Anda di halaman 1dari 15

Keperawatan Dasar II

Konsep Pemenuhan
Kebutuhan
Seksualitas

 Ade Aulia Utami (SNR 19214073)


 Billi Eden saputra (SNR 19214031)
 Ery Angreyni (SNR 19214021)
 Gregorius Marsel (SNR 19214060)
 Imam Khairul Anwar (SNR 19214068)
 Utari (SNR 19214030)
Pemenuhan kebutuhan seksual merupakan hal
yang penting dalam kehidupan manusia. Kebutuhan se
ksual dalam kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan palin
g dasar manusia disamping makan dan minum. Maslo
w membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 5 tingk
atan, dimana tingkat yang paling dasar adalah kebutuh
an fisiologis, selanjutnya secara berturut-turut kebutuh

Latar an keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghar


gaan, dan yang paling tinggi yaitu kebutuhan aktualisa
si diri. Kebutuhan dasar manusia menurut teori ini haru

Belakang s dipenuhi secara berjenjang

(Maslow (1954) dalam Hartono (2010).


Rumusan Masalah :
 Apa pengertian kebutuhan seksual?
 Bagaimana anatomi fisiologi seksualitas?
 Apa saja aspek dalam kebutuhan seksual?
 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan seksualitas?
 Bagaimana perkembangan seksualitas?
 Bagaimana tahapan respon seksual?
 Bagaimana bentuk abnormalitas seksual?
 Bagaimana tindakan perawat terhadap ke
butuhan seksual?
Tujuan :
 Supaya mahasiswa/i dapat mengetahui penge
rtian kebutuhan seksual?
 Supaya mahasiswa/i dapat mengetahui anato
mi fisiologi seksualitas?
 Supaya mahasiswa/i dapat mengetahui aspek
dalam kebutuhan seksual?
 Supaya mahasiswa/i dapat mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi kebutuhan seksuali
tas?
 Supaya mahasiswa/i dapat mengetahui perke
mbangan seksualitas?
 Supaya mahasiswa/i dapat mengetahui tahap
an respon seksual?
 Supaya mahasiswa/i dapat mengetahui bentuk
abnormalitas seksual?
 Supaya mahasiswa/i dapat mengetahui tindak
an perawat terhadap kebutuhan seksual?
BAB II
Tinjauan Teoritis

pengalaman tubuh, contohnya seperti mimpi basah


Pengertian , masturbasi, berpegangan tangan , berciuman, sa
mpai dengan berhubungan seksual.

Anatomi Reproduksi Wanita


BAB II
Tinjauan Teoritis

Pengertian

Seks adalah jenis kelamin atau yang berhubungan dengan alat


kelamin
(https://kbbi.web.id/seks Diakses 2 Oktober 2019)
Seksual berkaitan dengan pengalaman tubuh, contohnya sepert
i mimpi basah, masturbasi, berpegangan tangan , berciuman, s
ampai dengan berhubungan seksual.
(http://www.gwl-ina.or.id/wp-content/uploads/2016/03/BAB-2-SE
KSUALITAS.pdf diakses 2 Oktober 2019).
Anatomi dan Fisiologi
Organ Reproduksi Wanita

a. Ovarium atau indung telur


b. Oviduk (Tuba Fallopi)
c. Rahim (Uterus)
d. Vagina
e. Cervix

(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/
109/jtptunimus-gdl-nurhendif-5401-2-
babii.pdf di akses 28 Oktober 2019.)
Organ Reproduksi Pria

a. Penis
b. Uretra
c. Skrotum (zakar)
d. Testis
e. Epididimis
f. Vas deferens
g. Vesikula seminalis
h. Kelenjar prostat
i. Kelenjar bulbouretral (Cowper)
j. Saluran ejakulasi

(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-
gdl-nurhendif-5401-2-babii.pdf di akses 28 Oktober
2019.)
kemampuan organ seks
dan adanya hormonal d
ari sistem syaraf yang b
Aspek Biologis : erfungsi atau berhubung
an dengan kebutuhan se
ksual.

