Iman adalah karunia Roh Kudus, tetapi tidak lepas dari pengetahuan yang diperoleh dari
firman
Iman senantiasa ada hubungannya dengan Firman. Jika Firman dihilangkan, takkan
pula ada lagi iman. Firman itu sendiri ibarat cermin, tempat iman mengamati Allah. Dalam
paham tentang iman, Bukan soal hanya kita mengetahui adanya Allah, tetapi juga bahkan
terutama, kita mengerti bagaimana kehendak-Nya terhadap kita. Iman itu adalah pengetahuan
akan kehendak Allah terhadap kita, yang kita peroleh dari Firman-Nya.
Iman itu timbul dari janji Allah tentang anugerah di dalam Kristus
Iman itu adalah suatu pengetahuan yang kokoh dan pasti mengenai kebaikan Allah
terhadap kita, bahwa pengetahuan itu berdasarkan kebenaran janji-Nya, yang diberikan
dengan rela di dalam Kristus, dan bahwa oleh Roh Kudus pengetahuan itu dinyatakan kepada
akal kita dan dimeteraikan di dalam hati kita.
Pengetahuan iman itu adalah kepastian, karena bertumpu pada janji Allah
Pengetahuan iman lebih terletak dalam kepastian daripada dalam pengertian. Yang sungguh-
sungguh beriman hanyalah orang yang yakin bahwa Allah adalah Bapa yang ramah dan baik
hati, sehingga ia menantikan segala-galanya dari kemurahan hati Allah. Hanya orang yang
percaya akan janji-janji mengenai kebaikan Tuhan terhadapnyalah yang mempunyai harapan
yang pasti akan keselamatan. Iman memiliki segala janji mengenai kehidupan yang kini dan
yang akan datang dan kepastian yang kuat mengenai segala harta.
Firman barulah membawa hasil berkat pengaruh Roh Kudus di dalam hati kita
Firman tidak dapat memasuki hati kita, kalau masuknya tidak dipersiapkan oleh
penerangan Roh Kudus, guru batinnya. Apa yang telah ditangkap oleh akal budi itu, perlu
dituangkan ke dalam hati. Sebab selama masih ada di dalam otak, firman Allah belum
diterima oleh iman, tetapi baru bila telah berakar jauh di dalam hati itu; supaya menjadi
benteng yang tak terkalahkan, dan sanggup bertahan terhadap segala upaya penggodaan dan
menolaknya. Roh berfungi sebagai meterai, supaya dalam hati kita dimeteraikan-Nya justru
janji-janji yang sebelumnya diterangkan-Nya dalam akal budi kita; dan Roh itu menjadi
jaminan yang memantapkan dan mengokohkan janji-janji itu.