Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN

PNEUMONIA PADA BALITA

Oleh :
Ns. NOVI ENIS ROSULIANA, M.Kep., Sp.Kep.An.
Tujuan
tahu dan paham mengenai asuhan
Instruksional keperawatan pneumonia pada balita
Umum

Tujuan 1. Definisi 4. Faktor resiko


2. Etiologi 5.
Instruksional Penatalaksanaan
Khusus 3. Tanda dan gejala 6. Askep
PEMBAHASAN

PEMBAHASAN
DEFINISI
PENYEBAB

PENATALAKSANAAN
DAN ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA
TANDA DAN GEJALA

FAKTOR RISIKO
LATAR BELAKANG

Definisi pneumoniahasil penelitian 16 tenaga kesehatan


menunjukkan pneumonia sebagai penyakit 5 teratas dan
pneumonia menyebabkan kematian anak (Stekelenburg,
Kashumba, & Wolfers, 2002)  The forgotten killer for children
(WHO, 2013)
LATAR
Insiden pneumonia (per 1000 balita) di Indonesia BELAKANG
sebesar 20,06% hampir sama dengan data tahun
sebelumnya 20,56% (Subdit ISPA Tahun 2018)

Pada tahun 2018 Angka kematian akibat pneumonia pada balita


sebesar 0,08 %. Angka kematian akibat Pneumonia pada
kelompok bayi lebih tinggi yaitu sebesar 0,16 % dibandingkan
pada kelompok anak umur 1 – 4 tahun sebesar 0,05%

Berdasarkan data Profil Kesehatan NTB (2018) menunjukkan


bahwa penemuan penderita pneumonia pada Balita sebanyak
20.285 kasus, dan NTB menduduki peringkat teratas dari seluruh
profinsi di Indonesia dengan 6,38% (Ditjen P2P, Kemenkes RI
2018)

www.themegallery.com
DEFINISI
DEFINISI
 James, Nelson dan Ashwill (2013) pneumonia
adalah sebagai penyakit akibat peradangan
ipengaruhi oleh lingkungan, status imunitas dan
usia anak

 Kemenkes RI, Direktorat Pengendalian


Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2012)
pneumonia merupakan infeksi saluran
pernafasan yang bersifat akut pada bagian
jaringan paru (alveoli).

 Pada kondisi pneumonia, alveoli terisi pus dan


cairan yang menyebabkan terbatasnya
pengambilan oksigen
Faktor resiko
FAKTOR RISIKO
ASAP TUNGKU/
ASAP ROKOK

RENDAHNYA
PENDIDIKAN IBU

IMUNISASI
YANG TIDAK LENGKAP
FAKTOR KEPADATAN
HUNIAN RUMAH
RISIKO

GIZI BURUK/ MALNUTRISI


KURANG DALAM PEMBERIAN
ASI EKSLUSIF

www.themegallery.com
Faktor Risiko

Aspirasi Benda Gangguan Imun Campak Pertusis


Asing
penyebab
PENYEBAB
• Pneumonia pada balita menurut Lissauer dan Clayden (2007)
disebabkan oleh beragam virus dan bakteri yang
menginfeksi saluran pernafasan bawah.

• Menurut Kemenkes RI (2010) studi mikrobiologik


menunjukkan bahwa bakteri penyebab utama pneumonia
anak balita adalah Streptococcus pneumonia/ pneumococcus
(30-50% kasus) dan Hemophilus influenzae tipe b/Hib (10-
30% kasus)

• Pneumonia pada anak yang lebih muda sering disebabkan


karena infeksi virus, sedangkan bakteri lebih banyak
terjadi pada anak yang usianya lebih tua.
VIRUS

• Respiratory Syncitial Virus (RSV) mencakup 15-40%


kasus meliputi Influenza virus A dan B, parainfluenza,
human metapneumovirus dan adenovirus.
BAKTERI
• Bakteri penyebab utama
pneumonia balita adalah
Streptococcus pneumonia/
pneumococcus (30-50% kasus),
Staphylococcus aureus dan
Klebsiela pneumonia,
Chlamydia spp, Pseudomonas
spp, Escherichia coli (E. coli)
(Kemenkes RI, 2010).
PENYEBAB

0-20 hari 3 minggu – 3bulan 4 bulan- 5 tahun 6-18 tahun


• Bakteri • Bakteri • Bakteri • Bakteri
• Eschricia coli • Chlamydia • Chlamydia • C. Pneumoniae
• Group B trachomatis tracthomatis • M.Pneuminiae
streptococci • s. pneumonia • Mycoplasma • S.Pneumonia
• Listeria pneumoniae
monocytigenes • Virus • S. penumoniaee
• Adenovirus
• Influenza virus • Virus
• Parainfluenzavirus • Adenovirus
1,2,3 • Influenza virus
• Respiratory syncitial • Parainfluenza virus
virus • Rhinovirus
• Respirator Syncytial
Virus
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
Berdasarkan Berdasarkan klinis Berdasarkan
Kuman penyebab dan epidemiologi lokasi infeksi
• Pneumonia • Pneumonia • Pneumonia
bakterial / tipikal komuniti lobaris
• Pneumonia • Penumonia • Bronko
atipikal nosokomial pneumonia
• Pneumonia virus • Pneumonia • Pneumonia
• Pneumonia aspirasi interstisial
jamur
Tanda dan gejala
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala yang muncul pada penumonia
balita berupa :
1. Batuk
2. Demam
3. Kesulitan bernafas
4. Kurang minum/ menyusu
5. Nyeri dada
6. Gelisah
PERLU DI PERHATIKAN !!!!
PERHATIKAN DAN AMATI TIMBULNYA TANDA-
TANDA PNEUMONIA
 Pernapasan sulit
Pernapasan cepat
Anak tidak bisa minum
Sakit anak menjadi lebih berat
UPAYA PENEMUAN & TATALAKSANA
PNEUMONIA BALITA

Melakukan penilaian (memeriksa) semua Balita Batuk


atau sukar bernapas dengan melakukan hitung napas
dan melihat Tarikan dinding dada bawah kedalam (TDDK)

METODE SENSITIVITAS SPESIFISITAS


STETOSKOP 53% 59%

HITUNG NAPAS/ TDDK 77% 58%


keluhan utama:
Batuk (< 2 minggu) atau
sukar bernapas

LIHAT DAN DENGAR (anak harus kondisi tenang) :


• Hitung napas dalam 1 menit.
• Perhatikan, adakah Tarikan Dinding Dada bagian
bawah Ke dalam (TDDK)

Klasifikasikan BATUK atau SUKAR BERNAPAS spt


Tabel 1.
TANYAKAN
• Berapa umur anak LIHAT, DENGAR, RABA
• Apakah anak batuk?Berapa (Anak harus tenang)
lama? Lihat :
Tanda Bahaya :
• Apakah anak (usia 2bln-<5
 Hitung napas dalam 1 menit
tahun) tidak  Adakah TDDK/ TDDK kuat ?
bisa minum/menetek?  Apakah kesadaran anak
• Apakah bayi usia <2bln menurun?
kurang bisa minum?  Apakah ada tanda-tanda gizi
• Apakah anak demam/panas? buruk?
• Apakah anak kejang?
Dengar :
 Adakah terdengar stridor?
 Adakah terdengar wheezing?
Raba
 Adakah terdengar stridor
BAYI MUDA UMUR < 2 BULAN
• Kurang bisa minum
• Kejang
• Kesadaran menurun
• Stridor
• Wheezing
• Demam/dingin

Anak yang mempunyai SALAH SATU TANDA


BAHAYA harus SEGERA DIRUJUK
KLASIFIKASI PNEUMONIA
(Kementerian Kesehatan RI, 2019)
KLASIFIKASI TANDA TINDAKAN
• Beri oksigen maksimal 2-3 lpm
• Terdapat tarikan dinding
dengan menggunakan nasal
Dada prong
Pneumoni • Atau Saturasi Oksigen • Beri dosis pertama antibiotik
a Berat <90% yang sesuai
• Rujuk Segera
• Terdapat Nafas Cepat
• Beri amoksisilin 2x sehari selama 3 hari
• Kriteria nafas cepat pada balita
atau 5 hari
• 1. usia anak 2 bulan - < 12 bulan
• Beri pelega tenggorokan dan pereda
frekuensi nafasnya 50 kali atau lebih
batuk yang aman
Pneumonia per menit,
• Obati wheezing bila ada
• 2. usia 12 bulan - < 5 tahun
• Apabila batuk >14 hari Rujuk untuk
frekuensi pernafasannya adalah 40
kali atau lebih per menit (Depkes RI, pemeriksaan lanjutan
2008). • Nasehati kapan kembali segera
• Kunjungan ullang 2 hari

• Beri pelega tenggorokan dan pereda


Batuk batuk yang aman
Bukan • Tidak ada tanda-tanda • Obati wheezing bila ada
Pneumoni pneumonia berat • Apabila batuk > 14 hari rujuk untuk
pemeriksaan TB dan sebab lain
a maunpun pneumonia • Nasihati kapan kembali segera
• Kunjungan ulang 2 hari jika tidak ada
perbaikan
KRITERIA FREKUENSI NAFAS CEPAT
(Kemenkes RI, 2018)

0-2 bulan • ≥ 60 kali/menit


2-12 bulan • ≥ 50 kali/menit
1-<5 • ≥ 40 kali/menit
tahun
≥ 5 tahun • ≥ 30 kali/menit
KLASIFIKASI PNEUMONIA
(WHO, 2009)

• Batuk
Pneumonia • Kesulitan bernafas
Ringan • Nafas Cepat

• Batuk
Pneumonia •

Kesulitan bernafas
Pernafasan cuping hidung
Berat • Tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam
• Foto dada menunjukkan pneumonia
BAYI UMUR < 2 BULAN
Con’t….
 Untuk bayi kurang dari 2 bulan rujuk
segera ke rumah sakit jika terjadi
pneumonia berat, beri antibiotik, obati
demam, dianjurkan untuk terus
memberikan ASI

 Perawatan di rumah ibu terus


memberikan ASI, mengetahui adanya
pernafasan yang cepat atau kesulitan
bernafas dan minum, demam, dan sakit
bertambah parahsegera ke pelayanan
kesehatan
Tatalaksana standar mengajarkan agar tenaga
kesehatan memfokuskan perhatian pada
pernapasan anak & bukan pada keparahan
batuknya maupun ada tidaknya demam.
BATAS NAPAS CEPAT
Dihitung dalam keadaan anak tenang- 1 ME MBUAN G ME N AR IK
menit penuh N AP AS N AP AS
> 60 x/menit: <2 bl
> 50 x/menit: 2 bl - <1 th
> 40 x/menit: <1 th - <5 th

Tarikan dinding dada ke dalam (kuat)


saat anak menarik napas

Pada bayi muda, jika tddk hanya sesekali &


ringan maka bukan tanda pneumonia berat
KOMPLIKASI

Efusi pleura dan empiema. Terjadi pada sekitar


leura45% kasus. Terjadi pada sekitar 45% kasus. Cairannya transudat d
dan empiema.
Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat.
Komplikasi sistemik. Dapat terjadi akibat invasi
kuman atau bakteriemia berupa meningitis.

Hipoksemia akibat gangguan difusi.


PENCEGAHAN PNEUMONIA

MENJAUHKAN PENGGUNAAN
KELENGKAPAN PEMBERIAN MEMBIASAKAN AIR MINUM YANG
ASI EKSLUSIF ANAK DARI CUCI TANGAN
IMUNISASI POLUSI UDARA SEHAT DAN
AMAN
TEXT TEXT

www.themegallery.com
ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

PENGKAJIAN

EVALUASI DIAGNOSA

IMPLEMENTASI INTERVENSI
PENGKAJIAN

 Identitas

 Riwayat Masuk
 Riwaya Penyakit Dahulu
 Pengkajian per system
 Pemeriksaan diagnostik
Diagnosa Keperawatan

 Bersihan jalan nafas tidak efektif


 Gangguan pertukaran gas
 Defisit Volume cairan
INTERVENSI KPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
2. Defisit Volume Cairan
3. Resiko Hipertermi
REFERENSI
 WHO & UNICEF. (2013). Ending preventable child deaths from pneumonia and diarrhea
by 2025: The integrated global action plan for pneumonia and diarrhea (GAPPD). USA:
WHO Press.
 Walker, C.L.F., Rudan, I., Liu, L., Nair, H., Theodoratou, E., Bhutta, Z.A., O’Brien, K.L.,
Campbell, H., & Blackt, R.E. (2013). Global burden of childhood pneumonia and
diarrhoea. The Lancet, 381(9875), 1405-1416. doi: 10.1016/S0140-6736(13)60222-6.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/.
 Dinkes NTB. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat 2017. Mataram:
Dinkes NTB
 James, S.R., Nelson, K.A., & Ashwill, J.W. (2013). Nursing care of children: Principles &
practice (4th ed.). St. Louis, Missouri: Elsevier Saunders.
 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. (2012). Pedoman pengendalian infeksi saluran pernafasan akut .
Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
 Lissauer, T., & Clayden, G. (2007). Illustrated textbook of paediatrics (3th ed.). St.
Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Penumonia balita. Buletin Jendela
Epidemiologi, 3, 1-27.
 Kemenkes RI. (2019). Buku Bagan MTBS. Jakarta: Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai