Anda di halaman 1dari 18

AGAMA DAN PEDOMAN HIDUP

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Nama Mahasiswa : 1. Agung Wiguna (2203111067) (Reg E)

2. Imtisalun Auliyah (2203311029) (Reg D)

3. Melly Egidia (2203111008) (Reg E)

4. Putri Evani Malau (2203311026) (Reg E)

Kelas : Reguler D & E 2020

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh : Dinul Islami, M. A

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHAS DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan Salam jujungan Nabi

Muhammad SAW atas berkah dan ridho-Nya telah memberikan kekuatan dan kesehatan

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini

disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Dan penulis

berharap makalah ini dapat diterima baik oleh pembaca.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dinul
Islami, M. A. yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan tugas ini dan juga kepada
semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan sehingga tugas makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Akhir kata penulis mengucapkan terimah kasih semoga Allah SWT meridhoi kita semua,
aminnnnn ya rabbal alaminnnn.

Wassalammu’alaikum wr.wb

Medan, September 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1
D. Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3

A. Pengertian Agama..................................................................................... 3
B. Latar Belakang Manusia Beragama........................................................... 4
C. Jenis-jenis Agama...................................................................................... 6
D. Fungsi Agama............................................................................................ 9
E. Kedudukan Agama Islam.......................................................................... 10

BAB III PENUTUP............................................................................................. 14

A. Kesimpulan................................................................................................ 14
B. Saran.......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup dan
berkembang dengan baik tanpa bantuan orang lain. Hubungan manusia dengan sesama
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup yang kompleks, yaitu kebutuhan bersifat
fisik dan psikis. Substansi hubungan manusia itu pada pokoknya adalah saling memenuhi
kebutuhan masing- masing. Ini pertanda bahwa manusia diberikan batasan-batasan tentang
perbuatan yang baik untuk keharmonisan interaksi.

Agama merupakan risalah yang disampaikan Tuhan kepada para nabi-Nya untuk
memberi peringatan kepada manusia. Memberi petunjuk sebagai hukum-hukum sempurna
untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata hidup yang nyata. Mengatur
tanggung jawab kepada Allah, kepada masyarakat dan alam sekitarnya. Oleh karena itu,
kewajiban semua orang untuk menyadarkan bahwa agama merupakan kebutuhan umat
manusia.

Untuk membahas hal tersebut yang menjadi pokok masalah dalam tulisan ini adalah
untuk menjawab “mengapa manusia membutuhkan agama”, dengan sub pokok bahasan :
Pengertian agama dan agama Islam, Agama-agama Samawi dan Islam, Fungsi dan
kedudukan agama dalam kehidupan, dan Latar belakang perlunya manusia beragama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan agama?
2. Apa latar belakang perlunya manusia beragama?
3. Apa saja jenis-jenis agama?
4. Apa saja fungsi agama?
5. Bagaimana kedudukan agama Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian agama
2. Untuk mengetahui latar belakang manusia beragama

1
3. Untuk mengetahui jenis-jenis agama
4. Untuk mengetahui fungsi agama
5. Untuk mengetahui kedudukan agama Islam

D. Manfaat

Memberi kemudahan kepada pembaca mengenai agama dan pedoman hidup dari
beberapa referensi yang kami kutip

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Secara etimologis kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu a = tidak, dan gam =
pergi. Jadi agama artinya tidak pergi, tetap ditempat, dan diwariskan secara turun temurun.
Hal ini menunjukkan pada salah satu sifat agama, yaitu diwariskan secara turun temurun dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Versi lain mengatakan agama tersusun dari a = tidak,
dan gama = kacau. Jadi agama artinya tidak kacau

Agama dalam Bahasa Arab disebut din, yang berarti menguasai, menundukkan, patuh,
hutang, balasan, kebiasaan. Agama memang membawa peraturan-peraturan yang merupakan
hukum, yang harus dipatuhi orang. Din dalam bahasa Semit juga berarti undang-undang atau
hukum. Sedangkan dalam bahasa Inggris agama disibut religion yang terambil dari bahasa
latin religare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengam memiliki religi,
seseorang mengikat dirinya pada Tuhan.

