Anda di halaman 1dari 13

TEORI PRODUKSI ISLAM

MAKALAH INI DISUSUN DAN DIAJUKAN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA


KULIAH PENGANTAR EKONOMI ISLAM

DOSEN PENGAMPU : Dr. Hj. ZULPAWATI, M.A.

PENYUSUN :

1. AL MUHAMIY (220501079)
2. FEBRIANINGSIH (220501092)
3. NADILA FEBRIYANI (220501106)

PROGRAM STUDI : EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

TAHUN : 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puja dan puji syukur kita panjatkan atas rahmat Allah SWT,
berkat rahmat serta Karunia-Nya kami dapat membuat makalah ini yang berjudul “Teori
Produksi Islam”

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam.
Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada
pembaca tentang apa isi dari Tema yang akan dipaparkan.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dosen Dr. Hj. Zulpawati, M.A.
selaku dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan penulis dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.

Oleh karenanya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Dan tidak lupa pula penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah
ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Mataram, 14 Maret 2023

Penyusun,
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii

DAFTAR IS.............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 3

A. Pengertian Teori Penawaran Islam..................................................................................... 3

B. Faktor-faktor Penawaran dalam Islam............................................................................... 4

C. Konsep Mashlahah dalam Produksi Islam......................................................................... 5

D. Norma dan Etika Produksi Islam....................................................................................... 7

E. Nilai-nilai Islam dalam Produksi....................................................................................... 7

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 9

A. Kesimpulan........................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia usaha, banyak sisi yang harus diperhatikan baik dalam pemasaran,
persaingan pasar, penentuan segmentasi pasar dan tak kalah pentingnya adalah dalam hal
produksi, karena jika kita berbicara masalah home industri yaitu skala usaha yang
tergolong kecil. Bahkan jika berbicara mengenai perusahaan, yang terbersit pertama
kaliadalah hal produksinya. Karena hal pertama yang akan dijual atau dipasarkan itu
adalah produk yang dihasilkan dari produksi. Pada dasarnya, masalah ekonomi terdiri
atas masalah produksi, konsumsi, dan distribusi. Produksi mencakup upaya menghasilkan
atau menambah kegunaan barang, konsumsi mencakup kegiatan menggunakan barang,
sedangkan distribusi mencakup upaya penyaluran barang.

Produksi merupakan kebutuhan dasar yang pada prinsipnya adalah untuk memenuhi
kebutuhan dan menjaga keberlangsungan hidup manusia di muka bumi. Maka kegiatan
produksi ini merupakan salah satu faktor penting dalam siklus perekonomian suatu
negera. Sesungguhnya produksi lahir dari proses penyatuan antara manusia dan alam
semesta. Allah SWT telah menetapkan manusia sebagai khalifah (orang yang dipercaya
dan diberi tanggung jawab) di muka bumi. Bumi adalah medan dan lahan untuk
beraktivitas, sedangkan manusia adalah pengelolanya. Dalam sistem perekonomian,
produksi merupakan pangkal mata rantai perekonomian hingga berujung pada konsumsi.
Tanpa ada produksi niscaya tidak akan pernah ada kegiatan perekonomian. Apabila
tingkat produksi menurun, maka kegiatan perekonomian akan lesu. Dalam ilmu ekonomi,
produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang menciptakan manfaat (utility) baik di
masa kini maupun di masa yang akan datang.

1
B. Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud dengan teori penawaran Islami ?

B. Apa saja faktor-faktor penawaran dalam Islam ?

C. Bagaimana konsep mashlahah dalam produksi Islam ?

D. Apa saja norma dan etika dalam produksi Islam ?

E. Apa saja nilai-nilai Islam dalam produksi ?

C. Tujuan

A. Memberikan pengetahuan tentang teori penawaran Islam.

B. Untuk mengetahui faktor-faktor penawaran dalam Islam.

C. Untuk mengetahui konsep mashlahah dalam produksi Islam.

D. Untuk mengetahui norma dan etika dalam produksi Islam.

E. Untuk mengetahui nilai-nilai Islam dalam produksi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Penawaran Islam

Membahas teori penawaran islami, kita harus kembali kepada sejarah penciptaan manusia.
Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat yang sama, bumi berevolusi sedemikian rupa
sampai akhirnya dapat ditinggali oleh manusia. Manusialah yang pertama kali diciptakan dan
diturunkan ke bumi. Dari refleksi ini Allah SWT, telah mempersiapkan bumi ini utuk
kepentingan manusia. Seperti tercantum dalam surat Ibrahim ayat 32-34 yang artinya:

“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit,
kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki
untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia
telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam
orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan
kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu
menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia
itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”.

