Anda di halaman 1dari 11

Manusia dan Islam

Dosen Pembimbing : Prof Dahlan

Oleh :

Muh Saiful 40200120062

Ikram Firdaus 40200120061

Nur Asni Syam Putri 40200117063

JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan Judul Islam dan Manusia dan Islam.

Tak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
Nabi kita Muhammad SAW. Yang menjadi panutan terbaik yang patut kita
contoh’i agar kita tetap berada di jalan yang benar. Semoga kelak kita
mendapatkan syafaat Beliau, sehingga kita dapat bertemu dengannya.
Adapun tugas ini sebagai bukti tanggung jawab terhadap salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Kebudayaan Islam
yang dibimbing oleh :

Semoga makalah ini bermanfaat dan isinya dapat dipahami oleh


siapapun yang membacanya, Terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

I
SAMPUL.................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN 1
..................................................................
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 1

BAB II. PEMBAHASAN 2


.....................................................................
A. Pengertian Manusia………..………….............................. 2
3
B. Pengertian Agama Islam……………………………..
C. Manusia dan Islam……………………....................... 5

BAB III. PENUTUP 7


..............................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................... 7
B. Saran................................................................................. 7

DAFTAR 8
PUSTAKA.............................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak


bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan
sehari hari dan juga dari kejadian-kejadian yang sudah diatur oleh Yang
Maha Kuasa. Selain itu manusia merupakan makhluk sosial yang
berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan
tertentu yang pada akhirnya menjadi budaya yang biasa mereka lakukan.

Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri


adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena
manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah
kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala
ada manusia sebagai pendudukungnya dan kebudayaan mempunyai
kegunaan yang sangat besar bagi manusia di dalam kehidupannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Manusia?
2. Apa itu Islam?
3. Bagaimana Manusia dalam perspektif Islam?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manusia

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. yang


pada hakikatnya mereka sebagai makhluk individu. Adapun yang
dimaksud individu menurut Effendi, adalah berasal dari kata in dan
divided. Dalam bahasa Inggris in mengandung pengertian tidak,
sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi atau
satu kesatuan. Dalam hal ini, artinya bahwa manusia sebagai makhluk
individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani atau fisik dan
psikologis, apabila kedua aspek tersebut sudah tidak menyatu lagi maka
seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu.1
Al-Quran tidak memaparkan secara rinci asal-usul manusia
tercipta. Al-Quran hanya menerangkan tentang prinsipnya saja. Terdapat
Ayat-ayat al-Quran mengenai penciptaan Manusia terdapat pada
beberapa surat surat Nuh: 17, surat Ash-Shaffat ayat 11, surat
AlMukminuun 12-13, surat Ar-Rum ayat : 20, Ali Imran ayat: 59, surat As-
Sajdah: 7-9, surat Al-Hijr ayat: 28, dan Al-Hajj ayat: 5.(Depag, 2003) Al-
Quran menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan
bermacammacam istilah, seperti : Turaab, Thieen, Shal-shal, dan Sulalah.
Dapat diartikan sesungguhnya Allah menciptakan jasad manusia dari
berbagai macam unsur kimiawi yang ada pada tanah. Adapun tahapan-
tahapan dalam proses berikutnya tidak terdapat dalam Al-Quran secara
rinci. Ayat-ayat Quran yang menyebutkan manusia diciptakan dari tanah,
pada umumnya hanya dipahami secara lahiriah saja. Menimbulkan
pendapat sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT berasal dari
tanah, karena Allah maha kuasa, segala sesuatu pasti dapat terjadi.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri
khas masing-masing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun
terlahir kembar. Secara fisik mungkin manusia akan memiliki banyak

1
Rafael Raga Maran, Manusia Dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar (Jakarta:
Rineka Cipta, 2007), hal. 15.
2
persamaan namun secara psikologis akan banyak menunjukan
perbedaan. Ciri khas dan perbedaan tersebut sering disebut dengan
kepribadian. Kepribadian seseorang akan sangat dipengaruhi oleh faktor
bawaan dan lingkungannya. Lebih lanjut, dalam pandangan humanistik,
manusia memiliki potensi lebih banyak daripada apa yang mereka capai.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa apabila dapat melepaskan potensi itu,
maka setiap individu dapat mencapai keadaan eksistensi yang ideal yang
ditemukannya dalam orang-orang yang mengaktualisasikan diri.2

B. Islam
Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata
salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dan kata salima
selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk
dalam kedamaian.
Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan Islam
berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat
sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara
dalam keadaan selamat sentosa dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk,
patuh dan taat kepada Allah SWT. Sehingga manusia di haruskan untuk
mematuhi semua perintah Allah SWT dan menjahui semua laranganNYA
agar hidup kita dalam perlindunganNYA selamat dan damai dunia maupun
akherat.3
Dikalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran islam
yang utama adalah Al quran dan As sunnah :
1. Al-quran.
Alquran adalah firman Allah yang diturunkan kepada rasulullah,
Muhammad bin Abdul,melalui jibril dengan menggunakan lafal bahasa arab
dan maknanya yang benar. agar ia menjadi hujjah bagi rasul bahwa ia benar
-benar rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk
kepada mereka, dan menjadi sarana dan ibadah kepada Allah dengan

2
Sidik, Firman. "Pendidikan Humanis dan Implikasinya Dalam Pembelajaran." Tadbir: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam 4.1 (2016): 88-95.
3
Ali, A.Mukti.Memahami Aspek Tentang Ajaran Islam. Bandung: Mizan (1991).

3
membacanya. Selanjutnya Alquran juga berfungsi sebagai hakim atau wasit
yang mengatur jalannya kehidupan manusia agar berjalan lurus, itulah
sebabnya ketika umat islam berselisih dalam segala urusannya hendaknya
ia berhakim kepada Alquran.

2. As-sunnah.
Menurut bahasa As sunnah artinya jalan hidup yang dibiasakan
terkadang jalan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk, yaitu
segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW, baik
dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun ketetapan. Pengertian ini
didasarkan pada pandangan mereka terhadap nabi sebagai suri tauladan
yang baik bagi manusia. Sementara itu ulama ushul mengartikan bahwa As
sunnah adalah sesuatu yang berasal dari nabi Muhammad SAW dalam
bentuk ucapan,perbuatan dan persetujuan beliau yang berkaitan dengan
hukum. sedangkan ulama fiqih mengartikan As sunnah sebagai salah satu
bentuk hukum syara’ yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan
ditinggalkan tidak berdosa.4

4
Ali, A.Mukti.Memahami Aspek Tentang Ajaran Islam. Bandung: Mizan (1991).

4
C. Manusia dalam perspektif Islam

Islam adalah jalan (shariah) universal, yang di dalamnya berbicara


berbagai aspek kehidupan. Tak terkecuali tentang manusia, sebagai
satusatunya ciptaan Allah yang dalam firman-Nya diciptakan dalam
sebaikbaiknya bentuk (ahsani taqwim). Artinya, manusia merupakan satu
-satunya makhluk Allah yang sempurna, ia memiliki akal sebagai alat
berpikir dan memiliki hati sebagai alat merasa.5 Lalu di dalam dirinya, ada
dimensi fisik (jasadiyah) dan psikis (ruhiyah), sebagai unifikasi
(penyatuan) unsur tanah dalam diri manusia dengan usnur Ilahiyah
sebagai pencipta-Nya. Manusia memiliki kecenderungan berbuat baik
dan buruk. Dalam Islam, hal ini sesungguhnya adalah ujian manusia,
supaya dirinya meneguhkan komitmen keberislaman yang sejati.

Dalam tradisi keislaman, sejak awal penciptaan manusia, sudah


menjadi perdebatan makluk Allah yang lainnya, yakni malaikat, yang
deskripsinya diuraikan oleh Allah dalam Surah al-Baqarah ayat 30.
Malaikat sangat pesimistis ketika Allah hendak menciptakan manusia,
karena sebelumnya khalifah yang diciptakan Allah di bumi banyak
berbuat kerusakan dan pertumpahan darah. Lalu dengan bangga
malaikat merasa dirinya sebagai makhluk terbaik, yang selalu bertasbih
memuji keagungan Allah. Lalu dengan penuh optimisme Allah menjawab
bahwa dirinya lebih mengetahui tentang segala sesuatu (baca
pemaknaan dalam Surah al-Baqarah ayat 30).

