Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MUQASID SYARIAH TENTANG LINGKUNGAN HIDUP

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

ISLAM DAN LINKUNGAN HIDUP


Dosen pengampu : Desi Nurhabibah, M.E

Disusun oleh:
Khoirani Fajrina 2351010191

Nana Apriana 2351010069

Pradikta Raya Herlambang 2351010079

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkah dan limpahan rahmatnya kami dapat
menyusun makalah ini dengan judul “MUQASID SYARIAH TENTANG LINGKUNGAN
HIDUP”, tak lupa shalawat serta salam selalu kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah “ISLAM
DAN LINGKUNGAN HIDUP”.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karna itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna menjadi acuan agar bisa menjadi yang
lebih baik lagi dimasa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, 18 Maret 2024

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
I.A. LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 1
I.B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................. 2
I.C. TUJUAN ...................................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A. Pengertian Maqashid Syariah ....................................................................................................... 3
B. Unsur Unsur Maqashid Al-Syariah............................................................................................... 4
C. Tujuan Pelestarian Lingkungan Hidup Pandangan Maqashid Syariah dan Fiqih Lingkungan ........ 7
BAB III ................................................................................................................................................... 11
PENUTUP .............................................................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 11
B. SARAN ..................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.A. LATAR BELAKANG
Permasalah lingkungan dari zaman ke zaman menjadi permasalahan yang tidak ada habis-
habisnya. Dampak perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia seperti aktivitas industri yang
menghasilkan gas emisi ataupun aktivitas manusia lainnya yang selalu berbanding terbalik
dengan pelestarian lingkungan. Akibatnya terjadi kerusakan lingkungan dimana-mana, kerusakan
lingkungan tersebut berdampak pada perubahan ekstrim lingkungan manusia seperti terjadinya
pemanasan global, sehingga perubahan cuaca yang ekstrim dan pada akhirnya memberikan
kerugian pada kehidupan manusia itu sendiri.

Berdsarkan hal tersebut upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan. green economy.
Green economy atau ekonomi hijau merupakan sistem yang berupaya menerapkan keselarasan
antara kegiatan ekonomi dengan pelestarian lingkungan untuk generasi selanjutnya. Berdasarkan
pengertian dari United Nations Environment Programme atau UNEP mendefinisikan green
economy. atau ekonomi hijau merupakan konsep ekonomi yang berupaya meningkatkan
kesejahteraan dan keadilan sosial maupun resource efficient. Yang pada dasarnya ekonomi hijau
berupaya meminimalkan atau bahkan menghilangkan dampak negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi, sebab sejauh ini pertumbuhan ekonomi selalu berbanding terbalik dengan pelestarian
lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam. Artinya ekonomi hijau berharap pertumbuhan
ekonomi memiliki konsep yang rendah karbon atau tidak menghasilkan gas emisi maupun polusi
lingkungan, menghemat sumber daya alam dan keadilan sosial. 1

Berkaitan alam dan lingkungan hidup ini, Tuhan telah menciptakan alam semesta dengan
segala isinya dalam susunan yang seimbang dan teratur. Allah telah berfirman dalam QS. Al-
Hijr/15:19:

‫يء موزون‬ َ ‫ي َو ْال َمتْنَا فِي َها ِم ْن كُ ِل‬


ْ ‫ش‬ َ ‫واألرض مددناها والقَ ْينَا فِي َها َر َوا ِس‬
"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran".

Alam semesta yang luas ini mempunyai artistik yang sangat tinggi yang secara garis besar
dikelompokkan kedalam alam macrocosmos dan microcosmos. Macrocosmos termasuk segala
makhluk dalam skala besar, seperti matahari dan segenap tata suryanya. Microcosmos termasuk

1
Azwar Iskandar dan Khairul Agbar, Green Economy Indonesia dalam PerspektifMaqashid Syarianh, al-
Mashrafiya, jurnal ekonomi, Keuangan dan Perbandakn Syariah, Vol. 3,No.2. Tahun 2019, Hal 83

