PENDAHULUAN
sebuah pernyataan kepada dunia:"Inilah kasih perjanjian Allah yang Ia nyatakan pada
gereja-Nya, kasih yang tak akan dapat dipatahkan." Setiap suami istri Kristen tak
ubahnya seperti sebuah papan reklame hidup yang diarak keliling kota
Itu sebabnya pernikahan Kristen bukan hanya tentang cinta romantis antara suami
istri. Jatuh cinta memang penting di masa pacaran, dan komitmen untuk terus
mencintai memang krusial saat perasaan jatuh cinta itu sudah tidak ada lagi di dalam
masa pernikahan. Tetapi pernikahan Kristen lebih dari itu semua. Pernikahan Kristen
adalah tentang komitmenuntuk memegang perjanjian cinta yang dibuat oleh suami
dan istri dihadapan Allah. Karena komitmen tersebut menunjuk kepada perjanjian
berdasarkan Matius 19:1-12 adalah judul tesis yang akan penulis teliti. Selanjutnya,
dalam hidup kekristenan, pernikahan mencapai suatu kesucian dan arti yang tak
dikenal pada zaman lampau1. Dalam keluarga Kristen baik istri maupun suami berhak
menuntutu kesetiaan pasangannya. Istri tidak hanya menjadi penolong bagi suami
sementara di dunia ini, tetapi juga menjadi teman pewaris kehidupan yang kekal (1
Petrus 3:7). Berdasarkan pengamatan itu maka penulis akan menguraikan dalam bab
1
Larry Christenson. The Christian Family. Yayasan Persekutuan Betania (Semarang:
Bethany House Publishers,1970), 7
1
pendahuluan ini mengenai beberapa hal yang akan memberikan gambaran tentang
Salah satu tahap kehidupan yang akan dilalui oleh seseorang adalah
menikah dan memiliki keluarga yang bahagia. Sebuah keluarga dimana suami-istri
berjanji untuk setia sampai maut memisahkan mereka. Namun seringkali timbul
berbagai persoalan dalam keluarga dan ketika pasangan suami-istri tidak mampu
menghadapi dan menyelesaikannya, maka terjadilah perceraian. Lebih dari semua ini,
kasih Allah yang terbesar kepada manusia dalam korban Kristus. Melalui korban itu
Gereja dilahirkan. Antara Gereja dan Kristus terjalin suatu ikatan kasih yang lebih
kudus, lembut dan teguh dari pada segala sesuatu yang pernah ada antara Allah dan
manusia. Dalam pernikahan Kristen kita melihat sesuatu yang lebih tinggi lagi yaitu
suatu misteri (Efesus 5:32). Menurut Larry, keluarga Kristen dalam lingkup yang
sempit, harus terlihat kebijaksanaan dan kelembutan perintah, kerelaan untuk patuh,
kesatuan dan keteguhan sikap saling percaya yang akan menjadi sifat kerajaan Allah
yang disempurnakan. Oleh karena itu keluarga Kristen tidak diciptakan demi
Kristus.
2
Keempat, banyak orang percaya yang tidak menolak segala bentuk hawa
nafsu.
ciptaan manusia. Ajaran Kristen tentang topik perkawinan dimulai dengan penegasan
gagasan kita. Dalam Tata Ibadah Tradisional untuk pelayanan Perkawinan di Gereja
Anglikan (Book of Common Prayer Marraiage Service) yang terbit tahun 1662
dikatakan bahwa perkawinan “diadakan oleh Allah sendiri pada saat manusia dalam
kondisi tidak berdosa”2; hal itu makin “diperelok dan mendapat pamornya yang
agung” dengan kehadiran Kristus yang hadir dalam acara pesta perkawinan di Kana;
hal itu menjadi symbol “persatuan mistis antara Kristus dan gereja-Nya”. Dengan
Benar bahwa Allah memanggil beberapa orang untuk tidak kawin dan tetap melajang
seumur hidupnya (lih Mat 19:11-12; 1 Kor 7: 7-9), dan di dalam dunia
pascakebangkitan kelak, perkawinan tidak ada lagi (lih Mark 12: 25). Walaupun
demikian, selagi tatanan yang ada sekarang ini masih ada, perkawinan hendaknya
penciptaan yang lebih dahulu ada daripada peristiwa kejatuhan, maka hal itu
2
John Stott. Issues Facing Christians Today. Dominggus J. Saekoko. Endang Wilandari
Supardan (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2015), 409
3
Teologi ortodoks (classical theology) mengikuti penyataan Alkitab dalam
mengakui tiga tujuan utama Allah menguduskan perkawinan. Tujuan itu pada
umumnya juga disusun dengan urutan seperti yang disebutkan dalam Kitab Kejadian
1 dan 2, dengan tambahan bahwa urutan itu belum tentu menandai urutan arti
berada dalam daftar teratas, bersama dengan mengasuh mereka dalam kasih sayang
dan disiplin keluarga. Kedua, Allah berkata,”Tidak baik, kalau manusia seorang diri
saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Kej 2:18).
saling menghibur, yang seyogyanya terjadi antara suami dan istri, baik di kala duka
mencintai dan mengasihi yang memberi diri satu terhadap yang lain, yang
menemukan ungkapan naturalnya dalam kesatuan seksual, atau menjadi “satu daging”
(Kej 2:24).
suami istri. Keharmonisan itu memang tidak mudah tercapai karena dalam rumah
tangga pasti banyak masalah yang kompleks. Keutuhan sebuah keluaraga sangat
dipengaruhi oleh pasangan suami istri serta bagaimana mereka dalam menghadapi
3
John Stott. Issues Facing Christians Today. Dominggus J. Saekoko. Endang Wilandari
Supardan. Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih,2015. 410
4
kebutuhan jasmani, jiwani, dan rohani. Pasangan suami istri yang merasakan
intim.
dari itu Allah sangat menghendaki-Nya sebab Dia yang mencipta dan merancang
keluarga. Jaminan keharmonisan itu tidak ditentukan oleh adanya harta yang
berlimpah, kecantikan istri atau kegagahan seorang suami. Jabatan maupun fasilitas
yang dimiliki suami atau istri pun tidak dapat menjamin keharmonisan dalam
keluarga. Namun faktanya banyak keluarga yang gagal mencapai keharmonisan itu.
Salah satu tahap kehidupan yang akan dilalui oleh seseorang adalah
menikah dan memiliki keluarga yang bahagia. Sebuah keluarga di mana suami-istri
berjanji untuk setia sampai maut memisahkan mereka. Namun seringkali timbul
berbagai macam persoalan atau masalah dalam keluarga, dan ketika pasangan suami-
kemarahan, kesedihan, tertekan dan kehilangan rasa percaya diri. Tidak hanya suami-
aman, kehilangan pegangan dan adanya perasaan tertolak oleh kedua orangtuanya.
realitas itu paling sedikit tidak langsung dipengaruhi ada-tidaknya izin untuk bercerai
atau terjadinya praktik perpisahan. Keinginan untuk bercerai adalah akibat bukan
5
sebab kegagalan relasi itu. Dengan kata lain: Jika pasangan suami-istri tetap dalam
duanya berbahagia. Jika gereja tidak member izin untuk bercerai, belum tentu berkat
Tuhan dapat dihayati dalam hubungan suami-istri secara konkret. Paksaan dalam hal
relasi antar manusia mungkin dapat memastikan perilaku yang tampak sesuai dengan
Bahkan terkadang hanya formalitas yang dibela karena paksaan lingkungan. Namun,
perilaku yang hanya secara formal bermoral atau apabila tampaknya saja yang
bermoral, sebenarnya belum ada sikap yang bermoral. Moral bukan hasil paksaan dari
luar atau paksaan yang berasal dari dalam diri manusia, melainkan merupkan hasil
dari keputusan yang sesuai dengan pengertian etis perseorangan yang berdasarkan
pergumulan dalam diri manusia untuk mencari dan menemukan kehendak Tuhan.
melalui hubungan pasangan suami istri. Dengan memedulikan satu sama lain secara
fisik, emosional, dan cara apa pun yang lain, pasangan suami istri ingin menciptakan
menyaksikan keindahan sertga janji yang terkandung dalam rencana Tuhan untuk
pernikahan.
Visi setiap pasangan tidak akan sama, tetapi visi yang jelas untuk
pernikahan akan memandu, mengilhami, dan memotivasi ketika pasangan suami istri
bertumbuh melalui segala tekanan hidup. Bila memiliki visi hidup bersama yang
6
positif dan menyenangkan pasangan suami istri dapat berupaya untuk meraih sasaran
sangat penting demi keberhasilan pernikahan. Allah sudah memberi visi melalui
firman-Nya. Dia telah memberi definisi mengenai kasih, cetak biru-Nya untuk
komitmen yang mengikat, dan rencananya untuk pernikahan yang penuh anugerah. 4
Mereka yang percaya kepada Kristus bagi mereka, Allah ada dan Dia
nyata pada saat anak-anak-Nya berjalan dalam terang kebenaran firman-Nya dan
bukan berjalan dalam selera dan kemauan pribadinya semata-mata. Pengakuan akan
Kristiani dengan setiap orang percaya yang dilibatkan Allah dengan diri-Nya. Karena
melalui proses pergaulan yang bersih dan jujur itulah mereka dipimpin Allah, melihat
tanda-tanda sebagai dasar pertimbanga, dan akan menemukan jodoh yang disediakan
Allah", dan menghargai,"apa yang sudah dipersatukan Allah". Sebagai orang percaya,
ia dapat menerima kata-kata Tuhan Yesus bahwa,"apa yang telah dipersatukan Allah
4
Dale Mathis, M.A. & Susan Mathis. Countdown for Couples. Lily Christanto
(Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010), 11
5
Yakub Susabda, Marriage Enrichment (Bandung: Mitra Pusaka, 2004), 13.
7
ketakutan setiap pasangan yang telah berumah tangga maupun ingin menuju ke
jenjang tersebut. Perceraian bukanlah suatu hal yang tabu lagi di tengah masyarakat
khususnya di pasangan Kristen juga. Penyebab perceraian dapat muncul dari siapa
saja. Bisa dari suami, istri, atau kedua belah pihak. Bisa juga berasal dari masalah
Pasangan mana yang tak ingin pernikahannya langgeng sampai hari tua.
dan akhirnya menempuh jalan perceraian. Tentu bukan tanpa sebab bila pasangan
suami istri memilih untuk bercerai. Berikut adalah penyebab atau faktor yang
menafkahi keluarga, suami tidak komitmen untuk mencari nafkah, suami sibuk
bekerja, kurang perhatian kepada istri, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), suami
bosan dengan istri, suami ingin mengusai harta istri, suami berpoligami, suami terlalu
dominan, istri tidak menjaga martabat keluarga, istri tidak memenuhi nafkah batin
suami, istri tidak dapat mengatur keuangan keluarga, istri yang memimpin, istri sulit
diatur, tidak adanya komunikasi yang aktif diantara kedua pasangan suami-istri,
perbedaan status sosial antara suami-istri, perbedaan visi antara suami-istri, salah satu
pasangan suami-istri selingkuh, salah satu pasangan suami-istri egois, saling curiga
satu sama lain, tidak jujur, seing membandingkan dengan orang lain, salah satu
Perceraian menimbulkan konflik batin pada anak, apalagi jika mereka beranjak
8
remaja. Banyak remaja yang orang tuanya bercerai, mereka tidak lagi tumbuh
layaknya anak yang memiliki orangtua utuh terutama psikologis mereka. Remaja
yang orang tuanya bercerai cenderung memiliki masalah pada psikologis, mereka
kadang melampiaskan masalah dalam keluarganya dengan hal yang negative dan
merugikan masa depannya. Sebagai orang tua, apakah anda tidak kasihan dengan
masa depan anak-anak anda jika harus bercerai dengan pasangan? Padahal banyak
cara yang bisa dilakukan untuk mempertahankan rumah tangga tanpa harus bercerai.
Apalagi jika anda dan pasangan sama-sama orang berpendidikan, memiliki karir yang
bagus, pasti mudah bagi anda untuk memutuskan sesuatu dengan pikiran yang jernih
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sering terjadi dan dialami oleh
pasangan Kristen yang sudah menikah, penulis mengajukan tiga rumusan masalah:
orang Farisi yang mengangkat isu perceraian untuk mencobai Yesus? Ketiga,
istri Kristen. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan menjadi benang merah dalam
9
Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis, melalui karya tulis ini penulis ingin pembaca dan umat
Kristen memiliki cara pandang yang Alkitabiah tentang urgensinya dari persepsi
Yesus tentang perceraian dan persepsi orang Farisi yang mengangkat isu perceraian
bahaya perceraian bagi suami istri Kristen dan urgensinya bagi pembinaan konseling
pranikah.
Tujuan Penulisan
Alkitab dari Matius 19:1-12 tentang urgensinya dari persepsi Yesus tentang
perceraian. Kedua, untuk menunjukkan bukti data Alkitab dari Matius 19:1-12 tentang
persepsi orang Farisi yang mengangkat isu perceraian untuk mencobai Yesus. Ketiga,
untuk menunjukkan bukti data Alkitab dari Matius 19:1-12 tentang bahaya perceraian
Tesis ini membatasi ruang lingkupnya pada analisa Matius 19:1-12 tentang
bahaya perceraian dan urgensinya bagi pembinaan keluarga Kristen oleh gereja.
10
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
gabungan dari metode deskriptif6 dan induktif. Dalam hal ini, deskriptif kualitatif7
yaitu metode pemikiran yang bertolak dari kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus
keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara umum; penentuan kaidah umum
historis, dan kontektis. Hal ini dijelaskan oleh John Grassmick dalam Prinsip-prinsip
Metode ini berusaha menemukan makna bagian Kitab Suci sesuai dengan
tuntutan kaidah gramatika dan jenis literal, fakta sejarah, dan kerangka
konteks. Ini pendekatan terbaik, sebab berkenaan dengan unsur-unsur itulah
6
Dengan metode deskriptif, penelitian teologia bersifat analisis, menuturkan,
menjelaskan, mengemukakan apa yang diamati, dibaca, dipelajari, lalu menbentuk gagasan atau
pemikiran baru (sintesis dan evaluatif). Informasi dapat saja diperoleh dari literatur biblika, pemikiran
teologia sistematik, historika, filsafat Kristen, opini teologia yang berkembang di masyarakat (gereja)
masa kini, dan bisa juga dari studi lapangan (pendekatan etnographis). Diambil dari “Manfaat
Penulisan Skripsi/Thesis pada Pendidikan Teologia,” oleh: B.S Sidjabat, bahan Simposium Teologia
IV – PASTI, Nilai dan Arah Zaman. Semarang: 18-21 Juli 1994.
7
Metodologi kualitatif lebih tertarik untuk melakukan pemahaman secara mendalam
terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk kepentingan generalisasi. Metodologi
kualitatif lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam (in-dept analysis), yaitu mengkaji masalah
secara kasus-perkasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat dari suatu masalah satu akan
berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan
(Yogyakarta: Yayasan Andi, 1995), 11.
8
Alwi, “Induksi,” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 431.
11
penafsir harus sepakat dengan penulis agar supaya ia dapat menemukan
makna yang dimaksudkannya.9
Dengan metode-metode ini diharapkan dapat menghasilkan karya ilmiah yang lebih
metode-metode ini akan penulis gunakan pada setiap bab seperti yang penulis uraikan
Sistematika Penulisan
pendahuluan. Bab ini akan memberikan gambaran tentang apa yang akan dibahas
sistematisnya penulisan studi ini. Pada bab dua, penulis akan menulis secara induktif
dari dari Matius 19:1-12 tentang urgensinya dari persepsi Yesus tentang perceraian.
Selanjutnya pada bab tiga, penulis melanjutkan pembuktian secara induktif dari dari
Matius 19:1-12 tentang persepsi orang Farisi yang mengangkat isu perceraian untuk
mencobai Yesus. Pada bab empat, penulis akan menjelaskan dari Matius 19:1-12
Akhirnya, karya tulis ini akan ditutup dengan kesimpulan pada bab kelima.
Penegasan Istilah
berdasarkan Matius 19:1-12 adalah judul tesis yang akan penulis teliti.
9
John D. Grassmick, Diktat Kuliah: Prinsip-prinsip dan Praktek Eksegesis Bahasa
Yunani, sem. VI, 2003.
12
Secara keseluruhan dapat dipahami judul tesis ini sebagai pembentukan
wawasan konstruktif terhadap pernikahan Kristen yang unik dan tidak sama dengan
dalam Tuhan Yesus Kristus dan kehidupan yang didasarkan atas kesaksian Alkitab
13
BAB II
Injil Matius adalah jembatan yang sempurna antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Ayat-ayat pertama dalam Kitab Matius mengingatkan kita kepada
Abraham, nenek moyang umat Tuhan dalam Perjanjian Lama dan kepada Daud raja
agung pertama dari bangsa Israel. Karena penekanannya, ciri khas Yahudi yang
sangat kuat, banyak kutipan dari Kitab Suci Ibrani, dan posisinya di bagian depan dari
kitab-kitab Perjanjian Baru, maka Matius merupakan tempat yang logis untuk
memulai pesan kekristenan kepada dunia. Kitab Matius sudah lama memegang posisi
pertama dalam urutan keempat Injil. Hal ini terjadi karena sampai pada masa modern,
kitab Matius dipercayai secara umum menjadi Injil yang pertama ditulis. Demikian
juga, gaya yang jelas dan aturan yang baik dari Injil Matius membuatnya paling cocok
bagi pembacaan lisan di perkumpulan jemaat. Oleh karena itu kitab Injil ini paling
terkenal, terkadang bersaing dengan Injil Yohanes. Untuk menjadi seorang yang
ortodoks [alkitabiah, yaitu penerima Alkitab sebagai firman Tuhan] tidaklah begitu
penting untuk mempercayai bahwa Matius adalah Injil pertama yang ditulis. Namun,
hampir keseluruhan orang Kristen mula-mula adalah keturunan Yahudi, dan ribuan
cukai, yang disebut juga Lewi, menulis Injil pertama ini. Karena Matius adalah
14
anggota apostolik yang tidak terkemuka, maka akan terlihat aneh apabila Injil Pertama
ini dihubungkan dengan dia, andaikata ia tidak ada urusan apa-apa dengannya. Selain
dari dokumen kuno yang dikenal sebagai “Didache” (Pengajaran Sebelas Rasul),
Justin Martyr, Dionysius dari Korintus, Teofilus dari Antiokhia, dan Atenagoras,
orang Atena mengutip Injil itu sebagai yang otentik atau asli. Eusebius, ahli sejarah
gereja, mengutip perkataan Papias bahwa, “Matius menuliskan Logia dalam bahasa
Pantaenus, dan Origen pada dasarnya setuju dengan hal ini. “Ibrani” secara luas
dianggap menjelaskan dialek bahasa Aram yang digunakan orang Ibrani pada masa
Tuhan kita di bumi, sebagaimana kata itu digunakan di dalam perjanjian Baru. Tetapi
apakah “Logia” itu? Biasanya dalam bahasa Yunani berarti “wahyu,” seperti
Perjanjian Lama berisi wahyu Tuhan. Tetapi dalam pernyataan Papias tidak dapat
diartikan seperti itu. Ada tiga pandangan utama dari pernyataannya: (1) Mengacu
pada Injil Matius itu sendiri. Yakni, Matius menulis edisi bahasa Aram dari Injil,
khususnya untuk memenangkan orang Yahudi bagi Kristus dan memperbaiki moral
orang-orang Kristen Ibrani, dan kemudian muncullah Injil dalam edisi bahasa Yunani.
(2) Mengacu pada perkataan Yesus saja, yang kemudian termasuk dalam Injil yang
ditulisnya. (3) Mengacu pada testimonia, yakni kutipan dari kitab Perjanjian Lama
untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias. Pandangan 1 dan 2 lebih mungkin
dalam urutan yang pertama Kitab-kitab Perjanjian Baru. Meskipun hanya sedikit
10
W. MacDonald. Believer Bible Commentary. http://www.komentar-bbc.com.1.
15
sumber yang dapat diperoleh tentang kehidupan dan latar belakang penulis Injil
Matius, namun jika bukti-bukti dikumpulkan baik dari sumber Injil Matius, sumber
Injil lainnya dan dari sumber-sumber sejarah, maka semua data yang didapat sudah
Matius, yaitu salah satu dari kedua belas murid Tuhan Yesus. Memang penulis Injil
Matius tidak menyebutkan namanya atau siapa penulis kitab tersebut, namun
demikian dari sejak semula. Gereja mula-mula, khususnya Papias, telah meyakini
Matius adalah seorang yang masih muda ketika Yesus memangilnya. Secara
lahiriah ia adalah seorang Yahudi, dan ia adalah seorang pemungut cukai yang terlatih
dan berpengalaman. Ia meninggalkan semua itu untuk mengikut Kristus. Salah satu
dari banyak kepuasan yang ia miliki adalah menjadi salah satu dari kedua belas rasul.
Yang lainnya adalah bahwa ia terpilih sebagai penulis dari apa yang kita kenal dengan
Injil Pertama. Telah dipercayai secara umum bahwa Matius adalah sama dengan Lewi
yang telah lama dinanti-nantikan oleh orang Israel, satu-satunya Penuntut sah
'Claimant' bagi takhta Daud. Buku itu tidak mengaku sebagai sebuah narasi lengkap
dari kehidupan Kristus. Nrasinya dimulai dengan silsilah-Nya dan masa-masa awal
orang banyak, saat Ia berusia sekitar tiga puluh tahun. Dengan pimpinan Roh Kudus,
Matius memilih aspek-aspek dari kehidupan Juru Selamat dan pelayanan-Nya yang
membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan yang Diurapi (yaitu Mesias atau Kristus).
16
Buku itu pun bergerak menuju sebuah klimaks; pencobaan, kematian, penguburan,
kebangkitan, dan kenaikan Tuhan Yesus. Pada klimaks itu terletak sebuah dasar bagi
keselamatan manusia sehingga buku itu disebut Injil -bukan hanya karena
dimungkinkan.11
Injil yang pertama menurut tradisi dianggap tulisan Matius Lewi, seorang
pemungut cukai, yang dipanggil oleh Yesus menjadi salah seorang dari kedua belas
murid-Nya (Matius 9: 9-13, 10:3). Dapat dikatakan tidak ada lagi yang diketahui
mengenai dia kecuali nama dan pekerjaannya. Setelah disebut sebagai salah satu rasul
dalam Kisah Para Rasul (Kisah 1:13), ia menghilang dari sejarah gereja, kecuali
berdasarkan dongeng belaka. Tidak pernah dalam Injil Pertama ia disebut secara
terang-terangan sebagai penulisnya, tetapi para penulis gereja yang pertama yang
membahas kepenulisan Injil Pertama ini sebagai karya Matius. Eusebius (± tahun 325)
mengutip Papias (± 100) yang konon mengatakan bahwa Matius tealh menyusun
ajaran Tuhan dalam bahasa Aram, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
bahwa "Matius juga menulis sebuah Injil bagi orang Ibrani dalam bahasa daerah
mereka, sedang Petrus dan Paulus menginjil di Roma dan meletakan dasar bagi
11
Ibid.3.
12
Merrill C. Tenney Survei Perjanjian Baru. (Malang: Gandum Mas, 2017). 183.
17
gereja.13 Beberapa kesimpulan dapat ditarik dari pendapat lama ini mengenai asal
usul Injil yang Pertama. Pertama, soal kepenulisan Matius tidak perlu dipersoalkan
lagi. Karena Matius merupakan seorang anggota yang tidak menonjol dalam kelompol
apostolik, rasanya tidak ada alasan yang cukup kuat memakai namanya sebagai
penulis buku bajakan. Kedua, pendapat umum para penulis kuno ini sesuai dengan
sifat Matius yang sudah diketahui. Sebagai seorang pemungut cukai tentu ia seorang
Ketiga, tradisi yang mengatakan bahwa aslinya Injil ini tertulis dalam bahasa Aram
sebelumnya.
Sejak awal abad kedua masehi, Injil pertama dihubungkan dengan rasul
Matius. Tentangnya dikatakan oleh seorang Pujangga Gereja yang bernama Papias
bahasa Ibrani (ialah bahasa Aram). Kata "perkataan" tidak perlu hanya menunjuk
kepada ucapan dan wejangan Yesus, tetapi juga dapat menyangkut tindakan dan hal-
ihwal-Nya. Matius itu terbilang di antara kedua belas rasul yang daftarnya terdapat
dalam Perjanjian Baru (Mat 10:6; Kis 1: 13). Matius itu dianggap sama dengan
merupakan kelanjutan yang sejati dari Perjanjian Lama - Yudaisme yang sejati.
13
Ibid.184.
14
C. Groenen OFM. Pengantar ke dalam Perjanjian Baru. (Yogyakarta: Kanisius, 2000). 86.
18
Penulis jelas seorang Yahudi yang berpengetahuan, akrab dengan jenis pengajaran
yang kita temukan di dalam Misnah dan Talmud dan menurut beberapa penafsir,
penulis tidak anti terhadap pemakaian Midras. Penulis tidak merasa perlu menjelaskan
budaya-budaya Yahudi (bdk. 15:1-9 dengan Mrk 7:1-13). Silsilah Yesus dimulai dari
Abraham leluhur agung Yahudi. Hanya ia yang mencatat Yesus diutus "hanya kepada
domba yang hilang dari umat Israel" (15:24; bdk 10:5-6). Ia menulis tentang pokok-
pokok yang akan menarik perhatian orang Yahudi, seperti Sabat (12:1-14) dan pajak
Bait Allah (17:24-27) 15. Tentu saja penulis tidak selalu berpihak pada orang Yahudi.
Ada beberapa kritik keras, khususnya di pasal 23, dan penulis juga memakai
ungkapan seperti ahli-ahli Taurat “mereka” (7:29), atau rumah ibadah “mereka”
Tetapi yang terutama, penulis adalah seorang pengikut Yesus yang sejati,
itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi,” yang telah kita
jumpai sejak 1:22 dan muncuk berulang kali di sepanjang Injil ini. The Greek New
apa yang Kitab Suci Perjanjian Lama katakana dan bagaimana hal ini terkait dengan
Yesus. Selain jumlah kutipan, cara kutipan-kutipan itu dipakai juga penting.Di
sepanjang Injil ini Matius mau menunjukkan Allah sedang menggenapi maksud-Nya
15
Leon Morris. Injil Matius. (Surabaya: Momentum, 2005). 3
19
dan salah satu cara mengenali maksud Allah adalah dengan memperhatikan,
bagaimana hal-hal Allah inspirasikan melalui para nabi-Nya telah tergenapi di dalam
hidup dan pengajaran Yesus. Injil Matius berakhir dengan mandate agung untuk
memuridkan segala bangsa (28:16-20). Matius berlatar belakang Yahudi dan sangat
tertarik dengan orang Yahudi, tetapi ia juga tertarik pada relevansi Yesus bagi segala
bangsa.
Penulis adalah seorang pengikut Yesus yang sejati, seorang Yahudi yang
genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi." yang kita jumpai sejak 1:22 dan mncul
berulang kali di sepanjang Injil ini. Penulis jelas memiliki ketertarikan khusus
terhadap apa yang Kitab Suci Perjanjian Lama katakan dan bagaimana hal ini terkait
dengan Yesus. Di sepanjang Injil ini Matius mau menunjukkan Allah sedang
menggenapi maksud-Nya dan salah satu cara mengenali maksud Allah adalah dengan
telah tergenapi di dalam hidup dan pengajaran Yesus. Injil Matius berakhir dengan
mandat agung untuk memuridkan segala bangsa. Matius berlatar belakang Yahudi dan
sangat tertarik dengan orang Yahudi, tetapi ia juga tertarik pada relevansi Yesus bagi
segala bangsa. Di mata orang Yahudi, pemungut cukai adalah orang berdosa yang
sama dengan seorang pembunuh dan perampok. Orang Yahudi diizinkan berbohong
dan tidak dianggap berdosa jika mereka berbohong terhadap seorang pemungut cukai.
Pemungut cukai dikelompokkan sama dengan perempuan sundal (Mat 21: 31),
Yunani (Mat 18:17), dan orang-orang berdosa (Mat 9:10). Seorang pemungut cukai
20
sangat dibenci oleh teman sebangsanya dan mereka digolongkan sebagai orang-orang
berdosa yang dianggap sebagai sahabat dari kaum penjajah (Mat 9:9-11; Mrk 2:15).
Alasan yang sangat kuat mengapa para pemungut cukai dibenci oleh teman
sebangsanya adalah karena pemungut cukai diizinkan oleh penguasa (Romawi) untuk
mengumpulkan bea cukai melebihi dari target yang telah ditetapkan oelh pemerintah
Romawi dan kelebihan itu boleh diambil untuk kantong mereka sendiri. Dengan latar
Kapan tepatnya Injil ini ditulis tidak diketahui. Sedikit sekali kemungkinannya
bahwa ditulis sebelum orang-orang Kristen mulai meninggalkan Yerusalem (Kis 8:4),
karena gereja di Yerusalem tentu tidak membutuhkan suatu Injil yang tertulis, karena
masih ada para rasul yang akan menjawab setiap mpertanyaan serta memberikan
pengajaran17. Dan rasanya ia juga tidak ditulis sesudah tahun 70, karena ramalan
menunjukkan bahwa naskah ini ditulis pada zaman Nero,”sewaktu Petrus dan Paulus
berada di Roma.” Konon, Injil ini pada mulanya ditulis oleh Matius bagi para petobat
bukan Palestina berbahasa Aram, yang tidak mempunyai hubungan pribadi dengan
para rasul dan yang pengetahuannya tentang Kristus bergantung sepenuhnya pada
16
Marulak Pasaribu. Eksposisi Injil Sinoptik. (Malang: Gandum Mas, 2005). 136.
17
Merrill C. Tenney. Survei Perjanjian Baru. (Malang: Gandum Mas, 2017). 184.
21
Beberapa ahli berpendapat bahwa Injil Matius ditulis belakangan ketimbang
Injil Lukas, sebab Injil Matius kelihatannya mengandung bahan-bahan yang mengacu
pada peristiwa jatuhnya Yerusalem pada tahun 70 M (Mat 22:7; 24:3-28). Tetapi hal
itu tidak dengan sendirinya bearti kitab Injil ini ditulis setelah peristiwa tersebut. Ahli-
ahli itu cenderung menganggap penulisannya dilakukan setelah peristiwa itu karena
mereka tidak percaya tentang adanya nubuat prediktif yang sejati, sehingga kalau
kelihatan Yesus bernubuat tentang suatu peristiwa pada masa depan, mereka menarik
kesimpulan bahwa jemaat mula-mula telah menambahkan nubuat itu pada tradisi
aslinya. Tetapi Robinson telah menunjukkan betapa naifnya asumsi seperti itu, dan
Sulit untuk menetapkan waktu yang pasti tentang tahun penulisan Injil Matius,
anamun pada umunya para ahli memperkirakan Injil Matius ditulis antara tahun 50-65
AD 19. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa sebagai orang Yahudi, Matius ingin
sebangsanya. Karena alamat surat adalah orang percaya yang berlatar belakang
Yahudi, maka Matius memberi perhatian yang sangat kuat terhadap Perjanjian Lama
(PL). Ia Matius ingin meyakinkan teamn sebangsanya untuk percaya bahwa Yesus
adalah ‘Mesias, Anak Allah yang hidup’ (Mat 16:16) sebagaimana yang telah
Penulis Matius ingin membina jemaat orang percaya, orang Kristen. Injilnya
tidak tertuju langsung kepada orang luar. Dalam jemaat itu penulis barangkali
18
Drane John. Memahami Perjanjian Baru. (Jakarta: BPK Gunug Mulia,2001). 220.
19
Marulak Pasaribu. Eksposisi Injil Sinoptik. (Malang: Gandum Mas, 2005). 138.