Firman Allah dalam surat Luqman ayat 20 yang artinya:

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)


mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya
lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa
ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.”

Dalam memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah bagi keperluan manusia,
larangan yang harus dipatuhi adalah “janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi”.
Larangan ini terdapat di banyak sekali ayat alquran. Dari sini sangat terlihat bahwa Allah
sangat membenci mereka yang berbuat kerusakan di muka bumi. Meskipun definisi
kerusakan dangat luas, dalam kaitannya dalam produksi, larangan tersebut member arahan

3
nilai dan panduan moral. Dengan kata lain, produksi dalam islam bagi barang-barang yang
dapat menyebabkan kerusakan itu tidak diperbolehkan.

Penawaran adalah barang atau jasa yang ditawarkan pada jumlah dan tingkat harga
tertentu dan dalam kondisi tertentu. Penawaran Islam pun ada hal yang membedakannya
dengan penawaran hedonis, bahwa barang atau jasa ditawarkan harus transparan dan rinci
spesifikasinya. Bagaimana keadaan barang tersebut, ada kelebihan dan kekurangan barang
tersebut. Jangan sampai penawaran yang kita lakukan merugikan pihak yang mengajukan
permintaan. Adapun Rasulullah Saw. Dalam melakukan penawaran selalu merinci tentang
spesifikasi barang dagangannya, sampai-sampai harga belinya pun disebutkan dan
menawarkan dengan harga berapa barang tersebut dibeli dan yang akan diperoleh olehnya.

Ibnu Khaldun menjelaskan pengaruh naik dan turunnya penawaran terhadap harga. Ia
mengatakan “ketika barang-barang yang tersedia sedikit, maka harga-harga akan naik.
Namun bila jarak antarkota dekat dan aman untuk melakukan perjalanan, maka akan banyak
barang diimpor sehingga ketersediaan barang akan melimpah, dan harga-harga akan turun.”1

B. Faktor-faktor Penawaran dalam Islam

a) Tanah

Pengertian tanah mengandung arti yang luas termasuk sumber semua yang kita peroleh
dari udara, laut, gunung dan sebagainya, sampai dengan keadaan geografi, angin dan
iklim terkandung dalam tanah. Al-Qur’an menggunakan kata tanah dengan maksud yang
berbeda. Manusia diingatkan akan sumber kekayaan untuk dipergunakan . manusia boleh
menggunakan sumber yang tersembunyi dan potensi untuk memuaskan kehendak yang
tidak terbatas.

Islam telah mengakui tanah sebagai faktor produksi tetapi tidak setepat digunakan dalam
arti sama yang digunakan di zaman modern.tanah boleh digunakan dalam rangka
memaksimalkan kesejahteraan masyarakat sebagai prinsip dasar Ekonomi Islam

1
Abdul Hafid. 2015. Konsep Penawaran Dalam Perpektif Islam. Jebis Vol 1. No 2.
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/1437-2622-1-PB%20(1).pdf

4
b) Tenaga kerja

Dalm islam tenaga kerja bukan hanya suatu jumlah usaha atau jasa yang abstrakyang
ditawarkan untuk dijual pada pencari tenaga kerja manusia. Mereka yang
memperkerjakan buruh punya tanggung jawab moral dan sosial.

c) Modal

Modal meupakan aset yang digunakan untuk membantu distribusi aset berikutnya.
Menurut Thomas, milik individu dan Negara yang digunakan dalam menghasilkan aset
berikutnya selain tanah dan modal. Modal dapat memberikan kepuasan pribadi dan
membantu menghasilkan kekayaan.

d) Organisasi

Oraganisasi memerankan peranan penting dan dianggap sebagai faktor produksi yang
paling penting. Dalam organisasi tentu ada yang menjalankan dan dalam bisnis yaitu
seorang usahawan. Bisnis tidak akan berjalan tanpa adanya usahawan dalam sebuah
organisasi. Dengan adanya usahawan proses perencanaan, pengorganisasin,
pengktualisasian dan proses evaluasi akan berjalan dalam bisnis.

C. Konsep Mashlahah dalam Produksi Islam

Maslahah merupakan konsep yang dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam


menyelesaikan masalah-masalah hukum Islam karena asas yang terkandung dalam maslahah
adalah pemeliharaan dari tujuan objektif hukum ( maqasid al-syari'ah ) yaitu pemeliharaan
agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Maka semua yang menjamin kelima prinsip ( ushul )
itu merupakan maslahah dan kesalahan apapun dalam mempertahankan kelima hal tersebut
merupakan mafsadat. Menurut al-Ghazali, maslahah harus berasas pada nash syara' dan
bukan pada akal semata, al-Ghazali menyatakan maslahah dapat diterima jika memiliki tiga
kualitas yaitudaruriyyah, qathiyyah dan kulliyah. Al-Ghazali menolak maslahah dalam kaitan
kemanfaatan kemanusiaan, penelitian dan pengkajian maslahah harus fokus pada nash-nash
yang ada.

Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian
dimanfaatkan oleh konsumen. Pada saat kebutuhan manusia masih sedikit, kegiatan produksi
dan konsumsi seringkali dilakukan oleh seseorang sendiri. Seseorang memproduksi sendiri
barang dan jasa yang dikonsumsinya.

Seiring dengan semakin beragamnya kebutuhan komsumsi dan keterbatasan sumber


daya yang ada, maka seseorang tidak dapat lagi menciptakan sendiri barang dan jasa yang
dibutuhkannya. Secara teknis, produksi diartikan sebagai proses mentransformasi input

5
menjadi output. Beberapa ekonomi muslim memberikan definisi yang berbeda mengenai
pengertian produksi, (P2EI,2008) yaitu :2

1. Kahf (1992:114) mendefinisikan kegiatan produksi dalam perspektif islam sebagai usaha
manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas,
sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam agama islam,
yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Rahman (2003:156) menekankan pentingnya keadilan dan pemerataan produksi


(distribusi produksi secara merata).

Tujuan Produksi Dalam Islam :

Tujuan seorang konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa dalam persfektif
ekonomi Islam adalah mencari mashlahah maksimum dan produsen pun juga harus demikian.
Dengan kata lain, tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang
memberikan mashlahah bagi konsumen. Secara lebih spesifik, tujuan kegiatan produksi
adalah meningkatkan kemashlahatan yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk,
((P2EI,2008) di antaranya:

1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkat moderat

2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya.

3. Menyiapkan persediaan barang dan jasa di masa depan.

4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah SWT. Agar tujuan
produksi tercapai, maka dalam melakukan produksi harus mewujudkan 2 optimalisasi
yaitu optimalisasi dalam penggunaan tingkat suber daya insani dan optimalisasi
memproduksi kebutuhan primer (dharuriyat) dan sekunder (hajiyyat) dan tersier
(tahsiniyat) secara proporsional sehingga tidak hanya halal tetapi juga hrus baik dan
bermanfaat.

Prinsip-Prinsip Produksi Dalam Islam

Pada prinsipnya kegiatan produksi terkait seluruhnya dengan syariat Islam, dimana
seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Konsumsi
seorang muslim dilakukan untuk mencari falah (kebahagiaan), demikian pula produksi
dilakukan untuk menyediakan barang dan jasa guna falah tersebut.(Nasution,2006). Al-

2
Abdullah, A. W. (tt). Maqasid al-Shari'ah. Maslahah, and Corporate Social

6
Qur’an dan Hadist Rasulullah Saw memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi,
yaitu sebagai berikut:

1. Tugas manusia di muka bumi sebagai khalifah Allah adalah memakmurkan bumi dengan
ilmu dan amalnya. Allah menciptakan bumi dan langit berserta segala apa yang ada di antara
keduanya karena sifat Rahman dan Rahiim-Nya kepada manusia. Karenanya sifat tersebut
juga harus melandasi aktivitas manusia dalam pemanfaatan bumi dan langit dan segala
isinya.

2. Islam selalu mendorong kemajuan di bidang produksi. Menurut Yusuf Qardhawi, Islam
membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan pada penelitian, eksperimen,
dan perhitungan. Akan tetapi Islam tidak membenarkan penuhan terhadap hasil karya ilmu
pengetahuan dalam arti melepaskan dirinya dari Al-qur’an dan Hadis.

3. Teknik produksi diserahklan kepada keinginan dan kemampuan manusia. Nabi pernah
bersabda:”kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.”

D. Norma dan Etika Produksi Islam

Seorang produsen muslim tidak hanya dituntut untuk dapat membedakan baik dan
buruk apa yang diproduksinya, melainkan juga dapat melihat manfaat dan keberkahan
yang dihasilkan dari produksinya. Seorang produsen muslim juga di tuntut untuk
memiliki norma dan etika seorang produsen muslim, yang mana etika dan norma
produsen muslim tersebut adalah :

a. Menghindari sifat tamak dan rakus

b. Tidak melampaui batas serta tidak berbuat zhalim

c. Harus memperhatikan apakah produk itu memberikan manfaat atau tidak, baik ataukah
buruk, sesuai dengan nilai dan akhlak ataukah tidak, sesuai dengan norma dan etika
ataukah tidak.3

E. Nilai-nilai Islam dalam Produksi

Upaya produsen untuk memperoleh mashlahah yang maksimum dapat terwujud


apabila produsen mengaplikasikan nilai-nilai islam. Dengan kata lain, seluruh kegiatan
produksi terikat pada tatanan nilai moral dan teknikal yang islami. Metwally mengatakan,
“perbedaan dari perusahan-perusahan non muslim tak hanya pada tujuannya, tetapi juga
pada kebijakan-kebijakan ekonomi dan strategi pasarnya”. Dalam islam terdapat nilai-

3
Agustianto, (2008, Oktober 4). Etika Produksi dalam Islam.

7
nilai yang membuat sebuah produksi tidak saja mendatangkan keuntungan, tetapi juga
mendatangkan berkah. Nilai-nilai tersebut adalah :

1. Berwawasan jangka panjang, yaitu berorientasi kepada tujuan akhirat;

2. Menepati janji dan kontrak, baik dalam lingkup internal atau eksternal;

3. Memenuhi takran, ketepatan, kelugasan dan kebenaran;

4. Berpegang teguh pada kedisiplinan dan dinamis;

5. Memuliakan prestasi/produktifitas;

6. Mendorong ukhuwah antarsesama pelaku ekonomi;

7. Menghormati hak milik individu;

8. Mengikuti syarta sah dan rukun akad/transaksi;

9. Adil dalam bertransaksi;

10. Memiliki wawasan social;

11. Pembayaran upah tepat waktu dan layak;

12. Menghindari jenis dan proses produksi yang diharamkan dalm islam.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian
dimanfaatkan oleh konsumen. Beberapa ahli ekonomi Islam memberikan definisi yang
berbeda mengenal pengertian produksi, meskipun substansinya sama. Secara lebih spesifik,
tujuan kegiatan produksi adalah meningkatkan kemashlahatan yang bisa diwujudkan dalam
berbagai bentuk diantaranya:

1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkat moderat.

2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya.

3. Menyiapkan persediaan barang atau jasa di masa depan,

4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah.

Secara lebih ringkas faktor-faktor produksi dapat dikategorikan dalam dua faktor,
yaitu alam dan kerja. Mengapa Qardhawi tidak memasukkan faktor modal. Modal adalah
kerja yang disimpan. Atas dasar itu maka unsur yang paling penting dan rukun yang paling
besar dalam proses produksi adalah amal (kerja) usaha, dengannya bumi diolah dan
dikeluarkan segala kebaikan dan kemanfaatannya sehingga menghasilkan produksi yang baik.
Pada prinsipnya kegiatan produksi terkait seluruhnya dengan syariat Islam, dimana seluruh
kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang
muslim dilakukan untuk mencari falah (kebahagiaan), demikian pula produksi dilakukan
untuk menyediakan barang dan jasa.

Nilai-nilai Islam yang relevan dengan produksi dikembangkan dari tiga nilai utama
daim ekonomi islam, yaitu: khilafah, adil, dan takaful. Penerapan nilai-nilai tersebut dalam
produksi tidak saja akan mendatangkan keuntungan bagi produsen, tetapi sekaligus
mendatangkan berkah. Kombinasi keuntungan dan berkah yang diproleh oleh produsen
merupakan satu mashlahah yang akan member kontribusi bagi tercapinya falah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. W. (tt). Maqasid al-Shari'ah. Maslahah, and Corporate Social

Abdul Hafid. 2015. Konsep Penawaran Dalam Perpektif Islam. Jebis Vol 1.
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/1437-2622-1-PB%20(1).pdf

Agustianto, (2008, Oktober 4). Etika Produksi dalam Islam.

Karim, Adiwarman. 2010. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Nawawi, Ismail. 2010. Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam. Jakarta: Dwiputra Pustaka
Jaya.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), 2011. Ekonomi Islam. Jakarta
PT Gajagrafindo Persada

Responsibility. The American Journal of Islamic Social Science, 24, 25-45

Sukirno, Sadono. 2011. Mikro Ekonomi. Jakarta Utara: Rajagrafindo Persada

10

Anda mungkin juga menyukai