Anda di halaman 1dari 7

Nama : Naila Mufida

LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI

I. Konsep Kebutuhan Seksualitas


1.1. Definisi Seksualitas
Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang wanita
normal. Hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu
faktor yang berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan
(Irwan, 2012).
Seksualitas berhubungan dengan bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka
dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada lawan jenis
melalui tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, dan
senggama seksual, dan melalui perilaku yang lebih halus, seperti isyarat gerakan
tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata (Denny & Quadagno, 1992;
Zawid, 1994; Perry & Potter, 2005).

1.2. Fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem

1.    Seksual yang Sehat Meliputi :


    Bebas dari gangguan fisik maupun psikologis.
    Bersikap positif terhadap seksual.
    Mempunyai pengetahuan yang akurat tentang seksualitas.
    Kesesuaian antara jenis kelamin, identitas, dan peran.
2.    Karakteristik Kesehatan Seks :
 Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan kekerasan,
eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
 Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri terhadap penampilan
pribadi
    Merupakan hubungan biologis yang paling intim antara dua individu yang
mempunyai tujuan
    Mendapatkan keturunan (reproduksi)
    Memenuhi kebutuhan biologis (rekreasi)
    Mampu membina hubungan efektif dengan orang lain
Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi, sentuhan,
emosional dan cinta.
3.    Komponen kesehatan seksual :
 Konsep seksual diri yaitu nilai tentang kapan, dimana, dengan siapa dan
bagaimana seseorang mengekspresikan seksualitasnya. Konsep seksual diri
yang negatif  menghalangi terbentuknya suatu hubungan dengan orang lain.
    Body image yaitu pusat kesadaran terhadap diri sendiri, secara konstan dapat
berubah. Bagaimana seseorang memandang (merasakan) penampilan tubuhnya
berhubungan dengan seksualitasnya.
  Identitas jender yaitu suatu pandangan mengenai jenis kelamin seseorang,
sebagai laki-laki atau perempuan, mencakup komponen biologi, juga norma
sosial dan budaya.
   Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana seseorang mempunyai
kesukaan berhubungan intim dengan orang lain, dengan lawan jenis atau
sejenis.
4.  Tubuh Manusia Memiliki Zona Erotik : Alat genital, kulit , paha, bibir , telinga,
buah dada, bila dirangsang menyebabkan sexual arousal & desire (keinginan).
5. EkspresiSeksual dipengaruhi oleh Sentuhan, bau, penglihatan,suara, perasaan,
pikiran, fantasy
6.   Organ Seksual Wanita

  Organ seks internal : vagina, uterus, tubulus falopii dan ovarium.


  Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang terdiri dari mons pubis
(mons veneris), labia mayora, labia minora, klitoris dan ostium vaginalis
(introitus).
7. Organ Seksual Laki-Laki
      Organ seks eksternal pria adalah penis dan skrotum.
      Organ seks internal pria yaitu testis, epididimis dan duktus deferen, kelenjar
prostat, vesikula seminalis dan kelenjar Cowper. 

1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Seksualitas/ masalah seksual.

a. Perkembangan manusia berpengaruh terhadap psiko-sosial, emosional, dan


biologis
b. Kultur / budaya : berpakaian,tata cara pernikahan, perilaku yang diharapkan
sesuai norma. Peran laki-laki dan perempuan mungkin juga akan dipengaruhi
budaya
c. Nilai-nilai Religi :Aturan atau batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
terkait seksualitas. Misalnya larangan aborsi, hubungan seks tanpa nikah
d. Status Kesehatan : Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena
alasan fisik. Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual. Citra tubuh yang
buruk, terutama ketika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan
yang mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya
secara seksual.
e. Hospitalisasi : 
1. Kesepian, tidak lagi memiliki privasi, merasa tidak berguna.
2. Beberapa klien di rumah sakit mungkin dapat berperilaku  secara seksual
melalui pengucapan kata-kata kotor, mencubit,dll
3. Klien yang mengalami pembedahan dapat merasa kehilangan harga diri dan
perasaan kehilangan yang mencakup maskulinitas dan femininitas.
1.4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi

a. Penganiayaan seksual :
1. Mencakup tindak kekerasan pada wanita, pelecehan seksual, perkosaan,
pedofilia, pornografi anak
2. Efek traumatik, masalah fisik dan psikologis, dan disfungsi seksual. 
3. Dukungan perlu diberikan kepada korban dan keluarga. Pelaku penganiayaan
harus dilaporkan kepada yang berwenang.
b. Aborsi  
1. Dilakukan oleh wanita yang telah menikah maupun oleh wanita yang
berhubungan seks sebelum nikah.
2. Kontroversi baik yang pro maupun kontra.
3. Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah dan berduka
c.  Penyakit menular seksual (PMS) :
1. Individu terlibat dalam melakukan hubungan seksual
2. PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi kepada pasangannya selama
kontak seksual yang intim tempat penularannya biasanya genital, tetapi
mungkin juga tertular melalui oral-genital atau anal-genital.
3. Penyakit Gonorrea, Klamidia, Sífilis disebabkan oleh bakteri
4. Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS oleh virus
d. Penyakit/Stress Yang Akan Mempengaruhi Kemampuan Seksual Seseorang
1. Nyeri kronis
2. Diabetes melitus
3. Penyakit kardio vaskular
4. Penyakit-penyakit sendi
5. Pembedahan/ body image
6. Gangguan mental
7. Penyakit menular seksual
8. Obat-obatan

II. Rencana Asuhan klien dengan Gangguan Kebutuhan Seksualitas


2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat penyakit terdahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
2.1.2  Riwayat seksual

a. Klien yang menerima perawatan   kehamilan, PMS, infertility, kontrasepsi.


b. Klien yang mengalami disfungsi seksual / problem (impoten, orgasmic
dysfuntion, dll)
c. Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi
seksual (peny.jantung, DM, dll)
d. Pengkajian seksual mencakup :
2.1.3  Riwayat Kesehatan seksual
a. Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien
mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
b. Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan
seksual secara langsung – pertanyaan isyarat
2.1.4  Pengkajian fisik
a. Inspeksi dan palpasi
b. Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan pengkajian fisik misalnya
riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tdk normal dari
genital, perubahan warna pada genital, ggn fungsi urinaria, dll.

2.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa 1: Disfungsi seksual
 Definisi
Suatu kondisi ketika individu mengalami suatu perubahan disfungsi seksual
selama fase respons seksual berupa hasrat, terangsang, atau orgasme, yang
dipandang tidak memuaskan, tidak bermakna, atau tidak adekuat.
 Batasan karakteristik
a. Gangguan aktvitas seksual
b. Gangguan eksitasi seksual
c. Gangguan kepuasan seksual
d. Mencari konfirmasi tentang kemampuan mencapai hasrat seksual
e. Merasakan keterbatasan seksual
f. Penurunan hasrat seksual
g. Perubahan fungsi seksual yang tidak diinginkan
h. Perubahan minat terhadap diri sendiri
i. Perubahan minat terhadap orang lain
j. Perubahan peran seksual
 Faktor yang berhubungan
a. Tidak ada privasi
b. Model peran tidak adekuat
c. Kurang pengetahuan tentang fungsi seksual
d. Kerentanan

Diagnosa 2: Ketidakefektifan Pola Seksual


 Definisi: Ekspresi kekhawatiran tentang seksualitas induvidu
 Batasan Karateristik
a. Kesulitan dalam aktivitas seksual
b. Kesulitan dalam perilaku seksual
c. Konflik nilai
d. Perubahan dalam hubungan dengan orang terdekat
e. Perubahan pada aktivitas seksual
f. Perubahan pada perilaku seksual
g. Perubahan peran seksual
 Faktor Yang Berhubungan
a. Hambatan dalam hubungan dengan orang terdekat
b. Konflik dengan orientasi seksual
c. Konflik dengan perbedaan varian
d. Kurang keterampilan tentang alternatif yang berhubungan dengan seksual
e. kurang pengetahuan tentang alternatif yang berhubungan dengan seksual
f. Model peran tidak cukup
g. Takut hamil
h. Takut infeksi menular seksual
i. Tidak ada orang terdekat
j. Tidak ada privasi

Diagosa 3 : Gangguan citra tubuh


 Definisi : konfusi dalam gambaran mental tentang diri fisik individu
 Batasan Karakteristik :
a. Perubahan fungsi tubuh
b. Perubahan struktur tubuh
c. Perubahan pandangan ttg penampilan tubuh seseorang
d. Takut reaksi orang lain
e. Perasaan negative tentang tubuh
 Faktor yang Berhubungan :
a. Perubahan persepsi diri
b. Ketidaksesuaian budaya
c. Ketidaksesuaian spiritual

Diagnosa 4 : Gangguan Harga Diri

 Definisi : Evaluasi diri/perasaan negative tentang diri sendiri atau kemampuan diri
 Batasan Karakteristik :
a. Bergantung pada pendapat orang lain
b. Melebih-lebihkan umpan balik negative tentang diri sendiri
c. Rasa bersalah
d. Enggan mencoba hal baru
e. Perilaku bimbang
f. Menolak umpan balik positif
g. Rasa malu
h. Meremehkan kemampuan mengatasi situasi
 Faktor yang Berhubungan :
a. Kurang kasih sayang
b. Kurang rasa memiliki
c. Kurang respek dari orang lain
d. Merasa persetujuan orang lain tidak cukup
e. Ketidaksesuaian spiritual.

Daftar Pustaka

Abdullah, Irwan. 2012. Seks, Gender, dan Reproduksi Kekuasaan. Yogyakarta:


Pusat Tarawang Press.

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC


Herdman, T. Heather. NANDA-I diagnosis Keperawatan : definisi dan klasifikasi 2018-2020.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai