Puji dan syukur atas terbentuknya makalah ini, Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas yang diberikan kepada kami denganjudul teori yaitu KONSEP
SEKSUAL. Makalah ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dosen dan mahasiswa
dalam kegiatan pembelajaran keperawatan dasar. Sehingga pa ra dosen da n
mahaslswa mempunyai alternatif penggunaan makalah sesuai dengan pilihan dan
kualitas yang diperlukan
Materi dalam makalah Ini disampaikan dengan tersusundan ilustrasi yang jelas,
dengan kalimat yang sederhana dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Oleh kita semua. Dalam materi yang disampaikan dimakalah ini, diharapkan
mahasiswa akan mampu memahami dan mengetahui tentang konsep seksual.
Konsep Seksuahtas
menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis- Dari
dimensi sosial dilihat pada bagamana seksualitas muncul dalam hubungan antar
manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang
seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seks.
Dimensi pernaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu
perilaku yang muncul berkmtan dengandomnganatau seksual-
BAB ll
1. PENGERTIAN SEKSUALITAS
Seksualitas adalah komponen identitas personal Individu yang tidak tetpisahkan dan
berkembang dan semakin matang sepanjang kehidupan individu. Seksualitas tidak sama
dengan seks. Seksualitas ialah interaksi faktor faktor biologis, psikologi petsonal, dan
lingkungan. Fungsi biologis mengacu pada kemampuan individu untuk memberi dan
menerima kemkmatan dan untuk bereproduksi. Identitas dan konsep diri seksual psikologis
mengacu pada pemahaman dalam diri individu tentang seksualitas seperti citra diri,
identifikasi sebagai pria atau wamta, dan pembelajaran peran-peran maskulin atau femnin.
Nilai atau aturan sosio budaya membantu dalam membentuk individu berhubungan dengan
dunia dan bagamana mereka memillh berhubungan seksual dengan orang lain
2 aspek seksualitas:
Dalam arti sempit seks berarti kelamin Yang termasuk dalam kelamin adalah
sebagai berikut:
a. Alat kelamin itu sendiri
b. Kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh yang mempengaruhi bekerjanya alat
kelamin
c. Anggota tubuh dan ciri-ciri badaniah lainnya yang membedakan laki-laki
dan perempuan
d. Hubungan kelamin
2. Seksualitas dalam alti luas
Segala hal yang terjadi aklbat dari adanya perbedaanjenis kelamin antara lain:
c) Perbedaan peran.
2. FUNGSI SEKSUALITAS
Kesuburan
Mungkin pendorong primer atau mendasar pernaku seksual adalah kenikmatan atau
kesenangan yang dirasakan yaitu suatu kombinasi kenikmatan sensual dan
kemkmatan khas seksual yang berkaitan dengan orgasme.
3. Mempererat ikatan dan meningkatkan keintiman pasangan
Dalam suatu pertalian seksual yang ekslusif, pasangan melakukan secara bersama-
sama hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan dengan orang lain. Ini adalah esensi
dari keintiman seksual. Efektivitas seks dalam memperkuat keintiman tersebut
berakar dari risiko psikologis yang terllbat; secara khusus, resiko ditolak,
ditertawakan, mendapati bahwa dirinya tidak menarlk, atau kehilangan kendali
dapat memadamkan gairah pasangan.
Interaksi seksual menimbulkan berbagai risiko, berkisar dan yang relatif lingan,
misalnya ketahuan, sampai serius misalnya hamil atau infeksi menular seksual.
Adanya resiko tersebut menjadi semakin bermakna dan mengganggu dengan
terjadinya epidemi HIV dan AIDS. Bagi sebagian besar orang, kesadaran adanya
resiko akan memadamkan respon seksual sehingga mereka mudah menghindari
reslko tersebute Namun, bagi beberapa individu, gairah yang berkaitan dengan
persepsi resiko malah meningkatkan respons seksualv Untuk individu yang sepelti
ini, resiko seksual menjadi salah satu bentuk kesenangan yang dicari.
10. Keuntungan materi
Prostitusi adalah bentuk yang jelas dari aktivitas seksual untuk memperoleh
keuntungan dan hal ini sering merupakan akibat dari kemiskinam Pernikahan,
sampai masa ini masill sering dilandasi oleh keinginan untuk memperoleh satu
bentuk perlindungan dan bukan semata mata Ikatan emosional komitmen untuk
hidup bersama,
3. Sikap terhadap Kesehatan
2. Tahap anal: Kepuasan seks anak didapat melalui rangsangan anus saat buang air
besar, antara umur 3-4 tahun sering duduk lama ditoilets sehingga kepuasannya
tercapai.
3. Tahap falik: Terjadi sekitar umur 4-5 tahun, dengan jalan mempermainkan alat
kelaminnya.
4. Tahap laten: Terjadi sekitar umur 6-12 tahun. Tingkah laku seksual seolah Olall
terbenam, karzna mungkin lebih banyak bermain, mulai masuk sekolah, dan
adanya pekerjaan rumah dari sekolah, Sehingga anak-anak cepat lelah dan lekas
tertidur, untuk siap bangun pagi dan pergi ke sekolah.
5 Tahap genital: Umur anak sekaitar 12-15 tahum Tanda seks sekunder mulai
berkembang dan keinginan seks dalam bentuk libido mulia tampak dan terus
berlangsung sampai mencapai usia lanjut. Suara mulai berubah, keingman dipuja
dan memuja mulai muncul, keingian dicumbu dan mencumbu pun mulai tampak.
Saat ini masa yang sangat berbahaya, sehingga memerlukan perhatian orang tua.
Pada wanita telah mulai datang bulan (mensü•uasi) dan pria mulai mimpi basah
sehingga dapat menyebabkan kehamilan atau hamil bila mereka melakukan
hubungan seksual. Karena kematangan jiwa dan jasmani belum mencapai tingkat
dewasa, sehingga bila terjadi kehamilan yang tidak dlhendaki, memberikan dampak
kejiwaan yang sangat menyedihkan. (chandranita :2009)
Siklus lespon seksual normal terdiri dari empat tahap yang terjadi
berturut-tunlt. "Normal" pada umumnya mengacu pada panjang siklus
masingmasing fase, dan hasil bercinta yang memuaskan. Empat tahapan siklus
respon seksual
1 Fase kegembiraan adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari beberapa menit
sampai beberapa jam, Beberapa karakteristlk dari fase kegembiraan meliputi.
a. Peningkatan ketegangan otot
2. Fase plateau adalah fase yang meluas ke ambang orgasme. Beberapa perubahan
yang terjadi dalam fase ini meliputi:
a. Fase kegembiraan meningkat
Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah
3. Fase orgasme adalah puncak dari Siklus respons seksual, dan metupakan fase
telpendek, hanya berlangsung beberapa detik Fase ini menuliki karakteristlk seperti
berikut:
a. Kontraksi otot tak sadar
1. Pedofilia.
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek anak-anak.
Penyimpangan ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual
dengan anak dibawah usia pubertas. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kelainan mental, seperti shizofrenia, sadis me organik, atau ga ngguan
kepribadian orga nik
2. Eksibisionisme.
Kepuasa n seksual dicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin
di depan umum. Hal ini biasanya dilakukan secara mendadak di hadapan
orang yang tidal< dikenal, namuntidak ada upaya untuk melakukan
hubungan seksual
3. Fetisisme.
Kepuasan seksual dica pai dengan menggunakan benda seks
seperti sepatu tinggi, pakaian dalam, stocking, atau lainnya.
Disfungsi ini dapat disebabkan antara lain karena eksperimen
seksual yang normal dan bedah pergantian alat kelamin.
4. Transvestisme.
Kepuasan seksual dica pai dengan mema kai pa kaian Iawan
jenis dan melakukan peran seks yang berlawanan, misalnya
pria yang senang menggunakan pakaia n da lam wanita.
5. Transeksualisme.
Bentuk penyimpanga n seksual ditandai dengan perasaan
tidak senang terhadap alat kelaminnya, adanya
keinginanuntuk berganti kelamin.
6. Voyerisme/Skopofilia.
Kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin ora ng
lain atau aktivitas seksua I yang dilakukan orang lain.
7. Masokisme.
Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasa n atau disakiti
terlebih dahulu secara fisik atau psikologis.
8. Sadisme.
Merupakan lawan darl masokisme. Kepuasan seksual dicapai
dengan menyakiti objeknya, bail< secara fisik maupun
psikologis (dengan menyiksa pasangan). Hal tersebut dapat
disebabkan antara Iain karena perkosaan dan pendidikan yang
salah
9. Homoseksual dan Lesbianisme.
Penyimpangan seksual yang ditandai dengan ketertarikan
secara fisik maupun emosi kepada sesama jenis, Kepuasan
seksual dicapai melalui hubungan dengan orang berjenis
kelamin sama.
10. Zoofilia.
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek
binatang.
11. Sodomi.
Kepuasan seksual dica pai dengan hubungan melalui anus.
12. Nekropilia.
Kepuasa n seksual dicapai dengan menggunakan objek
mayat.
13. Koprofilia.
Kepuasan seksual dica pai dengan menggunakan objek feses.
14. Urolagnia.
Kepuasan seksual dica pai dengan menggunakan objek urine
yang diminum.
15. Oral Seks/l<unilingus.
Kepuasan seksual dica pai dengan menggunakan mulut pada
alat kelamin wanita.
16. Felaksio.
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan mulut pada
alat kelamin laki-laki.
17. Froterisme/Friksionisme.
Kepuasan seksual dica pai dengan cara menggosokkan penis
pada pantat wanita atau badan yang berpakaian di tempat yang
penuh sesak manusia.
18. Goronto.
Kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan Iansia.
19. Frottage.
Kepuasan seksual dica pai dengan cara meraba orang yang
disenang tanpa diketahui lawan jenis.
20. Pornografi.
Gambar/tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi
rangsangan seksual. Berikut
- dorongan seksual abnormal yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi seksual
atau terjadinya abnormalitas
Banyak dorongan seksual abnormal yang dapat menyebabkan
terganggunya fungsi seksual atau terjadinya abnormalitas seksual Beberapa bentuk
abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal antara lain:
1. Prostitusi. Bentuk penyimpangan seksual dengan pola dorongan seks yang
tidak wajar dan tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks bersifat
impersonal, tanpa adanya afeksi dan emosi yang berlangsung cepat, dan tanpa
adanya orgasme pada wanita Kejadian ini dapat terjadi pada laki-laki maupun
perempuan. Pada laki-laki, prostitusi disebabkan karena keinginan mencari variasi
dalam seks, iseng, dan ingin menyalurkan kebutuhan seksual. Pada wanita, kejadian
ini dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, adanya disorganisasi kehidupan
keluarga, dan adanya nafsu seks yang abnormal.
2. Perzinahan. Bentuk relasi seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan
suami atau istri. Perzinahan pada wanita baru mengarah kehubungan seksual
dengan laki-laki lain setelah adanya relasi emosional atau afeksional yang sangat
kuat. Pada pria, perzinahan biasanya disebabkan oleh rasa iseng atau dorongan
untuk memuaskan seks secara sesaat.
B. Saran
Masalah seksual mempakan masalah subyektif dan karena diagnosis señg kali
bergantung pada kesadaran orang untuk memerlksakan diri, masalah/gangguan
seksual sulit sekali untuk diidentifikasi, ditangani dan dipantau, terutama jlka
masalahnya bersifat psikoseksual, untuk itu sebagai seorangperawat perlu adanya
promosi kesehatan seksual kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui
dengan benar konsep seksualitas untuk meningkatkan kontrol dan meningkatkan
kesehatan seksual mereka. Apalagi kepada remaja yang rentan terlbat dalam
perilaku seksual yang beresiko yang menyebabkan infeksi menular seksual,
kehamilan tidak dtharapkan, dan kesehatan seksual Yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Glasier, Anna dan Ailsa Gebbie diterjemahkan oleh Brahm U. 2005. Keluarga
Berencana Dan Kesehatan Reproduksi, E/4 Jakarta: EGC
Mardiana. Aktifitas Seksual Pra Lansia dan Lansia yang Berkunjung ke Poliklinik Geriatric
RS Pusat Angkatan Udara dr. Esanawati Antariksa Jakarta Timur tahun 2011.
Skripsi. Depok. FKM UI
Reeder, Sharon J dkk diterjemahkan oleh Yati Afiyanti dkk. 2011. Keperawatan
Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga. Jakarta: EGC