Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN
Calvinisme dan Arminianisme adalah dua sistem teologia yang berupaya
menjelaskan hubungan antara otoritas Tuhan dan tanggung jawab manusia dalam
kaitannya dengan mendapatkan keselamatan. Dewasa kini, semakin banyak orang
yang memperdebatkan teologi manakah yang lebih benar daripada teologi lainnya.

Teologi Calvinistic dikembangkan oleh John Calvin (1509-1564), lahir di


sebelah timur Paris. Calvin mendasari teologinya berdasarkan logika Agustinus yang
menyimpulkan bahwa, Allah menetapkan sejumlah orang untuk diselamatkan.
Agustinus tidak meneruskan logikanya ini, namun logika ini dijadikan Calvin sebagai
dasar dari asumsi nya dan meneruskannya satu langkah lagi. Calvin merumuskan
bahwa, Bila Allah secara mutlak berdaulat dan Ia mempredestinasikan sejumlah
orang untuk diselamatkan, maka wajar bila Allah juga mempredestinasikan orang-
orang lainnya untuk menerima kebinasaan. Menengai kebinasaan dan keselamatan
adalah sebuah keputusan Allah yang bebas, Namun sama seperti Agustinus, Calvin
pun menghentikan logikanya hingga ke batas ini. Teori teologi Calvinisme ini
kemudian dilanjutkan oleh salah satu muridnya yaitu Theodore Beza hingga menjadi
teori teologi sekarang.

Teologi Arminianisme berasal dari seorang teolog bernama Jacob Arminius


yang terkenal setia pada Calvinisme pada awalnya. Arminius mempeajari dengan
serius predestinasi dari Alkitab sendiri, terutama dari kitab Roma dan berkonsentrasi
pada pasal 9 yang menjadi kekuatan utama Calvinisme. Semakin ia mempelajari kitab
ini dan surat-surat dari bapak gereja, semakin ia yakin akan hal yang bertentangan
dengan teologi Calvinisme mengenai predestinasi.. Kemudian Arminius mulai
mengkotbahkan interpretasinya akan Alkitab dan menyimpulkan teologi
Arminianisme yang diketahui sekarang. Arminus percaya bahwa, Allah tidak dapat
dianggap sebagai perancang, juga manusia tidak dapat dianggap sebagai robot di
tangan Allah.

Berdasarkan kedua teolog ini, munculah 5 pokok utama Calvinisme dan


Armenianisme, yaitu:

THE REFORMED FAITH ANDREA FERALDHO 1


(07120100007)
Calvinisme Arminianisme

1. Berpegang pada kejatuhan total. 1. Berpegang pada kejatuhan sebagian.

Semua aspek kemanusiaan sudah dikotori oleh Semua aspek kemanusiaan dikotori oleh dosa tapi
dosa sehingga manusia tidak dapat datang tidak sampai pada taraf dimana manusia tidak
kepada Tuhan dengan kemauannya sendiri. dapat beriman pada Tuhan dengan kehendaknya
sendiri.
2. Berpegang pada pemilihan yang tanpa
syarat. 2. Berpegang pada pemilihan bersyarat

Percaya bahwa Allah memilih orang-orang yang Percaya bahwa Allah memilih individu-individu
diselamatkan berdasarkan kehendakNYA untuk diselamatkan berdasarkan pengetahuan
semata-mata bukan berdasarkan apa yang ada Allah mengenai siapa yang akan menerima Yesus
pada individu-individu. sebagai Juruselamat.

3. Berpegang pada penebusan yang terbatas. 3. Berpegang pada penebusan yang tidak
terbatas.
Percaya bahwa kematian Yesus hanyalah bagi
umat pilihan. Percaya bahwa Yesus mati bagi semua orang
namun kematiannya tidak akan efektif sampai
orang yang bersangkutan percaya.
4. Berpegang pada anugrah yang tak dapat
ditolak.
4. Berpegang pada anugrah yang dapat ditolak.
Ketika Tuhan memanggil orang untuk
diselamatkan, pada akhirnya orang tsb akan Ketika Tuhan memanggil semua orang kepada
datang kepada keselamatan. keselamatan namun banyak orang bersikeras dan
menolak panggilan ini.
5. Berpegang pada ketekunan orang-orang
kudus. 5. Berpegang pada keselamatan yang bersyarat.

Ketekunan orang-orang kudus merujuk pada Pandangan bahwa seseorang yang percaya pada
konsep bahwa seseorang yang telah dipilih Kristus, dapat, dengan kehendak bebasnya
Allah akan bertahan dalam imannya dan tidak berbalik dari Kristus dan karena itu kehilangan
akan pernah menolak Kristus atau berbalik keselamatan.
daripadaNYA.

Secara pribadi, saya tidak memihak Calvinisme maupun Arminianisme, dan


saya memutuskan untuk mempercayai sebagian dari keduanya, sesuai dengan apa
yang saya percayai dan saya ketahui dari kecil sebagai seorang Kristiani.

THE REFORMED FAITH ANDREA FERALDHO 2


(07120100007)
II. ISI
Bagian ini akan membahas poin yang mana dari kedua teori teologi tersebut
yang lebih saya percayai. Dimulai dari poin pertama yang membahas tentang
kejatuhan awal atau dosa dan iman yang dimiliki oleh manusia. Pada poin pertama
ini, saya lebih setuju pada teori Calvinisme dibandingkan teori Arminianisme. Sebagai
akibat dari kejatuhan Adam, semua manusia mati dalam pelanggaran dan dosa.
Karena Adam jatuh dalam dosa, manusia mengalami kerusakan total dimana manusia
sepenuhnya mati secara rohani. Mati secara rohani berarti menjadi gelap sehingga
manusia tidak lagi mengenal Allah. Karena dosa, maka manusia menjadi terbatas dan
tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri. Oleh karena dosa kita, kita tidak bisa
menemukan Allah dengan keinginan kita sendiri. Dan karena Allah sangat mencintai
kita sebagia ciptaan-Nya, maka ia sendiri yang menunjukan diri-Nya kepada kita,
sehingga kita bisa hidup dalam keselamatan yang datang dari pada-Nya. Roma 3:23-
24 menjelaskan poin pertama ini yaitu, Karena semua orang telah berbuat dosa dan
telah kehilangan kemuliaan Allah dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan
cuma-cuma karena penebusan dalam Yesus Kristus. Ayat ini menjelaskan bagaimana
keselamatan kita datang dari Allah, bukan karena kapasitas kita sendiri.

Ayat yang mendukung poin pertama Calvinisme adalah Efesus 2:1-5. Ayat ini
mengajarkan bahwa kita lahir dalam dosa dan jika kita tidak bertobat, maka kita akan
mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosanya. Efesus 4:18 juga
menjelaskan bahwa manusia memiliki pengertian yang gelap, jauh dari hidup
persekutuan dengan allah karena kebodohan yang ada di dalam hati mereka dank
arena kedegilan hati mereka. Sehingga, dalam Yohanis 3:5-7, Yesus mengajarkan
bahwa hendaknya semua orang lahir baru dan dilahirkan dalam Roh agar ia dapat
masuk ke dalam kerajaan Allah. Yang lahir dari daging adalah daging, yang telah
membawa dosa asal dari Adam sehingga telah rusak total dan mati dalam dosa.
Sehingga tanpa lahir baru dari Roh Kudus, maka natur manusia yang penuh kerusakan
tersebut akan dengan otomatis menjauhi Allah dan tidak dapat merespon atau
mendengar Allah. Semua orang dilahirkan dengan natur untuk menjadi jahat, sehinga
Allah lah yang mengetuk kita dengan lahir baru sehingga kita menjadi lebih serupa
dengan-Nya dan lebih bisa mendengar Allah. Orang berdosa diselamatkan oleh Allah
sebagai anugrah dari Allah, sehingga keselamatan bukanlah sesuatu yang dapat

THE REFORMED FAITH ANDREA FERALDHO 3


(07120100007)
dikejar manusia karena manusia terbatas oleh dosa, tetapi keselamatan adalah anugrah
yang diberikan oleh Allah kepada manusia yang mau bertobat dan menyerahkan diri
sepenuh-Nya kepada Allah.

Pada poin kedua membahas mengenai predestinasi. Secara pribadi, saya lebih
percaya bahwa Allah akan menyelamatkan semua orang yang ingin diselamatkan.
Jadi, bukan Allah menciptakan manusia untuk dibinasakan atau diselamatkan. Roma
10:9 mengatakan bahwa, Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus
adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan dia dari
antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah
menyelamatkan semua orang yang mau diselamatkan selama orang tersebut mengaku
dan percaya pada Yesus Kristus. Hal ini menunjukan bahwa, Allah tidak menciptakan
untuk membinasakan, melainkan Allah ingin semua ciptaannya dapat diselamatkan
seperti pada Markus 2:17, dimana Yesus berkata bahwa Ia datang untuk
menyelamatkan orang-orang berdosa, bukan hanya untuk orang-orang yang sudah
benar jalannya. Bahkan Yesus juga berkata bahwa domba yang hilanglah yang Ia cari,
dan Ia akan meninggalkan 99 domba lain yang tidak terseseat, seperti pada Matius
18:12-14. 1 Timotius 1:15 juga menjelaskan bagaimana Yesus datang ke dunia untuk
menyelamatkan orang berdosa. Keempat ayat ini dalam Alkitab cukup menjelaskan
bagaimana Allah menciptakan kita dan selalu ingin menyelamatkan kita bukan
membinasakan kita, dan kita akan diselamatkan jika kita memutuskan untuk percaya
kepada-Nya.

