Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

DISUSUN OLEH :
1.NOVARA ANGGITA
2. BILLY EDEN SYAPUTRA
3.ELLO

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2019
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Hakikat Manusia Dalam Pandangan Islam ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hakikat Manusia Dalam
Pandangan Islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Fathul Khair,S.Sos.I.,M.Pd
selaku dosen mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak,11 september 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Kajian Hakikat Kejadian Manusia...............................................................2
B. Asal Usul Kejadian Manusia........................................................................6
C. Potensi-Potensi Manusia..............................................................................7
D. Kelemahan-Kelemahan Manusia.................................................................8
E. Sifat-Sifat Manusia.......................................................................................9
F. Kelebihan Manusia Atas Mahkluk Lain.....................................................11
BAB III PENUTUP ...............................................................................................14
A. Kesimpulan ...............................................................................................14
B. Saran ..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan
sesuatu yang sangat klasik namun senantiasa aktual. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai ‘makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain); insan; orang’ (1989:558). Menurut pengertian ini
manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan moral
untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan kemaslahatannya.
Dalam bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini bersepadan dengan kata-kata nâs, basyar,
insân, mar’u, ins dan lain-lain. Kemampuan berpikir itulah yang diperintahkan
allah agar dipergunakan untuk mendalami wujud atau hakikat dirinya dan tidak
semata-mata dipergunakan untuk memikirkan segala sesuatu diluar dirinya.
Demikianlah kenyataannya bahwa manusia tidak pernah berhenti berpikir, kecuali
dalam keadaan tidur atau sedang berada dalam situasi diluar kesadaran. Dari
sejarah kehidupan manusia ternyata tidak sedikit usaha manusia dalam
memikirkan wujud atau hakikat dirinya, meskipun sebenarnya masih lebih banyak
yang tidak menaruh perhatian untuk memikirkannya.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Hakikat manusia dalam pandangan islam?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana hakikat manusia dalam pandangan islam

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui asal usul kejadian manusia


b. Untuk mengetahui potensi-potensi yang di miliki manusia

c. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan manusia

d. Untuk mengetahui sifat-sifat manusia

e. Untuk mengetahui kelebihan manusia atas mahkluk lain

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Hakikat Kejadian Manusia


Manusia adalah mahkluk Allah yang komplek dan unik, sehingga tidak
mudah untuk bisa memahami manusia dari satu sudut pandang saja, bahkan
sampai hari ini belum ada satu ilmu yang dapat mengungkapkan misteri dan
menjelaskan tentang manusia secara komprehensif, masih bersifat parsial
keilmuan, seperti : embriologi mempelajari tentang embrio manusia, psikologi
mempelajari kejiwaan dan psikis manusia, kedokteran mempelajari anatomi
tubuh manusia dan ilmu lainnya. Alexis Carrel – sebagaimana yang di kutip
oleh (Quraish Shihab : 1994, 224) menggambarkan tentang kesulitan yang di
hadapi dalam penyelidikan untuk mendapatkan pemahaman tentang hakikat
manusia. Alexis Carrel menyatakan bahwa pengetahuan tentang berbagai
mahkluk hidup secara umum dan manusia secara khususnya belum mencapai
kemajuan seperti ilmu pengetahuan yang lain. Manusia merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan serta amat kompleks, oleh karena itu tidak
mudah untuk mendapatkan gambaran untuknya.
Berikut ini adalah dimensi hakikat manusia berdasarkan teori ilmuwan :
1. Konsep Darwin
Teori Darwin menyatakan bahwa semua makhluk hidup bersaing di alam ini
melalui seleksi alam. Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia
modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses
evolusi yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu,
dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia
modern dan nenek moyangnya yang ditetapkan menjadi empat kelompok
dasar yaitu Australophithecines, Homo habilis, Homo erectus, dan Homo
sapiens. Para evolusionis menggolongkan tahapan dari evolusi manusia
sebagai genus Homo, yaitu “manusia.” Menurut pernyataan evolusionis,
makhluk hidup dalam kelompok Homo lebih berkembang daripada
Australopithecus, dan tidak begitu berbeda dengan manusia modern.
Manusia modern saat ini, yaitu spesies Homo sapiens, dikatakan telah
terbentuk pada tahapan evolusi paling akhir dari genus Homo ini. Fosil
seperti “Manusia Jawa,” “Manusia Peking,” dan “Lucy,” yang muncul
dalam media dari waktu ke waktu dan bisa ditemukan dalam media
publikasi dan buku acuan evolusionis. Setiap pengelompokan ini juga
dianggap bercabang menjadi spesies dan sub-spesies.
2. Konsep Harun Yahya
Harun Yahya menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup telah didesain
sedemikian rupa oleh Sang Desainer, yaitu Sang Pencipta. Setiap jenis
makhluk yang telah diciptakan tidak bisa berubah, tidak berkerabat satu
sama lain, dan diturunkan dari leluhur yang sama. Jelas menyanggah teori
Darwin mengenai seleksi alam yang dapat menimbulkan suatu spesies baru.
Manusia hanya berasal dari satu keturunan yaitu Adam dan Hawa. Bukan
berasal dari kera. Dan makhluk-makhluk mirip kera lainnya. Hal ini
ditunjukkan melalui perbedaan struktur tulang dan otot dari berbagai temuan
yang dijelaskan Harun Yahya. Meskipun teorinya bersifat kreasionis. Harun
Yahya memandang bahwa Darwinisme sebagai terorisme. Hal ini terlihat
dari beberapa tulisannya yang berusaha mematahkan teori-teori Darwin
melalui fakta-fakta penciptaan yang ditulis dalam bukunya. Teori Darwin
menurutnya memberikan pemikiran materialistis terhadap alam semesta.
Juga berusaha memberikan suatu pandangan bahwa alam ini tidak hanya
bersifat materiil tetapi juga memiliki sisi spiritual yang harus diilhami oleh
setiap umat beragama. Persamaan kedua konsep tersebut adalah seleksi alam
bisa saja menimbulkan suatu keanekaragaman hayati. Selain itu, perbedaan
ras yang terjadi di antara manusia adalah bentuk adaptasi manusia terhadap
lingkungannya.
3. Berikut ini adalah dimensi hakikat manusia dalam Al-Qur’an :
a. Sebagai Hamba Allah
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah swt.
Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah swt
dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya. Pada QS.Adz-Dzariyat (51): 56

