Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas terbentuknya makalah ini, Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas yang diberikan kepada kami denganjudul teori yaitu KONSEP
SEKSUAL. Makalah ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dosen dan mahasiswa
dalam kegiatan pembelajaran keperawatan dasar. Sehingga pa ra dosen da n
mahaslswa mempunyai alternatif penggunaan makalah sesuai dengan pilihan dan
kualitas yang diperlukan

Materi dalam makalah Ini disampaikan dengan tersusundan ilustrasi yang jelas,
dengan kalimat yang sederhana dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Oleh kita semua. Dalam materi yang disampaikan dimakalah ini, diharapkan
mahasiswa akan mampu memahami dan mengetahui tentang konsep seksual.

Akhirnya,kami berharap makalah ini akan dapat memberikan manfaat untuk


kita sem ua. Kami menyadri bahwa tak ada gading yang tak retak, maka kritik
dan saran demi perbaikan makalah ini senantiasa kami harap dan nantikan
Penulis
LATAR BELAKANG

Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kellidupan


yang berhubungan dengan alat reproduksi. (Stevens: 1999). Sedangkan menumt
WHO dalam Mardiana (2012) seksualitas adalah suatu aspek inti manusia
sepanjang kehidupannya dan meliputi seks, identitas dan peran gender, orientasi
seksual, emtisme, kenikmatan, kemesraan dan reproduksi.
Salah satu kebutuhan mendasaryang kita ketahui adalahn kebutuhan seksual
karena kebutuhan seksual merupakan yang harus benar-benar terpenuhi dan
apabila kebutuhan seksual ini tidak terpenuhi dengan semestinya maka akan terjadi
sesuatu menympang seksual.

Karena begitu pentingnya sebuah kebutuhan seksual bagi kelangsungan


kehidupan manusia dan banyak masalah yang ditim bulkan serta pertimbangan-
perti mbangan yang sering kita jumpai. Dalam kehidupan kita maka dari itu kami
mengatakan sebuahjudul ma kalah ini dibuat tentang "KONSEPSEKSUAL"
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

Konsep Seksuahtas

Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Lingkupan


seksualitassuatu yang leblh luas daripada hanya sekedar kata seks yang merupakan
kegiatan hubungan fisik seksual- Kondisi Seksualitas yang sehat juga
menunjukkan gambaran kualitas kehidupan manusia, terkait dengan perasaan
paling dalam, akrab dan intim yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam,
dapat berupa pengalaman, penerimaan dan ekspresi diri manusia.Seks adalah
perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis
kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan
Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi
biologis, sosial, perilaku dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan
dengan organ reproduksi dan alat kelamins termasuk bagmmana menjaga kesehatan
dan memfungsikan secara optimal organ tepmduksi dan dorongan seksual
Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana

menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis- Dari
dimensi sosial dilihat pada bagamana seksualitas muncul dalam hubungan antar
manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang
seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seks.
Dimensi pernaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu
perilaku yang muncul berkmtan dengandomnganatau seksual-

BAB ll

1. PENGERTIAN SEKSUALITAS
Seksualitas adalah komponen identitas personal Individu yang tidak tetpisahkan dan
berkembang dan semakin matang sepanjang kehidupan individu. Seksualitas tidak sama
dengan seks. Seksualitas ialah interaksi faktor faktor biologis, psikologi petsonal, dan
lingkungan. Fungsi biologis mengacu pada kemampuan individu untuk memberi dan
menerima kemkmatan dan untuk bereproduksi. Identitas dan konsep diri seksual psikologis
mengacu pada pemahaman dalam diri individu tentang seksualitas seperti citra diri,
identifikasi sebagai pria atau wamta, dan pembelajaran peran-peran maskulin atau femnin.
Nilai atau aturan sosio budaya membantu dalam membentuk individu berhubungan dengan
dunia dan bagamana mereka memillh berhubungan seksual dengan orang lain

2 aspek seksualitas:

1. Seksualitas dalam atli sempit

Dalam arti sempit seks berarti kelamin Yang termasuk dalam kelamin adalah
sebagai berikut:
a. Alat kelamin itu sendiri
b. Kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh yang mempengaruhi bekerjanya alat
kelamin
c. Anggota tubuh dan ciri-ciri badaniah lainnya yang membedakan laki-laki
dan perempuan
d. Hubungan kelamin
2. Seksualitas dalam alti luas
Segala hal yang terjadi aklbat dari adanya perbedaanjenis kelamin antara lain:

a) Perbedaan tingkah laku: lembut, kasar, genit, dll

b) Perbedaan atribut: pakaian, nama, CIII

c) Perbedaan peran.

