Anda di halaman 1dari 7

Seksualitas & Intimitas

Seksualitas & Intimitas.

1. Perkembangan dan Perubahan dalam Empat Dimensi Seksualitas Lansia.


2. Tingkah Laku dan Penghayatan Seksual.
3. Sikap terhadap Seksualitas dan Moral Seks.
1. Perkembangan dan Perubahan dalam Empat Dimensi
Seksualitas Lansia (Lanjut Usia).

 Seksualitas merupakan pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual dan


sosial dari kehidupan seksualitas, dengan cara yang positif memperkaya dan
meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta (Potter & Perry, 2005).
 Fungsi seksualitas dalam usia tua beralih dari penekanan pada prokeasi menjadi
penekanan pada pertemanan, kedekatan fisik, komunikasi intim, dan hubungan
fisik untuk mencari kesenangan (Ebersole & Hess, 1994 dalam Potter & Perry,
2005).
 Lanjut usia pada umumnya akan menjadi lebih dekat dengan pasangannya,
namun kebutuhan seksualitas lanjut usia tetap dapat ditunjukkan diantaranya
dengan berfantasi, berpegangan tangan, meraba, berpelukan dan bersenggama
(Wahyudi, 2000 dalam Ropei, 2013).
Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses
penuaan (Kaplan):

1. Fase Hasrat (Desire)


 Hasrat pada lansia wanita mungkin menurun seiring semakin lanjutnya usia, tetapi bias
bervariasi, sedangkan pada lansia laki-laki cenderung tetap.
2. Fase Arousal
 Lansia wanita: pembesaran payudara berkurang, terjadi penurunan flushing, elastisitas
dinding vagina, lubrikasi vagina dan peregangan otot-otot, serta iritasi uretra dan kandung
kemih.
 Lansia pria: ereksi membutuhkan waktu lebih lama dan berkurang begitu kuat, penurunan
produksi sperma sejak usia 40 tahun akibat penuruan testoteron, elevasi testis ke perineum
lebih lambat.
3. Fase Orgasme (Orgasmic)
 Lansia wanita: tanggapan orgasme kurang intens disertai lebih sedikir konstraksil
kemampuan mendapatkan orgasme multiple berkurang.
 Lansia pria: kemampuan mengontrol ejakulasi membaik, kemampuan dan jumlah
konstraksi otot berkurang, volume ejakulat menurun.
4. Fase Setelah Orgasme (Post Orgasmic)
 Lansia wanita: Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah sampai
timbulnya fase orgasme berikutnya lebih sukar terjadi.
 Lansia pria: periode refrakter lenih memanjang secara fisiologis, dimana ereksi dan
orgasme berikutnya lebih sukar terjadi.
2. Tingkah Laku dan Penghayatan Seksual.

 Aktivitas seksual adalah kegiatan yang dilakukan dalam upaya memenuhi


dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ kelamin atau
seksual melalui beberapa perilaku. Misalnya berfantasi, masturbasi, menonton,
atau membaca pornografi, cium pipi, cium bibir, petting, dan berhubungan seks
(Ingrid, 2001).
 Perubahan ekspresi seksualitas berubah menjadi tambah sayang dan rasa sayang
berubah menjadi kekerabatan. Perubahan kegiataan seksualitas pada lansia
meliputi perubahan dalam frekuensi, kekuatan, keinginan dan usia dirasakan
perubahan.
3. Sikap terhadap Seksualitas dan Moral Seks.

 Hasil penelitian yang dilakukan di barat menyebutkan bahwa lansia tetap


menjalankan aktivitas seksual sampai pada usia yang cukup lanjut (Azizah,
2011).
 Menurut penelitian yang dilakukan Lindau, dkk (2006) terhadap 3005 responden
yang berusia antara 57-85 tahun dengan proporsi 1550 perempuan dan 1455 laki-
laki didapatkan hasil adanya penurunan aktivitas seksual pada laki-laki yaitu 73%
di usia 57-64 tahun, 53% di usia 65-74 tahun dan 26% di usia 78-85 tahun.
Sedangkan pada responden perempuan dilaporkan bahwa 43% mengalami
ketidakpuasan, 39% mengalami keuslitan mengeluarkan cairan vagina dan 34%
tidak mencapai klimaks (Sari, 2016).

Anda mungkin juga menyukai