KE B UT U H AN S EK S U A L
A, M .K ep ., Ns ., S p.K ep.A n
NOVI ENIS ROSULIAN
ISU-ISU SEKSUALITAS:
Mendeskripsikan
Mendefinisikan
komponen kesehatan
kesehatan seksual seksual fisiologis
Mendeskripsikan
perkembangan seksual
dan masalah seksual di
semua kelompok usia
Mendiskusikan aspek
Mengidentifikasi bentuk
penting stimulasi seksual,
disfungsi seksual pria hubungan seksual, dan
dan wanita siklus respon seksual
KESEHATAN SEKSUAL
KETERAMPILAN
KARAKTERISTIK
KEWASPADAAN DASAR PERAWAT
DEFINISI KESEHATAN
KLINIS PADA AREA
SEKSUAL
SEKSUALITAS
DEFINISI KESEHATAN SEKSUAL
EMOTIONAL NEED
AMAN DAN PERLINDUNGAN
PHYSICAL NEED
KEBUTUHAN FISIOLOGIS
KARAKTERISTIK KESEHATAN SEKSUAL
Pengetahuan mengenai seksualitas dan perilaku
seksual
Kemampuan mengekspresikan seluruh potensi Kemampuan untuk mengekspresikan
seksual seseorang, tidak termasuk semua bentuk seksualitas melalui komunikasi, sentuhan,
kekerasan, eksploitasi, dan penganiayaan seksual ekspresi emosi, dan cinta
Kemampuan membuat keputusan otonom Hak untuk membuat pilihan reproduktif yang
mengenai kehidupan seksual seseorang dalam bebas, namun bertanggung jawab
konteks etika personal dan sosial Kemampuan untuk mengakses layanan
Pengalaman kesenangan seksual sebagai kesehatan seksual untuk pencegahan dan
sumber kesejahteraan fisik, psikologis, kognitif penanganan semua kekhawatiran, masalah,
dan spiritual dan gangguan seksual.
KEWASPADAAN KLINIS
nder seksual
mengekspresikan seksualitas
Bagian sentral rasa diri, selalu berubah. Bagaimana perasaan seseorang terhadap tubuhnya
yang berkaitan dengan seksualitas
Citra tubuh seseorang sebagai wanita atau pria. Hasil dari serangkaian kejadian
perkembangan yang dapat sesuai atau tidak sesuai dengan seks biologis yang tampak.
Berkaitan dengan norma social dan budaya. Sekali terbentuk identitas gender sulit untuk
diubah.
Ketertarikan seseorang terhadap orang dengan jenis kelamin sama, jenis kelamin
lain, atau kedua jenis kelamin. Tenaga kesehatan professional harus
menunjukkan sikap yang tidak menghakimi ketika merawat klien dengan orientasi
seksual yang berbeda.
ISTILAH
Interseks
MENGKAJI NILAI SEKSUAL PERSONAL
Pada saat saya memikirkan orang tua saya melakukan hubungan seks, saya………………..
Masturbasi adalah………………………….
Menjadi sadar akan diri sendiri, mengeksplorasi bagian tubuhnya dan bagian tubuh teman bermainnya. Belajar
mengoreksi nama-nama bagian tubuh. Belajar mengontrol perasaan dan perilaku. Memfokuskan pada orang tua dengan
jenis kelamin berbeda.
Memiliki identifikasi yang kuat dengan orang tua dg Jk sama. Cenderung memiliki teman dg JK sama. Semakin sadar akan diri sendiri.
Menerapkan kesopan dan privasi. Terua melanjutkan perilaku menstimulasi diri sendiri. Belajar peran dan konsep gendernya. Pada usia
8-9 tahun menjadi perhatian terhadap perilaku seks spesifik dan seringkali mendekati orang tua mengenai seksualitas dan reproduksi.
Karakteristik skes primer dan sekunder berkembang. Terjadi menarkhe,; mengembangkan dg pasangan, seringkali terjadi
masturbasi;mungkin berpartisipasi dalam aktivitas seksual
Dewasa muda
18-40 th
Sering terjadi aktivitas seksual; mengembangkan gaya hidup dan nilai diri sendiri; pasangan berbagi kewajiban
keuangan dan tugas rumah tangga
Mengalami penuunan produksi hormone, menopause pd usai 40 dan 55 th, klimakterium terjadi
bertahap pada pria, kualitas lbh penting, mengembangkan standar moral dan etik independen
Ketertarikan aktivitas seksual berlanjut, aktivitas seksual semakin jarang, skresi vagina
berkurang, payudara atrofi, sperma sedikit dan waktu yang lama untuk ereksi dan
ejakulasi
Lansia
65 th-ke atas
Bayi lahir-18 Manipulasi sendiri terhadap genitalia adalah hal yang normal, pengasuh perlu mengetahui perilaku
bln tersebut sebagai hal yang umum terjadi pada anak-anak
Manipulasi sendiri terhadap genitalia adalah hal yang normal. Sebut nama-nama bagian tubuh anak-anak dari orang
Todler tua tunggal sebaiknya memiliki kontak dengan orang dewasa dari kedua jenis kelamin
1-3 th
Jawab pertanyaan-pertanyaan dari mana bayi berasal? Secara jujur dan sederhana. Reaksi orang tua yang berlebihan
Prasekolah terhadap eksplorasi genitalia dan masturbasi dapat menimbulkan perasaan bahwa”seks” itu hal yang buruk
4-5 th
Berikan orang tua dan anak-anak kesempatan untuk mengekspresikan kekhawatiran mereka dan ajukan pertanyaan terkait seks. Jawab
Sekolah
semua pertanyaan dengan data factual dan mungkin tindak lanjuti dengan buku dan materi lainyang sesuai.Beri advis kepada orang tua
untuk mendiskusikan informasi dasar mengenai hubungan seksual, mentruasi, dan reproduksi dengan anak-anak usia 10 tahun. Berikan
6-12 th
anak-anak materi bacaan dan diskusikan
membutuhkan informasi mengenai perubahan tubuh, kelompok teman sebaya sangat berpengaruh pada masa ini . Berkencan
Remaja
membantu remaja mempersiapkan diri menjalani peran orang dewasa. Orang tua memengaruhi nilai dan perilaku.Remaja
12-18 th
membutuhkan informasi mengenai tindakan kontraseptif dan tindakan pencegahan PMS.
Dewasa seringkali membutuhkan informasi mengenaitindakan untuk mencegah kehamilanyang tidak diinginkan, ex: KB
muda pantang berkala.)informasi mencegah PMS, Komunikasi teratur dibutuhkan untuk memahami kebutuhan
Intervensi 18-40 th seksual pasangan
Keperawatan Dewasa membutuhkan penyesuaian peran baru, konselin untuk mnegevaluasidan mengarahkan
dan Pedoman menengah
40-65 th
energy. Dorong pasangan untuk melihat aspek positif pada kehidupan saat ini
Penyuluhan terus aktif secara seksual., konseling mengani cara mengadaptasi rasa kasih
Lansia sayang., dan kebutuhan seksual mereka dengan adanya keterbatasan fisik
65 th-ke atas
TANDA KLINIS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
PENYAKIT PRIA WANITA
Gonore Nyeri saat berkemih; urethritis, syanker pada glans penis tidak nyeri sembuh Asimptomatik rabas vagina, nyeri,
dlm 4-6 mgg, erupsi kulit, demam ringan, inflamasi kelenjar getah bening sering berkemih, Syanker pada serviks
dalam 6 minggu hingga 6 bln setelah syanker sembuh atau are genital lain, sembuh dlm 4-6
mgg, gejala sama dg pria
Kutil genital (kandiloma akuminta) Infeksi oleh human papilloma virus (HPV). Lesi tungga atau kelompok di atas Strain HPV dikaitkan dg kanker serviks.
preutium di meatus eksterna atau glands penis. Pada area kulit yang kering Lesi pada bagian dasar vagina,
lesi keras dan kuning keabuan, pada area kulit lembablesi merah muda, dan perineum, bibir vagina, dinding dalam
lembut seperti bunga kol vagina dan serviks.