2. FUNGSI SEKSUALITAS

Kesuburan

Pada beberapa kebudayaan, seorang wanita muda mungkin merasakan adanya


keinginan yang kuat untuk membuktlkan kesuburannya bahkan walaupun la
sebenamya belum menginginkan anak pada tahap kehidupannya saat itu. Ini adalah
macam masyarakat yang secara tradisional wanita hanya dianggap layak dimkahi
apabila ia sanggup membuktlkan kesuburannya.
2, Kenlkmatan

Mungkin pendorong primer atau mendasar pernaku seksual adalah kenikmatan atau
kesenangan yang dirasakan yaitu suatu kombinasi kenikmatan sensual dan
kemkmatan khas seksual yang berkaitan dengan orgasme.
3. Mempererat ikatan dan meningkatkan keintiman pasangan

Dalam suatu pertalian seksual yang ekslusif, pasangan melakukan secara bersama-
sama hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan dengan orang lain. Ini adalah esensi
dari keintiman seksual. Efektivitas seks dalam memperkuat keintiman tersebut
berakar dari risiko psikologis yang terllbat; secara khusus, resiko ditolak,
ditertawakan, mendapati bahwa dirinya tidak menarlk, atau kehilangan kendali
dapat memadamkan gairah pasangan.

4. Menegaskan maskulinitas atau feminitas


Sepanjang hidup kita, terutama pada saat-saat identitas gender terancam karena
sebab lain (mis., saat menghadapi perasaan tidak diperlukan atau efek penuaan),
kita mungkin menggunakan seksualitas untuk tujuan ini.
5. Meningkatkan harga diri
Merasa secara seksual bagi orang lain, atau berhasil dalam upaya seksual, secara
umum dapat meningkatkan harga diri.
6. Mencapai kekuasaan atau dominasi dalam hubungan
Kekuasaan (power) seksualitas cenderung dianggap sebagai salah satu aspek
maskulinitas, dengan pria, balk karena alasan sosial maupun fiS1k, biasanya berada
dalam posisi dominan- Namun, seks dapat digunakan untuk mengendalikan
hubungan balk oleh pria dan wanita dan karenanya sering merupakan aspek
penting dalam dinamica hubungan. Kekuasaan tersebut mungkin dilakukan dengan
mengendalikan aloes ke interaksi seksual, menentukan bentuk pertalian seksual
yang dllakukan, dan apakah proses menimbulkan efek positif pada harga diri
pasangan, Sementara dapat terus menjadi faktor dalam suatu hubungan yang sudh
berjalan, hal ini juga merupakan aspek yang penting dan menarik dalam perilaku
awal masa
"bemacaran"
7. Mengungkapkan permusuhan
Aspek penting dalam masalah "dominasi" pada interaksi seksual pria-wanita adalah
pemakaian seksualitas untuk mengungkapkan permusuhan. Hal ini paling relevan
dalam masalah perkosaan dan penyerangan seksual. Banyak kasus penyerangan atau
pemaksaan seksual dapat dipandang sebagai perluasan clari dominasi atau
kekuasaan, biasanya oleh pria terhadap wanita. Juga terdapat keadaan-keadaan
dengan penyerangan seksual dapat dipahami sebagai suatu ungkapan kemarahan,
balk terhadap wanita itu sendiri atau terhadap wanita itu sebagai pengganti wanita
lain.
8. Mengurangi ansietas atau ketegangan
Menurunnya gairah yang biasanya terjadi setelah orgasme dapat digunakan sebagai
cara untuk mengurangi ansietas atau ketegangan.
9. Pengambilan resiko

Interaksi seksual menimbulkan berbagai risiko, berkisar dan yang relatif lingan,
misalnya ketahuan, sampai serius misalnya hamil atau infeksi menular seksual.
Adanya resiko tersebut menjadi semakin bermakna dan mengganggu dengan
terjadinya epidemi HIV dan AIDS. Bagi sebagian besar orang, kesadaran adanya
resiko akan memadamkan respon seksual sehingga mereka mudah menghindari
reslko tersebute Namun, bagi beberapa individu, gairah yang berkaitan dengan
persepsi resiko malah meningkatkan respons seksualv Untuk individu yang sepelti
ini, resiko seksual menjadi salah satu bentuk kesenangan yang dicari.
10. Keuntungan materi

Prostitusi adalah bentuk yang jelas dari aktivitas seksual untuk memperoleh
keuntungan dan hal ini sering merupakan akibat dari kemiskinam Pernikahan,
sampai masa ini masill sering dilandasi oleh keinginan untuk memperoleh satu
bentuk perlindungan dan bukan semata mata Ikatan emosional komitmen untuk
hidup bersama,
3. Sikap terhadap Kesehatan

Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai


kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini
tercermin dari ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab dalam kehidupan
pribadi dan sosialnya misalnya dalam menjaga hubungan dengan teman atau pacar
dalam batasan yang dipeñolehkan oleh norma dalam masyarakat atau agama.
Bukan hanya tidak adanya kecacatan, penyakit atau gangguan lainnya. Kondisi ini
hanya bisa dicapai bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki diakui dan
dihormati.
4. Pertumbuhan dan perkembangan seks
manusia disebut libido. Terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Tahap oral: Sampai mencapai umur sekitar 1-2 tahun, tingkat kepuasan seks
dengan menghisap puting susu ibu, dot botol, menghisap jari tangan, Dengan bayi
baru dapat tidur setelah disusui ibu, menghisap botol atau tidur sambil menghisap
jarinya. Oleh karena itu perilaku demikian tidak perlu dilarang.

2. Tahap anal: Kepuasan seks anak didapat melalui rangsangan anus saat buang air
besar, antara umur 3-4 tahun sering duduk lama ditoilets sehingga kepuasannya
tercapai.
3. Tahap falik: Terjadi sekitar umur 4-5 tahun, dengan jalan mempermainkan alat
kelaminnya.
4. Tahap laten: Terjadi sekitar umur 6-12 tahun. Tingkah laku seksual seolah Olall
terbenam, karzna mungkin lebih banyak bermain, mulai masuk sekolah, dan
adanya pekerjaan rumah dari sekolah, Sehingga anak-anak cepat lelah dan lekas
tertidur, untuk siap bangun pagi dan pergi ke sekolah.
5 Tahap genital: Umur anak sekaitar 12-15 tahum Tanda seks sekunder mulai
berkembang dan keinginan seks dalam bentuk libido mulia tampak dan terus
berlangsung sampai mencapai usia lanjut. Suara mulai berubah, keingman dipuja
dan memuja mulai muncul, keingian dicumbu dan mencumbu pun mulai tampak.
Saat ini masa yang sangat berbahaya, sehingga memerlukan perhatian orang tua.
Pada wanita telah mulai datang bulan (mensü•uasi) dan pria mulai mimpi basah
sehingga dapat menyebabkan kehamilan atau hamil bila mereka melakukan
hubungan seksual. Karena kematangan jiwa dan jasmani belum mencapai tingkat
dewasa, sehingga bila terjadi kehamilan yang tidak dlhendaki, memberikan dampak
kejiwaan yang sangat menyedihkan. (chandranita :2009)

Berkembangnya seksualitas dan pertalian seksual


l. Remaja
Pada awal masa remaja, sebagıan beşar seksualitas berkaitan dengan penegasan
identitas gender dan harga diri. Pada saat awitan pubertas terjadi
pembahanperubahan di tubuh yang berlangsung tanpa dapat diduga sementara
perubahanperubahan hormon menimbulkan dampak pada reaktivitas emosi.
2, Pas angan dan awal perkawinan
Setelah perkawinan dimulai, tantangannya adalah membangun rasa aman dalam
pertalian seksual yang juga mulaİ kehilangan pengaruh "pengalaman banınya”
Pada tahap inilah membangun komunıkasi yang baik menjadi sangat penting untuk
kelanjutan perkembangan pertalian seksual. Apabila pasangan tidak
mengembangkan cara-cara yang memungkınkan pasangannya mengetahui apa
yang meıcka nıkmati dan apa yang tidak menyenangkan maka akan muncul
masalah yang sehamsnya dapat dıhadapi dan dipecahkan,
Awal menjadi orang tua

Kehamilan, dan beberapa bulan setelah kelahiran, menimbulkan kebutuhan lebih


lanjut akan penyesuaian seksual. Wanita beşar kemungkinannya mengalami
penurunan keinginan seksual dan kapasitas untuk menıkmatı seks menjelang akhir
kehamılnya karena terjadinya pembahan-perubahan fisik dan mekanis, Periode
pascanatal, karena berbagai alasan merupakan salah satu periode saat munculnya
kesulitan-kesulitan seksual yang apabıla pasangan obesitas belum mengembangkan
metode-metode yang sesuai unluk mengatasinya, dapat menimbulkan kesulitan
berkepanjangan. Masalah jangka panjang yang paling sering dalam hali ini adalah
hilangnya gairah seksual pihak wanita.
4. Usia paruh baya

Seksualitas pada hubungan yang sudah terjalin lama biasanya menghadapi


hambatan yang berbeda-beda. Pada tahap ini sesuatu yang baru dalam hubungan
seksual telah lama hilang. Bagi banyak orang hal ini tidak menimbulkan masalah.
Mereka telah mengembangkan bentuk kenyamanan intimasi seksual lain yang tetap
menjadi bagian integral dari hubungan mereka. Tetapi bagi yang Iain, kualitas
hubungan seksual yang rutin ini akan memakan korban. Pada keadaan seperti ini
stress di tempat kerja misalnya akan mudah menyebabkan kelelahan dan
memadamkan semua antusiasme spontan untuk melakukan aktivitas seksual.
Hubungan intim menjadi jarang dilakukan dan sebagai konsekuensinya dapat timbul
ketegangan dalam hubungan pasangan tersebut. Pada kelompok yang lebih tua lagi
masalah seksual yang kita hadapi terutama adalah masalah ereksi pada pria dan
hl]angnya minat seksual pada wanitïL Proses penuaan memang menimbulkan
dampak pada seksualitas tetapi tentu tidak selalu negati[ Pasangan pada usia ini
leblh kecil kemungkinannya memmta pertolongan dalam konteks keluarga
berencana atau kesehatan reproduksi.
5. Respon Terhadapseksualitas

Siklus lespon seksual normal terdiri dari empat tahap yang terjadi
berturut-tunlt. "Normal" pada umumnya mengacu pada panjang siklus
masingmasing fase, dan hasil bercinta yang memuaskan. Empat tahapan siklus
respon seksual
1 Fase kegembiraan adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari beberapa menit
sampai beberapa jam, Beberapa karakteristlk dari fase kegembiraan meliputi.
a. Peningkatan ketegangan otot

b. Peningkatan denyut jantung

c. Pembahan warna kulit

d. Aliran darah ke daerah genital

e. Mulainya pelumasan Vagina

f. Testis membengkak dan skrotum mengencang

2. Fase plateau adalah fase yang meluas ke ambang orgasme. Beberapa perubahan
yang terjadi dalam fase ini meliputi:
a. Fase kegembiraan meningkat

b. Peningkatan pembengkakan dan perubahan warna vagma

C. Klitoris menjadi sangat sensitive

d. Testis naik ke dalam skrotum

Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah

f. Meningkatnya ketegangan otot dan terjadi kejang otot

3. Fase orgasme adalah puncak dari Siklus respons seksual, dan metupakan fase
telpendek, hanya berlangsung beberapa detik Fase ini menuliki karakteristlk seperti
berikut:
a. Kontraksi otot tak sadar

b. Memuncaknya denyutjantung, tekanan darah, dan tingkat pernapasan


c Pada wanita, kontraksi otot vagma menguat dan kontrak

d. Pada pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuan kekuatan


ejakulasi

e. Perubahan warna kulit ekstrem dapat terjadi di seluruh tubuh


4. Tahap terakhir, yang disebut fase tesolusi, adalah ketlka tubuh secara
perlahan kembali ke tingkat fisiologis normal- Fase lesolusi ditandai dengan
relaksasi, keintiman,dan seringkali kelelahan. Sering kali perempuan tidak
memerlukan fase resolusi sebelum kembali ke aktivitas seksual dan kemudian
orgasme, sedangkan laki-laki memerlukan waktu pemulihan sebelum orgasme
selanjutnym Seiring pertambahan usia laki-laki, panjang dari fase refraktori
akan sering meningkat.
6. Dimensi Seksual
Seksualitas memillki dimensi-dimensi. Dimensi-dimensi Seksualitas
seperti sosiokultural, dimensi agama dan etik, dimensi psikologis dan dimensi
biologis . Masing-masing dimensi tersebut akan dijelaskan sebagai berłkut:
1. Dimensi Sosiokultural
Seksualitas dipengamhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan
apakah perilaku yang diterima di dałam kultur. Keragaman kultural secara global
menciptakan variabilitas yang sangat luas dałam norma seksual dan menghadapi
spectrum tentang keyakinan dan nilai yang luass Misalnya termasuk cara dan
perlaku yang diperbolehkan selama berpacaran, apa yang dianggap merangsang,
tipe aktivitas seksual, sanksi dan larangan dałam perilaku seksual, dengan siapa
seseorang menikah dan siapa yang diizinkan untuk memłali.
Setiap masyarakat memainkan peran yang sangat kuat dałam membentuk nnai dan
sikap seksual, juga dałam membentuk atau menghambat perkembangan dan
ekspresi seksual anggotanya. Setiap kelompok sosial mempunyai aturan dan norma
sendiri yang memandu perilaku anggotanya.
Peraturan ini menjadi bagian integral dari cara berpłkir dan menggarisbawahi
perlaku seksual, termasuk, misalnya saja, bagaimana seseorang menemukan
pasangan hidupnya, seberapa sering mereka melakukan hubungan seks, dan apa
yang mełeka lakukan ketika mełeka melakukan hubungan seks.
2. Dimensi Agama dan etik
Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik@ Ide
tentang pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan dengan seksualitas
membentuk dasar untuk pembuatan keputusan seksual. Spektrum Sikap yang
dltunjukan pada seksualitas direntang dari pandangan tradisional tentang hubungan
seks yang hanya dałam perkawinan sampai słkap yang memperbolehkan individu
menentukan apa yang benar bagi dirinya. Keputusan seksual yang melewati batas
kode etik individu dapat mengakibatkan konfllk internal.
3. Dimensi Psikologis
Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang sesuai
dan dihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati perilaku
orangtua. Orangtua biasanya mempunyai pengaruh signifikan pertama pada anak-
anaknya,
Mereka sering mengajarkan tentang seksualitas melalui komumkasi yang halus
dan nonverbal. Seseorang memandang diri mereka sebagai makhluk seksual
berhubungan dengan apa yang telah orangtua mereka tunjukan kepada mereka
tentang tubuh dan tindakan mereka, Orangtua memperlakukan anak laki-laki dan
perempuan sec ara berbeda berdasarkan jender
4. Dimensi Biologis

Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan perempuan


yang ditentukan pada masa konsepsi. Material genetic dalam telur yang telah
dibuahi terorganisir dalam kromosomyang menjadlkan perbedaan seksualKetika
hormone seks mulai mempengaruhi jaringan janin, genitalia membentuk
karakteristik laki-laki dan perempuan. Hormon mempengaruhi individu kembali
saat pubertas, dimana anak perempuan mengalami menstruasi dan perkembangan
karakteristik seks sekunder, dan anak laki-laki mengalami pembentukan
spermatozoa (sperma) yang relatif konstan dan perkembangan karakteristlk seks
sekunder:
7. Permasalahan yang berhubungan dengan masalah seksual
Adapun penyebab dari masalah seksualitas adalah antara lain:

L Ketidaktahuan mengenai seks

Lebih dari 70% wanita di Indonesia tidak mengetahui dimana letak


klitorisnya sendiri. Sebuah hal yang sebenarnya sangat penting tetapi tidak
diketahui oleh banyak orang- Masalah ketidaktahuan terhadap seks sudah betul
betul merakyat. Ini berpangkal dari kurangnya pendidikan seks yang sebagian besar
dari antara masyarakat tidak memperolehnya pada waktu remaja. Tidak jarang,
pengetahuan seks itu hanyalah sebatas informasis bukan pendidlkan. Itu terjadi
karena mereka tidak mendapatkan pendidlkan seks di sekolah atau lembaga formal
lainnya. Akibatnya, keingintahuan soal seks didapatkannya dari berbagai media.
Untuk itu orang tua hendaknya memberlkan pendidikan soal seks kepada anak-
anaknya sejak dini. Salah satunya dengan memisahkan anak anaknya tidur dalam
satu kamar setelah bemsia sepuluh tahun, sekalipun samasama perempuan atau laki-
laki. Denukian halnya dengan menghindarkan anakanaknya mandi bersama
keluarga atau juga teman-temannya.
Orang tua harus menjawab jilJur ketlka anaknya bertanya soal seks
Jawaban-jawaban yang diberikan hendaknya mudah dimengerti dan sesuai dengan
usia si anak. Karena itulah, orang tua dituntut membekali dirinya dengan
pengetahuan-pengetahuan tentang seks. Terlebih Iagi, perubahan fisik dan emosi
anak akan terjadi pada usia 13 — 15 tahun pada pria dan 12 — 14 tahun pada
wanita. Saat itulah yang dinamakan masa pubertas yaitu masa peralihan dari masa
anak-anak menjadi remaja. Pada saat itu pula, mereka mulai kepada lawan jenisnya.
2. Kelelahan
Rasa lelah adalah momok yang paling menghantui pasangan pada jaman
ini dalam melakukan hubungan seks. Apalagi dengan meningkatnya tuntutan hidup,
sang wanita harus Ikut bekerja di luar rumah demi mencukupi kebutuhan
sehari-hari Pada waktu suami istri pulang dari kerja, mereka akan merasa lelah
Dan pasangan yang sedang lelah jarang merasakan bahwa hubungan seks menarlk
minat. Akhimya meœka memilih untuk tidur. Kelelahan bisa menyebabkan
bertambahnya usaha yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan lawan jenis dan
merupakan beban yang membuat kesal yang akhirnya bisa memadamkan gairah
seks
3. Konflik
Sebagian pasangan memainkan pola konflik merusak yang berwujud
sebagai perang terbuka atau tidak mau berbicara sama sekali satu sama lain konflik
menjadi hubungan emosional menggeser proses foreplay. Pasangan dapat
mempertajam perselisihan mereka dengan menghindari seks atau mengeluarkan
ungkapan negatif atau membandingkan dengan orang lain, yang sangat melukai
perasaan pasangannya Kemarahan dan kecemasan yang tidak terpecahkan bisa
menyebabkan sejumlah masalah seksual antara lain masalah eœksi, hilang gairah
atau sengaja menahan diri untuk tidak bercinta. Perbedaan antara satu orang dan
lainnya biasanya tidak balk dan tidak juga buruk. Jadi hamslah dipandang hanya
sebagai perbedaan. Kemarahan, ketegangan atau perasaan kesal akan selalu
menghambat gairah seks
4. Kebosanan
Sepelti halnya menggosok gigi atau menyetel alarm jam, seks bisa dianggap
seperti "kerja malam". Hubungan seks yang rutin sebelum tidur sering menjadi
berleblhan sampai ke suatu titik yang membosankanv Yang mendasari rasa
bosanitu adalah kemarahan yang disadari atau tidak disadari kat?na harapan
anda tidak terpenuhi. Masalah ini diderita oleh kebanyakan pasangan yang
sudah hidup bersama bertahun-tahun. Sebagian pasangan yang sudah hidup
bersama untuk jangka waktu yang lama merasa kehilangan getaran kemkmatan
yang datang ketika melakukan hubungan seks dengan pasangan yang baru.
Orang demikian melihat rayuan penguat ego, dibandingkan bila bersenggama
dengan mitra baru.

8. istilah jenis perilaku seksual


Berikut ada 20 istilah jenis perilaku seksual tidak wajar pada orang dewasa,kita
kenali bagaimana perilaku penyimpangan sex tersebut.

1. Pedofilia.
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek anak-anak.
Penyimpangan ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual
dengan anak dibawah usia pubertas. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kelainan mental, seperti shizofrenia, sadis me organik, atau ga ngguan
kepribadian orga nik
2. Eksibisionisme.
Kepuasa n seksual dicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin
di depan umum. Hal ini biasanya dilakukan secara mendadak di hadapan
orang yang tidal< dikenal, namuntidak ada upaya untuk melakukan
hubungan seksual
3. Fetisisme.
Kepuasan seksual dica pai dengan menggunakan benda seks
seperti sepatu tinggi, pakaian dalam, stocking, atau lainnya.
Disfungsi ini dapat disebabkan antara lain karena eksperimen
seksual yang normal dan bedah pergantian alat kelamin.
4. Transvestisme.
Kepuasan seksual dica pai dengan mema kai pa kaian Iawan
jenis dan melakukan peran seks yang berlawanan, misalnya
pria yang senang menggunakan pakaia n da lam wanita.
5. Transeksualisme.
Bentuk penyimpanga n seksual ditandai dengan perasaan
tidak senang terhadap alat kelaminnya, adanya
keinginanuntuk berganti kelamin.
6. Voyerisme/Skopofilia.
Kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin ora ng
lain atau aktivitas seksua I yang dilakukan orang lain.
7. Masokisme.
Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasa n atau disakiti
terlebih dahulu secara fisik atau psikologis.
8. Sadisme.
Merupakan lawan darl masokisme. Kepuasan seksual dicapai
dengan menyakiti objeknya, bail< secara fisik maupun
psikologis (dengan menyiksa pasangan). Hal tersebut dapat
disebabkan antara Iain karena perkosaan dan pendidikan yang
salah
9. Homoseksual dan Lesbianisme.
Penyimpangan seksual yang ditandai dengan ketertarikan
secara fisik maupun emosi kepada sesama jenis, Kepuasan
seksual dicapai melalui hubungan dengan orang berjenis
kelamin sama.
10. Zoofilia.
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek
binatang.
11. Sodomi.
Kepuasan seksual dica pai dengan hubungan melalui anus.
12. Nekropilia.
Kepuasa n seksual dicapai dengan menggunakan objek
mayat.
13. Koprofilia.
Kepuasan seksual dica pai dengan menggunakan objek feses.
14. Urolagnia.
Kepuasan seksual dica pai dengan menggunakan objek urine
yang diminum.
15. Oral Seks/l<unilingus.
Kepuasan seksual dica pai dengan menggunakan mulut pada
alat kelamin wanita.
16. Felaksio.
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan mulut pada
alat kelamin laki-laki.
17. Froterisme/Friksionisme.
Kepuasan seksual dica pai dengan cara menggosokkan penis
pada pantat wanita atau badan yang berpakaian di tempat yang
penuh sesak manusia.
18. Goronto.
Kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan Iansia.
19. Frottage.
Kepuasan seksual dica pai dengan cara meraba orang yang
disenang tanpa diketahui lawan jenis.
20. Pornografi.
Gambar/tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi
rangsangan seksual. Berikut
- dorongan seksual abnormal yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi seksual
atau terjadinya abnormalitas
Banyak dorongan seksual abnormal yang dapat menyebabkan
terganggunya fungsi seksual atau terjadinya abnormalitas seksual Beberapa bentuk
abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal antara lain:
1. Prostitusi. Bentuk penyimpangan seksual dengan pola dorongan seks yang
tidak wajar dan tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks bersifat
impersonal, tanpa adanya afeksi dan emosi yang berlangsung cepat, dan tanpa
adanya orgasme pada wanita Kejadian ini dapat terjadi pada laki-laki maupun
perempuan. Pada laki-laki, prostitusi disebabkan karena keinginan mencari variasi
dalam seks, iseng, dan ingin menyalurkan kebutuhan seksual. Pada wanita, kejadian
ini dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, adanya disorganisasi kehidupan
keluarga, dan adanya nafsu seks yang abnormal.

2. Perzinahan. Bentuk relasi seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan
suami atau istri. Perzinahan pada wanita baru mengarah kehubungan seksual
dengan laki-laki lain setelah adanya relasi emosional atau afeksional yang sangat
kuat. Pada pria, perzinahan biasanya disebabkan oleh rasa iseng atau dorongan
untuk memuaskan seks secara sesaat.

3. Frigiditas. Merupakan ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau

orgasme selama senggama. Frigiditas ditandai dengan berkurangnya atau


ketidaktertarñan sama sekali pada hubungan seksual atau tidak mampu menghayati
orgasme dalam koitus (hubungan Intim). Beberapa faktor yang menyebabkan
frigiditas adalah kelainan dalam rahim atau vagina, adanya hubungan yang tidak
baik dengan suami, rasa cemas, bersalah, atau takut.

4. Impotensi. Ketidakmampuan pria untuk melakukan relasi seks atau senggama


atau ketidakmampuan pria dalam mencapai atau mempertahankan ereksi,
Gangguan ini banyak disebabkan oleh faktor pslkologis, seperti kecemasan atau
ketakutan, pengalaman buruk masa lalu, dan persepsi seks yang salah.

5. Ejakulasi Prematllli Merupakan kondisi dimana terjadinya pembuangan


sperma yang terlalu dini sebelum zakar melakukan penetrasi dalam liang senggama
atau berlangsung ejakulasi beberapa detlk sesudah penetrasi. Masalah ini umumnya
disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri serta kegagalan dalam membangun
hubungan suami istri.

6. Vaginismus. Peristiwa yang ditandai dengan kejang yang berupa penegangan


atau pengerasan yang sangat menyakitkan pada vagina atau kontraksi yang sangat
kuat sehingga penis terypit dan tidak bisa keluars Hal ini dapat disebabkan oleh
kelainan organis dan psikologis (ketakutan).
7. Dispałeunia. Keadaan yang ditandai dengan timbulnya kesulitan dalam
melakukan senggama atau perasaan sakit pada saat koitus Kejadian ini dapat terjadi
pada saat sperma keluar, karena kurangnya cairan vagina, dan lain-lains

8. Anorgasme. Kondisi kegagalan dalam mencapai klimaks selama bersenggama,


biasanya bersifat psikis, ditandai dengan pengeluaran sperma tanpa mengalami
puncak kepuasans Hal ini dapat disebabkan oleh faktor psłkis atau adanya faktor
organik sepełti ketidakmampuan penetrasi untuk memberi rangsangan atau vagina
yang longgar.

9. Kesukaran Koitus Pertama- Keadaan dimana terjadi kesulitan dalam


melakukan koitus pertama dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan diantara
pasangan, adanya ketakutan atau rasa cemas dalam berhubungan seks, dan lain-
lain.
A. Simpulan
Sedangkan menurut WHO dalam Mardiana (2012) seksualitas adalah
suatu aspek inti manusia sepanjang kehidupannya dan meliputi seks, identitas dan
peran gender, orientasi seksual, erotisme, kenikmatan, kemesraan dan reproduksi.
Fungsi dari seksualitas itu sendiri yaitu sebagai Kesuburan,
Kenikmatan, Mempererat Ikatan dan meningkatkan keintiman pasangan,
Menegaskan maskulinitas atau feminitas, Meningkatkan harga diri, Mencapai
kekuasaan atau dominasi dalam hubungan, Mengungkapkan permusuhan,
Mengurangi ansietas atau ketegangan, Pengambilan reslko, Keuntungan materi.
Seksualitas dlpengaruhi oleh beberapa dimensi yakni dimensi sosiokultural,
dimensi agama dan etik, dimensi pslkologis, dan dimensi biologis- Ada banyak
permasalahan seksualitas yang antara Iain disebabkan Oleh ketidaktahuan mengenai
seks, kelelahan, konflik, dan kebosanan,

B. Saran
Masalah seksual mempakan masalah subyektif dan karena diagnosis señg kali
bergantung pada kesadaran orang untuk memerlksakan diri, masalah/gangguan
seksual sulit sekali untuk diidentifikasi, ditangani dan dipantau, terutama jlka
masalahnya bersifat psikoseksual, untuk itu sebagai seorangperawat perlu adanya
promosi kesehatan seksual kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui
dengan benar konsep seksualitas untuk meningkatkan kontrol dan meningkatkan
kesehatan seksual mereka. Apalagi kepada remaja yang rentan terlbat dalam
perilaku seksual yang beresiko yang menyebabkan infeksi menular seksual,
kehamilan tidak dtharapkan, dan kesehatan seksual Yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, L dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC


Chandranita, Ida Ayu dkk, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:
EGC

Glasier, Anna dan Ailsa Gebbie diterjemahkan oleh Brahm U. 2005. Keluarga
Berencana Dan Kesehatan Reproduksi, E/4 Jakarta: EGC
Mardiana. Aktifitas Seksual Pra Lansia dan Lansia yang Berkunjung ke Poliklinik Geriatric
RS Pusat Angkatan Udara dr. Esanawati Antariksa Jakarta Timur tahun 2011.
Skripsi. Depok. FKM UI
Reeder, Sharon J dkk diterjemahkan oleh Yati Afiyanti dkk. 2011. Keperawatan
Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga. Jakarta: EGC

Stevens, PJM. 1999. 11mu Keperawatan Jilid 2 Edisi Jakmta:


EGC

Anda mungkin juga menyukai