Anda di halaman 1dari 61

ASPEK SEKSUALITAS

DALAM KEPERAWATAN

Hartatik.,M.Kep
Pendahuluan
• Sex mrpk hal yang dianggap tabu untuk
diperbincangkan.
• Pemahaman mengenai seksualitas akan
membantu perawat dalam mengenali nilai
& bias seksual serta memperluas
pemahaman tentang batas normal
perilaku seksual shg mampu memberikan
perawatan secara lebih efektif.
Konsep Seksualitas

• Memiliki banyak aspek kehidupan,


diekspresikan melalui beragam perilaku.
• Meluas sampai berhubungan dengan
orang lain.
• Keintiman dan kebersamaan fisik
merupakan kebutuhan sosial dan biologis
sepanjang kehidupan.
Seksualitas

• Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan


hubungan dengan individu dari jenis kelamin
yang berbeda dan mencakup pikiran,
pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan
emosi
• Sex mengacu kepada kategorisasi secara
biologis, laki-laki atau perempuan.
• Gender mengacu kepada karakteristik laki-laki
dan perempuan yang dibentuk dan dibangun
dalam lingkungan sekitar atau masyarakat.
Kesehatan Seksual

Pengintegrasian aspek somatik , emosional,


intelektual, dan sosial dari kehidupan
seksual dengan cara yang positif
memperkaya dan meningkatkan
kepribadian, komunikasi, dan cinta
(WHO,1975)
Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan fisik,

mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari ekspresi

yang bebas namun bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan sosialnya

misalnya dalam menjaga hubungan dengan teman atau pacar dalam batasan yang

diperbolehkan oleh norma dalam masyarakat atau agama. Bukan hanya tidak

adanya kecacatan, penyakit atau gangguan lainnya. Kondisi ini hanya bisa dicapai

bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki diakui dan dihormati (BKKBN,

2006).
Sex dan seksualitas merupakan hal
yang berbeda..
• Kebanyakan orang memahami sexualitas
sebatas istilah sex.
• Menurut Zawid (1994) :
Sex sering digunakan dalam 2 hal yakni :
a)Aktivitas sexual genital
b)Sebagai label jender (jenis kelamin)
Next..

• Gender identity mengacu kepada persepsi psikologis yang bersifat


personal dari diri seseorang, apakah dia laki-laki atau perempuan.
• Gender roles mengacu kepada serangkaian aturan atau norma budaya
mengenai bagaimana seharusnya laki-laki atau perempuan berperilaku
• Pengaruh psikososial terhadap identitas gender dan seksualitas
mencakup interaksi sosial, norma-norma yang ada dan juga pengaruh
dari media.
Seksualitas
• Diekspresikan melalui interaksi dan
hubungan dengan individu dari jenis
kelamin yang beda / sama dan
mencangkup pikiran, pengalaman,
pelajaran, ideal, nilai, fantasi dan emosi.
• Seksualitas berhubungan dgn bagaimana
seseorang merasa tentang diri mereka
mengkomunikasikan perasaan tersebut
kpd orang lain
DIMENSI SEKSUALITAS

1. Dimensi Sosiokultural
2. Dimensi Agama dan Etik
3. Dimensi Biologis
4. Dimensi Psikologis
1. Dimensi Sosiokultural
• Dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural
yang menentukan apakah perilaku yang diterima
didalam kultur
• Seorang individu dipengaruhi oleh jaringan
sosial mereka dan cenderung untuk melakukan
apa yang digariskan oleh lingkungan sosial
mereka
• Kehidupan sosial melekat erat dalam kehidupan
sosial yang memberikan kesempatan dan
batasan.
Contoh :
• Perilaku yang diperbolehkan slm pacaran,
hal-hal yang dianggap merangsang,tipe
aktivitas seksual, sanksi &larangan dlm
perilaku seksual, atau menemukan orang
yang boleh atau tidak boleh dinikahi.
• Tradisi seksual kultural adl sirkumsisi. Di
AS masih merupakan kontroversial, akan
tetapi 80% neonatus di AS disirkumsisi,
karena alasab higienis, atau simbol
keagamaan &identitas etnik tertentu.
2. Dimensi agama dan etik
• Jika kepuasan seksual melewati batas
kode etik individu,maka akan
menimbulkan konflik internal, seperti
perasaan bersalah,berdosa dll.
• Meskipun agama memegang peranan
penting, keputusan seksual akhirnya
diserahkan pada individu,shg sering terjadi
pelanggaran etik atau agama.
Lanjut………….
• Michael et al (1994) membagi responden
menjadi 3 yakni :
1. Tradisional
2. Relasional
3. Rekreasional
3. Dimensi Biologis
• Merupakan dimensi yang berkaitan dengan
anatomi dan fungsional organ reproduksi
termasuk bagaimana menjaga kesehatan
dan memfungsikan secara optimal.
• Misal : kesehatan reproduksi pria & wanita
berbeda, membutuhkan perawatan yang
berbeda pula baik interna maupun
eksternal.
3. Dimensi Psikologis
• Seksualitas mengandung sesuatu yang
dipelajari.
• Orangtua mempunyai pengaruh signifikan
pertama pada anak-anaknya.
Identitas Seksual
1. Identitas Biologis : perbedaan antara
pria dan wanita ditentukan pada masa
konsepsi.
2. Identitas Gender : Rasa menjadi feminin
atau maskulin.
3. Peran Gender : cara dimana seseorang
bertindak sebagai pria atau wanita.
Identitas gender

• Jender adalah ciri yang melekat pada


lelaki maupun pada perempuan scr
kultural maupun sosial
• Identitas gender mrpk rasa mjd feminin
atau maskulin.
Peran Gender
• Peran gender merupakan seseorang
bertindak sbg wanita atau pria.
• Dipengaruhi oleh :
 Faktor lingkungan
 Hormon seks
 Faktor kultural.
ORIENTASI SEKSUAL
Orientasi Seksual
• Orientasi seksual adalah ketertarikan
emosional,somatik,seksual atau rasa
sayang yang bertahan lama thd orang lain.

Homoseksual Heteroseksual
ORIENTASI SEKSUAL
• Orientasi seksual adalah pola gairah seksual, hubungan romantis,
perilaku, dan identitas yang diekspresikan oleh seseorang
NEXT..
• Skala Heteroseksual-Homoseksual Kinsey", atau biasa dikenal dengan
"Skala Kinsey" dikembangkan oleh Alfred Kinsey dan para kolega-nya

• Penelitian mereka mengungkapkan bahwa seseorang tidak ringkas dan


eksklusif sebagai kategori Heteroseksual maupun Homoseksual.

• Skala ini secara khusus merupakan metode evaluasi diri berdasarkan


pengalaman individual, dan kemungkinan akan berubah setiap saat.

• Skala ini dimulai dari 0, bagi mereka yang mengidentifikasi-kan diri mereka
secara eksklusif heteroseksual dengan tanpa hasrat untuk aktivitas seksual
dengan sesama jenis. Untuk skala 6, bagi mereka yang mengidentifikasi-kan
dirinya secara eksklusif homoseksual tanpa pengalaman dan ketertarikan
pada lawan jenis.

• Selain itu 1-5 bagi mereka yang mengidentifikasi-kan dirinya dengan macam
- macam level dari hasrat / aktivitas seksual dengan salah satu jenis
kelamin.
Next..

• Pada laki-laki yang ketika berada pada usia antara 20-35 tahun, 11.6% di
antaranya menunjukkan berada pada rating 3. Artinya bahwa 11 sampai 12
orang dari 100 orang laki-laki (kulit putih) pada usia 20-35 tahun, perilaku
sexualnya dapat dilakukan dengan sesama laki-laki, selain dengan
perempuan.

•  Pada perempuan yang ketika berada pada usia  antara 20-35 tahun; 7%


yang masih sendiri; 4% sebelum menikah, menunjukkan berada pada rating
3. Pada perempuan umumnya, 2-6% menunjukkan berada pada rating 5 dan
1-3% pada perempuan yang tidak menikah pada saat itu, berada pada rating
6.
Next..
• Homoseksual : orang yang memiliki
ketertarikan emosional,romantik,seksual
atau rasa sayang pd sejenis.
• Biseksual : merasa nyaman bila
melakukan hubungan seksual dg kedua
jenis kelamin.
Variasi dalam ekspresi seksual
• Transeksual adl orang yg identitas seksual
/gendernya berlawanan dg sex
biologisnya.
• Transvetit adl seorang heteroseksual scr
periodik berpakaian spt wanita u/
pemuasan psikologis dan seksual.
Sistem Nilai Seksual
• Semua orang mempunyai sistem nilai seksual.
• Perhatian utama pada klien : apakah perilaku,
sikap, perasaan, dan sikap seksual spesifik
adalah normal?
• Klien mungkin khawatir tentang efek intervensi
keperawatan terhadap kemampuan perawatan
diri dan aktivitas seksual mereka.
Next..
• Ketika orientasi atau nilai seksual perawat
berbeda dg klien mk sesuatu yang aneh /
salah menurut perawat. Ini merupakan
bias seksual.
• Hal yang bisa dilakukan :
 Promosi tentang edukasi seksual
 Pemeriksaan nilai dan keyakinan seksual
dg jujur.
 Pemberian informasi mengenai efek
penyakit pd seksualitas scr jujur & akurat.
PERILAKU SEKSUAL
• Adl perilaku yang muncul krn adanya dorongan
seksual atau kegiatan mendapatkan
kesenangan organ seksual melalui berbagai
perilaku.
• Perilaku seksual yg dianggap sehat adl
heteroseksual,vaginal, dan dilakukan suka sama
suka.
• Perilaku seksual sering disederhanakan :
hubungan seksual berupa penetrasi & ejakulasi
Menurut Wahyudi (2000),perilaku seksual
secara rinci dapat berupa :
• Berfantasi
• Pegangan tangan
• Cium kering
• Cium basah
• Meraba
• Berpelukan
• Masturbasi (wanita) & onani (laki-laki)
• Oral seks
• Petting
• Intercourse (bersenggama)
Perkembangan seksual (Freud)
1. Oral Stage (0-1 tahun)
2. Anal Stage (1-3 tahun)
3. Phalic or Oediphal stage (3-6 tahun)
4. Latency Stage (6-11 tahun)
5. Puberty (genital stage)
6. Adolescence
PERKEMBANGAN SEKSUAL
(Fundamental Nursing)

1. Masa Bayi
2. Masa Usia bermain dan Pra sekolah
3. Masa Usia sekolah
4. Pubertas dan Masa Remaja
5. Masa Dewasa
6. Masa Dewasa Tua (lansia)
1. Masa Bayi
• Bayi dilahirkan dengan kapasitas
untuk kesenangan dan respons
seksual.
• Genetalia bayi sensitif terhadap
sentuhan sejak lahir.
• Respons orangtua : membentuk
arah dari perkembangan seksual,
edukasi dan kenyamanan
2. Masa usia Bermain dan
Prasekolah
• Anak usia 1-5 th menguatkan rasa
identitas jender dan mulai membedakan
perilaku sesuai jender yang didefinisikan
secara sosial.
• Mulai menirukan tindakan orangtua yang
berjenis kelamin sama.
• Eksplorasi tubuh terus berlanjut dalam
kelompok usia ini.
3. Masa Usia Sekolah
• Bagi anak usia 6-10 th, edukasi dan
penekanan tentang seksualitas datang
dari orang tua dan gurunya.
• Anak mulai punya keinginan dan
kebutuhan privasi
• Anak juga harus diberi penjelasan
potensial terjadi penganiayaan seksual
4. Masa Pubertas dan Remaja
• Adanya pertumbuhan tanda-tanda kelamin
sekunder.
• Perubahan emosi selama pubertas dan
masa remaja sangat dramatis.
• Informasi yang akurat tentang perubahan
tubuh, hubungan dan aktivitas seksual,
PMS dan kehamilan.
5. Masa Dewasa
• Telah mencapai maturasi tetapi terus
mengeksplorasi untuk kematangan
emosional dalam hubungan.
• Mengembangkan hubungan yang intim
• Pada Akhir dewasa individu
menyesuaikan dengan perubahan sosial
yang terjadi
6. Masa Dewasa Tua (lansia)
• Seksualitas beralih pada penekanan pada
prokreasi menjadi penekanan pada
pertemanan, kedekatan fisik, komunikasi,
intim, dan hubungan fisik mencari
kesenangan.
• Terjadinya perubahan fisik yang terjadi
pada proses penuaan harus dijelaskan
pada klien lansia.
Siklus Respon Seksual
• Fase Excitement
• Fase Plateu
• Fase Orgasmus
• Fase Resolusi
1.EXICETEMENT :peningkatan bertahap
dalam rangsangan seksual
Wanita Pria
• Lubrikasi vaginal :dinding • Ereksi penis
vaginal berkeringat. • Penebalan dan elevasi
• Ekspansi 2/3 bagian skrotum
dalam lorong vagina. • Elevasi dan pembesaran
• Peningkatan sensitifitas & moderat testis
pembesaran klitoris serta • Ereksi putting.
labia.
• Ereksi putting dan
peningkatan ukuran
payudara.
2. PLATEU : penguatan respons fase
exicetement
Wanita
Pria
• Retraksi klitoris
• Peningkatan ukuran glans
• Pembentukan p’atform
penis
orgasmus:pembengkakan
1/3 luar vagina dan labia • Peningkatan intensitas
minora. warna glans
• Elevasi & peningkatan
• Perubahan warna kulit yg
50% ukuran testis
tampak hidup
• Peningkatan tegangan
• Peningkatan tengan otot
otot dan pernafasan.
pernafasan
• Peningkatan frekuensi
• Peningkatan frekuensi
denyut jantung,TD, RR
denyut jantung,TD, RR
3.Orgasme : penyaluran kumpulan
darah & tegangan otot
Wanita Pria
• Kontraksi involunter • Penutupan spinter
platform,orgasme, urinarius interna
uterus,rektal,dan spinter • Sensasi ejakulasi yg tidak
uretral, dan kel otot lain tertahankan
• Hiperventilasi dan • Kontraksi duktus
peningkatan frekeunsi deferens vesikek
jantung. seminalis proksimal dan
• Memuncaknya frekuensi duktus ejakulatoris.
jantung, TD, RR • Memuncaknya frekuensi
denyut jantung,TD, RR
• ejakulasi
4.Resolusi :fisiologis dan psikologis kembali
kedlm keadaan tidak terangsang
wanita Pria
• Relaksasi bertahap
• Kehilangan ereksi penis
dinding vagina
• Periode refraktori ketika
• Perubahan warna yang
dilanjutkan stimulasi
cepat pada labia minora
menjadi tidak enak
• Berkeringat
• Reaksi berkeringat
• Secara bertahap
• Penurunan testis.
frekeunsi jantung, TD, RR
kembali normal. • Secara bertahap
frekeunsi jantung, TD, RR
• Wanita mampu
kembali normal.
mengalami kembali
orgasme.
SEKSUALITAS DAN PROSES
KEPERAWATAN
Perawat diharapkan mampu untuk :
• Membangun dasar pengetahuan dan
pemahaman yang wajar tentang dimensi
seksualitas sehat dan area palin umum dari
perubahan dan disfungsi seksual
• Mengkaji tingkat kenyamanan dan keterbatasan
mereka sendiri dalam mendiskusikan
seksualitas.
• Perawat dapat belajar untuk mengenali masalah
yang berada diluar jangkauan mereka dan
melakukan rujukan untuk klien guna
mendapatkan bantuan.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Seksualitas
• Faktor Fisik
• Faktor Hubungan
• Faktor Gaya Hidup
• Faktor Harga Diri
Lanjut…
1. Faktor Fisik

 Klien dapat mengalami penurunan


keinginan seksual karena alasan fisik.
 Kondisi fisik dapat berupa penyakit
ringan/ berat.
 Citra tubuh yang buruk.
2. Faktor Hubungan
Masalah dlm berhubungan dpt
mempengaruhi hub seseorang untuk
melakukan aktivitas seksual
Tergantung dari bagaimana mereka
berkompromi dan bernegosiasi
mengegosiasi mengenai perilaku seksual
yang dapat diterima.
3. Faktor Gaya Hidup
Meliputi penyalahgunaan alhokol dlm
aktivitas seks,ketersediaan
wktu,penentuan yang tepat utk aktivitas
seks.
Penggunaan alkohol akan memberikan
eforia palsu
4. Faktor Harga Diri
Jika harga diri seksual tidak dipelihara
dengan mengembangkan perasaan yg kuat
ttg seksual diri dan dgn mempelajari
keterampilan seksual, aktivitas seksual
mungkin memberikan perasaan negatif atau
tekanan perasaan seksual.
Harga diri seksual dpt ternggangu oleh :
perkosaan,penganiayaan fisik/emosi,dll
Kejahatan Seksual
1.Pemerkosaan
2.Pelecehan Seksual
3.Intimedasi Seksual
4.Eksploitasi Seksual
5.Prostitusi Paksa
6.Perbudakan Seksual
7.Pemaksaan Perkawinan
8.Pemaksaan Kehamilan
9.Pemaksaan Aborsi
10.Pemaksaan Kontrasepsi
11.Penyiksaan Seksual
12.Perdagangan wanita yg bertujuan untuk seksual
Next..
1. Pemerkosaan
Adl serangan dlm bentuk pemaksaan hubungan seksual
2. Intimidasi Seksual
Adl tindakan yg menyerang seksualitas untuk menimbulkan
rasa takut
3. Pelecehan seksual
Adl tindakan seksual lewat sentuhan fisik maupun non fisik dgn
sasaran organ seksual,seksualitas korban dgn
menggunakan siulan, main mata dll
Next..
4. Eksploitasi seksual

Adl tindakan penyalahgunaan kekuatan yg timpang, atau


penyimpangan kepercayaan untuk tujuan kepuasan seksual,
maupun untuk memperoleh keuntungan dlm bentuk uang
5. Perdagangan perempuan untuk tujuan seksual
6. Prostitusi Paksa
Situasi dmn perempuan mengalami tipu daya ancaman maupun
kekerasan untuk menjadi pekerja seks
7.Perbudakan Seksual
Adl situasi dmn pelaku merasa menjadi pemilik tubuh sehingga
merasa berhak melakukan apapun
Next..

8. Pemaksaan Aborsi

9. Pemaksaan Kontrasepsi dan Sterilisai

Adl pemaksangan pemasangan kontrasepti tanpa persetujuan dari pihak

perempuan

10. Penyiksaan Seksual

Adl tindakan khusus menyerang organ dan seksualitas perempuan yg dilakukan

dgn sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit


Proses keperawatan
Pengkajian
Perawat menguhubungkan riwayat seksual dgn kategori
berikut:kx yg menerima pelayanan kesehatan untuk
kehamilan, infertilitas, kontrasepsi , atau kx yg mengalami PMS
(penyakit menular seksual) kx yg sakit atau yg sedang
mendapat terapi yg kemungkinan dapat mempengaruhi fungsi
seksualnya (misalnya klien dengan penyakit jantung, DM, dll)
kx yg secara jelas mempunyai masalah seksual
Pengkajian seksual mencakup :
Riwayat Kesehatan seksual:pertanyaan yg berkaitan dgn
seks untuk menentukan apakah klien mempunyai
masalah atau kekhawatiran seksual, merasa malu atau
tdk mengetahui bagaimana cara mengajukan
pertanyaan seksual secara langsung
Pengkajian fisik--- inspeksi dan palpasi--- Beberapa
riwayat kesehatan yang memerlukan pengkajian fisik
misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya
sekret yang tidak normal dari genital, perubahan warna
pada genital, gangguan fungsi urinaria, dll.
Next..
Identifikasi kx yg berisiko
Kx yg berisiko mengalami gangguan seksual misalnya :adanya gangguan
struktur atau fxtubuh akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan,
abnormalitas anatomi genital riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan
seksual kondisi yg tdk menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar
(masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh terapi medikasi spesifik yg dpt
menyebabkan masalah seksual; kurangnya pengetahuan/salah informasi
tentang fx dan ekspresi seksual gangguan aktifitas fisik sementara maupun
permanen ; kehilangan pasangan,konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi
dengan aturan religi
Diagnosa keperawatan
1.Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d )-
ketakutan tentang kehamilan- efek antihipertensi- depresi
terhadap kematian atau perpisahan dengan pasangan
2.2. Disfungsi seksual b.d- cedera medulla spinalis- penyakit
kronis- nyeri- ansietas mengenai penempatan di rumah
perawatan atau panti
3.Gangguan citra tubuh b.d- efek masektomi atau kolostomi
yang baru dilakukan- disfungsi seksual- perubahan pasca
persalinan
4. Gangguan harga diri b.d- kerentanan yang dirasakan setelah
mengalami serangan infark miokardium- pola penganiayaan
ketika masih kecil

5.Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi diagnosa


keperawatan yang lain misalnya :Kurang pengetahuan
(mengenai konsepsi, kontrasepsi, perubahan seksual normal)
b.d salah informasi dan mitos-mitos seksual
Perencanaan keperawatan

Tujuan yang akan dicapai terhadap masalah seksual


yang dialami klien, mencakup :
•mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan
kesehatan seksual
•meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan
seksual
•mencegah terjadinya atau menyebarnya PMS
•mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan
•meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi
seksual
•memperbaiki konsep seksual diri
Implementasi

Implementasi promosi kesehatan seksual


•penyuluhan / pendidikan kesehatan.
•ketrampilan komunikasi yang baik, lingkungan dan waktu
yang mendukung privasi dan kenyamanan klien.
•Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik dan
faktor yang berhubungan
•pendidikan tentang perkembangan normal pada anak usia
todler, kontrasepsi pada klien usia subur, serta pendidikan
tentang PMS pada klien yang memiliki pasangan seks lebih
dari satu.Rujukan mungkin diperlukan
Evaluasi

Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan. Jika


tidak tercapai, perawat seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan
tujuan tersebut tidak tercapai
• Pengungkapan klien atau pasangan, klien dapat diminta
mengungkapkan kekuatiran,
• factor risiko, isyarat perilaku seperti kontak mata, atau postur
yang menandakan kenyamanan atau kekuatiran kx, pasangan dan
perawat mungkin harus mengubah harapan atau menetapkan
jangka waktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
•Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif

Anda mungkin juga menyukai