1
mencakup benda benda baik yang mati maupun yang hidup dalam skala kecil. yang termasuk di
dalam alam microcosmos antara lain jasad repik dan juga struktur yang tak bisa di armati dengan
mata kepala. 2

Prinsip maqashid syariah pada dasarnya suatu hukum yang dibuat oleh Allah untuk
memberikan kemanfaatan atau maslahat bagi manusia, dalam artian maqashid syariah dapat
memenuhi kebutuhan dharuriyah (primer), hajihiyah (sekunder), dan tahsiniyah (tersier) hal ini
dilakukan supaya kehidupan manusia selalu berpegang pada kebaikan. Prinsip maslahah ini yang
mengantar kehidupan manusia yang lebih baik di dunia dan di akhirat memberikan pemahaman
bahwa gagasan green economy atau ekonomi berkelanjutan dan atau dalam konsep POJK Nomor
51 keuangan berkelanjutan merupakan suatu konsep yang selaras dalam prinsip maqashid
syariah yang menitikberatkan pada penjagaan agama, jiwa, akal, keturunan, harta benda, dan
lingkungan hidup. 3

I.B. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Maqashid Syariah ?


2. Apa Saja Unsur Unsur Maqashid Syariah ?
3. Apa Tujuan Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pandangan Maqashid Syariah dan
Fiqih Lingkungan ?

I.C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk Mengetahui dan Memahami Pengertian Maqashid Syariah.


2. Untuk Mengetahui dan Memahami Apa Saja Unsur Unsur Maqashid Syariah .
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Apa Tujuan Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam
Pandangan Maqashid Syariah dan Fiqih Lingkungan

2
Sahrul Amin, Sains Tekhnologi Dan Islam (Jakarta: Dinamika: 1996), Hal. 134.
3
Azwar Iskandar dan Khairul Aqbar, Green Economy Indonesia dalam Perspektif Maqashid Syarianh, al-
Mashrafiya, jurnal. Hal 84

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Maqashid Syariah
Islam merupakan suatu agama yang memperhatikan setiap individu umat dalam menjalankan
ibadah kepada Allah S.W.T, dalam ajaran agama Islam, umat muslim mempunyai perlindungan
yang harus di jaga dalam beragama. Kehidupan manusia tidak pernah luput dari harta atau benda,
nasab, tempat tumbuh, serta silsilah keturunan. Inilah yang sebagian besar atau secara umum
yang kita lihat dalam kehidupan kita di dunia ini. Beberapa sub-sub tersebut merupakan hal yang
harus di lindungi dan semuanya tercantum dalam ajaran agama Islam. Perlindungan yang
diberikan oleh Allah kepada kita melaluio agama Islam adalah perlindungan untuk sesuatu orang
lain yang haram untük dipermainkan atau dianiaya.4

Maka dari itu Islam mengajarkan perlindungan terhadap lima inti yang harus di jaga sesuai
dengan syariat Islam dan dikenal sebagai Maqashid Al- Syariah, seperti diketahui bahwa syariat
Islam merupakan peraturan hidup yang bersumber dari sang pencipta yakni Allah S.W.T. dan
syariat ini lah yang menjadikan pedoman kita selama agar sesuai dengan perintah Allah S.W.T,
dan tujuan di turunkannya Syariat Islam ini merupakan untuk kebaikan seluruh urmat manusia.

Secara bahasa Maqashid Syari'ah terdiri dari dua kata yaitu Maqashid dan Syariah. Maqashid
yang berarti kesengajaan atau tujuan, Maqashid merupakan bentuk jama dari Maqsud yang
berasal dari suku kata Qashada yang berarti menghendaki atau memaksudkan. Dalam hal ini
yang dimaksud dengan Maqashid adalah hal hal yang di kehendaki dan dimaksudkan. Sedangkan
Syariah secara bahasa berarti artinya jalan menuju sumber air, jalan menuju air juga diartikan
berjalan menuju kehidupan.5 Di dalam al-Qur'an allah S.W. T telah berfirman dalam (QS. Al-
Jatsiyah/45:18)

َ‫على شريعة من األمر فاتبعها وال تتبع أ َ ْه َوا َء ا َّلذِينَ ال َي ْعلَ ُمون‬
َ َ‫تم َج َع ْلنَاك‬
"Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama
itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak
mengetahui."