‫ت اَعلنجلن يوُاَ ع نلعن ي‬


‫س إنلل لنييععبدددوُنن‬ ‫يوُيماَ يخليعق د‬
Artinya : Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah
kepada-Ku.

b. Sebagai An- Nas


Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan an- nas. Kata al-nas
dalam Al-qur’an cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia
sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial
yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya. (Q.S.al-
Hujurat : 13)

َ‫س إنلناَ يخليعقيناَدكعم نمعن يذيكرر يوُأدعنثيىى يوُيجيععليناَدكعم دشدعوُبباَ يوُقييباَئنيل لنتييعاَيردفوُا‬
‫يياَ أييَييهاَ اَللناَ د‬
‫ي‬
ٌ‫خنبير‬ ‫ان أيعتيقاَدكعم إنلن ل‬
‫اي يعنليمم‬ ‫إنلن أيعكيريمدكعم نععنيد ل‬
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengetahui.
c. Sebagai khalifah Allah
Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan
yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai
pemilih atau penerus ajaran Allah., selain sebagai pemimpin manusia
juga berfungsi sebagai penerus ajaran agama yang telah dilakukan oleh
para pendahulunya,selain itu khalifah juga merupakan pemelihara
ataupun penjaga bumi ini dari kerusakan. (Q.S.Al-Baqarah : 30)

‫ض يخنليفيةب ً يقاَدلوُاَ أيتيعجيعدل نفييهاَ يمعن‬ ‫ك لنعليميلئنيكنة إنننيِ يجاَنعمل نفيِ اَعليعر ن‬ ‫يوُإنعذ يقاَيل يريَب ي‬
َ‫ك ً يقاَيل إنننيِ أيععليدم يما‬
‫س لي ي‬ ‫ك يوُندقيند د‬ ‫يدعفنسدد نفييهاَ يوُييعسفن د‬
‫ك اَلنديماَيء يوُنيعحدن نديسبندح بنيحعمند ي‬
‫يل تيععليدموُين‬
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
d. Sebagai Bani Adam
Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak
terjadi kesalahpahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera
sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin.Islam memandang
manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan
dan hubungannya dalam masyarakat. (Q.S.Al-Isra : 70)

‫يوُليقيعد يكلرعميناَ بيننيِ آيديم يوُيحيمعليناَهدعم نفيِ اَعلبينر يوُاَعلبيعحنر يوُيريزعقيناَهدعم نمين اَلطلينيباَ ن‬
‫ت‬
‫ضيبل‬ ‫ضعليناَهدعم يعليىى يكنثيرر نملمعن يخليعقيناَ تيعف ن‬ ‫يوُفي ل‬
Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
e. Sebagai al- Insan
Al insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan
pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal
lainnya.
f. Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)
Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena
manusia memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik,
tumbuh, memerlukan makanan, berkembang biak dan lain sebagainya
sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya.
B. Asal Usul Kejadian Manusia
Asal Usul kejadian manusia menurut sains, Sel telur diproduksi oleh indung
telur atau ovarium wanita. sel sperma harus membuahi sel telur agar terjadi
konsepsi atau kehamilan. Bagaimana terjadinya pembuahan pada saat
berhubungan seksual dengan pasangan, pria akan mencapai orgasme dan
menghasilkan ejakulasi. Ejakulasi yang dihasilkan ini akan mendorong cairan
semen yang mengandung sperma ke dalam vagina wanita menuju leher rahim.
Kekuatan ejakulasi memberikan dorongan kepada sperma rata-rata 10 ml per
jam untuk mencapai sel telur. Satu telur mungkin bisa didekati oleh ratusan
sperma, namun hanya sperma terkuat yang dapat menembus dinding luar sel
telur. Ketika ada satu sperma yang mampu memasuki sel telur sampai inti sel
telur, maka sel telur membentuk pertahanan diri sehingga mencegah sperma
lain memasukinya. Dan akhirnya, terjadilah pembuahan atau konsepsi.
Walaupun sperma sudah memasuki sel telur, bukan berarti ia sudah sukses
mencapai kehamilan. Setelah sperma masuk ke dalam sel telur dan sel telur
membentuk pertahanan diri, materi genetik antara sperma dan sel telur
kemudian melakukan penggabungan. Nah, jenis kelamin bayi Anda ditentukan
dari sini. Jika sperma yang berhasil membuahi sel telur membawa kromoson Y,
maka bayi Anda akan berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan, jika sperma
membawa kromoson X, maka bayi Anda akan berjenis kelamin perempuan.
Sel-sel baru dengan jumlah sekitar 100 sel akan membentuk bundelan yang
disebut dengan blastokista. Blastokista ini kemudian akan berjalan menuju
rahim, dapat memakan waktu sampai 3 hari atau lebih. Di rahim, kemudian
blastokista akan menempel pada dinding rahim (implantasi) yang kemudian
akan berkembang menjadi embrio dan plasenta. Ini membutuhkan waktu
sampai beberapa minggu sampai Anda menduga bahwa Anda hamil dan tes
kehamilan menunjukkan hal yang sama.
Dalam Al-Qur’an pun dijelaskan tentang bahan baku penciptaan manusia,
diantaranya dari tanah, saripati tanah, dan nutfah untuk penjelasannya sebagai
berikut:
1. Manusia diciptakan dari tanah
‫ك لنعليميلئنيكنة إنننيِ يخاَلن م‬
‫ق بييشبراَ نمعن نطيرن‬ ‫إنعذ يقاَيل يريَب ي‬
Artinya : sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah (Q.S. Sad
(38) : 71).
2. Manusia diciptakan dari sari tanah

‫يوُليقيعد يخليعقيناَ اَ ع نلعنيساَين نمعن دسيلليرة نمعن نطيرن‬


Artinya : Dan sungguh, kami telah menciptakan manusia dari sari pati
(berasal) dari tanah (Q.S. Al-Mu’minun (23) : 12).
3. Manusia diciptakan dari nutfah

