Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah
mengenai “AKTUALISASI AKHLAK DALAM ISLAM TERHADAP
ALLAH, MANUSIA DAN ALAM SEMESTA”cini dengan baik dan
tanpa suatu kendala berarti.
Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Karenanya, kami menerima kritik serta saran yang
membangun dari pembaca agar kami dapat menulis makalah secara lebih
baik pada kesempatan berikutnya. Besar harapan kami agar makalah ini
dapat bermanfaat dan berdampak besar sehingga dapat menginspirasi bagi
para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. AKHLAK....................................................................................................6
1. Pengertian Akhlak.........................................................................6
B. ALAM SEMESTA...................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................16
iii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
iv
BAB I
PENDAHUAN
1. Latar Belakang
5
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. AKHLAK
1. Pengertian akhlak
Menurut bahasa atau etimologi perkataan akhlak adalah bentuk jamak dari
khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
tabiat .akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq merupakan
gambaran sifat batin manusia, gambaran untuk lahiriah manusia , seperti raut
wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa yunani kata khuluq
ini disampaikan dengan kata eticos atau ethos artinya adab kebiasaan, perasaan
batin kecendrungan hati untuk melakukan perbuatan . eticos kemudian berubah
menjadi etika.
Menurut Ibn Miskawaih (w. 421 H/1030 M), yang dikenal sebagai pakar
bidang akhlak terkemuka mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang medorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan. Lebih luas, Ibn Miskawaih mengatakan bahwa
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan dengan gamblang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
7
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan. Maka bila sifat itu memunculkan perbuatan baik dan
terpuji menurut akal dan syariat maka sifat itu disebut akhlak yang baik atau
akhlakul karimah, dan bila yang muncul dari sifat itu perbuatan-perbuatan buruk
maka disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazhmumah.
Didalam islam pengertian akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola
sikap dan tindakan manusia diatas bumi yang didasarkan kepada Al-Qur’an dan
al-Hadist.
Akhlak yang baik kepada Allah adalah ridha terhadap hukum-Nya baik
secara syar’i maupun secara takdir. Ia menerima hal itu dengan lapang dada dan
tidak mengeluh. Jika Allah menakdirkan sesuatu kepada seorang muslim yang
tidak disukai oleh muslim itu, dia merasa ridha, menerima, dan bersabar. Ia
berkata dengan lisan dan hatinya: Aku ridha Allah sebagai Rabbku. Jika Allah
menetapkan hukum syar’i, ia pun ridha dan menerima. Ia tunduk kepada syariat
Allah Azza Wa Jalla dengan lapang dada dan jiwa yang tenang. Akhlak kepada
Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Allah sebagai khaliq. Sekurang-
kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah
SWT.
Pertama, karena Allah SWT –lah yang menciptakan manusia. Dia yang
menciptakan manusia dari air yang dikeluarkan dari tulang punggung dan tulang
rusuk, hal ini sebagaimana di firmankan Allah ﷻdalam surat At-Thariq ayat
5-7, sebagai berikut :
َيْخ ُرُج ِم ْن َبْيِن الُّص ْلِب َو الَّتَر آِئِب,ُخ ِلَق ِم ْن َّم آٍء َداِفٍق, َفْلَيْنُظِر اِإْل ْنَس ا ُن ِمَّم ُخ ِلَق.
Maka dari itu kita sebagai umat islam harus tunduk dan patuh atas segala
perintah dan larangannya, karna Allah-lah yang telah menciptakan kita. Kedua,
karena Allah SWT–lah yang telah memperlengkapkan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati, serta anggota badan yang kokoh
dan sempurna kepada manusia.
8
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 78 :
َو ُهَّللا َأْخ َر َج ُك ْم ِم ْن ُبُطْو ِن ُأَّمَها ِتُك ْم اَل َتْع َلُم ْو َن َشْيَأ َو َجَعَل َلُك ُم الَّسْمَع َو اَأْلْبَص ا َر َو اَأْلْفِئَد َة َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو َن.
Artinya : “Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu apapun dan Dia memberikan kamu pendengaran,
penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”.
َو َس َّخ َر َلُك ْم َّم ا ِفْي, ُهَّللا اّلِذ ى َس َّخ َر َلُك ُم اْلَبْح َر ِلَتْج ِر َي اْلُفْلُك ِفْي ِه ِب َأْم ِرِه ى َوِلَتْبَتُغ ْو ا ِم ْن َفْض ِلِه َو َلَع َّلُك ْم َتْش ُك ُرْو َن
الَّس َم اَو اِت َو َم ا ِفْي اَأْلْر ِض َجِم ْيًعا ِّم ْنُه ِإَّن ِفْي َذ ا ِلَك َأَلَيا ٍت ِّلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُرْو َن.
Artinya : “Allah lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal-kapal dapat
berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu bersyukur. Dan Dia
menundukan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya
(sebagai rahmat) dari -Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.
َو َلَقْد َكَّر ْم َنا َبِنى َء اَد َم َو َح َم ْلَنا ُهْم ِفْي اْلَبِّر َو اْلَبْه ِر َو َر َز ْقَن ا ُهْم ِّم َن الَّطِيَب ا ِت َو َفَّض ْلَنا ُهْم َع َلى َك ِثْي ٍر ِّمَّم ْن َخ َلْقَن ا
َتْفِض ْياَل.
Artinya : “(70). Dan sungguh, Kami telah muliakan anak-anak cucu Adam dan
Kami angkut mereka di darat dan di laut dan Kami beri mereka rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan
dengan kelebihan yang sempurna”.
9
2. Beribadah kepada Allah
Melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-
Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah
Allah.
5. Tawakal
Tawakal untuk Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil kerja atau menunggu dari suatu keadaan. Tawakal bukan
berarti meninggalkan kerja dan usaha, dalam surat Al-Mulk ayat 15
dijelaskan, bahwa manusia di syariatkan berjalan di muka bumi utuk mencari
rizki dengan berdagang, bertani dan lain sebagainya.
10
Apalagi terkadang sebagai seorang manusia, pengetahuan atau pandangan kita
terhadap sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi, sesuatu yang kita anggap
baik, justru buruk, sementara sesuatu yang dipandang buruk ternyata malah
memiliki nilai kebaikan bagi diri kita.
Selain berakhlak kepada Allah SWT, kita juga sebagai umat muslim di
haruskan untuk berakhlak kepada Nabi Muhammad SAW. Karena dari beliaulah
kita banyak mendapatkan warisan yang bisa kita wariskan lagi turun-menurun ke
anak cucu kita. Mencintai Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman.
Semua orang Islam mengimani bahwa Rasulullah adalah hamba Allah dan utusan-
Nya. Makna mengimani ajaran Rasulullah SAW adalah menjalankan ajarannya,
menaati perintahnya.
Ahlus sunnah mencintai Rasulullah SAW dan mengagungkannya
sebagaimana para sahabat beliau mencintai beliau lebih dari kecintaan mereka
kepada diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Sebagimana sabda Rasulullah
saw, yang artinya, ”Tidak beriman salah seorang diantara kamu, sehingga aku
lebih dicintai olehnya daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan
manusia semuanya, (HR. Bukhari Muslim). Bentuk akhlak terhadap Rasul SAW,
diantaranya:
A. Menghidupkan Sunnah
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda yang menerangkan bahwa,
kita sebagai umat muslim diperintahkan untuk menghidupkan sunah-sunah
yang telah beliau wariskan. “Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah
dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan
mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya,
dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR Ibnu Majah)
B. Taat
“Hai orang-orang yg beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu
maka kembalikanlah hal itu kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama
dan lebih baik akibatnya.”
C. Selalu bershalawat
Membaca Selawat harus disertai dengan niat dan dengan sikap hormat kepada
Nabi Muhammad SAW. Orang yang membaca shalawat untuk Nabi
hendaknya disertai dengan niat dan didasari rasa cinta kepada beliau dengan
tujuan untuk memuliakan dan menghormati beliau.
11
seseorang membaca shalawat tidak disertai dengan niat dan perasaan hormat
kepada Nabi SAW, maka timbangannya tidak lebih berat ketimbang selembar
sayap. Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya sahnya amal itu tergantung
niatnya”.
1. Husnuzhan.
12
2. Tasammu.
Artinya : ”Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (QS Alkafirun / 109: 6).
3. Ta’awun
… َو َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اْلِبِّر َو الَّتْقَو ى َو َال َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اِإْل ْثِم َو اْلُع ْد َو اِن
Kita diperintahkan untuk saling tolong menolong dalam kebaikan misalnya saling
membantu tetanga yang sedang dalam kesusahan, dan janganlah tolong menolong
dalam perbuatan dosa.
13
pengayoman, pemeliharaan, bimbingan, agar setiap pencapaian mencapai tujuan
penciptaanya. Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa
semuanya di ciptakan oleh Allah SWT, dan menjadi milik-Nya, serta semuanya
memiliki manfaat bagi manusia.
“Orang yang tidak menyayangi maka tidak akan disayangi (oleh Allah).”(HR. Al-
Bukhari no. 6013)
Maksud Hadits diatas ialah orang yang tidak menyayangi sesuatu yang
diciptakan Allah maka Allah pun juga tidak menyayanginya.
B. ALAM SEMESTA
Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang
dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala
macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat
diungkapkan oleh manusia. Ada penciptaan, proses dari ketiadaan menjadi ada,
dan akhirnya hancur. Di antaranya ada penciptaan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Di sana berlangsung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia,
biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui.
Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan
kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al
Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan
mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau
tidak tabir rahasianya oleh manusia.
Alam ialah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta isinya,
selain Allah. Allah melalui Al quran mewajibkan kepada manusia untuk mengenal
alam semesta beserta isinya. Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh
Allah untuk mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan
ke bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya.
Oleh karena itu,manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam
sekitarnya, yakni melestarikannya dengan baik.Ada kewajiban manusia untuk
berakhlak kepada alam sekitarnya. Ini didasarkan kepada hal-hal sebagi berikut
bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi;
14
1. bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh al quran;
2. bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga pelestarian alam
yang bersifat umum dan yang khusus;
3. bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk mengambil
4. manfaat yang sebesar-besarnya dari alam, agar kehidupannya menjadi
makmur;
5. manusia berkewajiban mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan di muka
bumi.
َو اْبَتِغ ِفيَم ا آَتاَك ُهَّللا الَّد اَر اآْل ِخَر َةۖ َو اَل َتْنَس َنِص يَبَك ِم َن الُّد ْنَياۖ َو َأْح ِس ْن َك َم ا َأْح َس َن ُهَّللا ِإَلْي َكۖ َو اَل َتْب ِغ اْلَفَس اَد ِفي
}77{اَأْلْر ِضۖ ِإَّن َهَّللا اَل ُيِح ُّب اْلُم ْفِسِد ين
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. Al
Qashash[28] :77) Adapun akhlak manusia terhadap alam yang wajib dilaksanakan
adalah sebagai berikut.
1. Memerhatikan dan merenungkan penciptaan alam. Allah berfirman :
15
}190{ِإَّن ِفي َخ ْلِق الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َو اْخ ِتاَل ِف الَّلْيِل َو الَّنَهاِر آَل َياٍت ُأِلوِلي اَأْلْلَباِب
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran[3] :
190)
2. Memanfaatkan alam beserta isinya, karena Allah ciptakan alam dan isinya ini
untuk manusia. Allah berfirman :
{اَّلِذ يَجَع َلَلُك ُم اَأْلْر َض ِفَر اًش اَو الَّسَم اَء ِبَناًء َو َأْنَز َلِم َنالَّسَم اِء َم اًء َفَأْخ َر َج ِبِهِم َنالَّثَم َر اِتِر ْز ًقاَلُك ْۖم َفاَل َتْج َع ُلواِلَّلِهَأْنَداًداَو َأْنُتْم َتْع َلُم ون
}22
Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan
itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.(QS. Al
Baqarah[2] : 22)
{ ُهَو اَّلِذ ي َخ َلَق َلُك م َّم ا ِفي اَألْر ِض َجِم يًعا ُثَّم اْسَتَو ى ِإلَى الَّس َم آِء َفَس َّواُهَّن َس ْبَع َس َم اَو اٍت َو ُه َو ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليُُم
}29
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.(QS Al Baqarah[2] : 29)
َفَأَز َّلُهَم ا الَّش ْيَطاُن َع ْنَها َفَأْخ َر َج ُهَم ا ِمَّم ا َكاَن ا ِفيِه َو ُقْلَن ا اْهِبُط وا َبْعُض ُك ْم ِلَبْع َع ُد ُُو َو َلُك ْم ِفي ْاَألْر ُم ْس َتَقُُّر
ِض ٍض
}36{َو َم َتاٌع ِإلَى ِح ين
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari
keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi
musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan
kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(QS. Al Baqarah[2] : 36)
}168{َيا َأُّيَها الَّناُس ُك ُلوْا ِمَّم ا ِفي اَألْر ِض َح َالًال َطِّيبًا َو َال َتَّتِبُعوْا ُخ ُطَو اِت الَّشْيَطاِن ِإَّنُه َلُك ْم َع ُد ٌّو ُّم ِبين
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyatabagimu.(QS. Al Baqarah[2] :
168)
.
16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Akhlak merupakan tingkah laku atau sikap seseorang yang sudah menjadi
kebiasaan setiap individu, dan kebiasaan tersebut selalu terlihat dalam kehidupan
sehari-hari. Berakhlak dengan akhlak yang disyariatkan dalam Islam, bukan hanya
kepada sesama mausia tetapi juga kepada sang Khaliq yaitu Allah SWT, kepada
Rasulullah SAW dan Lingkungan Alam.
Maka dari itu kita sebagai umat islam harus tunduk dan patuh atas segala
perintah dan larangannya. Begitu juga kecintaan kita kepada Rasulullah SAW
seperti dengan melaksanakan Sunnahnya, bershalawat atasnya, kemudian saling
menghormati sesama manusia dan menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar.
Manusia dituntut untuk berfikir dan merenungkan apa yang ada di langit
dan di bumi . hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan
memanfaatkan dan memelihara yang ada di sekelilingnya dengan baik.
Sebagaimana manusia telah dipilih allah sebagai khalifah dibumi. Dengan
menggunakan akal, pikiran, dan dalam perenungannya manusia tidak boleh
melampaui apa yang digariskan oleh Allah. Interaksi manusia kepada alam
lingkungan adalah ketundukan alam untuk membantu manusia dengan tetap
menjaga keseimbangan dengan menempatkan manusia dan akhlak lingkungan
pada posisinya masing-masing.
17
DAFTAR PUSTAKA
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid. Ilmu Akhlak (Bandung: Pustaka Setia,
2010)
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir, Syarah Aqidah Ahlus sunnah wal Jama’ah
(Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2013)
Kasmuri, Selamat, dkk. Akhlak Tasawuf. Upaya \Meraih Kehalusan Budi dan
Kedekatan Ilahi. Cet. I ( Jakarta : Kalam Mulia, 2012)
Abbudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karak-ter Mulia (Jakarta : Rajawali press,
2014)
18
19