Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI BIAYA PRODUKSI DALAM ISLAM

Disusun untuk memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Makro Syari’ah

Semester II Tahun Akademik 2020/2021

Dosen Pengampu : Zulkadrin.ME

Disusun Oleh :
FAUZIAH HANDAYANI
(19.1.21.053)
ANDRI YANUR
(19.1.21.055)
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SANGATTA
KUTAI TIMUR
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat, hidayah serta inayah – Nya.

Sehingga, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar Ekonomi MIkro


Syari’ah yang berjudul “teori biaya produksi dalam islam”Sholawat serta salam tak lupa
juga kita limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw.

Dengan rasa kesungguhan, penyusunan makalah ini dihadapkan pada pengetahuan


dan kemampuan serta waktu terbatas, sehingga kami sadar bahwa dalam penyusunan
makalah ini jauh dari kesempurnaan.

Berhasilnya penyusunan ini tentunya berkat kerja sama dan terima kasih khususnya
kepada pak Zulkadrin, M.E. selaku dosen Pengantar MIkro Ekonomi Islam yang telah
membimbing saya. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu saya dengan senang hati menerima segala saran dan masukkan
yang bersifat membangun. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Sangatta,4 April 2020


BAB 1
PENDAHULUAN

Sistem ekonomi dunia yang saat ini bersifat sekuler di mana terjadi dikotomi antara
agama dan kehidupan duniawi termasuk di dalamnya aktivitas ekonomi telah mulai
terkikis. Terjadinya dikotomi ini terjadi pada masa kegelapan ( dark ages ) yang terjadi di
eropa, pada masa tersebut kekuasaan gereja Katolik sangat dominan. Sehingga hal ini
menimbulkan pergerakan yang berupaya untuk mengikis kekuasaan gereja yang terlalu
besar pada masa itu.Pergerakan inilah yang pada akhirnya memunculkan suatu aliran
pemikiran bahwa harus terjadi suatu pembedaan atau pembatasan antara aktivitas agam dan
dunia, sebab munculnya pemikiran keilmuan sering kali dianggap bertentangan dengan
doktrin gereja pada masa itu.

Hal tersebut tidak berlaku dalam Islam, sebab Islam tidak mengenal pembedaan
antara ilmu agama dan duniawi. Hal ini, terbukti bahwa pada masa kegelapan ( dark ages )
yang terjadi di eropa, justru terjadi masa keemasan dan kejayaan Islam. Di mana terjadi
pembaruan dan perkembangan pemikiran oleh para ilmuwan muslim, bahkan menjadi dasar
landasan pengembangan keilmuan pada saat ini, seperti ilmu aljabar.