Agama dalam pengertiannya yang paling umun diartikan sebagai sistem orientasi dan
objek pengabdian. Dalam pengertian ini semua orang adalah makhluk religius, karena tak
seorang pun dapat hidup tanpa suatu sistem yang mengaturnya. Kebudayaan yang
berkembang ditengah manusia adalah produk dari tingkah laku keberagamaan manusia.

Dari pengertian diatas, sebuah agama biasanya mencakup tiga persoalan pokok, yaitu :

1. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang
diyakini mengatur dan mencipta alam.
2. Pribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan
supranatural tersebut sebagai konsekwensi atau pengakuan dan ketundukkannya.
3. Sistem nilai (hukum/norma), yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya
atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinannya tersebut.

Dengan demikian jelaslah bahwa agama merupakan seperangkat aturan yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.

3
B. Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama

Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang melatarbelakangi manusia terhadap agama


yaitu:

1. Karena fitrah manusia

Kata fitrah merupakan derivasi dari kata fathara, artinya ciptaan, suci, seimbang. Dalam
kamus Al-Munjid disebutkan fitrah adalah sifat yang ada pada setiap yang ada pada awal
penciptaannya, sifat alami manusia, atau sunnah.

Menurut imam Al-Maraghi, fitrah adalah kondisi dimana Allah menciptakan manusia
yang menghadapkan dirinya pada kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan pikirannya.

Dengan demikian arti fitrah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal suatu
ciptaan atau kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk cenderung kepada kebenaran
(hanif). Fitrah dalam arti hanif sejalan dengan isyarat Al-Qur’an :

َ ِ‫ق هّٰللا ِ ٰۗذل‬


‫ك ال ِّديْنُ ْالقَيِّ ۙ ُم َو ٰل ِك َّن اَ ْكثَ َر‬ ۗ
ِ ‫اس َعلَ ْيهَا اَل تَ ْب ِدي َْل لِخَ ْل‬
‫فَاَقم وجْ هكَ لل ِّد ْين حن ْيفً ۗا ف ْ هّٰللا‬
َ َّ‫ر الن‬iَ َ‫ط َرتَ ِ الَّتِ ْي فَط‬ ِ ِ َ ِ ِ َ َ ِْ
َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُموْ ۙن‬
ِ َّ‫الن‬
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah
disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada
ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (Q.S
Al-Rum 30:30)

Manusia bukan makhluk yang lahir kosong seperti kertas putih sebagaimana yang
dianut para pengikut teori tabula rasa. Hal ini dipertegas dengan dalil Al-Qur’an :

ُ ‫م َواَ ْشهَ َدهُ ْم ع َٰلٓى اَ ْنفُ ِس ِه ۚ ْم اَلَس‬iُْ‫ك ِم ۢ ْن بَنِ ْٓي ٰا َد َم ِم ْن ظُهُوْ ِر ِه ْم ُذ ِّريَّتَه‬
‫ بَ ٰل ۛى َش ِه ْدنَا ۛاَ ْن‬i‫ْت بِ َربِّ ُك ۗ ْم قَالُوْ ا‬ َ ُّ‫َواِ ْذ اَ َخ َذ َرب‬
َ‫تَقُوْ لُوْ ا يَوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة اِنَّا ُكنَّا ع َْن ٰه َذا ٰغفِلِ ْي ۙن‬

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam
keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman),
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan,
“Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.” (Q.S Al-A’raaf 7 : 172)

4
Dari ayat diatas jelaslah bahwa manusia secara fitri merupakan makhluk yang memiliki
kecenderungan untuk beragama, yaitu bertauhid (Islam). Hal demikian berjalan dengan
petunjuk Nabi SAW dalam salah satu hadistnya yang mengatakan “Setiap anak terlahir
dalam keadaan fitrah. Orang tuanya yang akan membuat dia Yahudi, Nasrani dan Majusi.”

2. Karena keterbatasan akal manusia

Akal manusia sebagai anugerah terbesar memang mampu untuk membedakan dan
mengetahui yang baik dan buruk, tetapi tidak semua yang baik dan yang buruk itu dapat
diketahui akal. Akal manusia semata juga tidak mampu mengetahui segala informasi
terutama yang berkenaan dengan alam meta fisika (ghaib), termasuk mengetahui hal-hal yang
terjadi setelah manusia mati seperti barzakh, shirat, akhirat, surga dan neraka. Manusia
membutuhkan informasi terhadap hal itu semua, karena manusia pasti menghadapi kehidupan
setelah hidup didunia. Untuk itu manusia perlu bimbingan wahyu (agama).

3. Tantangan yang dihadapi manusia

Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam
kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam
maupun dari luar. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. (lihat
Q.S 12 : 5 ;17 : 53). Sedangkan tantangan dari luar berupa rekayasa dan upaya-upaya yang
dilakuka manusia secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Seperti
berkembangnya berbagai kebudayaan dan cara hidup yang sengaja diciptakan untuk
memalingkan manusia dari Tuhannya.

Disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan, juga memiliki kekurangan, dengan


dilengkapinya manusia dengan Al-Nafs. Menurut Quraisy Shihab, melalui Al-Nafs manusia
memiliki kemampuan untuk menangkap makna baik dan buruk (Q.S Al-Syams 91 : 7-8).
Sedangkan menurut terminology kaum sufi, yang oleh Al-Qusyairi dalam risalahnya
dinyatakan bahwa Al-Nafs dalam pengertian sufi adalah sesuatu yang melahirkan sifat tercela
dan perilaku buruk. Pengertian Al-Qusyairi tentang Al-Nafs ini sama dengan yang terdapat
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang antara lain menjelaskan bahwa Nafs adalah
dorongan hati yang kuat untuk berbuat yang kurang baik.

5
Oleh karena itu manusia selalu membutuhkan bimbingan wahyu yang menjadi pedoman
dalam hidupnya agar tidak terjerumus dalam penyesatan iblis yang menghasut hawa nafsu.

C. Jenis-jenis Agama

Berdasarkan definisi yang dikutip dari Kamus besar Indonesia, Agama adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Agama yang diakui di Indonesia ada 6 yakni Agama Islam, Kristen Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.

Pada era Order Baru, Agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia hanya 5 yakni
Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Tetapi setelah era reformasi, berdasarkan
Keputusan Presiden (Keppres) No. 6/2000, pemerintah mencabut larangan atas agama,
kepercayaan dan adat istiadat Tionghoa. Keppres No.6/2000 yang dikeluarkan oleh Presiden
Abdurrahman Wahid ini kemudian diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama
Republik Indonesia Nomor MA/12/2006 yang menyatakan bahwa pemerintah mengakui
keberadaan agama Kong Hu Cu di Indonesia.

Berikut ini adalah 6 (enam) Agama yang diakui di Indonesia :

1. Agama Islam
Nama Kitab Suci : Al-Qur’an
Nama Pembawa : Nabi Muhammad SAW
Permulaan : Sekitar 1400 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Masjid
Hari Besar Keagamaan : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah,
Isra’ Mi’raj
Jumlah Penganut : 207.176.162 jiwa (87,18%)

2. Agama Kristen Protestan


Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa

6
Almasih
Jumlah Penganut : 16.528.513 jiwa (6,96%)

3. Agama Katolik
Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa
Almasih
Jumlah Penganut : 6.907,873 jiwa (2,91%)

4. Agama Hindu
Nama Kitab Suci : Weda
Nama Pembawa :–
Permulaan : Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Pura
Hari Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi
Jumlah Penganut : 4.012.116 jiwa (1,69%)

5. Agama Buddha
Nama Kitab Suci : Tri Pitaka
Nama Pembawa : Siddharta Gautama
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Vihara
Hari Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
Jumlah Penganut : 1.703.254 jiwa (0,72%)