22
berperan sebagai ahli Kitab. Sebab di sana memang ada ahli-ahli Kitab (bdk. Mat
23:24). Maka penulis Matius seorang Pembina jemaat, kalaupun bukan seorang
pejabat (ia ternyata agak segan terhadap jabatan-jabatan, bdk. Mat 23:8-12). Mngingat
ciri-ciri penulis sendiri, jemaat itu bukan suatu jemaat yang keras Yahudi. Jadi bukan
suatu jemaat di Palestina, tetapi di daerah sekitarnya. Daerah yang paloing cocok
adalah di Siria, khususnya di kota Antiokhia, atau di pantai Palestina, misalnya kota
Kaiseria. Jemaat itu suatu jemaat yang berbahasa Yunani. Rupanya dalam jemaat itu
Petrus pernah memegang peranan penting. Sebab Petrus dalam Matius tampil sebagai
tokoh yang menonjol (Mat 16:13-19; 14:28-29; 15:15; 17:24; 18:21). Dan Petrus
pernah berperan pada jemaat di Antiokhia (Gal 2:11-14; bdk Kis 12:17).
Jemaat itu masih dekat dengan masyarakat dan agama Yahudi. Matius
memberi tekanan khusus pada Perjanjian Lama dan Hukum Taurat. Hukum itu
dianggap masih tetap berlaku (Mat 5:17-19; 23:23) seperti adat kebiasaan Yahudi.
Jemaat setia melaksanakan hukum Sabat a la Yahudi (Mat 24:20). Mereka pun diajak
mengakui wewenang ahli Kitab Yahudi yang menempati “kursi Musa” (Mat 23:2-3).
Mereka juga masih membayar pajak Bait Allah (Mat 17:24-27) meskipun Bait Allah
(barangkali) sudah hancur. Aturan Yahudi tentang najis dan tahir, diperlunak, tetapi
Di lain pihak jemaat Matius itu terbuka bagi bangsa-bangsa lain. Mereka rajin
mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa lain (Mat 28: 19-20; bdk 12:21; 13:38;
24:14). Ada sejumlah orang kafir yang masuk Kristen juga (bdk. Mat 8:5-13).
Rupanya orang-orang bukan Yahudi agak jauh menyesuaikan diri dengan tata cara
Yahudi. Tidak ada petunjuk dalam MAtius bahwa ada ketegangan antara kedua
23
golongan itu (Yahudi dan bukan Yahudi). Tetapi juga menarik perhatian bahwa sunat
tidak sampai disebut. Matius 1 –2 tidak mengatakan bahwa Yesus disunat (Luk 2:21).
Sunat itu tidak dituntut, tetapi diganti dengan baptisan (Mat 28: 19-20). Dengan
demikian halangan terbesar bagi masuknya orang bukan Yahudi tercabut. Perlunakan
Tetapi ada ketegangan, dan malah permusuhan antara jemaat Matius dengan
pimpinan Yahudi, khususnya kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat. Pemimpin lain, seperti
imam-imam kepala dan tua-tua juga menjadi sasaran. Betapa panasnya suasana terasa
dalam wejangan Yesus yang habis-habisan mengecam orang-orang Farisi dan ahli-
ahli Taurat (Mat 23). Ahli Taurat dan orang Farisi digambarkan sebagai lawan Yesus
yang paling gigih, bearti; lawan jemaat Yesus. Rupanya orang-orang Kristen malah
dianiaya (Mat 5:11; 10:17; 23:34). Dan di antara mereka ada yang ragu-ragu (Mat
28:17). Maka para pemimpin Yahudi itu mengalami hukuman keras dari pihak Allah
dan dibuang oleh-Nya (Mat 21:43-45). Jadi ketegangan dan permusuhan itu terutama
antara jemaat (yang cirinya Yahudinya cukup jelas) an pimpinan Yahudi, bukan
bangsa Yahudi. Dalam masyarakat Yahudi (di perantauan) jemaat Kristen itu sudah
masyarakat itu.20
Tahun penulisan Injil Matius tidak dapat dipastikan. Ada banyak pendapat
soal ini. Hal yang pasti adalah bahwa Injil ini tidak mungkin ditulis sesudah tahun 100
Masehi. Karena Ignatius dari Antiokhia sudah mengutip dari Injil Matius pada awal
Abad Kedua. Kami menerima kemungkinan bahwa Injil ini telah ditulis sebelum
20
C. Groenen OFM. Pengantar ke dalam Perjanjian Baru. (Yogyakarta: Kanisius, 2000). 89.
24
tahun 70 Masehi, beberapa saat setelah Injil Markus beredar di tengah-tengah
komunikasi yang tidak segampang sekarang, Injil Matius baru beredar luas pada
rentang waktu tahun 80-100 Masehi. Mengenai tempat di mana Injil ini ditulis, juga
tidak ada petunjuk eksplisit. Meski begitu, akhir-akhir ini mayoritas penafsir lebih
lebih banyak dianut karena pertimbangan internal Injil itu sendiri. Misalnya, banyak
ungkapan dan adat istiadat Yahudi yang sebenarnya sudah dikenal luas, namun tetap
dijelaskan kembali oleh penulis (lih. Mat. 1:23; 15:5; 27:33, 46; dsb).
Kita telah melihat salah satu ciri utama Injil Matius adalah banyaknya kutipan
dan rujukan Perjanjian Lama di dalamnya. Hal ini harus menjadi pertimbangan utama
di dalam membahas maksud penulis. Matius menulis Injil dari sudut pandang tertentu.
menggenapi nubuat Perjanjian Lama. Dalam hal ini ia tidak sendirian, motif seperti
ini kerap muncul dio sepanjang Perjanjian Baru, meski tidak ada yang sejelas Injil ini.
Ciri khas ini saja sudah mengindikasikan bahwa Matius adalah seorang Yahudi yang
menulis bagi orang-orang Yahudi. Silsilah dalam Injil Matius mau menunjukkan
bahwa Yesus adalah keturunan langsung Abraham dan hal ini dengan jelass
diakhiri dengan catatan universalisme; para murid diutus untuk memberitakan Injil
25
kepada semua bangsa Yahudi 21, ia terutama mau menunjukkan bahwa Kekristenan
Dugaan bahwa penulis adalah orang Yahudi dilawan oleh sebagian theolog
yang berpendapat bahwa ia adalah orang Kristen non Yahudi, yang menulis bagi
orang non Yahudi. Alasannya, Matius tidak mengambil semua kata Aram dalam Injil
Markus dan mengutip Perjanjian Lama versi LXX Yunani. Namun teori ini tidak
memperhitungkan nada anti Farisi yang kuat dari Injil Matius. Tidak ada bukti yang
cukup untuk membuat faktor ini dipakai sebagai titik awal dalam membahas tujuan
Sangat mungkin ada maksud apologetika di balik Injil Matius. Injil ini
menjawab banyak pertanyaan tentang Yesus yang bisa jadi diangkat oleh para
pemfitnah. Kisah kelahiran Tuhan Yesus, misalnya, akan membantah tuduhan bahwa
Yesus adalah anak haram. Penyingkiran ke Mesir dan kemudian kembalinya keluarga
Yesus ke Nazaret akan menjelaskan mengapa Yesus tinggal di Nazaret dan bukan di
Betlehem. Sifat apologetika yang serupa juga terdapat pada beberapa detail kisah
kebangkitan yang hanya dicatat Matius (seperti pencatatan penyuapan para penjaga,
yang akan membantah tuduhan bahwa para murid mencuri tubuh Yesus). Ini semua
21
Guthrie, Donald. Pengantar Perjanjian Baru. (Surabaya: Momentum, 2004). 17.
26
membuat R. V. G. Tasker menyebut Injil Matius sebagai “apologia Kekristenan mula-
mula”. 22
penganiayaan jemaat oleh orang Yahudi. Penganiayaan ini dianggap telah berakhir
saat Injil Matius ditulis dan perikop tentang penganiayaan dianggap merujuk kepada
prediksi-prediksi yang telah digenapi. Bagi Matius, sinagoge bagaikan makhluk asing
dan hal ini merefleksikan masa ketika orang Yahudi dan orang Kristen tidak lagi
berdebat. Matius tidak menganggap gereja sebagai kelanjutan Israel. Pandangan ini
telah dikritik karena tidak didukung oleh bukti Perjanjian Baru lainnya. Jauh lebih
sinagoge.
Matius sendiri atau lebih tepatnya, berdasarkan peristiwa sejarah yang melandasi.
Karena itu kita harus meneliti dua konsep penyusunan Injil Matius yang
adalah teori komunitas yang diajukan oleh G. D. Kilpatrick. Menurutnya, Injil Matius
komunitas Kristen karena menerima teori dokumentari Markus dan teori Q. Kilpatrick
berpendapat23 bahwa di komunitas ini Markus dan Q telah dipakai dalam ibadah, dan
materi tertulis lain telah ditambahkan. Dalam teori ini, Injil Matius hampir menjadi
22
Ibid. 18.
23
Guthrie, Donald. Pengantar Perjanjian Baru. (Surabaya: Momentum, 2004). 19.
27
produk komunitas, meski juga merupakan karya seorang penulis yang secara resmi
ditunjuk untuk menulisnya. Jika Kilpatrick benar, maka Injil Matius bertujuan untuk
membuat materi liturgy yang yang telah dipakai menjadi lebih permanen. Dengan
kata lain, penulis, penulis adalah editor yang menyusun tulisan-tulisan yang ada
menjadi satu kesatuan sehingga cocok untuk dipakai dalam ibadah. Kilpatrick
menyimpulkan dari Injil beberapa bukti yang ia anggap mendukung hipotesisnya. (1)
Matius beberapa kali mengubah gaya bahasa Injil Markus sehingga lebih jelas, sebuah
nilai penting dalam ibadah. (2) Matius menghapus beberapa detail yang tidak penting
dalam Injil Markus. (3) Tambahan yang diberikan juga meningkatkan kejelasan. (4)
Kerap muncul antithesis dan paralelisme. (5) Adanya pengulangan rumusan setelah
paragraf utama. (6) Penyusunan kalimat secara seimbang dan berurutan cocok dipakai
sebagai liturgy. Meski semua data ini bisa dipakai untuk emndukung hipotesis ini,
tetapi itu tidak membuatnya benar. Dengan kata lain, penjelasan alternatif
berbagai ciri serupa, tidak hanya penting bagi liturgi, tetapi bisa berasal dari
kecakapan penulis. Pada waktu yang sama, amat mungkin bahwa kualitas-kualitas
inilah yang membuat Injil Matius banyak dipakai untuk maksud liturgi di dalam
Tujuan penulisan Injil Matius tidak bisa dilepaskan dari konteks bangsa Israel
secara menyeluruh, salah satunya adalah kondisi politis masyarakat Yahudi mulai
pada masa Perjanjian Baru. Pada zaman ini keadaan politis dan rohani bangsa Israel
sangat merosot. Secara politis mereka dijajah bangsa Romawi dan secara rohani
28
mereka tidak lagi mengalami masa keemasan seperti masa para nabi. Allah tidak lagi
berbicara dan mengutus nabi-nabi-Nya dan tidak pernah lagi mendengar suara dari
surge. Bangsa Israel memasuki apa yang disebut sebagai abad kegelapan.
dan agama mereka. Pembaharuan ini dilakukan dengan berbagai cara demi
dari tangan musuh-musuh mereka yakni dari bangsa-bangsa lain. Itulah sebabnya
mereka merindukan agar Allah mengadakan pembaharuan secara politis maupun non-
politis bagi mereka untuk membebaskan mereka dari tangan pemerintahan Romawi.
kepada pemerintahan Romawi pada sekitar tahun 66-73 AD agar melepaskan diri dari
kontrol pemerintah Romawi. Perintis golongan ini adalah Yudas orang Galilea.
Mereka berpegang pada prinsip bahwa YHWH adalah satu-satunya Allah yang boleh
menerima penghormatan dan tidak untuk pemerintahan Romawi. Gerakan ini sama
dengan pemberontakan Makabe pada abad ke-2 Sebelum Masehi pada waktu
Yerusalem berada di bawah kekuasaan Jendral Titus dan ditaklukkan oleh serdadu-
serdadunya dan membawa kekalahan yang besar dipihak Makabe. Perlawanan kaum
29
Zelotis dikalahkan oleh tentara Romawi dan mengakibatkan kehancuran dari
Yerusalem dan Bait Allah pada tahun 70. Peristiwa ini sekaligus mengubah kehidupan
bangsa-bangsa lain sebagai lawan politik yang ada di sekitarnya supaya dapat terus
bertahan. Orang Yahudi pun mempertahankan stamina moral dan orientasinya kepada
dalam periode Perjanjian Baru. Nama Farisi berasal dari kata “parash” yang bearti
Mereka memisahkan diri dari segala bentuk sekularisme dan hal-hal yang dianggap
jahat agar tetap dapat mempertahankan ketaatan dan moral kepada Hukum Taurat.
Golongan ini muncu setelah berakhirnya gerakan Makabe,, dan pada tahun 135
Sebelum Masehi, golongan ini telah terorganisir dengan baik. Mereka berpegang
teguh pada Hukum Taurat dan kitab para nabi. Mereka percaya kepada kebangkitan,
Kata “Saduki” berasal dari kata “zadok”, yang adalah golongan imam besar
pada zaman Daud dan Salomo. Anak-anak imam Zadok adalah golongan imam yang
bekerja juga dalam pembuangan. Jumlah golongan ini lebih sedikit dibandingkan
30
kehidupan umat Yahudi dan Yudaisme pada periode Raja Herodes. Mereka juga
hurufiah. Hukum Musa dianggap yang benar dan berwibawa dibandingkan dengan
kitab-kitab para nabi dan tulisana-tulisan lainnya. Mereka tidak menerima apa yang
kebangkitan kekekalan pada jiwa manusia. Hidup keagamaan mereka tergantung pada
etika dan moral dan terbuka kepada budaya Helenis. Mereka adalah golongan
Romawi. Misi pembaharuan yang mereka lakukan adalah pembaharuan secara moral
dengan golongan Saduki maupun Farisi. Arti nama esenes tidak dapat dipastikan,
tetapi ada hubungannya dengan kata Yunani “hosios”, yang artinya “suci”. Mereka
kebersamaan yang kuat, sehingga kehidupan sosial mereka sama, tidak ada yang
miskin atau pun kaya. Mereka bekerja dan hidup secara sederhana, di luar kegiatan
pekerjaan mereka harus memakai baju putih. Mereka juga berpegang pada hukum
taurat, terutama pada hari Sabat. Mereka menekankan hidup yang bersih secara
jasmani sehingga mencerminkan hidup batin yang suci pula. Mereka percaya kepada
31
hal-hal supernatural seperti orang farisi. Mereka adalah golongan yang juga
yang adalah murid Yesus memberi responnya kepada misi-misi pembaharuan yang
dilakukannya melalui kekuatan politik maupun dengan agama dan moral. Ia menulis
Injil yang ditujukan kepada orang Yahudi untuk memberikan pengertian bahwa
mereka membutuhkan pembaharuan secara rohani dan bukan politik. Matisu hendak
menulis tentan Yesus yang dating untuk menggenapi Hukum Taurat dan
melimpahkan anugerah-Nya untuk misi pembebasan orang Yahudi secara rohani dan
bukan secara politik. Itulah sebabnya Matius mempresentasikan Yesus sebagai Mesias
yang dinanti-nantikan oleh orang Yahudi, tetapi Yesus sebagai Mesias dating bukan
sebagai ganti legalisme yang menjurus kepada perlawanan politis. Berita Kerajaan
Surga yang dibawakan oleh Yesus dalam tulisan Matius telah menerjemahkan
kembali pengertian Kerajaan Allah dalam sejarah Israel. Tetapi lahirnya kekristenan
dipandang oleh orangYahudi yakni ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sebagai
tajam. Pelayanan Yesus yang diceritakan oleh Matius tampak suatu kontradiksi dari
32
Menurut Marulak Pasaribu24, Matius ingin menjelaskan bahwa Yesus yang ia
beritakan dalam Injil adalah Mesias yang dinubuatkan oleh para nabi dalam PL. Ia
mencatat bahwa Yesus adalah penggenapan segala nubuatan PL. Hal ini terbukti
menghubungkan berita PL dengan hidup dan pelayanan Yesus (bdg. Mat 1:22-23; Yes
pertanyaan yang muncul dari berbagai jemaat mula-mula tentang siapakah Yesus
yang mati tersalib, kemudian bangkit dan yang berjanji bahwa Ia akan datang kembali
untuk mengokohkan Kerajaan Allah di bumi. Matisu ingin mencatat dan meneruskan
pengajaran yang disampaikan oleh Yesus kepda para murid dan pengajaran Yesus
adalah juga Firman Allah yang berlaku untuk semua generasi dan yang berlaku untuk
bangsa-bangsa di luar Yahudi (bdg. Mat 1:5; 2:1-12; 3:9). Selain itu, Matius ingin
menggarisbawahi apa yang Tuhan Yesus kehendaki dan harapkan untuk diyakini dan
dikerjakan oleh para murid, yaitu bagaiman gereja Tuhan hidup dan bekerja sambil
menanti kedatangan-Nya kembali (bdg. Mat 5-7, 10, 13, 18, 24-25). Matius ingin agar
orang Yahudi yang sudah percaya juga terlibat dalam pemberitaan Injil yaitu untuk
Injil Matius mengandung unsur polemik yang kuat dengan orang Farisi. Farisi
merupakan sekte Yahudi yang sangat dihormati dan sangat menekankan pemeliharaan
tradisi dari guru-guru penting masa lalu. Mereka tidak bisa melihat tangan Allah di
dalam apa yang Yesus lakukan, dan melawan Dia di setiap kesempatan. Matius
24
Marulak Pasaribu. Eksposisi Injil Sinoptik. (Malang: Gandum Mas, 2005). 142.
33
mencatat kritikan Yesus terhadap orang Farisi, berikut upaya-upaya mereka di dalam
Meskipun universalisme ala Paulus atau Lukas tidak ditemukan di sini, terdapat suatu
keteguhan bahwa bangsa-bangsa lain memiliki ruang di dalam skema ilahi, khususnya
kedatangan orang Majus untuk emlihat bayi Yesus, banyak mencatat tentang “Galilea,
perwira asing atau penyembuhan anak perempuan dari seorang wanita Kanaan.
memaparkan apa yang Yesus katakan dengan sangat gamblang. Khotbah di Bukit
hanyalah salah satu dari lima diskursus penting di Injil Matius. Matius juga
memasukkan banyak perumpamaan dan dari waktu ke waktu mencatat Yesus sedang
mengajar, meskipun isi ajaran-Nya tidak selalu dimuat. Matius jelas sangat
meneruskan banyak dari pengajaran itu kepada para pembaca. Ia sendiri tampaknya
merupakan guru yang baik dan sangat memperhatikan para pengajar di dalam jemaat.
Cukup jelas bahwa Matius menulis sedemikian rupa untuk menolong para pengajar
itu. Menulis padas zaman ketika kepemilikan buku bukanlah hal yang umum, MAtius
menuliskan sejumlah besar pengajaran di dalam bentuk yang mudah diingat. Ia juga
menyusun banyak hal di dalam bentuk rangkap tiga (tiga pesan kepada Yusuf, Tiga
25
Leon Morris. Injil Matius. (Surabaya: Momentum, 2005). 6
34
penyangkalan Petrus), rangkap tujuh (tujuh perumpamaan di pasal 13, tujuh ucapan
celaka di pasal 23), dan memakai beragam kelompok numerik yang akan
memudahkan memorisasi.
Dalam menyusun kalimat yang efesien Matius sangat berbakat. Saat mencatat
kisah yang telah dituliskan oleh Markus, cerita matius hamper selalu lebih singkat.
France menunjukkan bahwa di dalam mencatat cerita wanita yang sakit pendarahan.26
Markus memakai 154 kata, Lukas 114, tetapi Matius hanya 48 kata. “meski demikian,
catatan Matius mengandung semua unsur penting; lamanya wanita itu menderita
“Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepdamu seperti yang kau kehendaki,” dan
fakta bahwa wanita ini langsung disembuhkan.” Tetapi jika ia memiliki informasi
tambahan yang ia pandang penting, catatannya bisa lebih panjang dari yang lain,
seperti saat ia menambahkan ke dalam kisah tentang wanita Kanaan, kalimat bahwa
Yesus hanya diutus bagi domba-domba yang terhilang dari umat Israel, (Mat 15:24).
Matius memiliki lima perikop pengajaran utama (pasal 5-7, 10, 13, 18, 23-25).
B. W. Bacon menjadikan fakta ini sebagai dasar bagi pandangannya yang cukup
banyak didukung, 27 yaitu bahwa Matius sedang mengganti kelima kitab Musa dengan
kelima kitab Taurat mesianik. Terkadang, pandangan ini dikaitkan dengan pendapat
tentang Musa yang Baru atau Eksodus yang Baru. Tetapi Matius tampaknya tidak
26
R. T. France. Matthew: Evangelist and Teacher. Eugene, Oregon. Wipf & Stock Pub, 2004). 134.
27
Pandangan ini diterima, misalnya, oleh R. H. Fuller. Ia berkata, “Petunjuk kepada theology Matius
adalah kelima diskursus. Kelimanya sejajajr dengan Lima KItab Musa. Yesus adalah Musa kedua,
pendiri dan pemberi hukum bagi Israel baru, yaitu jemaat” (A Critical Introduction to the New
Testament [London,1996], 117).
35
mengarah ke sini. Struktur ini tidak harus menunjukkan penafsiran Injil Matius
tentang Lima Kitab Musa yang baru, dan Injil Matius secara keseluruhan juga bukan
merupakan imbangan dari kelima kitab itu. Setiap orang yang menelaah Injil Matius
menampilkan Yesus sebagai Mesias, Raja orang Yahudi. Hal ini bisa dilihat dalam
bagian-bagian seperti silsilah Yesus (1:1-17); kunjungan orang Majus (2:1-12); Yesus
sperti kitab-kitab Injil yang lain, tulisan yang terpampang di atas kayu salib (27:37).
Di samping itu, dalam kitab Injil yang pertama ini banyak yang diceritakan berkenaan
dengan “Kerajaan Sorga”. Ungkapan ini hanya dipakai oelh Matius saja.
diri Tuhan Yesus Kristus. Seringkali Matius menunjuk atau mengutip kata-kata para
nabi dan mengaitkannya dengan oknum yang menjadi pokok kitabnya. Bagian-bagian
yang amat penting adalah 1:22; 2:15,17,23; 4:14; 8:17; 12:17; 13:35; 21:4; 26:54,56;
Kerajaan Allah
36
Kita mulai dengan Kerajaan Allah, yang tentu saja merupakan hal yang sangat
pemerintahan Allah atas ciptaan, atas segala makhluk, atas kerajaan-kerajaan di dunia,
dan dalam cara yang unik dan khusus, atas umat pilihan dan tebusan-Nya, merupakan
inti pesan Kitab Suci Ibrani.”28 Dalam halaman-halaman Perjanjian Baru dinyatakan
secara jelas bahwa janji Allah digenapi, akhir zaman telah tiba ( 1 Kor 10:11), ciptaan
baru telah dating, hidup kekal telah tiba, dan perjanjian baru menjadi kenyataan.
Dalam bagian pertama akan menjelaskan tema-tema tersebut sebab Perjanjian Baru
melanjutkan narasi yang dimulai dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Baru memetik
kisah keselamatan dari Perjanjian Lama, di mana Allah berjanji memberkati seluruh
dunia melalui Abraham dan keturunannya (Kej 3:15; 12:1-3; 13:14-17; 15:4-5; 17:4-
menagaitkan kisah tentang benih, atau keturunan, yang dijanjikan kepada Abraham.
Janji itu tidak digenapi dengan mudah karena Sara dan Ribka bergumul dengan
kemandulan, dan itu merupakan jalan yang panjang sebelum kelahiran Ishak, Yakub,
dan Esau. Negeri yang dijanjikan juga tidak digenapi sebab Abraham, Ishak, dan
Yakub menjadi pengembara di negeri yang dijanjilan, dan Kejadian ditutup dengan
28
Goldsworthy, New Dictionary of Biblical Theology. (Cambridge, Massachusetts:IVP
Academic,2004). 618.
29
Alexander T. D. From Paradise to Promised Land: An Introduction to the Pentateuch. (Grand
Rapid: Baker Academic,2002). 15.
37
Akan tetapi, Allah secara perlahan menggenapi janji-Nya. Yakub memiliki
dua belas anak, dan janji keturunan yang tak terhitung banyaknya mulai menjadi
kenyataan dala Kitab Keluaran. Sesungguhnya, begitu banyak anak Israel yang
dilahirkan sehingga Firaun mulai takut atas kelangsungan hidup bangsa dan
kekuatannya. Jika janji tentang banyak keturunan itu secara perlahan mulai menjadi
janji-Nya bahwa Israel akan memiliki tanah Kanaan. Yahweh menyelamatkan Isarel
dari perbudakan di Mesir dengan tanda-tanda dan mukjizat yang luar biasa, dan Musa
menuntun bangsa itu ke Sinai, tempat Allah membuat perjanjian dengan mereka dan
memberi mereka hukum-Nya. Namun, bangsa itu tegar tengkuk dan keras kepala
sebab mereka membuat patung anak lembu emas, menguji Tuhan dalam banyak cara,
dan gagal mempercayai bahwa Dia akan memberikan kemenangan kepada mereka di
mereka mereka dengan 40 tahun mengembara di padang gurun. Baru setelah kematian
Musa, Yosua memimpin bangsa Israel masuk tanah Kanaan, dan Tuhan sekali lagi
bekerja denagn cara menakjubkan dan ajaib untuk emnolong bangsa Isarel
menaklukkan musuh-musuh mereka dan merebut kepemilikan atas negeri itu. Dua
janji Allah telah digenapi; Israel mewarisi negeri itu dan jumlah keturunan bertambah
dengan cepat.
Tentu saja, belum cukup bahwa Israel tinggal di negeri dalam populasi yang
besar. Mereka mendapat mandate untuk hidup sebagai umat Tuhan, mempercayai
Allah, dan melakukan kehendak-Nya. Kita meilihat dalam masa hakim-hakim bahwa
38
Israel gagal dengan sangat menyedihkan. Bukannya hidup sebagai umat Allah yang
kudus dan berbeda, mereka malah mengadopsi cara hidup bangsa Kanaan dan
bangsa lain untuk menindas dan menaklukkan mereka. Ketika Israel berseru kepada
mereka dari penindas mereka. Sayangnya, ketaatan Isarel selalu berumur pendek, dan
oleh karena itu mereka teroerangkap dalam siklus yang tampaknya tiada akhir dari
kelepasan-pemberontakan-hukuman-pertobatan.
Hakim-hakim berakhir dengan catatan yang agak suram. Sikap suku Dan
dalam menyerang bangsa yang tenang dan damai serta memperkerjakan imam untuk
mendukung agenda mereka sendiri sangat berbeda dari apa yang diperintahkan
komentar bahwa Israel tidak memiliki raja dan setiap orang berbuat apa yangbenar
menurut pandangannya sendiri (Hak 17:6; 21:25). Kemerosotan Israel tampak jelas
pada pembukaan kitab 1 Samuel sebab anak-anak Elia, Hofni dan Pinehas,
dan hakim, tetapi naiknya Samuel tidak memberikan solusi jangka panjang sebab
percaya kepada Yahweh. Israel merindukan seorang raja sehingga mereka bisa seperti
atas pemerintahan Allah sebagai raja. Israel tidak hidup di bawah ketuhanan Allah
39
sebagai bangsa yang kudus. Sebaliknya, mereka inginmenjadi seperti bangsa-bangsa
yang puny araja yang memimpin mereka dalam peperangan. Meskipun demikian,
Tuhan setuju bahwa Israel haryus memiliki raja. Meskipun motif Israel salah, raja itu
menggambarkan pemerintahan Tuhan pada masa yang akan datang atas umat-Nya.30
Sebagai raja pertama, Saul mengikhtisarkan sejarah Israel. Pada mulanya, ia rendah
kepercayaannya kepada Allah dan menjalankan kerajaan itu menurut caranya sendiri
dan sesuai dngan hikmatnya sendiri. Oleh sebab itu, Allah menolak Saul sebagai raja
Daud menjadi model “orang yang berkenan kepada Allah”, yang melalui penolakanya
kepda Tuhan. Oleh karena mengandalkan Tuhan, Daud diberi kemenangan atas
musuh-musuh Israel. Untuk pertama kalinya Israel tampak menjadi umat Tuhan,
hidup di bawah ketuhanan-Nya di negeri itu. Daud rindi membangun bait suci bagi
ibadah sesuai dengan Ulangan 17. Namun, Allah melarang Daud membangun bait
suci karena ia telah mencurahkan banyak darah dalam perang. Penerus Daud dan
anaknya, Salomo, seorang yang damai, itulah yang akan membangun bait suci.
30
David. M Howard. Jr. “Review article:The Case for Kingship in Deuteronomy and the Former
Prophets.” WTJ 52:101-15. Para ahli telah lama bergumul dengan fakta bahwa Israel memiliki motivasi
yang salah dalam menginginkan seorang raja sedangkan pada saat yang sama, tampak merupakan
rencana Tuhan agar Israel punya raja. Raja Israel pada masa yang akan datang bukanlah akomodasi
bagi bangsa itu, seolah-olah kerajaan itu lebih rendah daripada rencana semula Allah. Problemnya,
motivasi Israel dalam menginginkan seorang raja adalah mereka ingin seperti bangsa-bangsa lain yang
memiliki raja yang memimpin mereka dan pergi berperang bagi mereka.
40
Namun, Allah memberlakukan perjanjian dengan Daud di mana Dia berjanji bahwa
keturunannya akan ada untuk selama-lamanya. Daud rindu membangun rumah bagi
Allah, tetapi Tuhan berjanji bahwa Dia akan mengokohkan keluarga Daud untuk
selama-lamanya. Keturunan Daud secara individu akan dihukum, bahkan ditolak jika
mereka berdosa, tetapi keturunannya itu tidak akan pernah berakhir. Perjanjian yang
89;132). Jadi, tampak jelas bahwa janji berkat bagi seluruh dunia dan pengharapan
bahwa Israel akan menjadi umat yang sungguh-sungguh taat kepada Tuhan akan
digenapi melalui kehadiraan seorang raja, keturunan Daud. Dalam kitab para nabi,
pengharapan tentang raja yang akan dating, keturunan Daud, sering kali ditonjilkan.
Janji keselamatan Allah akan digenapi melalui datangnya raja yang dijanjikan itu.
Sekalipun memiliki banyak kelebihan, tampak jelas Daud bukanlah raja yang
ideal. Perzinahannya dengan Batsyeba dan pembunuhan atas Uria menyebabkan Israel
menunjuk ke depan pada seorang raja yang akan dating, seorang yang akan lebih
mengabdi kepda Tuhan dan lebih mulia daripada dia. Pembaca bersiap untuk berpikir
bahwa raja yang lebih besar itu bisa jadi Salomo. Ia memulai pemerintahannya
dengan keinginan untuk ememrintah atas Israel dengan bijaksana, dan sebagai
seorang yang cinta damai, ia membangun bait suci Tuhan. Namun, seiring waktu
menyembah ilah palsu. Kedamaian dan hikmat yang tampak dijanjikan Salomo akan
terwujud melalui raja lainnya. Tuhan menghakimi Salomo atas ketidaktaatnnya, dan
41
setelah kematiannya, kerajaan terpecah menjadi dua; Israel di utara dan Yehuda di
selatan.