Poin kedua membahas mengenai untuk siapa Yesus mati, apakah untuk semua
manusia atau hanya untuk sebagian umat pilihan. Yang diajarkan pada saya sejak kecil
dan yang saya terus percayai, adalah bahwa Yesus mati untuk semua umat tanpa
terkecuali. Yesus memberikan diri-Nya untuk menyelamatkan kita semua dari dosa,
namun apakah kita akan menerima keselamatan tersebut atau tidak, kembali lagi pada
iman dan kepercayaan kita pada Allah. Sangat banyak ayat Alkitab yang menjelaskan
bahwa Yesus mati untuk semua orang, seperti dalam 2 Korintus 5:15, Dan Kristus
telah mati untuk semua orang, supaya mereka . 1 Timotius 2:6 juga menekankan
bagaimana Yesus telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia.
Yesus memang mati untuk semua orang, namun yang akan selamat hanyalah orang-

THE REFORMED FAITH ANDREA FERALDHO 4


(07120100007)
orang yang memutuskan untuk percaya di dalam nama-Nya, seperti tertulis pada 1
Yohanes 5:13. Orang yang tidak percaya kepada-Nya tetap tidak akan mendapatkan
keselamatan, karena keselamatan didapatkan melalui iman dan perbuatan.

Pada poin ke empat yang membicarakan mengenai keselamatan. Semua orang


sudah mendapatkan anugrah keselamatan, namun orang-orang dapat menolak anugrah
keselamatan tersebut sehingga mereka menjauhkan dirinya dari keselamatan. Dalam
hidup manusia, ada yang disebut dengan free will. Free will ini lah yang membuat
satu orang berbeda dengan lainnya. Free will membuat kita harus mengambil sebuah
keputusan. Tuhan bisa saja bekerja dan membuat free will kita sesuai dengan
keinginan-Nya, namun Allah ingin memberikan kebebasan dengan membiarkan kita
memutuskan yang kita inginkan. Kita mendapatkan kesempatan yang sama dalam
mendapatkan keselamatan, namun kita sendiri yang dapat memutuskan apakah kita
ingin menerima anugrah keselamatan tersebut dengan lahir baru dan hidup sesuai
dengan kehendak Allah, atau kita memutuskan untuk menjauhkan diri kita dari Allah
sehingga menjauhkan diri kita juga dari keselamatkan yang ditawarkan. Dalam
membuat keputusan ini, kita menggunakan free will kita tanpa campur tangan dari
Allah. Sehinga ketika kita memutuskan untuk tidak menerima anugrah keselamatan,
Allah tidak mengganggu gugat keputusan kita tersebut meskipun Ia ingin
menyelamatkan semua manusia. Anugrah keselamatan dapat ditolak, ini mengapa
masih banyak orang yang jatuh dalam dosa dan tidak selamat meskipun sudah sering
ke gereja dan pelayanan mendengarkan mengenai keselamatan, dan sudah membaca
alkitab mengenai keselamatan.

Poin kelima dari teori teologi ini memperdebatkan bisakah seorang beriman
berpaling dari Allah. Sama seperti pada poin ke empat yang membahas mengenai free
will, kadang iman seseorang yang sudah percaya pun masih bisa goyah karena godaan
duniawi sehingga mereka meninggalkan Yesus. Bahkan orang terdekat Yesus pun,
seperti Petrus, dapat memutuskan untuk menyangkal Yesus. Hal ini menunjukan
bahwa ada banyak hal yang dapat membuat manusia berpaling dari Allah meskipun
mereka beriman. Karena orang tersebut berpaling dari Allah, maka ia mulai jauh dari
Allah sehingga akhirnya ia pun tidak mendapatkan keselamatan dari Allah.

THE REFORMED FAITH ANDREA FERALDHO 5


(07120100007)
III. PENUTUP
Sebagai penutup, tidak ada teori yang bisa dianggap lebih benar daripada yang
lain. Setiap orang memiliki kepercayaannya sendiri dalam mengerti tentang Allah.
Ada orang yang sepenuhnya Arminian, ada orang yang sepenuhnya Calvinist, ada
orang yang memadukan kedua pandangan tersebut tergantung apa yang mereka
percayai. Pada akhirnya, kedua teori teologi ini masih belum mampu menjelaskan
mengenai Allah. Manusia adalah makhluk yang terbatas sedangkan Allah tidak
terbatas. Tidak mungkin sebagai manusia terbatas kita dapat mengerti pikiran Allah
yang luar biasa tidak terbatas. Manusia tidak akan pernah dapat secara utuh
memahami konsep tentang pemikiran Allah, karena banyak hal yang tidak masuk akal
atau terkesan bertolak belakang bagi kita, namun dalam pikiran Allah hal-hal tersebut
sangat masuk akal. Oleh sebab itu, hendaknya sebagai sesama Kristiani, hendaknya
kita saling mendukung satu sama lain dalam iman persaudaraan, dan bukan
menjatuhkan satu sama lain dengan kepercayaan teori teologi masing-masing. Tidak
ada teori teologi yang sempurna yang dapat menjelaskan Allah yang luar biasa, yang
mutlak dan tahu segalanya.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Christian, Jonge. Apa itu Calvinisme?. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2000
Heick, Otto W. A History of Christian Thought. (Vol. II) Philadelphia: Fortress Press,
1966.
Walker, Williston. A History of the Christian Church. New York: Charles Scribner's
Sons, 1970.

THE REFORMED FAITH ANDREA FERALDHO 6


(07120100007)

Anda mungkin juga menyukai