Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RELASI ALLAH – MANUSIA - ALAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

ISLAM DAN LINKUNGAN HIDUP


Dosen pengampu : Desi Nurhabibah, M.E

Disusun oleh:
Desy Maria Juwita 2351010025

Mahfuz Ihsan Alghifari 2351010060

Vicky Anugrah Akbar 2351010112

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkah dan limpahan rahmatnya kami dapat
menyusun makalah ini dengan judul “RELASI ALLAH – MANUSIA - ALAM”, tak lupa
shalawat serta salam selalu kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah “ISLAM DAN
LINGKUNGAN HIDUP”.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karna itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna menjadi acuan agar bisa menjadi yang
lebih baik lagi dimasa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, 10 Maret 2024

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................ii


DAFTAR ISI .........................................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................................1
I.A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................................... 1
I.B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................... 2
I.C. TUJUAN ............................................................................................................................................ 2
BAB II ..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ...............................................................................................................................3
A. Pengertian Tuhan .............................................................................................................................. 3
B. Konsep Dasar Makhluk..................................................................................................................... 4
C. Hubungan Antara Tuhan, Alam, dan Manusia.................................................................................. 5
1. Tuhan dan Manusia ....................................................................................................................... 5
2. Manusia dan alam ......................................................................................................................... 5
BAB III ...............................................................................................................................................9
PENUTUP ...........................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN ................................................................................................................................. 9
B. SARAN ........................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.A. LATAR BELAKANG
Allah adalah kata dalam bahasa arab yang merujuk pada nama Tuhan. Kata Alloh ini lebih
banyak dikenal sebagai sebutan tuhan oleh penganut agama Islam. Kata ini sendiri dikalangan
para penutur bahasa arab, adalah kata yang umum untuk menyebut tuhan, terlepas dari agama
mereka, termasuk penganut Yahudi dan Kristen Arab. Kata "Allah" disebutkan lebih dari 2679
kali dalam Al-Qur'an. Sedangkan kata "Tuhan" dalam bahasa Arab adalah ya Alkali di sebut u
lang se ban yak 111 kali dalam bentuk mufrod, ilahaini dalam bentuk tatsniyah 2 kali dan aalihah
dalam bentuk jama' disebut ulang sebanyak 34 kali.

Allah ialah Sang maha kuasa segala hal, pena ciptaannya, keb esarannya. tidak diukur oleh
suatu kata apa pun. Dialah Sang Maha pemilik dunia ini, manusia yang selalu terikat oleh Allah,
begitu juga Alam, yang ksemua itu diciptakan hanya untuk menyembahnya, dan menjadikan
keseimbangan Kesempurnaan di dunia agar manusia hidup dengan baik menuju jalan
kebenarannya, dan pemperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologi rohani, dan istilah
Kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologi, manusia. diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, Dipahami secara keseluruhan dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup;
dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi
Kebudayaan, mereka menjelaskan. berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam
masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.

Alam semesta merupakan lingkungan yang ada di sekitar kita yang perlu dilestarikan dan
dijaga keindahannya Agar terciptanya keseimbangan dunia. Alam semesta adalah fana. Di antara
Tuhan, manusia, dan alam sangatlah terikat erat di dalam komposisi kehidupan di bumi ini,
saling menghubungkan satu dengan yang lain untuk kehidupan yang seimbang berjalan
sempurna.

1
ْ‫ضْ َولَ ِكنْْ َكذبُواْفَأَخَذنَا ُهمْْبِ َماْ َكانُوا‬
ْ ِ ‫اءْ َواْلَر‬
ِْ ‫علَي ِهمْْبَ َر َكاتْْ ِمنَْْالس َم‬ َْ ‫َولَوْْأَنْْأَه‬
َ ْ‫لْالقُ َرىْآ َمنُواْ َواتقَواْلَفَت َحنَا‬
َْ‫َيك ِسبُون‬
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) ini, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A'raf 96)

Di dalam ayat di atas sangat nyata bagaimana Allah mengkaitkan antara perilaku penduduk
negeri dengan gerak alam, baik yang datang dari bawah atau bumi maupun dari atas alias langit.
Allah menjamin bahwa jika penduduk negeri beriman dan bertakwa niscaya Allah akan
perintahkan langit dan bumi untuk memberikan banyak keberkahan bagi penghuninya. Dan
Allah senantiasa menepati janjinya, tidak pernah mengingkari janjiNya.