6. Agama Kong Hu Chu


Nama Kitab Suci : Si Shu Wu Ching

7
Nama Pembawa : Kong Hu Cu
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Li Tang / Klenteng
Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
Jumlah Penganut : 117.091 jiwa (0,05%)

Ada 3 Jenis Klarifikasi Agama, Yakni :

1) Wahyu dan Non-wahyu


 Agama wahyu adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada rasul-
rasul-Nya dan kepada kitab-kitab-Nya serta pesannya disebarkan kepada segenap
umat manusia. Agama wahyu timbul di daerah-daerah yang secara historis dibawah
pengaruh ras semitik, sumber utama ketentuan baik dan buruk dalam agama adalah
kitab suci dan terlahir di Timur Tengah bersifat misionaris, jelas dan tegas. Agama
wahyu memberikan arah dan jalan yang lengkap bagi pemeluknya. Yang termasuk
agama wahyu adalah Yahudi, Kristen, dan Islam.
 Agama non-wahyu adalah agama yang tidak memandang esensial penyerahan
manusia kepada tata aturan ilahi, ketentuan baik dan buruknya bukan sumber utama
dari kitab suci, terlahir di luar area Timur Tengah dan luar wilayah pengaruh ras
semitik. Ajaran agama non-wahyu bersifat tidak misionaris, kabur dan sangat elastis.
Agama non-wahyu memberikan arah dan jalan yang hanya pada aspek tertentu saja.
Yang termasuk agama non-wahyu adalah Hindu, Budha, Confusionisme.

2) Misionaris dan Non-misionaris


 Agama misionaris adalah agama yang ajarannya mengharuskan penganutnya
menyebarkan kepada seluruh manusia. Agama yang tergolong misionaris hanya
Islam. Akan tetapi pada perkembangan berikutnya, Kristen dan Budha menjadi agama
misionaris.
 Agama non-misionaris adalah agama yang ajarannya tidak mengharuskan
penganutnya menyebarkan kepada seluruh manusia.

3) Rasial dan Universal

Ditinjau dari segi rasial dan geografis agama di dunia terbagi menjadi tiga golongan :
semitik, arya, dan mongolia. Yang termasuk agama simitik adalah Yahudi, Kristen, Dan

8
Islam. Sedangkan yang tergolong arya adalah Hindu, Jainisme, Sikhiisme, Zoaterianisme.
Sedangkan yang tergolong mongolian adalah Confusionisme, Taoisme, dan Shintoisme.

D. Fungsi Agama

Keberadaan agama bagi kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai dua fungsi utama.
Pertama sebagai informasi dan kedua sebagai konfirmasi

Secara rinci fungsi agama adalah sebagai berikut :

1. Agama sebagai petunjuk kebenaran

Manusia adalah makhluk berakal. Dengan akal itulah lahir ilmu dan filsafat sebagai
sarana untuk mencari kebenaran. Namun tidak semua kebenaran yang dicari manusia
terjawab oleh ilmu dan filsafat dengan memuaskan dengan pijakannya adalah akal yang
mempunyai kemampuan terbatas dan kebenaran yang relatif dan nisbi. Oleh karena itu
manusia memerlukan sumber kebenaran lain. Sumber kebenaran lain adalah agama, yaitu
informasi dari Tuhan yang Maha Mutlak, Tuhan yang Maha Benar.

2. Agama sebagai informasi metafisika

Banyak hal yang belum terungkap oleh akal manusia terutama yang menyangkut oleh
akal manusia terutama yang menyangkut hal-hal metafisika. Misalnya kehidupan setelah
matiaaa, alam barzakh, yaumul hisab, surga, neraka, malaikat, jin dan termasuk informasi
tentang Tuhan. Akal manusia tidak mampu mengungkap dan mencari informasi tentang hal
tersebut dengan benar. Pencarian manusia merupakan perkiraan semata bahkan dapat berupa
khayalan. Agama yang didalamnya ada wahyu dari Tuhan Yang Maha Mengetahui
memberikan informasi yang jelas dan benar tentang sesuatu yang berkaitan dengan
metafisika.

