Anda di halaman 1dari 45

STT REAL BATAM

Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

KELOMPOK :
MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

NOMOR :
NAMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM
KODE :
BOBOT : 2 sks
SEMESTER : I (satu)
PRASYARAT :
BANYAKNYA : 14 X ( 2 X 50 MENIT )
PERTEMUAN/ WAKTU
TIAP PERTEMUAN

STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang psikologi, sejarah perkembangan
psikologi, mampu menganalisis teori, aliran, konsep prilaku, pemikiran, serta mengkaji dan
menerapkannya dalam belajar dan kehiduapan sehari-hari.

KOMPETENSI DASAR
1. Mampu menguraikan pengertian tentang psikologi
2. Mampu menjelaskan sejarah perkembangan psikologi
3. Mampu mendiskripsikan teori-teori dalam psikologi
4. Mampu menjelaskan aliran-aliran dalam Psikologi
5. Mampu menguraikan konsep-konsep perilaku manusia
6. Mampu mengidentifikasi teori dan konsep pemikiran manusia
7. Mampu mengaplikasikan fungsi-fungsi jiwa
8. Mampu menelurusi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia
9. Mampu menunjukkan tipe kepribadian manusia
10. Mampu mengkaji metode-metode ilmiah dalam psikologi
11. Mampu merumuskan struktur, proses dan pengukuran ingatan
12. Mampu menggambarkan prinsip-prinsip belajar

URUTAN DAN RINCIAN MATERI


1. Pengertian psikologi
2. Sejarah perkembangan psikologi
3. Teori-teori psikologi
4. Aliran-aliran dalam psikologi
5. Konsep-konsep perilaku manusia
6. Konsep-konsep pemikiran manusia
7. Fungsi-fungsi jiwa

Psikologi Umum Page 1


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia


9. Tipe kepribadian manusia
10. Metode-metode ilmiah dalam psikologi
11. Struktur, proses dan pengukuran ingatan
12. Prinsip-prinsip belajar

INDIKATOR HASIL BELAJAR


1. Menerangkan pengertian psikologi
1. Menjelaskan sejarah perkembangan psikologi
2. Mendiskripsikan Teori-teori psikologi
3. Menjelaskan Aliran-aliran dalam Psikologi
4. Menguraikan Konsep-konsep perilaku manusia
5. Mengidentifikasi konsep-konsep pemikiran manusia
6. Mengaplikasikan fungsi-fungsi jiwa
7. Menelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia
8. Menganalisa tipe kepribadian manusia
9. Mengkaji metode-metode ilmiah dalam psikologi
10. Merumuskan struktur, proses dan pengukuran ingatan
11. Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam perkuliahan dan hidup sehari-hari

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

PENDEKATAN : Kontekstual dan partisipatoris

1. Mahasiswa berdiskusi bersama dosen tentang teori-


PENGALAMAN : teori psikologi
BELAJAR 2. Mahasiswa menelaah buku yang berkaitan dengan
Sejarah perkembangan psikologi
3. Mahasiswa berdiskusi tentang konsep pemikiran dan
perilaku manusia
4. Mahasiswa menjelaskan tentang fungsi-fungsi jiwa
5. Mahasiswa berdiskusi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkah laku manusia
6. Mahasiswa berdiskusi dalam kelompok kecil tentang
tipe kepribadian manusia
7. Mahasiswa membicarakan metode-metode ilmiah
dalam psikologi
8. Mahasiswa mengemukakan hubungan struktur, proses
dan pengukuran ingatan
9. Mahasiswa berdiskusi tentang prinsip-prinsip belajar
10. Mahasiswa mengobservasi secara langsung perilaku
teman-temannya di kampus
11. Mahasiswa mengaplikasikan dalam kehidupannya
sehari-hari

Psikologi Umum Page 2


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

METODA : Diskusi, observasi, curah-pikir, refleksi dan aplikasi

TUGAS : 1. Laporan bacaan buku yang berkaitan dengan tipe –tipe


kepribadian manusia
2. Observasi perilaku anak sulung dengan anak bungsu
dalam keluarga dan menganalisis penyebabnya

STANDAR PENILAIAN : 1. Kehadiran dan partisipasi aktif 20 %


2. Presentasi 20 %
3. Tugas 30 %
4. UAS 30 %

TEKNIK : Tertulis

Tes Tertulis, Tes Sikap, Porto Folio, proyek, unjuk kerja


BENTUK SOAL :

MEDIA : Laptop, LCD Proyektor, VCD , Papan Tulis / White


board,

SUMBER BELAJAR
1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber,
4. Lingkunganalam,
5. Lingkungan sosial,
6. Teman di kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja
9. Literatur:
1. Ahmadi. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
2. Atkinson, Rita L. dkk. Pengantar Psikologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
3. Feldman, R.S. Understanding Psycology. USA: Mc Graw Hill Co, 1999.
4. Howard & Miriam.Kepribadian.Jakarta: Erlangga, 2009.
5. Morgan, C.T, King, R.A, Weiz, J.R. Schozier, J. Introduction to Psychology.
Auckland: Mc Graw Hill Co, 1986.
6. Sarwono, S.W. Berkenalan dengan tokoh-tokoh dan Aliran-aliran Psikologi.
Jakarta : Bulan Bintang, 1992.
7. Walgito Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Psikologi Umum Page 3


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

BAB I PENGERTIAN
PSIKOLOGI

Psikologi adalah suatu cabang dari ilmu pengetahuan yang mempelajari, menyelidiki atau
membahas fungsi-fungsi kejiwaan dari orang yang sehat atau dengan perkataan lain psikologi
mempelajari aktivitas kehidupan kejiwaan dari orang yang normal. Menurut asal katanya,
psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-
logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang
mempelajari tentang jiwa.Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu,
dalam mana individu individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya.Diantara
pengertian yang yang sudah diatas ,ada beberapa pendapat para tokoh-tokoh psikologi antara lain
sebagai berikut:
1. Plato dan Aristoteles berpendapat bahwa,psikologi ialah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang hakekat jiwa serta prosesnya sampai akhir
2. Withelm Wundt (tokoh psikologi modern) berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pangalaman yang timbul dalam diri manusia,
seperti perasaan pancaindra, pikiran, merasa (feeling) dan kehendak
3. Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa,psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia
Ilmu psikologi manusia dapat dibedakan dalam dua golongan yang besar, yaitu:
1. Psikologi umum ialah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau
aktivitas-aktivitas psikis manusia pada umumnya yang normal dan yang beradab
(berkultur)
2. Psikologi khusus ialah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan,
dari aktivitas-aktivitas psikis manusia.Psikologi khusus ini ada bermacam-macam, antara
lain:
1. Psikologi perkembangan
Yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi
sampai tua.
2. Psikologi social
Yaitu psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktivitas-
aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial
3. Psikologi pendidikan
Yaitu psikologi yang husus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas
manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara
menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara
belajar dan sebagainya
4 .Psikologi kepribadian dan tipologi
Yaitu yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-
tipe kepribadian manusia
4. Psikopatologi
Yaitu psikologi yang khusus menguraikan keadaan psikis yang tidak normal
5. Psikologi kriminal
Yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas
6. Psikologi perusahaan

Psikologi Umum Page 4


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

Yaitu yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan


Tujuan mempelajari psikologi
1. Untuk memperoleh pemahahaman tentang gejala-gejala jiwa dan tingkah laku
2. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk
mengenal tingkah laku manusia
3. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.Pada garis besarnya orang
mempelajari psikologi adalah untuk menjadikan manusia supaya hidupnya baik, bahagia
dan sempurna. Banyak persoalan-persoalan yang dapat dibantu dan diselesaikan oleh ilmu
jiwa.

Psikologi Umum Page 5


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

Dilihat dari sejarah, psikologi sudah berkembang sejak berabad-abad yang lalu bahkan sebelum
masehi (zaman Yunani) sampai sekarang.Bahkan di dalam kitab setiap agama didapati banyak
istilah psikologi (jiwa). Sehingga sejarah psikologi bisa dilihat dari sudut ini juga.Sebelum abad
ke-19, psikologi merupakan bagian dari filsafat sehingga cara pendekatannya dalam
memecahkan masalah kejiwaan dimasa lampau dengan dimasa modern berbeda. Pendekatan
dimasa lampau bersifat filosofis dan atomistik, sedangkan masa modern dengan pendekatan
scientific (ilmiah),yaitu melalui penelitian-penelitian empirik. Sejarah psikologi ini akan dibagi
ke dalam beberapa periode dengan berbagai tokohnya antara lain:

1. Psikologi masa Yunani (Psikologi kuno)


Pada zaman dahulu, psikologi dipengaruhi oleh cara-cara berfikir filsafat dan terpengaruh
oleh filsafatnya sendiri.Hal ini dimungkinkan karena para ahli psikologi pada masa itu juga
adalah ahli-ahli filsafat, atau para ahli filsafat pada waktu itu juga ahli psikologi
(kejiwaan).Pengaruh filsafat terhadap psikologi kuno, berlangsung sejak zaman Yunani kuno
dari 400 SM sampai dengan 1800 SM.
Pada zaman Yunani kuno terkenal dua orang tokoh filsuf, yaitu Plato dan Aristoteles yang
keduanya banyak menyelidiki hidup kejiwaan manusia serta alam ini.Plato terkenal dengan
aliran berfikirnya yang disebut idealisme, sedang Aristoteles terkenal dengan aliran realisme.
Tetapi meskipun berbeda aliran, dalam soal kejiwaan mereka tidak jauh berbeda, baik dalam
penyelidikannya ataupun pendapatnya.Beberapa aliran psikologi yang muncul pada fase itu
diantaranya :
a.Psikologi Plato (427-347 SM)
Plato seorang murid Socrates, penganut idealisme yang menyatakan
bahwa dunia kejiwaan berisi ide-ide yang berdiri sendiri-sendiri.Hal ini
terutama terdapat pada orang dewasa dan kaum intelektual.Orang
dewasa dan kaum intelektual dapat membedakan mana yang jiwa dan
mana yang badan. Tetapi sebaliknya pada anak, jiwa masih dicampur
adukan dengan badan, belum dapat memisahkan antara ide dengan
benda-benda konkrit.
Menurut Plato, jiwa manusia itu terdiri dari 2 bagian, yaitu jiwa
rohaniah dan jiwa badaniah. Jiwa rohaniah berasal dari dunia abadi karena itu kekal tidak
pernah mati, sedangkan jiwa badaniah akan gugur bersama-sama dengan raga manusia.
Jiwa rohaniah sebagai jiwa yang tertinggi bersumber pada ratio dan logika manusia dan
jiwa ini bertugas menemukan kebenaran yang abadi yang terletak di balik kenyataan di
dunia ini. Hal ini dilakukan dengan cara berfikir dengan ratio dan mengingat akan ide-ide
yang benar yang berasal dari dunia abadi.
Jiwa yang badaniah itu dibagi 2 bagian pula yaitu bagian jiwa yang disebut kemauan dan
bagian yang disebutnya nafsu perasaan.Kemauan adalah jiwa badaniah yang taat pada ratio
kecerdasan, sedangkan nafsu perasaan merupakan jiwa badaniah yang senantiasa
menentang/melawan ketentuan-ketentuan ratio kecerdasan.Dengan demikian jiwa
manusia mempunyai 3 daya kemampuan ialah kecerdasan, kemauan dan nafsu
perasaan yang semuanya terdapat pada raga manusia yaitu, kecerdasan dikepala,

Psikologi Umum Page 6


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

kemauan di dada, dan nafsu perasaan di perut.Pandangan yang membagi jiwa manusia
m en jadi 3 kem ampu an disebu t “t richo tomi ” daripada ji w
a m anu sia.
Bagi Plato dari ketiga bagian psyche itu, fungsi berpikirlah yang terpenting.Keadaan jiwa
dan arah perkembangan jiwa seseorang itu dipengaruhi terutama sekali oleh fungsi berpikir
orang yang bersangkutan.Dalam masyarakatpun kaum filusuflah yang paling menentukan
keadaan dan arah perkembangan masyarakat tersebut. Karena pendapatnya itu, Plato sering
disebut orang rasionalis atau penganut paham rasionalisme, yaitu paham yang
mementingkan akal di atas fungsi kejiwaan yang lain.

b. Psikologi Aristoteles (384-322 SM)


Meskipun Aristoteles murid Plato, akan tetapi pendapat filsafatnya tentang jiwa berbeda
dengan Plato. Kalau menurut Plato hanya manusia yang mempunyai jiwa, tetapi
menurut Aristoteles semua makhluk hidup mempunyai jiwa dan jiwa ini bertingkat-
tingkat. Taraf yang paling rendah dimiliki oleh jiwa tumbuh-tumbuhan
yang disebutnya “jiwa vegetatif”( mengontrol fungsi – fungsi vegetative
).Sesudah itu terdapat jiwa hewan atau “jiwa sensitive / animal (
berkhayal, mengingat, berharap, persepsi,dll)” dan pada akhirnya
terdapat jiwa manusia atau “jiwa intelektif/ rasional ( penalaran,
membentuk konsep-konsep)” yang mempunyai taraf kehidupan yang
tertinggi.Kalau Plato adalah adalah seorang rasionalis yang percaya
bahwa segala sesuatu bermula dari rasio, dari ide-ide yang dihasilkan
oleh rasio itu, sedangkan Aristoteles berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang berbentuk
kejiwaan (form) harus menempati suatu wujud tertentu (matter). Wujud ini pada
hakekatnya merupakan pernyataan atau ekspresi dari jiwa.Hanya Tuhanlah satu-satunya
yang tanpa wujud. Tuhan adalah “form” saja tanpa “matter”. Dengan pandangannya ini
Aristoteles sering disebut sebagai penganut paham empirisme, karena menurut
pen dapatn ya segala sesu atu h aru s berti ti k tol ak dari reali ta, yait u dari
“m att er” it u . Matter yang dapat dapat diketahui melalui pengamatan atau
pengalaman empiris merupakan sumber utama dari pengetahuan. Dengan pendapatnya
ini, ia sering disebut bapak psikologi empiris.Menurut Aristoteles fungsi dari jiwa dibagi
dua yaitu kemampuan
untuk mengenal dan kemampuan berkehendak. Pandangan ini terkenal sebagai
“dichotomi”.

2. Psikologi pada abad pertengahan


Bagi perkembangan ilmu pengetahuan,masa renaissance adalah suatu masa yang cerah,
karena pada saat itulah mulai berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan dengan pesat, termasuk
ilmu psikologi. Ilmu pengetahuan dirasakan sebagai suatu cara yang obyektif di dalam
memahami dan memecahkan masalah-masalah ilmiah.Beberapa tokoh yang ada pada waktu
itu adalah :
a. Descartes (1596 – 1650)
Menurut Descartes, manusia terdiri 2 macam zat yang secara hakiki
berbeda, yaitu “rescognitas” atau zat yang dapat berfikir dan “res
extensa” atau zat yang mempunyai luas. Zat yang pertama adalah zat
yang bebas, tidak terikat oleh hukum alam, serta bersifat
rohaniah.Sedang zat yang kedua adalah yang bersifat materi, tidak
bebas, terikat dan dikuasai oleh hokum alam.
Psikologi Umum Page 7
STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

Jiwa manusia terdiri dari zat roh itu, sedangkan badannya terdiri dari zat materi. Kedua zat
itu berbeda dan terpisah kehidupannya dan satu sama lainnya dapat dihubungi melalui
sebuah kelenjar yang ada didalam otak.
Jiwa manusia terpusat pada kesadaran manusia atau pikirannya yang bebas, sedangkan
badannya tunduk pada hukum-hukum alam, dan terikat pada nafsunya. Menurut
Descartes ilmu jiwa itu tidak lain adalah ilmu pengetahuan mengenai gejala-gejala
kesadaran manusia terlepas dari raganya. Raga manusia yang bersifat materi dipelajari oleh
ilmu pengetahuan lainnya terlepas dari jiwanya. Dualisme diantara jiwa dan raga manusia
seperti ini tidak berlaku lagi pada ilmu jiwa modern, karena ilmu jiwa modern menemukan
jiwa dan raga manusia merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, tiap-tiap
kegiatan jiwa disertai oleh kegiatan fisik atau fisiologinya.

b. John Locke (1632 – 1704)


John Locke berpendapat bahwa susunan jiwa manusia itu pada
akhirnya terdiri atas unsur-unsur pengalaman sederhana yang
menggabungkan diri menjadi gejala-gejala jiwa yang lebih rumit,
seperti komplek-komplek perasaan, berteori yang lebih sulit dan
sebagainya. Unsur-unsur pengalaman yang sederhana itu ada 2 macam
yaitu sensation dan reflection.Sensation adalah unsur-unsur pengalaman
panca indera yang disebabkan oleh perangsang-perangsang diluar
manusia misalnya cahaya, suara, bau, manis, dan sebagainya; sedangkan
reflektion adalah kesadaran atau pengetahuan akan pengalaman suatu sensation tadi.
Misalnya : melihat cahaya merah itu merupakan sebuah sensation, sedangkan penyadaran
bahwa kita sedang melihat cahaya merah itu merupakan suatu reflektion.

3. Psikologi modern (ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri)


Akhir abad ke 19 merupakan titik permulaan daripada psikologi sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri yaitu sejak (Jerman, tahun 1832-1920) melepaskan psikologi
dari filsafat serta ilmu pengetahuan alam.Wundt adalah seorang pelopor usaha tersebut
dengan mendirikan “laboratorium psikologi‟ yang pertama kali, yaitu pada tahun 1875,
kemudian laboratorium tersebut disahkan dan diakui oleh Universitas-Leipziq pada tahun
1886. Sejak pengesahan tersebut berarti psikologi menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri.Sejak psikologi berdiri sendiri dengan menggunakan metode-metodenya sendiri dalam
pembuktian-pembuktian dan dalam penyelidikannya, maka timbullah berbagai macam aliran
psikologi yang bercorak khusus, seperti: ilmu jiwa dalam, psikologi pikir, psikologi
individual, behaviorisme, psikologi gestalt, psikologi kepribadian dan masih banyak aliran
lainnya.
Mulai permulaan abad ke-20 psikologi mempunyai lebih banyak aliran dengan spesialisasi di
bidang penelitian masing-masing serta penerapannya. Beberapa contoh aliran-aliran yang
berkembang pada fase ini adalah psikologi dalam, yang terbagi atas beberapa aliran:
1. Psiko-analisa
Yaitu aliran yang berusaha menyelidiki tentang kejiwaan yang berada di bawah sadar
manusia
2. Psikologi perorangan
Yaitu psikologi yang berusaha menyelidiki hidup kejiwaan manusia dari segi pribadi
perorangan, menurut sumber pokok hidup kejiwaannya.

Psikologi Umum Page 8


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

3. Psikologi analitis
Yaitu aliran psikologi yang bertujuan mempelajari kehidupan jiwa manusia dari segi
lapisan jiwa sadar dan tidak sadar.
4. Neo-Freudianisme
Yaitu suatu aliran psikologi yang bersumber dari pendapat-pendapat Freud, akan tetapi
kemudian berkembang menjadi pandangan-pandangan baru. Manusia dianggap sebagai
sebagai suatu mahluk yang bereaksi secara total kejiwaannya, bukan secara unsur demi
unsur.

Psikologi Umum Page 9


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

BAB III
TEORI – TEORI PSIKOLOGI

Arti teori-teori yang dimaksud adalah kumpulan fakta yang diikat oleh suatu hukum tertentu
akan menjadi pendangan yang berlaku umum kemudian disebut sebagai teori. Suatu teori harus
memenuhi syarat-syarat formal seperti :
1. Teori harus masuk akal (logis)
Didalamnya konsisten artinya tidak ada pernyataan-pernyataan yang saling bertentangan.
2. Teori secara empiris harus masuk akal
Artinya tidak ada pengamatan ilmiah yang saling berlawanan.
3. Teori harus dapat diuji, artinya sedapat mungkin terdiri dari beberapa konstruk, proposisi.
4. Teori harus mempunyai cakupan ilmu yang cukup luas dan mampu mengintregasikan peneliti
terdahulu.

Sebagai salah satu bidang ilmu,psikologi memiliki teiori-teori yang ada sampai sekarang dan
dapat digunakan sebagai kerangka acuan untuk memahami perubahan tingkah laku manusia
sesuai dengan perubahan waktu atau zaman. Teori-teori psikologi yang dapat membantu
memahami tingkah laku manusia yaitu:

1. Teori psikoanalisis ( Sigmund Freud )


Adalah suatu pandangan tentang kemanusiaan yang mengutamakan kekuatan ketidak sadaran
yang dapat mendorong tingkah laku manusia.Psikoanalisis adalah metode penyembuhan yang
diperkenalkan Sigmund Freud supaya pasien mempunyai pengertian yang mendalam
mengenai konflik-konflik yang tidak disadari yang bersumber dari masa kecil yang
mempengaruhi tingkah laku dan emosi saat ini.Sigmund Freud bersama dengan Josefh Breuer
melakukan praktik mengobati penderita histeria. Dari praktik tersebut ia
menemukan metode pengobatan yang disebut psikoanalisis. Pendekatan ini
digunakan untuk mengkaji tentang struktur psikologi yang mengalirkan
dorongan-dorongan psikis yang ada (struktur berfungsi sebagai mediator)
antara dorongan dan tingkah laku. Menurut Sigmund Freud ada tiga struktur
utama yaitu:
1. Id
Merupakan dorongan dan motif yang tidak disadari (telah ada sejak
lahir) dan bertindak atas dasar prinsip kesenangan, berusaha untuk dipuaskan secara
langsung dan sesegera mungkin.
2. Ego
Merupakan mekanisme untuk beradaptasi terhadap realitas.Ego biasanya menunda
dorongan psikis yang berasal dari Id sampai ada jalan yang dapat diterima oleh
realitas.Ego juga bertindak sebagai mediator antara Id dan Super Ego.
3. Super Ego
Dapat dianalogikan dengan hati nurani, disamping itu Super Ego mempunyai nilai-nilai
yang disampaikan orang tua maupun agama.

2. Teori Psikososial (Eric Erikson)


Seperti halnya Freud, E.Erikson mengatakan bahwa perkembangan manusia
terdiri dari beberapa tahap. Setiap anak harus mampu mengatasi krisis atau

Psikologi Umum Page 10


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

konflik yang terjadi pada setiap tahap agar siap menghadapi berbagai krisis yang akan
dijumpai dalam kehidupan mendatang. Dalam pandangannya Erikson mengemukakan bahwa
:
a. Anak adalah makhluk yang aktif dan penjelajah yang adaptif, yang selalu berupaya
untuk mengontrol lingkungannya, dan anak bukanlah makhluk yang pasif yang mau
begitu saja dibentuk oleh kedua orang tuanya.
b. Ego berfungsi utuk memahami realitas dunia sosial agar individu yang bersangkutan
mampu menyesuaikan diri dan dapat menampilkan suatu pola perkembangan pribadi
yang normal.
c. Secara mendasar manusia adalah mskhluk yang rasional, pikiran, perasaan dan
tindakannya sebagian besar dikontrol oleh ego.
Ketiga pandangan tadi yang membedakannya dengan Freud tentang manusia. Selanjutnya
Erikson mengatakan lebih baik memperhatikan perkembangan psikososial sepanjang rentang
kehidupan dari pada perkembangan psikoseksual yang dasarnya biologis dan hanya sampai
masa remaja. Disamping itu juga Erikson menyatakan bahwa perkembangan emosi jauh lebih
penting bagi kehidupan seseorang dari pada perkembangan seksual.

3. Teori Kognitif (Jean Piaget)


Sebagai manusia anak tidak dikendalikan insting maupun di “cetak” oleh pengaruh
lingkungan.Tetapi anak adalah seorang pengkonstruk (contructivist), yaitu seorang penjelajah
yang aktif, selalu ingin tahu, selalu menjawab tantangan lingkungan sesuai intepretasi
(penafsirannya) tentang cirri-ciri esensi yang ditampilkan lingkungan.
Konstruksi anak tentang realitas (intepretasinya tentang lingkungan) tergantung pada tingkat
perkembangan kognitifnya. Dengan demikian perkembangan kognitif anak ditentukan oleh:
a.Bagaimana anak menanggapi kejadian-kejadian yang ada dalam
lingkungannya dan
b.Apa efek dari kejadian-kejadian tersebut terhadap perkembangan anak
tersebut.

Anak yang usianya berbeda akan membuat kesalahan berbeda pula dalam
menjawab tes intelegensi, selanjutnya Piaget menyimpulkan bahwa intelegensi
itu suatu atribut yang multidimensional.Intelegensi menurut pandangan Piaget
1. Intelegensi adalah suatu fungsi kehidupan yang mendasar yang
membantu organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. Satu-satunya tujuan aktivitas intelektual adalah untuk mencapai keseimbangan
3. Lingkungan itu adalah suatu tempat yang menarik dan penuh dengan pelbagai rangsangan
baru yang tidak segera dapat dipahami anak yang aktif dan penuh rasa ingin tahu.
4. Intelegensi adalah suatu atribut yang sangat majemuk, yang terdiri dari tiga komponen
yang saling berhubungan yaitu isi intelegensi, struktru kognitif, dan fungsi intelektual.
Tingkat perkembangan kognitif manusia terdiri dari empat metode, yaitu :
1. Periode sensori motor ( + sejak lahir hingga usia 2 tahun )
2. Periode praoperasional ( + usia 2 tahun hingga 7 tahun )
3. Periode operasional konkret ( + usia 7 tahun hingga 11 tahun )
4. Periode operasional formal ( + usia 11 tahun hingga 15 tahun )

4. Teori Belajar Sosial (Alfred Bandura)

Psikologi Umum Page 11


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

Menurut Alfred Bandura, dalam situasi sosial individu bisa belajar lebih
cepat hanya dengan mengamati atau melihat perilaku orang lain. Dalam
melakukan pengamatan terkait juga unsur kognitifnya, yakni adanya
proses di dalam diri yang mewakili obyek-obyek yang nyata di luar apa
yang diamati melalui alat inderanya. Proses tersebut kemudian menjadi
dasar bagi munculnya tingkah laku yang sesuai dengan apa yang telah
diamati.Manusia mengamati perilaku tertentu melalui empat fase seperti
yang dikemukakan oleh Bandura sebagai berikut :
1. Fase memperhatikan (attention)
2. Fase menyimpan (retention)
3. Fase mereproduksi (reproduction)
4. Fase motivasi (motivation)

5. Teori Humanistik
Penganut teori ini pada dasarnya berpandangan bahwa pada dasarnya setiap manusia mempunyai
dorongan yang sangat kuat untuk merealisasikan seluruh potensi yang dimilikinya, mencapai
aktualisasi diri (self actualization).Bagi mereka setiap orang adalah manusia seutuhnya, unik dan
patut dihargai.Pandangan ini dikenal pula sebagai eksistensialisme dan psikologi fenomenologi
yaitu pandangan yang mencoba untuk memahami perilaku dari sudut pandang perilaku itu
sendiri dan bukan dari sudut pengamat.Dalam teori ini dikemukakan tentang hubungan antara
konsep diri dengan perilaku seseorang selalu sejalan dengan konsep dirinya.Dua pakar dalam
pendekatan ini adalah Abraham Maslow dan Carl Rogers.
1. Abraham Maslow
Berbeda dengan psikolog yang biasanya berkutat dengan masalah-masalah psikologis yang
diderita oleh para klien, perhatian Maslow malah lebih ditujukan kepada orang-orang yang
sehat secara mental.Maslow menyatakan bahwa “sifat manusia tidaklah seburuk seperti apa
yang dipikirkan selama ini, dan sebaiknya kita bertolak dari sudut pandangan bahwa
sebagian besar manusia adalah sehat”.
Maslow beranggapan bahwa manusia bukanlah hanya sekedar salah satu jenis binatang,
melainkan adalah makhluk yang lebih tinggi derajatnya.
Manusia dapat menerima dirinya seperti apa adanya dan menikmati hidup, termasuk pada
waktu mengalami saat-saat yang membahagiakan yang disebut Maslow sebagai
pengalaman puncak yaitu apabila seseorang merasa hidup dalam harmoni dengan Tuhan,
alam, dan atau manusia lainnya.
Menurut Maslow, setiap orang dalam dirinya mempunyai sifat dasar sendiri dan memiliki
motivasi yang sangat kuat untuk mengekspresikan sifat tersebut. Akan tetapi setiap orang
pada mulanya harus dapat meyakinkan dirinya bahwa ia mampu memenuhi tuntutan pokok
kelangsungan hidupnya, yaitu pemenuhan kebutuhan dasar yang dituntut oleh semua
makhluk hidup yang dimulai dari kebutuhan dasar yang umum sifatnya seperti makanan
dan air, lalu terus meningkat sampai dengan kebutuhan yang khas manusiawi.

2. Carl Rogers
Rogers setuju dengan Maslow yang menyatakan bahwa semua orang,bahkan juga kanak-
kanak, selalu berusaha untuk mengaktualisasikan potensi mereka. Rogers percaya bahwa
setiap manusia mempunyai suatu ideal self atau jati diri yang ideal, yaitu keinginan diri
untuk menjadi seseorang yang sesuai dengan harapan idealnya sendiri. Orang yang sehat

Psikologi Umum Page 12


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

selalu berusaha sekuat tenaga untuk menjadi sedekat mungkin dengan jati diri yang ideal
tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan dua cara.
a. Pertama, dengan cara meningkatkan mutu jati diri yang nyata ada (real self)
b. Kedua, dengan cara memodifikasi jati diri yang ideal itu agar dapat mencakup
berbagai variasi emosi dan perilaku sehingga dapat menjadi seseorang yang lebih
jujur dan realistic.
Teori humanistic yang penuh dengan segala kemungkinan ini, juga menarik bagi para ahli
psikologi perkembangan karena mereka berpandangan bahwa perkembangan fisik,
kognitif, dan psikososial dapat terjadi dalam setiap tahap dari kehidupan, mulai dari
kelahiran sampai akhir kehidupan. Hal lain yang menarik dari teori humanistic ini adalah
tekanannya pada potensi manusia sebagai dasar dari perkembangan manusia, dan hasil
ilmiahnya dapat diterjemahkan ke dalam program-program praktis untuk merangsang dan
meningkatkan perkembangan secara optimal.

Psikologi Umum Page 13


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

BAB IV
ALIRAN – ALIRAN DALAM PSIKOLOGI

1.Aliran strukturalisme
Aliran strukturalis adalah pengalaman mental yang kompleks yang terdiri atas keadaan-
keadaan mental yang sederhana, seperti halnya persenyawan-persenyawan kimiawi yang
tersusun dari unsur-unsur kimiawi.Aliran ini mulai muncul pada pertengahan abad ke-19, yaitu
pada awal berdirinya psikologi sebagai satu disiplin limu yang mandiri.
Tokoh psikologi strukturalisme ini adalah Wilhelm Wundt. Lahir di Neckarau Mannheim Jerman
pada tanggal 16 Agustus tahun 1832 dan meninggal di usian yang ke-88 tahun di Leipzig Jerman
pada tanggal 31 Agustus 1920. Ciri-ciri dari strukturalisme Wundt adalah penekanannya pada
analisis atau proses kesadaran yang dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, serta usahanya
menemukan hukum-hukum yang membawahi hubungan antar elemen kesadaran tersebut.
Karena pandanganya elementalistik ini, psikologi strukturalisme disebut juga psikologi
elementalisme.Selain dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, kesadaran, oleh Wundt dan
para ahli psikologi lainnya pada masa itu, dipandang sebagai aspek yang utama dari kehidupan
mental.
Metode yang dipakai dalam strukturalisme ialah metode instropektif. Metode introspeksi ialah
orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau
perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen. Sensasi seperti manis, pahit, dingin dapat
diidentifikasi memakai introspeksi.

2.Aliran fungsionalisme
Fungsionalisme adalah aliran psikologi yang memandang bahwa manusia harus dipandang
secara menyeluruh.Apa yang dilakukan manusia sebagai aksi adalah hal yang kompleks yang
merupakan manifestasi dari jiwa dan mempunyai maksud tertentu bukan hanya disebabkan oleh
sesuatu hal. Maksudnya, fungsionalisme memandang bahwa masyarakat adalah sebuah sistem
dari beberapa bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan tak bisa dipahami secara
terpisah.
Fungsionalisme adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi
kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya.Fungsionalisme
menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran and perilaku.Dengan demikian, hubungan
antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
Fungsionalisme memandang bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah
adaptasi organisme biologis.Fungsionalisme lebih menekankan pada fungsi-fungsi dan bukan
hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental dalam
kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan.

3.Aliran behaviorisme
Psikologi behaviorisme adalah ilmu psikologi yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.
Aliran Behaviorisme meyakini bahwa perilaku, sikap maupun kepribadian manusia
dipengaruhi oleh proses belajar dari lingkungan hidupnya. Mereka mendasarkan diri pada
filsafat empirisme yang dikembangkan oleh John Lucke . Locke menyatakan bahwa manusia
yang baru lahir diibaratkan sebagai papan putih yang belum digambari atau ditulisi apa – apa
oleh lingkungannya ( tabula rasa ). Ia akan menjadi gambar atau tulisan tertentu, tergantung
bagaimana lingkungan member goresan atau tulisan diatas papan tulis tersebut. Oleh karena itu,

Psikologi Umum Page 14


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

maka dapat diketahui bahwa lingkungan social berpengaruh besar bagi pembentukan kepribadian
seseorang. Dan tingkah laku seseorang salah satunya terbentuk karena proses meniru dan tingkah
laku seseorang akan terbentuk sama dengan lingkungan dimana orang itu berada. Karena
lingkungan mempengaruhi tingkah laku seseorang. Seperti kata Skinner bahwa “Lingkungan
yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan
manusia baik”.Dengan dasar ini , kemudian seorang ahli behaviorisme ( Skinner ) pernah
menyatakan ungkapan terkenal yaitu berikan kepadaku 50 bayi yang baru lahir, maka akan
kujadikan dia sebagai polisi, pendeta, penjahat, pejabat pemerintah, hakim atau apa saja sesuai
dengan tujuan masing-masing.Beberapa tokoh behaviourismeyang terkenal adalah:
• John B. Watson (1878-1958). Watson merupakan ahli matematika dan filsafat dari
Univesrsitas Chicago.Ia merupakan direktur laboratorium di John Hopkins University.
• .F. Skinner (1904-1990). Pandangan-pandangan Skinner diterbitkan dalam karyanya The
Behavior of Organism dan kemudian di detailkan dalam Science and Human Behaviour .

D.Aliran psikoanalisis
Psikoanalisa klasik merupakan salah satu aliran psikologi yang memiliki pengaruh besar
terhadap bidang disiplin ilmu-ilmu lain. Pandangan psikoanalisa menyatakan bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh lapisan kejiwaan ( kesadaran, alam bawah sadar dan alam tidak sadar),
struktur kejiwaan ( id, ego dan super ego). Sampai sekarang , psikoanalisa menjadi landasan
penting untuk memahami perilaku manusia. Tokoh yang disebut sebagai bapak psikoanalisis
adalah Sigmun Freud dan Alfred Adler (1870-1937, teorinya adalah :
1. Teori tentang inferioritas universal. Setiap manusia akan melakukan upaya menyesuaikan
diri dengan kelemahan yang dimilikinya melalui berbagai bentuk perilaku konvensional
sebagai cara mengatasi kelemahannya.
2. Teori tentang striving for superiority, yaitu motivasi bawaan yang menggerakkan manusia
untuk bertahan hidup dan mengembangkan diri.
Tokoh lainnya adalah Carl Gustav Jung (1875-1961), mengklasifikasi karakteristik kepribadian
menjadi 2 yaitu introvert dan ekstrovert. Kepribadian introvert merujuk pada sebuah
kecenderungan mengutamakan dunia dalam pada diri seseorang. Sedangkan kepribadian
ekstrovert merujuk pada kecenderungan untuk melihat dunia luar, khususnya orang lain demi
kesenangan diri. Orang dengan karakteristik ekstravert biasanya mudah bersahabat dan
menikmati aktivitas sosial, dan merasa tidak nyaman ketika sendirian.

E. Aliran humanistik
Aliran humanistic berasumsi bahwa pada dasarnya manusia memiliki potensi-potensi yang baik,
minimal lebih banyak dari pada buruknya.Aliran ini memfokuskan telaah kualitas-kualitas
insani.Yakni kemampuan khusus manusia yang ada pada manusia, seperti kemampuan abstraksi,
aktualisasi diri, makna hidup, pengembangan diri, dan rasa estetika. Kualitas ini khas dan tidak
dimiliki oleh makhluk lain. Aliran ini juga memandang manusia sebagai makhluk yang otoritas
atas kehidupannya sendiri.Asumsi ini menunjukan bahwa manusia makhluk yang sadar dan
mandiri, pelaku yang aktif yang dapat menentukan hampir segalanya.
Tokoh-tokoh dari alairan ini adalah Carl Rogers.Rogers bekerja sebagai psikoterapis dan dari
profesinya inilah ia mengembangkan teori humanistiknya. Selanjutnya adalah Abraham
Maslow.Maslow dikenal dengan teori motivasinya.Teori ini mengasumsikan bahwa
perkembangan psikologis manusia didorong oleh hirarki kebutuhannya.

Psikologi Umum Page 15


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

F. Gestalt
Istilah gestalt berasal dari bahasa Jerman.dalam bahasa inggris berarti form, shape,
configuration, whole. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti, keseluruhan,
esensi, totalitas, hal peristiwa dan hakikat. Aliran ini dikembangkan di sekolah Berlin oleh
tokoh-tokohnya seperti M. Weitheimerm K. Koffka, dan W. Kohler.Aliran ini memandang yang
utama bukanlah elemen tetapi keseluruhan.Metode kerjanya adalah menganalisis unsur-unsur
kejiwaan.Kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dianalisis kedalam elemen-elemen.Gejala
kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keselurujan atau totalitas.
Guna menjelasakan secara mudah mengenai konsep gestalt ini, Weitheimer menjelaskan bahwa
apa yang sedang dilihat oleh seseorang merupakan efek dari keseluruhan peristiwa, yang tidak
terkandung dalam total bagian-bagian itu. Seseorang yang sedang melihat untaian lampu yang
mengalir, sekalipun hanya melihat satu lampu yang bersinar pada satu waktu, sebab keseluruhan
peristiwa mengandung hubungan-hubungan diantara masing-masing lampu yang kita alami juga.
Dalam hal persepsi, salah satu prinsip gesltalt adalah hukum pragnanz. Pragnanz dalam bahasa
jerman juga memiliki arti yang sama dalam bahasa inggris pregnant yang berarti hamil. Hukum
ini berkata bahwa kita pada dasarnya digiring untuk mengalami segala hal yang sebagus
mungkin dalam pengertian gestalt. “bagus” bisa berarti banyak disini, seperti keteraturan,
ketertiban, kesederhanaan, simetri, dan seterusnya, yang kemudian merujuk pada prinsip-prinsip
gestalt yang spesifik.
Psikologi gestalt memandang keberadaam totalitas batiniah yang mengorganisasi yang
memposisikan totalitas sebagai sesuatu yang utama, sedangkan elemen-elemen kejiwaan
merupakan sesuatu yang sekunder..lebih lanjut, gejala-gejala psikis yang khusus menurut gestalt
merupakan totalitas dari seluruh keadaan psikis yang menentukan bangkitnya tenaga batiniah
dalam psikis manusia.

Psikologi Umum Page 16


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

BAB V
KONSEP – KONSEP PERILAKU MANUSIA

Istilah konsep berasal dari bahasa latin yaitu “conceptum”, artinya sesuatu yang dipahami.
Aristoteles dalam "The classical theory of concepts" menyatakan bahwa konsep merupakan
penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia.Konsep
merupakan abstraksi suatu ide yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol.
Berbagai pengertian konsep dikemukan oleh beberapa pakar. Konsep didefinisikan sebagai suatu
arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Konsep diartikan juga
sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan
memungkinkan manusia untuk berpikir. Pengertian konsep yang lain adalah sesuatu yang umum
atau representasi intelektual yang abstrak dari situasi, obyek atau peristiwa, suatu akal pikiran,
suatu ide atau gambaran mental. Suatu konsep adalah elemen dari proposisi seperti kata adalah
elemen dari kalimat.
Perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri berarti cara berbuat atau kelakuan
perbuatan, dan laku berarti perbuatan atau cara menjalankan.Jadi perilaku adalah suatu kegiatan
dan aktifitas organisme yang bersangkutan, baik aktifitas yang dapat diamati atau yang tidak
dapat diamati oleh orang lain.Perilaku manusia dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika,
kekuasaan, persuasi, dan genetika. Manusia berperilaku atau beraktifitas karena adanya
kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan untuk mencapai kepuasan. Dengan adanya kebutuhan
akan muncul motivasi atau penggerak, sehingga individu itu akan beraktifitas untuk mencapai
tujuan.Skinner membedakan perilaku menjadi dua, yakni :
1. Perilaku yang alami (innate behaviour) yaitu perilaku yang dibawa sejak organisme
dilahirkan yang berupa refleks-refleks dan insting-insting.
2. Perilaku operan (operant behaviour) yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.

Faktor-faktor personal yang mempengaruhi perilaku anusia


1. Faktor biologis
Yaitu adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia dan bukan pengaruh
lingkungan atau situsi.Misalnya memberi makan, merawat anak dan perilaku agresif. Selain itu,
adanya motif biologis yang mendorong perilaku manusia juga menjadi faktor biologis yang
mempengaruhi perilaku manusia. Sebagai contoh misalnya kebutuhan akan makan, minum,
istirahat, seksual dan kebutuhan memelihara kelangsungan hidup dengan menghindari sakit dan
bahaya.

2. Faktor sosiopsikologis
Komponen afektif yaitu aspek emosional dari faktor sosiopikologis. Komponen kognitif yaitu
aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.Komponen konatif yaitu
aspek vilisional yang berhubungan dengan kebiasaan & kemauan bertindak.

3.Sikap
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi,berfikir dan merasa dalam menghadapi ide,
objek, situasi atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi.Sikap relatif lebih
menetap.Sikap mengandung aspek evaluatif dan sikap timbul dari pengalaman.

Psikologi Umum Page 17


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

4.Emosi
Menunjukkan kegoncangan organisme disertai gejala kesadaran,keperilakuan& proses fisiologis.
Fungsi emosi adalah untuk pembangkit energi, pembawa informasi intrapersonal, pembawa
pesan dalam komunikasi interpersonal dan sumber informasi tentang keberhasilan kita.
Lamanya emosi bisa berlangsung singkat dan bisa berlangsung lama, sedangkan intensitas emosi
meliputi emosi ringan dan kuat.Emosi ringan adalah meningkatkan perhatian pada situasi yang
dihadapi dan disertai perasaan tegang sedikit.Emosi kuat adalah disertai rangsangan fisiologis yg
kuat, detak jantung, tekanan darah, pernafasan dan adrenalin.

5.Komponen kognitif
Komponen kognitif ini adalah hubungannya dengan kepercayaan.Yaitu keyakinan bahwa sesuatu
itu benar atau salah atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman atau intuisi.Kepercayaan
memberikan perspektif dalam mempersepsikan kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan
keputusan dan menentukan sikap terhadap objek sikap.

6.Komponen konasi
Kemauan : Dorongan, energi, tindakan yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan.
KebiasaanAdalah aspek perilaku manusia yg menetap, berlangsung secara otomatis & tidak
direncanakan.Merupakan reaksi khas yg diulangi seseorang secara berkali-kali.

Psikologi Umum Page 18


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

BAB VI
KONSEP – KONSEP PEMIKIRAN MANUSIA

Berpikir dapat diartikan sebagai proses menghasilkan representasi mental yang baru melalui
transformasi informasi yang melibatkan interaksi secara kompleks antara atribut-atribut mental,
seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan masalah.
“Berpikir” mencakup banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat memutuskan barang apa yang
akan kita beli di toko. Kita berpikir saat menulis artikel, menulis makalah, menulis surat,
membaca buku, membaca koran, merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan suatu
persahabatan yang terganggu.
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak.Walaupun tidak bisa
dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang
disebut otak.Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan
perasaan dan kehendak manusia.
Para ahli logika, mengemukakan adanya tiga fungsi dari berpikir, yakni :
1. Membentuk pengertian
Dapat diartikan sebagai suatu perbuatan dalam proses berpikir (dengan memanfaatkan isi
ingatan) bersifat riel, abstrak dan umum serta mengandung sifat hakikat sesuatu.
2. Membentuk pendapat
Dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan pikir dalam meletakkan hubungan antara
tanggapan yang satu dengan lainnya, antara pengertian satu dengan pengertian lainnya,
dan dinyatakan dalam suatu kalimat.
3. Membetuk kesimpulan
Dapat diartikan sebagai membentuk pendapat “baru” yang berdasar atas pendapat-
pendapat lain yang sudah ada.

Masalah-masalah yang menyebabkan hambatan berpikir ialah:


1.Karena data yang dibutuhkan tidak mencukupi.
2.Beberapa bahan yang telah ada kadang-kadang tidak diperlukan lagi, bahkan mengacau
jalannya pikir.
3.Karena data yang ada tidak ada hubungannya antara satu dengan yang lain, maka kita akan
mengalami kesulitan dalam menyusun kerangka pikir.
Macam-macam berpikir
1.Berpikir alamiah
Pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya, misal
penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar jika dikenakan kayu pasti kayu tersebut
akan terbakar.

2.Berpikir ilmiah
Adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat, misal dua hal yang
bertentangan penuh tidak dapat sebagai sifat hal tertentu pada saat yang sama dala satu kesatuan.

Psikologi Umum Page 19


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

3.Berpikir autistik
Dengan berpikir autistik seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup sebagai
gambar-gambar fantastis.Contoh berpikir autistik antara lain adalah mengkhayal, fantasi atau
wishful thinking.

4.Berpikir realistic
Berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar
(reasoning).Menyebutkan ada tiga macam berpikir realistik, antara lain :
1. Berpikir deduktif
Deduktif merupakan sifat deduksi. Kata deduksi berasal dari kata latin deducere (de berarti
„dari‟, dan kata ducere berarti „mengantar‟, „memimpin‟). Dengan demikian, kata deduksi
yang diturunkan dari kata itu berarti „mengantar dari satu hal ke hal lain‟. Sebagai suatu
istilah dalam penalaran, deduksi merupakan proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari
proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk kesimpulan.

2. Berpikir induktif
Berpikir induktif ialah menarik suatu kesimpulan umum dari berbagai kejadian (data) yang
ada di sekitarnya.Dasarnya adalah observasi. Proses berpikirnya adalah sintesis. Tingkatan
berpikirnya adalah induktif.Jadi jelas, pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada
ilmu pengetahuan. Tepat atau tidaknya kesimpulan (cara berpikir) yang diambil secara
induktif ini terutama bergantung pada representatif atau adanya sampel yang diambil, yang
mewakili fenomena keseluruhan. Makin besar jumlah sampel yang diambil, makin
representatif dan makin besar taraf validitas dari kesimpulan itu, demikian juga
sebaliknya.Taraf validitas kebenaran kesimpulan itu masih ditentukan pula oleh
obyektivitas dari si pengamat dan homogenitas dari fenomena-fenomena yang diselidiki.

3. Berpikir Evaluatif
Berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu
gagasan.Dalam berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan.Kita
menilainya menurut kriteria tertentu.

4. Berpikir langsung (directed thinking) yaitu berpikir untuk memecahkan masalah.

5. Berpikir konkrit, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu.

6. Berpikir abstrak
Yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau disempurnakan
keluasannya.

8. Berpikir klasifikatoris
Yaitu berpikir menganai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu.

9. Berpikir analogis
Yatiu berpikir untuk mencari hubungan antarperistiwa atas dasar kemiripannya

10. Berpikir ilmiah

Psikologi Umum Page 20


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

Yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai
pembuktian-pembuktian.

11. Berpikir pendek


Yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal dan seringkali
tidak logis.

Psikologi Umum Page 21


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

BAB VII
FUNGSI – FUNGSI JIWA

Dalam bahasa Yunani disebut psyche yang diterjemahkan dengan jiwa atau Soul dalam bahasa
Inggris.Dalam bahasa sansakerta adalah“jiva” yang artinya "benih kehidupan".Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jiwa memiliki arti roh manusia (yang ada di di
tubuh dan menyebabkan seseorang hidup atau nyawa. Jiwa juga diartikan sebagai seluruh
kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, dan sebagainya).
Plato (477-347 sM) berpendapat bahwa jiwa itu adalah sesuatu yang immaterial, abstrak
dan sudah ada lebih dahulu di alam praserisoris. Kemudian is bersarang di tubuh manusia dan
mengambil lokasi di kepala (logition, pikiran), di dada (thumeticon, kehendak) dan di perut
(abdomen, perasaan). Pendapat ini kemudian dikenal dengan istilah Trichotomi.
Menurut Plato, ketiga unsur inilah yang mendasari seluruh aktivitas manusia. Dengan kata lain,
seluruh kegiatan hidup kejiwaan manusia mempunyai dasar yang kuat pada ketiga unsur
tersebut. Sejajar dengan trichotominya, Plato mengatakan bahwa manusia akan memiliki sifat
bijaksana (jika pikiran menguasai dirinya) dan ksatria atau berani (jika kehendak menguasai
dirinya) serta kesederhanaan (jika perasaannya tunduk pada akalnya). Maka apabila ketiga sifat
itu menguasai manusia,berarti ia telah memiliki kesadaran sebagai manusia. Sadar artinya
mengerti secara aktif.Dengan kesadaran inilah, manusia selalu cenderung untuk menentukan
sendiri bentuk-bentuk aktivitas hidupnya dan tingkah-laku yang diwujudkannya dalam
kehidupannya.
Aristoteles (384-322 sM) berpendapat lain dari gurunya. Menurut dia jiwa itu adalah
daya hidup bagi makhluk hidup.Jadi, di mana ada hidup di situlah ada jiwa.Daya kehendak dan
mengenal merupakan dua fungsi jiwa manusia.Kemudian pendapatnya ini dikenal dengan istilah
dichotomi.Selanjutnya dia menjelaskan, bahwa jiwa sebagai sesuatu yang abstrak (dunia idea)
halus menempati atau berada dalam tubuh (dunia materi) menjadi daya hidup yang nyata,
(realita). Karena realisasi dari jiwa ini memang merupakan tujuan untuk membentuk sesuatu
(tingkah laku) menurut hakikatnya yang sudah ditentukan terlebih dahulu untuk mencapai suatu
tujuan, maka ia menjadi. Menjadi di sini berarti kemungkinan untuk berwujud. Artinya, semua
potensi yang ada akan menampak nyata (aktual). Jiwa itulah potensi yang ada dalam tubuh
sehingga mengaktualisasi dalam bentuk tingkah-laku. Sebelum tingkah laku itu terwujud, ia
masih merupakan kemungkinan (potensial) dan setelah terbentuk atau terjadi maka ia disebut
Hule. Setiap kejadian (hule) pasti ada yang menjadikan (murphe) dengan demikian, dalam diri
manusia terdapat unsur Hule-Morpheisme.
Rene Descartes (1596-1656 M) berpendapat bahwa jiwa merupakan zat rohaniah, dan
tubuh adalah zat jasmaniah.Dari zat rohaniah inilah munculnya tingkah laku manusia yang
disebut tingkah laku rasional.Sedangkan dari zat jasmaniah itu muncul tingkah laku
mekanis.Antara dua zat kejiwaan dan zat ketubuhan itu berada dalam perbedaan yang terpisah,
tetapi keduanya dihubungkan dengan adanya kelenjar Pinealis, sehingga rangsang-rangsang
ketubuhan dapat diteruskan melalui kelenjar ini ke aspek kejiwaan dan sebaliknya.Selanjutnya
dia menyatakan bahwa jiwa manusia berpokok pada kesadaran atau akal pikirannya, sedangkan
tubuhnya tunduk kepada hukum-hukum alamiah dan terikat kepada nafsu-nafsunya.Paham ini
dikenal dengan Dualisme.Selain Descartes ada juga ahli-ahli psikologi yang berpendapat bahwa
ketubuhan dan kejiwaan (jiwa dan raga) itu tidak dapat bedakan karena keduanya merupakan
kesatuan secara interaksi, dan tidak saling terpisah, tetapi merupakan satu hubungan
kausalitas.Pendapat ini kemudian dikenal dengan teori monisme.

Psikologi Umum Page 22


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

Unsur-unsur jiwa
1.Pikiran
Adalah mekanisme dasar dari sel otak manusia merefleksikan proses pencocokan pola atau
pengenalan pola. Saat seseorang melakukan refleksi, situasi baru dan pengalaman baru dinilai
berdasarkan apa yang diingat. Untuk membuat penilaian ini, pikiran mempertahankan
pengalaman saat ini dan mengurutkan pengalaman masa lalu yang relevan.Hal tersebut dilakukan
dengan mempertahankan agar pengalaman kini dan masa lalu sebagai pengalaman yang
terpisah.Pikiran dapat mencampur, mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan
konsep-konsep, persepsi, dan pengalaman. Proses ini disebut penalaran. Logika adalah ilmu
tentang penalaran. Kesadaran akan proses penalaran ini adalah jalan masuk kedalam
kesadaran.Unsur-unsur pikiran :
A.Pengamatan
Gejala mengenal benda-benda sekitar dengan mempergunakan alat indra disebut
pengamatan. Sifat hidup dari suatu manusia ialah sensitive terhadap dunia luar. Makin
tinggi tingkat hidup manusia itu makin sempurna pula cara mereka berinteraksi dengan
dunia sekitar, jadi secara sederhana pengamatan dapat diartikan suatu bentuk pergaulan
seseorang dengan dunia sekitar denga perantara indra.
Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang menyebabkan kita mempunyai
pengertian tentang situasi sekarang atas dasar pengalaman kita yang lalu, sedang
perattention merupakan proses permulaan dari pengamatan.

B. Perhatian
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang
ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Kalau individu sedang memperhatikan
suatu benda misalnya, ini berarti seluruh aktivitas individu dicurahkan atau
dikonsentrasikan kepada benda tersebut.tetapi disamping itu individu juga dapat
memperhatikan banyak objek sekaligus dalam suatu waktu.Ditinjau dari segi timbulnya
perhatian, perhatian dapat dibedakan atas 2 bagian ,yaitu :
1. Perhatian spontan
Yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul dengan cara spontan.
Perhatian ini erat hubungannya dengan minat individu. Apabila individu telah
mempunyai minat terhadap suatu objek, maka terhadap objek itu biasanya timbul
perhatian yang spontan, misalnya seseorang yang mempunyai minat music, maka
secara spontan perhatianya akan tertuju kepada music yang didengarnya.
2. Perhatian tidak spontan
Yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, karena itu harus ada kemauan
untuk menimbulkannya, misalnya seorang murid mau tidak mau harus
memperhatikan pelajaran sejarah, sekalipun ia tidak menyenangi karena ia harus
mempelajarinya. Karena itu untuk dapat mengikuti pelajaran tersebut, dengan
segaja harus ditimbulkan perhatainnya.

C. Fantasi
Kesanggupan manusia untuk berfantasi disebut dengan “imagination” memungkinkan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan belum ada.Sehingga sesuatu yang baru itu

Psikologi Umum Page 23


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

merupakan suatu kreasi, meski dengan jalan bagaimanapun juga. Untuk itu ia harus dapat
mereorganisasi tanggapan-tanggapan, ide, atau pun konsep-konsep yang dia miliki.
Dalam pandangan ilmu jiwa modern fantasi bersifat aktif, yakni menghubung-hubungkan
sehingga tercipta sesuatu yang sungguh-sungguh baru. Fantasi menurut jenisnya dapat
dibedakan menjadi dua, yakni :
1. Fantasi yang tidak disadari ialah fantasi yang terjadi tanpa kita ketahui bahwa kita
sedang berfantasi.
2. Sedangkan fantasi yang disadari juga dibedakan menjadi dua yakni:
a. Aktif, fantasi yang disadari yang tidak dipimpin oleh akal maupun kemauan kita,
contohnya saat kita melamun.
b. Pasif, fantasi yang disadari yang dipimpin oleh akal dan kemauan kita

Sedangkan menurut jenisnya fantasi dibedakan menjadi:


1. Fantasi mencipta, ialah fantasi yang menghasilkan sesuatu yang sungguh-sungguh baru.
2. Fantasi terpimpin, ialah fantasi yang timbul karena sesuatu perangsang dari luar dan
hanya menikmatinya.
3. Fantasi melaksanakan, ialah fantasi yang berada diantara fantasi mencipta dan
terpimpin.

Kegunaannya fantasi dalam kehidupan ialah :


1. Para seniman dapat menciptakan sesuatu yang baru, dan kita menikmatinya
2. Kita dapat menempatkan diri menjadi orang lain sehingga memunculkan sikap simpati
3. Mengambil pelajaran dari sebuah sejarah atau pun cerita yang dibuat oleh pengarang
4. Kita dapat merencanakan kehidupan kita

Walaupun demikian, fantasi juga memiliki bahaya, diantaranya:


1. Jika seseorang sering berfantasi hal-hal yang indah karena tak tahan kesusahan hidup
akan menjadikan pribadi yang mudah berputus asa dan kecewa saat menyadari
kehidupannya
2. Mudah berbohong karena dikuasai fantasinya
3. Jika terlalu sering merencanakan hidup yang akan datang, seseorang akan mudah
tergelincir ke rencana yang berlebihan
4. Fantasi yang tidak terpimpin dan tanpa penjagaan akan membawa pada fantasi yang liar
dan jauh.

2.Perasaan
Perasaan merupakan suatu keadaan kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang
dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat obyektif, jadi unsur-unsur perasaan itu
adalah:
1. Bersifat subyektif daripada gejala mengenal
2. Bersangkut paut dengan gejala mengenal
3. Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang, yang tingkatannya tidak sama.

Psikologi Umum Page 24


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-
gejala jiwa yang lain.Oleh sebab itu tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu tidak sama
dengan tanggapan perasaan orang lain, terhadap hal yang sama. Sebagai contoh, ada dua orang
bersama-sama menyaksikan suatu lukisan. Seorang diantaranya menanggapi lukisan tersebut
dengan rasa senang dan kagum, singkatnya bahwa dia menilai bahwa lukisan itu “bagus” seorang
yang lain menanggapi lukisan tersebut dengan acuh tak acuh, tampaknya lukisan tersebut tidak
menarik perhatiannya.Dengan kata lain dia menilai lukisan itu “tidak bagus”. Baik penilaian
bagus atau tidak bagus kesemuanya bersifat obyektif dan subyektivitas ini berhubungan erat
dengan keadaan pribadi masing-masing.Karena adanya sifat subyektif pada perasaan inilah maka
gejala perasaan tidak dapat disamakan dengan pengamatan, fikiran dan sebagainya.

Gejala perasaan tergantung pada:


1. Keadaan jasmani
2. Pembawaan
3. Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu
Tiap aktifitas dan pengalaman kita diliputi oleh sesuatu perasaan. Kita merasa senang atau tidak
senang bila kita melakukan sesuatu,atau bila kita mengalami sesuatu. Kita menilai sesuatu
berdasarkan perasaan kita dan perasaan ini menentukan untuk sebagian besar apa kita melakukan
atau mengulangi sesuatu.

Sifat-Sifat perasaan:
1. Perasaan yang meliputi keaktifan kita tidak merupakan suatu sifat daripada keaktifan itu
b.Perasaan mempengaruhi kelakuan.
2. Perasaan bersifat lebih subyektif daripada peristiwa jiwa lainnya.
3. Perasaaan umumnya tidak timbul dengan sendirinya.
4. Perasaan mengandung penilaian.

Pembagian perasaan
1. Perasaan sekarang
Kita berada sekarang di dalam suatu situasi dan mengalami sesuatu perasaan berhubung
dengan situasi itu.
2. Perasaan yang meninjau ke depan
Kita mengalami suatu perasaan yang berhubungan dengan suatu yang kita alami, sesuatu
yang akan terjadi, sesuatu yang kita angan-angankan.
3. Perasaan yang membalik ke belakang
Kita mengalami sesuatu perasaan yang berhubungan dengan sesuatu yang telah kita alami,
yang sudah terjadi.

3.Kemauan (kehendak)
Kemauan adalah salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktifitas
psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan.Tujuan
adalah titik akhir dari gerakan yang menuju suatu arah.

Ciri-Ciri Kemauan:
1. Merupakan “motor” penggerak perbuatan dan kelakuaan manusia.
2. Berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif maupun negative

Psikologi Umum Page 25


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

3. Kemauan selamanya tidak terpisah dari gejala mengenai (kognisi) dan perasaan (emosi).
Dengan kata lain tidak dapat dipisahkan dengan pekerjaan jiwa yang lain.
4. Kemauan diarahkan pada penyelanggaraan suatu tujuan, maka didalamnya terdapat bibit-
bibit penjelmaan kegiatan.

Psikologi Umum Page 26


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

BAB VIII
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAH LAKU MANUSIA

1.Faktor internal
a. Faktor keluarga
yaitu faktor yang diperoleh dari warisan orang tuanya, yang merupakan potensi dari dalam
yang tampak dalam bentuk keadaan biologis maupun psikis. Misalnya : bentuk tubuh /
jasmani, wajah, keadaan inteligensi, emosi, sifat-sifat.
b. Jenis ras atau keturunan
Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas.Tingkah laku khas ini
berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku ras Negroid
antara lain bertemperamen keras, tahan menderita, menonjol dalam kegiatan olah raga. Ras
Mongolid mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong, agak tertutup/pemalu dan
sering mengadakan upacara ritual. Demikian pula beberapa ras lain memiliki ciri perilaku
yang berbeda pula.
c. Jenis kelamin
Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan
pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini oleh karena faktor
hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian tugas. Wanita seringkali berperilaku
berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak atas
pertimbangan rasional (logika).

d.Intelegensi
Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara
terarah dan efektif.Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat
dipengaruhi oleh intelegensia.Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah
tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah
terutama dalam mengambil keputusan.

e.Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan
khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya berupa
kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya.

2.Faktor Eksternal
a.Pendidikan
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar
mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar
pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda
perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah.

b.Agama
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang
diajarkan oleh agama yang diyakininya.

Psikologi Umum Page 27


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

c.Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku
seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada
kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua.

d.Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik,
biologis, maupun sosial.Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu
karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk
mengatasinya.Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan
dapat dikuasainya.

e.Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku
seseorang.

Psikologi Umum Page 28


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

BAB IX
TIPE KEPRIBADIAN MANUSIA

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu
lain. Secara grammatical kata kepribadian berasal dari berasal dari bahasa Yunani yaitu
“prosopon atau persona” yang artinya “topeng”yang biasa dipakai artis dalam theater.Dalam
bahasa Inggris yaitu “personality”.Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng
yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Jadi konsep awal
pengertian personality pada masyarakat awam adalah tingkah laku yang ditampakkan ke
lingkungan sosial mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial.
Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan
oleh seseorang.Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada
diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”.
Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan,
pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.Ada empat jenis
kepribadian inti yang berbeda yang dimiliki oleh manusia, yaitu:
1. Sanguin → dijuluki si "Populer" karena pandai persuasif dan ingin terkenal.
2. Koleris → dijuluki si "Kuat" karena sering dominan dan kompetitif.
3. Melankolis → dijuluki si "Sempurna" karena perfeksionis dan serba teratur.
4. Plegmatis → dijuluki si "Cinta Damai" karena kesetiaannya dan menghindari konflik.

Empat jenis kepribadian diatas tidak ada yang lebih bagus atau lebih jelek, sebab masing-masing
memiliki kekuatan dan kelemahan, sebagai berikut :

1. SANGUIN
Kekuatan :
• Suka bicara, antusias dan ekspresif
• Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif.
• Ceria dan penuh rasa ingin tahu, hidup di masa sekarang
• Mudah berubah ,selalu suka dengan banyak kegiatan / keinginan, berhati tulus dan
kekanak - kanakan
• Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara).
• Umumnya hebat di permukaan, mudah berteman dan menyukai orang lain
• Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian.
• Menyenangkan dan dicemburui orang lain, menyukai hal –hal yang spontan
• Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam).
• Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan.
Kelemahan :
• Suara dan tertawa yang keras (bahkan terlalu keras), sulit untuk diam
• Membesar-besarkan suatu hal / kejadian, mudah berubah - ubah
• Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka ikutan gank).
• Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele.
• RKP (Rentang Konsentrasi Pendek) alias pelupa, prioritas kegiatan kacau
• Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias).
• Sulit datang tepat waktu jam kantor, sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg
sama

Psikologi Umum Page 29


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

• Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas.


• Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya.
• Egoistis alias suka mementingkan diri sendiri.

2.KOLERIS
Kekuatan :
• Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif, bebas dan mandiri
• Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan.
• Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target.
• Berani menghadapi tantangan dan masalah, membuat dan menentukan tujuan.
• "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
• Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat, unggul dalam keadaan darurat
• Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas.
• Terdorong oleh tantangan dan tantangan, tidak begitu perlu teman
• Mau memimpin dan mengorganisasi, biasanya benar dan punya visi ke depan
Kelemahan :
• Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis).
• Senang memerintah, terlalu bergairah dan tidak sulit untuk santai
• Menyukai kontroversi dan pertengkaran.
• Terlalu kaku dan kuat/ keras, tidak menyukai air mata dan tidak simpatik
• Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci.
• Sering membuat keputusan tergesa-gesa, menghalalkan segala cara demi tercapai
tujuan
• Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain.
• Workaholics (cinta mati dengan pekerjaan).
• Mungkin selalu benar tetapi tidak popular, amat sulit mengaku salah dan meminta
maaf

3.MELANKOLIS
Kekuatan :
• Analitis, mendalam, hemat, sensitif dan penuh pikiran.
• Kalau sudah mulai, dituntaskan, serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal.
• Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis).
• Mau mengorbankan diri , idealis , standar tinggi dan perfeksionis
• Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi).
• Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif).
• Berteman dengan hati-hati, puas dibelakang layar dan menghindari perhatian
• Sangat memperhatikan orang lain, mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi.
Kelemahan :
• Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan).
• Mengingat yang negatif & pendendam.
• Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah.
• Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan.
• Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah.
• Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan.

Psikologi Umum Page 30


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

• Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan.


• Hidup berdasarkan definisi.
• Sulit bersosialisasi (cenderung pilih-pilih).
• Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya.
• Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang).
• Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian).
• Memerlukan persetujuan.

4.PLEGMATIS
Kekuatan :
• Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik.
• Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana.
• Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi).
• Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi.
• Penengah masalah yg baik.
• Cenderung berusaha menemukan cara termudah.
• Baik di bawah tekanan.
• Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan.
• Senang melihat dan mengawasi.
• Berbelaskasihan dan peduli.
• Mudah diajak rukun dan damai.
Kelemahan :
• Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru.
• Takut dan khawatir.
• Menghindari konflik dan tanggung jawab.
• Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar).
• Terlalu pemalu dan pendiam.
• Humor kering dan mengejek (Sarkatis).
• Kurang berorientasi pada tujuan.
• Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri.
• Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat.
• Tidak senang didesak-desak.
• Menunda-nunda / menggantungkan masalah.

Psikologi Umum Page 31


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

BAB X
METODE – METODE ILMIAH DALAM PSIKOLOGI

Suatu metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah suatu keharusan mutlak adanya, apa lagi
kalau ilmu itu berdiri sendiri, ini harus ditandai oleh adanya metode-metode tersendiri untuk
menyelidiki terhadap objeknya.Objek psikologi adalah penghayatan dan perbuatan manusia
dalam alam yang komplek dan selalu berubah
Berdasarkan renungan-renungan dan pengalaman-paengalaman maka akan diapatkan metode-
metode sebagai berikut:
A. Metode yang bersifat filosofis ada beberapa macam antara lain:
1. Metode intuitip
Metode ini dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan suatu penyelidikan atau
dengan cara tidak sengaja dalam pergaulan sehari-hari
2. Metode kontemplatif
Metode ini dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang akan diketahui dengan
mempergunakan kemampuan berpikir kita. Alat utama yang dipergunakan adalah pikiran
yang benar-benar sudah dalam keadaan obyektif
3. Metode filosofis religious
Metode ini digunakan dengan mempergunakan materi-materi agama, sebagai alat utama
untuk meneliti pribadi manusia

B .Metode yang bersifat empiris dapat dibagi menjadi:


1. Metode observasi
Metode observasi ialah metode untuk mempelajari kejiwaan dengan sengaja mengamati
secara langsung, teliti dan sistematis.
Observasi dapat melalui tiga cara:
a. Metode introspeksi
Istilah introspeksi berasal dari bahasa latin yaitu “intro” yang artinya dalamdan
“speaktare” yang artinya memandang, melihat. Jadi isntrospeksi adalah memandang,
melihat ke dalam, artinya memandang melihat kedalam diri sendiri dimana subjek
melihat kedalam dirinya sendiri tentang proses-proses kejiwaan tertentu, misalnya
mengenai peraaannya, ingatannya dan pikirannya
b. Metode instropeksi eksperimental
Istilah introspeksi eksperimental ialah suatu metode introspeksi, yang dilaksanakan
dengan mengadakan eksperimen-eksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang
dibuat
c. Metode ekstropeksi
Metode ekstropeksi yaitu menyelidiki memandang gejala-gejala jiwa pada orang lain
atau mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala jiwa sendiri dengan
membandingkan gejala jiwa orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan
melihat gejala-gejala jiwa yang ditunjukkkan dari mimik dan pantomimik orang lain.
Misalnya penyelidik menyelidiki proses kemarahan orang lain dengan membuatnya
marah dan penyelidik melihat reaksi orang yang diganggu itu, kemudian berdasarkan
pengalamannya sendiri ia akan menganalisa proses kemarahan tadi.

Psikologi Umum Page 32


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

2. Metode pengumpulan bahan


Dengan teknik ini, dimaksudkan suatu penyelidikan yang dilakukan dengan mengolah data-data
yang didapat dari kumpulan daftar pertanyaan dan jawaban (angket).Penyelidik dapat menempuh
dengan melalui tiga cara:
a. Metode angket interview
Adalah suatu penyelidikan yang dilaksanakan dengan menggunakan daftar pertanyaan
mengenai gejala-gejala kejiwaan yang harus dijawab oleh orang banyak, sehingga
berdasarkan jawaban yang diperolehnya itu, dapat diketahui keadaan jiwa seseorang
b .Metode biografi
Metode ini merupakan lukisan atau tulisan perihal kehidupan seseorang, baik sewaktu ia
masih hidup maupun sesudah ia meninggal
c .Metode pengumpulan bahan
Yaitu suatu metode yang dilaksanakan dengan jalan mengumpulkan bahan-bahan terutama
pengumpulan gambar-gambar yang dibuat oleh anak-anak

3.Metode eksperimen(percobaan)
Istilah eksperimen(percobaan) dalam pskologi berarti pengamatan secara teliti terhadap
gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja.Tujuan eksperimen ialah untuk
mengetahui sifat-sifat umum dari gejala-gejala kejiwaan

4. Metode Klinis
Yang disebut metode klinis ialah, nasihat dan bantuan kedokteran, yang diberikan kepada
pasien, oleh ahli kesehatan. Metode klinis yang diterapkan dalam psikologi ialah: kombinasi
dari bantuan klinis-medis dengan metode pendidikan, untuk melakukan observasi terhadap
para pasien

5. Metode interview
Interview merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan

6. Metode testing
Metode ini merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan soal-soal, pertanyaan-
pertanyaan, atau tugas-tugas lain yang telah di setandardisasikan

Psikologi Umum Page 33


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

BAB XI
STRUKTUR, PROSES DAN PENGUKURAN INGATAN

Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung
bagaimana otak bekerja dan informasi di olah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan
dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus.Memahami bagaimana individu
mengolah informasi yang masuk kepadanya adalah suatu hal yang cukup rumit.Orang-orang
membutuhkan beberapa kajian dan sudut pandang ilmiah untuk dapat memahaminya lebih lanjut.
Sebagian besar aktivitas manusia melibatkan apa yang disebut dengan “memori”. Namun
aktivitas yang melibatkan memori itu sendiri kadang-kadang tidak disadari dan sering tidak
dihiraukan arti pentingnya.Fungsi memori sangat dibutuhkan ketika seseorang melakukan
rutinitas, percakapan dengan teman, membaca buku, belajar di kelas, dll. Penekanannya adalah
bahwa memori bukan sekedar proses pasif penyimpanan informasi dan penemuan kembali pada
saat diperlukan namun memori juga mencakup rekonstruksi sebuah peristiwa.

Konsep dasar dan pendekatan memori


Memori adalah kemampuan untuk menyimpan apa yang telah pernah dialaminya, termasuk
kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali apa yang dialami.
Pembicaraan mengenai memori memang selalu melalui dua buah sudut pandang (selanjutnya
disebut pendekatan).Kedua pendekatan tersebut adalah associationistic, berasal dari seorang
pelopor kajian tentang memori, yaitu Ebbinhaus dan Thorndike.Sedangkan pendekatan
berikutnya, information processing yang berasal dari karya ahli psikologi Britania Donald
Broadbent. Uraian singkat mengenai kedua pendekatan tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan associationistic
Aliran ini berasumsi bahwa apa yang diperoleh oleh manusia melalui pembelajaran
merupakan asosiasi antara peristiwa-peristiwa. Dalam pendekatan ini, proses pembelajaran
berlangsung terus menerus.Masalah belajar merupakan masalah bagaimana asosiasi
terlupakan karena perjalanan dari waktu ke waktu dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kelupaan asosiasi.Pendekatan ini memandang memori sebagai akibat dari pembelajaran dan
memori merupakan hasil dari koneksi mental antara ide dan konsep.
2. Pendekatan information processing
Aliran ini memandang memori sebagai suatu yang berkaitan dengan arus informasi melalui
orang mulai dari proses encode, storage dan retrieval. Hal yang penting dari pendekatan
information processing adalah jarak atau perbedaan antara storage dan retrieval.Pendekatan
ini memfokuskan lebih banyak kajian ke arah retrieval ketimbang storage, karena pendekatan
ini merupakan kunci untuk membuka memori.

Proses Memori
Ada tiga proses yang berlangsung di dalam sistem memori manusia. Ketiga proses tersebut
adalah encoding, storage, dan retrieval. Uraian singkat mengenai ketiga proses tersebut sebagai
berikut :
1. Encoding
Yaitu proses pengtransformasian peristiwa-peristiwa ke dalam bentuk yang bisa disimpan
dan digunakan selama masa tertentu (biasa disebut dengan learning – pembelajaran).
Encoding itu sendiri dapat berupa kata-kata, gambar, grafik, fenomena, dll. Lebih lanjut
encoding merupakan proses mengalihkan informasi dari bentuk fisik, energi dan lain-lain

Psikologi Umum Page 34


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

ke dalam bentuk yang dapat disimpan di dalam memori.Di dalam proses encoding
informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
a. Tidak sengaja
Yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indranya dimasukkan dengan tidak
sengaja kedalam ingatannya. Contoh kongkritnya dapat kita lihat pada anak-anak
yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak di sengaja, misalnya bahwa ia
akan mendapat apa yang diinginkan bila ia menangis keras-keras sambil
berguling-guling dan
b. Sengaja
Yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan
ke dalam ingatannya. Contohnya orang yang bersekolah dimana ia memasukkan
segala hal yang dipelajarinya di bangku sekolah dengan sengaja.
2. Storage
Disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterima dalam
suatu tempat tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Penyimpanan ini sudah sekaligus
mencakup kategorisasi informasi sehingga tempat informasi tersimpan sesuai dengan
kategorinya. Dalam proses ini, penyimpanan dilakukan untuk peristiwa-peristiwa yang
sudah di-encode-kan.

3. Retrieval
Yaitu sebuah proses pengaksesan, penemubalikan atau pemanggilan kembali informasi yang
disimpan di dalam memori untuk digunakan. Proses penemubalikan informasi yang disimpan
dalam memori dari sensory memory bersifat langsung dan otomatis.

Kode Memori
Ada empat jenis kode-kode memori yang dikenal oleh ahli psikologi.
1. Pertama adalah “image” yaitu kode yang mirip dengan apa keadaan fisik, peristiwa atau
objek yang sebenarnya diterima.
2. Kedua adalah verbal yaitu kode berupa nama sesuatu fisik, peristiwa, benda, atau objek
dalam bentuk kata-kata. Huruf A dapat berbentuk image jika ditinjau dari bentuknya,
sementara bersifat verbal bila dikaitkan dengan konsepnya.
3. Ketiga adalah symbolic yaitu kode yang dibuat oleh manusia kata atau symbol yang
berbentuk abstrak untuk suatu peristiwa atau objek.
4. Keempat adalah motor yaitu kode yang berkaitan dengan gerak. Kode motorik
cenderung berkenaan dengan keterampilan harian manusia, seperti mengikat tali sepatu,
mengetik, memainkan musik, dll.

Tahapan penyimpanan memori


Ada empat tahap penyimpanan informasi di dalam memori manusia yaitu:
1. Sensory atau iconic memory
2. Short-term memory
3. Long-term memory
4. Working Memory

Psikologi Umum Page 35


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

Lebih lanjut mengenai tahap-tahap penyimpanan memori diuraikan sebagai berikut:


1. Sensory atau iconic memory
Didefinisikan sebagai ”momentary lingering of sensory information after a stimulus is
remove.” Yaitu mengacu kepada suatu periode yang sangat singkat di mana stimulus
trace bertahan. Stimulus trace adalah sisa atau kebertahanan stimulus setelah penglihatan
stimulus eksternal.
Contoh: ketika kita menatap bola lampu yang menyala kemudian sekejap mendadak bola
lampu tersebut dipadamkan, maka bentuk bola lampu tersebut masih kelihatan dalam
pandangan mata beberapa saat. Tidak semua informasi yang tercatat dalam memori
sensoris akan disimpan lebih lanjut ke memori jangka pendek atau jangka panjang,
karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih informasi mana
yang akan diproses lebih lanjut.
2. Short-term memory merupakan bagian memori manusia yang mampu menyimpan
informasi dalam jangka waktu yang pendek. Pada memori ini informasi yang diterima
akan mudah hilang. Bila informasi tersebut dapat dipanggil atau diproses kembali, maka
informasi tersebut langsung ditransfer ke long-term memory. Proses tersebut disebut
rehearsal yaitu mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga akhirnya kita
mengingatnya.
Contoh: ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di
mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa potongan
yang lebih mudah diingat. Dalam short-term memory, kita hanya mampu memproses
kira-kira tujuh item (bits) informasi dalam satu saat. Pengertian bits dalam hal ini tidak
berarti terbatas pada satu item saja tetapi juga beberapa unit yang membentuk suatu
kesatuan dari beberapa item yang disebut chunk. Sehingga bila ukurannya chunk maka
short-term memory manusia mampu mengolah informasi sebanyak tujuh chunk. Bila
diukur dari segi waktu hilangnya informasi dalam memori maka short-term memory
menyimpan informasi antara 20 sampai 30 detik.
3. Long-term memory mengacu kepada memori yang menyimpan informasi secara lebih
permanen. Sulit bagi kita untuk membayangkan kapasitas dan durasi informasi yang
ditampung dalam long-term memory. Hal ini disebabkan oleh kapasitas long-term
memory yang sangat luas dan durasinya seolah tanpa akhir. Kemampuan manusia untuk
memahami masa lalu dan menggunakan informasi tersebut untuk “masa kini” adalah
fungsi dari Long-term memory. Karakteristik utama yang paling menonjol dari Long-
term memory adalah keberanekaragamannya (penyandian, abstraksi informasi, struktur,
kapasitas dan permanensinya). Long-term memory tidak pasif, dalam arti bahwa
informasi yang diambilnya tinggal di dalam memori menunggu untuk dipanggil kapan
saja ia diperlukan. Dalam Long-term memory informasi dikumpulkan kembali, disusun,
diperiksa, dan ditahan sebentar sebelum ia dapat disimpan. Informasi yang hilang atau
tidak lengkap harus dilengkapi dan ditambahkan sehingga memori menjadi sangat
koheren.
4. Working memory merupakan sistem memori yang aktif mengorganisir, mengubah dan
mempersiapkan informasi untuk dipanggil kembali. Fungsinya adalah menjaga dan
mengatur informasi sehingga pada saat ia diperlukan, informasi tersebut siap diakses.

Psikologi Umum Page 36


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

Cara mengukur memori


Pengukuran memori sebenarnya tidak dapat dilakukan dengan mutlak karena metode yang
dikembangkan sampai saat ini lebih cenderung mengukur aspek proses memori ketimbang
memori itu sendiri. Sehingga dalam hal ini ada empat metode pengukuran yang dihubungkan
dengan proses memori. Empat metode tersebut adalah recall, recognition, saving, dan reaction
time. Uraian singkat mengenai keempat cara mengukur memori adalah sebagai berikut.
1. Recall.
Dalam proses ini pihak yang diukur diharapkan melakukan apa yang sudah dipelajari
dengan menghasilkan respon-respon yang benar. Contoh: mengingat nomor telepon,
tanggal lahir, nama seseorang, dan menjawab pertanyaan ujian essay. Lebih lanjut recall
dapat dibedakan atas dua yaitu, recall bebas (free recall) yaitu mengharapkan orang yang
diukur untuk menghasilkan item-item yang dia pelajari di dalam urutan tertentu.
Selanjutnya recall aided yaitu memberikan stimulus kontekstual terhadap suatu yang
harus diresponi. Dengan kata lain, orang yang sedang diukur memorinya diberikan suatu
situasi yang membantu ia melakukan respon. Perbedaan yang paling mendasar dari dua
jenis recall ini adalah terletak pada contextual stimulus.

2. Recognition test
Prosedur ini menghendaki seseorang yang diukur memorinya untuk memilih item-item
yang telah dialami atau dipelajari sebelumnya dan menolak item-item yang lain yang
disebut distractor atau item penyaring. Ada dua jenis recognition test yang dikemukakan
dalam bahasan ini yaitu prosedur item tunggal (single-item) dan prosedur item ganda
(multiple-item). Pada prosedur item tunggal (single-item), orang yang diukur diminta
untuk mengatakan “lama” atau “baru”; “ya” atau “tidak” terhadap suatu item. Ia
mengatakan “ya” apabila item tersebut sudah lama atau sudah dialaminya, dan sebaliknya
mengatakan “tidak” apabila item tersebut baru atau belum dialaminya. Sementara itu,
pada prosedur item ganda (multiple-item), kepada orang yang sedang diukur diajukan
masing-masing item yang dipelajari bersama dengan lebih dari satu item distractor.
Contoh: metode pengungkapan kejahatan oleh polisi untuk menentukan tersangka
kejahatan. Tersangka dan beberapa orang lain dijejerkan, lalu saksi diminta mengingat
siapa di antara jejeran tersebut yang melakukan kejahatan. Namun dalam prosedur ini
dapat saja terjadi kesalahan apabila orang yang diukur “tidak jujur” dalam menjawab
item-item yang disajikan. Hal ini dinamakan motivational-incnetive condition.

3. Saving
Prosedur ini mengharapkan seseorang yang hendak diukur mempelajari beberapa tugas di
dalam batasan tertentu dan mempelajari kembali item-item secara berurutan. Disamping
itu, prosedur ini membantu kita membandingkan pembelajaran yang asli dan
pembelajaran ulang untuk melihat beberapa item yang dipelajari berhasil disimpan.

4. Reaction time.
Prosedur ini mengukur lama waktu yang diperlukan untuk melakukan reaksi.Pengukuran
ini sangat penting karena dengan pengukuran ini kita dapat menyimpulkan suatu item
sulit, kompleks atau tidak. Contoh: Untuk menjawab pertanyaan “Jam berapa anda makan
tadi pagi”? berbeda dengan untuk menjawab pertanyaan “Jam berapa anda makan pagi
seminggu yang lalu?”.

Psikologi Umum Page 37


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

BAB XII
PRINSIP – PRINSIP BELAJAR

Pengertian Prinsip.
Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama.Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok
berpikir, berpijak dsb.Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya.

Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang
diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya.
Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan,
dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

Prinsip-prinsip belajar
1. Prinsip Kesiapan (Readiness)
Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan atau readiness ialah
kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat
berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang belum
siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus
asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar
belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang
memungkinkan seseorang dapat belajar.
Berdasarkan dengan prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Seorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang
diberikan kepadanya erat hubungannya dengan kemampuan, minat dan latar belakangnya.
2. Kesiapan untuk belajar harus dikaji bahkan diduga. Hal ini mengandung arti bila
seseorang guru ingin mendapat gambaran kesiapan muridnya untuk mempelajari sesuatu,
ia harus melakukan pengetesan kesiapan.
3. Jika seseorang individu kurang memiliki kesiapan untuk sesuatu tugas, kemudian tugas itu
seyogianya ditunda sampai dapat dikembangkannya kesiapan itu atau guru sengaja menata
tugas itu sesuai dengan kesiapan siswa.
4. Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan, misalnya dua orang siswa
yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat berbeda dalam pola kemampuan
mentalnya.
5. Bahan-bahan, kegiatan dan tugas seyogianya divariasikan sesuai dengan faktor kesiapan
kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai individu.

2. Prinsip motivasi
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu kondisi
dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara
kesungguhan.Secara alami anak-anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajakan
dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seyogianya didorong dan bukan dihambat dengan
memberikan aturan yang sama untuk semua anak.Berkenaan dengan motivasi ini ada beberapa
prinsip yang seyogianya kita perhatikan.

Psikologi Umum Page 38


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

1. Individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologi, soaial
dan emosional. Tetapi disamping itu ia dapat diberi dorongan untuk mencapai sesuatu yang
lebih dari yang dimiliki saat ini.
2. Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong
terjadinya peningkatan usaha. Pengalaman tentang kegagalan yang tidak merusak citra diri
siswa dapat memperkuat kemampuan memelihara kesungguhannya dalam belajar.
3. Dorongan yang mengatur perilaku tidak selalu jelas bagi para siswa. Contohnya seorang
murid yang mengharapkan bantuan dari gurunya bisa berubah lebih dari itu, karena
kebutuhan emosi terpenuhi daripada karena keinginan untuk mencapai seauatu.
4. Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian seperti rasa rendah diri, atau keyakinan
diri. Seorang anak yang temasuk pandai atau kurang juga bisa menghadapi masalah.
5. Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan motivasi
belajar. Kegagalan dapat meningkatkan atau menurunkan motivasi tergantung pada
berbagai faktor. Tidak bisa setiap siswa diberi dorongan yangsama untuk melakukan
sesuatu.
6. Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian besar
dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
7. Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh terhadap motivasi dan
perilaku.
8. Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas, memang ada
bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena ingin belajar.
9. Kompetisi dan insentif bisa efektif dalam memberi motivasi, tapi bila kesempatan untuk
menang begitu kecil kompetisi dapat mengurangi motivasi dalam mencapai tujuan.
10. Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana
belajar yang memuaskan.
11. Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat
mempertinggi motivasi.

3. Prinsip persepsi
“ Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi”. Persepsi
adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya
sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu. Seseorang
guru akan dapat memahami murid-muridnya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara
seseorang melihat suatu situasi tertentu.Berkenaan dengan persepsi ini ada beberapa hal-hal
penting yang harus kita perhatikan:
1. Setiap pelajar melihat dunia berbeda satu dari yang lainnya karena setiap pelajar memiliki
lingkungan yang berbeda. Semua siswa tidak dapat melihat lingkungan yang sama
dengan cara yang sama.
2. Seseorang menafsirkan lingkungan sesuai dengan tujuan, sikap, alasan, pengalaman,
kesehatan, perasaan dan kemampuannya.
3. Cara bagaimana seseorang melihat dirinya berpengaruh terhadap perilakunya. Dalam
suatu situasi seorang pelajar cenderung bertindak sesuai dengan cara ia melihat dirinya
sendiri.
4. Para pelajar dapat dibantu dengan cara memberi kesempatan menilai dirinya sendiri.
Guru dapat menjadi contoh hidup. Perilaku yang baik bergantung pada persepsi yang

Psikologi Umum Page 39


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

cermat dan nyata mengenai suatu situasi. Guru dan pihak lain dapat membantu pelajar
menilai persepsinya.
5. Persepsi dapat berlanjut dengan memberi para pelajar pandangan bagaimana hal itu dapat
dilihat .
6. Kecermatan persepsi harus sering dicek. Diskusi kelompok dapat dijadikan sarana untuk
mengklasifikasi persepsi mereka.
7. Tingkat perkembangan dan pertumbuhan para pelajar akan mempengaruhi pandangannya
terhadap dirinya.

4. Prinsip Tujuan
“ Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat proses
belajar terjadi”. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh seseorang dan mengenai
tujuan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Tujuan seyogianya mewadahi kemampuan yang harus dicapai.
2. Dalam menetapkan tujuan seyogianya mempertimbangkan kebutuhan individu dan
masyarakat
3. Pelajar akan dapat menerima tujuan yang dirasakan akan dapat memenuhi kebutuhannya.
4. Tujuan guru dan murid seyogianya sesuai
5. Aturan-aturan atau ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh masyarakat dan pemerintah
biasanya akan mempengaruhi perilaku.
6. Tingkat keterlibatan pelajar secara aktif mempengaruhi tujuan yang dicanangkannya dan
yang dapat ia capai.
7. Perasaan pelajar mengenai manfaat dan kemampuannya dapat mempengaruhi perilaku.
Jika ia gagal mencapai tujuan ia akan merasa rendah diri atau prestasinya menurun.
8. Tujuan harus ditetapkan dalam rangka memenuhi tujuan yang nampak untuk para pelajar.
Karena guru harus dapat merumuskan tujuan dengan jelas dan dapat diterima para
pelajar.

5. Prinsip Perbedaan Individual


Proses pengajaran seyogianya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas sehingga dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya
memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa. Karena
itu seorang guru perlu memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan individu
dan menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada aspek-aspek
tersebut.Berkenaan dengan perbedaan individual ada beberapa hal yang perlu diingat:
1. Para pelajar harus dapat dibantu dalam memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan
selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan kegiatan, tugas belajar dan pemenuhan
kebutuhan yang berbeda-beda.
2. Para pelajar perlu mengenal potensinya dan seyogianya dibantu untuk merencanakan dan
melaksanakan kegiatannya sendiri.
3. Para pelajar membutuhkan variasi tugas, bahan dan metode yang sesuai dengan tujuan ,
minat dan latarbelakangnya.
4. Pelajar cenderung memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan pengalamannya masa
lampau yang ia rasakan bermakna untuknya. Setiap pelajar biasanya memberi respon
yang berbeda-beda karena memang setiap orang memiliki persepsi yang berbeda
mengenai pengalamannya.

Psikologi Umum Page 40


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

5. Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar lebih diperkuat bila individu tidak
merasa terancam lingkungannya, sehingga ia merasa merdeka untuk turut ambil bagian
secara aktif dalam kegiatan belajar. Manakala para pelajar memiliki kemerdekaan untuk
berpikir dan berbuat sebagai individu, upaya untuk memecahkan masalah motivasi dan
kreativitas akan lebih meningkat.
6. Pelajar yang didorong untuk mengembangkan kekuatannya akan mau belajar lebih giat
dan sungguh-sungguh. Tetapi sebaliknya bila kelemahannya yang lebih ditekankan maka
ia akan menunjukkan ketidakpuasannya terhadap belajar.

6. Prinsip transfer dan retensi


“Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar
dalam situasi baru”.Apa pun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan
dalam situasi yang lain. Proses tersebut dikenal dengan proses transfer, kemampuan seseorang
untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Bahan-bahan yang dipelajari dan diserap
dapat digunakan oleh para pelajar dalam situasi baru.Berkenaan dengan proses transfer dan
retensi ada beberapa prinsip yang harus kita ingat :
1. Tujuan belajar dan daya ingat dapat memperkuat retensi. Usaha yang aktif untuk
mengingat atau menugaskan sesuatu latihan untuk dipelajari dapat meningkatkan retensi.
2. Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih baik.
3. Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis dimana proses belajar itu
terjadi. Karena itu latihan seyogianya dilakukan dalam suasana yang nyata.
4. Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang baik. Suasana belajar yang dibagi
ke dalam unit-unit kecil waktu dapat menghasilkan proses belajar dengan retensi yang
lebih baik daripada proses belajar yang berkepanjangan. Waktu belajar dapat ditentukan
oleh struktur-struktur logis dari materi dan kebutuhan para pelajar.
5. Penelaahan bahan-bahan yang faktual, keterampilan dan konsep dapat meningkatkan
retensi dan nilai transfer.
6. Proses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat memberikan
hasil yang memuaskan.
7. Sikap pribadi, perasaan atau suasana emosi para pelajar dapat menghasilkan proses
pelupaan hal-hal tertentu. Karena itu bahan-bahan yang tidak disepakati tidak akan dapat
diserap sebaik bahan-bahan yang menyenangkan.
8. Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang sama
dipelajari mengikuti bahan yang lalu. Kemungkinan lupa terhadap bahan yang lama dapat
terjadi bila bahan baru yang sama yang dituntut.
9. Pengetahuan tentang konsep, prinsip dan generalisasi dapat diserap dengan baik dan
dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara menghubung-hubungkan penerapan prinsip
yang dipelajari dan dengan memberikan illustrasi unsur-unsur yang serupa.
10. Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapat kemudahan bila hubungan-
hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang khas dan dalam situasi yang agak sama
dibuat.
11. Tahap akhir proses seyogyanya memasukkan usaha untuk menarik generalisasi, yang
pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan transfer.

Psikologi Umum Page 41


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

7. Prinsip Belajar Kognitif


“Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan”.
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah, dan
keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir,
menalar, menilai dan berimajinasi merupakan aktivitas mental yang berkaitan dengan proses
belajar kognitif. Proses belajar itu dapat terjadi pada berbagai tingkat kesukaran dan menuntut
berbagai aktivitas mental.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar kognitif:
1. Perhatian harus dipusatkan kepada aspek-aspek lingkungan yang relevan sebelum proses-
proses belajar kognitif terjadi. Dalam hubungan ini pelajar perlu mengarahkan perhatian
yang penuh agar proses belajar kognitif benar-benar terjadi.
2. Hasil belajar kognitif akan bercariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbedaan individual
yang ada.
3. Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata, kemampuan membaca, kecakapan dan
pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif.
4. Pengalaman belajar harus diorganisasikan ke dalam satuan-satauan atau unit-unit yang
sesuai.
5. Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dari konsep amatlah penting . Perilaku mencari,
penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat diperlukan untuk menguji bahwa
suatu konsep benar-benar bermakna.
6. Dalam pemecahan masalah para pelajar harus dibantu untuk mendefinisikan dan
membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai, menafsirkan dan
menganalisis masalah dan memungkinkan berpikir menyebar (divergent thinking).
7. Perhatian terhadap proses mental yang lebih daripada terhadap hasil kognitif dan afektif
akan lebih memungkinkan terjadimya proses pemecahan masalah, analisis, sintesis dan
penalaran.

8. Prinsip Belajar Afektif


“ Proses belajar afektif seseorang menentukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan
pengalaman baru”. Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap.Dalam
banyak hal pelajar mungkin tidak menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif
meliputi dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan, minat dan
sikap individu.Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses belajar afektif.
1. Hampir semua aspek kehidupan mengandung aspek afektif.
2. Hal bagaimana para pelajar menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap situasi akan
memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif.
3. Suatu waktu, nilai-nilai yang penting yang diperoleh pada masa kanak-kanak akan
melekat sepanjang hayat. Nilai, sikap dan perasaan yang tidak berubah akan tetap
melekat pada keseluruhan proses perkembangan.
4. Sikap dan nilai sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain dan bukan
hasil dari belajar langsung.
5. Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan.
6. Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku kelompok.
7. Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat. Pelajar
yang memiliki kesehatan mental yang baik akan dapat belajar lebih mudah daripada yang
memiliki masalah.

Psikologi Umum Page 42


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

8. Belajar afektif dapat dikembangkan atau diubah melalui interaksi guru dengan kelas.
9. Pelajar dapat dibantu agar lebih matang dengan cara membantu mereka mengenal dan
memahami sikap, peranan dan emosi. Penghargaan terhadap sikap, perasaan dan frustasi
sangat perlu untuk membantu pelajar memperoleh pengertian diri dan kematangannya.

9. Proses belajar psikomotor


Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas
ragawinya.Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik. Berkenaan dengan hal itu
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Didalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi dalam kemampuan dasar
psikomotor.
2. Perkembangan psikomotor anak tertentu terjadi tidak beraturan.
3. Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan taraf penampilan
psikomotor.
4. Melalui bermain dan aktivitas nonformal para pelajar akan memperoleh kemampuan
mengontrol gerakannya lebih baik.
5. Dengan kematangan fisik dan mental kemampuan pelajar untuk memadukan dan
memperhalus gerakannya akan lebih dapat diperkuat.
6. Faktor lingkungan memberi pengaruh terhadap bentuk dan cdakupan penampilan
psikomotor individu.
7. Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif pelajar dapat menambah efisiensi
belajar psikomotor.
8. Latihan yang cukup yang diberi dalam rentan waktu tertentu dapat membantu proses
belajar psikomotor. Latihan yang bermakna seyogianya mencakup semua urutan lengkap
aktivitas psikomotor dan tempo tidak bisa hanya didasarkan pada faktor waktu semata-
mata.
9. Tugas-tugas psikomotor yang terlalu sukar bagi pelajar dapat menimbulkan frustasi
(keputusasaan) dan kelelahan yang lebih cepat.

10. Prinsip evaluasi


Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya.
Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam
pencapaian tujuan. Penilaian individu terhadap proses belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan
untuk menilai. Evaluasi mencakup kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar
dan kesiapan untuk belajar. Individu yang berinteraksi dengan yang lain pada dasarnya ia
mengkaji pengalaman belajarnya dan hal ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan
kemampuannya untuk menilai pengalamannya.Berkenaan dengan evaluasi ini ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan :
1. Evaluasi memberi arti pada proses belajar dan memberi arah baru pada pelajar.
2. Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka peran evaluasi begitu penting bagi pelajar.
3. Latihan penilaian guru dapat mempengaruhi bagaimana pelajar terlibat dalam evaluasi dan
belajar.
4. Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap bila guru dan murid
saling bertukar dan menerima pikiran, perasaan dan pengamatan.

Psikologi Umum Page 43


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

5. Kekurangan atau ketidaklengkapan evaluasi dapat mengurangi kemampuan guru dalam


melayani muridnya. Sebaliknya evaluasi yang menyeluruh dapat memperkuat kemampuan
pelajar untuk menilai dirinya.
6. Jika tekanan evaluasi gur
7. u diberikan terus menerus terhadap penampilan siswa, pola ketergantungan penghindaran
dan kekerasan akan berkembang.
8. Kelompok teman sebaya berguna dalam evaluasi.

Psikologi Umum Page 44


STT REAL BATAM
Dosen : Dr.Jones Sihombing Ph.D

DAFTAR PUSTAKA :

Ki Fudyartanta, Psikologi umum 1&2 , Yogjakarta, Pustaka Pelajar, 2010

Robert J. Sternberg, Psikologi Kognitif, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008

Sabri, Drs. M. Ausuf., Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta, Rada Jaya Offset,
1997.

Shelley E.Taylor,Letitia Anne Peplau, David O, Sears,Psikologi Sosial,Jakarta,Kencana, 2009.

Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia. 2009

Psikologi Umum Page 45

Anda mungkin juga menyukai