Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA MAHASISWA :
NIM :
RUANG :

MASALAH KESEHATAN : AREA KEPERAWATAN


………………………………………… (…..) Masalah Oksigenasi
………………………………………… (…..) Masalah Cairan dan Elektrolit
………………………………………… (…..) Masalah Nutrisi
………………………………………… (…..) Masalah Eliminasi Urin
………………………………………… (…..) Masalah Eliminasi Alvi
………………………………………… (…..) Masalah Aktivitas
………………………………………… (…..) Masalah Istirahat Tidur
………………………………………… (…..) Masalah Keseimbangan SuhuTubuh
………………………………………… (…..) Masalah Seksual
………………………………………… (…..) Masalah Perawatan Diri
………………………………………… (…..) Masalah Aman dan Nyaman
………………………………………… (…..) Masalah Psikososial

I. DEFINISI KASUS

Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu
secara pribadi yang saling menghargai, memperhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan
timbal balik antara kedua individu tersebut. Seks sering digunakan dalam dua cara. Secara umum, seks
digunakan untuk mengacu pada bagian fisik dan berhubungan dengan altivitas seksual genital. Seks
digunakan untuk memberi label gender, baik pria maupun wanita. Seksualitas adalah bagaimana seseorang
merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut pada orang lain
melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan atau perilaku yang lebih halus misalnya
isyarat gerak tubuh, cara berpakaian dan pembendaharaan kata termasuk pikiran, pengalaman, niat, fantasi
dan emosi.
II. KONSEP SEKSUALITAS
1. Konsep seksualitas diri
Nilai tentang kapan dimana dengan siapa dan bagaimana seseorang mengekspresikan
seksualitasnya. Konsep seksualitas diri yang negative menghalangi terbentuknya suatu
hubungan.
2. Body image
Pusat kesadaran terhadap diri sendiri secara konstan dapat berubah. Body image adalah
gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya dan bagaimana seseorang
memberikan persepsi dan penilaian atas dirinya.
3. Identitas gender
Perasaan seseorang tergantung jenis kelamin, mencakup komponen biologi juga normal sosial
dan budaya.
4. Orientasi sesksual
Persisten dan erotic seseorang untuk jenis kelamin atau orang lain.

III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASALAH SEKSUAL


Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi gangguan dalam fungsi seksual, diantaranya
sebagai berikut :
1. Tidak adanya panutan (role model).
2. Gangguan struktur dan fungsi tubuh, seperti adanya trauma, obat, kehamilan, atau abnormalitas
anatomi genetalia.
3. Kurang pengetahuan atau informasi yang salah mengenai masalah seksual.
4. Penganiayaan secara fisik.
5. Adanya penyimpangan psikoseksual
6. Konflik terhadap nilai.
7. Kehilangan pasangan karena perpisahan atau kematian.

IV. PENYIMPANGAN SEKSUAL


1. Pedofilia
Kepuasan seksual dapat dicapai menggunakan objek anak-anak.
2. Exibisionisme
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan bendanya (alat kelaminnya diperlihatkan di
depan umum).
3. Fetisisme
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan benda (sepatu hak tinggi, pakaian dalam dll).
4. Transfertisme
Kepuasan seksual dicapai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran seks yang
berlawanan.
5. Transeksualisme
Bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan perasaan tidak senang dengan alat kelaminnya,
adanya keinginan untuk ganti kelamin.
6. Voyorisme
Kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang lain/aktivitas seksual yang
dilakukan orang lain.
7. Masokisme
Kepuasan seksual dicapai dengan kekerasan atau disakiti secara psikis maupun fisik terlebih
dahulu.
8. Sadisme
Kepuasan seksual dicapai dengan menyakiti.
9. Zoofilia
Kepuasan seksual dicapai dengan objek binatang
10. Koprofilia
Kepuasan seksual dicapai dengan objek feses.
11. Sodomi
Kepuasan seksual melalui anus.
12. Goronto
Kepuasan seksual dicapai dengan lansia.
13. Homoseksual
Kepuasan seksual dicapai dengan sesama jenis.
14. Nekropilia
Kepuasan seksual dicapai dengan objek mayat.
15. Pornografi
Kepuasan seksual yang dicapai dengan melihat gambar atau tulisan khusus.

V. SIKLUS RESPON SEKSUAL


1. Tahap suka cita (perangsangan)
2. Tahap kestabilan (penguatan tespon)
3. Tahap orgasme (puncak dari siklus seksual)
4. Tahap resolusi (peredaan)
VI. PENGKAJIAN FOKUS
- Riwayat yang berhubungan dengan masalah seksual, seperti penyakit diabetes yang kronis,
adanya trauma, pada alat genital, terjadi peradangan, dan adanya penyakit pada alat kelamin,
seperti HIV/AIDS, sifilis, atau berbagai penyakit yang dapat mempengaruhi seksual, seperti
penyakit jantung yang dapat menimbulkan kecemasan yang tinggi, trauma tulang belakang, dan
kondisi pembedahan perlu diperhatikan, seperti amputasi kaki, pembedahan daerah leher,
mastektomi, histerektomi (pengangkatan rahim), eksisi atau pembedahan pada vagina, dan
orchidectomi atau pengangkatan testis.
- Pada pengkajian secara fisik dapat dikaji tentang berbagai informasi pada sistem, seperti sistem
syaraf, kardiovaskular, endokrin, serta genitourinaria.
- Pada wanita dilakukan pengkajian terhadap keadaan atau fisiologis dari haid/menstruasi.
- Riwayat psikososial, antara lain ada atau tidaknya riwayat psikososial yang berhubungan dengan
masalah seksual seperti adanya trauma perkosaan, latar belakang budaya, atau keyakinan dalam
berhubungan, atau yang lain, seperti sikap atau nilai yang dianut dalam kehidupan serta
pandangan terhadap seksual.

VII. MASALAH KEPERAWATAN


- Disfungsi seksual
- Ketidakefektifan pola seksualitas

VIII. MASALAH KOLABORATIF


- Pemberian terapi

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Disfungsi seksual b/d fungsi dan struktur tubuh, defisiensi pengetahuan, kurang privasi, salah
informasi, penganiayaan psikososial/fisik, tidak ada model peran. Ditandai dengan :
- Adanya perubahan dalam mencapai kepuasan seksual
- Perubahan minat terhadap orang lain
- Tidak mampu mencapai kepuasan yang diharapkan
- Persepsi defisiensi hasrat seksual

2. Ketidakefektifan pola seksualitas b/d defisit pengetahuan, ketakutan mendapatkan infeksi


menular seksual, ketakutan kehamilan, hambatan hubungan dengan orang yang terdekat, konflik
kecenderungan orientasi seksual, tidak ada model peran. Ditandai dengan :
- Adanya perubahan perilaku seksual
- Kesulitan dalam aktifitas seksual
- Kesulitan dalam perilaku seksual
- Keterlibatan dalam perilaku seksual
- Perubahan hubungan dengan orang-orang terdekat

X. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Disfungsi seksual
a. Kaji riwayat seksual dan tingkat kepuasan sebelumnya dalam hubungan seksual.
R/: Menentukan data dasar
b. Kaji persepsi pasien terhadap masalah
R/: Mengetahui seberapa luas persepsi pasien
c. Kaji alam perasaan dan tingkat energi pasien
R/: Mengetahui respon pasien
d. Tinjau aturan pengobatan, observasi efek samping
R/: Menghindari kontraindikasi
e. Bantu pasien menetapkan dimensi waktu yang berhubungan dengan masalah dan diskusikan
apa yang terjadi dalam situasi kehidupannya pada waktu itu.
R/: Memecahkan masalah pasien
f. Dorong pasien untuk menanyakan hal-hal yang berkenaan dengan seksual dan fungsi yang
mungkin menyusahkan dirinya.
R/: Mengurangi kecemasan dan memotivasi
2. Perubahan pola seksualitas
a. Kaji riwayat seksual (pola seksual, kepuasan, masalah).
R/: Mengetahui tingkat kepuasan pasien
b. Kaji area stress dalam kehidupan pasien dan periksa hubungan dengan pasangan seksual.
R/: Mengurangi kecemasan dan kekhawatiran pasien
c. Kaji faktor yang mungkin menambah konflik berkenaan dengan praktek sosial yang berbeda.
R/: Data dasar intervensi lanjutan
d. Identifikasi pilihan metode untuk mengaktifkan energi seksual.
R/: Meningkatkan tingkat kepuasan pasien
e. Bantu terapi dan modifikasi
R/: Membantu menurunkan perilaku seksual yang berbeda
f. Berikan pendidikan seksual yang berkaitan dengan masalah.
R/: Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien.
XI. DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz Alimul, Hidayah & Uliyah, Musrifatul. (2017). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia
Edisi 2-Buku 1. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai