1. Pengertian Seksualitas
Seksual dalam arti sempit yang berarti kelamin
Seksualitas dalam arti luas adalah segala hal yang terjadi sebagai akibat dari
adanya perbedaan jenis kelamin dan lain-lain.
Seksualitas dalam arti luas adalah segala hal yang terjadi sebagai akibat dari
adanya perbedaan jenis kelamin dan lain-lain.
Seks secara etimologis berasal dari bahasa latin “sexus” yang diturunkan menjadi
bahasa perancis “sexe”
3. Lingkup Seksualitas
a. Aspek Biologis
b. Aspek Psikologis
c. Aspek Sosial Budaya
a. Dimensi Biologis
b. Dimensi Psikologis
c. Dimensi Sosial
d. Dimensi Perilaku
e. Dimensi Kultural
1
4. Sikap terhadap Kesehatan Seksual
Kesehatan Seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan fisik, mental, dan
sosial yang terkait dengan seksualitas, kondisi ini bisa dicapai bila hak seksual individu
perempuan dan laki-laki diakui dan dihormati (BKKBN, 2006)
5. Perkembangan Seksualitas
a. Masa Pranatal dan Bayi
b. Masa Kanak-Kanak
c. Masa Pubertas
d. Masa Dewasa Muda dan Pertengahan Umur
e. Masa Dewasa Tua
2
Beberapa perubahan yang terjadi dalam fase ini meliputi:
Fase kegembiraan meningkat
Peningkatan pembekakan dan perubahan warna vagina
Klitoris menjadi sangat sensitive
Testis naik ke dalam skrotum
Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan,denyut jatung,dan tekanan
darah
Meningkatnya ketegangan otot dan terjadi kejang otot
c. Fase orgasme adalah puncak dari siklus respons seksual,daan merupakan faseter
pendek, hanya berlangsung beberapa detik
Fase ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
Kontraksi otot tak sadar
Memuncaknya denyut jantung,tekanan darah,dan tingkat pernapasan
Pada wanita,kontraksi otot vagina menguat dan kontraksi rahim berirama
Pada pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuan kekuatan ejakulasi
Perubahan warna kulit ekstrem dapat terjadi di seluruh tubuh
d. Tahap terakhir yang disebut fase resolusi, adalah ketika tubuh secara perlahan
kembali ke tingkat fisiologis normal.
Fase resolusi ditandai dengan relaksasi, keintiman dan seringkali kelelahan.
3
4
9. Beberapa Masalah yang Berhubungan dengan Seksualitas
a. Penganiayaan seksual
Mencakup tindakan kekerasan pada wanita, pelecehan seksual,
perkosaan, pedofilia, maupun pornografi anak.
Efek traumatik pada fisik dan psikologis menyebabkan disfungsi seksual.
Anak-anak yang mengalami penganiayaan dapat beresiko terhadap
masalah kesehatan, emosional, kinerja di sekolah,dll.
Dukungan perlu diberikan kepada korban dan keluarga dan pelaku
penganiayaan harus dilaporkan kepada yang berwenang.
b. Abosrsi
Dilakukan oleh wanita yang telah menikah dengan alasan
kesehatan/kondisi medis maupun wanita sebelum menikah.
Kontroversi terkait dengan agama.
Klien mungkin dapat mengalami rasa bersalah dan berduka.
c. Penyakit menular seksual (PMS)
Individu terlibat dalam melakukan hubungan seksual
PMS ditularkan dari individu terinfeksi kepada pasangannya selama
kontak seksual yang intim.
Penyakit gonorrhea, klamidia, siflis disebabkan oleh bakteri
Penyakit herpes genital dan HIV/AIDS oleh virus
5
Kelainan seksual dimana seseorang cenderung bergairah untuk menggosokan bagian
intimnya pada orang asing dengan bertujuan memenuhi kepuasaan
d. Pedofilia
Orientasi seksual yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak anak, remaja
atau anak dibawaah umur.
6
Berupa penegangan atau pengerasahan pada vagina yan sangat kuat sehingga
penis terjepit
g. Dyspareunia
Kesulitan dalam melakukan senggama atau perasaan sakit pada saat koitus.
h. Anorgasme
Kondisi kegagalan dalam mencapai klimaks.
i. Kesukaan koitus pertama
Terjadi kesulitan dalam melakukan koitus pertama oleh kurangnya
pengetahuan diantara pasangan.
7
KONSEP KESEHATAN SPRITUALITAS DALAM KEPERAWATAN
2. Karakteristik spiritual
a. Hubungan dengan diri sendiri
b. Hubungan dengan alam
c. Hubungan dengan orang lain
d. Hubungan dengan ketuhanan
8
3. Hubungan spiritual, sehat dan sakit
Menuntun kebiasaan hidup
Sumber dukungan
Sumber kekuatan dan penyembuhan
Sumber konflik
9
James fowler (1993,2000) mengemukan bahwa antara kebutuhan kognitif dan
emosional tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan spiritual. Fowler
melihat ada 6 fase, yaitu:
a. Intiuitive-projective faith (setelah usia 4 tahun, disini konsep tuhan
direflesikan sebagai sesuatu yang gaib)
b. Mythical-literal faith (usia min 5-6 tahun, di fase ini mengarah pada
sesuatu yang konkrit dan tergantung dari kredibilitas orang yang
bercerita.
c. Poetic-conventional faith (usia min 12-13 tahun, fase ini kepercayaan
tergantung pada konsensus dari opini orang lain, orang lebih ahi.
d. Individuating-reflective faith (usia min 18-19 tahun, di fase ini mulai
mengambil tanggung jawab atas kepercayaannya
e. Paradoxical-concolidation faith (usia min 30 tahun, fase ini individu
mulai bisa memahami dan mengintegrasikan elemen spritual seperti
simbolisasi, ritual, dan kepercayaan.
f. Universalizing faith (usia min 40 tahun, Flower menggap bahwa sangat
sedikit orang yang mampu mencapai fase ini, sama seperti fase terakhir
dari perkembangan moral kohlberg.
7. Manifestasi Spiritual
a. Manifestasi spiritual dapat dilihat melalui bagaimana cara seseorang
berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan dengan yang maha
kuasa, serta bagaimana sekeompok orang berhubungan dengan anggota
kelompok tersebut (koenig & pritchett, 1998)
10
b. Kebutuhan spiritual sekelompok orang meliputi keinginan kelompok
tersebut untuk dapat memberikan kontribusi positif terhadap
lingkungannya (nolan & crawford, 1997)
c. Kesejahteraan spritiual, keharmonisan, adanya kedekatan dengan tuhan,
diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan sehingga menunjukkan adanya
suatu kesatuan (greer & moberg, 1998)
11
Transkultural (umidle range)
Secara etimologis :
- culture (budaya)
Secara harfiah, lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu akan
mempengaruhi budaya yang lain atau merupakan pertemuan kedua nilai-nilai budaya
yang berbeda melalui proses interaksi.
•• Manusia berasal dari kata "munu" (Sansekerta), "mens" (Latin) yang berarti
berakal dan berbudi.
~ kesejarahan.
Nilai vital, segala sesuatu yang berguna bagi manusia dan menunjang aktivitas
12
Foot note :
13