Setiap raja dari kerajaan utara, Israel , tidak saleh, dan menyembah di mezbah
yang dilarang oleh Taurat. Bangsa itu mengalami beberapa masa puncak dan
kejatuhan politik, tetapi firman Tuhan tidak bisa dihindari. Pada 722 Sebelum Masehi,
selatan yang mempertahankan garis keturunan Daud, tidak sesuram itu. Beberapa raja
lintasan masih menuju ke bawah, dan Yehuda menyusuri jejak-jejak Israel dan
Sebagian besar kitab para nabi ditulis selama pemerintahan raja-raja Israel dan
Yehuda. Rangkuman singkat untiuk kitab para nabi tentu saja tidak akan memadai,
tetapi kita bisa mengatakan bahwa para nabi memberitakan penghukuman maupun
yang berpaling dari Allah dan tidak mau menaati firman-Nya akan dihukum. Kata-
kata hukuman itu digenapi ketika pembuangan menjadi kenyataan pada 722 Sebelum
Masehi dan 586 Sebelum Masehi. Meskipun demikian, hukuman bukan kata akhir
bagi Israel. Para nabi memandang ke depan pada hari ketika janji keselamatan llah
akan digenapi, kerajaan-Nya akan dating, perjanjian baru akan dimulai, eksodus baru
31
Thomas R. Schreiner. New Testament Theology.(Yogyakarta: ANDI, 2015). 17.
42
dari Babel akan diwujudkan, Roh Kudus akan dicurahkan atas Israel, dan Israel akan
memelihara hukum Allah. Para nabi menjanjikan ciptaan baru, bait suci baru,
perjanjian baru, dan raja baru. Pembuangan akan berakhir, dan padang gurun akan
berbunga.
Akan tetapi, janji agung dalam kitab para nabi tidak digenapi ketika
pembuangan itu berakhir pada 536 Sebelum Masehi.32Israel memang kembali dari
babel dan bait suci dibangun, tetapi bait suci itu tidak semegah bait suci Salomo.
Bangsa itu juga tidak menikmati kemakmuran yang mulia, kemuliaan sebagaimana
ditunjukkan melalui penglihatan Yesaya 40-66. Israel hanya kecil, penuh pergumulan,
dan Maleakhi mencatat rendahnya kondisi rohani bangsa itu. Masalah juga tidak
membaik selama 400 tahun sebelum kedatangan Yesus dari Nazaret. Israel adalah
pion di antara Ptolemis dan Seleukid. Masa kebebasan yang singkat dialami bersama
Hasmonean pada abad pertama dan kedua SM. Namun, masa selingan itu hanya
singkat, dan tentara Romawi segera menyerbu masuk dan menaklukkan Israel, serta
mengangkat keluarga HErodes dan wali negeri untuk memerintah atas negeri itu.
Sketsa yang sangat ringkas tentang sejarah Israel ini membantu kita
memahami pentingnya klaim Yesus bahwa Kerajaan Allah sudah dekat (Mat 4:17;
Mrk 1:15). Orang-orang yang mendengar Yesus tidak meminta definisi kerajaan.
32
Rangkuman atas apa yang dinantikan dan dirindukan Israel, lihat Bauckham 2001:435-37. Hal yang
digambarkan Bauckham sebagai pemulihan di sini juga bisa digambarkan sebagai penggenapan janji-
janji kerajaan. Terminologi yang digunakan tidak menentukan karena ungkapan yang berbeda
digunakan untuk menggambarkan realitas yang sama.
43
Mereka memahami bahwa Yesus memproklamsikan datangnya masa baru yang mulia
di mana Israel akan ditinggikan dan bangsa-bangsa tunduk kepada Allah Israel. Tuhan
akan memerintah atas seluruh bumi, anak Daud akan melayani sebagai raja, dan
pembuangan akan berakhir. Perjanjian baru akan digenapi, umat Allah akan
memelihara hukum-Nya, dan ciptaan baru yang dijanjikan akan menjadi kenyataan.
Tuhan akan mencurahkan Roh-Nya kepada semua manusia, dan janji kepada
Abraham bahwa semua bangsa akan diberkati, sampai ujung bumi, akan menjadi
kenyataan.
Injil Sinoptik menyatakan dengan jelas bahwa Kerajaan Allah merupakan hal
sentral dalam pengajaran Yesus. Berkaitan dengan hal ini, Dia tidak berbeda dengan
Yohanes Pembaptis, yang juga memberitakan tentang kerajaan yang akan dating (Mat
3:2). Pengajaran Yohanes di padang gurun dan baptisan yang ia lakukan di sungai
Yordan menandai janji eksodus baru bagi orang-orang yang bertobat dan mengakui
dosa mereka (Mat 3:3-6),33 tetapi hukuman akan turun ke atas orang yang tidak mau
bertobat (Mat 3:7-10). Ungkapan “Kerajaan Allah” (kingdom of God) muncul 4 kali
dalam Matius, 14 kali dalam Markus, 32 kali dalam Lukas, 4 kali dalam Yohanes.
Sekilas, Matius tampaknya tidak sering menggunakan frasa ini, tetapi kemudian kita
33
Thomas R. Schreiner. New Testament Theology.(Yogyakarta: ANDI, 2015). 18. Lihat Meier
(1996:46) berkata, “Padang gurun secara alami mengingatkan orang-orang Yahudi tentang setiap garis
peristiwa awal: eksodus dari Mesir, perjanjian di Sinai, dan empat puluh tahun pengembaraandi padang
gurun.” Ia melanjutkan dengan berkata “Sama halnya, Sungai Yordan merupakan symbol yang tepat
bukan hanya dalam pembasuhan dosa, melainkan juga masuknya Israeldalam kehidupan yang baru dan
lebih baiksetelah pengembaraanya di padang gurun pemberontakan melawan Allah.”
44
heaven) 32 kali. Dispensasi yang telah ada sebelumnyamembedakan antara “Kerajaan
Allah” dan “Kerajaaan Sorga”, tetapi saat ini hanya sedikit yang mempertentangkan
perbedaan itu. Penjelasan ilmiah yang umum saat ini adalah Injil Matius ditujukan
hanya untuk orang Yahudi, dan orang Yahudisering kali dengan penuh hormat
ungkapan “Kerajaan Allah” dan “Kerajaan Sorga” merujuk pada realitas yang sama
kali untuk membedakan antara wilayah surge dan bumi. Penggunaan di sini
meneguhkan bahwa bentuk jamak “sorga” merujuk pada Allah, sedangkan bentuk
tunggal “sorga” merujuk pada langit. Dengan kata lain, Matius sengaja menggunakan
surga dan bumi untuk membandingkan cara Allah dengan cara manusia. Pemisahan
antara jalan Allah dan kita juga tampak pada (1) pasangan “sorga dan bumi”; (2)
tekanan bahwa Bapa ada di surge [terpisah dan ditinggikan mengatasi manusia]; dan
(3) perbedaan antara kerajaan surga dan kerajaan yang ada di bumi dan jahat. Oleh
sebab itu, ungkapan “Kerajaan Sorga” berfokus pada kebenaran bahwa Kerajaan
Allah berasal dari atas. Kerajaan-Nya tidak bersifat duniawi, tetapi lebih
semua yang disebut allah. Secara khusus, Matius menekankan datangnya kerajaan
surgawi Allah dalam Yesus. Kerajaan di bumi dan bukan manusiawi yang
45
digambarkan dalam Daniel 7 membuka jalan bagi kerajaan dari atas dengan
Allah. “Sejak waktu itulah Yesus memberitakan; ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga
sudah dekat!’” (Mat 4:17). “Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke galilee
memberitakan Injil Allah, kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah
memberitakan Kerajaan Allah sudah dekat dan penggenapan kabar baik bahwa Allah
akan menebus umat-Nya. Janji tentang kabar baik (euangelion) ini menjangkau balik
ke Yesaya, di mana kabar baiknya adalah eksodus baru dari Babel, kembali dari
pembuangan (Yes 40:9; 52:7). Namun, kembalinya mereka dari pembuangan yang
dijanjikan oleh Yesaya tidak dapat dibatasi hanya pada kembalinya mereka dari
pembuangan karena Yesaya berjanji bahwa Allah akan menggenapi semua janji
keselamatan-Nya kepada Israel yang mencapai puncaknya dalam ciptaan baru (Yes
65:17; 66:22). Meskipun Israel kembali dari pembuangan pada 536 SM, penggenapan
yang dijanjikan dalam Yesaya 40:40-66 tidak menjadi kenyataan. Ciptaan baru tidak
dimulai, kekuasaan si jahat juga tidak dihancurkan. Menariknya, orang Yahudi tidak
menyimpulkan dari hal ini bahwa nubuat Yesaya salah. Namun, komunitas Qumran
(1QM IX, 19-21) dan orang Kristen mula-mula percaya bahwa nubuat Yesaya sedang
digenapi pada zaman mereka. Yesus memberitakan bahwa Israel akan menerima janji
46
Allah. Allah akan berkuasa dan memerintah atas umat-Nya dengan cara
Kerajaan Allah merupakan tema utama pelayanan Yesus, dan makna konsep
ini harus dibedakan dari Perjanjian Lama karena Yesus tidak menjelaskan hal itu di
mana pun. Ketika Yesus merujuk pada Kerajaan Allah, yang Dia pikirakan adalah
keselamatan Allah menjadi kenyataan, orang-orang yang menjadi musuh Allah akan
dihukum. Namun, Yesus menarik perhatian pada pekerjaan keselamatan Allah demi
adalah karakternya yang ambigu. Kerajaan itu bisa dijelaskan dalam lingkup “sudah,
tetapi belum”. Kerajaan Allah sudah dimulai dengan pelayanan Yesus, tetapi masih
belum mencapai puncaknya. Dia telah datang, tetapi keselamatan penuh dan hukuman
yang dijanjikan masih belum terjadi. Akhirnya, Matius menekankan peran Yesus
dalam Kerajaan Allah. Janji-janji kerajaan itu digenapi dalam Yesus dan melalui
menentukan siapa yang akan masuk Kerajaan Allah pada hari terakhir.
Yesus Kristus adalah pusat rencana Allah dalam pagelaran panjang sejarah
penebusan. Siapakah Yesus Kristus? Apa yang membuat Dia sentral dalam rencana
Allah? Bukankah Dia seorang Yahudi? Bagaimanakah seorang manusia Yahudi dapat
47
menjadi Juruselamat seluruh umat manusia? Bukan hanya banyak pertanyaan dan
abad. Kristologi adalah sebuah doktrin yang sangat penting dan vital tanpa Yesus
Begitu banyak fase paradoksial yang harus dibahas tentang Pribadi ilahi yang
kontroversial ini; Manusia tetapi juga Allah. Hamba dan Raja Mesias. Tak berdosa
salib dan mahkota. Alfred Edersheim (1825-1889), seorang Yahudi Austria yang
bertobat menjadi orang Kristen, kemudian belajar teologi dan menjadi pakar
zaman mula-mula, menulis buku yang sangat rinci tentang kehidupan Yesus sang
Mesias pada zaman-Nya. Harapannya adalah agar para pembacanya dapat melihat
bukan hanya lukisan tentang Yesus Kristus sebagai sosok historis, tetapi juga latar
belakang lukisan itu sendiri. Tulisan ini menjadi sebuah studi klasik tentang Yesus
yang historis, yang berbicara bukan hanya kepda orang-orang Yahudi pada zaman-
seorang “Mesias” entah dalam bentuk verbal atau nominal, tidak bearti orang yang
Hal itu sekedar menunjukkan bahwa seseorang telah diurapi oleh Allah untuk tugas
34
Alfred Edersheim. The Life and Times of Jesus The Messiah. (Grand Rapid: Hendrickson
Publishers, 1993). X-xi
35
William Horbury. Jewish Messianism and the Cult of Christ. (London: SCM Press, 1998). 7-13.
48
tertentu. Istilah “orang yang diurapi” juga tidak selalu bearti orang itu adalah raja.
Menyebut raja sebagai yang diurapi tidak menyiratkan bahwa ia adalah Allah.
Sesungguhnya, bahkan Koresy, raja kafir yang tidak mengenal Yahweh (Yes 45:4-5)
Sejak zaman gereja mula-mula ada ajaran-ajatran sesat yang tak mengakui
Yesus adalah manusia sejati. Dalam zaman gereja mula-mula, ada aliran bidat yang
bernama Doketisme – dari kata Yunani dokeo, yang bearti “berpikir” atau “tampak.”
Bidat ini mengajarkan bahwa Kristus bukanlah manusia. Ia hanya tampak seperti
ini secara resmi dinyatakan sebagai bidat oleh Konsili Chalcedon pada tahun 451.
Ia lahir dari seorang perempuan—perawan Maria (Mat 1:18; 2:11; 13:55; Yoh
1:14; 2:1; Kis 13:23; Rm 1:3; Gal 4:4). Yesus tidak dikandung sebagai hasil hubungan
antara laki-laki dan perempuan. Alkitab menegaskan bahwa Maria, seorang perawan,
mengandung oleh kuasa Roh Kudus (Mat 1:18; Luk 1:35). Meskipun Yesus
dikandung dalam Rahim perempuan, Ia bukan anak manusia menurut daging, sebab
tak ada anak manusia menurut daging yang tak berdosa. Semua manusia dilahirkan
dalam dosa. Fakta Yesus dikandung oleh Roh Kudus mempunyai maksud ilahi, yaitu,
Yesus haruslah seorang manusia tanpa dosa. Namun, fakta alkitabiah jelas
36
George A. Matther & Larry A. Nichols, eds. Dictionary of Cults, Sects, Religions And the Cult,
“Docetism” (Grand Rapids: ZondervanPublishing House, 1993). 177.
49
Fakta bahwa Yesus dikandung Roh Kudus, tidak bearti bahwa Ia tak
menyatakan bahwa Yesus juga mengalami proses pertumbuhan fisik dan hikmat (Luk
2:40, 52) sebagaimana diutarakan oleh Peter.37 Sebagai manusia, Yesus juga sama
seperti kita, mempunyai kebutuhan dan kelemahan jasmaniah, hanya, tidak seperti
kita, Ia tidak berdosa. Yesus bisa lapar (Mat4:2). Ia bisa haus (Yoh 19:28). Ia bisa
letih (4:6). Ia perlu tidur (Mat 8:24). Ia bisa mati (Yoh 19:30). Ia meratapi Yerusalem
(Mat 26:36, 40). Ia bisa dicobai dalam segala hal seperti kita, tetapi tidak berdosa (Ibr
4:15).
Para ahli sering kali mendapati bahwa PL hanya berbicara sedikit tentang
kedatangan orang yang diurapi pada masa yang akan datang.38 Untuk memahami
bagaimana pada masa PB ada pengharapan umum akan kedatangan Mesias meskipun
PL tidak menekankan Mesias yang akan datang (tetapi band. Dan 9:25-26), kita perlu
bahwa Daud dan ahli warisnya sering kali digambarkan sebagai orang yang diurapi. 39
Kedua, Daud dan ahli warisnya bukan sekedar diurapi sebagai raja secara individual
terlepas dari tujuan penyelamatan Allah yang lebih besar. Yahweh membuat
perjanjian dengan Daud dimana Dia berjanji bahwa keturunan Daud tidak akan
37
Peter S. Wong. Injil Yesus Kristus Sebuah Pengantar Teologi Injili. (Jakarta: Yayasan Kartidaya,
2011). 178.
38
William Horbury. Jewish Messianism and the Cult of Christ. (London: SCM Press, 1998). 13-25.
39
Lihat 1 Samuel 16:12-13; 2 Samuel 2:4, 7; 3:39; 5:3, 17; 12:7; 1 Raja-raja 1:34, 39, 45; 5:1;
Mazmur89:20, 38, 51; 132: 10, 17.
50
pernah berakhir; salah satu dari anak-anak-Nya akan selalu memerintah di atas
takhtanya (2 Sam 7:11-29; 1 Taw 17:10-27).40 Kasih perjanjian Allah dengan Daud
tidak dapat dibatalkan sehingga Allah tidak akan pernah menyingkirkan kasih
perjanjian-Nya dari keturunan Daud meskipun Dia akan menghukum keturunan Daud
kematian daud. Janji Allah kepada Daud didasarkan pada kasih perjanjian-Nya yang
kekal (Mzm 89:2-4). Perjanjian-Nya terdiri dari janji bahwa salah seorang keturunan
Daud akan berkuasa di atas takhtanya untuk selama-lamanya. Mazmur 132 juga
meneguhkan kembali janji Allah untuk menempatkan salah seorang keturunan Daud
di atas takhta (Mzm 132:11). Namun, Mazmur 132:12 menyiratkan bahwa janji itu
tergantung pada ketaatan keturunan Daud. Orang yang tidak taat tak akan menerima
Yesaya 7-8 menubuatkan satu hari ketika raja Asyur akan menaklukkan
kerajaan utara Israel dan kerajaan Syria dan juga hamper menaklukkan kerajaan
selatan Yehuda. 41 NAmun, akhirnya Yehuda dan rajanya akan menang. Yesaya 9:2-7
berjanji bahwa Tuhan akan memberikan kemenangan kepada umat-Nya dan mereka
akan mengalahkan setiap tentara asing. Kemenangan itu akan terjadi melalui seorang
anak laki-laki, melalui seorang yang akan memerintah atas umat Allah. Tunas Daud
raja yang akan datang jelas terlihat dalam Yesaya 11, sebab ia akan “keluar dari
40
Thomas R. Schreiner. New Testament Theology.(Yogyakarta: ANDI, 2015). 130.
41
Richard Schultz. The King in the Book of Isaiah. (Grand Rapids: Baker Academic, 1995). 141.
51
tunggul Isai” (Yes 11:1) dan “taruk dari pangkal Isai” (Yes 11:10. Dia akan dikaruniai
Roh dan membawa masuk dalam masa damai dan kebenaran sebagai penguasa.
Yeremia sering kali merujuk pada penggenapan janji yang dibuat dengan
Daud pada masa yang akan datang. Yeremia 23:5-6 terutama sangat menakjubkan:
akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebaga raja yang
bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Pada zamannya
Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya
yang diberikan orang kepadanya; TUHAN—keadilan kita.” Jadi kita telah melihat
sejauh ini bahwa raja keturunan Daud diurapi sebagai raja yang berdaulat, dan
perjanjian Daud menyatakan bahwa keturunan Daud akan duduk di takhta untuk
selama-lamanya. Hanya sedikit teks yang secara eksplisit menjanjikan orang yang
Daud dengan fakta bahwa raja-raja diurapi. Tidak ada kekerasan dilakukan pada PL
menggabungkan perjanjian Daud dengan pengurapan raja keturunan Daud, sah bila
keturunan Daud.
52
Ajaran PB tentang Mesias mengalir dari pendahulu Yahudi dan PL. 42
Sebagai Mesias, Dia adalah orang yang memberitakan kerajaan karena kerajaan itu
tidak dapat dipisahkan dari rajanya. Kita telah melihat bahwa Yesus memberitakan
terkejut bahwa Yesus bukanlah Mesias seperti dipikirkan oleh orang Yahudi.
Sesungguhnya, diamnya Yesus dalam Injil untuk menyatakan diri sebagai Mesias
pelayanan-Nya dimulai, dan juga tidak terus menerus menggunakan gelar itu.
Sebaliknya, seperti akan kita lihat, dia lebih suka menyatakan diri sendiri sebagai
“Anak Manusia.”
Pembatasan itu tidak dapat dijelaskan dengan mengatakan bahwa Yesus tidak
sungguh-sungguh percaya bahwa Dia adalah Mesias. Secara historis tidak mungkin
menyatakan dengan jelas bahwa tidak satu pun murid-murid memahami misi Yesus.
Mereka setuju dengan Petrus bahwa Dialah Mesias. Namun, ketika Yesus
Yesus (Mat 16:21-23). Yesus pada gilirannya menyebut intervensi dan sudut pandang
42
William Horbury. Jewish Messianism and the Cult of Christ. (London: SCM Press, 1998). 112..
43
Mark L. Strauss. The Davidic Messiah in Luke-Acts: The Promise and Its Fulfilment in Lukan
Christology. (Sheffield: Sheffield Academic Press). 261.
44
Thomas R. Schreiner. New Testament Theology.(Yogyakarta: ANDI, 2015). 135.
53
Akan tetapi, Yesus sesekali menyatakan diri-Nya sebagai Mesias. Ketika
semuanya, Yesus menjawab bahwa Dialah Mesias yang ia cari (Yoh 4:25-26).
Jawaban kepada perempuan Samaria itu bertolak belakang dengan kata-kata yang
tidak terus terang kepada para pemimpin Yahudi yang menuntut agar Yesus
menyatakan secara terbuka apakah Dia sang Mesias (Yoh 10:24-26). Insiden ketika
Natanael mengakui bahwa Yesus adalah raja Israel dan Anak Allah (Yoh 1:49)
Para penulis Injil mencatat ironi saat pengadilan dan kematian Yesus karena
saat itu gelar “raja” atau “raja orang Yahudi” digunakan secara bebas saat merujuk
pada Yesus. Kekhawatiran Pilatus atas Yesus di dorong oleh penafsiran bahwa Dia
adalah raja saingan (Luk 23:2). Ketika Pilatus bertanya kepada Yesus apakah Dia
“raja orang Yahudi”, Yesus mengelak karena mereka tentu saja berpikir bahwa Dia
adalah raja, oleh karena itu mereka akan menjatuhakan hukuman mati ke atas-Nya
atas hal itu. Drama itu mencapai puncaknya dalam Injil Yohanes ketika para
pemimpin agama merasakan bahwa rencana mereka menjatuhi Yesus hukuman mati
bisa gagal, dan oleh karena itu, mereka berkata bahwa Pilatus mengkhianati
kesetiaanya kepda Kaisar jika ia mengizinkan raja tandingan terlepas dari hukuman
(Yoh 19:12). Pilatus tahu cara melakukan permainan perjuaangan politik, jadi ia
54
Beberapa orang menafsirkan pertanyaan Yesus kepada orang-orang Farisi
tentang Mesias sebagai penyangkalan Yesus bahwa Mesias adalah anak Daud. Yesus
merujuk pada ayat pertama Mazmur 110 untuk mennjukkan bahwa Mesias itu adalah
Tuhan Daud. Dia bertanya kepada orang Farisi bagaimana hal itu sesuai dengan
Mesias yang juga adalah anak Daud. Identitas mesianik Yesus mewarnai Injil Matius
sejak ayat pertama. Silsilah yang membuka Injil ini (Mat 1:1-17) dimulai dengan
“Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud” (Mat 1:1). Sentralitas Yesus yang dikenali
sebagai Mesias sangat jelas dalam Injil Yohanes karena Yohanes secara eksplisit
memberi tahu para pembaca bahwa ia menulis supaya Yesus diakui sebagai Mesias
dan Anak Allah (Yoh 20:30-31). Oleh sebab itu, setiap Injil menekankan bahwa
mengajar tentang perceraian, bahaya kekayaan, dan beragam topic lainnya. Matius
menutup bagian ini dengan kisah Yesus memelekkan mata dua orang buta di
dekatYerikho. Catatan Lukas tentang perjalananan Yesus ke Yerusalem ini jauh lebih
panjang (Luk 9:51-19:44), dan tidak mudah mengaitkan apayang Lukas katakana
dengan catatan Penulis Injil lainnya. Yang jelas, dalam perjalanan ke Yerusalem ini
55
mempersiapkan mereka menempuh jalan yang harus mereka tapaki pada saat masa
Sekali lagi Yesus berhadapan dengan pemahaman yang keliru akan arti taurat
semata tidaklah cukup. Taurat mengizinkan perceraian dan hal ini dimanfaatkan oleh
tidak bearti perceraian harus diupayakan. Perceraian harus dilihat sebagai usaha putus
asa terakhir; segala upaya harus diambil untuk menyelamatkan suatu pernikahan.
Ayat 1. Sekali lagi Matius mencatat Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-
menunjukkan akhir dari sebuah diskursus utama dan peralihan ke narasi berikut. Pada
kesempatan ini, Matius mencatat Yesus berangkat (dengan memakai kata tidak umum
yang juga dipakai di Mat 13:53, lihat catatan di sana) dari Galilea. Matius tidak
sedang berfokus pada Galilea, tetapi di sini untuk terakhir kalinya Yesus
berangkat ke Yudea dan tidak lagi kembali ke Galilea sampai setelah Ia bangkit (Mat
28:6). Keterangan ini penting bagi Matius dan ia mencatatnya. Ia juga mencatat Yesus
tiba di daerah Yudea, yang di seberang sungai Yordan. Karena Yudea berada di
sebelah barat Sungai Yordan, keterangan ini menimbulkan kesulitan. Bisa jadi Yesus
berangkat ke Yudea melalui jalur sebelah timur Sungai Yordan (seperti yang biasa
dilakukan oleh orang Yahudi untuk menghindari daerah Samaria). Hal ini didukung
56
oleh fakta bahwa di dalam perjalanan ke Yerusalem ini, Yesus melalui Yerikho (Mat
20:29). Atau menurut Argyle, Matius bisa jadi memakai Yudea dalam pengertian luas,
yang bearti ,meliputi Perea hingga ke Barat Sungai Yordan; hal ini didukung oleh
banyaknya orang Yahudi yang hidup di Perea. Tetapi lebih mungkin Matius sedang
berkata bahwa daerah seberang sungai Yordan adalah pintu masuk pertama yang
Ayat 2. Yesus pergi ke Yudea bukan untuk menarik diri dari public, karena Ia
disertai oleh orang banyak (bentuk jamak yang sering Matius pakai). Ada dua hal
yang perlu diperhatikan. (1) Jika Matius sekedar berkata orang banyak itu berjalan
bersama Yesus, Matius menyebut mereka mengikuti Dia; Matius gemar memakai
istilah yang jua dipakai bai para murid ini. (2) Yesus menyembuhkan mereka. Matius
sebelumnya tidak menyebutkan ada orang sakit yang mengikut Yesus, tetapi hal ini
bisa diasumsikan; karena itu Matius mencatat Yesus menyembuhkan mereka (Markus
Ayat 3. Orang-orang Farisi (lihat Mat 3:7; di sini tanpa artikel, sehingga lebih
bearti “beberapa orang Farisi,: dan bukannya menunjuk “golongan Farisi”) datang
kepada Yesus (kata yang dipakai menunjukkan mereka menghampiri Yesus secara
formal; mereka mencobai Yesus, mengajukan pertanyaan dengan harapan Yesus tidak
menimbulkan beragam jawaban, dansedikitnya orang Farisi berharap jawaban apa pun
yang Yesus berikan akan membuat-Nya bertentangan dengan sebagian orang yang
57
menceraikan istrinya. Meskipun perempuan tidak erhak menceraikan suaminya tetapi
pengadilan bisa mendesak si suami untuk menceraikan dia. Tetapi bahkan dalam
kasus seperti ini, perceraian tetap dilakukan oleh pihak suami. Taurat memberikan
hak ini kepada suami (Ul 24:1-4); pertanyaan orang Farisi bukan apakah seorang pria
diizinkan untuk menceraikan istrinya dengan alasan apa saja (Dalam versi Inggris
terjemahan NEB “on any and every ground”; JB, “on any pretext whatever”; dan
menurut Moule artinya adalah “on the ground of any cause” “atas dasar apa pun,”
IBNTG, hlm 59).45 Kalimat “didapatinya yang tidak senonoh padanya” (Ul 24:1),
meninmbulkan banyak penafsiran di antara para nabi. Istilah “tidak senonoh” tidak
didefinisikan di ayat ini, tetapi mustahil yang dimaksudkan adalah perzinahan, karena
hukuman bagi perzinahan adalah mati (Ul 22:22). Tetapi menurut aliran Shammai
yang terkenal ketat, Ulangan 24:1 merujuk kepada perzinahan dan melihat perzinahan
sebagai satu-satunya dasar untuk membenarkan suatu perceraian. Tetapi aliran Hillei
yang tiak seketat itu menafsirkan “tidak senonoh” secara lebih luas; bagi mereka, istri
Nantinya menurut tafsiran rabi Akiba, “tidak menyukai lagi perempuan itu” bearti
ketika sang suami menemukan seorang yang lebih cantik maka ia bisa menceraikan
istrinya (Misnah. Git, 9:10; untuk diskusi di antara berbagai aliran, lihat Talmud. Git
90a). dengan opini seberagam itu, topik perceraian merupakan ladang perdebatan
yang sangat luas sehingga orang-orang Farisi bisa jadi berpikir bahwa tidak peduli
sehebat apa pun jawaban Yesus, Ia akan menyinggung hati banyak orang. Orang-
45
Leon Morris. Injil Matius.(Surabaya: Momentum, 2016). 489.
58
orang Yahudi yang tidak sedang bermaksud untuk menceraikan istrinya pun bisa jadi
Ayat 4. Yesus tidak menerima metode penafsiran para rabi atas pertanyaan ini:
Ia tidak memihak salah satu tafsiran. Tetapi dengan merujuk ciptaan, Ia sedang
memakai metode perdebatan para rabi yang dikenal dengan istilah “lebih asli, lebih
berbobot.” Ini bearti apa yang lebih dekat dengan narasi penciptaan, lebih berbobot
dari apa yang Musa katakan jauh di kemudian hari (meskipun, tentu saja, hal ini tidak
dan harus dihormati, tetapi peraturan itu harus ditafsirkan di dalam terang pernyataan
yang lebih asli). Yesus mengajak para penanya ini melihat penciptaan, di mana Allah
dianggap bisa mencipta umat manusia dalam berbagai cara. Tetapi sejak semula Allah
memilih untuk menciptakan manusia laki-laki dan perempuan (Kej 1:27). Menurut
mengambil wanita lain maka setelah Ia menjadikan seorang pria, Ia akan membentuk
banyak wanita” (hlm. 382). Seksualitas kita ditetapkan secara ilahi, dan dimaksudkan
orangtuanya dan “bersatu” dengan istrinya (Kej 2:24). Bersatu merupakan tindakan
46
Melihat begitu mudahnya pria menceraikan istrinya, kita mungkin menduga aka nada banyak
perceraian pada waktu itu tetapi menurut I. Abrahams, tidak demikian faktanya (Studies in Pharisaism
and the Gospels. 1st ser. [New York, 1967], hlm. 66-78). Ia berkata sebagian besar orang Yahudi
menikah pada usia muda dan “sentiment Yahudi dengan kuat melawan perceraian istri masa muda”
(hlm 68). Di dalam Talmud kita membaca,”Jika seorang pria menceraikan istri pertamanya, altar akan
meneteskan air mata” (Git.90b)
59
yang kuat dan menentukan.47 Ketika seorang pria menikah, ia masuk ke dalam relasi
yang baru dan sangat intim, yang melampaui semua ikatan yang sebelumnya ia miliki.
Pada zaman itu, meninggalkan orangtua dianggap sebagai sangat tidak natural; ikatan
atas relasi lain apa pun, bahkan relasi keluarga. Orang harus meninggalkan rumah dan
keluarganya saat membentuk rumah tangganya sendiri. Suami dan istri telah
dipersatukan, diikat lebih erat dari dua orang mana pun juga.
Kitab Suci berkata lebih lanjut,”keduanya itu menjadi satu daging.” Hal ini
merujuk kepada relasi seksual, yang mempersatukan suami dan isri di dalam bentuk
yang paling intim. Paulus melarang jemaat Korintus berhubungan dengan seorang
pelacur karena itu bearti “mengikatkan diri” dengan pelacur itu (1 Kor 6:16), suatu
relasi yang hanya boleh terjadi di antara suami dan istri. Yesus mengutip Kitab Suci
untuk menyatakan pernikahan lebih dari sekedar aturan sehari-hari demi kenyamanan
kedua belah pihak. Pernikahan adalah ikatan tererat di dunia dan harus dipahami
sedemikian.
telah menikah bukan lagi seperti sebelumnya, dua pribadi yang berbeda dan terpisah
sekarang telah diikat oleh relasi yang tererat dan terintim. Pada faktanya, mereka
berdua telah menjdai satu daging. 49 Para pengikut Hillel, Shammai, dan pihak-pihak
47
Leon Morris. Injil Matius.(Surabaya: Momentum, 2016). 490.
48
Leon Morris. Injil Matius.(Surabaya: Momentum, 2016). 490.
