PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan di tulisnya makalah ini diantaranya untuk :
a. Mengetahui kondisi kebutuhan seksualitas
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi seksual
c. Mengetahui masalah-masalah keperawatan pada seksual
d. Mengetahui penyimpangan dan bentuk abnormalitas pada seksual
e. Mengetahui asuhan keperawatan pada masalah seksual
1.3. Metode
Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini diantaranya melalui pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang
individu secara pribadi yang saling menghargai, memerhatikan, dan menyayangi
sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara dua individu tersebut.
Seksualitas dan seks merupakan hal yang berbeda :
2. Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana
mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lainmelalui tindakan yang
dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti
isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran,
pengalaman, nilai, fantasi, emosi.
3. Seks adalah menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki
dan perempuan, hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital).
4. Kesehatan seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional,
intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang
memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975).
9. Kesukaran koitus pertama. Keadaan dimana terjadi kesulitan dalam melakukan koitus
pertama dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan di antara pasangan, adanya
ketakutan atau rasa cemas dalam berhubungan seks, dan lain-lain.
A. Pengkajian Keperawatan
Riwayat seksual
Klien yang menerima perawatan kehamilan, PMS, infertility,
kontrasepsi.
Klien yang mengalami disfungsi seksual / problem (impoten, orgasmic
dysfuntion, dll)
Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi
fungsi seksual (peny.jantung, DM, dll)
Pengkajian seksual mencakup :
Riwayat Kesehatan seksual
Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien
mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan
pertanyaan seksual secara langsung pertanyaan isyarat
Pengkajian fisik
Inspeksi dan palpasi
Beberapa riwayat kes. yang memerlukan pengkajian fisik misalnya
riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tdk normal
dari genital, perubahan warna pada genital, ggn fungsi urinaria, dll.
Identifikasi klien yang berisiko
Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya :
Adanya ggn struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah
melahirkan, abnormalitas anatomi genital
Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar (masektomi)
dan adanya ostomi pada tubuh
Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan mslh seksual; kurangnya
pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual
Ggn aktifitas fisik sementara maupun permanen ; kehilangan pasangan
Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan seksual, antara lain :
1. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d )
Ketakutan tentang kehamilan
Efek antihipertensi
Depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan pasangan
2. Disfungsi seksual b.d
Cedera medulla spinalis
Penyakit kronis
Nyeri
Ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti
3. Gangguan citra tubuh b.d
Efek masektomi atau kolostomi yang baru dilakukan
Disfungsi seksual
Perubahan pasca persalinan
4. Gangguan harga diri b.d
Cedera medulla spinalis
Penyakit kronis
Nyeri
Ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti
Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan yang lain misalnya :
Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi, kontrasepsi, perubahan seksual
normal) b.d salah informasi dan mitos-mitos seksual
Nyeri b.d tidak adekuatnya lubrikasi vagina atau efek pembedahan genital
Cemas b.d kehilangan fungsi seksual
C. Perencanaan Keperawatan.
Tujuan yg akan dicapai terhadap masalah seksual yg dialami klien, mencakup :
Mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan kesehatan seksual
Meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan seksual
Mencegah terjadinya/menyebarnya PMS
Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan
Meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual
Memperbaiki konsep seksual diri
D. Implementasi
Promosi kesehatan seksual -- penyuluhan / pendidikan kesehatan.
Perawat : keterampilan komunikasi yg baik, lingkungan&waktu yg mendukung
privasi dan kenyamanan klien.
Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik&faktor yang berhubungan
pendidikan tentang perkembangan normal pada anak usia todler, kontrasepsi pd
klien usia subur, serta pendidikan ttg PMS pada klien yang memiliki pasangan
seks lebih dari satu.
Rujukan mungkin diperlukan
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan. Jika tidak tercapai,
perawat seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan tujuan tersebut tidak tercapai
--- Pengungkapan klien atau pasangan, klien dapat diminta mengungkapkan
kekuatiran, dan menunjukkan faktor risiko, isyarat perilaku seperti kontak mata,
atau postur yang menandakan kenyamanan atau kekuatiran.
Klien, pasangan dan perawat mungkin harus mengubah harapan atau menetapkan
jangka waktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif penting
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memerhatikan, dan menyayangi sehingga
terjadi sebuah hubungan timbal balik antara dua individu tersebut. Pada saat ini perilaku seksual
telah beranjak dari posisi nilai moral menjadi budaya. Dengan kata lain, jika sebelumnya seks
sarat dengan kaidah moral, sekarang seks telah merambah ke segala penjuru kehidupan sebagai
gaya hidup yang nihil moralitas.
3.2 Saran
Perawat sebagai role model maka :
1. Sikap, prasangka terhadap seksual akan dapat dibaca oleh klien, melalui cara perawat
bertindak, berbicara, menghindar, dan pada waktu berbicara.
2. Tingkat pengetahuan perawat tentang seksualitas, menghambat / meningkatkan diskusi.
3. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi organ reproduksi, respon seksual, ekspresi
seksual dapat membantu pengkajian yang efektif.
4. Perawat harus merasa nyaman dengan dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep Dan Proses Keperawatan Buku 1, Alimul,
Aziz. Buku 1, Salemba Medika, Jakarta, 2009.
Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Patricia A.Potter,
Anne Griffin Perry; Edisi 4 Volume 1, Jakarta : EGC 2005