‫صيمم دمنبيمن‬ ‫ق اَ ع نلعنيساَين نمعن ند ع‬


‫طفيرة فيإ نيذاَ هديوُ يخ ن‬ ‫يخلي ي‬
Artinya : Dia telah menciptakan manusia dari mani, ternyata dia menjadi
pembantah yang nyata (Q.S. An-Nahl (16) : 4).
C. Potensi-Potensi Manusia
1. Potensi Akal
Akal adalah karunia yang Allah Swt berikan kepada manusia, yang
menjadikan manusia berbeda dengan makhluk Allah Swt yang lain.
Ketinggian derajat manusia dibandingkan dengan mahkluk yang lain adalah
karena manusia memiliki akal. Namun Allah Swt menghendaki agar akal
kita digunakan untuk memikirkan tentang keberadaan dan keesaan Allah
Swt. Jika akal manusia digunakan untuk memikirkan keberadaan dan
keesaan Allah maka manusia akan mengenal Allah Swt. Dan akal manusia
akan menjadi bernilai di sisi Allah Swt. Dengan potensi akal manusia
mampu mencari ilmu pengetahuan, penemuan-penemuan dan menciptakan
segala sesuatunya.Akal lah yang bisa kita gunakan untuk menciptakan ilmu
yang bermanfaat dan menciptakan segala sesuatu yang mempunyai
kemaslahatan bagi manusia lainnya, dan begitu pula sebaliknya.

2. Rohani
Potensi rohani merupakan potensi yang penting bagi manusia.Jiwa atau Ruh
merupakan potensi asasi manusia yang sepenuhnya ditentukan oleh Allah.
Dengan potensi rohani, manusia dapat melihat mana yang haq dan mana
yang bathil, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang bersih dan
mana yang kotor, maka jika hati manusia bersih tentunya manusia akan
memilih yang haq, benar, dan bersih. Begitu pula sebaliknya. Maka dari itu
sebagai manusia yang memiliki potensi rohani, kita harus memperkuat
keyakinan kita agar potensi ini berjalan dengan baik.
3. Potensi Jasmani
Potensi jasmani manusia sangat didukung oleh kuatnya jasmani.Dan
kuatnya jasmani sangat didukung oleh masukan makanan bergizi yang
mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita dan diikuti pula oleh
istirahat yang cukup. Tak lupa olahraga akan membuat jasmani kita semakin
bertambah kuat. Manusia bisa menggunakan potensi ini untuk berbuat amal
kebaikan dan melakukan apa saja yang bermanfaat bagi dirinya sendiri,
keluarga, masyarakat, agama, nusa dan bangsa.

D. Kelemahan-Kelemahan Manusia
1. Bodoh, Secara umum kita manusia adalah makhluk yang bodoh karena
tahu kebenaran namun enggan untuk menjalankannya. Sebagaimana firman
Allah :

َ‫ض يوُاَعلنجيباَنل فيأ يبيعيين أيعن ييعحنمعلنييها‬


‫ت يوُاَعليعر ن‬
‫ضيناَ اَعلييماَنيةي يعيلى اَللسيماَيوُاَ ن‬ ‫إنلناَ يعير ع‬
‫يوُأيعشفيعقين نمعنيهاَ يوُيحيملييهاَ اَ ع نلعنيساَدن ً إننلهد يكاَين ظيدلوُبماَ يجدهوُبل‬
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat
itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.(QS.
Al-Ahzab 72)

2. Zalim
Manusia zalim karena cenderung membinasakan diri sendiri serta mencari
kesenangan tanpa mempedulikan nasib orang lain.(QS. Al-Ahzab 72)
3. Lemah
Manusia adalah makhluk yang lemah karena penuh dengan keterbatasan
kemampuan serta mudah meninggal dunia (mati) hanya dengan berbagai
hal sepele nan mematikan. Sebagaimana firman Allah

‫ق اَ ع نلعنيساَدن ي‬
َ‫ضنعيبفا‬ ‫اد أيعن يديخفن ي‬
‫ف يععندكعم يوُدخلن ي‬ ‫يدنريدد ل‬
Artinya : “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia
dijadikan bersifat lemah”.(QS. An-Nisa 28)

E. Sifat-Sifat Manusia
1. Tergesa-gesa
Sifat manusia disebut dalam Al-Qur’an adalah senantiasa tergesa-gesa, baik
dalam amalan untuk dunia ataupun amalan untuk akhirat. Sebagaimana
firman Allah Berikut :

ِ‫جدلوُن‬
‫تيعستيعع ن‬ ‫ق اَ ع نلعنيساَدن نمعن يعيجرل يسأ دنريدكعم آيياَنتيِ فييل‬
‫دخلن ي‬
Artinya :”manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa, kelak akan aku
perlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Ku. Maka janganlah kamu
memintaku aku menyegerakannya (Q.S. Al-Anbiya (21) : 37)
Tergesa-gesa adalah sifat manusia sebagaimana digambarkan pada ayat
tersebut diatas, hal ini dapat kita perhatikan bahwa manusia ketika
memohon sesuatu kepada Allah pun selalu menginginkan segera terkabul
dan dipenuhi sesuai dengan permintaanya, atauapabila dalam keadaan
terdhalimi, manusia memohon kepada Allah supaya yang mendhalimi
segera mendapatkan balasan atas perbuatannya,sifat tergesa-gesa inipun
menjadi alat setan untuk menyesatkan manusia.