49
“Satu daging secara gamblang menunjukkan pandangan bahwa pernikahan jauh lebih dalam dari
sekedar kenyamanan manusia atau kesepakatan sosial, dan hal ini ditunjukkan oleh pernyataan Yesus
60
lain yang memperdebatkan hal ini telah melupakan kebenaran penting ini. Pernikahan
tidak bisa dipahami sebagai kesatuan biasa, suatu ikatan yang bergantung pada
kehendak dan hasrat suami. Pernikahan merupakan kesatuan yang erat dan mengikat,
kesatuan terdekat di atas muka bumi ini. Karena itu, pernikahan harus diperlakukan
dengan hormat yang sepatutnya. Yesus menarik ajaran berikut dari kebenaran ini.
Karena natur pernikahan adalah mengikat, dan karena Allah yang menciptakan ikatan
ini, maka apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia.
Yesus tidak sedang memihak salah satu pihak, yang akan membuat-Nya menjadi
musuh pihak lain (seperti harapan orang Farisi). Yang Yesus lakukan adalah menolak
semua pendapat itu dan berseru agar pendengar memperlakukan kitab yang mereka
klaim sebagaoi Kitab Suci dengan serius. Jika hal ini mereka lakukan, maka mereka
akan menyadari bahwa pernikahan merupakan relasi yang jauh lebih mengikat
daripada apa yang mereka pikirkan selama ini. Orang-orang pada waktu itu umumnya
telah mereduksi kesatuan yang Allah tetapkan ini menjadi kesatuan sambil lalu, yang
bisa diputus kapan pun suami menginginkannya. Bukan ini yang Kitab Suci katakana
ketika Kitab Suci berbicara tentang apa yang Allah lakukan pada saat penciptaan. 50
Ayat 7. Jawaban Yesus tidak seperti harapan orang Farisi; karena itu mereka
mengajukan pertanyaan lain. Yesus tampaknya melarang semua perceraian dan bukan
ini jawaban yang mereka inginkan. Mereka mengingatkan Yesus bahwa perceraian
sesuai dengan ucapan Musa yang memberikan Taurat kepda Israel. Mereka bertanya,
yang lantang (yang dengan tepat dan agung ditegaskan dalam upacara pernikahan), apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia. Melihat perceraian sebagai manusia
membatalkan pekerjaan Allah meletakkan seluruh isu di dalam perspektif baru yang radikal” (France).
50
Leon Morris. Injil Matius.(Surabaya: Momentum, 2016). 491.
61
“Apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang
menceraikan istrinya?” Ucapan mereka ini tidak sesuai Kitab Suci karena Musa tidak
hal ini bukanlah suatu perintah. Orang Farisi menganggap perceraian merupakan
bagian dari kehendak Allah di dalam menetapkan pernikahan. Hal ini Yesus tolak.
Surat cerai merupakan dokumen yang dipakai oleh orang Yahudi pada zaman itu;
isinya dianggap penting. Surat itu harus menyertakan izin bahwa istri yang telah
diceraikan sekarang bebas untuk menikah lagi (“Rumusan penting di dalam surat
cerai adalah, ‘Lihat, anda bebas untuk menikah dengan pria manapun,”’ Git 9:3). Jika
surat cerai ditulis, disaksikan, dan disahkan dengan sepatutnya, maka itu sudah
dianggap cukup. Orang Farisi begitu memahami hukum, tetapi tidak memahami
diberikannya aturan yang tercatat di Kitab Ulangan ini, perempuan memiliki posisi
yang lebih sulit. Suami bisa saja menolak dan mengusir istrinya dari rumah, tetapi jika
sang istri mau menikah dengan laki-laki lain (dan di zaman itu hanya sedikit
pengharapan bagi wanita yang tidak mengikatkan diri dengan laki-laki), maka suami
yang tidak bertanggung jawab tadi bisa mengklaim perempuan itu masih istrinya.
51
Leon Morris. Injil Matius.(Surabaya: Momentum, 2016). 491.
52
Leon Morris. Injil Matius.(Surabaya: Momentum, 2016). 492.
62
Secara hukum istri tadi tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi situasi ini. Saat Musa
menyadari kesulitan yang bisa menimpa para wanita dan mengizinkan perceraian, ia
seorang suami memberikan “surat cerai” kepda istrinya maka perempuan itu masih
istrinya dan ia masih memiliki kewajiban seperti layaknya kewajiban suami kepda
istrinya. Jika ia telah memberikan surat cerai, maka perempuan ini bukan lagi istrinya
dan ia tidak memiliki klaim atasnya. Posisi perempuan ini bisa jadi masih sulit, tetapi
Nya sendiri. Seorang suami yang menceraikan istrinya dan menikahi perempuan lain
telah berbuat zinah; pernikahan keduanya melanggar ketetapan penciptaan dank arena
tentang kapan perceraian diizinkan, telah salah arah. Diskusi seperti ini berangkat dari
asumsi bahwa pernikahan merupakan ketetapan manusia yang bisa dengan mudah
dibubarkan. Tetapi saat kita menyadari pernikahan adalah kehendak Allah bagi umat-
mengulangi posisi-Nya di Khotbah di Bukit (lihat uraian Mat 5:31-32). Seperti kita
lihat sebelumnya, zinah secara ketat merujuk kepada hubungan seksual di antara
53
Leon Morris. Injil Matius.(Surabaya: Momentum, 2016). 492.
63
mereka yang belum menikah. Tetapi istilah ini dipakai secara lebih luas untuk
berbagai bentuk hubungan seksual yang tidak wajar. Di ayat ini, zinah jelas dikaitkan
dengan orang yang sudah menikah. Kita telah melihat bahwa relasi seksual menunjuk
pada keintiman yang erat dan khusus. Saat orang yang telah menikah berzinah, Yesus
berkata, maka “ketegaran hati” menjadi nyata dan pernikahan telah dirusak tanpa bisa
ini tidak muncul di Markus atau Lukas. Perbedaan ini menghasilkan banyak
memberikan perkecualian ini dan Matius menambahkannya karena hal ini telah
menbudaya di jemaatnya (atau karena alasan-alasan lain). Tetapi bisa jadi perbedaan
ini dikarenakan pada waktu itu telah begitu luas diterima bahwa perzinahan
merupakan alasan yang memadai untuk perceraian sehingga Markus dan Lukas, hal
itu tidak perlu lagi dituliskan, cukup diasumsikan saja. Faktanya, di antara orang
Yahudi pada waktu itu, perecraian karena zinah diharuskan dan bukan sekedar
diizinkan. Jadi, ada alasan yang baik untuk menerima pengecualian ini berasal dari
Yesus. Tetapi kita harus jelas bahwa Yesus tidak sedang membuat seperangkat
peraturan baru dan kemudian membuat pengecualian yang harus diperhatikan oleh
hadapan para saksi, dan memberikan surat cerai itu kepada istrinya. Yesus meletakkan
dasar yang kuat bagi natur permanen dari ikatan pernikahan. Yesus berkata ketetapan
64
olahi tidak bisa diperlakukan seperti ini, Ia tidak sedang mendefinisikan di bawah
Ayat 10. Matius menambahkan satu bagian (ayat 10-12) yang tidak tercatat di
kitab-kitan Injil lain. Matius tampaknya merasa pengajaran Yesus akan topic ini
begitu berdampak luas dan begitu berbeda dari orang-orang sezaman-Nya sehingga ia
merasa perlu menambahkan pengajaran lebih lanjut yang Yesus berikan saat
menjawab kesulitan yang disodorkan oleh para murid-Nya. Bukan hanya para lawan
Yesus, tetapi para murid pun terkesima oleh ajaran ini. Jika peraturan Yesus ini
dalam kondisi genting. Jika kegentingan ini tidak bisa diatasi, dan jika tidak ada
kemungkinan untuk bercerai, maka hidup akan menjadi sangat sulit. Hal55 hubungan
antara suami dan istri seperti ini sulit dipahami oleh para murid. Itu bearti tidak peduli
apa pun yang dilakukan oleh sang istri, tidak peduli betapa buruknya kondisi suatu
pernikahan, tidak boleh ada perceraian, lebih baik56 jangan kawin. Para murid melihat
sulitnya mempertahankan relasi pernikahan seperti ini. Mereka bisa jadi bukannya
mau bercerai, tetapi mereka merasa nyaman jika izin ini ada, kalau-kalau satu hati
di atas memang melampaui kapasitas sebagian orang. Ada orang yang tidak sanggup
t54 Carson memberikan ulasan yanhg menyeluruh dan menolong tentang problema ayat ini (hl,. 413-
18). Tasker memberikan beberapa masukan yang baik tentang tempat pernikahan di dalam jemaat
modern (hlm. 181-83).
55
Leon Morris. Injil Matius.(Surabaya: Momentum, 2016). 493.
56
Ibid. 493.
65
memenuhinya. Kita perlu berhati-hati di dalam memahami ucapan Yesus seperti ini,
terdapat kelompok elit rohani yang akan memiliki tingkatan yang berbeda dari orang-
orang pada umumnya. Semua pengikut Yesus adalah orang berdosa, dan semua
memerlukan pengampunan. Tetapi Yesus sadar bahwa pada faktanya, tidak semua
sanggup menjangkau standar yang sama. Tanpa mencairkan kebenaran bahwa semua
orang setara di dalam Kerajaan, Yesus menyadari ada perbedaan di dalam hal
pencapian. Hidup pernikahan beberapa orang akan lebih penuh dibandingkan yang
lain; beberapa akan memetik manfaat lebih dari anugerah yang secara Cuma-Cuma
diberikan kepada semua orang. Altenatifnya, perkataan ini menunjuk ucapan para
murid bahwa lebih abik jika orang tidak kawin, yang bearti Yesus berkata ucapan
mereka itu benar bagi beberapa orang, meskipun tidak bisa diikuti oleh semua orang.
Tetapi beberapa orang memang bisa tidak menikah dan di ayat berikut Yesus berfokus
kepada mereka.
Ayat 12. Yesus memberikan contoh selibat. Hidup selibat umunya tidak
terlalu diinginkan (di antara orang Yahudi, para kebiri tidak bisa menjadi imam, Im
23:1), tetapi Yesus menunjukan ada orang yang memiliki kondisi seperti ini sejak dari
rahim ibunya; mereka tidak pernah memiliki kapasitas seksual. Hal ini tidak harus
merujuk kepada sida-sida yang dikebiri secara lahiriah, tetapi juga mereka dengan
cacat genetika. Di abad pertama, tidak banyak orang yang dikebiri oleh para pejabat.
Hal ini bisa dijadikan hukuman, atau untuk mempekerjakan seseorang sebaai pelayan
66
para selir kaisar atau yang serupa itu. Inilah fakta kehidupan abad pertama. Yesus lalu
berkata beberapa orang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh
karena Kerajaan Sorga. Di sepanjang sejarah selalu ada orang-orang yang merelakan
Yesus sendiri tidak menikah, demikian juga Yohanes Pembabtis. Tidak banyak
penafsir yang mengartikan ucapan ini secara lahiriah, seperti yang Origen lakukan
saat mengebiri dirinya sendiri. Tetapi di sepanjang abad banyak orang memilih tidak
menikah karena hanya dengan itu, mereka bisa melaksanakan panggilan khusus
mereka melayani Allah. Yesus tidak berkata panggilan ini lebih tinggi dari panggilan
lain, atau bahwa semua pengikut-Nya harus melayani seperti ini; hal ini akan
berkontradiksi dengan rujukan Yesus atas Kejadian 1:2. Yesus sekedar berkata klaim
Kerajaan mengatasi semua klaim lainnya, dan sebagian orang dipanggil untuk
melayani melalui cara selibat (seperti sebagian yang lain dipanggil untuk melayani
melalui pernikahan). Tidak semua dipanggil untuk selibat tetapi apa pun pamnggilan
seseorang , anugerah akan diberikan sehingga panggilan itu bisa digenapi. Dan di
dalam konteks ini, itu bearti anugerah juga diberikan kepada merek ayang terpanggil
untuk melayani Allah di dalam status pernikahan sehingga mereka pn akan sanggup
57
J. Jeremias mengutip tulisan para nabi tentang “budaya yang indah di Yerusalem.” Pada Hari
Penbusan, anak dari usia satu hingga dua belas tahun dibawa kepada ahli Taurat supaya mereka bisa
menumpangkan tangan dan berdoa bagi anak-anak itu (Infant Baptism in the First Four Centuries [
London, 1960]. Hlm. 49.
67
Menurut Wycliffe, Matius mencatat keberangkatan Yesus dari Galilea dan
selama beberapa bulan. Jadi harus disimpulkan bahwa ada selang waktu selama
sekitar enam bulan antara berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang
Mat 19:1. Di seberang Sungai Yordan. Dari istilah Yunani peran (di seberang)
orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja? Aliran Syami yang ketat
beranggapan bahwa perceraian itu sah hanya apabila seorang istri bertindak
memalukan. Sekalipun demikian, Rabi Hillel menafsirkan (Ul 24:1) secara seluas
mungkin sehingga perceraian diizinkan untuk alasan apa pun yang mungkin. Karena
itu Yesus ditanyai, "Setujukah Anda dengan tafsiran yang paling lazim (tafsiran
Hillel) itu?" 4-6. Tanpa menganut salah satu tafsiran tersebut, Yesus mengutip
maksud Allah di dalam penciptaan manusia (Kej 1:27; 2:24). Ketika menciptakan
manusia Allah bermaksud agar laki-laki dan istrinya menjadi satu daging, sehingga
dan surat cerai sebagai keberatan mereka terhadap pendapat Yesus menunjukkan
suatu sarana untuk melindungi istri dari perubahan pikiran suaminya dan bukan hak
68
bagi suami untuk menceraikan istrinya dengan seenaknya. 9, 10. Kecuali karena zinah
(bdg. tafsiran atas Mat 5:31). Apabila zinah di sini dianggap sebagai istilah umum
termasuk percabulan (penyebutan yang paling tidak jelas dalam Perjanjian Baru),
maka Tuhan kita hanya mengizinkan perceraian apabila pihak istri tidak setia. (Di
kalangan orang Yahudi, hanya suami yang dapat menceraikan. Markus, waktu
menulis untuk orang bukan Yahudi, juga menyatakan sebaliknya, Mrk 10:12). Tetapi
apabila zinah dipandang sesuai dengan artinya yang umum, dan di sini mengacu
kepada kesucian pihak wanita sepanjang masa pertunangan (bdg. kecurigaan Yusuf,
Mat 1:18,19), maka Kristus sama sekali tidak memberikan peluang untuk bercerai
bagi pasangan yang sudah menikah. Dengan demikian Dia tidak sependapat dengan
Syamai maupun dengan Hillel. Pandangan mengenai pernikahan yang demikian tinggi
dan ketat dapat menjelaskan keluhan para murid. Lebih baik jangan kawin. Rasanya
tidak mungkin bahwa para murid itu, setelah menghayati cita-cita Yesus, merasa
pembatasan perceraian hanya pada kasus-kasus percabulan sebagai suatu beban berat.
11. Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, maksudnya, pernyataan para
menguntungkan, tidak semua orang dapat hidup tanpa menikah. 12. Ada orang yang
tidak bisa menikah karena masalah cacat sejak lahir; yang lain karena cedera atau
larangan yang dibuat manusia. Yang lain lagi mungkin melepaskan hak untuk
menikah ini agar dapat mengabdikan diri secara lebih menyeluruh kepada pekerjaan
Allah (mis, Paulus, 1Kor 7:7, 8, 26, 32-35). Pernyataan ini tentu saja tidak
69
Dalam tafsir Matthew Henry, kita melihat Kristus mengubah markas
menghabisan sebagian besar hidup-Nya, di daerah yang letaknya terpencil dan paling
dianggap hina di negeri itu. Hanya pada hari-hari perayaan saja Ia pergi ke Yerusalem
dan menyatakan diri-Nya di sana. Dan bisa saja kita menduga, ajaran dan mukjizat-
mujizat-Nya akan lebih menarik perhatian dan dapat diterima di Yerusalem karena Ia
tidak tinggal tetap di daerah itu. Akan tetapi, karena kerendahan hati-Nya, Ia memilih,
seperti dalam hal-hal lainnya, untuk muncul dalam kesederhanaan. Ia lebih suka
tampil sebagai seorang Galilea, orang kampong dari wilayah utara, yang orang-
orangnya dikenal paling tidak kenal sopan santun dan kasar di seluruh bangsa itu.
berangkatlah Ia dari Galilea, dan itu merupakan perpisahan-Nya yang terakhir karena
setelah ini Ia hanya menyusur perbatasan Samaria dan Galilea (Luk 17:11) tetapi tidak
pernah lagi masuk ke daerah Galilea sendiri sampai setelah kebangkitan-Nya. Karena
itu, kepindahan_nya ini sangatlah luar biasa. Kristus tidak pernah meninggalkan
Galilea sebelum pekerjaan-Nya di daerah itu selesai. Kemudian Dia berangkat dari
tempat itu. Perhatikanlah, seperti halnya hamba-hamba Kristus yang setia tidak akan
diangkat dari dunia ini sebelum mereka selesai memberikan kesaksian mereka, maka
demikian pula, mereka juga tidak dipindahkan dari suatu tempat sebelum kesaksian
mereka selesai (Why 11:7). Hal ini sangat menghiburkan orang yang tidak mau
70
menyelesaikan pengabaran mereka di suatu tempat terlebih dahulu sebelum pindah ke
tempat lain. Siapa yang mau tinggal berlama-lama di suatu tempat jika ia telah selesai
melakukan pekerjaan Allah di sana? Ia tiba di aderah Yudea yang di seberang Sungai
seperti halnya orang-orang Galilea, karena mereka juga termasuk domba-domba yang
bagian Kanaan yang terletak di negeri bangsa-bangsa lain, yakni di Galilea yang
bangsa Yahudi, amta-Nya juga tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi, dan kabar
mengikuti Dia. Di mana ada Silo, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.
Orang-orang tebusan Tuhan akan mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi
(Why 14:4). Kita hendaknya juga mengikuti Kristus ke mana pun Ia pergi. Ke mana
pun Ia pergi, Ia selalu dikerumuni orang. Walaupun mendatangkan masalah terus bagi
Dia, hal ini juga menunjukkan bahwa Dia sangat dihormati. NAmun, Ia tidak mencari
kesenangan ataupun kehormatan dari dunia ini bagi diri-Nya, emngingat kumpulan
orang-orang banyak ini piun hanyalah manusia-manusia hina dan rendah (begitulah
sebagian orang menyebut mereka). Ia berkeliling sambil berbuat baik, dan seperti
yang terjadi, Ia menyembuhkan mereka di sana. Alasan orang banyak itu mengikuti
Dia adalah agar penyakit mereka disembuhkan, dan mereka memang melihat Dia
mempunyai kuasa untuk itu dan bahkan bersedia menolong mereka, seperti yang
dilakukan-Nya selama berada di Galilea. Di mana pun surya kebenaran ini terbit,
71
kesembuhan selalu ada di bawah kepak sayap-Nya. Dia menyembuhkan mereka di
sana, karena Dia tidak ingin terus mengikuti-Nya sampai ke Yerusalem, karena hal
tersebut dapat mendatangkan maslah. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan
berteriak.
mengenai hal tersebut. Dalam perikop ini kita menemukan hukum Kristus mengenai
masalah perceraian. Perbincangan mengenai hukum ini muncul, seperti halnya dengan
Farisi. Betapa sabarnya Dia berurusan dengan perlawanan orang-orang fasik, sampai-
sampai kesempatan tersebut pun dijadikan-Nya sebagai bahan pengajaran bagi murid-
murid-Nya!
Pokok masalah yang dipertanyakan oleh kaum Farisi (ay. 3) adalah, “Apakah
Ia sangat menentang kebiasaan umum pada masa tersebut (Mat 5:31-32). Kaum Farisi
lakukan karena menganggap Dia telah mengekang kebebasan mereka dalam hal-hal
yang sudah menajadi kesukaan mereka. Mereka berharap Dia bisa bersikap lunak
emngenai hukum-hukum-Nya terhadap cita rasa orang-orang itu, misalnya dalam hal
72
perceraian. Dalam akal bulus mereka: jika Kristus berkata bahwa perceraian
penentang hukum Musa, karena dalam hukum Musa hal tersebut diperbolehkan.
Sebaliknya, jika Dia berkata perceraian itu diperbolehkan, maka mereka dapat
menyerang ajaran-Nya sebagai hal yang cacat, karena ajaran semacam ini bukan
berasal dari Mesias, karena walaupun perceraian diperbolehkan bai sebaian orang
yang lebih ketat dalam hal hukum, tindakan tersebut dianggap tercela. Sebagian orang
berpikir bahwa, walaupun hukum Musa memperbolehkan perceraian, masih ada beda
pendapat di antara kaum Farisi sendiri mengenai pembenaran atas perbuatan tersebut,
hal tersebut. Ada banyak masalah yang berkaitan dengan perkawinan dan terkadang
sifatnya rumit dan membingungkan. Tetapi ini semua tidak disebabkan oleh hukum
Allah, melainkan oleh karena nafsu dan kebodohan manusia itu sendiri, dan sering
kali dalam menyelesaikan masalah-masalah ini, orang tidak mau bertanya lebih dulu
menceraikan istrinya dengan alasan apa saja? Untuk alas an tertentu perceraian itu
bisa saja diperbolehkan terutama yang disebabkan oleh karena terjadinya hubungan
badan di luar nikah. Tetapi maslahnya, apakah perceraian itu bisa diperbolehkan
untuk alas an apa saja, seperti yang dewasa ini dilakukan oleh orang-orang yang
hidupnya bebas? Apakah diperbolehkan dengan alas an apa saja yang sesuai dengan
kehendak ahti seorang laki-laki walaupun sifatnya hanya sepele saja? Oleh karena
laki-laki itu sudah tidak suka atau tidak senang lagi? Mengenai hal ini, hukum
73
memperbolehkan adanya perceraian; jika kemudian ia tidak menyukai lagi perempuan
itu, sebab didapatinya yang tidak senonoh padanya? (Ul 24:1). Ayat inilah yang
ditafsirkan secara luas sekali oleh kaum Farisi itu dengan memakai alasan-alasan yang
diajukan untuk mencobai Dia, Ia tetap memberikan jawaban kepada mereka, karena
ini menyangkut masalah hati nurani dan penting sifatnya. Jawaban-Nya tidak
dapat disangkal bahwa perceraian yang dilakukan dengan sesuka hati tidak dapat
dibenarkan menurut hukum Taurat. Kristus tidak pernah memberikan peraturan tanpa
alasan yang masuk akal atau menjatuhkan suatu penilaian tanpa landasan Kitab Suci
suami dan istri telah dipersatukan menurut kehendak dan penentuan Allah, maka
mereka tidak boleh dipisahkan begitu saja dengan alasan apa pun. Jika mereka tahu
bahwa ikatan suci ini adanya ikatan itu tidak mudah dilepaskan begitu saja. Untuk
membuktikan bahwa ikatan demikian antara laki-laki dan perempuan memang ada,
Penciptaan Adam dan Hawa. Dengan ini Kristus mengajak mereka untuk
kamu baca?” Ada suatu keuntungan tertentu dalam beradu pendapat denganmereka
yang memiliki dan telah membaca Kitab Suci. Kamu sudah membaca (tetapi tidak
menjadikan mereka laki-laki dan perempuan (Kej 1:27; 5:2). Perhatikanlah, banyak
74
kali, penting abgi kita untuk memikirkan mengenai penciptaan kita sebagai manusia,
bagaimana dan oleh siapa, apa dan mengapa kita diciptakan. Tuhan menjadikan
mereka laki-laki dan perempuan, satu wanita untuk satu laki-laki, supaya Adam tidak
dapat menceraikan Hawa dan mengawini wanita lain, karena memang tidak ada
wanita lain. Hal ini juga menyiratkan adanya ikatan yang tidak terpisahkan di antar
amereka. Hawa diambil dari sepotong tulang rusuk Adam sendiri. Jadi, kalau ia
menceraikan Hawa, itu bearti dia membuang bagian tubuhnya sendiri dan menentang
maksud penciptaan Hawa. Walaupun Kristus hanya menyinggung hal ini sekilas saja.
dari Kitab Suci mengenai hal tersebut, dengan menekankan bahwa, walaupun semua
ditemukan adanya ikatan perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang didasarkan
atas akal budi yang dimaksudkan untuk tujuan yang jauh lebih mulia daripada hanya
sekedar memuaskan hawa nafsu dan mempertahankan keturunan. Oleh karena itu,
ikatan di antara laki-laki dan perempuan, seperti halnya ikatan di antara Adam dan
Hawa, lebih dalam dan kuat dibandingkan denga hewan yang tidak berakal budi.
Karena itu, dalam Kitab Suci ikatan ini diungkapkan secara agak khusus (Kej 1:27).
mereka. Di sini kata dia dan mereka tidak digunakan untuk hanya satu jenis kelamin
saja, tetapi kedua-duanya. Mereka diciptakan satu, sebelum menjadi dua dan menajdi
satu kembali lewat janji perkawinan. Kesatuan itu selalu sangat dekat dan tidak
75
Hukum perkawinan yang paling mendasar adalah bahwa laki-laki akan
meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya (Mat 19:5). Hubungan di
antara suami dan istri lebih dekat dibandingkan dengan hubungan di antara orang tua
dan anak-anaknya. Karena itu, jika hubungan antara orang tua dan anak-anak saja
tidak mudah dipisahkan. Lebih-lebih lagi ikatan perkawinan itu sendiri. Dapatkah
anaknya begitu saja sesuka hati tanpa alasan yang jelas? Tentu saja tidak! Jadi, lebih-
lebih lagi, seorang suami tidak boleh meninggalakan istrinya, akrena hubungan di
antara mereka didasarkan atas kehendak ilahi, bukan oleh alam. Hubungan itu lebih
dekat dan ikatan perkawinan lebih kuat sifatnya dibandingkan dengan hubungan di
antara orangtua dan anak karena seorang laki-laki harus meninggakan orangtuanya
untuk bersatu dengan istrinya. Lihatlah di sini betapa kuatnya suatu ketetapan ilahi itu
Sifat dari ikatan perkawinan adalah persatuan antara dua manusia, keduanya
itu menjadi satu daging, sehingga mereka bukan lagi dua, emalinkan satu (Mat 19:6).
Anak adalah bagian dari seorang laki-laki, tetapi istri adalah dirinya sendiri. Ikatan
dalam perkawinan lebih dekat daripada ikatan antara orangtua dan anak-anaknya, dan
kedekatan hubungan dari ikatan perkawinan ini dalam cara tertentu sepadan dengan
hubungan antara anggota tubuh yang satu dan anggota tubuh yang lainnya. Selain
menjadi landasan cinyta kasih di antara suami dan istri, hal ini juga menjadi landasan
mengapa seorang tidak boleh menceraikan istrinya, karena tidak pernah orang
76
ia akan mengasuhnya dan merawatinya serta melakukan apa pun untuk menjaganya.
Suami dan istri akan menjadi satu, karena itu harus hanya ada satu istri saja, sebab
Allah hanya menciptakan satu Hawa dan satu Adam (Mal 2:15).
Allah tidak boleh diceraikan manusia.” Perhatikanlah: (1) Suami dan istri
tali kekang, demikian kata yang dipakai untuk itu, dan ini luar biasa penting. Allah
sendiri yang menetapkan hubungan suami dan istri dalam ikatan perkawinan sebagai
sesuatu yang suci. Perkawinan dan hari Sabat adalah dua hukum Allah yang paling
tua. Walaupun perkawinan itu bukan khusus milik gereja saja, tetapi merupakan hal
yang umum bagi dunia, namun hal ini disahkan melalui ketetapan ilahi, dan
diteguhkan di sini oelh Yesus, Tuhan kita. Oleh karena itu, perkawinan itu hendaknya
diatur menurut cara-cara yang sesuai dengan kehendak Allah dan dikuduskanoleh
firman Allah dan doa. Kalau kita menjalankan hukum perkawinan ini dengan hati
nurani yang tertuju kepda Allah, maka ini akan mendatangkan pengaruh yang baik
bagi kita dalam melaksanakan kewajiban kita satu sama lain dalam hubungan
perkawinan ini dan kita akan memperoleh penghiburan dalam hubungan ini. (2)
Suami dan istri yang dipersatukan oelh hukum Allah tidak boleh diceraikan oleh
hukum manusai mana pun. Hendaklah manusai tidak menceraikan, suami sendiri pun
tidak, atau siapa pun yang mewakilinya; hakim juga tidak, karena Allah tidak pernah
memberikannya wewenang atas hal tersebut. Allah bangsa Israel telah berkata, “Aku
membenci perceraian” (Mal 2:16). Suda merupakan suatu aturan umum bahwa
77
Keberatan yang dikemukan oleh kaum Farisi terhadap hal ini tampaknya
yang tampaknya ada dalam firman Allah merupakan batu sandungan yang besar bagi
orang-orang yang akal budinya rusak. Tidak dipungkiri lagi bahwa Musa setia kepda
Dia yang telah menetapkannya, dan tidak memberikan perintah lain selain apa yang
diterimanya dari Tuhan. Namun dalam hal ini apa yang mereka anggap perintah
sesungguhnya hanyalah sebuah kelonggaran (Ul 24:1), yang lebih dimaksudkan untuk
menahan supaya tindakan perceraian itu tidak dilakukan secara berlebihan, dan
bukannya untuk membenarkan tindakan tersebut. Para ahli Taurat Yahudi sendiri
tidak dapat dilakukan tanpa pertimbangan yang matang. Harus ada alasan tertentu
yang dikemukakan, surat cerai harus ditulis dan sebagai suatu tindakan hukum, surat
cerai itu harus ditetapkan dan didaftarkan dengan segala tata cara resmi. Surat itu
harus diserahkan langsung ke dalam tangan sang istri sendiri dan mereka secara
terbuka dilarang untuk berkumpul bersama lagi selamanya (karena itu laki-laki
namun Kristus menyebutnya suatu izin atau kelonggaran saja. Hati yang penuh
kedagingan akan mengambil sehasta jika diberikan seinci. Hukum Musa, dalam hal
78
ini, adalah hukum politus yang diberikan oleh Allah kepadanya sebagai pemimpin
bangsa Yahudi dan alasan perceraian diperbolehkan adalah demi bangsa tersebut.
Eratnya ikatan perkawinan adalah hasil dari hukum positif, bukan hukum alam.
Hikmat Allah memberikan kelonggaran untuk perecraian dalam beberapa hal, tanpa
emniadakan kesucian-Nya.
kelonggaran ini diberikan. Hal ini sama sekali bukan untuk menghormati mereka,
Musa pernah berkeluh kesah mengenai bangsa Israel pada zamannya, bahwa mereka
degil dan tegar tengkuk (Ul 9:6; 31:27), suka menentang Allah, mengerasakan hati
dalam hubungan mereka dengan Dia; mereka umumnya kejam dan liar, baik dalam
nafsu maupun kesenangan mereka. Oleh karena itu, jika mereka tidak diperbolehkan
untuk menceraikan istri mereka ketika mereka sudah tidak menyukai istri mereka lagi,
maka mereka mungkin memeperlakukan istri mereka dengan kejam. Mereka akan
Perhatikanlah, tidak ada kekerasan hati yang lebih buruk di dunia ini selain daripada
ketika itu tampaknya terkenal buruk dalam hal ini, sehingga mereka diperbolehkan
menceraikan istri mereka. Lebih abik mereka menceraikan istri mereka daripada
mereka melakukan perbuatan yang lebih buruk. Lebih baik begitu, daripada mezbah
Tuhan tertutup oleh air mata (Mal 2:13). Sedikit kelonggaran untuk menyenangkan
hati orang yang kurang waras, atau orang yang kehilangan akal dapat mencegah
celaka yang lebih besar. Hukum positif dapat diberikan kelonggaran demi menjaga
79
hukum alam, karena Allah mengkehendaki belas kasihan dan bukan persembahan.