Dalam literatur konvensional, teori produksi ditujukan untuk memberikan


pemahaman tentang perilaku perusahaan dalam membeli dan menggunakan masukan
( input ) untuk produksi dan menjual keluaran atau produk. Seperti halnya dalam teori
konsumsi, dalam teori produksi juga memberikan penjelasan tentang perilaku produsen
dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya.
Memaksimalkan keuntungan atau efisiensi produk tidak akan terlepas dari dua hal : yakni
struktur biaya produksi dan revenue yang didapat. Sehingga untuk memberikan
pemahaman yang lebih dan dapat juga untuk membedakan konsep syariah dan implikasinya
dalam teori produksi, maka saya juga akan membahas tentang dampak pemberlakuan
sistem bunga atau revenue sharing ataupun profit sharing terhadap struktur biaya atau
revenue. Sedang dalam kenyataannya, sering kali seorang produsen beroperasi dari
berbagai macam sumber modal, ada yang berasal dari qard ( pinjaman tanpa kompensasi,
syirkah ( sebagian menggunakan modal dari pihak lain ), ada yang berasal dari pinjaman
bank yang berbasis bunga, dan lain-lain. Tentunya pembahasan teori produksi tanpa
memerhatikan struktur permodalan dan struktur keluaran menjadikan teori ini kurang
relevan dengan kenyataan.
Ekonomi Islam yang cukup concern dengan teori produksi adalah Imam Al-Ghazali. Beliau
telah menguraikan faktor-faktor produksi dan fungsi produksi dalam kehidupan manusia.
Dalam uraiannya beliau sering menggunakan kata kasab dan islah. Yang berarti usaha fisik
yang dikerahkan manusia dan yang kedua adalah upaya manusia untuk mengelola dan
mengubah sumber-sumber daya yang tersedia agar mempunyai manfaat yang lebih tinggi.
Al-Ghazali memberikan perhatian yang cukup besar ketika menggambarkan bermacam
ragam aktivitas produksi dalam masyarakat, termasuk hierarki dan hakikatnya. Ia
mengklasifikasi aktivitas produksi menurut kepentingan sosialnya dan menitikberatkan
perlunya kerja sama dan koordinasi. Fokus utamanya adalah tentang jenis aktivitas yang
sesuai dengan dasar-dasar etos kerja Islam. Produksi barang-barang kebutuhan dasar secara
khusus dipandang sebagai kewajiban social (fard al kifayah ).Jika sekelompok orang sudah
berkecimpung dalam memproduksi barang-barang tersebut dalam jumlah yang sudah
mencukupi kebutuhan masyarakat, maka kewajiban keseluruhan masyarakat sudah
terpenuhi. Namun, jika tidak ada seorang pun yang melibatkan diri dalam kegiatan tersebut
atau jika jumlah yang diproduksi tidak mencukupi, maka semua orang akan dimintai
pertanggung jawabannya di akhirat. Pada pokoknya, negara harus bertanggung jawab
dalam menjamin bahwa barang-barang kebutuhan pokok diproduksi dalam jumlah yang
cukup. Al-Ghazali beralasan bahwa sesungguhnya ketidakseimbangan yang menyangkut
barang-barang kebutuhan pokok akan cenderung menciptakan kondisi kerusakan dalam
masyarakat.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ekonomi Mikro Islam
yang membahas tentang TEORI BIAYA PRODUKSI.

Sedangkan tujuan pokok dari teori produksi sendiri adalah memaksimumkan kepuasan
dalam rangka mendistribusikan tingkat keuntungan wajar, untuk memuaskan pemilik serta
menjaga kelangsungan usaha dan menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur
penggunaan faktor produksidengan cara seefisien mungkin sehingga usaha
memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang dari sudut ekonomi
dipandang dengan cara yang paling efisien
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan teori biaya prduksi?
2. Bagaimana Analisis biaya prouksi?
3. Produksi dalam pandangan Islam?
4.Teori biaya produksi?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Produksi dan Fungsi Produksi


Produksi adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk menghasilkan suatu produk
baik berupa barang, maupun jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen Pada saat
kebutuhan manusia masih sangat sedikit dan sederhana, kegiatan produksi sering kali
dilakukan sendiri.Namun seiring dengan semakin beragamnya kebutuhan dan keterbtasan
sumber daya, maka seseorang tidak dapat lagi memproduksi sendiri barang dan jasa yang
dibutuhkannya, Sehingga ia membutuhkan pihak lain untuk memproduksi apa yang
menjadi kebutuhannya tersebut Secara teknis produksi dapat diartikan sebagai suatu proses
mentransformasi input menjadi output.
Macam-macam biaya sebagai berikut :
1.Biaya explisit, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-faktor
produksi. Pengertian ini sudah sering dibahas pada teori pilihan produsen yaitu pada
kondisi dimana biaya adalah merupakan fungsi tujuan perusahaan.
2.biaya implisit, Pengertian biaya implisit merujuk pada definisi matematik yaitu
biaya taksiran yang dimiliki oleh faktor produksi apabila digunakan. Dari sisi perencanaan
strategis maka konsepbiaya implisit relatif menguntungkan karena perhitungan
pendahuluan atas biaya untuk mendapatkan faktor produksi dengan berbagai macam
pertimbangan menjadikan perusahaan bisa menghemat pengeluaran.
Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam.
Maka untuk menyatukan manusia dengan alam ini, Allah telah menetapkan bahwa manusia
berperan sebagai khalifah. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah adalah mengelola
resources yang telah disediakan oleh Allah secara efisien dan optimal agar kesejahteraan
dan keadilan dapat ditegakkan. Satu yang tidak boleh dan harus dihindari oleh manusia
adalah berbuat kerusakan di muka bumi. Dengan demikian, segala macam kegiatan
ekonomi yang diajukan untuk mencari keuntungan tanpa berakibat pada peningkatan utility
atau nilai guna resources tidak disukai dalam Islam. Nilai universal lain dalam ekonomi
Islam tentang produksi adalah adanya perintah untuk mencari sumber-sumber yang halal
dan baik bagi produksi dan memproduksi dan memanfaatkan output produksi pada jalan
kebaikan dan tidak menzalimi pihak lain. Dengan demikian, penentuan input dan output
dari produksi haruslah sesuai dengan hukum Islam dan tidak mengarahkan kepada
kerusakan.
Untuk dapat memahami lebih jauh tentang teori produksi ini, pertama yang harus kita
ketahui adalah definisi dan makna dari fungsi produksi. Fungsi produksi adalah pernyataan
secara numeric atau matematis dari hubungan antara masukan dan keluaran. Sedang fungsi
produksi menunjukkan unit total dari produk sebagai fungsi dari unit masukan. Fungsi
produksi juga menggambarkan hubungan antara jumlah input dan output ( yang berupa
barang ataupun jasa ) yang dapat dihasilkan dalam dalam satu waktu periode.A production
function describes the relationship between the quantity of output obtainable per period of
time.
Q = f (X1, X2, X3,…., Xn)

Dimana Q = tingkat produksi output


X1,X2, X3,… Xn = berbagai input yang digunakan
Dalam beberapa buku teks input/ factor produksi ini dapat ditulis:
Q= f (K,L R, T)
Q= tingkat produksi
K= modal
L= tenaga kerja
R= kekayaan alam
T = teknologi
Maksud dari persamaan di atas merupakan suatu pernyataan sistematis yang pada
dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal,
tenaga kerja, kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah produksi yang
berbeda-beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai faktor produksi tersebut dalam
jumlah yang berbeda-beda juga. Disamping itu, untuk satu tingkat produksi tertentu dapat
pula digunakan gabungan faktor produksi yang berbeda. Dengan membandingkan berbagai
gabungan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu dapatlah
ditentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis untuk memproduksi sajumlah
barang.1

B. Analisis Biaya
Dalam pembahasan analisis biaya ini, faktor penggunaan modal sangat menjadi
perhatian karena dalam kenyataan ada beberapa sumber modal yang digunakan oleh
produsen.sedangkan karakter dari biaya modal sangat tergantung dari sumber penggunaan
modal tersebut. Seperti penggunaan sumber modal yang berbasis bunga tentu berbeda
dengan sumber modal yang berbasis syirkah atau qardun hasan.

Dampak Sistem Bunga Vs Bagi Hasil dalam Analisis Biaya


Karakteristik dari sistem bunga dalam analisis biaya produksi adalah adanya biaya bunga
yang harus dibayarkan oleh produsen bersifat tetap. Sehingga biaya bunga akan menjadi
bagian dari fixed cost, dengan kata lain, berapapun jumlah output yang diproduksi bunga
tetap harus dibayar tapi dengan menggunakan sistem bagi hasil hal ini tidak terjadi.
Berbeda dengan sistem bunga, pada system bagi hasil, kurva fixed cost tidak terpengaruh,
tetapi pemberlakuan system ini akan berpengaruh pada kurva TR ( tatal revenue ). Jadi bila
dalam system bunga yang berubah adalah kurva TC yaitu kurva TC akan bergeser paralel

1 Nur Rianto Al Arif M Teori Mikroekonomi, hlm. 168


ke kiri atas, sedang dalam sistem bagi hasil yang berubah adalah kurva TR akan berputar ke
arah jarum jam dengan titik 0 sebagai sumbu putarannya.