2. Kufur Nikmat ,Sifat manusia yang sangat buruk dan telah disebut dalam Al-
Qur’an adalah kufur terhadap nikmat Allah. Sebagaimana firman Allah :

‫يوُيجيعدلوُاَ ليهد نمعن نعيباَندنه دجعزبءاَ إنلن اَ ع نلعنيساَين لييكدفوُمر دمنبيمن‬


Artinya : “Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya
sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu pengingkar
yang nyata”.(QS. Az-Zukhruf (43) :15).
3. Suka Membantah

‫صلرعفيناَ نفيِ ىهييذاَ اَعلقدعرآنن نلللناَ ن‬


‫س نمعن دكنل يمثيرل يوُيكاَين اَ ع نلعنيساَدن أيعكثيير يشعيِرء يجيدبل‬ ‫يوُليقيعد ي‬
Artinya : Dan sesungguhnya kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada
manusia dalam Al-Qur’an ini dengan bermacam-macam perumpamaan.
Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah. (Q.S. Al-
kahfi (18) : 54).
4. Suka Mengeluh

َ‫ق هيدلوُبعا‬
‫إنلن اَ ع نلعنيساَين دخلن ي‬
Artinya : Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
(Q.S. Al-Ma’arif (70):19)
5. Sombong

‫ض يوُنيأ يىى بنيجاَننبننه يوُإنيذاَ يملسهد اَللشيَر فيدذوُ دديعاَرء‬


‫يوُإنيذاَ أيعنيععميناَ يعيلى اَ ع نلعنيساَنن أيععير ي‬
‫ض‬
‫يعنري ر‬
Artinya : Dan apabila kami berikan nikamat kepada manusia, dia berpaling
dan menjauhkan diri (dengan sombong); tetapi apabila ditimpa malapetaka
dia banyak berdoa (Q.S.Fusilat (41) : 51).
6. Kikir
Sifat yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan merupakan sifat yang buruk
adalah kikir dimana ia enggan untuk membagi nikmat yang telah didapatnya
kepada orang lain,walaupun hakikatnya harta yang dimiliki manusia adalah
titipan dari allah. Gambaran manusia kikir ketika ia dalam keadaan
kekurangan atau tidak memiliki harta, maka dia berdoa kepada allah dan
bahkan berjanji untuk bersedekah atau menjadi dermawan, tetapi
kenyataanya ketika permohonannya dikabulkan justru manusia menjadi
kikir. Sifat kikir adalah salah satu cara setan menyesatkan manusoa dengan
cara merekayasa menakut-nakuti manusia akan kemiskinan yang akan
didapatkannya apabila terlalu banyak memberi harta yang di milikinya.

‫قدعل ليعوُ أيعنتدعم تيعملندكوُين يخيزاَئنين يرعحيمنة يرنبيِ إنبذاَ يليعميسعكتدعم يخعشييةي اَ ع نلعنيفاَ ن‬
‫ق يوُيكاَين‬
َ‫اَ ع نلعنيساَدن قيدتوُبرا‬
Artinya : “Katakanlah muhammad: "sekiranya kamu menguasai
perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya( perbendaharaan) itu kamu tahan
karena takut membelanjakannya". Dan manusia itu sangat kikir”.(QS. Al-
Isra (17): 100)
7. Iri hati dan dengki

ً َ‫ب نملماَ اَعكتييسدبوُا‬ ‫ض نللنريجاَنل ني ن‬


‫صي م‬ ‫ضدكعم يعليىى بيعع ر‬ ‫اد بننه بيعع ي‬‫ضيل ل‬ ‫يوُيل تيتييمنلعوُاَ يماَ في ل‬
‫اي يكاَين بندكنل يشعيِرء‬‫ضلننه ِ إنلن ل‬ ‫ب نملماَ اَعكتييسعبين يوُاَعسأ يدلوُاَ ل‬
‫اي نمعن في ع‬ ‫صي م‬ ‫يوُنللننيساَنء ني ن‬
َ‫يعنليبما‬
Artinya : “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan
Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.
Karena bagi orang laki-laki ada sebahagian dari pada apa yang mereka
usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka
usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh,
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa ayat 32).
8. Mudah Terpedaya
Diakhir nanti, neraka sesungguhnya akan banyak dihuni oleh manusia
dikarenakan mudahnya manusia terpedaya oleh hasutan setan. Sebagaimana
firman Allah.