Artinya, sejak awal pencitaan manusia, Allah telah menaruh


harapan besar pada diri manusia, bahwa ia satu-satunya khalifah Allah di

5
Tsuroya Kiswati, Al-Juwaini: Peletak Dasar Teologi (Jakarta: Erlangga, 2005).
5
bumi yang kehadirannya diharapkan dapat menjaga bumi dengan baik.
Hanya, sebagai ujian terhadap komitmen yang diberikan Allah pada
manusia, Allah tak begitu saja menanamkan potensi positif dalam dirinya,
melainkan juga potensif negatif, yang sebenarnya bisa kita pahami
sebagai implikasi dari pesimisme malaikat sejak awal penciptaannya.
Namun lagi-lagi, Allah tetaplah Zat Yang Maha Mengetahui, segenap
perencanaan-Nya telah teratur dengan baik. Oleh Muhammad Quraish
Shihab disebutnya bahwa Allah untuk mensukseskan tugas-tugas
manusia sebagai khalifah fi al-ard, memperlengkap manusia dengan dua
potensi. Potensi positif dan negatif, potensi positif seperti akal yang
dimiliki manusia,6 mampu mengubah kehidupan dunia menjadi lebih baik
dan sukses, dan potensi negatif, seperti nafsu, mampu membuat
manusia suka menganiaya dan mengingkari nikmat.7 Keduanya ini
adalah ujian bagi manusia, bagi mereka yang bisa meneguhkan
komitmennya sebagai khalifah fi al-ard bakal diganjar surga, begitupun
sebaliknya bagi manusia yang tak konsisten akan diganjar neraka.
Kehadiran manusia ke bumi sesungguhnya adalah narasi besar dari
kehendak Allah yang tak terbatas dan tak bisa ditebak. Betapa tidak,
dalam kesadaran eksistensial, manusia tiba-tiba hadir ke dunia tanpa
sebelumnya berkesempatan meminta hendak dilahirkan dari siapa
(orang tua dan keluarga), di mana (daerah kelahiran), dan kapan (waktu
atau zaman kelahiran). Kehadiran manusia datang secara tiba-tiba,
begitupun kepergiannya datang secara tiba-tiba pula, tanpa mengetahui
akan meninggal dunia bersama siapa, di mana, dan kapan akan
mengakhiri perjalan hidupnya sebagai manusia.

6
Ma‟shum, “Homo Homini Lupus dan Doktrin Teologis” (Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar--UIN
Sunan Ampel Surabaya, 2015), 3.
7
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran: Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung:
Mizan, 2007), 378.
6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri khas
masing-masing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun terlahir
kembar. Secara fisik mungkin manusia akan memiliki banyak persamaan
namun secara psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas
dan perbedaan tersebut sering disebut dengan kepribadian. Kepribadian
seseorang akan sangat dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya.
Lebih lanjut, dalam pandangan humanistik, manusia memiliki potensi lebih
banyak daripada apa yang mereka capai. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
apabila dapat melepaskan potensi itu, maka setiap individu dapat mencapai
keadaan eksistensi yang ideal yang ditemukannya dalam orang-orang yang
mengaktualisasikan diri.
Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata
salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dan kata salima
selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk
dalam kedamaian. Senada dengan pendapat di atas, sumber lain
mengatakan Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang
berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang
artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan berarti pula
menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat kepada Allah SWT.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, serta menambah
wawasan terkait Manusia dan Islam, jika ada kesalahan dalam pembuatan
makalah ini, kami harap bagi pembaca, kritik dan saran, agar menjadi
bahan evaluasi bagi kamidi makalah selanjutnya. Terima kasih.

7
DAFTAR PUSTAKA

Rafael Raga Maran, 2007. Manusia Dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu

Budaya Dasar, Jakarta: Rineka Cipta.

Sidik, Firman. 2016. "Pendidikan Humanis dan Implikasinya Dalam

Pembelajaran." Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.

Ali, A.Mukti. 1991. Memahami Aspek Tentang Ajaran Islam. Bandung: Mizan.

Tsuroya Kiswati, 2005. Al-Juwaini: Peletak Dasar Teologi Jakarta: Erlangga.

Ma‟shum, 2015. “Homo Homini Lupus dan Doktrin Teologis” (Orasi Ilmiah
Pengukuhan Guru Besar--UIN Sunan Ampel Surabaya.
M. Quraish Shihab, 2007. Wawasan al-Quran: Tafsir Tematik atas Pelbagai
Persoalan Umat, Bandung: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai