Seksual
Dosen Pengampu : Ns. Rohandi Baharuddin, M. Kep.
Kelompok 2
Syaghita Putri (14401022062)
Tasya Awalia Ramadani (14401022064)
Nur Asrah (14401022046)
Musrianti Putri Andani (14401022040)
Yulpriani Petrus Ina (14401022069)
Nova Lawrens Cherena (14401022043)
Putri Tri Kristina (14401022050)
Sitti Maysarah (14401022072)
Muhammad Akbar (14401022038)
Pengertian Kebutuhan Seksual
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar
manusia berupa ekspresi perasaan doa orang
individu secara pribadi yang saling menghargai,
memperhatikan, dan membalas sehingga terjadi
hubungan timbal balik (feed back) antara kedua
individu tersebut.
2. Masa Kanak-Kanak
• Tahap oedipal atau falik terjadi pada usia 3-5 tahun.
Rangsangan terjadi pada otoerotis yaitu meraba-raba bagian
erogennya, mulai menyukai lawan jenis. Anak laki-laki
cendrung suka pada Ibunya dari pada Bapaknya dan
sebaliknya pada anak perempuan serta mulai mengenal jenis
jenis kelamin yang di miliknya serta mulai interaksi dengan
figur orang tuanya.
• Tahap laten terjadi pada usia 5-13 tahun Pada masa ini mulai
memasuki masa pubertas dan berhadapan langsung pada
tuntutan sosial.
Perkembangan Seksual
3. Masa Pubertas
Masa ini sudah mencapai jatuh
tempo fisik dan aspek sosial, dan akan terjadi
jatuh tempo psikologis. Terjadi perubahan
ditandai dengan adanya citra tubuh, perhatian
yang sengat besar terhadap perubahan fungsi
tubuh, pembelajaran tentang perilaku, kondisi
Sosial. Tahap alat kelamin terjadi pada
umur 12 tahun tahap ini merupakan tahap
suka pada lawan jenis sudah matang.
Perkembangan Seksual
Impoten
Impotensi : yaitu ketidakmampuan pria untuk relaksasi seks.
Ejakulasi prematur : terjadinya pembuangan sperma yang terlalu dini
Kurang pengetahuan/informasi
yang salah mengenai masalah
seksual
Adanya penyimpangan
psikiseksual
Gangguan struktural & Fungsi
tubuh (adanya trauma, obat,
kehamilan/obnormalitas
Konflik terhadap nilai
anatomi genetalia).
Fase ini dipicu oleh paparan rangsangan Fase ini dimulai dengan stimulasi fisik atau
(fisik, visual, dan penciuman). Pada tahap ini, baik wanita psikologi yang berlangsungdari beberapa menit sampai
maupun pria akan mengalami peningkatan detak jantung beberapa jam. Terjadi ereksi puting susu dan penis serta
dan tekanan darah, yang menyebabkan kemerahan pada meningkatnya tekanan darah dan nadi.
kulit yang disebut dengan “sex flush” sering terlihat pada Otot menjadi tegang dan terdapat
wajah, leher, alat kelamin, perut, dan di bawah payudara penumpukan darah pada ekstrimitas yang disertai
wanita. vasokongesti dalam penis dan skrotum serta
Pada wanita, klitoris akan membesar dan pembengkakkan dan elevasi testis.
vulva membengkak. Selain itu, bagian dalam menjadi lebih
lebar, dan dinding vagina menjadi lembab untuk
pelumasan.
Wanita Fase Pletau/Datar Pria
Pada fase resolusi ukuran genital dan penis berkurang dan menjadi
Vagina, klitoris, dan daerah sekitarnya kembali normal. ‘sex lemas. Testis kembali desensus. Tekanan darah, denyut nadi dan
flush’ didaerah dada menghilang, tekanan darah dan frekuensi pernafasan kembali ke normal.
nadi dan frekuensi pernafasan kembali normal. Perasaan
wanita menjadi tenang dan santai dan seringkali diikuti dengan -> Fase refrakter terjadi pada pria dan oleh karena itu bagi pria
perasaan mengantuk. tidak mungkin terjadi multiple orgasme seperti pada wanita. Pada
fase ini, stimulasi dalam bentuk apapun tidak dapat menyebabkan
ejakulasi. Fase ini berlangsung beberapa menit pada orang muda
namun sampai beberapa jam atau hari pada orang yang lebih tua.
Pengkajian Pada Klien Dengan Gangguan Rasa Aman dan Nyaman
Identifikasi Klien
a. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan terbuka sehingga pasien merasa nyaman untuk membicarakan
kebutuhan seksual mereka.
b. Melakukan wawancara terstruktur dan terbuka tentang kebutuhan seksual pasien. Hal ini meliputi topik seperti
orientasi seksual, hasrat seksual, perilaku seksual, masalah seksual dan harapan seksual.
c. Sejarah seksual pasien, termasuk orientasi seksual, pola hubungan seksual sebelumnya, serta masalah seksual
yang pernah dialami.
d. Kondisi psikologis pasien, termasuk faktor psikologis yang mempengaruhi kebutuhan seksual pasien, seperti
kecemasan, depresi, stres, dan trauma.
e. Hubungan sosial pasien, termasuk status perkawinan, pasangan atau pasangan seksual, serta interaksi sosial
yang mempengaruhi kebutuhan seksual pasien.
Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kondisi fisik pasien yang terkait dengan kebutuhan
seksualnya, seperti gangguan kesehatan yang dapat mempengaruhi aktivitas seksual, disfungsi seksual, atau nyeri
saat berhubungan seksual.
Diagnosa Pada Klien Dengan Gangguan Rasa Aman dan Nyaman
Tindakan keperawatan yang akan di lakukan dapat dibuat dalam bentuk perencanaan sesuai dengan diagnosa,
seperti :
1. Disfungsi seksual:
a. Edukasi seksualitas
b. Konseling seksualitas
Meng-implementasikan
semua tindakan yang
telah di rencanakan
(intervensi) kepada klien
Evaluasi Pada Klien Dengan Gangguan Rasa Aman dan Nyaman