3. Agama sebagai sumber moral

Persoalan moran atau akhlak merupakan persoalan yang mendasar dalam kehidupan
manusia. Bahkan misi dari kenabisan dan diturunkannya agama adalah untuk memberbaiki
akhlak manusia. Akhlak juga dapat menjadikan standar kemuliaan sesorang dan
membedakannya dengan binatang.

9
Sekalipun akal manusia mampu untuk berfikir dan mengetahui yang baik dan buruk,
tetapi yang mampu dipikirkan akal itu masa sifatnya terbatas. Apalagi hasil pikiran manusia
kadang kala dipengaruhi oleh hawa nafsu dan orientasi keduniaannya, maka seringkali yang
diputuskan akal tidak sesuai dengan tuntunan akhlak yang sebenarnya

Untuk itu perlu bimbingan dari agama yang mampu menuntun kehidupan manusia. Tidak
hanya untuk kebahagiaan dunia, tetapi juga menuju kebahagiaan di akhirat. Agama yang
diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Benar mampu untuk memberikan informasi tentang
kebaikan yang sesungguhnya.

4. Agama sebagai sumber syariah dan ibadah

Hal yang terpenting dalam agama adalah peribadatan. Peribadatan merupakan aplikasi
dan realisasi dari keimanan seseorang. Peribadatan yang benar hanya diperoleh melalui
agama yang diwahyukan Tuhan kepada manusia. Manusia dengan akalnya tidak mampu
menciptakan bentuk penyembahan dan peribadata yang benar.

5. Agama sebagai sumber ilmu atau fungsi konfirmasi

Wahyu yang diturunkan Allah SWT dalam agama merupakan sumber ilmu yang
dengannya manusia dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya trntang realitas alam
semesta. Ketika manusia mampu menemukan suatu teori ilmu, dan mengembangkan
pengetahuannya, perlu ada pengkonfirmasian dengan wahyu, agar ilmu dan pengetahuan
yang diperoleh mendekatkan dirinya pada Tuhan.

Dengan melihat fungsi agama diatas, maka yang dapat memenuhi fungsi tersebut adalah
agama yang tergolong agama wahyu. Agama ciptaan manusia tidak mampu mengungkap hal-
hal yang tidak terjangkau oleh akal. Satu-satunya agama wakyu sekarang ini hanyalah agama
Islam. Artinya, fungsi agama secara utuh hanya ditemukan dalam agama Islam.

E. Kedudukan Agama Islam

Penamaan "Islam" sebagai sebuah din berbeda dengan agama lainnya. Biasanya agama
lain sebelum Islam diambil dari nama pembawanya atau kepada suku atau tempat kelahiran
agama tersebut. Agama Budha dinisbahkan dengan Sidarta Buddha Gautama, Zoroaster
dinisbahkan kepada Zarahustra, Kong Hu Chu kepada Kong Fu Tse. Yahudi dinisbahkan
kepada kaum yang menganut ajaran Nabi Musa a.s yaitu Yuda (Jews). Agama Hindu

10
dinisbahkan kepada tempat berkembanganya agama tersebut yaitu India (Hindustan). Agama
Kristen dinisbahkan kepada pengajarnya yakni "Jesus Crist". Orang Islam menyebutnya
dengan Nasrani dinisbahkan kepada tempat kelahiran Isa a.s yaitu Nazareth.

Tidak seperti agama-agama di atas, penamaan Islam diambil dari hakekat dan substansi
ajaran yang terkandung di dalamnya. Jika agama lain baru ada setelah pembawa ajarannya
telah tiada. Namun nama "Islam" sudah ada sejak kelahirannya. Istimewanya adalah Allah
SWT sendiri yang memberi nama Islam yang berulang kali diungkapkandalam Al-Quran.

