannya. Sikap proaktif ini juga harus berorientasi ke depan (future
view) dalam arti pertama, menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat
bagi kehidupan masa mendatang, kedua menyadari bahwa sumber daya
ekonomi baik natural resources atau non natural resources, tidak hanya
diperuntukkan bagi bmanusia yang hidup sekarang kan tetapi juga generasi
mendatang.

9
Orientasi ke depan ini akan mendorong produsen untuk terusmeners
melakukan riset dan pengembangan ( research and development) guna
menemukan berbagai jenis kebutuhan teknologi yang diterapkan, serta
berbaga standart ain yang sesuai dengan tuntutan masa depan. Efisiensi
dengan sendirinya juga senantiasa dikembangkan, sebab dengan cara inilah
kelangsungan dan kesinambungan (sustainability) pembangunan akan trjaga.
Dengan konteks ini maka produksi yang berwawasan lingkungan (green
production) akan menjadi konsekuensi logis. Ajaran Islam memberikan
peringatan yang keras terhadap perilaku manusia yang gemar membuat
kerusakan, dan kebinasaan termasuk kerusakan lingkungan hidup demi
mengejar kepuasan.
Tujuan terakhir, yaitu pemenuhan sarana bagi kegiatan social dan
ibadah kepada Allah sebenarnya merupakan tujuan produksi ang paling
orisinal dari ajaran Islam. Selain untuk pemenuhan kebutuhan manusia
sendiri, produksi harus berorientasi pada kegiatan sosial dan ibadah kepada
Allah. 11:
Tujuan produksi dalam perspektif fiqh ekonomi khalifah Umar bin
Khatab adalah sebagai berikut. 12:
1. Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin Merealisasikan
keuntungan seoptimal mungkin berarti ketika berproduksi bukan
sekadar berproduksi rutin atau asal produksi melainkan harus betul-
betul memperhatikan realisasi keuntungan, namun demikian tujuan
tersebut berbeda dengan paham kapitalis yang berusaha meraih
keuntungan sebesar mungkin.
2. Merealisasikan kecukupan individu dan keluarga Seorang Muslim
wajib melakukan aktivitas yang dapat merealisasikan kecukupannya
dan kecukupan orang yang menjadi kewajiban nafkahnya.

11
Misbahul; Ali, “Primsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam”, Jurnal Lisan Al-HAL, Vol 7,
No.1 (Juni 2013) hal 22.
12
Muhammad Turmudi, “Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Islamadina Jurnal
Pemikiran Islam, Vol.18 No. 1, (Maret 2017) hal. 43.
.

10
3. Tidak mengandalkan orang lain Umar r.a sebagaimana yang diajarkan
dalam Islam tidak membenarkan/membolehkan seseorang yang mampu
bekerja untuk menengadahkan tangannya kepada orang lain dengan
meminta-minta dan menyerukan kaum muslimin untuk bersandar
kepada diri mereka sendiri, tidak mengharap apa yang ada ditangan
orang lain.
4. Melindungi harta dan mengembangkannya Harta memiliki peranan
besar dalam Islam. Sebab dengan harta, dunia dan agama dapat
ditegakkan. Tanpa harta, seseorang bisa saja tidak istiqamah dalam
agamanya serta tidak tenang dalam kehidupannya. Dalam fiqh ekonomi
Umar r.a. terdapat banyak riwayat yang menjelaskan urgensi harta, dan
bahwa harta sangat banyak dibutuhkan untuk penegakan berbagai
masalah dunia dan agama. Sebab, di dunia harta adalah sebagai
kemuliaan dan kehormatan, serta lebih melindungi agama Produksi
seseorang. Didalamnya terdapat kebaikan bagi seseorang, dan
menyambungkan silaturahmi dengan orang lain. Karena itu, Umar r.a
menyerukan kepada manusia untuk memelihara harta dan
mengembangkannya dengan mengeksplorasinya dalam kegiatan-
kegiatan produksi.
5. Mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi dan mempersiapkannya untuk
dimanfaatkan Rezeki yang diciptakan Allah Swt. bukan hanya harta
yang berada ditangan seseorang saja, namun mencakup segala sesuatu
yang dititipkan oleh Allah Swt. di muka bumi ini sehingga dapat
dijadikan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan kesenangannya.
Allah Swt. telah mempersiapkan bagi manusia di dunia ini banyak
sumber ekonomi, namun pada umumnya untuk dapat dimanfaatkan
harus dilakukan eksplorasi dalam bentuk kegiatan produksi sehingga
dapat memenuhi kebutuhan manusia.
6. Pembebasan dari belenggu ketergantungan ekonomi Produksi
merupakan sarana terpenting dalam merealisasikan kemandirian
ekonomi. Bangsa yang memproduksi kebutuhan-kebutuhanya adalah