Namun sebaliknya, Allah menyampaikan ancaman bila penduduk negeri mendustakan ayat-
ayat Allah, maka pastilah Allah akan menyiksa mereka disebabkan perbuatan penghuninya. Lalu
mengapa di negeri berpenduduk muslim terbanyak di dunia, yaitu Indonesia, terjadi bencana
beruntun? Sungguh, kami khawatir jangan-jangan jumlah muslim di negeri ini memang sangat
banyak, namun benarkah kita berlaku jujur dalam pengakuan keimanan kita?

I.B. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Tuhan ?


2. Apa Konsep Dasar Tentang Makhluk ?
3. Bagaimana Hubungan Antara Tuhan, Alam dan Manusia?

I.C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk Mengetahui dan Memahami Pengertian Tentang Tuhan.


2. Untuk Mengetahui dan Memahami Konsep Dasar Makhluk .
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Hubungan Antara Tuhan, Alam dan Manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tuhan
Seluruh alam semesta yang tak terhingga terbentang di hadapan mata kita. Tetapi di balik
semuanya itu terdapat kekuatan Maha Gaib yang mendalangi semua. 'permainan. Apalagi orang-
orang yang tidak percaya kepada kebenaran agama mereka tidak menyangkal bahwa kekuatan
Yang Maha Gaib itu memang ada. Tuhan tidak dapat dibatasi waktu, la luhur dan mandir.
Seluruh ciptaan Nya mentaati perintahNya. Namun la bukanlah pelakunya. la tak berbentuk, la
maha ada dan memelihara segala sesuatu. la pencipta, tak bergerak, Maha Kuasa, Abadi,
Penebus Dosa, Tak Terpahamkan, Tak Terjangkaukan, Tanpa Awal, Kekal dan la adalah
Kesadaran murni. la Tak terpecahkan dan Gudang pengetahuan, Swadaya, la lautan kenikmatan
dan la Maha Ada. la merupakan pemain pengganti Sabda dan Nama-Nya memelihara segala
sesuatu.1

Kata Allah adalah 'kata fokus tertinggi dalam sitem Al- Al-Qur'an, yang bernilai penting dan
kedudukan Nya tidak ada yang melebihinya, Secara umum, sebuah nama, dalam arti sebuah kata
adalah simbol dari sesuatu. Di dunia arab pra islam, konsep Allah sudah memiliki makna dan
arti, diantaranya:

1) Allah dalam konsepsi ini adalah Pencipta dunia.


2) Dialah pemberi kehidupan terhadap segala sesuatu.
3) Dialah satu-satunya yang memimpin dengan sangat sungguh-sungguh.
4) Dialah objek dari apa yang kita deskripsikan sebagai monoteisme (paham ketuhanan
yang Maha Esa).
5) Allah lah yang menguasai Ka'bah.2

Tuhan Yang Maha Kuasa adalah pencipta seluruh alam semesta la menciptakan segala
sesuatu dari diri-Nya sendiri. Karena itulah, la adalah pencipta sejati. la merupakan
keseluruhannya. Sumber dari hakikat yang membentuk jiwa kita, itu disebut Tuhan. Bila kita
merupakan tetesan kesadaran, maka la adalah lautan kesadaran. Bila merupakan seberkas sinar
dari hakikat kesadaran, maka la adalah matahari dari hakikat kesadaran itu. Jiwa penuh kasih,
dan Tuhan adalah sumbernya dari segala kasih.3

Apabila kita hendak berbicara tentang bukti-bukti materi haruslah dimulai denganmakhluk.
Dialah merupakan bukti sepanjang siang dan malam berada dihadapan kita dan kita merasakan
langsung keberadaannya sebab hal hal tersebutlah yang kita geluti sehari-hari. Itu adalah hal
yang tidak dapat dibantah oleh tidak ada. Demikianlah hanya dengan menggunakan bahwa alam

1
Sabdono Surohadikusumo. Kemana Mencari Tuhan, (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Dian, 2006), hlm. 26.
2
Toshihiko Izutsu. Relasi Tuhan dan manusia, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2003), hlm. 107.
3
Sabdono Surohadikusumo. Op. Cit. hlm. 37.

3
semesta telah diciptakan dan dipersiapkan bagi kehidupan manusia sebelum manusia diciptakan.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah 29:

ْ‫ع ِليم‬ ِْ ‫سموتْْْۗ َو ُه َْوْبِ ُك‬


َ ْْ‫لْشَيء‬ َ ْ‫سب َْع‬ َ َ‫ضْ َج ِميعًاْثُمْْاست َٰٓوىْاِلَىْالس َماْ ِْءْف‬
َ ْْ‫س ّٰوى ُهن‬ ْ ِ ‫ُه َْوْالذِيْْ َخلَقَْْلَ ُكمْْماْفِىْاْلَر‬
"Dia-lah yang menjadikan segala sesuatu yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan dia Maha mengetahui segala
sesuatu".4

B. Konsep Dasar Makhluk


Dalam surat Al-Baqarah ayat 117 Allah SWT berfirman:

ْ‫ون‬ ُْ ‫ضىْْٰٓأَم ًراْفَإِن َماْ َيقُو‬


ُ ‫لْلَ ْهۥُْ ُكنْفَ َي ُك‬ ْ ِ ‫تْ َْوٱْلَر‬
َ َ‫ضْْۖ َو ِإذَاْق‬ ِْ ‫َبدِي ُْعْٱلس َم َو‬
"Pencipta langit dan bumi, bila Dia berkehendak atas sesuatu. Dia mengatakan-Nya, Jadilah
dan terjadilah ia"(Q.S Al Baqarah:117).

Dalam model teori ledakan Big Bang, ketika waktu nyata diinterpolasi ke arah titik mula
kelahiran alam semesta, maka apapun dalilnya akan sampai pada suatu keadaan kemanunggalan
masif awal 5 . Singularitas awal atau kemanunggalan awal adalah suatu keadaan yang tak
terhindarkan darinya. kenyataan alam semesta yang tidak bergantung pada ada atau tidaknya
pengamat dalam alam semesta. Teori fisiki kuantum mula-mula muncul pada awal abad ke- 20.
Fisika berpendapat bahwa gerak materi di dalam situasi atau pada tingkat berbaring tidak
memiliki sifat deterministik atau pasti seperti pada tingkat mekanika klasik, tetapi ia memiliki
sifat probabilistik atau kemungkinan- kemungkinannya ada.6

Pada umumnya ada tiga macam konsepsi tentang alam semesta atau pengetahuan tentang
alam semesta, yaitu:

1) Ilmu pengetahuan yang didasarkan pada dua hal yaitu teori dan eksperimen.
2) Filsafat yang didasarkan pada prinsip yang jelas dan tidak dapat disangkal lagi
3) oleh akal dan bersifat umum dan konpherensif.
4) Agama yang didasarkan pada pemikiran dan hujah.

Dengan demikian konsepsinya Islam mengenai alam semesta bersifat rasional dan filosofis.
Selain konsepsi filosofis yaitu abadi dan komprehensif, konsepsi keagamaan tentang alam

4
Mutawalli Asy-Sya'rawi. Bukti Adanya Allah, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), hlm. 16.
5
Stephen W. Hawking. Teori Segala Sesuatu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 122-134.
6
Ahmad Marconi. Bagaimana Alam Semesta diciptakan, (jakarta: PT. Kiblat Buku Utama, 2003), hlm. 142

4
semesta tak seperti konsepsi ilmiah dan filosofis murni, memiliki satu nilai lagi, yaitu
menyucikan prinsip-prinsip konsepsi alam semesta.7

C. Hubungan Antara Tuhan, Alam, dan Manusia

1. Tuhan dan Manusia

Relasi yang kompleks secara konseptual dapat dijelaskan berdasarkan empat bentuk
hubungan utama antara Tuhan dan manusia, antara lain:

a) Relasi ontologis yaitu antara Tuhan sebagai sumber eksistensi manusia yang utama dan
manusia sebagai representasi dunia wujud eksistensinya berasal dari Tuhan atau dengan
kata lainhubungan Pensilra denganmakhluk.
b) Relasi komunikatif yaitu Tuhan dan manusia dibawa ke dalam korelasi yang sangat dekat
satu sama lain dan melalui komunikasi timbal balik.
c) Relasi Tuan-hanba, relasi ini melibatkan Tuhan sebagai di pihak Tuhan sebagai Tuan,
semua konsep yang berhubungan dengan keagunganNya, sedangkan manusia sebagai
hamba yang patuh.
d) Relasi etik, relasi ini didasarkan pada perbedaan dasar antara dua aspek yang berbeda
yang dapat berbeda dengan konsep tentang Tuhan itu sendiri dan manusia itu sendiri.8

2. Manusia dan alam

Pada kenyataannya saat ini manusia sudah tidak lagi memperhatikan keseimbangan alam
dalam pengeksploitasiannya. Saat ini manusia sudah dikuasai nafsu untuk meraup keuntungan
sebanyak-banyaknya sehingga dalam memanfaatkan alam tak lagi memperdulikan dampak buruk
terhadap keimbangan ekosistem alam di bumi ini. Hutan-hutan yang dulu lebat kini sudah gundul
karena pohonnya habis ditebangi untuk berbagai macam keperluan industri. Ditambah lagi
sebagian besar kegiatan penebangan pohon tidak diikuti kegiatan menanam pohon dengan
persentase minimal setara dengan banyak pohon yang ditebang.

Hal ini sungguh berakibat fatal, karena dengan fungsi demikian hutan sebagai penahan udara,
penyaring udara dan habitat bagi berbagai macam ekosistem flora dan fauna bisa musnah. Bila
hal itu terjadi, maka jelaslah saja dampak buruk yang akan kita terima sebagai konsekuensinya.
Contohnya saja banjir bandang, tanah longsor dan yang paling parah ialah pemanasan global
yang sekarang sedang terjadi. Dan ketika musibah itu terjadi, maka kita secara refleksif akan
berdoa kepada Allah dengan hati yang ikhlas dan semata-mata karena Allah. karena berharap
kita segera terselamatkan dari musibah itu.

7
Murtadha Muthahhari. Manusia dan Alam Semesta, (Jakarta: Penerbit Lentera, 2006), hlm. 51-59.
8
Franz Magnis Suseno. Menalar Tuhan. (Kanisius. Yogyakarta: 2006). Hlm. 22

5
Padahal hakikatnya manusia ini diciptakan oleh Allah ialah untuk menjadi khalifah di muka
bumi ini. Hal tersebut dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30 yang
berbunyi

ُْ ‫الد َما ٰٓ َْءْ َونَح‬


ْ‫ن‬ ِ ُْْ‫لْفِي َهاْ َمنْْيُّف ِس ْدُْفِي َهاْ َويَس ِفك‬ ْ ِ ‫لْ َربُّكَْْ ِلل َمْلٰٓىْ َك ِْةْاِنِىْْ َجا ِعلْْفِىْاْلَر‬
ُْ َ‫ضْ َخ ِليفَ ْةًْ ْؕقَالُ ٰٓواْاَت َجع‬ َْ ‫َواِذْْقَا‬
َْ‫ْلْت َعلَ ُمون‬
ْ َ ْ‫ىْاَعلَ ُْمْ َما‬ َْ ‫ِسْلَـكَْْْقَا‬
ْٰٓ ِ‫لْاِن‬ ُْ ‫حْ ِب َحمدِكَْْ َونُقَد‬ َ ُ‫ن‬
ُْ ِ‫سب‬

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
memumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."(Q.S Al-Baqarah : 30).

Kita sebagai manusia benar-benar wajib untuk bersyukur karena kita sebagai manusia yang
merupakan makhluk ciptaan Allah sama seperti tumbuhan, malaikat, hewan ataupun setan
namun ternyata kita diberi suatu tanggung jawab yang istimewa. Apakah itu? Yaitu Allah SWT
mempercayakan bumiNya ini untuk diurus oleh kita manusia. Padahal sebelum Allah
memberikan amanah mulia ini pada manusia, Allah telah terlebih dahulu menawarkannya pada
para malaikat dan malaikat menyatakan tidak sanggup, lalu Allah juga menawarkannya kepada
gunung namun gunung juga menyatakan tidak sanggup, begitu pula ketika ditawarkan kepada
golongan jin serta makhluk ciptaan Allah yang lain, semuanya menyatakan tidak sanggup.

Kemudian Allah mempercayakan amanah yang sungguh luar biasa berat ini kepada golongan
manusia, lalu mengapa kita tidak bersyukur Maka dari itu mari kita lihat kembali siapa diri kita
sebenarnya. Amanah yang dibebankan oleh Allah di pundak manusia sungguh sangatlah berat.
Apabila kita telah menyadari tanggung. jawab itu, maka kita akan selalu bersyukur dan akan
menjalankan fungsi dan tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini dengan baik. Yaitu kita
akan benar- benar menjadi pemimpin di bumi ini dan menjaga alam ini. Kita tidak akan merusak
hutan, mencemari laut dan tidak akan membuat polusi karena kita sadar bahwa bumi ini adalah
titipan Allah SWT kepada manusia.

Kita juga akan menjadikan bumi ini sebagai ladang amal sebagai bekal menuju kehidupan
yang hakiki yaitu kehidupan akhirat, dengan cara menjaga kelestarian alam ini dan kita akan
selalu berusaha sebisa mungkin agar peringatan Allah pada surat Ar-Ruum ayat 41

َْ‫ع ِملُواْلَ َعل ُهمْْيَر ِجعُون‬ ْ ِ ‫سبَتْْاَيدِىْالن‬


َْ ‫اسْ ِليُذِيقَ ُْهمْْبَع‬
َ ْْ‫ضْالذِي‬ َ ‫سا ْدُْفِىْالبَ ِْرْ َوالبَح ِْرْ ِب َماْ َك‬ َ
َ َ‫ظ َه َْرْالف‬
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka. sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka

6
kembali (ke jalan yang henar).", menjadi cambuk yang keras agar kita selalu istiqomah dalam
bertauhid kepada Allah dan menjaga kelestarian alam ciptaan Allah yang Maha Mulia ini.

a. Konsep Khalifatullah Al-Ardh

Istilah Khalifatullah fi al-ardh secara harfiah memiliki sejumlah pemaknaan tafsir. Pertama,
istilah populer khalifatullah berarti utusan dan wakil Allah SWT di muka bumi. Kepatuhan alam
semesta kepada kepentingan manusia.

ْ‫ح‬ َ ُ‫نْن‬
ُْ ِ‫سب‬ ُْ ‫الد َما ُْءْ َونَح‬ ُْ َ‫ضْ َخ ِليقَةْقَالُواْأَت َجع‬
ِ ُْْ‫لْفِي َهاْ َمنْيُف ِسدُفِي َهاْ َويَس ِفك‬ ْ ِ ‫لْ َربُّكَْْللملكةْإنِيْ َجا ِعلْْفِيْاْلَر‬
َْ ‫َوإِذْْقَا‬
‫بحمدكْوتقدسْلكْقالْإنِيْأَعلَ ُْمْماْْلْتعلمون‬

“Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat, sebenarnya Aku ingin menjadi
seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau ingin menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakannya dan menumpahkan darah, padahal kami
selalu bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau? Rabb berfirman:
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah [2]:30)”

Kedua, istilah khalifatullah berarti penguasa yang menggantikan ras makhluk Allah SWT
(yang lain) di muka bumi. Jadi khalifah dalam konsep ini bermakna dua, sebagai wakil/utusan
dan atau sebagai pengganti peradaban suatu ras yang telah eksis sebelumnya.

ِْ ‫ع ِملُواْالص ِلح‬
ْ‫تْلَت َست َخ ِلفتهمْفيْاْلرضْكماْاستخلفْالذِينَْْ ِمنْقَب ِل ِهم‬ َ ‫وعدْهللاْالذِينَْْآ َمنُواْ ِمن ُكمْْ َو‬
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan mengkhalifahkan mereka di muka bumi,
sebagaimana Dia telah mengkhalifahkan bangsa sebelum mereka..". (OS An-Nuur [24]: 55).

َْ‫فْت َع َملُون‬ ْ ِ ‫علىْ َربُّ ُكمْْأَنْيَه ِلكَْْ ُحدُو ُكمْْ َويَست َخ ِلفَ ُكمْْفِيْاْلَر‬
ُ ‫ضْفَيَن‬
َْ ‫ظ َْرْ َْكي‬ َ ْ‫قال‬
"Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu
khalifah di bumi(Nya)..." (QS. Al-A'raaf [7]: 129).

b. Konsep Ibadah

Ibadah merupakan bahasa serapan dari Bahasa Arab abada yang artinya hamba. Sementara
ibadah sendiri berarti suatu penghambaan dan kebaktian seorang mahluk kepada Sang
Penciptanya. Ibadah tidak dapat dimaknai hanya dengan shalat saja, namun cakupannya sangat
kompleks hingga seluruh aspek kehidupan manusia.

Secara umum, ibadah di dalam ajaran Islam di bagi menjadi dua katagori, yaitu:

 Ibadah Mahdhah,

7
yaitu suatu ritus ibadah seorang Muslim langsung kepada Allah SWT. Bentuk ibadah ini
antara lain seperti shalat, dzikir, puasa dan haji. Artinya adalah bahwa ibadah ini merupakan
hubungan vertikal antara seorang hamba kepada Allah SWT.

 Ibadah Ghairu al-Mahdhah,

yaitu suatu bentuk ritus ibadah (penghambaan kepada Allah SWT) kepada Allah SWT dengan
perantara makhlukNya. Ibadah ini dapat berupa muamalah (sosial), munakahat (pernikahan),
membangun tempat ibadah dan pengajian dan lain-lainnya. Ibadah ghaira al-mahdhah ini meski
bersifat kepada sesama (altruistik) namun orientasi dan tujuannya tetaplah merupakan suatu
bentuk pengabdian kepada Allah SWT.

Dalam hal ini niat seseorang memegang peranan yang sangat vital dan menentukan.
Pertanyaan mendasar dalam ranah ibadah adalah mengapa ibadah ini kemudian menjadi penting
dan harus menjadi semangat di dalam hidup seorang hamba. Maka, dari jawaban tersebut
nantinya akan terungkap hikmah-hikmah penghambaan seorang makhluk yang ternyata adalah
kembali kepada kebaikan nasib sang abid tersebut. Konsep ini berangkat dari pemahaman tauhid
bahwa Allah SWT sebagai Tuhan sama sekali tidak membutuhkan ibadah para makhluknya.
Artinya adalah bahwa tanpa penghambaan makhluknya sekalipun maka Allah SWT tetap akan
berpredikat sebagai Tuhan semesta alam. Tentu ini menjadi semakin menarik guna di perdalam
wilayah kajiannya.9

9
lan G. Barbour. Menemukan Tuhan, (Mizan Media Utama. Bandung: 2002). Hlm 87

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Apabila kita hendak berbicara tentang bukti-bukti material haruslah dimulai dengan
makhluk. Dialah merupakan bukti sepanjang siang dan malam berada dihadapan kita dan kita
rasakan langsung keberadaannya sebab hal hal tersebutlah yang kita geluti sehari-hari. Itu adalah
perkara yang tidak dapat dibantah oleh siapapun. Dengan demikian hanya dengan menggunakan
bahwa alam semesta telah diciptakan dan dipersiapkan bagi kehidupan manusia sebelum
manusia diciptakan. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah 29: "Dia-lah yang menjadikan
segala sesuatu yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu
dijadikan-Nya tujuh langit! Dan dia Maha mengetahui segala sesuatu".

Relasi yang kompleks secara konseptual dapat dianalisis berdasarkan empat bentuk utama
relasi antara Tuhan dan manusia, antara lain:

a. Relasi ontologis yaitu antara Tuhan sebagai sumber eksistensi manusia yang utama dan
manusia sebagai representasi dunia wujud eksistensi nya berasal dari Tuhan atau dengan
kata lain hubungan Pencipra dengan makhluk.
b. Relasi komunikatif yaitu Tuhan dan manusia dibawa ke dalam korelasi yang sangat dekat
satu sama lain dan melalui komunikasi timbal balik.
c. Relasi Tuan-hamba, relasi ini melibatkan Tuhan sebagai di pihak Tuhan sebagai Tuan
(Rabb), semua konsep yang berhubungan dengan keagunganNya, sedangkan manusia
sebagai hamba yang patuh.
d. Relasi etik, relasi ini didasarkan pada perbedaan dasar antara dua aspek yang berbeda
yang dapat dibedakan dengan konsep tentang Tuhan itu sendiri dan manusia sendiri.

Pada hakikatnya manusia ini diciptakan oleh Allah ialah untuk menjadi khalifah di muka
bumi ini. Hal tersebut dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30 yang
artinya," Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Amanah yang dibebankan oleh Allah di pundak manusia sungguh sangatlah berat. Apabila
kita telah menyadari tanggung jawab itu, maka kita akan selalu bersyukur dan akan menjalankan
fungsi dan tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini dengan baik. Yaitu kita akan benar-benar
menjadi pemimpin di bumi ini dan menjaga alam ini. Kita tidak akan merusak hutan, mencemari
laut dan tidak akan. membuat polusi karena kita sadar bahwa bumi ini adalah titipan Allah SWT
kepada manusia. Kita juga akan menjadikan bumi ini sebagai ladang amal sebagai bekal menuju
kehidupan yang hakiki yaitu kehidupan akhirat, dengan cara menjaga kelestarian alam ini dan

9
kita akan selalu berusaha sebisa mungkin agar peringatan Allah pada surat Ar-Ruum ayat 41
yang artinya, "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).", menjadi cambuk yang keras agar kita selalu
istiqomah dalam bertauhid kepada Allah dan menjaga kelestarian alam ciptaan Allah yang Maha
Mulia ini.

B. SARAN
Demikian makalah ini telah kami selesaikan dengan baik meskipun masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami dengan sangat terbuka menerima saran maupun kritik dari
pembimbing maupun pembaca. Harapan kami, dengan adanya makalah ini kita semua dapat
mengetahui dan lebih memahami tentang “RELASI ALLAH – MANUSIA - ALAM” . Apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kembali lagi pada sifat manusia tempatnya
salah maka kami memohon maaf kepada pembimbing dan pembaca, serta kepada Allah swt,
kami mohon ampun. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu wawasan bagi kita semua,
Aamiin.

10
DAFTAR PUSTAKA

Barbour G. lan. 2002. Menemukan Tuhan Dalam Sains dan Agama. Bandung:Mizan Media
Utama.

Hawking W. Stephen. 2007. Teori Segala Sesuatu Asal Usul dan Kepunahan Alam Semesta.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Izutsu Toshihiko. 2003. Relasi Tuhan dan Manusia Pendekatan Semantik Terhadap Al-Quran.
Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Marconi Ahmad. 2003. Bagaimana Alam Semesta Diciptakan Pendekatan Al-Quran Sains dan
Modern. Jakarta: Pustaka Jaya.

Muthahhari Murtadha. 2006. Manusia dan Alam Semesta Konsep Islami Tentang Jagat Raya.
Jakarta: Penerbit Lentera.

Solihin M. . 2007. Perkembangan Pemikiran Filsafat Dari Klasik Hingga Modern. Bandung:
Pustaka Setia.

Surohadikusumo Sabdono. 2006. Kemana Mencari Tuhan. Yogyakarta: Pustaka Dian.

Suseno Franz Magnis. 2006. Menalar Tuhan. Yogyakarta: Kanisius.

11

Anda mungkin juga menyukai