Maqashid Al-Syariah adalah maksud dan tujuan yang yang di syariatkannya hukum Islam.
Atau secara umum bisa juga dikatakan bahwa Maqashid Al-Syariah adalah konsep untuk
mengetahui nilai- nilai dan sasaran yang mengandung syara' yang tersurat dan tersirat dalam al-
Qur'an dan hadist. Yang ditetapkan oleh Allah S.W.T terhadap manusia dan tujuan akhir hukum
tersebut adalah satu, yaitu mashlahah atau kebaikan dan kesejahteraan umat manusia baik di
dunia maupun di akhirat. Untuk mencapai kemaslahatan tersebut manusia. harus memenuhi
4
Ahmad Al-Mursi HJ, Maqashid Syariah (Cet. III; Jakarta; AMZAH 2013), Hal. 11
5
Ahmad Munawwir, al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Cet. XIV; Surabaya: Penerbit Pustaka Progresif, 1997),
Hal. 712

3
kebutuhan Dahrurriat (Primer), dan Menyempurnakan kebutuhan Hajiyat (sekunder) dan
tahsiniat atau kamaliat (tersier). 6 Dalam kemaslahatan tersebut dengan sinkronisasi dalam
Maqashid Al-Syariah bisa di kategorikan juga menjadi dua pokok baik yang pencapaiannya
dengan cara menarik kemanfaatan atau dengan cara menolak kemudharatan.7

Ar-Raisuni membagi Maqashid Syariah menjadi dua, maqashid al-khimab dan Maqashid al-
ahkam Maqashid al-khimab ialah aturan-aturan hukum yang dipahami dari nas-nas Alquran dan
Hadis, yang diinginkan syariat untuk dilaksanakan oleh mukalaf, SedangkanMaqashid al-ahkam,
yaitu tujuan, hasil, hikmah yang hendak diwujudkan dari pelaksanaan aturan-aturan hukum.
dimaksud oleh mukalaf.

Sedangkan syari'ah adalah aturan aturan dan kewajiban kewajiban yang telah ditetapkan
didalam agama Islam. Maka yang dimaksud dengan maqashid syari'ah adalah tujuan syariat yang
berhubungan dengan khitob syar'i yang menuntut orang mukallaf untuk berjalan dan sampai
pada tujuan tersebut. dalam kitabnya. Sedangkan menurut As-Syatibi maqosid syariah adalah
kemaslahatan ummat manusia baik di dunia maupun di akhirat.

B. Unsur Unsur Maqashid Al-Syariah


Dalam upaya pengembangan pemikiran hukum Islam terutama dalam memberikan
pemahaman dan kejelasan terhadap berbagai persoalan hukum kontemporer, para mujtahid perlu
mengetahui tujuan pensyar'iatan hukum dalam Islam. Diskursus Maqashid Syariah merupakan
eksplanasi lanjutan dari pembahasan mengenai teori ta'lili. Apabila konsep mengenai illat al
hukm bisa diterima maka upaya penulusuran illat dapat lebih dilakukan secara akurat8. Menurut
As-Syatibi maqosid syari'ah adalah kemaslahatan uammat manusia baik di dunia maupun di
akhirat. Berpijak pada definisi diatas maqosid syari'ah terbagi menjadi tiga:

1. Maqosid al-Ammah

Yaitu tujuan yang telah sempurna penjagaannya dalam syari'at dan mencakup semua hukum
hukum syari'at seperti menjaga dloruriatil khoms (lima hal yang sudah pasti) yaitu:

a) Hifdzu din (menjaga agama)


Agama Islam merupakan agama yang menjaga hak dan. kebebasan serta
bertoleransi dengan agama lain, dan kebebasan dalam Islam yang pertama
adalah kebebasan berkeyakinan dan beribadah. Setiap pemeluk agama berhak

6
Abdurrahman Misno B.P, Maqashid Al-Syariah, artikel diakses pada kamis 9 november 2023 dari
http://majelispenulis.blogspot.in/2013/09/Maqashid-al-syariah-tujuan-hukum-Islam Ahmad