11
bangsa yang mandiri dan terbebas dari belengu ketergantungan
ekonomi bangsa lain. Sedangkan bangsa yang hanya mengandalkan
konsumsi akan selalu menjadi tawanan belenggu ekonomi bangsa lain.
7. Taqarrub kepada Allah SWT Seorang produsen Muslim akan meraih
pahala dari sisi Allah Swt. disebabkan aktivitas produksinya, baik
tujuan untuk memperoleh keuntungan, merealisasi kemapanan,
melindungi harta dan mengembangkannya atau tujuan lain selama ia
menjadikan aktivitasnya tersebut sebagai pertolongan dalam menaati
Allah Swt (Lukman Hakim, 2012).
2. 5 Perspektif Islam dan Nilai-nilai Islam dalam Produksi
Kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi Islam adalah terkait
dengan manusia dan eksistensinya dalam aktivitas ekonomi. produksi
merupakan kegiatan menciptakan kekayaan dengan pemanfaatan sumber
alam oleh manusia. Berproduksi lazim diartikan menciptakan nilai barang
atau menambah nilai terhadap sesuatu produk, barang dan jasa yang
diproduksi itu haruslah hanya yang dibolehkan dan menguntungkan (yakni
halal dan baik) menurut Islam. 13
Produksi tidak berarti hanya menciptakan secara fisik sesuatu yang
tidak ada, melainkan yang dapat dilakukan oleh manusia adalah membuat
barang-barang menjadi berguna yang dihasilkan dari beberapa aktivitas
produksi, karena tidak ada seorang pun yang dapat menciptakan benda yang
benar-benar baru. Membuat suatu barang menjadi berguna berarti
memproduksi suatu barang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta
memiliki daya jual yang yang tinggi (Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir
Riyadi, 2014).
Upaya produsen untuk memperoleh mashlahah yang maksimum dapat
terwujud apabila produsen mengaplikasikan nilai-nilai Islam. Dengan kata
lain, seluruh kegiatan produksi terikat pada tatanan nilai moral dan teknikal
yang Islami. Metwally mengatakan, “perbedaan dari perusahan-perusahan
13
Muhammad Turmudi, “Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Islamadina Jurnal
Pemikiran Islam, Vol.18 No. 1, (Maret 2017) hal. 43.
.

12
non muslim tak hanya pada tujuannya, tetapi juga pada kebijakan-kebijakan
ekonomi dan strategi pasarnya.

Secara lebih rinci nilai-nilai Islam dalam produksi meliputi:


1) Berwawasan jangka panjang, yaitu berorientasi kepada tujuan akhirat
2) Menepati janji dan kontrak, baik dalam lingkup internal atau eksternal
3) Memenuhi takaran, ketepatan, kelugasan dan kebenaran
4) Berpegang teguh pada kedisiplinan dan dinamis
5) Memuliakan prestasi/produktifitas
6) Mendorong ukhuwah antarsesama pelaku ekonomi
7) Menghormati hak milik individu
8) Mengikuti syarat sah dan rukun akad/transaksi
9) Adil dalam bertransaksi
10) Memiliki wawasan social
11) Pembayaran upah tepat waktu dan layak
12) Menghindari jenis dan proses produksi yang diharamkan dalam Islam.
Penerapan nilai-nilai di atas dalam produksi tidak saja akan
mendatangkan keuntungan bagi produsen, tetapi sekaligus mendatangkan
berkah. Kombinasi keuntungan dan berkah yang diproleh oleh produsen
merupakan satu mashlahah yang akan memberi konstribusi bagi tercapainya
falah. Dengan cara ini, maka produsen akan memperoleh kebahagiaan hakiki,
yaitu kemuliaan tidak saja di dunia tetapi juga diakhirat. 14:

14
Misbahul; Ali, “Primsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam”, Jurnal Lisan Al-HAL, Vol 7,
No.1 (Juni 2013) hal 22.

13
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Teori produksi adalah teori yang menerangkan sifat hubungan antara
tingkat produksi yang akan dicapai dengan jumlah faktor-faktor produksi
yang digunakan. Konsep utama yang dikenal dalam teori ini adalah
memproduksi output semakismal mungkin dengan input tertentu, serta
memproduksi sejumlah output tertentu dengan biaya produksi seminimal
mungkin.
Dalam suatu proses produksi dibutuhkan input yang berupa faktor-
faktor produksi yaitu alat atau sarana agar kegiatan berjalan dengan lancar.
Sehingga, jika faktor produksi tidak ada, maka proses produksi juga tidak
akan berlangsung. Faktorfaktor produksi antara lain adalah Capital atau
modal, Labour atau tenaga kerja, Skill atau keahlian atau kemampuan, dan
Land atau tanah.
Fungsi produksi merupakan suatu hubungan teknis yang
menghubungkan faktor produksi atau input dengan hasil produksinya atau
output. Hubungan antara input dan output pada proses produksi dapat
dituliskan secara sistematis sebagai berikut : Rumus fungsi produksi : Q = f
(K,L,R,T)
Tujuan produksi adalah mencari keuntungan melalui produksi dan
kegiatan bisnis lain memang tidak dilarang, sepanjang berada pada tujuan dan
hukum islam. Mashlahah bagi produsen terdiri dari dua komponen yaitu
keuntungan dan berkah. Dalam mencari keuntungan ditentukan oleh
pendapatan total ditambah dengan biaya total. Sedangkan dalam mencari
berkah produsen akan memperoleh apabila produsen menerapkan prinsip dan
nilai islam dalam kegiatan produksinya
Kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi Islam adalah terkait
dengan manusia dan eksistensinya dalam aktivitas ekonomi. produksi
merupakan kegiatan menciptakan kekayaan dengan pemanfaatan sumber
alam oleh manusia. Berproduksi lazim diartikan menciptakan nilai barang

14
atau menambah nilai terhadap 19 sesuatu produk, barang dan jasa yang
diproduksi itu haruslah hanya yang dibolehkan dan menguntungkan (yakni
halal dan baik) menurut Islam.
Nilai-nilai Islam dalam produksi meliputi, berwawasan jangka
panjang, menepati janji dan kontrak, memenuhi takaran, ketepatan, kelugasan
dan kebenaran, berpegang teguh pada kedisiplinan dan dinamis, bemuliakan
prestasi/produktifitas, mendorong ukhuwah antarsesama pelaku ekonomi,
menghormati hak milik individu, mengikuti syarat sah dan rukun
akad/transaksi, adil dalam bertransaksi, memiliki wawasan sosial,
pembayaran upah tepat waktu dan layak dan menghindari jenis dan proses
produksi yang diharamkan dalam Islam.

3. 2 Saran
Saran yang dapat diambil dari makalah ini adalah Semoga dengan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami "Teori
Produksi" itu sendiri. Demikian yang kami uraikan pada makalah ini, semoga
dapat memberi manfaat bagi kami dan yang mengkaji makalah ini. Dalam
pembuatan makalah ini pasti banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan pada penulisan
makalah ini.
.

15
DAFTAR PUSTAKA

(P3EI), P. P. (2012). Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.


A Karim. Adiwarman. Ekonomi Mikro Islami. 2007. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Anto, Hendrie, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, 2003, Yogyakarta: Ekonisia2
A.Rohman. Doktrin Ekonomi Islam Jilid I,. 1995 Yogyakarta: PT Dhana Bhakti
Wakaf
Ali, M. (2013). Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam. Jurnal Lisan AL-
HAL , 7 (1), 22-31.
Belajar, S. (2021). Teori Produksi. Dipetik Oktober 19, 2021, dari Studio Belajar:
https://www.studiobelajar.com/faktor-produksi/
Damayanti, M. L. (2020). Teori Produksi. Dipetik Oktober 20, 2021, dari
eprints.umsida.ac.id: http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/6985
Kahf, M. Ekonomi Islam Telaaah AnalitikTerhadap Fungsi Sistem Ekonomi
Islam, 1997, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rufaidah, Erlina, Ilmu Ekonomi, 2015, Yogyakarta: Graha Ilmu
Timur, K. (2020, Januari 8). Teori Produksi dan Fungsi Produksi dalam Ekonomi.
Dipetik Oktober 20, 2021, dari Kasyian Timur:
https://kasiyantimur.id/2020/01/08/teori-produksi-dan-fungsi-produksi-
dalamekonomi/
Turmudi, M. (2017). Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Islamadina
Jurnal Pemikiran Islam , 18 (1), 43.
Yogatama, I. (2020). Jurnal Teori Produksi. Dipetik Oktober 19, 2021, dari
eprints.umsida.ac.id: http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/7013

16

Anda mungkin juga menyukai