Islam merupakan turunan dari kata aslama yang artinya bersih dan selamat dari
kecacatan, atau sempurna. Islam dapat juga terambil dari kata assilmu yang berarti
perdamaian dan keamanan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam mengandung arti berserah diri,
tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT. Ketundukan dan kepatuhan
kepada Allah itu melahirkan keselamatan dan kesejahteraan diri serta kedamaian bagi sesama
manusia dan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian Islam secara etimologi dan ungkapan Allah dalam Al-Quran,
Islam dapat dipandang dalam dua makna yaitu pertama Islam sudah menjadi agama yang
dibawa sejak Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad SAW, karena pada hekekatnya semua
Rasul mengajarkan kepatuhan dan ketundukan hanya kepada Allah SWT. Kedua Islam
adalah risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang berisi seperangkat ajaran
aqidah, ibadah dan akhlak.

Islam sebagai agama yang dibawa oleh semua Rasul dan disempurnakan oleh Nabi
Muhammad SAW dapat dilihat dalam beberapa ayat Al-Quran di bawah ini:

َ‫ َّو ٰل ِك ْن َكانَ َحنِ ْيفًا ُّم ْسلِ ًم ۗا َو َما َكانَ ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬i‫ َّواَل نَصْ َرانِيًّا‬i‫َما َكانَ اِب ْٰر ِه ْي ُم يَهُوْ ِديًّا‬

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani akan tetapi dia adalah
seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk
golongan orang-orang musyrik. (Q.S Ali Imran: 67)

َ‫ ۗ قُلْ بَلْ ِملَّةَ اِب ْٰر ٖه َم َحنِ ْيفًا ۗ َو َما َكانَ ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬i‫َص ٰرى تَ ْهتَ ُدوْ ا‬
ٰ ‫ هُوْ دًا اَوْ ن‬i‫َوقَالُوْ ا ُكوْ نُوْ ا‬

Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atan Nasrani,
niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama

11
Ibrahim yang lurus dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik". (Al-Baqarah:
135).

Islam juga agama yang diwasiatkan kepada Nabi Nuh as, Ibrahimas, Musa as dan Isa
as.

  ْ‫َش َر َع لَ ُك ْم م َِّن ال ِّدي ِْن َما َو ٰ ّصى ِبهٖ ُن ْوحً ا وَّ الَّذ ِْٓي اَ ْو َح ْي َنٓا ِالَ ْي َك َو َما َو َّص ْي َنا ِب ٖٓه ِاب ْٰر ِه ْي َم َوم ُْو ٰسى َوعِ ي ٰ ْٓسى اَن‬
ْٓ ‫اَقِ ْيمُوا ال ِّدي َْن َواَل َت َت َفرَّ قُ ْوا فِ ْي ۗ ِه َكب َُر َعلَى ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َما َت ْدع ُْو ُه ْم ِالَ ْي ۗ ِه هّٰللَا ُ َيجْ َت ِب ْٓي ِالَ ْي ِه َمنْ َّي َش ۤا ُء َو َي ْهد‬
ْ‫ِي ِالَ ْي ِه َمن‬
ۗ ‫ُّي ِني‬
ُ‫ْب‬

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah
belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka
kepadanya Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi
petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (Q.S Asy Syura :(42):13)

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan Allah
kepada manusia melalui rasul-rasul Nya, berisi hukum-hukum yang mengatur hubungan
antara manusia dengan Allah, dengan manusia, dan dengan alam semesta. Islam adalah
agama yang dibawa oleh Rasul-rasul sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW.
Semua rasul mengajarkan ketauhidan sebagai dasar keyakinan umatnya. Setelah rasul-rasul
yang membawanya wafat, agama Islam yang dianut oleh para pengikutnya itu mengalami
perkembangan dan perubahan baik nama maupun isi ajarannya. Akhirnya Islam menjadi
nama bagi satu satunya agama, yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW seperti
yang tertuang dalam Q.S Ali Imran: 19