7
Al-Mursi HJ, Maqashid Syariah (Cet. III, Jakarta: AMZAH: 2013), Hal. 25

8
H.M. Hashi Umar, Nalar Figh Kontemporer (Jakarta: Penerbit Persada Press, 2007), Hal 121

4
atas agamanya dan alirannya. Islam mengajarkan untuk tidak memaksa
seseorang untuk masuk dalam ajaran Islam, karena setiap manusia. mempunyai
hak dalam menentukan keyakinannya.
Dasar hak ini sesuai dengan firman Allah SWT (QS. Al-Baqarah/256) yang
artinya: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya
Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia
Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus, dan
Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dari penafsiran ayat tersebut bisa kita lihat makna dari kandungan ayat
tersebut bahwa Islam sudah jelas untuk tidak memaksa orang yang
berkeyakinan lain untuk masuk dalam agama Islam. dengan unsur paksaan.
Maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa jelaslah toleransi Islam dalam
interaksinya yang baik, perhatian sesama manusia walaupun berbeda keyakinan
dan selalu memberikan kemurahan hati. Ini adalah merupakan hal yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari. Di dalarn agama Islam juga tidak
menutup interaksi dengan agama yang lain dan saling bertoleransi antar sesama
non-muslim.
b) Hifdzu nafs (menjaga jiwa)
Dalam ajaran Islam hak yang paling pertama dan begitu penting ialah hak
hidup dan hak ini adalah hak yang paling disucikan dan tidak boleh dihancurkan
kemuliaannya, karena kita semua. adalah ciptaan Allah SWT.
Menjaga hak hidup merupkan suatu tindakan yang terhormat dalam ajaran
Islam, tetapi dalam konteks abad sekarang ini, nyawa hanya merupakan sesuatu
yang tidak penting bagi umat manusia di muka buni ini, banyak terjadi
kelakuan-kelakuan yang dibuat oleh manusia yang mengorbankan nyawanya
namun tidak sesuai dengan syariat Islam, seperti membunuh diri atau melakukan
kesengajaan untuk menghilangkan nyawa seseorang.
Hal ini merupakan hal yang dikecam oleh Allah SWT. konteks antara
kematian dan pembunuhan mempunyai perbedaan yang mendasari kalimat
keduanya. Pembunuhan tidaklah sama dengan kematian, karena pembunuhan
adalah meruysak struktur tubuh yang menyebabkan keluarnya ruh yang berada
pada manusia itu.
Dalam kondisi sehat dengan spesifikasi-spesifikasi khusus dengan adanya
unsur kesengajaan didalamnya yang dilakukan oleh sesama manusia. Sedangkan
kematian adalah keluarnya ruh dari tubuh dengan keadaan sehat dan hanya
Allah SWT lah yang mematikannya. 9

9
Ahmad Al-Mursi HJ, Maqashid Syariah (Cet. III. Jakarta, AMZAH, 2013), Hal. 27

5
c) Hifdzu nasl (menjaga keturunan)
Islam memberikan perhatian lebih terhadap aturan dan membersihkan
keturunan dari cacat dan mengayominya dengan kebaikan atau perbaikan serta
ketenangan hidup kepada. keturunan tersebut. Ketika sebuah nasab merupakan
pendirian yang teguh dalam kekerabatan keluarga dan penghubung antara
anggita keluarga, maka Islam memberikan perhatian yang sangat besar untuk
melindungi nasab dari segala sesuatu yang menyebabkan kehancuran sebuah
nasab tersebut.10
d) Hifdzu aql (menjaga akal)
Akal merupakan sumber hikmah yang diberikan oleh Allah SWT kepada
umat manusia untuk dipergunakan sesuai dengan hakekatnya, akal ini
merupakan sinar hidayah, dan pengetahuan yang diberikan kepada manusia
untuk dunia dan akhirat. Dengan akal surat dari perintah dari Allah
disampaikan, dengan akal pula manusia bisa menjadi pemimpin di muka bumi
ini dan membedakan manusia dengan makhluk lainnya di muka bumi ini
e) Hifdzul mal (menjaga harta)
Harta merupkan sesuatu kebutuhan inti dalam kehidupan di dunia ini, dimana
manusia tidak akan pernah terlepas dari harta tersebut. Dalam kehidupan ini
manusia termotivasi untuk mencari harta demi menjaga eksistensi kehidupan
dan demi menambah kenikmatan materi dan religi. Namun, dalam. motivasi
pencarian harta ini dibatasi menjadi tiga syarat yaitu, harta dikumpulkannya
dengan cara, harta dikumpulkan dengan cara yang halal, dipergunakan untuk
hal-hal yang halal dan dari harta ini harus dikeluarkan hak Allah dan masyarakat
ditempat dimana dia hidup.