Revenue Sharing Vs Profit Sharing


Dalam akad muamalat Islam dikenal akad mudharabah, yaitu akad antara si pemodal
dengan si pelakana. Antara si pemodal dengan si pelaksana harus disepakati nisbah bagi
hasil yang akan menjadi pedoman pembagian bila usaha tersebut menghasilkan untung.
Namun, bila usaha tersebut malah menimbulkan kerugian, maka si pemodal yang akan
menanggung sesuai dengan penyertaan modalnya, dalam hal ini 100%. Akan tetapi, bila
kerugian tersebut disebabkan karena kelalaian atau ia telah melanggar syarat yang telah
disepakati bersama, maka kerugian menjadi tanggung jawab si pelaksana.
Selain menyepakati nisbah bagi hasil, mereka juga harus menyepakati siapa yang akan
menanggung biaya. Dapat saja disepakati bahwa biaya ditanggung oleh si pelaksana atau
ditanggung oleh si pemodal. Bila yang disepakati adalah biaya ditanggung oleh si
pelaksana, ini berarti yang dilakukan adalah bagi penerimaan (revenue sharing). Sedangkan
bila yang disepakati adalah biaya ditanggung oleh si pemodal, ini berarti yang dilakukan
adalah bagi untung ( profit sharing ).
Dalam muamalat Islam, sebenarnya akad mudharabah merupakan salah satu bentuk dari
akad musyarakah. Bila dalam akad mudharabah ditentukan bahwa penyertaan si pelaksana
harus nihil, sehingga penyertaan si pemodal harus 100%, maka dalam akad musyarakah
tidak ditentukan seperti itu sehingga yang terjadi adalah penyertaan dari dua orang
pemodal. Antara dua orang pemodal ini harus disepakati nisbah bagi hasil yang akan
menjadi pedoman pembagian bila usaha tersebut menghasilkan untung. Namun, bila usaha
tersebut malah menimbulkan kerugian, maka pemodal yang akan menanggung sesuai
penyertaan modalnya.2

2 Azwar Karim Ekonomi Mikro Islami, Hlm. 112


C.Produksi dalam Pandangan Islam
Prinsip dasar ekonomi Islam adalah keyakinan kepada Allah SWT. Sebagai Rabb
dari alam semesta. Ikrar akan keyakinan ini menjadi pembuka kitab suci umat Islam, dalam
ayat al-Jatsiyah yang artinya:
"Dan dia menundukkan untkmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya,
(sebagai rahmat) dari pada-Nya sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda ( kekuasaan Allah ) bagi kaum yang berpikir. ( Qs. al-Jatsiyah: 13 ).
Dengan keyakinan akan peran dan kepemilikan absolut dari Allah Rabb semesta alam,
maka konsep produksi di dalam ekonomi Islam tidak semata-mata bermotif
memaksimalisasi keuntungan dunia, tetapi lebih penting untuk mencapai maksimalisasi
keuntungan akhirat. Ayat 77 surat al-Qashash mengingatkan manusia untuk mencari
kesejahteraan akhirat tanpa melupakan urusan dunia. Islam pun sesungguhnya menerima
motif-motif berproduksi seperti pola pikir ekonomi konvensional. Hanya bedanya, lebih
jauh Islam juga menjelaskan nilai-nilai moral di samping utilitas ekonomi.Bahkan sebelum
itu, Islam menjelaskan mengapa produksi harus dilakukan.Menurut ajaran Islam, manusia
adalah Khalifatullah atau wakil Allah di muka bumi dan berkewajiban untuk
memakmurkan bumi dengan jalan beribadah kepada-Nya. Dalam QS al-An’am (6) ayat
165 yang artinya:
Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan
sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Pernyataan senada juga terdapat pada QS. Yunus (10) ayat 14 yang artinya:
"Kemudian kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka)di muka bumi sesudah
mereka, supaya kami memerhatikan bagaimana kamu berbuat."
Bagi Islam, memproduksi sesuatu bukanlah sekedar untuk dikonsumsi sendiri atau dijual ke
pasar. Dua motivasi itu belum cukup, karena masih terbatas pada fungsi ekonomi.Islam
secara khas menekankan bahwa setiap kegiatan produksi harus pula mewujudkan fungsi
sosial.Ini tercermin dalam QS.al-Haddid ( 57 ) ayat 7 yang artinya:
"Barimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu
yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di
antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar."
Kita harus melakukan hal ini karena memang dalam sebgian harta kita melekat hak orang
miskin, baik yang meminta ataupun tidak meminta.(Qs.51: 19 dan Qs. 70:25). Agar mampu
mengemban fungsi sosial seoptimal mungkin, kegiatan produksi harus melampaui surplus
untuk mencukupi keperluan konsumtif dan meraih keuntungan finansial, sehingga bisa
berkontribusi kehidupan sosial.
Pada prinsipnya Islam juga lebih menekankan berproduksi demi untuk memenuhi
kebutuhan orang banyak, bukan hanya sekedar memenuhi segelintir orang yang memiliki
uang, sehingga memiliki daya beli yang lebih baik.Karena itu bagi Islam, produksi yang
surplus dan berkembang baik secara kuantitatif, tidak dengan sendirinya mengindikasikan
kesejahteraan bagi masyarakat.Apalah artinya produk yang menggunung jika hanya bisa
didistribusikan untuk segelintir uang yang memiliki uang banyak.Sebagai modal dasar
berproduksi, Allah telah menyediakan bumi beserta isinya bagi manusia, untuk diolah bagi
kemaslahatan bersama seluruh umat manusia. Hal ini terdapat dalam Surat al-Baqarah ayat
22 yang artinya
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia
menurunkan air ( hujan ) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-
buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengetahui.