Uretritis Klamidia Sering berkemih, rabas uretra cair dan mukoid Rabas vagina, dysuria, sering berkemih
Trikomoniasis Sedikit gatal, lembab pada atas penis, rabas uretra setiap pagi, asimptomatik Gatal dan kemerahan pada vulva dan
kulit di bagian dalam paha, rabas
vagina cair, berbusa dan banyak
Kandidiasis Gatal, iritasi, rabas, plak seperti keju dibawah preputium Vulva kemerahan, dan ekskoriasi, gatal
pada vagina dan vulva, rabas putih,
tebal, seperti keju
AIDS Gejala muncul kapan saja dari bulan sampai tahun setelah kena virus. Penurunan imunitas, keringat malam yang
banyak dan persisten, keletihan ekstrem, bb turan drastic, kelenjar getah bening membesar di leher, aksila, inguinal,
diare persisten, ruam kulit, penglihatan kabur, sakit kepa kronis, batuk kering, lapisan putih keabuan tebal di lidah atau
tenggorokan
Herpes genitalis Luka , nyeri, vesikula membesar, diskretyang lama, rupture vesikula, herpes berulang dan gatal selama 10 hari dan
(herpes simpleks di area genital) tidak nyeri
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKSUALITAS
TINGKAT
PERKEMBANGAN
MEDIKASI
BUDAYA
PROSES
PENYAKIT
NILAI
KEAGAMAAN
ETIKA PERSONAL
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKSUAL
TINGKAT PERKEMBANGAN
Berdasarkan tingkatan usia individu Pemikiran etik dan pendekatan etik terhadap seksualitas dapat dipandang
ETIKA PERSONAL terpisah dari agama.
●
Contoh : masturbasi, hubungan seksual oral dan anal, pria berpakaian wanita atau wanita
berpakaian pria.
●
Pasangan perlu menggali dan mengkomunikasikan berbagai jenis ekspresi seksual dan
mencegah dominasi pembuatan keputusan seksual oleh pasangan
Masturbasi proses bercinta yang kontinyu Fellatio stimulasi oral penis dengan menjilat
dengan diri sendiri dan mengisap
Disfungsi Pria
Disfungsi Wanita
EVALUASI Asuhan
keperawatan
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
PENGKAJIAN
Dx 2
• Pola seksual tidak efektif
Dx 3
• Risiko disfungsi Seksual
INTERVENSI
Tujuan Umum untuk memenuhi kebutuhan seksual klien antara lain:
• Mempertahankan, memulihkan, atau meningkatkan kesehatan seksual
• Meningkatkan pengetahuan mengenai seksualitas dan kesehatan seksual
• Mencegah terjadinya atau penyebaran penyakit menular seksual
• Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
• Meningkatkan kepuasan dalam tingkat fungsi seksual
• Memperbaiki konsep diri seksual
CON’T…..
Intervensi keperawatan untuk meningkatkan kesehatan dan fungsi seksual sangat berfokus pada peran
perawat dalam penyuluhan.
Contoh: klien perlu diajarkan mengenai fungsi seksual normal, pengaruh medikasi pada fungsi seksual,
pencegahan penyakit menular seksual, dan praktik pemeriksaan payudara dan testis sendiri/ membantu
klien mempertahankan konsep diri seksual yang sehat:
Beri privasi selama perawatan bagian tubuh personal
Libatkan pasangan klien dalam perawatan fisik
Beri perhatian pada penampilan dan cara berpakaian klien
Beri klien privasi untuk memenuhi kebutuhan seksual mereka sendiriatau bersama pasangan dalam
batasan yang aman secara fisik
IMPLEMENTASI
Intervensi yang dipilih perawat didasarkan pada data yang diperoleh dari klien dan diagnosis keperawatan yang
ditegakkan.
Memberi pendidikan kesehatan seksual (pendidikan seks atau perilaku seksual yang bertanggung jawab)
1. Penyuluhan perawatan klien tentang pemeriksaan payudara sendiri
2. Penyuluhan pemeriksaan testis sendiri
3. Penyuluhan Pencegahan penyakit menular seksual dan HIV
4. Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
5. Konseling untuk perubahan fungsi seksual
6. Penyuluhan tentang metode kontrasepsi
Menangani perilaku seksual yang tidak senonoh
EVALUASI
Tujuan yang ditetapkan selama fase perencanann dievaluasi berdasarkan hasil yang diharapkan juga ditetapkan
selama fase tersebut. Apabila semua hasil belum tercapai, perawat harus menggali penyebab dengan
pertanyaan sebagai berikut:
Apakah faktor risiko diidentifikasi dengan benar?
Apakah klien menunjukkan semua rasa takut dan kekhawatiran yang signifikan mengenai seksualitas?
Apakah klien lebih nyaman setelah diskusi mengenai masalah seksual?
Apakah klien memahami penyuluhan yang diberikan perawat?
Apakah penyuluhan kesehatan sesuai dengan budaya dan nilai agama klien?
Apakah klien siap menghadapi masalah seksual?
Terima kasih