ْ‫ب اِاَّل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َءهُ ُم ْال ِع ْل ُم بَ ْغي ًۢا بَ ْينَهُ ْم َۗو َم ْن يَّ ْكفُر‬ ْ ‫اِ َّن ال ِّد ْينَ ِع ْن َد هّٰللا ِ ااْل ِ ْساَل ُم ۗ َو َما‬
َ ‫اختَلَفَ الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِك ٰت‬
‫هّٰللا‬ ‫ب ٰا ٰي هّٰللا‬
ِ ‫ت ِ فَاِ َّن َ َس ِر ْي ُع ْال ِح َسا‬
‫ب‬ ِ ِ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-
orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat ayat
Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

12
Dari ayat di atas jelaslah bahwa hanya Islam agama yang masih murni dan diterima di
sisi Allah. Islam dengan kitab sucinya Al-Quran tidak akan pernah berubah sampai hari
kiamat datang.

Kebenaran Islam juga tertuang dalam Quran Surah al-Maidah ayat 3:

‫ْت لَ ُك ُم ااْل ِ ْساَل َم ِد ْينً ۗا‬ ُ ‫اَ ْليَوْ َم اَ ْك َم ْل‬


ُ ‫م َواَ ْت َم ْم‬iْ ‫ت لَ ُك ْم ِد ْينَ ُك‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِ ْي َو َر‬
ُ ‫ضي‬

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu
nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Pendustaan yang dilakukan umat-umat banyak diungkapkan dalam Al-Quran, antara


lain:

ۚ ۖ َ‫َك َّذبَ ۡت عَا ُد ۨا ۡل ُم ۡر َسلِ ۡين‬


Kaum 'Ad telah mendustakan Para rasul. (QS. Asy-Syu'ara: 123)

َ‫ت ثَ ُموْ ُد ْال ُمرْ َسلِ ْين‬


ْ َ‫ۖ َك َّذب‬

Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. (QS. asy-Syu'ara: 141).

Begitulah umat-umat terdahulu mendustakan Rasul mereka dan melakukan


penyimpangan terhadap ajaran yang dibawa Rasulnya. Islam sebagai agama terakhir yang
tertuang dalam risalah Nabi Muhammad SAW akan tetap terjamin kebenarannya sampai hari
kiamat.

13
BAB III

PENTUP

A. Kesimpulan

Agama dalam pengertiannya yang paling umun diartikan sebagai sistem orientasi dan
objek pengabdian. Dalam pengertian ini semua orang adalah makhluk religius, karena tak
seorang pun dapat hidup tanpa suatu sistem yang mengaturnya. Kebudayaan yang
berkembang ditengah manusia adalah produk dari tingkah laku keberagamaan manusia.

Berdasarkan definisi yang dikutip dari Kamus besar Indonesia, Agama adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Agama yang diakui di Indonesia ada 6 yakni Agama Islam, Kristen Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kami
berharap kedepannya akan lebih fokus dan lebih details lagi dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya. Sehingga kritik dan saran
dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah dikemudian
hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Laila Siregar, Hapni. 2021. ISLAM KAFFAH Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan
Tinggi. Medan : Cv. Kencana Emas Sejahtera.

Al-Qur’an Surah Ar-Rum, 30 : 30

Al-Qur’an Surah Al-A’raaf, 7 : 172

Al-Qur’an Surah Al-Imran, 67

Al-Qur’an Surah Al-Baqarah, 135

Al-Qur’an Surah As-Syura, 42 : 13

Al-Qur’an Surah Al-Imran, 19

Al-Qur’an Surah Al-Maidah, ayat 3

Al-Qur’an Surah Asy-Syu’ara, ayat 123 dan 141

https://ilmupengetahuanumum.com/agama-agama-di-indonesia/ Diakses, tanggal 03


September 2021

https://owntalk.co.id/2020/10/29/3-jenis-klasifikasi-agama/ Diakses, tanggal 03 September


2021

15

Anda mungkin juga menyukai