2. Maqosid al-Khosoh

Yaitu maqosid syari'ah yang berhubungan dengan komponen khusus dari beberapa komponen
syariat, sepertu maqosid syari'ah di dalam hukum warisan.

3. Maqosid al-Juz'iyyah

Yaitu tujuan-tujuan setiap hukum syariat sesuai dengan batasannya masing-masing, seperti
hukum wajib, sunnah, mubah, makruh,dan haram. 11 Sedangkan maksud syara' menetapkan

10
Ahmad Al-Mursi HJ, Maqashid (Cet. III, Jakarta: AMZAH, 2013), Hal. 143

11
Ramadhan, M. (2019), MAQASID SYARIAH DAN LINGKUNGAN HIDUP (Bahtsul Masa'd Sebagai
Perlawanan Kaum Santri Terhadap Eksploitasi Pertambangan Emas di Silo Jember). Journal Analytica Islomica,
8(2), Hal 126-137.

6
hukum-hukum syari'at adalah menjaga kemaslahatan manusia agar terpenuhi kebutuhannya baik
yang bersifat dloruri (primer), haji (skunder) dan tahsini (tersier).

Sebenarnya konsep maqosid syariah sudah ada sejak masa iama Al-Juwaini dan Al-Ghozali
yang namun baru kemudian disusun dengan sistematis oleh As- Syatibi dalam kitabnya Al-
Muwafaqot fi Ushulil Ahkam dalam bab maqosid, beliau berpendapat bahwa maqosid syariah
ditetapkan untuk memenuhi kemaslahatan seorang hamba baik didunia maupun diakhirat, hal ini
yang menjadi landasan bahwa definisi maqosid syariah adalah kemaslahatan itu sendiri baik
yang bersifat universal (menyeluruh) atau parsial (individu).

C. Tujuan Pelestarian Lingkungan Hidup Pandangan Maqashid Syariah dan


Fiqih Lingkungan

Allah S.W.T menciptakan alam ini pada dasarnya melewati pertimbangan yang begitu besar
dan tidak ada yang begitu muspra ataupun tidak berguna dalam pembuatan ini. Sehingga
apayang di ciptakan oleh Allah S.W.T ini sebagai hasil kreasinya dan manusia sebagai khalifah
dimuka bumi ini wajib untuk mempertahankan serta memelihara alam ini. Dengan demikian.
pemeliharaan dalam sikap dan perilaku yang negatif, mempunyai implikasi bahwa pemeliharaan
lingkungan dari kerusakan pencemaran dan sesuatu yang dapat membahayakannya.12

Lingkungan hidup merupakan hal pokok yang perlu dilestarikan oleh manusia,
permasalahanpermasalahan yang kerap terjadi di Negara ini tidak luput dari permasalahan
lingkungan hidup. Sehingga permasalahan ini tidak hanya tanggung jawab individu suatu Negara
melainkan tanggung jawab selurut ummat manusia di dunia. Terlebih rakyat Indonesia yang
negaranya merupakan paruparu dunia sehingga setiap orang harus memiliki kesadaran dalam
melestarikan lingkungan hidup dan menjaganya dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Oleh karena itu demi meningkatkan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup, perlu adanya
kesadaran pribadi bagi semua masyarakat, pejabat, terlebih kepada para pemerintah untuk ikut
berperan dalam pelestarian ini karena peran pemerintah sangatlah penting di dalam menjaga
lingkungan hidup. Terbukti ketika terjadi pro dan kontra terkait pertambangan emas di Silo
Jember yang banyak meresahkan masyarakat dan telah lama diperbincangkan, akhirnya pada
awal tahun 2019 perjuangan masyarakat menolak pertambangan bisa terealisasikan setelah
bupati Jember, Faida, mengajukan siding untuk mencabut keputusan Mentri Energi dan Sumber
Daya Mineral terkait Wilayah Izin Usaha Pertambangan di daerah Silo Jember terhadap
kementrian Hukum dan HAM. 13

