Anda di halaman 1dari 41

Kebutuhan Seksualitas

By
Ns. Haikal Alpin, S.Kep, CWCCA, M.Kes
DEFINISI

 Seksualitas dan seks merupakan hal yang


berbeda
 Seksualitas adalah bagaimana seseorang
merasa tentang diri mereka dan bagaimana
mereka mengkomunikasikan perasaan
tersebut kepada oranglain melalui tindakan
yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan,
ataupun perilaku yang lebih halus seperti
isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan
perbendaharaan kata, termasuk pikiran,
pengalaman,nilai, fantasi, emosi.
• Seks menjelaskan ciri jenis kelamin
secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki
dan perempuan hubungan fisik antar
individu (aktivitas seksual genital)
• Identitas gender merupakan perasaan
seseorang tentang jenis kelaminnya.
• Perilaku peran gender adalah bagaimana
seseorang berperan sesuai gendernya
nilai-nilai yang dianut individu dan
lingkungannya.
• Orientasi seksual (identitas seksual)
adalah bagaimana seseorang mempunyai
kesukaan berhubungan intim dengan
orang lain, dengan lawan jenis atau
sejenis.
Tinjauan seksual pada beberapa
aspek
Aspek Biologi
• Anatomi dan Fisiologi

• Organ seks

• Hormon

• Sistem saraf pusat


Aspek Agama dan Etik

• Keputusan seksual yang melewati


batas kode etik individu dapat
mengakibatkan konflik internal
• Apa yang dianggap seseorang
sebagai benar dan salah secara
seksual didasarkan terutama pada
agama.
Aspek Psikologi

• Gender Identity (indentitas jenis kelamin)


perasaan internal seseorang tentang laki-
lakiatau perempuan : kesadaran apakah
saya seorang laki-laki atau perempuan
• Sexual Self Image, konsep diri
Aspek SosioKultural

• Gender Role (peran jenis kelamin)

• Perilaku seseorang yang


dipelajari:perasaan maskulin dan
feminim
F aktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan seksualitas

• Perkembangan
• Kebiasaan hidup sehat
• Kondisi kesehatan
• Peran dan hubungan
• Konsep diri
• Budaya, nilai
• Agama
• Etika
Perkembangan Seksualitas

• Dimulai sejak konsepsi dan dipengaruhi


secara terus menerus oleh berbagai
faktor sepanjang kehidupan
• a)Masa Prenatal dan Bayi
Komponen biologis (xx,xy)
(laki-laki/perempuan) Kromosom
Lanjut
Genital eksternal sensitif terhadap sentuhan

• Bayi laki-laki mengalami ereksi penis;

• bayi perempuan mangalami lubrikasi vagina

Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal


spontan

• Stimulasi taktil (sentuhan, menyusu,


memeluk,membuai)
Lanjut

Komponen Psikososial
• Berfokus kebutuhan rasa aman,
nyaman,kesenangan dan nutrisi
• Berkembang rasa percaya
• Respon terhadap interaksi figur
orang tua/orang lain
• Mulai belajar jenis kelamin
Lanjutan
• Tahap Oral : Mencapai umur
sekitar 1-2 tahun, tingkat kepuasan
seks dicapai dengan menghisap:
puting susuibu, dot botol, jari
tangan. Dengan demikian bayi
baru dapat tidur setelah disusui
oleh ibu. Oleh karena itu perilaku
demikian tidak perlu dilarang.
Masa
K anak-kanak

• Komponen Biologis :
Secara struktur anatomi dan
fisiologi mulai berkembang
• Komponen Psikososial:
Mulai 3 tahun anak dapat
mengidentifikasi dirinya sebagai
laki-laki atau perempuan. Belajar
perasaan diri melalui interaksi
dengan figur orang tua
• Untuk membangun Gender Identity
interaksi dengan orang tua yang
memberikan feedback tentang perilaku
yang sesuai dengan jenis kelamin
• Pengembangan Gender Role
pengembangan tugas sesuai
dengan jenis kelamin. Perilaku-
perilaku yangdikuatkan melalui respon
positif dengan orang tua
Pra sekolah (3-5 tahun)
• Kesadaran terhadap diri sendiri
meningkat Mengeksplorasi anggota
tubuh sendiri dan teman bermain
Mempelajari nama anggota tubuh
dengan benar Belajar mengendalikan
perasaan dan tingkah laku
• Menyukai orang tua yang berbeda jenis
• Mempertanyakan mengenai bagaimana
seorang bayi bisa ada
Usia sekolah (6-12tahun)

• Mempunyai identifikasi yang kuat dengan


orang tuayang berjenis kelamin sama
(misalnya anak perempuan dengan ibu)
• Senang berteman dengan sesama jenis
Kesadaran diri meningkat Mempelajari
konsep dan peran jender Mulai menyukai
hal yang bersifat pribadi, modis
• Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan
tentang perilaku seksual, menstruasi,
reproduksi,seksualitas
Masa Pubertas dan Remaja
• Komponen Biologis:
Pubertas : maturasi fisik Remaja : maturasi
psikososial
• Komponen Psikososial
Perubahan body image Perhatian besar terhadap
perubahan fungsi tubuhBelajar perilaku pada kondisi
sosial baru Konflik emosi (mudah tersinggung, malu,
ingin dimengerti)
• Perubahan Lain
Laki-laki:TB, BB, perkembangan otot, bulu di
tubuh,ukuran penis Perempuan: TB, BB, bentuk
tubuh, ukuran payudara,menstruasi
• Remaja berespon terhadap sensasi
yang menyenangkan

• Permainan erotik:Fantasi ,
masturbasi
• pengaruh yang komplek terhadap
perkembangan psikososial dari
seksual :
Dewasa awal (18-30 tahun)
• Terjadi aktivitas seksual
• Gaya hidup dan nilai-nilai yang
dianut telah kuat
• Beberapa pasangan berbagi tugas :
• keuangan, pekerjaan rumah tangga
• Mengalami ancaman terhadap body
imageakibat penuaan
Dewasa tengah (40-65 tahun)

• Penurunan produksi hormonWanita


mengalami menopause
(umumnyausia 40-55 tahun)
• Laki-laki mengalami klimakterik
secarabertahapMulai
memperkokoh stándar moral dan
etik
Dewasa akhir (65 tahun keatas)

• Aktivitas seksual lebih berkurangSekresi


vagina berkurang, payudaramengalami
atrofiLaki-laki menghasilkan sperma lebih
sedikitdan memerlukan waktu lebih lama
untukdapat ereksi dan ejakulasi
Perilaku seksual
• Perilaku seksual menurut Sarwono
(2010:174) adalah segala tingkah
laku yang didorong oleh hasrat
seksual, baik dengan lawan jenis
maupun sesama jenis. Bentuk-
bentuk tingkah laku ini dapat
beraneka ragam, mulai dari
perasaan tertarik hingga tingkah
laku berkencan, bercumbu dan
senggama
TAHAPAN-TAHAPAN PERILAKU SEKSUAL

1. Awakening and eksploration


Rangsangan terhadap diri sendiri dengan
cara berfantasi, menonton film, dan
membaca buku-buku porno.
2. Autosexuality:Masturbation
Perilaku merangsang diri sendiri dengan
melakukan masturbasi untuk
mendapatkan kepuasan seksual.
3. Heterosexuality:kissing and necking
Saling merangsang dengan pasangannya,
tetapi tidak mengarah ke daerah sensitif
pasangannya, hanya sebatas cium bibir
dan leher pasangannya.
4. Heterosexuality
a. Light petting : perilaku saling
menempelkan anggota tubuh dan masih
dalam keadaan memakai pakaian.
b. Heavy petting : perilaku saling
menggesek-gesekkan alat kelamin dan
dalam keadaan tidak memakai pakaian
untuk mencapai kepuasan. Tahap ini
adalah awal terjadinya hubungan seks.
• . Heterosexuality : Copulaation
Perilaku melakukan hubungan seksual
dengan melibatkan organ seksual masing-
masing.
• Menurut Wahyudi (2000) perilaku seksual
merupakan perilaku yang muncul karena adanya
dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan
kesenangan organ seksual melalui berbagai
perilaku. Perilaku seksual yang sehat dan
dianggap normal adalah cara heteroseksual,
vaginal, dan dilakukan suka sama suka.
Sedangkan yang tidak normal (menyimpang)
antara lain Sodomi, homoseksual. Selama ini
perilaku seksual sering disederhanakan sebagai
hubungan seksual berupa penetrasi dan ejakulasi.
 Padahal menurut Wahyudi (2000), perilaku seksual
secara rinci dapat berupa:

Berfantasi : merupakan perilaku membayangkan dan


mengimajinasikan aktivitas seksual yang bertujuan
untuk menimbulkan perasaan erotisme.
Pegangan Tangan : Aktivitas ini tidak terlalu
menimbulkan rangsangan seksual yang kuat namun
biasanya muncul keinginan untuk mencoba aktivitas
yang lain.
 Cium Kering : Berupa sentuhan pipi dengan
pipi atau pipi dengan bibir.
Cium Basah : Berupa sentuhan bibir ke bibir
Meraba : Merupakan kegiatan bagian-
bagian sensitif rangsang seksual, seperti
leher, breast, paha, alat kelamin dan lain-
lain.
Berpelukan : Aktivitas ini menimbulkan
perasaan tenang, aman, nyaman disertai
rangsangan seksual (terutama bila
mengenai daerah aerogen/sensitif)
 Masturbasi (wanita) atau Onani (laki-laki) :
perilaku merangsang organ kelamin untuk
mendapatkan kepuasan seksual.
 Oral Seks : merupakan aktivitas seksual dengan
cara memaukan alat kelamin ke dalam mulut
lawan jenis.
 Anal seks : suatu aktivitas seksual yang
melibatkan alat kelamin dengan anus
 Petting : merupakan seluruh aktivitas non
intercourse (hingga menempelkan alat kelamin).
Intercourse : merupakan aktivitas seksual
dengan memasukan alat kelamin laki-laki ke
dalam alat kelamin wanita.
JENIS KEGIATAN ATAU AKTIVITAS
SEKSUAL
• Keseksualan jantina berbeza
• Keseksualan jantina berbeza melibatkan dua orang daripada jantina
yang berbeza. Orang-orang yang hanya melakukan seks jantina
berbeza tidak semestinya akan mengenal diri sebagai
heteroseksual, walaupun (berbeza dengan homoseksual yang
melakukan seks sama jantina) kebanyakan takrif "heteroseksual"
merangkuminya antara tahap-tahap kegiatan, kekerapan, dan minat
yang berbeza-beza. Sebaliknya, mereka mungkin akan mengenal
diri sebagai heteroseksual, dwiseksual, atau aseksual. Serupa juga,
seseorang yang mengamalkan kedua-dua tabiat seks sama jantina
dan seks jantina berbeza mungkin akan mengenal diri sebagai
homoseksual, lesbian, dwiseksual, heteroseksual, atau aseksual.
LANJUT
• Keseksualan sama jantina
• Keseksualan sama jantina melibatkan dua orang yang
sama jantinanya. Perbuatan homoseksual boleh
dilakukan oleh mereka yang menganggap diri sebagai
heteroseksual, umpamanya pelancapan bersaling dalam
konteks yang boleh dianggap sebagai perkembangan
remaja heteroseks "biasa". Orang homoseksual yang
berpura-pura mengamalkan hidup keheteroseksualan
sering dirujuk dalam bahasa Inggeris sebagai
mengamalkan hidup "almari" (bahasa Inggeris: closeted
), iaitu mereka menyembunyikan keseksualan mereka di
dalam "almari".
• Keseksualan hubungan
pasangan luas
• Kes-kes yang melibatkan melebihi
dua orang pasangan dalam
sebuah perkongsian seks
termasuk:
• Poliamori yang merupakan
hubungan cinta terikat antara
lebih daripada satu pasangan.
• Poligami yang agama dan kebudayaan
tertentu membenarkan pasangan berbilang.
Terdapat tiga senario yang wujud:
– Poligini yang lelaki mempunyai dua atau lebih orang
isteri;
– Poliandri yang perempuan mempunyai dua atau
lebih orang suami;
– Poliginandri yang terdiri daripada berbilang
pasangan lelaki dan perempuan dalam sebuah
perkahwinan.
• Seks kumpulan, pejolian, seks sembarangan
dan hubungan bersahaja yang biasanya tidak
bertujuan untuk membentuk ikatan pasangan.
• Autoerotisisme, sebagaimana
yang namanya membayangkan,
ialah kegiatan seks yang tidak
melibatkan orang lain sebagai
pasangan. Ia boleh mengambil
bentuk pelancapan, tetapi banyak
jenis parafilia (amalan seks yang
luar biasa) juga serupa tidak
memerlukan pasangan.
• Keseksualan alternatif
• Terdapat beberapa bentuk untuk apa yang
dipanggil keseksualan alternatif. Ini
biasanya berdasarkan pilihan masing-
masing, dan berbeza-beza antara apa
yang umumnya diterima atau ditoleransi,
sehingga jenis yang penuh dengan
perbalahan atau haram di sisi undang-
undang.
Keseksualan paksaan dan penganiayaan
• Kegiatan seks juga boleh merangkumi
penganiayaan seks, Yaitu
menyalahgunakan keseksualan atau
menggunakan keseksualan secara
paksaan.
• Contoh-contohnya termasuk rogol, pembunuhan
nafsu berahi, penganiayaan seks kanak-kanak,
zoosadisme (penganiayaan seks haiwan), serta
di banyak negara, parafilia tanpa sepersetujuan
seperti frotaj, skatofilia telefon (panggilan telefon
yang tak senonoh), serta juga ekshibisionisme
tanpa sepersetujuan dan penyakit intai (juga
dikenali masing-masing sebagai "pendedahan
tak senonoh" dan "pengintai")
Fase atau tahapan siklus respon
seksual
• Siklus respons rangsangan seksual memiliki
empat fase: Perangsangan, Dataran tinggi
(plateau), Orgasme dan Resolusi. Pria dan wanita
sama-sama akan mengalami ke-empat fase
tersebut, walaupun mungkin waktunya biasanya
akan berbeda. Contohnya adalah ketidaksamaan
waktu orgasme pria dan wanita. Intensitas respon
atau tanggapan rangsangan juga akan memakan
waktu yang berbeda-beda antara satu orang
dengan lainnya. Dengan mengetahui perbedaan
dan kebiasaan ini, maka akan dapat membantu
pasangan pasutri untuk memahami satu sama
lain.
Masalah-maslah Seksualitas

• Transeksualisme
• Pedofilia
• Eksibisionisme
• Sadisme sexual
• Masokisme sexual
• Voyeurisme
• Fetisisme
• Frotterurisme
• Gangguan identitas gender
THE END

TERIMA KASIH

KARAENG.

Anda mungkin juga menyukai