D. Teori Biaya Produksi


Biaya Produksi dalam Jangka Pendek /Biaya Produksi dalam Jangka Panjang
Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang
akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya
tetap dan biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya
yang dikeluarkan merupakan biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan
bukan saja dapat menambah tenaga kerja tetapi juga dapat menambah jumlah mesin dan
peralatan produksi lainnya, luas tanah yang digunakan ( terutama dalam kegiatan pertanian)
dan luasnya bangunan / pabrik yang digunakan. Sebagai akibatnya, dalam jangka panjang
terdapat banyak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan. Cara meminimumkan biaya
dalam jangka panjang, karena dalam jangka panjang perusahaan dapat memperluas
kapasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik ( plant size ) yang
akan meminimumkan biaya produksi. Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik
digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata ( AC ). Dengan demikian analisis mengenai
bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usahanya meminimumkan
biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda
BAB III
KESIMPULAN
Dalam memproduksi barang dan jasa sebuah perusahaan akan mengeluarkan biaya,
biaya yang digunakan dan dialokasikan untuk kegiatan produksi selanjutnya yang
disebutkan dengan biya produksi. Biaya pada dasarnya dibedakan menjadi dua bagian yaitu
biaya ekplisit dan biaya implicit (tersembunyi). Biaya ekplisit adalah biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh sebuah faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan.
Sedangkan biaya implicit adalah taksiran dari pengeluaran terhadap faktor produksi yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan itu sendiri. Sehingga keuntungan ekonomis diperoleh
apabila pendapatan total yang dapat diterima dari hasil penjualan keluarnya melebihi
seluruh biaya-biaya ekplisit maupun implicit.
Biaya produksi dianalisis dalam dua waktu yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam pemahaman ini jangka pendek diartikan sebagai wktu dimana perusahaan dapat
menambah salah satu faktor produksi yang digunakan dalam proses sebuah produksi.
Adapun jangka panjang adalah waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami
suatu perubahan (penyusutan maupun penambahan) jumlah.
Dalam jangka panjang produksi akan membentuk skala ekonomi yang terjadi
apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi turun atau
dalam pengertian ekonomi terjadi apabila suatu perusahaan memperoleh kenaikan yang
lebih dari proponional dalam output sebagai hasil bertambahnya semua faktor-faktor
imputnya.
Jangka panjang adalah suatu periode waktu yang cukup lama bagi perusahaan untuk
melakukan penyesuaian semua imput yang digunakan sesuai dengan yang diinginkannya.
Dalam jangka lain, imput yang jangka pendek dianggap tetap.
DATAR PUSTAKA

Al Arif M. Nur Rianto. Teori Mikroekonomi


Karim Azwar Ir. Adiwarman. Ekonomi Mikro Islami

Catatan:
1. Perbaiki cover
2. Margin belum 4433 dan spasi 1,5
3. Pebaiki penulisan footnote
Buku: Penulis, Judul Buku, (Kota Terbit: Penerbit, Tahun), hlm.
Jurnal: Penulis, “Judul Tulisan”, Nama Jurnal dan Penerbit , No. , Vol., Tahun, hlm.
Internet:
Dikutip dalam https://www.korankaltim.com/headline/read/16128/perbankan-
syariah-kaltim-baru-25-persen, diakses pada tanggal 12 Juni 2019.
4. Daftar pustaka perbaiki penulisannya. (Penulis, Judul buku, Kota Terbit: Penerbit,
Tahun terbit.)
5. Tambahkan teks arab penulisan dalilnya
6. Kesimpulan harus menjawab rumusan masalah
7. Ini tugas mikro ya

Anda mungkin juga menyukai