‫ك اَعليكنرينم‬ ‫يياَ أييَييهاَ اَ ع نلعنيساَدن يماَ يغلر ي‬


‫ك بنيربن ي‬
Artinya : “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat
durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah”.(QS. Al-Infithar 6)
F. Kelebihannya Atas Mahkluk Lain
Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu
memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di
dukung oleh pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan di antara keduanya
terletak pada dimensi pengtahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di sinilah
letak kelebihan dan keunggulan yang di banding dengan makhluk lain. Di
banding makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan, Kelebihan itu lah
yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Pada prinsipnya, malaikat adalah makhluk yang mulia. Namun jika
manusia beriman dan taat kepada Allah SWT ia bisa melebihi kemuliaan para
malaikat.
Pertama, Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk bersyujud
(hormat) kepada Adam as. Allah berfirman saat awal penciptaan
manusia dalam surat Al-Baqarah ayat 34 Berikut :

‫س أيبيىى يوُاَعستيعكبيير يوُيكاَين نمين اَعليكاَفننريين‬


‫يوُإنعذ قدعليناَ لنعليميلئنيكنة اَعسدجددوُاَ نليديم فييسيجددوُاَ إنلل إنعبنلي ي‬
Artinya : “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada Malaikat, sujudlah
kamu kepada adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur
dan ia adalah termasuk golongan kafir”.( QS. Al Baqarah 34). Manusia
memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang paling
mirip sekalipun.Kekhasan inilah yang menurut Al-Qur’an menyebabkan
adanya konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan
pembalasan. Diantara karakteristik manusia adalah:
1. Aspek kreasi
Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan
yang terbaik dan sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain
dalam aspek penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan
manusia lebih fungsional dari tangan sinpanse, demikian pula organ-organ
lainnya.
2. Aspek ilmu
Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam
semesta di sekelilingnya.Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri
dasar yang tidak bisa di kembangkan melalui pendidikan dan
pengajaran.Manusia menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus
berkembang.
3. Aspek kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan
dalam hidup. Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak
akan pernah berubah. Para malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi
makhluk yang sombong atau maksiat.
4. Pengarahan akhlak
Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya.Ada manusia
yang sebelulmnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat
menjadi penjahat.Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu lembaga
pendidikan diperlukan untuk mengarahkan kehidupan generasi yang akan
datang.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu ciptaan Allah itu adalah manusia, yang diberi keistimewaan
berupa kemampuan berpikir yang melebihi jenis makhluk lain yang sama-sama
menjadi penghuni bumi. Kemampuan berpikir itulah yang diperintahkan Allah
agar dipergunakan untuk mendalami wujud atau hakikat dirinya dan tidak
semata-mata dipegunakan untuk memikirkan segala sesuatu di luar
dirinya.Dimensi hakikat manusia berdasarkan pandangan agama islam yaitu
Sebagai Hamba Allah,Sebagai al- Nas,Sebagai khalifah Allah,Sebagai Bani
Adam, Sebagai al- Insan,dan Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar).Yang
manusia sendiri menurut islam diciptakan dari tanah,sari pati tanah, dan nutfah
yang memiliki kelebihan juga kekurangan,serta potensi-potensi yang di berikan
oleh allah swt.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan diatas.

DAFTAR PUSTAKA
Khomaeny, Elfan Fanhas Fatwa.2018.Pendidikan Agama Islam untuk mahasiswa
perguruan tinggi muhammadiyah.Tasikmalaya, Edu Publisher.

https://books.google.co.id/books?
id=KxmDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=pendidikan+agama+islam&hl=i
d&sa=X&ved=0ahUKEwj1o3Is9LkAhUFNo8KHdUjD9cQ6AEITTAG#v=onepag
e&q=pendidikan%20agama%20islam&f=false.

http://www.academia.edu/37512539/MAKALAH_HAKIKAT_MANUSIA_MENUR
UT_ISLAM

Anda mungkin juga menyukai