TEOLOGI EKONOMI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Dengan menyebut nama ALLAH SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,kami memanjatkan puji & syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah me l i mp a hk a n r a h ma t dan k e mu d a ha n kepada kam
i s e h i n g g a k a mi d a p a t menyelesaikan makalah kami tentang “Istikhlaf
Dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Kami menyadari dalam menyelesaikan tugas
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
motivasi dan saran dalam proses pembuatan makalah ini. Demikian makalah ini
kami buat dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
kami khususnya.
Aamin ya robbal alamiin.
Binjai,Oktober 2023
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
A. PENDAHULUAN
4
B. PEMBAHASAN
1. Konsep Istikhlaf
Istikhlaf dapat diartikan perwakilan, Konsep ini mengajarkan bahwa
tuhan (Islam : Allah ) adalah pemilik mutlak seluruh ciptaanNya di alam
raya, termasuk segala harta kekayaan yang dipunyai atau dikuasai oleh
manusia. Adapun manusia hanyalah pemilik relative atau penguasa
sementara harta kekayaan dimaksud. Daam kaitan ini manusia
berkedudukan sebagai “wakil” Allah yang beroleh amanat untuk
memelihara dan memanfaatkannya, dan kelak akan dimintai
pertanggungjawaban atas amanat tersebut. Istikhlaf merupakan salah
satu materi ajar ekonomika islami,khusunya materi ajar dalam teori
kepemilikan sumber daya.
Materi ajar lain dalam teori kepemilikannya di antaranya
kepemilikan harta kekayaan, pemanfaatan factor-faktor produksi,
distribusi sumberdaya ekonomi, dan kepemilikan tanah. Materi terakhir
ini beroleh perhatian khusus dan dibahas secara sangat terinci dan
mendalam. Ekonomika konvensional memiliki teori tentang alokasi
faktor-faktor produksi (di ranah teori produksi ) dan tori tentang alokasi
kekayaan keuangan (di ranah teori portofolio). Akan tetapi ekonomika
konvensional tidak memiliki teori tentang kepemilikan sumberdaya.
Pemilikan sumberdaya dianggap given dalam ekonomika konvensioanl.
Oleh sebab itu teori distribusi yang terdapat di dalam ekonomika
konvensioanl hanya teori distribusi hasil-hasil produksi, yaitu distribusi
penyampaian produk dari produsen ke konsumen (diranah teori
pemasaran) serta distribusi pendapatan nasional (diranah ekonomika
pembangunan). Ekonomika konvensional tidak mengenal distribusi
5
sumber daya ekonomi atau distribusi faktor-faktor produksi. Padahal
causa prima kesenjangan kemakmuran adalah ketimpangan pemilikan
sumber daya. Selama tidak ada batasan atas kepemilikan sumberdaya,
pula tidak ada upaya untuk mendistribusikannya secara adil, selama itu
kesenjangan kemakmuran tidak akan pernah surut.
Konsep istikhlaf ini menegaskan kenisbian kehidupan di dunia,
sekaligus memagari batas-batas pemanfaatan dan kepemilikan harta.
Bahkan harus juga disadari khususnya oleh kaum mulimin bahwa di
antara harta titipan itu terdapat pula sebagian yang merupakan hak orang
lain. Itulah zakat dan sedekah. Konsep istikhlaf, apabila disadari dengan
sungguh-sungguh dan diterapkan sepenuh hati, niscaya akan membuat
para pelaku ekonomi berperilaku lebih manusiawi, tidak lagi seheani
prilaku homo economicus.
Dalam konsep istikhlaf ini, manusia hanyalah sebagai pemegang
amanah (al-amin). Segala sesuatu itu, apa yang ada di langit dan di bumi,
dan antara keduanya adalah milik Allah Swt manusia adalah sebagai
penjaga dan pemegang amanah sahaja.
6
harus mengikuti petunjuk pemberi amanah yakni Allah Swt. Tanpa
mengikuti norma yang benar, niscaya manusia akan memperlakukan
alam sesuai keinginannya, yang pada gilirannya akan merugikan
manusia sendiri. Disinilah letak relasi etika,bisnis dan lingkungan hidup
untuk menuju konsep green economics.
Maka dari itu ada hal-hal yang terkait yang lebih kongkrit untuk
menjelaskan relasi antara etika, bisnis, dan lingkungan hidup yang lebih
kita keal dengan istilah green economis adalah sebagai berikut :
a). Penggunaan bahan baku. Kebutuhan bahan baku alam, terutama bagi
perusahaan besar dalam skala industry, niscaya menjadi masalah
besar yang selalu mendapat perhatian mereka. Jika tidak bukanlah
tidak mungkin mereka akan kekurangan supply bahan baku yang
berakibat macetnya produksi yang harus berkelanjutan, agar
perusahaan terus hidup dan berkembang.
c). Masalah barang hasil produksi. Untuk mengatasi atau paling tidak
memperkecil dampak hasil produksi. Hasil produksi baik yang
menyangkut barang jadi yang siap pakai maupun kemasan yang
digunakan, keduanya bukanlah tidak mungkin akan menjadi
penyebab kian parahnya ekosistem. 1
1
Dana Syahputra Barus, Teologi Ekonomi Islam,(Medan: Merdeka Kreasi, 2022), hlm 40-44
7
3.Teologi Istikhlaf Dalam Ekonomi
Salah satu prinsip dalam ekonomi islam , yang juga menjadi
dasar bagi manajemen keuangan keluarga islami adalah istikhlaf.
Dalam kajian islam, ada beberapa kata yang pelafalannya mirip
dengan istikhlaf, namun artinya sangat jauh berbeda yakni ikhtilaf
dan ikhtilat.
Salah satu ulama yang mempopulerkan istilah istikhlaf,
diantaranya adalah oleh Dr. Yusuf Qardhawi dalam Kitabnya
“Norma dan Etika Ekonomi Islam”. Secara definisi arti dari istikhlaf
adalah bahwa seluruh harta benda yang ada pada manusia, yang
biasanya disebut milik kita, pada hakekatnya adalah hanya titipan
dari Allah SWT. 2
Yusuf al-Qaradhawi menjelaskan bahwa pada dasarnya harta
yang kita miliki dan belum kita miliki seluruhnya adalah milik allah,
Dia-lah yang menganugerahkan dan memberikan nikmat-Nya pada
hamba-Nya. Dia-lah saja yang menciptakan dan mengembangkan
nya. Adapun pekerjaan manusia yang kita sebut produksi adalah
mengolah materi yang telah Allah ciptakan dan taklukan untuk
keperluan manusia. Karena itu para ahli ekonomi berkata, “produksi
adalah menciptakan manfaat dan bukan menciptakan mateeri.”
Makssudnya adalah, bahwa manusia mengolah materi itu untuk
mencukupi berbagai kebutuhannya, sehingga materi itu mempunyai
manfaat.
Masih menurut Yusuf al-Qaradhawi : “Apa yang bisa
dilakukan manusia dalam ‘memproduksi’ tidak sampai pada
merubah substansi benda”. Apa yang bisa dilakukan manusia
2
https://www.bprsbotani.co.id/blog-post/istikhlaf/
8
berkisar pada misalnya mengambilnya dari tempatnya yang asli
dengan mengeluarkan atau mengeksploitasi. Memindahkannya dari
tempat yang tidak membutuhkan ke tempaat yang membutuhkannya
atau menjaganya dengan cara menyimpan agar bisa dimanfaatkan di
masa yang akan dating atau mengolahnya dengan memasukkan
bahan-bahan tertentu, atau mengubahnya dari satu bentuk ke bentuk
lainnya dengan melakukan strelisasi, pemintalan, pengukiran, atau
penggilingan dan lain sebagainya.
Pengaruh istikhlaf ini bagi manusia dalam perekonomian
secara langsung telah membawa dampak positif diantaranya :
a). Mengurangi sikap sombong dan bangga yang merupakan sifat manusia
di mana pemilik harta lupa daratan dan semena-mena terhadap hartanya
yang nantinya dapat melahirkan si kaya yang tidak sombong serta bakhil.
b). Harta dianggap masalah yang ringan bagi pemiliknya sehingga pemilik
itu dengan mudah mengeluarkan harta itu. Memudahkan golongan kaya
untuk menerima perintah dan patuh terhadap undang-undang yang nantinya
dapat menjadikan si kaya dengan ikhlas dan mudah untuk menurut perintah
Allah terutama yang berkaitan dengan hukum yang melibatkan kekayaan
dan pengurusan harta.
d). Menguatkan hati fakir miskin dan membenarkan tindakan mereka dalam
meminta hak dari orang kaya.
3
Ibid, hlm 45-46
9
C. KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11