12
Yusuf Al-Qardhawi, Agama Ramah Lingkungan (Jakarta: Pustaka Kautsar, 2002).
13
), Ramadhan, M. (2019). MAQASID SYARIAH DAN LINGKUNGAN HIDUP (Bahtsul 1. 3 Masa'il Sebagai
Perlawanan Kaum Santri Terhadap Eksploitasi Pertambangan Emas di Silo Jember). Journal Analytica Islamicu,
8(2), Hal 126-137.

7
Sebenarnya masyarakat sudah mulai diresahkan semenjak terbitnya SK mentri ESDM, namun
usaha masyrakat baru membuahkan hasil setelah mendesak pemerintah kabupaten untuk
mengajukan sidang ke kementrian hukum, ditambah antusias tokoh masyrakat, kiai, dan para
santri yang juga ikut serta dalam menolak adanya pertambangan ini dengan mengangkat
permasalahan ini ke forum bahtsul masa'il.

Sebenarnya terkait dengan pertambangan sendiri ada manfaatnya tetapi masyarakat Silo sadar
bahwa dibalik itu semua ada mudhorot yang akan kembali kepada mereka, seperti kerusakan
ekosistem, bencana alam, kerusakan lingkungan dan lain sebagainya sehingga dari sini mereka
menolak adanya pertambangan tersebut. Maka dari itu mari kita jaga bersama-sama lingkungan
hidup dan sumber daya alam disekitar kita dari orang-orang yang ingin merusaknya karena selain
aka nada banyak mudhorot yang kembali kepada manusia jika lingkungan rusak juga karena
alam dan lingkungan merupakan karunia Allah yang perlu untuk kita jaga. Berkaitan dengan
lingkungan hidup Allah telah menciptakan bumi ini dan segala sesuatu yang ada didalamnya.
sesuai dengan ukurannya, sebagaimana Firman Allah:

‫يء موزون‬ َ ‫ي َوأ َ ْن َبتْنَا فِي َها ِم ْن كُ ِل‬


ْ ‫ش‬ َ ‫ض مددناها وأ َ ْلقَ ْينَا فِي َها َر َوا ِس‬
َ ‫َو ْاأل َ ْر‬
"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung- gunung dan Kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran."

Karena lingkungan hidup merupakan karunia dari Allah, prilaku manusia terhadap lingkungan
hidup adalah menjaganya, di dalam Islam sendiri seseorang telah diajarkan bagaimana tanggung
jawab manusia terhadap lingkungan hidup sebagai mana firman Allah:

َ‫ إِ َّن هللا قريب ِمنَ ْال ُمحْ ِسنِين‬، ‫ط َمعًا‬


َ ‫ص ََل ِح َها َوادْعُوهُ خ َْوفًا َو‬ ِ ‫َوال ت ُ ْف ِسد ُوا فِي ْاأل َ ْر‬
ْ ِ‫ض بَ ْعد َ إ‬
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka buni, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya ralumat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."

Dalam konsep fiqih lingkungan hidup ini sangat berkaitan dengan. maqasid syariah karena
dalam merawat lingkungan ada unsur maslahat yang hal itu merupakan inti dari maqasid syari'ah
yang ada lima (ushulul khomsah)

 Menjaga agama (hifdzu din)


Menjaga lingkungan juga sama dengan menjaga agama karena pada dasarnya
mencemari lingkungan sama halnya dengan menodai agama, sehingga orang yang
menjaga lingkungan juga termasuk orang yang menjaga eksistensi agama, dan juga
merusak lingkungan adalah sesuatu hal yang dilarang oleh Allah, dari sini bisa kita
ketahui relevansi menjaga lingkungan.

8
 Menjaga jiwa (hifdzu nafs)
Unsur maqosid syari’ah yang berupa hifdzu nafs (menjaga jiwa) sangat mempunyai
keterkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup, dua hal ini akan saling berinteraksi satu
sama lain karena rusaknya lingkungan pengurasan sumberdaya alam akan
membahayakan terhadapa kelangsungan hidup manusia. Semakin besar eksploitasi
terhadap lingkungan dan sumber daya alam maka akan semakin besar pula ancaman yang
akan menimpa manusia. Sehingga terjadilah pembunuhan sebab adanya perusakan
lingkungan dan pengurasan sumber daya alam. Dalam hal ini Allah telah berfirman :
“Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israil, bahwa : barang siapa
yang membunuh manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau karena
membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya”. (QS. Al-Maidah/32)

 Menjaga akal (hifdzul aql)


Manusia diciptakan Allah melebihi dari pada mahluk Allah yang lainnya manusia
lebih istimewa dari pada mahluk yang lain sebab manusia mempunyai akal dan sebab
itulah manusia bisa berfikir dan bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil
mana yang baik dan mana yang jelek, ketika seseorang yang mempunyai akal tapi ia
melakukan hal-hal yang jelek atau dilarang berarti akalnya telah rusak oleh sebab itu
orang yang merusak lingkungan berarti fikirannya perlu untuk dibenahi kembali.

 Menjaga keturunan (hifdzu nasl)


Menjaga keturunan juga berarti menjaga generasi yang akan datang, sehingga
korelasinya dengan menjaga lingkungan adalah ketika seseorang tidak menjaga alam dan
lingkungan yang ada jelas ini akan berpengaruh terhadap kelanjutan hidup generasi yang
akan datang. Ketika lingkungan sudah tidak baik lagi maka secara otomatis akan
berpengaruh terhadap perkembangan generasi selanjutnya begitu pula sebaliknya jika
lingkungan ini dalam kondisi yang baik maka generasi berikutnya juga baik.
Yusuf al-Qhordlowi membagi lingkungan dengan dua bagian, lingkungan hidup dan
lingkungan mati. Lingkungan hidup meliputi manusia, hewan dan tumbuhan, dan
lingkungan mati selain tiga perkara tersebut yang terbagi menjadi dua bagian pokok
Pertama, bahwa semua yang ada di bumi diciptakan tidak ada yang sia-sia atau tidak
berguna semuanya pasti mempunyai manfa’at masing-masing. Kedua, semua yang ada di
bumi saling melengkapi satu sama lain ketika yang satu rusak maka juga akan berdampak
pada yang lainnya.

 Menjaga harta (hifdzul mal).


Harta tidak hanya berupa uang dan emas tetapi harta adalah seluruh yang ada di muka
bumi ini adalah bagian dari harta. Ketika lingkungan dan alam di rusak jelas akan
berpengaruh terhadap kelangsungan dalam mencari harta, dan merusak lingkungan

9
dengan dalih mencari harta itu sangatlah salah karena sama saja kita menutup lubang tapi
menggali lubang yang lain. 14

Dari sini bisa kita ketahui bahwasanya lingkungan hidup merupakan salah satu tujuan syari'at
sehingga perlu adanya penjagaan kelestarian hidup demi kelangsungan mahluk hidup lainnya.
Sebagimana înti dari maqasid syari'ah ialah menjaga kemaslahatan manusia, dengan adanya
pelestarian lingkungan jelas akan banyak kemaslahatan yang diperoleh oleh ummat manusia,
karena jika kita berbicara soal lingkungan pasti dikaitkan dengan manusia karena baiknya
lingkungan akan berdampak pada manusia begitu pula sebaliknya. rusaknya lingkungan akan
berdampak buruk bagi manusia.

14
Muhammad Ramadhan, “Muqasid Syariah Dan Lingkungan Hidup (Bahtsul masa’il sebagai perlawanan kaum
santri terhadap eksploitasi pertambangan emas di Silo Jember)”, Jurnal Analytica Islamica, Vol. 21, No. 2, Juli-
Desember 2019, Hal 129-130.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Maqashid Al-Syariah adalah maksud dan tujuan yang yang di syariatkannya hukum Islam.
Atau secara umum bisa juga dikatakan bahwa Maqashid Al-Syariah adalah konsep untuk
mengetahui nilai- nilai dan sasaran yang mengandung syara' yang tersurat dan tersirat dalam al-
Qur'an dan hadist. Yang ditetapkan oleh Allah S.W.T terhadap manusia dan tujuan akhir hukum
tersebut adalah satu, yaitu mashlahah atau kebaikan dan kesejahteraan umat manusia baik di
dunia maupun di akhirat.

Dalam Maqashid Syariah terdapat beberapa unsur-unsur pokok yang menjadi tujuan pokok
dalam pembahasannya yaitu, Perlindungan terhadap agama (Hifzh al-Din), Perlindungan
terhadap Nyawa (Hifdz An-Nafs), Perlindungan terhadap akal (Hifdz al-Aql), Perlindungan
terhadap keturunan ((Hifdz an-Nasl), Perlindungan terhadap harta (Hifdz al-Mal).

Lingkungan hidup merupakan hal pokok yang perlu dilestarikan oleh manusia,
permasalahanpermasalahan yang kerap terjadi di Negara ini tidak luput dari permasalahan
lingkungan hidup. Sehingga permasalahan ini tidak hanya tanggung jawab individu suatu Negara
melainkan tanggung jawab selurut ummat manusia di dunia. Terlebih rakyat Indonesia yang
negaranya merupakan paruparu dunia sehingga setiap orang harus memiliki kesadaran dalam
melestarikan lingkungan hidup dan menjaganya dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Oleh karena itu demi meningkatkan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. perlu adanya
kesadaran pribadi bagi semua masyarakat, pejabat, terlebih kepada para pemerintah untuk ikut
berperan dalam pelestarian ini karena peran pemerintah sangatlah penting di dalam menjaga
lingkungan hidup.

B. SARAN
Demikian makalah ini telah kami selesaikan dengan baik meskipun masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami dengan sangat terbuka menerima saran maupun kritik dari
pembimbing maupun pembaca. Harapan kami, dengan adanya makalah ini kita semua dapat
mengetahui dan lebih memahami tentang “MUQASID SYARIAH TENTANG LINGKUNGAN
HIDUP” . Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kembali lagi pada sifat
manusia tempatnya salah maka kami memohon maaf kepada pembimbing dan pembaca, serta
kepada Allah swt, kami mohon ampun. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu wawasan
bagi kita semua, Aamiin.

11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mursi H.J Ahmad. 2013. Maqashid Syariah Cet. III. Jakarta: AMZAH

Al-Qardhawi Yusuf. 2002. Agama Ramah Lingkungan. Jakarta: Pustaka Kautsar.

Amin Sahrul. 1996. Sains Tekhnologi Dan Islam. Jakarta: Dinamika

Iskandar Azwar dan Aqbar Khairul, Green Economy Indonesia dalam Perspektif Maqashid
Syarianh, al-Mashrafiya, jurnal ekonomi, Keuangan dan Perbandakn
Syariah, Vol. 3. No.2. Tahun 2019.

Misno B.P Abdurrahman. Maqashid Al-Syariah. Diakses pada kamis 9 november 2023.
http://majelispenulis.blogspot.in/2013/09/Maqashid-al-syariah- tujuan-
hukum-Islam

Munawwir Ahmad, Al-Munawwir. 1997. Kamus Arab-Indonesia Cet. XIV. Surabaya: Pustaka
Progresif.

Ramadhan, M. 2019. MAQASID SYARI'AH DAN LINGKUNGAN HIDUP (Bahtsul Masa'il


Sebagai Perlawanan Kaum Santri Terhadap Eksploitasi Pertambangan
Emas Jember). Journal Analytica Islamica, 8(2).

Umar H.M. Hasbi. 2007. Nalar Fiqh Kontemporer. Jakarta: Persadal Press.

12

Anda mungkin juga menyukai