sebuah perasaan dari di


ri sendiri terhadap kesad
aran identitasnya, serta
Aspek Psikologis : memandang gambaran
seksual atau bentuk kon
sep diri yang lain
Faktor - faktor yang mempen Perkermbangan Seksualitas: Tahap Respon Seksual :
garuhi kehidupan seksual :

 Pertimbangan Perkembangan  Masa prenatal dan bayi  Fase 1: Perangsangan


 Kebiasaan Hidup Sehat dan K  Masa Kanak-kanak  Fase 2: Dataran tinggi (platea
ondisi Kesehatan  Masa Pubertas / Remaja u)
 Peran dan Hubungan  Masa Dewasa Muda dan Pert  Fase 3: Orgasme
 Konsep Diri engahan Umur.  Fase 4: Resolusi
 Budaya, Nilai dan Keyakinan  Masa Dewasa Tua
 Agama

(Fransiska Eka Maria.2015) (Fransiska Eka Maria.2015) (Wahyudi,K.2000)


Bentuk Abnormalitas Seksual Akibat Dorongan Seksual Abnormal

1. Postitusi penyimpangan dengan pola dorong seks yang tidak wajar dalam kepribadianya se
ks bersifat impersonal.
2. Perzinahan bentuk seksualitas antara laki-laki dan wanita yang bukan suami istri.
3. Frigiditas yaitu ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme pada saat
bersenggama.
4. Impotensi yaitu ketidakmampuan pria untuk relaksasi seks.
5. Ejakulasi prematur terjadinya pembuangan sperma yang terlalu dini.
6. Vaginismus terjadinya kejang yang berupa penegangan atau pengerasan sehingga penis terj
epit dan tidak biasa keluar.
7. Dispareunia yaitu kesulitan dalam melakukan senggama atau sakit pada koitus.
8. Anorgasme yaitu kegagalan dalam mencapai klimaks selama bersenggama.
9. Kesukaran koitus pertama keadaan dimana terjadi kesulitan dalam koitus pertama disebabk
an karena kurangnya pengetahuan seks.
1. Melakukan cara-cara / teknik untuk menciptakan lingkun
gan privasi
2. Mengajarkan pola seksualitas yang sehat
3. Mengajarkan perubahan fisiologis kehamilan
4. Mengajarkan pendidikan seks pada usia remaja, dewasa,
Tindakan Perawat: dan usia lanjut.
Tindakan Perawat:
5. Mengajarkan cara pemilihan kontrasepsi
6. Menciptakan hubungan teurapetik dalam mendiskusikan
masalah seks
7. Memperkenalkan alat-alat bantu pemenuhan dalam kebut
uhan seks
8. Melaksananakan rujukan masalah seksualitas
9. Menerima konseling masalah seksual
BAB III
Penutup

Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi


perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai, m
emerhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timb
al balik antara dua individu tersebut.
A. Kesimpulan : Tinjauan seksual pada beberapa aspek ada aspek biologis dan aspek
psikologis, faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan seksualitas: p
ertimbangan perkembangan, kebiasaan hidup sehat dan kondisi keseh
atan, peran dan hubungan, konsep diri, budaya, nilai dan keyakinan da
n agama.
B. Kebutuhan seksual merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Untuk m
emenuhi kebutuhan seksual dengan baik, maka tindakan sebagai perawat/ ten
aga kesehatan yaitu :

1. Mengajarkan pola seksualitas yang sehat


2. Mengajarkan pendidikan seks pada usia remaja, dewasa, dan usia lanjut.
3. Menciptakan hubungan teurapetik dalam mendiskusikan masalah seks
4. Memperkenalkan alat-alat bantu pemenuhan dalam kebutuhan seks
5. Melaksananakan rujukan masalah seksualitas
6. Menerima konseling maslaah seksual
Any Questions ?

Anda mungkin juga menyukai