Akan tetapi, dalam hal ini kelaonggaran perlu diberikan karena kita berurusan dengan
orang-orang yang berhati keras dan keji. Tidak ada orang yang menginginkan
Perhatikanlah, Kristus berkata, “Karena ketegaran hatimu,” bukan hanya hati mereka
yang hidup pada masa tersebut, namun semua keturunan mereka. Perhatikanlah, Allah
tidak hanya melihat kekerasn hati manusia pada saat etrtentu, namun melihat jauh ke
dan anugerah-Nya menjauhkan hati yang keras dan memberikan hati yang taat.
Melalui hukum ada pengetahuan tentang dosa tetapi meallui Injil ada penaklukan
terhadap dosa.
ke dalam setipa hukum Allah harus disingkirkan dengan mengacu kepada hukum
yang ditetapkan mula-mula. Jika ada salinan yang menyesatkan, hal tersebut harus
diteliti dan diperbaiki melalui salinan yang asli. Oleh karena itu, Rasul Paulus
kepada penetapan perjamuan itu (1 Kor 11:23). Beginilah yang telah aku terima dari
Tuhan. Kebenaran tealh ada sejak mula-mula sehingga kita harus mencari jawaban
dari jalan-jalan yang dahulu kala (Yer 6:16). Kita harus benar-benar berubah
80
selruhnya bukan dengan mengikuti pola-pola yang ada kemudian, tetapi melalui
langsung keluar dari mulut-Nya, “Aku berkata kepadamu” (Mat 19:9). Hal ini sesuai
dengan apa yang telah dikatakan-Nya sebelumnya (Mat 5:32). Sebelumnya hukum ini
pendapat dengan mereka. Akan tetapi, apa yang disampaikan-Nya itu tetap sama,
melarang perceraian adalah karena keduanya itu menjadi satu daging. Jika sang istri
melakukan persundalan dan menjadi satu daging dengan seorang pezinah, maka dasar
hukum tersebut tidak berlaku lagi. Menurut hukum Musa, hukuman untuk perzinahan
adalah hukuman mati (Ul 22:22). Akan tetapi, Juruselamat kita sekarang meringankan
badan di luar nikah yang baru diketahui setelah perkawinan. Alasanny aadalah bahwa
jika hubungan badan itu dilakukan setelah kawin, amka ini sudah merupakan tindak
menceraikan istrinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan peremuan lain, ia
berbuat zinah. Ini adalah jawaban yang tegas terhadap hal-hal lainnya, masa Injil
81
manusai ke dalam keutuhan atau integritasnya yang mula-mula. Hukum cinta kasih,
cinta kasih dalam perkawinan, bukanlah perintah yang baru tetapi sudah ada sejak
perceraian yang dilakukan secara semena-mean terhadap keluarga dan bangsa, serta
kebingungan dan kekacauan yang diakibatkannya, maka kita akan melihat betapa
bermanfaatnya hukum Kristus ini bagi kita dan betapa bersahabatnya Kekeristenan itu
sedangkan hukum Kristus melarangnya. Hal ini menyiratkan bahwa karena orang-
orang Kristen hidup di bawah hukum kasih dan kemerdekaan, maka dari mereka
diharapkan ada kelembutan hati, dan jangan menjadi keras hati, seperti orang-orang
Yahudi, karena Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
Perceraian tidak akan terjadi jika kita berlaku sabar terhadap satu dengan yang lain
dan mengampuni satu dengan yang lain dalam kasih, sebagaimana yang dirasakan
oleh orang-orang yang telah diampuni dan berharap untuk diampuni, dan yang
menyadari bahwa Allah tidak akan mengusir kita (Yes 50:1). Perceraian tidak
diperlukan jika suami mengasihi istrinya dan istri taat kepada suaminya dan mereka
Inilah pendapat murid-murid Kristus yang tidak setuju dengan hukum-Nya ini
(Mat 19:10), Jika demikian halnya hubungan antara suami dan istri, lebih baik jangan
82
mempertahankan kenyamanan dalam kehidupan perkawinan, sehingga mereka,
layaknya anak-anak kecil yang merajuk, akan membuang apa yang mereka miliki,
jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika mereka tidak
diperbolehkan untuk menceraikan istri mereka sesuai dengan kehendak hati mereka,
maka mereka memilih untuk tidak beristri sama sekali; padahal pada mulanya, ketika
perceraian tidak diizinkan, Allah berfirman, "Tidak baik, kalau manusia itu seorang
diri saja," dan Ia memberkati mereka. Ia menyebut mereka yang dipersatukan dengan
menganggap bahwa lebih baik bagi mereka untuk tidak kawin jika mereka tidak
Sifat yang cemar tidak rela untuk dikekang, dan dengan senang hati akan
menghambat berbagai kenikmatan itu, membuat mereka seakan seperti telah keluar
dari dunia ini karena tidak bisa mendapatkan lagi semua keinginan mereka di dunia
ini. Mereka merasa harus masuk ke dalam suatu panggilan atau keadaan yang tidak
Apa pun keadaan kita, kita harus peduli untuk memikirkannya, kita harus
bersyukur atas berbagai kenikmatannya, tunduk terhadap salibnya, dan seperti yang
telah Allah lakukan, hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur;
jadikanlah yang terbaik dari apa yang ada (Pengkh 7:14). Jika kuk perkawinan tidak
dapat disingkirkan sesuka hati kita, ini tidaklah berarti bahwa oleh karena itu kita
83
harus menghindarinya. Sebaliknya, oleh karena itu, bila kita memang berada di bawah
kuk itu, kita harus berusaha untuk hidup selaras dengan kuk itu, dengan cinta kasih,
kelembutan hati, dan kesabaran, supaya dengan demikian perceraian itu akan menjadi
hal yang paling tidak diperlukan dan paling tidak diinginkan lagi.
mengizinkan dan menganggap baik adanya bagi beberapa orang untuk tidak kawin,
Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti. Kristus memperbolehkan apa yang
dikatakan oleh para murid, lebih baik jangan kawin, bukan sebagai keberatan terhadap
untuk memberikan mereka aturan (yang mungkin masih saja membuat mereka kesal),
bahwa mereka yang dikaruniai kemampuan untuk mengekang nafsu berahi dan
merasa tidak perlu kawin, baiklah jika mereka tetap lajang (1Kor 7:1). Alasannya
adalah bahwa mereka yang tidak kawin mempunyai kesempatan, jika hatinya
memang demikian, untuk lebih peduli terhadap perkara Tuhan, bagaimana Tuhan
pada hal-hal yang lebih penting. Bertambahnya anugerah lebih baik daripada
bertambahnya jumlah anggota keluarga, dan persaudaraan dengan Bapa dan Anak-
lain.
yang benar-benar membawa celaka, karena tidak semua orang dapat mengerti
perkataan itu. Hanya sedikit orang yang benar-benar mampu untuk tidak terlibat di
84
dalamnya. Oleh karena itu, beban salib dari kehidupan perkawinan harus dipikul,
karena lebih baik begini daripada manusia jatuh ke dalam percobaan. Lebih baik
kawin dari pada hangus karena hawa nafsu. Kristus di sini berbicara mengenai dua
keadaan yang menyebabkan orang tidak pantas untuk kawin. (1) Mereka yang, di
mampu kawin, atau dijadikan demikian oleh orang lain. Mereka yang terpaksa tidak
kawin karena tidak mampu memenuhi tujuan yang agung dari perkawinan. Meskipun
demikian, dalam kemalangan ini, biarlah mereka melihat kesempatan bahwa dengan
hidup melajang pun orang dapat melayani Allah dengan lebih baik, supaya dengan
begitu mereka dapat mengimbangi keadaan mereka. (2) Mereka yang melakukannya
oleh karena anugerah dari Tuhan, yaitu mereka yang membuat dirinya demikian
karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Yang dimaksudkan di sini
adalah ketidaklayakan untuk kawin bukan karena faktor jasmaniah (seperti kebodohan
dan kejahatan yang dilakukan oleh beberapa orang terhadap dirinya sendiri karena
mereka yang telah membulatkan keputusan mereka dengan kuasa anugerah Tuhan
mematikan keinginan daging lainnya telah menekan segala hawa nafsu berkenaan
dengan hal tersebut, mereka inilah yang dapat mengerti perkataan itu. Meskipun
demikian, semua ini tidak mengikat diri mereka sendiri seperti sumpah bahwa mereka
tidak akan pernah kawin. Hanya saja, dalam pemikiran mereka sekarang, mereka
85
Keinginan untuk hidup melajang pastilah dikaruniakan dari Allah, karena
tidak ada orang yang mampu menerimanya, hanya mereka yang dikaruniai saja.
merupakan karunia khusus dari Allah untuk sebagian orang saja, dan tidak kepada
yang lain. Ketika seseorang yang dalam hidup melajangnya menyadari sendiri bahwa
ia memiliki karunia ini, maka (seperti yang dikatakan Rasul Paulus dalam 1Kor 7:37),
baiklah ia berteguh hati untuk tidak kawin, dan tetap menguasai keinginan hatinya
untuk tetap hidup demikian. Dalam masalah ini, baiklah kita berhati-hati, jangan
sampai kita menyombongkan karunia yang tidak ada dalam diri kita (Ams 25:14).
Mereka yang memutuskan untuk tidak kawin, hanya agar mereka dapat menghindari
mementingkan diri sendiri, atau supaya mereka mendapat kebebasan lebih besar
bijaksana. Mereka telah melakukan kekejian. Akan tetapi, jika hal tersebut dilakukan
demi agama, bukan sekadar upaya mencari pujian (seperti yang dilakukan oleh
sebagian pemimpin gereja), melainkan hanya sebagai cara untuk lebih memusatkan
karena kita tidak memiliki keluarga yang harus dinafkahi, sehingga kita dapat
melakukan lebih banyak perbuatan kasih, maka hal ini akan dibenarkan dan diterima
oleh Allah. Perhatikanlah, ambillah pilihan yang terbaik bagi jiwa kita, yang
86
Di dalam Matius 19 judul perikopnya Ajaran Yesus tentang perceraian
(BIMK). Judul ini serupa dengan judul perikop di Matius 5: 31-32. Dalam beberapa
Selain itu, karena ayat-ayat ini berkaitan dengan pernikahan maka bisa juga dituliskan
“Yesus mengajar tentang hal menikah (atau tentang pernikahan). Di sini akan dibahas
tentang terjemahan Bahasa Indonesia (TB) dan terjemahan Bahasa Indonesia Masa
Kini (BIMK).
Matius 19:1 TB
Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya itu: Anak kalimat (*) ini hampir sama
dengan yang ada di 7:28 (lihat penjelasan di situ). Seperti dikatakan di 7:28, anak
kalimat ini dapat diterjemahkan menjadi “Setelah Yesus selesai mengatakan semua
hal ini”, “Yesus selesai mengatakan semua hal ini. Sesudah itu…”, atau “Yesus
58
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius.(Jakarta: LAI,
2008). 593.
87
ada di ayat ini dan 13:53 yang juga menyimpulkan perumpamaan-perumpamaan
“wilayah Yudea di tepi lain (atau tepi timur) Sungai Yordan”. Yudea di sini rupanya
dipakai dalam arti yang luas, sebab sebenarnya wilayah Yudea tidak mencakup tepi
timur Sungai Yordan. Cara lain menerjemahkannya ialah “wilayah orang Yahudi di
Matius 19:2 TB
mereka di sana.
Orang banyak berbondong-bondong: Untuk ungkapan ini lihat juga 4:25; 8:1; 12:15;
14:13; 20:29; 21:9. Dalam Matius, massa atau orang banyak selalu mau menerima
Yesus dan berita-Nya, baru pada 27:25 orang banyak mulai menolak-Nya sebab
dihasut para pemimpin. Namun mungkin sekali orang banyak yang disebut di 27:25
bahwa setiap orang dalam rombongan yang banyak itu sakit. Karena jelas bukan itu
59
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius.(Jakarta: LAI,
2008). 594.
60
Ibid. 594.
88
artinya, maka kita dapat mengatakan seperti “Ia menyembuhkan orang yang sakit di
antara mereka”. 61
kalimat (*), misalnya “Di sana Ia menyembuhkan orang sakit yang ada di antara
mereka”.62
Matius 19: 3 TB
saja?”
“Menurut hukum agama kita, apakah boleh orang menceraikan istrinya dengan alasan
apa saja?”
orang-orang Farisi dengan cara yang memperlihatkan bahwa mereka adalah suatu
kelompok, partai atau aliran, maka yang wajar dikatakan di sini adalah “beberapa
61
Ibid. 594.
62
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius.(Jakarta: LAI,
2008). 594.
63
Ibid. 594.
89
orang Farisitealh berjalan jauh untuk bertemu dengan Yesus atau sudah berada di
sekitar itu. 64
merupakan terjemahan dari kata kerja yang sama dengan yang ada di 16:1 (lihat juga
22:18, 35). Kata kerja itu juga dipakai dalam cerita pencobaan (4:1, 3).Sebagaimana
dibahas dalam 16:1, mencobai dalam konteks (*) ini, menunjukkan bahwa orang-
untuk menjebak Yesus” bisa dipakai, kalau ungkapan ini cukup lazim dalam bahasa
sasaran (*). 65
Mencobai Dia. Mereka bertanya: Kedua ungkapan ini adalah terjemahan dari
bahasa Yunaninya yang secara harafiah (*) bearti “mencobai-Nya dan menanyakan”.
Itu BIMK menuliskan nya Menurut hukum agama kita, apakah boleh. 67
agama Yahudi, hal ini sering menjadi pokok perdebatan.Pokok utama bahasannya
64
Ibid. 594.
65
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius.(Jakarta: LAI,
2008). 594.
66
Ibid. 595.
67
Ibid. 595.
90
selalu mengenai hal “yang tidak senonoh” (Ulangan 24:1, BIMK “sesuatu yang
memalukan”). 68
mencerminkan keadaan historis saat itu dengan tepat, karena di kalangan bangsa
menceraikan isterinya. 69
yang sering dipakai oelh kebanyakan penerjemah. Serupa dengan itu, misalnya
“dengan alasan sesukanya” atau “dengan dalih apa pun”.Menurut tafsiran ini,
pertanyaan itu menyangkut masalah menceraikan istri berdasarkan alasan tertentu. Ini
menyiratkan bahwa perceraian itu diperbolehkan, dan yang dipertanyakan adalah apa
saja alasan-alasan untuk menceraikan istri. Tafsiran ini tercermin dalam terjemahan
masalah perceraian, apakah boleh atau tidak. Contoh terjemahannya dalam hal ini
Matius 19:4 TB
68
Ibid. 595.
69
Ibid. 595.
70
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius.(Jakarta: LAI,
2008). 595.
91
Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca, Bahwa Ia yang menciptakanmanusia
Pencipta yang membuat manusia, pada mulanya membuat mereka laki-laki dan
wanita?”
Jawab Yesus: Ungkapan ini dalam bahasa tertentu perlu ditempatkan di akhir
kalimat, da nada juga bahasa yang menempatkannya di tengah kalimat. Kita perlu
Tidakkah kamu baca: Ungkapan ini dalam BIMK diterjemahkan dengan lebih
wajar menjadi Apakah kalian belum baca. BIMK juga menambahkan dalam Alkitab
untuk menunjukkan sumber bacaannya.Pertanyaan ini juga bisa dibuat dalam bentuk
pernyataan, seperti “Pasti kalian sudah membaca (dalam Kitab Suci), atau “Pasti
kalian tahu”. 72
Allah, dan bisa diterjemahkan sebagai “Sang Pencipta” atau bahkan “Tuhan Allah”. Ia
yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan
dalam suatu terjemahan dituliskan “pada mulanya Allah menciptakan manusia laki-
laki dan perempuan”. Kita dapat juga menuliskan ayat ini menjadi:
Pasti kalian sudah membaca (dalam Kitab Suci) bahwa sejak awal waktu
71
Ibid. 595.
72
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius.(Jakarta: LAI,
2008). 595.
92
Atau
membaca irman Allah, yang mengajarkan bahwa sejak semula Sang Pencipta
Matius 19:5 TB
Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan me inggalkan ayahnya dan ibunya
dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Dan sesudah ituIa berkata, “Itu sebabnya laki-laki meninggalkan ibu bapaknya
Dan: Kata sambung ini dalam bahasa tertentu lebih baik diterjemahkan
misalnya seperti BIMK menjadi Ia berkata. Kebanyakan pembaca akan segera tahu
bahwa itu menunjuk pada “Sang Pencipta” (ayat 4). Suatu terjemahan
soal bagaiman ayat ini disusun, yang penting harus terlihat jelas bahwa Yesus sedang
Sebab itu..menjadi satu daging. Ungkapan ini adalah kutipan dari Kejadian
2:24. Dalam kisah Kejadian, ungkapan Sebab itu penting karena merupakan
73
Ibid. 596.
74
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 596.
75
Ibid. 596.
93
penghubung ayat 24 (Kej 2) dengan ayat 23 dan menjelaskannya. Namun dalam
konteks ini, ungkapan itu tidak menunjukkan kegunaan yang jelas.Meski demikian,
sudah membaca dalam Kitab Suci tentang bagaimana Allah menciptakan umat
manusia.Ia membuat laki-laki dan perempuan. Karena itu juga dikatakan, ‘Itu sebanya
laki-laki…satu daging.’” 76
Bersatu dengan: Ungkapan ini diterjemahkan dari kata kerja yang dapat
tetap memakai terjemahan harfiah seperti itu.Terjemahan yang agak berbeda adalah
“dan keduanya menjadi satu tubuh”, atau “keduanya lalu merupakan satu
dan menjadikannya satu pernyataan, yaitu “dan bersatu serta tak terpisahkan dengan
bagikan menjadi satu” mungkin lebih bisa dimengerti pembaca. Tetapi, ini bisa
76
Ibid. 596.
77
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 596.
94
memunculkan pertanyaan “menjadi satu apa?” Karena itu, terjemahan terbaik
mungkin berupa “akan menjadi seperti satu tubuh” atau “…seperti satu orang”. 78
Matius 19: 6 TB
“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.Karena itu, apa yang
Jadi mereka bukan lagi dua orang, tetapi satu.Itu sebabnya apa yang sudah
diterjemahkan dari arti harfiah “Jadi mereka tidak lagi dua tetapi satu daging” BIMK
mengatakan misalnya “Jadi mereka tidak lagi dua orang terpisah, tetapi satu”, atau
“dan mereka berdua akan benar-benar menyatu seutuhnya, sehingga mereka tidak lagi
78
Ibid. 597.
79
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 597.
95
memakai bentuk simili (*) atau persamaan, seperti “Maka sejak saat itu mereka
dipandang sebagai kehendak dan tujuan Allah. Kata kerja Yunaninya secara harfiah
bearti “dipasang kuk bersama” atau “berpasangan” seperti dua ekor sapi yang
Tidak boleh diceraikan manusia: Ungkapan ini sama dengan “tidak seorang
menjadi “orang”. 82
Apa yang: Kata-kata ini bearti “mereka yang” atau “laki-laki dan perempuan
yang”. Kalimat kedua di ayat ini bisa dibalikkan urutannya, dan diterjemahkan
menjadi “tidak seorang pun boleh memisahkan laki-laki dan perempuan yang (sudah)
Allah persatukan sebagai suami istri”. Selain itu, kalau kata kerja itu dianggap bearti
“mencoba memisahkan”, maka kita bisa menuliskan “tidak ada orang yang boleh
mencoba memisahkan..”. 83
sebagai berikut: Kalau Allah membuat dua orang bersatu, seolah-olah menjadi satu
kesatuan (atau satu padu), jangan sampai manusia mencoba memisahkan mereka. 84
Matius 19:7 TB
80
Ibid. 597.
81
Ibid. 597.
82
Ibid. 597.
83
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 597.
84
Ibid. 597.
96
Kata mereka kepada-Nya: “Jika demikian, apa sebabnya Musa memerintahkan
“berkata” mempunyai arti yang luas dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia bisa
menceraikan istrinya?: Pertanyaan ini dalam naskah bahasa Yunani secara harfiah
berate “Lalu mengapa Musa memerintahkan memberi surat cerai dan menyuruh
pergi?” Beberapa bahasa perlu menyebutkan siapa yang diperintahkan maupun siapa
yang disuruh pergi.TB telah menambah keterangan yang tersirat itu dalam ungkapan
Yunani “dan menyuruh (nya) pergi” dibiarkan tersirat (bandingkan BIMK). Suatu
terjemahan yang juga menyebutkan kedua pihak yang terlibat langsung dalam proses
istrinya dengan surat cerai?” Terjemahan yang agak berbeda adalah “Lalu mengapa,
menurut Hukum Musa, orang boleh menyuruh istrinya pergi dengan memakai surat
cerai?” Sebaliknya, terjemahan lain menuliskan tanpa menyebutkan kedua pihak itu,
85
Ibid. 598.
97
yaitu “Lalu mengapa Musa memerintahkan surat cerai harus diberikan dalam perkara
perceraian”. 86
bercerai. Ungkapan ini sebenarnya bearti Musa mengizinkan orang bercerai kalau
memang ingin, dan menetapkan aturan tentang cara melakukannya. Jadi, kalimat itu
memberikan hukum yang mengatakan bahwa orang bisa menceraikan istrinya dengan
memberi surat cerai (dan menyuruhnya pergi). Mengapa Musa memberi kan hukum
itu? atau Mereka bertanya kepada-Nya: “Lalu, mengapa Musa memberikan aturan
tentang cara orang dapat menceraikan istrinya dengan memberikan surat cerai
kepadanya?” 87
Matius 19:8 TB
kalian terlalu susah diajar. Tetapi sebenarnya bukan begitu pada mulanya.
dibuat Musa. Pertama, perceraian diizinkan sebagai akibat dari sikap orang Yahudi
86
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 598.
87
Ibid. 598.
98
yang suka memberontak. Kedua hal itu bertentangan dengan maksud Allah semula
mengenai dunia yang diciptakan-Nya. Pandangan kedua itu lebih diutamakan, sebab
menurut ketetapan guru-guru agama Yahudi, kalau dua bagian Kitab Suci itu
bertentangan, maka bagian yang lebih tua harus dianggap lebih utama.Ituy bearti,
hukum perceraian yang diperkenalkan Musa menjadi tidak berlaku karena hukum
dalam anak kalimat sebab kalian terlalu susah diajar (BIMK), atau “karena kalian
menerjemahkannya dalam bentuk kiasan lain, seperti “karena hati kalian keras”.
Dalam bahasa Indonesia, hati (yaitu jantung dalam arti kiasan) dianggap sebagai
anggota tubuh yang terutama mengendalikan emosi dan perasaan, sementara dalam
pemikiran Yahudi, itu dikaitkan dengan cara berpikir manusia. Karena itu, beberapa
kepalamu”. 89
mengizinkan kamu menceraikan akan lebih wajar ditaruh pada awal jawaban Yesus
kepada orang Farisi, seperti dalam BIMK (Musa mengizinkan kalian menceraikan
istrimu sebab kalian terlalu susah diajar). Cara lain menyusun kalimat itu adalah
88
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 598.
89
Ibid. 599.
99
“Kalian (telah) menolak memperhatikan ajaran Allah, jadi Musa (dahulu telah)
Mu dan kamu: Kedua kata ganti ini berbentuk jamak (*) dalam bahasa
Yunaninya. Pada waktu itu Yesus berbicara dengan orang-orang Farisi yang ada di
kamu adalah orang Yahudi pada umumnya. Beberapa penerjemah perlu mengatakan
“kalian semua”. 91
oleh BIMK menjadi Tetapi sebenarnay bukan begitu pada mulanya. Suatu terjemahan
menuliskan “tetapi aslinya tidak begitu”.Kita bisa juga menuliskan ‘Tetapi pada
mulanya semua itu bukan begitu”, atau bahkan “Tetapi bukan begitu caranya pada
Matius 19: 9 TB
Jadi, dengarlah ini: Siapa menceraikan istrinya – padahal wanita itu tidak
menyeleweng – kemudian kawin lagi dengan wanita yang lain, orang itu berzinah”.
Tetapi aku berkata kepadamu: Ungkapan ini dalam BIMK diterjemahan Jadi,
dengarlah ini, tetapi mungkin lebih tepat kalau diterjemahkan menjadi “Karena alasan
itulah, maka Aku berkata kepadamu”. Bentuk perkataan ini serupa dengan yang ada di
90
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 599.
91
Ibid. 599.
92
Ibid. 599.
100
Matius 5:32, kecuali kata ganti Aku di sini tidak mendapat tekanan dalam bahasa
Yunani. 93
kata demi kata sama dengan bagian yang ada di Matius 5:32. Penjelasan ini mengenai
bagaimana menafsirkan dan menerjemahkan bagian ayat ini, sama dengan yang di
ayat itu. 94
Kecuali karena zinah: Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi zinah dalam
TB, di 15:19 diterjemahkan sebagai “percabulan” (demikian pula di Mrk 7:21; Kis
15:20, 29; 21:25). Namun di 5:32 , kata ini juga diterjemahkan seperti di sini
mungkin justru seperti dalam “kecuali karena perkawinan itu tidak sah”. Dalam
bahasa tertentu mungkin dapat diterjemahkan “kecuali karena dia berbuat serong”,
atau “kecuali karena istrinya melakukan perbuatan mesum (dengan orang lain)”, atau
Lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah: Kalimat ini dalam
mencersikan istrinya itu, bukan pada wanita yang ia ceraikan itu. Zinah di sini (BIMK
berzinah) merupakan terjemahan kata Yunani yang lain daripada yang dipakai dalam
kecuali karena zinah, dan di sini mempunyai arti mengadakan hubungan seks dengan
93
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 599.
94
Ibid. 599.
95
Ibid. 600.
101
wanita yang bukan istri sendiri. Dalam bahasa tertentu mungkin perlu diuraikan
menjadi “maka ia melanggar hukum sebab tidur dengan perempuan yang bukan
istrinya”. 96
istri tidak setia padanya, dan laki-laki itu menikah lagi, bearti laki-laki itu berzinah.
atau
orang/perempuan lain, maka laki-laki itu berzina, kecuali alasan perceraian itu karena
istrinya tidak setia, ataupun Kalau seorang laki-laki bercerai dari istrinya selain karena
alasan si istri berzina, lalu menikahi perempuan lain, bearti laki-laki itu berzina. 97
Matius 19 :10 TB
suami istri adalah seperti itu, lebih baik tidak usah kawin”.
berbicara dengan orang Farisi, tetapi di ayat ini murid-murid itu yang berkomentar.
96
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 600.
97
Ibid. 600.
102
Pengikut-pengikut Yesus (BIMK) atau “murid-murid Yesus” mungkin lebih baik,
Jika demikian halnya hubungan antara suami dan istri: Pernyataan ini
merupakan suatu pernyataan yang dibuat semata-mata dari sudut pandang suami,
bukan dari sudut pandang suami dan istri. Itu tersimpul dalam terjemahan seperti
“Kalau hubungan antara seorang laki-laki dengan istrinya harus seperti itu…” 99
adalah soal suami yang hanya dapat bercerai kalau istrinya tidak setia kepadanya (atau
seperti “Kalau hanya dengan alasan itu laki-laki baru bisa menceraikan istrinya”. 100
Lebih baik jangan kawin: Ungkapan ini dalam BIMK diterjemahkan lebih baik
tidak usah kawin dan juga mencerminkan sudut pandang laki-laki, karena dalam adat
sebagai berikut:
Murid-murid Yesus berkata: Kalau begini caranya, maka orang (atau laki-laki)
atau
98
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 600.
99
Ibid. 600.
100
Ibid .601.
101
Ibid. 601.
103
Murid-murid Yesus berkata kepada-Nya: Kalau seorang laki-laki harus tetap
bersama-sama dengan hanya satu istri, berbahaya untuk menikah dengan seorang
wanita. 102
Matius 19 :11 TB
Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Tidak semua orang dapat mengerti
Yesus menjawab: “Tidak semua orang bisa menerima kata-kata itu, hanya
Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: Dalam BIMK, anak kalimat ini
Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu: Kalimat ini dalam BIMK
dituliskan Tidak semua orang bisa menerima kata-kata itu. Ahli-ahli berbeda pendapat
tentang arti, sebenarnya dari perkataan Yesus ini. Baik kata kerja mengerti dan kata
benda (*) perkataan dapat ditafsirkan dengan beberapa arti. Beberapa terjemahan
menuliskan “Tidak semua orang dapat menerima pengajaran ini”, atau “Tidak setiap
orang dapat menerima prinsip (atau pendapat) ini”. Terjemahan lainnya menulis
Tafsiran lain terhadap perkataan ini didasarkan pada pemahaman bahwa kata
kerja mengerti dipakai untuk keadaan mental atau rohani, misalnya “Tidak semua
102
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 601.
103
Ibid. 601.
104
orang dapat mengerti apa yang baru Kukatakan, kecuali kalau Allah memberkan
Pekataan itu: Yang dimaksudkan dengan ungkapan ini mungkin ajaran Yesus
tentang perkawinandii ayat 3-9 (khususnya ayat 6). Beberapa terjemahan menuliskan
“pengajaran ini” atau “apa yang baru saja Kukatakan” ataupun “kebenaran ini”; bisa
Mereka yang dikaruniai saja: Ungkapan ini (BIMK orang-orang yang sudah
ditentukan oleh Allah) bisa diubah menjadi pernyataan aktif (*), misalnya “kecuali
sebagian orang dapat mengerti arti dari apa yang Kukatakan , yaitu kalau Allah
mereka”. 105
Dalam beberapa bahasa, ayat ini lebih baik disusun ulang. Misalnya:
atau
prinsip ini, tapi orang lain tidak”, kata-Nya kepada mereka. 106
Matius 19 :12 TB
104
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 601.
105
Ibid. 601.
106
Ibid. 602.
105
Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari
rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang
yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan
Karena ada orang yang tidak dapat kawin, sebab memang mereka lahir begitu.
Ada juga yang tidak dapat kawin sebab ia dibuat begitu oleh orang lain. Dan ada pula
yang memilih sendiri untuk tidak kawin, supaya dapat melayani Allah. Orang yang
Orang yang tidak dapat kawin: Ungkapan ini (juga di BIMK) merupakan
terjemahan dari satu kata Yunani yang bearti penjaga harem (yaitu kumpulan istri dan
selir ) raja. Biasanya penjaga seperti itu dikebiri. Sebab itu, kata Yunani itu dipakai
untuk menyebutkan orang yang tidak dapat kawin secara fisik dan secara kiasan (*)
juga dipakai orang yang tidak mau kawin oleh karena alasan-alasan tertentu. Dalam
kalimat Yunaninya istilah ini memang disebutkan tiga kali (TB orang yang…) untuk
tiga macam orang yang dalam keadaan khusus ini. Ayat ini memberikan sebagian
Ada orang yang: TB memulaiayat ini hanyadengan Ada orang yang. BIMK
memulai ayat ini dengan ungkapan peralihan “Karena”, untuk memperlihatkan Yesus
memberitahumu hal ini, karena…”, atau “Apa yang Kukatakan ini benar, karena”.
107
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 602.
106
Kita perlu mempertimbangkan dan menentukan mana yang tepat dan memadai dalam
Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari
rahim ibunya: (bnd. BIMK). Dalam beberapa bahasa terjemahanya bisa berupa
“Karena beberapa orang tidak dapat menikah (karena keadaan tertentu pada tubuhnya)
sejak lahir”, atau “Ada orang yang dilahirkan tidak dapat menikah”. Kalau memang
perlu, ini bisa juga dituliskan dengan cara lebih terperinci “Ada orang yang memang
Ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain: Ungkapan ini merupakan
penjelasan kedua. Kalimat seperti ini (juga BIMK) mungkin agak sulit dimengerti.
Mungkin kita bisa membuatnya lebih jelas, seperti “ada pula yang dikebiri”. Suat
terjemahan menuliskan “yang lain tidak mampu melakukan hubungan kelamin karena
suatu kejadian yang dialaminya”. Terjemahan tertentu menuliskan “ada orang yang
Dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri
oleh karena Kerajaan Sorga: Ungkapan ini merupakan penjelasan ketiga. BIMK
menuliskan Dan ada pula yang memilih sendiri untuk tidak kawin, supaya dapat
107
“Ada orang yang dengan sukarela tidak menikah demi Kerajaan Surga”. Beberapa
terjemahan mencoba menjelaskan arti dari Kerajaan Sorga dalam konteks ini,
misalnya “ada juga orang lain yang sengaja tidak kawin agar dapat melayani Allah
membuat dirinya demikian bearti mengebiri diri sendiri, sedangkan yang lain
mungkin yang lebih baik di sini (bng. BIMK). Suatu terjemahan memakai ungkapan
Oleh karena Kerajaan Sorga: Ungkapan ini bisa diterjemahkan menjadi “agar
sebagai warga umat Allah mereka dapat melakukan kehendak Allah”, atau pun “agar
diterjemahkan menjadi mengerti (BIMK menerima) sama dengan yang dipakai di ayat
kedua ayat ini, misalnya “Biarlah orang yang bisa mengerti, mengerti”, atau hanya
111
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 603.
112
Ibid. 603.
113
Ibid. 603.
114
Ibid. 603.
108
Sebab, ada orang yang tidak bisa kawin karena mereka memang lahir dengan
keadaan begitu. Ada juga yang tidak bisa kawin karena dibuat begitu oleh orang lain.
Dan ada pula yang memilih sendiri untuk tidak kawin, supaya bisa melayani Allah
dan umat-Nya dengan lebih baik. Orang yang sanggup menuruti ajaran ini, hendaklah
ia melakukannya. 115
Ayat 1 dan 2. Injil Matius selalu dipergunakan istilah “sete;ah Yesus selesai”
apabila suatu kesatuan yang besar selesai (misalnya “Khotbah di Bukit”, pasal 5-7,
Pasal 19 Injil Matius kembali ke urutan Markus, dikatakan bahwa Yesus tiba
“di daerah Yudea yang diseberang sungai Yordan”. Sama seperti di Matius 4:25
“daerah di seberang sungai Yordan” bearti Perea. Perea itu berada di bawah
pemerintahan raja Herodes Antipas; penduduknya pada waktu itu adalah orang
Yahudi. Di ayat ini Perea disebut “daerah Yudea”, karena Perea itu dekat Yudea.
Yesus menyembuhkan orang di Perea. Itu bukanlah perbuatan yang ajaib saja,
Kerajaan Allah, yang akan datang secara penuh pada waktu Yesus datang kembali ke
dunia.
115
Dr. Barclay M. Newman & Dr. Philip. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: LAI,
2008). 603.
116
Drs. J.J. de Heer. Tafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982). 374.
109
Ayat 3-6. Di Perea orang Farisi bertanya kepada Yesus, apa pendapat-Nya
tentang suatu persoalan yang pada waktu itu banyak dibicarakan orang Yahudi, yaitu
apakah seorang laki-laki boleh menceraikan isterinya dengan alasaan apa saja. Pada
zaman itu terdapat pengikut-pengikut rabi Syammai yang berpendirian bahwa seorang
laki-laki hanya boleh menceraikan isterinya apabila isteri itu berbuat zinah.
Sebaliknya ada pengikut-pengikut rabi Hillel yang berpendapat bahwa suami boleh
menceraikan isterinya apabila ia tidak senang lagi dengan isterinya itu. Pada akhirnya
pendapat Hillel menang; kira-kira tahun 100 ses. M. para rabi pada umunya setuju
dengan Hillel. Rabi Akiba yang terkenal itu (wafat 135 ses. M.) mengizinkan seorang
suami menceraikan isterinya jika isteri itu tidak cukup cantik. 117
Antipas, raja Perea, yang telah menceraikan isterinya yang pertama, hanya karena ia
lebih menyukai seorang wanita lain, yakni Herodias. Jadi ada pencobaan bagi Yesus.
Kristus menjawab dengan menguraikan apa arti nikah itu menurut maksud
Bukit”, Ia menyatakan arti yang terdalam dari Perjanjian Lama itu. Yesus mengutip
Kej 1:27 dan kemudian Kej 2:24, Ia memaparkan bahwa di Kej 2:24 nikah itu
dilukiskan sebagai suatu ikatan yang amat kuat, jauh lebih kuat daripada ikatan
keluarga (“Laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
117
Drs. J.J. de Heer. Tafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982). 374.
110
isterinya”). Bahkan menurut Kejadian 2:24 suami isteri “menjadi satu daging”.
“menjadi satu daging” mempunyai arti yang lebih luas daripada hubungan seksual;
“menjadi satu daging” bearti menjadi satu kesatuan, yang hamper dapat disebut satu
Tuhan menjadi satu oang, tidak boleh dibelah dua oleh perceraian nikah. Siapakah
yang mau memotong satu orang menjadi dua bagian, yang satu terlepas dari yang
lain?
maksud Tuhan, suami dan isteri senantiasa memelihara hubungan mereka. Itulah
ajaran yang indah; kita semua mengetahui betapa jiwa anak-anak disiksa dan
Memang suami isteri memerlukan cinta kasih dan banyak kesabaran dan
kebijaksanaan supaya hubungannya terpelihara terus. Bisa terjadi juag bahwa si suami
atau si isteri merasa tertarik kepada seorang yang lain sampai ada pencobaan. Tetapi
Yesus mengetahui bahwa kita boleh meminta dan mengharapkan pertolongan Roh
Ayat 7-9. Orang-orang Farisi itu tidak puas dengan penguraian Yesus. Mereka
mengutip Ul 24: 1-4, di mana Musa mengizinkan orang Israel memberi surat cerai
mempermasalahkan orang-orang Israel yang tegar hati. Oleh sebab ketegaran hati itu
Musa mengatur surat cerai, supaya jangan ada kekecauan secara penuh, dan supaya
118
Drs. J.J. de Heer. Tafsiran Alkitab Injil Matius. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982). 376.
111
jangan isteri dapat diusir dengan begitu saja. Waktu kami menafsirkan Mat 5:32, telah
kami uraikan bahwa surat cerai itu sedikit melindungi wanita . tetapi di ayat 8b Yesus
tetap mempertahankan bahwa maksud Tuhan sejak semula adalah supaya hubungan
dalam nikah berjalan terus (seperti yang diuraikan Yesus di ayat 4-6).
isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain,berbuat zinah dan melawan hukum yang
ketujuh dari kesepuluh hukum itu. Hanya kalau isteri berzinah, maka suami boleh
menceraikannya (sama dengan Mat 5:32). Yesus tidak mengatakan bahwa isteri yang
Ayat 10-12. Kedua belas murid Yesus selalu melihat bahwa orang-orang Israel
mengatakan bahwa lebih baik janagan kawin, kalau Yesus melarang jalan keluar itu.
119
murid: “lebih baik jangan kawin”, tetapi orang yang menerima karunia dari Tuhan
dapat mengerti siapakah yang benar-benar tidak cocok dengan perkawinan. Itulah
menurut Yesus tiga macam orang. Dalam naskah Yunani di sini Yesus
mempergunakan tiga kali kata “kebiri”. Ada orang lahir dalam keadaan “kebiri”; itu
adalah mereka tidak dapat kawin. Golongan yang kedua ialah orang yang dikebiri
oleh orang lain, misalnya pelayanpelayan di istana raja, yang pada masa dulu kadang-
golongan itu disebut juag adalam Misyna, buku yang berisi ajaran para rabi (bagian
119
Ibid. 376.
112
Yebamot 8:4). Tetapi Yesus menambahkan satu golongan lagi, ayitu orang-orang
yang (menurut naskah Yunani) “telah mengebiri dirinya oleh karena Kerajaan Sorga”
(yaitu Kerajaan Tuhan). Golongan yang ketiga itu adalah orang-orang yang atas
kemauannya sendiri tidak menikah, supaya mereka bebas dari segala gangguan di
dalam pekerjaannya bagi Kerajaan Tuhan; Yihanes Pembaptis dan Yesus sendiri
Ajaran Yesus lebih dalam daripada ajaran para rabi Yahudi. Menurut ajaran
para rabi, setiap laki-laki wajib menikah. Yesus menganggap nikah sebagi hal yang
suci (hal itu terbukti dalam ayat 3-9), tetapi dengan serentak Ia mengatakan bahwa
ada orang yang dalam situasi yang tertentu merasa terpanggil untuk tidak menikah
demi Kerajaan Tuhan. Tetapi panggilan itu dapat dimengerti serta dijalankan
hanyalah oleh orang yang mempunyai pengertian tentang Kerajaan Allah dan tentang
18, penulis Injil Matius berbalik dalam dua pasal berikutnya (Mat. 19-20) pada
perjalanan Yesus ke Yerusalem. Bagian baru dimulai dengan dua ayat peralihan (Mat.
Penyembuhan itu dapat ditafsirkan sebagai suatu bentuk pengampunan Yesus yang
120
Ruth Schafer & Freshia Aprilyn Ross. Bercerai: Boleh Atau Tidak? Tafsiran Terhadap Teks-teks
Perjanjian Baru. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012). 146.
113
Orang-orang Farisi datang menguji Yesus tentang soal yang sering mereka
perdebatkan. Masalahnya bukan hal cerai itu sendiri, yang mereka anggap biasa,
melainkan lebih konkret, yakni alasan apa saja yang dapat dibenarkan untuk
24:1-4 sebagaimana didukung antara lain oleh mazhab Rabi Hillel: “Apakah
diperbolehkan menceraikan isterinya dengan setiap alasan?”. Dalam ayat ini jelas
terlihat bahwa hak untuk menceraikan mutlak berada di tangan suami. Yang
diharapkan orang Farisi adalah keikutsertaan Yesus dalam diskusi di antara mereka
sendiri. 121
Pada ayat 4 Yesus menjawab pertanyaan orang Farisi tentang alasan bercerai
dengan memberikan pertanyaan kembali kepada mereka tentang karya Sang Pencipta
sejak awal. Ayat 4b mengutip Kejadian 1:27c, ayat 5b melanjutkan dengan kutipan
Kejadian 2:24. Mengenai klausa “dan kata-Nya” pada awal ayat 5, kurang jelas siapa
yang merupakan subyeknya, apakah Yesus atau Sang Pencipta yang dianggap
berbicara melalui Musa. 122 Perkawinan didasarkan pada daya tarik seksual antara
laki-laki dan perempuan yang berasal dari karya dan kehendak Sang Pencipta (ay. 4-
5). Persetubuhan dipandang sebagai awal perkawinan yang melalauinya laki-laki dan
perempuan menjadi satu kesatuan baru (ay. 6a). Karenadiinginkan oleh Allah sendiri,
kesatuan suami istri tidak boleh dipisahkan oleh pihak suami (ay. 6b). Jawaban Yesus
atas pertanyaan orang Farisi pada ayat 3 “apakah diperbolehkan menceraikan istrinya
dengan setiap alasan” adalah penolakan mutlak dari anggapan yang merupakan latar
121
Ruth Schafer & Freshia Aprilyn Ross. Bercerai: Boleh Atau Tidak? Tafsiran Terhadap Teks-teks
Perjanjian Baru. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012). 146.
122
Ibid. 147.
114
belakangnya, yaitu tentang hak seorang suami dalam pernikahan. Yesus tidak
tidak sekedar membatasi hak istimewa para suami Yahudi, bahkan Ia membatalkan
secara absolut. Dengan itu, Ia melindungi para istri dari kesembronoan dan
larangan ini dipatuhi, istri tidak dapat diancam lagi untuk disuruh pergi karena alasan
Orangn Farisi tidak menyerah ketika mendengar perkataan Yesus itu ,tetapi
diperintahkan Musa untuk memberikan surat cerai dan menceraikannya?” (ay. 7).
(seperti dalam pertanyaan mereka yang pertama dalm ay. 3b) seakan-akan ingin agak
Mereka yakin bahwa teks itu bertentangan dengan apa yang disimpulkan Yesus
berdasarkan Kejadian 1-2. Menurut penulis, buah pikiran orang Farisi logis saja,
meskipun mereka mempertajam pesan nas Ulangan itu dengan cara yang kurang tepat.
kegoisan manusia atau lebih harfiah karena kekerasan hatinya (ay. 8a). Dengan
demikian Yesus membedakan antara keadaan ideal “tetapi sejak awal tidaklah terjadi
demikian” (ay. 8b) dan keadaan yang dicerminkan dalam aturan Ulangan 24:1-4.
123
Ruth Schafer & Freshia Aprilyn Ross. Bercerai: Boleh Atau Tidak? Tafsiran Terhadap Teks-teks
Perjanjian Baru. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012). 147.
124
Ibid. 147.
115
Yesus mempersoalkan kepentingan para suami yang melatarbelakangi praktik yang
perkataan-Nya yang berikut dapat dibandingkan dan dibedakan dengan perintah Musa
ditafsirkan oleh mazhab Hillel. Berbeda dengan pendapat Rabi Hillel dan muridnya,
Yesus dengan jelas membatasi hak para suami untuk menceraikan istrinya. Ia bhakan
menyamakan perbuatan cerai oleh suami secara umum dengan perzinaan, meskipun
pada waktu itu pada umumnya seorang suami dianggap tidak mungkin melakukan
perzinaan terhadap istrinya sebab seorang suami tidak diwajibkan oleh ahli-ahli
Taurat dan masyarakat untuk setia terhadapnya. Namun, pengualifikasian itu tidak
dipakai lagi untuk semua kasus perceraian yang dilakukan seorang suami. Tampaknya
dalam percakapan dengan orang Farisi, pendapat Yesus berubah. “Yesus” (seperti
Musa lebih dahulu) melonggarkan larangan mutlak untuk berpisah yang dinyatakan-
Nya dalam ayat 6b dengan dua cara. Yang pertama, sebagaimana sudah dilakukannya
dalam Matius 5:32 yang pada dasarnya diambil dari sumber Q penulis Injil Matius
“(jika) bukan karena percabulan” (ay. 9b) pada teks Markus 10:11. Dari pendapat-
pendapat ahli tafsir Yahudi yang sudah dirangkumkan di atas, tampaknya penulis Injil
125
Ruth Schafer & Freshia Aprilyn Ross. Bercerai: Boleh Atau Tidak? Tafsiran Terhadap Teks-teks
Perjanjian Baru. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012). 148.
116
matius membuat Yesus mengikuti pendapat dari mazhab Syammai sebagaimana
dipahami pada abad pertama Masehi. Istri, yang dibuktikan tidak setia, boleh
antara mereka. Pengecualian itu sesuai dengan hukum Romawi dan dorongan dalam
umat Yahudi, yang keduanya mewajibkan para suami untuk paling sedikit
menceraikan istri yang tidak setia terhadapnya. Jadi, Matius 19:9 sama seperti 5:32
memungkinkan perceraian dari pihak suami dalam kasus percabulan seorang istri,
kemungkinan besar termasuk kesempatan untuk kawin lagi paling tidak untuk seorang
laki-laki. Kelonggaran yang kedua terjadi karena dalam hal tertentu penulis Injil
Matius mengikuti saja perkataan sumbernya yakni rumusan Markus 10:11. Dalam
ayat Injil Markus itu telah dikarang prasyarat lain sebelum seorang suami yang
menceraikan istrinya dapat dikatakan berzina yakni dan menikah dengan (perempuan)
lain (ay. 9b). Berbeda dengan pernyataan-Nya dalam ayat 6b, sekarang Yesus
markus 10:11 dan Luas 16:18, tidak ada dosa zina. Karena tidak diberi kesempatan
lagi untuk menikah dengan perempuan lain, para suami pasti berhati-hati dalam hal
m126enceraikan istrinya, maka tetap ada maksud untuk melindungi kaum istri dari
126
Ruth Schafer & Freshia Aprilyn Ross. Bercerai: Boleh Atau Tidak? Tafsiran Terhadap Teks-teks
Perjanjian Baru. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012). 150.
117
suami dan hak istri dalam pernikahan guna kepentingan kaum laki-laki dalam jemaat
berkaitan dengan hal izin cerai yang dipercakapkan oleh Yesus dan orang Farisi.
ajaran-Nya dalam jemaat mula-mula. Pandangan Yesus yang lumayan tegas mengenai
“tidak bermanfaat untuk menikah”. Dari sudut pandang laki-laki, mereka kehilangan
manfaatdan juga terikat, artinya mereka tidak dapat menggunakan yang dianggap
sebagai haknya secara bebas untuk menceraikan istri dan mengancam dia. “Para
murid Yesus juga tidak dapat membayangkan perkawinan yang tidak disertai sanski
perlindungan istri yang dimaksud Yesus sudah terlalu kuat agar pengajaran-Nya itu
disenangi mereka. Ayat ini menunukkan ke127pentingan sendiri sebagai kadar yang
mereka pakai dalam pernikahan dan dengan demikian menunjukkan pula bagaimana
Dalam ayat 11, Yesus tidak menentang tafsiran para murid tentang kesulitan
untuk tinggal dalam standar tinggi-Nya dalam pernikahan. Manfaat, yang mereka
harapkan dan mereka cari dalam pernikahan memiliki prasyarat, yaitu ketundukan
127
Ruth Schafer & Freshia Aprilyn Ross. Bercerai: Boleh Atau Tidak? Tafsiran Terhadap Teks-teks
Perjanjian Baru. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012). 151.
118
yang membawa mereka pada pertimbangan untuk mungkin tidak menikah, tetapi Ia
sebagai perzinaan, yang diutarakan-Nya dalam ayat 9, adalah hal yang tidak dapat
dimengerti dan diterima oleh semua laki-laki. Ungkapan perkataan itu dalam ayat 11
kesulitan untuk memahami ayat 12. Dalam ayat 12, pembicaraan dialihkan pada tema
baru, tetapi tetap ada hubungan erat dengan ayat 1-10. Kemungkinan pada saat itu
terdapat kelompok orang Kristen yang memilih tidak menikah, jelas dari konteks
termasuk para laki-laki yang telah menceraikan istrinya karena alasan selain
perbuatan zina, yang diwajibkan Yesus untuk tidak menikah lagi (ay. 9) dan taat pada
para suami yang pernah menceraikan istrinya karena percabulannya dan yang tetap
tidak menikah (menurutnya, teori ini lebih dahulu sudah disusun dan dikemukakan
tersebut. Setahu kami, belum pernah diusulkan pemahaman bahwa kelompok laki-laki
yang “mengebiri diri sendiri karena Kerajaan Surga” termasuk laki-laki yang telah
menceraikan istrinya karena alasan selain perbuatan zina. Tafsiran ini memberi
perhatian pada jalan cerita dan hubungan antara ayat 1-9 dan 10-12 (seperti Dupont/
128
Ruth Schafer & Freshia Aprilyn Ross. Bercerai: Boleh Atau Tidak? Tafsiran Terhadap Teks-teks
Perjanjian Baru. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012). 151.
119
Penulis Injil Matius tampaknya merasa perlu memberikan penjelasan atau
seksualitasnya dalam berbagai cara, hanya prokreasi tidak mungkin lagi untuk
mereka. Oleh karena itu, tema pembuangan atau kehilangan yang disinggung dalam
ayat 12 terutama adalah hidup berkeluarga, bukan pantangan perbuatan seks. Tiga
kelompok orang yang tidak menikah dan tidak berkeluarga disebutkan, dua secara
harfiah dan negatif, kemudian satu secra metaforis dan positif. Tekanan perkataan
Yesus jelas pada rumusan tentang kelompok yang ketiga. Di antara yang harfiah
adalah mereka yang “dilahirkan demikian” (impoten) dan mereka yang tidak menikah
karena “dikebiri oleh orang”, barangkali untuk dapat meraih kedudukan tinggi
tertentu di kerajaan, seperti misalnya sida-sida Etiopia yang disebutkan dalam Kisah
Para Rasul 8:27. Juga ada laki-laki yang “mengebiri dirnya sendiri” karena alasan
agamais. Adat yang demikian jika untuk sementara dipahami secara harfiah juga
berasal dari bagian timur Kekaisaran Romawi dan dapat dibuktikan di Siria dan Asia
Kecil, sedangkan orang Yunani kristis terhadapnya. Semula maksudnya agar dapat
diterima sebagai pelayan bagi dewi kesburan. Namun, dalam konteks kristiani seperti
dalam Matius 19:12, kelompok ketiga adalah mereka yang secara kiasan dikatakan
Yesus, dan Paulus). Maksud mengikuti Yesus dapat mengambil prioritas atas
dorongan seksual di dalam diri maupun dorongan masyarakat yang sebagian besar
120
mengerti Kejadian 1:28 sebagai kewajiban untuk menikah dan beranak cucu.
Penderitaan perempuan yang belum melahirkan anak laki-laki dan dianggap mandul,
untuk tidak ber129keluaraga demi kepentingan Kerajaan Surga justru luar biasa karena
langsung menentang baik ideal umat Yahudi tentang kehidupan yang berkenan
kepada Allah maupun ideal masyarakat Romawi. “Yang dapat mengerti hendaklah ia
129
Ruth Schafer & Freshia Aprilyn Ross. Bercerai: Boleh Atau Tidak? Tafsiran Terhadap Teks-teks
Perjanjian Baru. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012). 153.
121
BAB III
tinggi, hanya di bagian utara (sekitar 1.000 m di Gailea Atas, sekitar 700 m di daerah
tengah) dan menerima curah hujan yang memadai. Palestina hamper seluruhnya
berada di zona semi kering (curah hujan antara 400 dan 20 mm per tahun) dan bagian
selatannya, gurun Negeb dan Sinai, dan bagian pedalamannya, dataran tinggi
Transyordania dan gurun pasir Suriah-Arab, berada di zona sanagt kering (sekitar 100
mm atau kurang). Hanya ada satu sungainya layak disebut, Sungai Yordan, yang
disuplai dari wilayah Lebanon dan Anti-Lebanon, dengan anak-anak sungainya yang
abadi, Yarmuk dan Yabok, atau Wadi Zarqa) diisi dari dataran tinggi timur dan
berakhir di dataran tinggi yang tertutup dan asin cekungan LAut Mati. Oleh karena itu
penanaman diaktifkan bukan dengan irigasi (terlepas dari “oasis” kecil di dekat mata
air), tetapi oleh curah hujan: dan itu tergantung pada hujan yang tidak menentu, diatur
mana air adalah “fakta yang stabil” bukan masalah untuk kecemasan, sangat jelas. 130
dunia kuno, sangat menentukan aset geopolitik Palestina selama beberapa milenium.
Pembentukan khas negara kuno selalu dikondisikan oleh hubungan antara faktor
130
Mario Liverani. Israel’s History and the Histoy of Israel. (London: Equinox, 2003). 3.
122
spasial, kepadatan demografis dan potensi produktif. Suatu negara hidup berdasarkan
apa yang diproduksi secara lokal: perdagangan terestrial jarak jauh dapat
menyediakan bahan baku (terutama logam) dan produk-produk mewah yang dapat
diangkut secara ekonomi, tetapi tidak dapat membawa sereal. Karena dasar dari kota-
kota pertama (yaitu permukiman yang populasinya berbeda fungsinya dan dibagi
dalam pendapatan, dengan area 'publik' - kuil, istana, atau keduanya), unit teritorial
dibentuk, secara simultan ekonomi dan politik, terdiri dari kota itu sendiri dan daerah
10.000 tentara, tetapi menjadi tidak perlu setelah perjanjian damai dan perkawinan
antara Mesir dan Mitanni sekitar tahun 1420.132 Untuk pemerintahan saat ini, rencana
awal ditetapkan oleh Thutmose III - Firaun yang akhirnya telah menaklukkan
Palestina dan sebagian besar Suriah sekitar 1470-1460 - mencoba membangun kontrol
langsung Mesir yang luas dengan pelabuhan dan lahan pertanian terbaik yang dikelola
langsung oleh Mesir. Tetapi proyek seperti itu sulit untuk direalisasikan dan terlalu
mahal: hasil serupa dapat diperoleh dengan administrasi tidak langsung, dan dengan
demikian kami menemukan situasi Zaman Amarna, yang baru saja dijelaskan.
Kemudian, selama abad ketiga belas, kehadiran orang Mesir menjadi lebih luas,
131
Mario Liverani. Israel’s History and the Histoy of Israel. (London: Equinox, 2003).6.
132
Ibid.12.
123
Zaman Perunggu Akhir adalah periode ketegangan sosial-ekonomi yang kuat,
yang disebabkan khususnya oleh proses hutang dalam populasi pedesaan dan oleh
sikap yang cukup keras terhadap masalah raja dan aristokrasi istana ini.133 Kesulitan
ekonomi yang serius menyebabkan petani 'bebas' untuk memperoleh gandum dengan
imbalan janji bahan, terutama tanah, dan kemudian yang pribadi : istri dan anak lelaki
menjadi budak dari kreditor, dalam bentuk perbudakan yang seharusnya bersifat
sementara (dan dengan demikian tidak mengubah status bebas dari subjek yang
membayar hutang. Tahap terakhir, ketika debitor sendiri harus menjadi budak,
menutup siklusnya, karena pemulihan utang sekarang tidak mungkin: dalam banyak
Apakah dipengaruhi secara positif atau negatif oleh narasi alkitabiah, para
sarjana modern (arkeolog dan juga sarjana alkitabiah) telah menyarankan teori-teori
yang tegas namun sangat kontras tentang asal-usul Israel. Bahkan ketika dipahami
sebagai satu-satunya fitur dalam krisis transisi besar dari Zaman Perunggu ke Zaman
Besi, kasus Israel terus menerima perhatian khusus dan penjelasan yang lebih rinci.
Proses historis telah direkonstruksi beberapa kali, dan di sini akan cukup untuk
penaklukan 'militer', terkonsentrasi dan destruktif, diilhami oleh kisah Alkitab, masih
Israel), tetapi hari ini dianggap marginal dalam diskusi ilmiah. (2) Gagasan
pendudukan progresif, saat ini tersebar luas dalam dua varian yang lebih
133
Mario Liverani. Israel’s History and the Histoy of Israel. (London: Equinox, 2003).17.
124
komplementer daripada eksklusif satu sama lain: penyelesaian kelompok-kelompok
pastoral sudah ada di daerah tersebut dan penyaringan dari zona pinggiran gurun. (3)
Akhirnya, apa yang disebut teori 'sosiologis' tentang pemberontakan petani, yang
eksternal; setelah persetujuan awal selama 70-an dan 80-an ini telah kurang diterima
secara luas, kadang-kadang karena alasan politis. Teori-teori yang berbeda biasanya
ditempatkan satu terhadap yang lain, namun semuanya harus dipertimbangkan dalam
bergerak di antara padang rumput musim panas di dataran tinggi dan padang rumput
musim dingin di dataran; dan tipe 'horizontal' di stepa semi-kering, bergerak di antara
padang rumput musim dingin di padang rumput dan padang rumput musim panas di
lembah budidaya. Interaksi yang terkenal antara pemeliharaan domba dan pertanian
penggunaan lahan pertanian. Petani dan gembala tinggal di desa yang sama, mewakili
pengabaian umum atas zona yang kurang disukai itu mau tidak mau menciptakan
marginalisasi tertentu (dari sudut pandang urban) atau otonomi (dari sudut pandang
134
Mario Liverani. Israel’s History and the Histoy of Israel. (London: Equinox, 2003).32.
125
pastoral) dari kelompok-kelompok manusia dan ruang-ruang yang, pada periode
Israel yang alkitabiah adalah tanah dan bangsa yang dalam banyak hal
tampak akrab bagi kita. Kita tahu apa "Tanah Suci" hari ini: sebuah tempat yang
dianggap suci oleh tiga agama dunia. Banyak dari kita dapat segera mengingat
tengahnya. Tetapi ketika kita beralih ke Israel yang dijelaskan dalam Alkitab, kita
harus menggunakan imajinasi. Seperti apa rupa tanah ini pada tahun 1200 SM, ketika
orang-orang yang disebut orang Israel pertama kali muncul di lereng bukit bertingkat
dari tanah yang disebut Kanaan? Kita akan menggunakan kisah-kisah alkitabiah dan
artefak arkeologis untuk memberi kita jendela kehidupan di zaman kuno ini.
sangat berharga atau arsip kuno. Di dalamnya, kita menemukan cerita favorit Israel
kuno, sejarah resmi dan populer, puisi, doa, dan hukum. Alkitab juga merupakan
tempat di mana kita dapat menguping debat politik dan agama kuno. Meskipun
Alkitab adalah arsip berharga dari bahan-bahan historis, itu tidak obyektif atau
komprehensif. Itu tidak ditulis sebagai etnografi. Sebaliknya, orang Israel kuno
menyimpan cerita, hukum, dan sejarah tertentu karena mereka menganggapnya layak
untuk diteruskan ke generasi berikutnya. Banyak kisah yang berfokus pada para
pahlawan, pria dan wanita luar biasa yang mengalami pertemuan ajaib dengan Allah
Israel. Kisah Elia, seorang pahlawan alkitabiah dari kitab 1 dan 2 Raja-Raja,
135
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 4
126
mengilustrasikan bagaimana Alkitab dapat membantu kita mempelajari seperti apa
kehidupan di Israel kuno. Elia adalah seorang nabi Israel, dan beberapa peristiwa
dalam hidupnya memiliki kualitas yang legendaris dan ajaib. Misalnya, dia tidak mati
tetapi diangkat ke surga dalam kereta api. Elia sama sekali bukan "khas Israel kuno,"
dan ini ajaib kejadian menunjukkan bahwa kisahnya tidak akan membantu dalam
wanita bernama janda Sarfat (1 Raja-raja 17: 8–24). Elia pergi ke Sarfat, sebuah kota
kelaparan, dia telah memerintahkan seorang janda di sana untuk memberi makan nabi.
Ajaibnya, pasokan makanan janda tidak habis selama masa paceklik. Kemudian, putra
janda itu jatuh sakit parah, tetapi Elia membangkitkan anak itu. Di permukaan, ini
adalah kisah Elia yang lain sebagai pekerja mukjizat. Itu melayani tujuan teologis
untuk memanggil orang Israel untuk melayani satu-satunya Allah yang hidup, yang
menemukan konfirmasi berulang dalam catatan arkeologis Israel kuno. Seraya kita
terus membuka Alkitab sebagai sumber kehidupan di Israel yang alkitabiah, kita akan
136
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 5.
127
Mendefinisikan "Israel". Ketika kita berbicara tentang Israel kuno, kita
didefinisikan dalam hal geografi dan budaya. Tetapi definisi "Israel" berubah dengan
setiap periode sejarah yang akan kita pelajari dalam tesis ini. Pada peta, kita
menemukan Israel kuno yang terletak di dekat pantai Mediterania di sisi barat Sabit
Subur. Sebuah perjalanan melalui wilayah ini akan dimulai di Sungai Eufrat,
perjalanan ke utara ke Turki modern dan melintasi kerajaan Het dan Hurri kuno,
bergeser ke selatan di dekat Aram dan Damaskus di Suriah modern, dan berakhir di
tanah Kanaan, tempat Israel pertama kali muncul sebagai orang dan bangsa sekitar
1200 SM. Pada tahap paling awal ini, Israel terletak di dataran tinggi tengah, tepat di
Bulan Sabit Subur, termasuk Abraham, leluhur pendiri bangsa Israel. Kekuatan utama
di wilayah ini termasuk Mesir di barat daya, Mesopotamia di timur, dan kerajaan Het
di utara.
Sejarah utama yang diceritakan dalam Alkitab dimulai sekitar tahun 1400
SM. dan meluas melalui sekitar 400 SM, dari asal-usul Israel yang diingat dalam
leluhur pendiri melalui kemunculannya sebagai sebuah bangsa dan sebuah kerajaan.
penaklukan dan deportasi Yehuda di tangan Asyur dan kemudian Babel dan,
akhirnya, untuk dibangun kembali sebagai sebuah bangsa selama Kekaisaran Persia.
137
137
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 7.
128
Arti kata "Israel" bergeser dari waktu ke waktu dalam Alkitab untuk merujuk
pada seseorang, bangsa, monarki bersatu, monarki yang terpecah, sisa, dan Israel yang
dipulihkan. Kisah Yakub bergulat dengan seorang malaikat adalah pertemuan pertama
kita dengan kata "Israel" dalam Alkitab (Kej 32: 24-32), di mana itu jelas menunjuk
pada seseorang. (Kronologi alkitabiah Israel dimulai di sini, sekitar tahun 1400 SM).
Malaikat berkata kepada Yakub: “Namamu tidak akan lagi disebut Yakub, tetapi
Israel, karena kamu telah berjuang dengan Allah dan dengan manusia dan telah
menang.” Patriark Yakub memiliki dua belas putra, yang keturunannya menjadi
"bangsa Israel" dalam kitab Yosua dan Hakim (sekitar 1200 SM). Dalam kitab 1
Samuel, "Israel" adalah nama monarki bersatu yang dipimpin oleh Raja Daud dan
putranya Salomo. Di sini, "Israel" menunjuk sebuah kerajaan yang terdiri dari dua
belas suku (c. 1000–950 SM). Setelah hanya 75 tahun, kerajaan bersatu terpecah (1-2
Raja). Sebuah pemberontakan di dalam dua belas suku menghasilkan perpecahan, dan
"Israel" menjadi sebutan bagi sepuluh utara 8 Kuliah 1: Israel Alkitabiah — Kisah
sebuah bangsa suku; "Yehuda" adalah sebutan untuk satu suku di selatan. "Israel"
selama masa monarki yang terbagi ini masih merupakan kerajaan, tetapi itu adalah
Kerajaan utara Israel jatuh ke Asyur pada tahun 722 SM, dan kerajaan
selatan Yehuda jatuh ke Babilonia pada tahun 586 SM. Yehuda sendiri terus eksis
sebagai umat di pengasingan. Sebagai satu-satunya sisa dari dua belas suku asli Israel
(722, 586-538 SM), Yehuda menjadi pemegang ingatan bagi Israel. Dengan bertahan
138
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 8.
129
sebagai suatu bangsa, Yehuda memenangkan hak untuk menceritakan kisah Israel,
dan dalam kisah itu, Yehuda memandang dirinya sebagai ”sisa Israel.” Setelah
kembali ke tanah air mereka (mulai tahun 538 hingga 400 SM). , orang-orang
buangan dari Babilonia membawa serta sebuah buku, beberapa bentuk Taurat. Di
dalamnya, mereka menyimpan kisah dan kenangan leluhur mereka yang eponim,
Yakub. Orang-orang buangan yang kembali ini melihat diri mereka sebagai Israel
Baru dan Rumah Yakub. Seperti leluhur mereka, mereka merasa bahwa di
pengasingan, mereka juga telah bergulat dengan dewa mereka dan telah pergi baik
yang ditandai dan diberkati secara permanen. Dalam setiap periode yang dijelaskan
dalam Alkitab, Israel adalah yang paling penting. Itu adalah orang yang dipilih,
Pengasingan di Babel
Babilonia, yang dimulai pada tahun 597 tetapi paling umum berasal dari tahun 586
SM, ketika Babilonia menaklukkan Yerusalem dan Yehuda dan mendeportasi banyak
penduduk. Setelah kekalahan dan krisis nasional inilah banyak buku Alkitab disusun,
mengejutkan dalam 2 Raja-raja 25: 8-12. Selama masa pemerintahan Raja Zedekia
139
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 12.
130
dari Yehuda, Nebukadnezar, raja Babel, datang ke Yerusalem dan "membakar rumah
Tuhan, dan rumah raja dan semua rumah di Yerusalem; ... dia menghancurkan
digambarkan sebagai“ yang termiskin di negeri itu, ”semua orang—“ orang banyak
individu orang Yehuda yang dideportasi, kita dapat membuat beberapa generalisasi
berdasarkan apa yang kita ketahui sebagai praktik militer Babilonia pada periode ini.
anggota keluarga mereka terbunuh, seperti halnya dengan Raja Zedekia. Mereka akan
melihat rumah mereka terbakar dan situs-situs suci mereka dijarah. Puluhan ribu
dari Yerusalem ke utara ke Suriah, ke timur melintasi Turki selatan, dan akhirnya, ke
(Irak modern), yang berjarak 800 hingga 900 mil. Karena grup tersebut termasuk
wanita, anak-anak, dan orang tua, perjalanannya akan lama dan lambat, dan
akan dimulai. Mereka akan menemukan diri mereka di tanah yang sangat berbeda dari
mereka sendiri, dikelilingi oleh orang-orang yang berbicara bahasa asing dan
menyembah dewa-dewa asing. Banyak dari apa yang pada akhirnya tersimpan dalam
140
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 13.
131
Alkitab berbicara dalam beberapa hal tentang kehilangan dan pemindahan yang
salah satu dari sedikit deskripsi yang kita miliki tentang kehidupan di pengasingan.
Dalam mazmur, para tawanan bertanya, "Bagaimana kita bisa menyanyikan lagu
Tuhan di negeri asing?" Mereka memiliki perasaan bahwa bernyanyi memuji Allah
Bait Suci. Dalam ayat 5 dan 6, referensi ke tangan kanan layu dan lidah membelah
atap mulut berhubungan dengan menyanyi dan bermain harpa. Jika para tawanan
melupakan Yerusalem, mereka tidak akan pernah bernyanyi atau memainkan harpa
lagi. Dalam ayat 7, ada pergeseran tajam dalam bahasa mazmur dari nostalgia dan
ratapan ke kemarahan dan seruan untuk balas dendam. Orang-orang Yudea secara
karena kejatuhan Yerusalem, dan Babel, sang "penghancur" Kedua bagian mazmur
menekankan ingatan. Orang Yudea memanggil diri mereka sendiri untuk mengingat
tanah air dan ibu kota mereka. Di sini, ingatan dipenuhi dengan kerinduan nostalgia
dan keyakinan untuk bertahan. Mereka juga memanggil tuhan mereka untuk
mengingat siapa yang melakukan kesalahan pada mereka. Ingatan ini dipenuhi dengan
141
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 14.
132
Narasi Leluhur Dalam Kitab Kejadian
semesta hingga kedatangan orang Israel di tepi Sungai Yordan, di mana mereka
bersiap untuk menyeberang dan mengambil Tanah Perjanjian Kanaan. Periode lain
diperlakukan dengan sangat rinci. Perubahan dalam langkah cerita ini menunjukkan
periode sejarah mana dan cerita mana yang paling berbobot budaya. Kisah Musa
mendominasi empat dari lima buku dalam Taurat, dan di dalam kisah itu, episode
Musa yang menerima hukum dari Allah di Gunung Sinai adalah pusatnya. Yang
kedua setelah Musa adalah kisah keluarga Abraham, Ishak, dan Yakub. Sejarah
Dalam Kejadian 12, Allah Israel, karena alasan yang tidak disebutkan,
memilih satu orang, Abram (berganti nama menjadi Abraham), untuk memberkati
dengan cara yang istimewa. Dia meminta Abraham untuk meninggalkan tanah
akan menjadi "bangsa besar" yang diberkati oleh Allah. Allah Israel berulang kali
menyatakan dirinya kepada Abraham dan kepada keturunannya, Ishak dan Yakub,
dan membentuk hubungan perjanjian dengan mereka. Allah meminta Abraham untuk
menerima janji Allah bahwa ia akan menjadi bapa dari "banyak bangsa," dan ia
diberikan tanah abadi di Kanaan. Sebagai tanda perjanjian itu, Abraham diminta
142
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 22.
133
Sisa kitab Kejadian menceritakan sejarah Abraham, Ishak, Yakub, dan
Yusuf — empat generasi. Kita sering menyebut tiga lelaki pertama sebagai "leluhur."
Abraham diulangi. Pada saat yang sama, masing-masing pria ini menghadapi
tantangan serius yang tampaknya membuat janji-janji tanah, keturunan, berkat, dan
tahun sejak pertama kali dia diberitahu bahwa dia akan menjadi ayah dari sebuah
negara besar hingga kelahiran putra yang telah dijanjikan Tuhan kepadanya. Para
leluhur juga menghadapi ancaman terhadap kehidupan mereka, seringkali datang dari
Tuhan sendiri.
Beberapa tema yang berulang dari narasi patriarkal berbicara dengan realitas
kehadiran dan kekuatan Allah Israel, yang melampaui batas-batas nasional; hubungan
perjanjian antara keturunan Abraham dan Allah Israel; sifat kekal dari hubungan
perjanjian; dan hadiah Tanah Perjanjian sebagai warisan abadi. Kisah-kisah itu juga
mengakui ketegangan yang dialami oleh orang-orang buangan: para istri yang tidak
dapat hamil, anak-anak yang hidupnya terancam, tanah yang rawan kelaparan dan
perang.
Nama Israel sendiri diterapkan pada keluarga langsung Yakub dalam Kej
34: 7. 143 Sebelum pemisahan suku-suku Utara dan sekali lagi setelah pemulihan
143
Dickson Kwesi. The History And Religion Of Israel. (London: Longman and Todd, 1969). 16.
134
orang-orang dari kerajaan Selatan, Israel menunjuk seluruh umat Allah. Selama
dengan kerajaan Selatan yang disebut Yehuda. Pada masa postexilic, Israel kadang-
kadang digunakan untuk menunjuk umat awam berbeda dengan para imam, Ordo
Lewi dan hamba bait suci (I Taw 9: 2; Ezr 6:16, Neh 11: 3). Seperti yang digunakan
oleh rasul Paulus, istilah ini lebih kompleks. Ini mungkin menandakan orang-orang
pilihan dispensasi baru, "Israel milik Allah" (Gal 6:19), orang Yahudi yang belum
Ada dua tradisi berbeda di Israel mengenai asal usul namanya. Tradisi-
tradisi ini kuno karena telah terkandung dalam Hosea 12: 4-5. Menurut salah satu
catatan (Kej. 32: 22-31), nama Israel dianugerahkan kepada Yakub di pniel dekat
Timur Sungai Yordan. Menurut kisah yang lain (Kejadian 35: 9-15), Tuhan
mengubah nama patriark dari Yakub menjadi Israel setelah dia meninggalkan penuel
dan kembali ke Betel. Akun pertama memberanikan diri etimologi rakyat dan berani
antropomorfik. Ini juga menggambarkan Yakub bergulat dengan Tuhan atau Malaikat
Tuhan dan menekankan kemenangan patriark, 144 sedangkan catatan kedua tidak
menawarkan dugaan tentang asal-usul atau makna nama. Dari sudut pandang
etimologi, derivasi aktual dan makna Israel (yistel) masih belum pasti hingga saat ini.
Namun, diyakini bahwa itu adalah theoforik, kata benda yang tepat "el" (Tuhan),
seperti dalam El-lohim, El-shadah. Jika komponen verbal adalah root "Sry", nama
"Israel" berarti "Tuhan, berpendapat". Tetapi jika akar terkait adalah "Srr" atau thn
(keduanya terjadi dalam bahasa Arab tetapi dalam nama Ibrani, nama Israel "akan
144
Dickson Kwesi. The History And Religion Of Israel. (London: Longman and Todd, 1969). 16
135
berarti" Tuhan tempat ibadah "atau" Tuhan menyembuhkan "" Israel adalah dari
masing-masing.
Karena Israel telah dipilih oleh Allah, tanggung jawab utama mereka adalah
setia pada tuntutan. Antara Tuhan dan Israel, ada persekutuan hidup dan aktivitas.
Allah berjanji bahwa ia tidak akan kembali dari tujuan-Nya dan tidak akan
mengecewakan umat-Nya. Dia akan konstan dalam kebaikan-Nya dan akan menjaga
kebenaran. Dia akan jujur pada dirinya sendiri. Umat-Nya, di pihak mereka, harus
tetap setia. “Dan itu akan menjadi kebenaran kita jika kita mematuhi semua perintah
ini di hadapan Tuhan, Allah kita, seperti yang Dia perintahkan kepada kita” (Ul 6:25).
Jika Israel tetap setia dalam pelayanan Tuhan; mereka akan diberkati oleh kesuksesan
dan kemakmuran. Jika Anda mendengarkan penghakiman ini dan menjaga serta
melakukannya, Tuhan, Allahmu, akan menaati perjanjian dan belas kasihan yang
telah Ia sumpah kepada ayahmu; dan Dia akan mencintaimu, dan memberkatimu
”(Ul 7) : 12f). Janji ini harus dijaga dengan setia oleh keturunan Israel dari generasi ke
generasi sebagai umat yang dipilih oleh Allah untuk memenuhi rencana ilahi-Nya.
Yakub menanam akar; dia menikahi empat wanita dan menjadi ayah dari dua belas
136
putra dan putri. 145 Di antara dua belas putra Yakub adalah seorang pria bernama
Yehuda, leluhur suku mereka yang berada di pengasingan. Israel kuno memahami
dirinya sendiri melalui bahasa keluarga dan mengorganisasi dunia menjadi pohon
keluarga. Kisah keluarga Yakub memberikan dasar bagi bagaimana Israel kuno
memahami dirinya secara sosial dan politik sebagai aliansi dua belas suku.
Yakub dan saudara kembarnya, Esau, dilahirkan untuk Ishak dan Ribka setelah masa
kemandulan. Keduanya adalah saingan dari rahim. Sepanjang masa kanak-kanak dan
dewasa awal dari orang-orang ini, Yakub membuktikan dirinya sebagai pendaki yang
pintar dan tidak bermoral, yang menggantikan kakak lelakinya sebagai pewaris. Dia
mengelabui Esau yang tidak punya akal dari hak kesulungannya dan, dengan bantuan
ibunya, menipu ayahnya, Ishak, agar memberinya berkat dari anak sulung yang
Sementara di sana, Yakub menikahi kedua anak perempuan Laban, pertama Lea, yang
lebih tua, dan kemudian Rahel, yang lebih muda. Rahel adalah istri yang cantik dan
dicintai, dan Lea memiliki "mata lemah" dan merupakan istri yang tidak dikasihi.
Tapi Lea sangat subur sementara Rahel mandul. Pemahaman orang Israel kuno
tentang kesuburan adalah Allah berperan dalam membuka dan menutup Rahim
145
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 23.
146
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 23.
137
Skenario pernikahan ganda ini terjadi dalam semacam perang melahirkan
yang terjadi di antara saudara-saudari saingan. Pertama, Lea melahirkan empat putra.
Rahel menawarkan pelayannya, Bilha, sebagai istri bagi Yakub, dan Bilha melahirkan
dua putra lagi. Leah kemudian menawarkan pelayannya, Zilpa, kepada Yakub; dia
mengandung dua putra. Lea melahirkan dua putra dan satu putri lagi. Akhirnya, Rahel
melahirkan dua putra. Dengan cara ini, keluarga Yakub terdiri dari dua istri utama dan
dua istri gundik yang di dapat dari masing-masing istrinya. Setiap istri berusaha untuk
melahirkan anak.
Leluhur Ibrani adalah dua belas putra Yakub yang mewakili kedua belas
suku Israel. Kedua belas putra ini adalah: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Dan,
Naftali, Gad, Asyer, Isakhar, Zebulon, Yusuf dan Benyamin (Kej 29: 32-30: 24;
35:18). Lewi, meskipun salah satu dari dua belas putra Israel biasanya dihilangkan
dari bagian Alkitab yang menyebutkan suku-suku Israel. Keturunan Lewi ditahbiskan
sebagai imam bagi Allah dan bertanggung jawab atas pelayanan tabernakel di padang
belantara dan kemudian dengan bait suci di Yerusalem. Alih-alih menerima tanah
persembahan dari anak-anak Israel (Bilangan 18; Duet, 18 dll). Meskipun Yusuf juga
salah seorang putra Yakub, namanya juga biasanya dihilangkan dari daftar suku-suku
Israel. Ini karena kedua putra Yusuf, Efraim dan Manasye, diadopsi oleh Yakub
menggantikan Yusuf (Kej 48). Yakub, yang namanya diganti menjadi Israel, memiliki
138
dua istri dan dua selir yang dengannya dia memiliki dua belas putra dan seorang putri.
Kedua belas putra ini kemudian menjadi leluhur suku-suku Israel. 147
Putra-putra yang lahir dari keempat wanita ini tidak dianggap sama, tidak
dalam kisah keluarga dan tidak dalam kisah nasional yang tumbuh dari keluarga ini.
Putra sulung berdiri untuk mewarisi bagian ganda dari harta ayah mereka. Di rumah
Yakub, putra sulungnya adalah Ruben, tetapi Yusuf, putra sulung Rahel, yang
mewarisi janji-janji perjanjian Abraham, Ishak, dan Yakub. Ketika Yakub akhirnya
kembali ke Kanaan, itu berada di bawah bimbingan dan atas permintaan Allah Israel.
dan dinamai "Israel." Identitas pegulat tengah malam tetap tidak jelas. Dia menolak
untuk memberikan namanya kepada Yakub, dan meskipun dia disebut sebagai
seorang pria, Yakub akhirnya menyimpulkan bahwa dia telah bergulat dengan Tuhan.
Dia menyebutkan tempat pertemuan ini dengan Pniel, yang berarti “wajah Tuhan,”
karena dia berkata, “Aku telah melihat Tuhan secara langsung, namun hidupku tetap
terpelihara.”148
Jadi, proses yang melaluinya Yakub menjadi "Israel" adalah proses yang
panjang dan sulit. Ini melibatkan pelarian, pengasingan, dan kerja keras. Itu juga
melibatkan pemenuhan salah satu janji patriarkal ketika dia "menjadi bangsa yang
besar" melalui kelahiran kedua belas putranya. Sekarang setelah dia menjadi "Israel,"
dia menyeberangi sungai Yordan, kembali ke tanah Kanaan, tempat di mana dia telah
147
Dickson Kwesi. The History And Religion Of Israel. (London: Longman and Todd, 1969). 22.
148
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 24.
139
dijanjikan tanah abadi. Nama Israel menyiratkan nama Alkitab umat Allah dan
leluhur anonimnya yang juga disebut Yakub. Alkitab menegaskan bahwa nama Israel
dianugerahkan kepada bapa leluhur Yakub oleh Allah. Namun ada beberapa catatan
tentang pengaruhnya terhadapnya dan berbagai teori tentang maknanya. Selain itu,
digunakan untuk menunjuk Patriark, nama "Israel" lebih sering digunakan sebagai
gelar kolektif untuk darah atau keturunan spiritualnya, "anak-anak Israel" atau
"Rumah Tuhan." Nama "Israel" juga digunakan sebagai pengganti belaka untuk nama
pribadi Yakub. Ini sering digunakan sebagai suku Israel. Jadi, dalam Kel. 1: 1 nama
"Israel" sering dalam frasa "putra atau anak-anak Israel (b 'yisrael), yang digunakan
untuk putra langsung Yakub. Ini digunakan bersama dengan istilah-istilah seperti
"benih Israel, bani Israel, dan majelis Israel untuk menggambarkan keturunan
Yakub.149
Dari sudut pandang orang yang diasingkan dari tanah mereka, yang tinggal
Yehuda, yang berakhir di pengasingan di Babilonia, juga akan bertahan dengan kerja
keras. Mereka akan mengambil istri dan membangun keluarga, mengisi kembali diri
mereka menjadi sesuatu yang mirip Yakub mengalami ancaman ilahi terhadap
hidupnya ketika ia bergulat dengan Allah sepanjang malam, nyaris tidak selamat.
"Sebuah bangsa yang hebat." Banyak juga akan membangun kekayaan di tanah
tempat mereka diasingkan. Dan ketika mereka kembali ke tanah Yehuda selama
periode Persia, mereka kembali bukan sebagai Yehuda tetapi seperti seluruh Israel.
149
Dickson Kwesi. The History And Religion Of Israel. (London: Longman and Todd, 1969). 17.
140
Mereka juga diganti namanya sebelum menyeberangi sungai Yordan kembali ke
Tanah Perjanjian.
Nama Israel sendiri diterapkan pada keluarga langsung Yakub dalam Kej
34: 7. Sebelum pemisahan suku-suku Utara dan sekali lagi setelah pemulihan orang-
orang dari kerajaan Selatan, Israel menunjuk seluruh umat Allah. Selama periode
kerajaan Selatan yang disebut Yehuda. Pada masa postexilic, Israel kadang-kadang
digunakan untuk menunjuk umat awam berbeda dengan para imam, Ordo Lewi dan
hamba bait suci (I Taw 9: 2; Ezr 6:16, Neh 11: 3). Seperti yang digunakan oleh St
Paul, istilah ini lebih kompleks. Ini mungkin menandakan orang-orang pilihan
dispensasi baru, "Israel milik Allah" (Gal 6:19), orang Yahudi yang belum bertobat,
pengulangan pola yang dibuat dengan para leluhur yang tinggal di luar Tanah
Perjanjian. Namun, kami merasakan pergerakan geografis dalam kisah Musa, dari
penyelamatan orang Israel yang diperbudak di Mesir, 150 hingga penyeberangan hutan
belantara gurun, hingga kedatangan di tepi Sungai Yordan. Sekali lagi, kita harus
anak-anak mereka dan melestarikannya secara tertulis. Kisah Musa dan penyelamatan
ilahi dari orang-orang yang diperbudak tidak hanya akan membangun rasa identitas di
150
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 27.
141
antara orang-orang buangan, tetapi juga akan menghasilkan harapan bagi komunitas
Bab penutup dari Kejadian dan bab pembukaan dari Keluaran menjembatani
dua kisah asal-usul Taurat — kisah leluhur dan kisah Musa — secara geneologis dan
religius. Kisah Yusuf, putra Yakub, menempatkan Yusuf di Mesir, di mana ia naik ke
posisi kekuasaan di istana Firaun. Selama masa paceklik, keluarga Yusuf bermukim
mengunjungi kamu, dan membawa kamu keluar dari tanah ini ke tanah yang dia
bersumpah kepada Abraham, Ishak, dan Yakub" (Kej. 50: 24). Kitab Keluaran dibuka
dengan keturunan dari keluarga Yakub yang berbuah ke titik bahwa "tanah itu penuh
dengan mereka." Dan seorang firaun muncul di Mesir "yang tidak mengenal Yusuf";
karena takut pada banyak orang ini, firaun memperbudak mereka. Dengan cara ini,
keturunan Yakub terhubung secara genealogis dengan kelompok yang disebut "orang
Keluaran 3 memberi kita kisah tentang panggilan Musa. Di sini, Allah Israel
muncul kepada Musa di semak yang terbakar. Allah di semak yang terbakar
dengan kisah-kisah para leluhur yang ditemukan dalam Kejadian: "Aku adalah Allah
ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub ”(Kel. 3: 6). Dia memanggil
Musa untuk mengumumkan kepada Firaun bahwa dia akan membawa orang Israel
151
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 27.
142
keluar dari perbudakan di Mesir dan ke Tanah Perjanjian ayah mereka. Setelah
banyak perlawanan, Musa setuju, tetapi dia ingin tahu nama Allah ini. Allah semak
yang terbakar menjawab, "Aku adalah siapa Aku." Ketika Musa kemudian pergi ke
budak Ibrani dan memberi tahu mereka nama Allah yang mengirimnya, dia mengganti
nama itu dengan orang ketiga, mengatakan, "'Dia adalah siapa Dia 'mengutusku.' Dari
bentuk kalimat orang ketiga inilah kita mendapatkan nama pribadi Allah Israel,
Yahweh.
Berikut ini adalah kisah tentang Keluaran dan penerimaan hukum di Gunung
Sinai; dua peristiwa ini juga merupakan kisah kelahiran bangsa Israel. Pada awal
Keluaran, protagonis adalah budak Ibrani yang ditindas oleh firaun Mesir. Kemudian,
dewa Israel menyelamatkan mereka. Dia membawa mereka ke Gunung Sinai dan
mengikat mereka untuk dirinya sendiri dalam sebuah perjanjian. Pada akhir Taurat,
budak-budak Ibrani ini telah muncul sebagai bangsa Israel, siap memasuki tanah yang
dijanjikan kepada leluhur mereka. Semua ini terjadi di bawah yang ditunjuk oleh
Setelah panggilan dari semak yang terbakar, Musa pergi ke Firaun untuk
mengirim sepuluh tulah. Tulah terakhir, pembunuhan anak sulung di setiap rumah
tangga di Mesir, menyebabkan Firaun mengalah. Tetapi dia tidak lagi membiarkan
orang Ibrani pergi maka dia memutuskan untuk mengejar mereka. Dalam pengejaran
ini, Allah Israel membelah Laut Reed (dikenal secara alkitabiah sebagai "Laut
152
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 28.
143
Merah"), memungkinkan orang Ibrani menyeberang di tanah kering. Ketika mereka
dominasi Mesir. Setelah kebingungan pertama mereka, orang Mesir menyatukan diri,
dan bergegas mengejar orang Ibrani, tetapi tepat ketika situasi mereka menjadi kritis,
Orang-orang Israel berseru kepada Tuhan ... Kemudian Musa mengulurkan tangannya
di atas laut dan Tuhan mendorong laut kembali oleh angin timur yang kuat sepanjang
malam, dan membuat laut mengeringkan daratan, dan air itu terbagi. Dan orang-orang
Israel pergi ke tengah laut di tanah kering, air menjadi tembok bagi mereka di tangan
kanan dan di sebelah kiri mereka. Orang-orang Mesir mengejar dan masuk setelah
mereka, dengan semua kuda, kereta, dan penunggang kuda Firaun. Dan di pagi hari
menyaksikan Tuhan di tiang api dan awan memandang rendah tentara Mesir, dan
mengacaukan tentara Mesir, membawa roda kereta mereka sehingga mereka melaju
atas laut, supaya air dapat kembali menimpa orang Mesir, atas kereta mereka dan atas
penunggang kuda mereka”. Maka Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan laut
kembali ke alirannya yang biasa ketika pagi hari muncul, dan orang-orang Mesir
laut ... tidak sebanyak salah satu dari mereka tetap. Karena itu, Tuhan menyelamatkan
Israel pada hari itu dari tangan orang Mesir dan Israel melihat pekerjaan besar yang
144
dilakukan Tuhan terhadap orang Mesir dan mereka percaya kepada Tuhan dan
hamba-Nya Musa (Kel 14: 10-31). Pada dasarnya, ceritanya adalah tentang bantuan
ilahi yang diberikan kepada orang Israel pada saat kritis ketika Keluaran mereka pasti
mengkonfirmasi historisitas cerita ini, meskipun memiliki catatan sejarah yang agak
rinci dari pengadilan firaun Mesir. Namun, yang dapat kita katakan adalah bahwa
kisah Keluaran adalah bagian dari ingatan budaya Israel kuno dari sejarah yang
tercatat paling awal. Jauh sebelum pengasingan, kisah Keluaran diturunkan dari
generasi ke generasi.
Setelah melarikan diri dari Mesir, Musa memimpin bangsa Israel ke tempat
tinggal dewa Israel, Gunung Sinai, di mana ia mendengar kata-kata perjanjian baru
(Kel 19: 4–6). Dalam beberapa hal, perjanjian ini mirip dengan perjanjian Abraham,
tetapi juga mengungkapkan beberapa perbedaan yang jelas. Perjanjian dimulai dengan
Tuhan mendaftar apa yang telah dia lakukan atas nama orang Israel. Kemudian
bergerak ke apa yang sekarang dituntut Allah dari orang Israel: agar mereka menaati
perintah-Nya dan ajaran-Nya. Jika mereka melakukannya, mereka akan menjadi milik
Tuhan secara khusus. 154 Dalam perjanjian Musa, persyaratan di pihak Israel lebih
jelas didefinisikan daripada yang ada dalam perjanjian Abraham. Bahkan, ketika
153
Dickson Kwesi. The History And Religion Of Israel. (London: Longman and Todd, 1969). 61.
154
Cynthia R. Chapman. The World Of Biblical Israel. (Virgina: The Great Courses, 2013). 29.
145
Musa kembali ke Gunung Sinai dengan semua orang yang menunggu di kaki gunung,
Penaklukan Kanaan
Pada suatu titik kemudian, mereka menyeberangi Sungai Yordan dan mulai
dalam tiga tahap (a) Kampanye di tengah (Yosua 7: 9) (b) Kampanye di selatan
(Yosua 10) (c) Kampanye di Utara (Yosua 11). Dengan demikian, menurut kitab
Yosua, tanah Kanaan ditundukkan dalam waktu yang relatif singkat tetapi menurut
Israel tetapi lebih oleh individu. Suku-suku Yehuda dan Simeon, bersama dengan
selatan dari selatan dan juga dari timur, selama periode yang agak lama yang tidak
selesai sampai ketika David mengambil Yerusalem dan beberapa kota Palestina.
Kota-kota ini yang disebutkan dalam kitab Yosua yang ditangkap oleh Israel
kontradiksi yang nyata. Perbedaan antara Yosua dan Hakim telah menyebabkan para
sarjana tidak setuju pada sifat sebenarnya dari penaklukan. Mereka yang menolak foto
itu mengklaim bahwa penaklukan itu adalah infiltrasi damai, sementara yang lain
tidak mendukung salah satu dari dua kasus tersebut. Menurut Yosua pasal 6, kota
Yerikho adalah yang pertama jatuh ke Israel dan kota Ai adalah yang kedua, (Yosua
pasal 8). Yerikho telah ada sekitar 6000 tahun sebelum invasi dan telah ada di abad
146
ke-13. Pada waktu itu, tampaknya itu adalah kota yang sangat kecil tanpa tembok
kota. 155
dihancurkan sekitar 2.500 tahun SM dan tidak dibangun kembali sampai setelah abad
ke-13, sehingga tidak mungkin dihancurkan oleh Israel pada abad ke-13. Namun,
sejumlah kota lain dihancurkan dan beberapa menunjukkan indikasi telah dibangun
kembali karena itu oleh orang yang sama yang menghancurkannya. Pembangunan
kembali dilakukan dengan gaya yang mirip dengan di mana desa-desa baru dibangun
kembali pada saat yang sama di Pegunungan Kanaan. Karena pembangunan kembali
menunjukkan gaya yang sama seperti desa-desa Israel kemudian, telah dimasukkan
oleh beberapa sarjana bahwa kota-kota dihancurkan dan dibangun kembali oleh orang
Israel. Jadi penaklukan itu memang melibatkan beberapa tingkat kekerasan dan
memang terjadi pada waktu tertentu dalam sejarah Kanaan, tetapi apakah itu selesai
dalam waktu singkat atau dilanjutkan untuk jangka waktu yang lama seperti yang
Israel sebagai bangsa dengan dua belas suku terorganisir dari pangkalan
regional hanya ditemukan di Kanaan. Sebelum waktu itu, mereka adalah suku tanpa
bentuk organisasi yang sistematis. Apa yang ditemukan di Kanaan sebagai bangsa
Israel adalah campuran dari berbagai elemen. Perjanjian Lama memberi kesan bahwa
semua orang Israel adalah keturunan anak-anak Yakub yang keluarganya berjumlah
70 jiwa di Mesir. Hal ini menimbulkan beberapa keraguan karena terlepas dari
155
Dickson Kwesi. The History And Religion Of Israel. (London: Longman and Todd, 1969). 62.
147
kesulitan segelintir orang yang menghasilkan begitu banyak keturunan di Mesir, ada
pernyataan dalam Perjanjian Lama mengenai dampak bahwa para migran Israel
seperti orang Midian dan orang Edom (Keluaran 12: 37-38). 156 Israel juga menyerap
kelompok-kelompok yang ia temukan sudah tinggal di Kanaan. Ini dia lakukan, baik
dengan penaklukan atau penyerapan atau melalui negosiasi damai dengan suku-suku
atas kemauan mereka sendiri. Sebuah contoh terkenal dari ini adalah perjanjian yang
dicari Israel dengan orang Gibeon dalam Yosua 9: 3). Juga, fakta bahwa beberapa
kota orang Kanaan terdaftar di Yosua sebagai bagian dari suku Manasye
terserap ke Israel. Sikhem yang kemudian menjadi ibu kota suku Israel termasuk
Tidak disebutkan tentang kehancurannya dalam Alkitab, juga tidak ada bukti
kami miliki adalah bahwa tidak lama setelah invasi, Israel memilikinya (Sikhem).
Implikasinya adalah bahwa Sikhem mungkin secara sukarela menyerah kepada Israel
tertentu yang memasuki Kanaan secara independen dan merasa mudah untuk
bergabung dengan Israel melawan penduduk asli. Penting untuk mengetahui bahwa
bagian Israel sudah ada di negeri itu ketika kelompok-kelompok eksodus tiba dari
hutan belantara Sinai. Ini menyiratkan bahwa semua suku tidak menetap di tanah pada
156
Dickson Kwesi. The History And Religion Of Israel. (London: Longman and Todd, 1969). 64.
148
saat yang sama. Sebagai contoh, suku Ruben, Simeon dan Gad menetap sebelumnya
di tanah Kanaan sebelum yang lain tiba. Kedua, beberapa kelompok tampaknya telah
masuk dari selatan meskipun dilaporkan melaporkan kekalahan Israel pada Bil 14
ketika dia berusaha untuk melakukannya. 157 Menurut Bilangan pasal 21, ada
kemenangan bagi Israel di daerah yang sama dan di Hakim Bab 1, orang-orang Keni,
adalah beberapa kelompok berhasil memasuki Kanaan dari selatan. Jadi, di tanah
Kanaan, Israel terdiri dari unsur-unsur yang berbeda, yang semuanya tidak memiliki
leluhur di Mesir atau berasal dari Sinai. Beberapa dari mereka sudah tinggal di
Kanaan dan mereka telah memasuki Kanaan sebagai kelompok independen. Menurut
Yosua pasal 24, setelah penaklukan, semua komponen Israel bertemu di Sikhem dan
membuat perjanjian untuk menjadi umat Yahweh dan untuk melayani dia sendirian.
Dari titik inilah sejarah Israel sebagai orang yang menduduki tanah dimulai. Israel
dalam Keluaran dan penaklukan. Doktrin pemilihan alkitabiah disebut oleh Perjanjian
Lama sebagai perkenanan Allah. 158 Israel sebagai penerima bantuan ini tidak layak
157
Dickson Kwesi. The History And Religion Of Israel. (London: Longman and Todd, 1969). 64.
158
Dickson Kwesi. The History And Religion Of Israel. (London: Longman and Todd, 1969). 65.
149
itu, Yahweh memilih Israel hanya karena dia ingin menjadikan mereka miliknya
oleh berbagai kelompok yang telah bergabung dengan Israel setelah Sinai dan telah
menjadi bagian dari Israel. Perjanjian di Sikhem menandai awal dari organisasi suku
Perjanjian Lama ditulis selama suatu periode yang panjang, yaitu 3000
sampai 2000 tahun yang lalu di dunia Asia Barat Daya kuno, di tengah kebudayaan
besar kabur bagi kita. Kepercayaan itu juga diuraikan dalam suatu bahasa yang tak
mengapa kita tak mungkin mencapai pengetahuan yang sempurna tentang agama
Israel kuno. Namun, dapat dikatakan secara umum bahwa orang yang mau memahami
intisari kepercayaan Israel sejak semula selalu mengalami kesulitan, bahkan kesulitan
itu dialami di Israel kuno sendiri, walaupun pada taraf yang berbeda dengan kita.
Misalnuya, nabi-nabi yang berdebat tentang apakah yang menjadi kehendak Tuhan
(bnd. Persengketaan antara Yeremia dengan Hananya pada tahun 593 SM, atau antara
159
TH.C. Vriesen. Agama Israel Kuno. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016). 2.
150
Perjanjian Lama penuh dengan perdebatan tentang Tuhan dan karya-Nya,
sehingga di dalam tubuh Israel sendiri dapat digariskan suatu proses perkembangan
Israel selalu merupakan sesuatu yang bergerak dan berada dalam proses perubahan.
Agama Israel menghadapkan kita bukan pada suatu jaringan ide dan keyakinan agama
yang sudah baku, melainkan pada suatu proses perkembangan yang di dalamnya
orang beriman bergumul untuk memahami dan mengenal Allah Israel semakin lama
semakin dekat; bahkan dapat dikatakan apakah tepat kita berbicara tentang “agama
Israel” begitu saja dalam bentuk tunggal. Misalnya, S.H. Hooke menolak istilah-
istilah seperti “agama Israel”, “Yahweisme yang sejati”, atau “agama Perjanjian
Lama” dengan alasaan bahwa istilah ini terlalu samar. Menurut Hooke 160, kita harus
jelas membedakan antara tiga bentuk agama Israel kuno. Disebutkan oleh Hooke
bahwa ketiga bentuk agama Israel tersebut dapat dianggap sebagai tiga fase berurut
atau bahkan tiga bentuk agama yang berlaku serentak sedemikian rupa sehingga sukar
sekali menentukan bagaimana persisnya hubungan antara bentuk yang satu dengan
bentuk yang lain. Ketiga bentuk agama Israel yang dimaksudkan itu ialah: (a) agama
para bapa leluhur;(b) agama suku-suku Ibrani Kuno yang menetap di Kanaan dan
yang menaganut agama yang merupakan campuran antara agama para bapa leluhur
dan agama kaum Knani;(c) agama kaum Israel yang mengalami Keluaran dari Mesir
160
TH.C. Vriesen. Agama Israel Kuno. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016). 2.
151
Hooke beranggapan bahwa sukar sekali menentukan faktor-faktor yang
menyebabkan ketiga bentuk agama yang semula berbeda-beda ini melebur menjadi
satu agama Israel yang resmi. Dengan kata lain, Hooke menolak prinsip bahwa ada
satu bentuk agama Israel yang dapat ditunjuk sebagai “bentuk standar”. Agama Israel
menerus. Memang, pendapat Hooke ini mengandung suatu kebenaran yang penting.
tentu kita harus menarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara ketiga bentuk
yang digariskan di atas. Memang perbedaan antara bentuk a dan bentuk b yang
digarisakan Hooke itu cukup jelas dan tajam. Dalam hal ini kita harus berhati-hati
juga karena pengetahuan kita tentang bentuk a dan b itu masih jauh dari sempurna.
bentuk seluk beluknya yang kabur. Namun, ada fakta yang tak dapat diragukan yaitu
bahwa garis-garis besar agama bentuk c itu dapat bertahan dalam agama Israel yang
resmi pada zaman-zaman kemudian. Jelaslah bahwa para nabi, sebagai pengkritik dan
pelaksana agama Israel selalu mendasarkan serta menyandarkan diri pada bentuk c,
yaitu agama Musa. Ciri khas yang paling menonjol dalam bentuk c ini ialah
Kata “Yahweh” inilah yang menjadi nada utama dalam pelukisan agama
Israel sepanjang Alkitab dan lebih sering dipakai daripada kata benda atau kata kerja
161
TH.C. Vriesen. Agama Israel Kuno. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016). 4.
152
lainnya. Dalam naskah zaman pra pembuangan sekalipun, nama Yahweh adalah nama
Allah yang paling sering dipakai. Memang, bahan-bahan dari Israel Utara yang
diturunalihkan kepada kita relative sedikit, anamun dampak bahwa di Israel Utara pun
banyak nama perseorangan yang mengandung unsur “yah” atau “yahweh”. Dari situ
jelaslaj bahwa nama Yahweh dominan juga dalam agama Israel Utara. Namun dapat
dikatakan sejak semula, Yahweh sebagai Allah Israel tidak mempunyai rekan atau
saingan. Yahweh bukanlah kepala keluarga ilah-ilah (allah-allah); Dia adalah Allah
nama untuk Allah: kadang-kadang Dia disebut El, Elohim, Eloah, namun selalu yang
Baru pada zaman kerajaan, detail-detail (seluk beluk) agama Israel itu
tampak dengan jelas. Pada zaman itu, Yahweisme sudah betuk-betul berakar di Israel.
tidak begtu menonjol lagi. Israel semakin tampak sebagai umat kesatuan yang telah
mencapai eksistensinya sebagai bangsa. Semakin lama terjadi pergeseran dari pola
kehidupan yang lama sebagai peternak menjadi pola kehidupan yang baru sebagai
bangsa. Kita telah mewarisi suatu naskah dari periode kerajaan awal itu, yaitu yang
Daud. Naskah itu merupakan sumber paling awal yang bahan-bahannya cukup
153
mendetail sehingga dapat dipakai untuk menyusun suatu rangkaian kepercayaan
Perlu diperhatikan bahwa hanya pada periode tertentu (dan pada tempat-
tempat tertentu juga) ada disinggung secara langsung tentang ibadat Baal. Ibadat
tersebut memang terdapat di Samaria pada zaman Raja Ahab dan Ratu Izebel, tetapi
agaknya tidak berlaku di kuil-kuil lain di Israel Utara pada waktu itu. Di kuil-kuil
tersebut terdapat berbagai bentuk Yahweisme yang bersifat sinkretis. Dan bisa jadi
juga, tentunya, bahwa ada periode-periode tertentu sinkretisme itu mirip sekali dengan
Baalisme Kanaani kuno. Misalnya, dapat kita duga bahwa kultus di Betel menjelang
akhir kerajaan Israel Utara bersifat demikian. Tidak jelas bagaimana bentuk ibadat
yang berlaku pada waktu itu dan keadaan politik yang bergantung pada hal bangsa
besar itu. Samapai berapa jauh agama kepercayaan kaum awam dipengaruhi oleh
diselidiki, namun sampai sekarang hanya dapat dijawab secara samar dan umum saja.
Berdasarkan cerita tentang Elia dan Yesaya (1 Raj 19:18; Yes 1:9) dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada kelompok inti atau sisa di Israel yang tetap setia pada
kepercayaan tradisional akan Yahweh. Namun khalayak ramai pada umumnya tentu
menyesuaikan diri saja dengan iklaim yang berlaku pada waktu itu. 163
162
TH.C. Vriesen. Agama Israel Kuno. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016). 7.
163
TH.C. Vriesen. Agama Israel Kuno. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016). 13.
154
Sudah jelas bahwa meskipun agama Israel mempunyai banyak titik
merupakan suatu yang unik. Nadanya khas, walaupun kekhasan itu sukar disebut
karena sangat kompleks. Bleekers menyebut ciri khas itu sebagai “suatu rasa khusyuk
yang sangat mendalam, berhadapan dengan kekudusan Allah.” 164 Van Den Leeuw
menyebut agama Israel sebagai “agama yang bercirikan kehendak dan ketaatan” 165
sedangkan Von Rad dan orang-orang lain menekankan “kesejarahan historisitas” yang
merupakan “tulang punggung” agama Israel. 166 Ada beberapa faktor kontras yaitu :
(a) Yahweisme tidak bersifat statis tetapi dinamis sehingga berkembang terus
menerus. (b) Yahweisme tidak bersifat dualistis. (c) Yahweisme tidak mendewakan
alam.
agama Kanaani ada tiga titik perbedaan: (1) dalam agama Israel unsur seksualitas
tidak muncul. Di dunia Fenisia, dewi dan dewa disebut sebagai pasangan, dewi sering
dibayangkan telanjang, dan bahkan El sendiri dikatakan mempunyai dua istri. Konsep
yang demikian tidak mungkin timbul di Israel. Kalimat dalam 1 Raja-raja 15:13, dan
pertumbuhan), berlangsung di Israel, tetapi tidak pernah ada unsur pernikahan sakral
antara ilahi dengan manusia. Bahkan bukan hanya tidak ada dewi di Israel tetapi
wanita dalam imamat pun tidak ada. (2) ritus-ritus magis dengan tujuan merangsang
164
Ibid. 64.
165
Ibid. 64.
166
Ibid. 64.
167
TH.C. Vriesen. Agama Israel Kuno. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016). 64.
155
kesuburan ditolak oleh Yahweisme. Itu bearti bahwa dengan demikian segala bentuk
9:22). (3) di Israel konsep tentang ilah yang mati dan bangkit hamper tidak ada
peranannya, sehingga hal itu bearti bahwa di Israel konsep yang membayangkan
waktu sebagai proses lingkaran juga berperan. Pandangan Israel tentang dunia tidak
sepanjang 1500 tahun yaitu (1) dinamika Yahweisme bahwa ada suatu dinamika
hidup yang betul-betul dalam Yahweisme. (2) daya adaptasi Yahweisme mempunyai
daya adaptasi yang kuat, dan di samping itu suatu daya kritis yang tajam. (3) sumber
dinamika Yahweisme yang personalitis etis itu terletak dalam pola kepercayaannya
kepada Allah, suatu pola kepercayaan yang senantiasa mendapat kekuatan baru dari
fakta, bahwa apa yang dirasakan sebagai tindak-tanduk Allah dalam proses sejarah
sesuai dengan apa yang dinyatakan mengenai Allah melalui para nabi dari generasi
demi generasi. (4) Yahweisme berakar bukan dalam ras melainkan dalam sejarah.
Yahweisme.168
Persepsi Orang Farisi Berhubungan Dengan Praktek Hidup Orang Israel Terhadap
168
TH.C. Vriesen. Agama Israel Kuno. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016). 306.
156
Orang Farisi
Pemikiran politik dan agama orang Yahudi berbaur menjadi satu dalam
organisasi yang sama. Karena itu bisa disebut sebagai partai politik, atau juga bisa
disebut sebagai aliran agama. Pada zaman Perjanjian Baru, partai yang paling
dominan kuasanya dan yang paling besar jumlah anggotanya adalah partai Farisi dan
partai Saduki. Faktanya kedua partai ini memiliki sifat ganda: agama dan politik.
Partai Farisi, biasa disebut oleh Alkitab sebagai orang Farisi. Nama
Pharisees berasal dari bahasa Ibrani paresh (The Separated One), yang bearti
sebab itu mereka amat sombong. Tatkala Tuhan Yesus ada di dunia, kuasa partai ini
adalah yang paling dominan. Di bidang politik, mereka adalah kaum negaraisme,
yang kaya dengan pikiran patriotic, di bidang agama, mereka sangat kolot atau aliran
sekelompok orang saleh yang tidak sependapat dengan John Hycarnus dan
diturunkan secara lisan dengan ketat, memelihara semua sistem ibadah yang
diturunkan oleh leluhur mereka. Konon tatkala Musa berada di gunung Sinai, dia
bukan hanya menerima hukum Allah, teteapi juga menerima banyak peraturan lain
169
Dr. Lukas Tjandra. Latar Belakang Agama Perjanjian Baru II. (Malang, Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1994). 39.
157
dari malaikat yang tidak dimasukkan ke dalam kanon dan hanya diwariskan kepada
Yosua. Yosua mewariskan kepada nabi, lalu nabi memberitakannya di dalam rumah
sebab itu mereka memberikan perhatian yang lebih besar tentang warisan itu.
Mereka percaya bahwa roh tidak binasa, percaya ada kebangkitan orang
mati, ada berkat kekal, ada hukum kekal. Yang baik dan jahat masing-masing akan
menerima balasannya. Mereka percaya adanya malaikat yang baik dan yang jahat,
percaya bahwa di sorga nanti masih ada soal kawin dan mengawini, masih ada
makanan jasmani, mereka percaya bahwa hidup manusia telah ditetapkan oleh Allah.
Mereka memberikan tekanan yang lebih pada pengharapan Mesias yang akan lahir
sebagai raja, namun mereka tidak percaya akan Mesias yang dapat mengalami
penderitaan jasmani.
memelihara hari Sabat, mengenakan tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang
panjang agar dilihat orang, dan menunjukkan betapa mereka bersemangat bagi Allah.
Suka disanjung dan dihormati orang. Semua Taurat dan peraturan dipelihara dengan
kaku, secara harfiah, satu titik atau satu koma pun tidak ada yang tertinggal, namun
tidak memperdulikan intisari Taurat. Mereka beranggapan bahwa selain orang Farisi
tidak ada yang baik, mereka memandang rendah akan rakyat jelata, terlebih
menganggap pemungut cukai dan pelacur adalah orang yang berdosa besar. Lalu
dengan congkak berkata: “jika ada dua orang naik ke sorga, salah satunya pasti adalah
orang Farisi”. Mereka meninggikan tradisi memakainya untuk menipu dunia dan
158
membodohi umat. Katanya, melaksanakan Taurat, dan menjadikan Taurat Musa
sebagai jalan keselamatan, tetapi nyatanya selalu melanggar Taurat. Terlalu condong
alasannya. 170
yang terdapat dalam hati dan menyalahtafsirkan intisari yang terkandung dalam
agama, maka Tuhan Yesus dengan keras menegur mereka sebagai orang yang
munafik, sama seperti kuburan yang dikapur putih (Mat 23:27). Mereka sering
mencari-cari alasan untuk melawan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menegur mereka
sebagai orang neraka, dan berulangkali menghitung kejahatan mereka (Matius 23),
kemudian mereka telah menjadi otak penting dari peristiwa pembunuhan Tuhan
Yesus (Mrk 3:6; Yoh 11: 47-57). Begitu Yohanes melihat mereka, dengan lantang Dia
menegur dan menghardik mereka sebagai keturunan ular beludak (Mat 3:7). Kurang
lebih satu abad sebelum Tuhan Yesus, di antara orang farisi terdapat dua orang rabi
besar yang sanagt berpenagruh yang telah membentuk dua aliran besar orang Farisi,
yaitu Hillel dan Shammai. Hillel lahir di Babel, namun kemudian pindah ke
reputasi dan perhatiannya kepada generasi muda, dia juga memberikan perhatian
khusus kepada orang miskin, mengulurkan tangan kepada mereka yang papa dan
hidup sebatang kara, dia pilih menghadapi pemerintah Romawi dengan lembut,
170
Dr. Lukas Tjandra. Latar Belakang Agama Perjanjian Baru II. (Malang, Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1994). 40.
159
dengan strategi hidup rukun bersama sangat mendukung raja Herodes. Sama dengan
rabi lain, dia meneliti Taurat dengan tekun. Dari segi pemikiran, dia telah
Paulus adalah cucu Hillel. Adapun Shammai adalah rabi besar lain pada zaman itu,
dia lebih taat kepada tradisi dan Negara, menentang untuk condong pada aliran partai
Romawi. Kedua partai tersebut menentang Yesus dengan gencar, terlebih lagi
Orang Farisi ini lebih mengutamakan hukum Taurat dan dalam prakteknya
mereka selalu mengingkari hukum Taurat tersebut. Dalam Matius 19:3 mereka pun
mencobai Yesus dengan pertanyaan yang menjebak Yesus agar Yesus dapat
disalahkan.
romantik. Tujuan utama dari perkawinan adalah untuk mempunyai dan membesarkan
anak, khususnya anak laki-laki. Di Israel kuno, perkawinan, seperti masyarakat itu
sendiri, adalah bersifat patriakhal, dengan otoritas berada di tangan ayah dan status
sosial yang berbeda diberikan bagi laki-laki dan perempuan. Kaum perempuan adalah
subordinat; pada kenyataannya, istri menyapa atau memangil suaminya sebagai ba’al,
“Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku:
171
Dr. Lukas Tjandra. Latar Belakang Agama Perjanjian Baru II. (Malang, Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1994). 41.
160
Suamiku (isi), dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku! (ba’ali)” (Hos 2:15). Ada saat-
saat kedua istilah itu dapat dipertukarkan: “Ketika didengar istri (isah) Uria, bahwa
Uria, suaminya (ba’lah), sudah mati, maka merataplah ia karena kematian suaminya
itu” (2 Sam 11:26). Tampaknya sang suami menyebut istrinya sebagai ‘isti (“istriku”),
“mahar pengantin”, mohar, sejumlah uang atau barang lain yang harganya sama, yang
harus dibayar oleh si calon suami kepada ayah pengantin perempuan (Kej 34:12; KEl
22:15-17; 1 Sam 18:25). Mahar itu dianggap sebagai ganti rugi bagi hilangnya anak
perempuan. Praktik ini masih diberlakukan di dunia Arab, di mana hal itu dikenal
sebagai mahr. Praktik si ayah pengantin perempuan memberikan hadiah atau mas
kawin (auang atau barang) tidaklah jelas karena tidak ada informasi. Undang-undang
tertulis orang Israel tidak menyebutkan hal itu meskipun 1 Raja-raja 9:16 mencatat
bagaimana Firaun Mesir memberikan kota Gezer, wilayah pantai tengah, kepada anak
waktu pernikahan. Alkitab tidak menyediakan informasi khusus mengenai hal itu. 173
Seperti telah disiratkan di atas, adalah aman untuk mengasumsikan bahwa pengantin
perempuan jelas lebih muda daripada pengantin laki-laki, dan kehamilan langsung
172
Philip J. King. Kehidupan Orang Israel Alkitabiah. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010). 61.
173
Philip J. King. Kehidupan Orang Israel Alkitabiah. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010). 61.
161
Tahap pertama untuk membina hubungan penikahan adalah pertunangan
perkawinan, janji nikah ini praktis sama mengikatnya seperti pernikahan itu sendiri.
sebagai hal yang hampir sama saja (Ul 28:30; 2 Sam 3:14; Hos 2:21-22). Tidak ada
perempuan tidak boleh dilihat oleh calon suaminya sampai mereka memasuki kamar
pengantin. Ini berlaku bagi Ribka yang menutupi mukanya dengan cadar (say’ip),
ketika ia secara tidak sengaja bertemu dengan Ishak di lapangan sebelum pernikahan
(Kej 24:65). Si perempuan diharapkan masih perawan pada waktu menikah, tetapi
yang kaya dan bangsawan, seperti dalam kasus “perkawinan politis” (yaitu Daud
menikahi Maakha, anak raja bani Aram dari Gesur (2 Sam 3:3); Firaum Mesir
memberikan anak perempuannya untuk dinikahi Salomo (1 Raj 9:16); Omri mengatur
mendukung monogamy: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan
ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kej
(satu orang suami dengan istri lebih dari satu), tetapi tidak pernah mencatat adanya
poliandri (satu istri dengan suami lebih dari satu). Sebuah alasan prakmatis mungkin
yang menjadi dasar bagi kebiasaan untuk mempunyai istri banyak: mempunyai
banyak anak untuk menjaga kambing domba dan menyemai ladang merupakan
162
keuntungan di dalam masyarakat agrikultural. Sebagai sebuah aturan, endogami
(perkawinan di dlam klan atau suku) dijalankan, tetapi Alkitab memberikan beberapa
bukanlah tidak biasa di dalam Alkitab: Ishak menikahi Ribka, sepupunya (Kej 24:15,
24, 47); Yakub menikahi Rahel anak pamannya dari pihak ibu (Kej 28:2, 5; 29:9-10).
Tengah, meskipun praktik ini tidak dituntut di dalam undang-undang alkitabiah. 174 Di
selatan Yehuda), dan ibunya (Hagar) mengambil seorang istri baginya dari tanah
Mesir” (Kej 21:12). Abraham mengatur perkawinan Ishak, anaknya dengan Ribka
dengan mengirim pelayannya untuk mencarikan istri bagi Ishak dari antara kerabatnya
di Aram-naharim (kej 24). Namun, Esau memilih sendiri istrinya dari antara
kerabatnya tanpa persetujuan orang tua (Kej 28:6-9). Samson, juga memilih sendiri
Sementara Kidung Agung telah ditafsirkan dengan banyak variasi, mungkin yang
terbaik adalah melihatnya sebagai sejenis puitis erotis yang dikenal dari nyanyian
perkawinan suci Mesopotamia dan lagu-lagu cinta Mesir. Mazmur 45, ode istana yang
dikarang untuk perkawinan seorang raja, mencerminkan beberapa segi dari ritual
174
Philip J. King. Kehidupan Orang Israel Alkitabiah. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010). 62.
163
perkawinan. Pada pertengahan pertama dari mazmur tersebut (ayat 3-9) sang raja
kepahlawananya. Pada pertengahan kedua dari mazmur tersebut (ayat 10-16), sang
dihiasi dengan permata dan pakaian pengantin (Mzm 45:15-16; Yes 49:18; 61:10: Yer
dengan diiringi oelh nyanyian dan tarian (Yer 7:34; 16:9; 25:10). Masuknya pengatin
perempuan ke rumah pengantin laki-laki merupakan saat yang menetukan: pada titik
itu mereka dinyatakan sebagai suami dan istri. “Lalu Ishak membawa Ribka ke dalam
kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi istrinya (yaitu, pernikahan telah
(Kej 24:67). Anehnya, di dalam kasus Gideon dan istrinya orang Sikhem, ibu
Abimelekh, Gideon hidup di Ofra, dan istrinya tinggal di Sikhem (Hak 8:31).
Sebuah jamuan makan yang mewah diadakan (Kej 29:22), diikuti dengan
pesta yang berlangsung satu atau dua minggu. Pada peristiwa pernikahan Samson, ia
menyebut “tujuh hari pesta” (Hak 14:12). Dan di dalam kasus Yakub, “Sesudah itu
berkatalah Yakub kepada Laban:’Berikanlah kepadaku bakal istriku itu, sebab jangka
waktuku telah genap, supaya aku akan kawin dengan dia.’ Lalu Labanmengundang
semua orang di tempat itu, dan mengadakan perjamuan. Tetapi pada waktu malam
diambilnyalah Lea, anaknya, lalu dibawanya kepada Yakub. Amka Yakub pun
175
Philip J. King. Kehidupan Orang Israel Alkitabiah. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010). 62.
164
menghampiri dia” (Kej 29:21-23). Sebuah kamar pengantin (khuppa) khusus
disiapkan, dan pengantin perempuan diboyong ke sana oleh orang tuanya. Praktik ini
“kontrak perdata”. Perkawinan adalah cara normal bagi kehidupan 176; di Israel selibat
tidak punya status, dan tidak menikah dianggap sebagai sebuah penghinaan. “Pada
waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta
berkata:”Kami menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namam
dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada kami!’” (Yes 4:1). Di
dalam kisah alkitabiah, hanya Yeremia saja yang diperintah oleh Yahweh untuk tidak
mempunyai anak-anak lelaki dan anak-anak perempouan di tempat ini” (Yer 16:2).
yang akan datang, yang akan dihadapi oelh para orang tua dan anak-anak, sebelum
BAB IV
176
Philip J. King. Kehidupan Orang Israel Alkitabiah. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010). 63.
165
Dalam hidup kekristenan, pernikahan mencapai suatu kesucian dan arti yang
tidak dikenal pada zaman lampau. Dalam keluarga Kristen baik istri maupun suami
berhak menuntut kesetiaan pasangannya. Lebih dari semua ini, kasih Allah yang
terbesar kepada manusia dinyatakan dalam korban Kristus. Melalui korban itu Gereja
dilahirkan. Antara Gereja dan Kristus terjalin suatu ikatan kasih yang lebih kudus,
lembut dan teguh daripada segala sesuatu yang pernah ada antara Allah dan manusia.
keteguhan sikap saling percaya yang akan menjadi sifat-sifat ini hanya berlaku untuk
Gereja Kristen , Gereja melebihi keluarga. Namun demikian bila keluarga Kristen
tidak dibangun maka Gereja juga tidak terbangun. Peraturan dan perkembangan yang
ditulis Rasul Paulus dalam surat Efesus bukanlah hanya secara kebetulan. Ia
memulainya dengan nasihat yang paling agung mengenai Allah dan Gereja.
penyempurnaannya ditemukan.177
sendiri. Keluarga Kristen diciptakan untuk membawa kemuliaan dan hormat bagi
Allah. Berkat yang manusia terima hanya merupakan hal sampingan. Mereka-mereka
yang berpendirian keras bahwa kebahagiaan dan kenikmatan mereka sendiri adalah
tujuan tertinggi kehidupan keluarga tidak akan pernah memahami rencana Allah
177
Larry Christenson. Keluarga Kristen. (Semarang: Yayasan Persekutuan Betania, 1970). 7.
166
untuk pernikahan dan keluarga, karena mereka tidak memahami susunan yang
mengatakan, “Rahasia ini besar”. Jadi, menurut Paulus pernikahan itu sebenarnya
menunjukkan dua hal pertama bahwa ada suatu pengetahuan istimewa yang sangat
pengetahuan, yang tersembunyi di belakang tabir rahasia itu hanya dapat diperoleh
yang diuraikan dalam Alkitab. “Kepala dari tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari
perempuan ialah laki-laki dan kepala dari Kristus ialah Allah” (1 Kor 3:20). Allah
telah mengatur keluarga menurut suatu prinsip yakni harus ada seorang ‘kepala’.
Setiap anggota keluarga di bawah wewenang ‘kepala’ itu yang telah ditunjuk Allah.
kepada-Nya dalam hal memimpin dan memelihara keluarganya itu. Sang istri hidup di
dengan caranya mengatur rumah tangga dan memelihara anak-anak mereka. NAmun
demikian, pada hakekatnya hanya ada satu wewenang atas anak-anak. Wewenang si
178
Derek Prince. Pernikahan Ikatan yang Kudus. (Florida: Derek Prince Ministries, 1978). 19.
167
ibu ialah wewenang yang diperoleh dari suaminya. Ia melaksanakan wewenangnya
terhadap anak-anak atas nama dan sebagai pengganti suaminya. Hal itu mengandung
arti praktis dalam hubungan ibu dan anak. Jadi Allah telah menyusun keluarga
menurut garis-garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan pasti. 179
suka dilayani daripada melayani. Namun, tuntunan bagi pernikahan Kristen adalah
Alkitab. Yesus dengan rela merendahkan diri-Nya menjadi “hamba” karena Dia lebih
yang sama rasul Paulus juga menasihatkan kita untuk “merendahkan diri seorang
kepada yang lain di dalam takut akan Kristus” (Efesus 5:21). 180
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pola saling melayani akan membuat
tindakan kasih, suatu hadiah yang dapat membuat pasangannya hidup dengan puas.
Dan ini bukan suatu keterpaksaan, sebab untuk melakukannya dibutuhkan kekuatan
bukan kelemahan. Inilah tindakan positif yang kita pilih untuk menunjukkan kasih
kepada sesame. Oleh karena itu, Paulus berkata, “Rendahkanlah dirimu seorang
kepada yang lain,” yang bearti sikap melayani tidak hanya ditujukan kepada istri
Peraturan Allah yang paling jelas dan sederhana untuk teman hidup
179
Larry Christenson. Keluarga Kristen. (Semarang: Yayasan Persekutuan Betania, 1970). 13.
180
H. Norman Wright. Lanjutan Komunikasi Kunci Pernikahan Bahagia.(Yogyakarta:Yayasan Gloria,
1998). 13.
168
wanita: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kej 2:24).
“Bersatu dengan teman hidup” mencakup setiap aspek hubungan antara suami dan
istri. Semua persoalan yang timbul antara sepasang suami istri dapat diatasi dengan
jalan lebih memahami pengertian: saling bersatu dan melekat, menjadi ‘satu daging’
Allah menjadikan kita dalam bentuk pria dan wanita sebagai suatu bagian
dasar dari ciptaan-Nya: hal ini merupakan sebagian pernyataan dari batin Allah. Pada
menciptakan laki-laki. Ada sesuatu yang kurang. Itulah sebabnya Ia berfirman: “Aku
akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia (Kej 2:18). Lalu Ia
menciptakan wanita. Kini Ia memperoleh manusia yang lengkap. Pria dan wanita
Nya.
Saling menghargai dan pengertian yang benar akan temapat yang telah
ditentukan Allah untuk teman hidup adalah syarat utama dari pernikahan yang
181
bahagia. Menghargai teman hidup bearti memandangnya lebih dari pada sebagai
seseorang tertentu, tetapi sebagai seseorang yang ditempatkan Allah dalam suatu
kedudukan yang kudus. Kita menghargai orang yang mempunyai jabatan yang
terpandang dalam masyarakat. Terlebih lagi seharusnya kita menghargai orang yang
didudukkan di sebelah kita dalam pernikahan; karena ditentukan sebagai ‘suami’ atau
‘istri’ oleh Allah bearti menerima kedudukan yang terpandang di mata Allah.
181
Larry Christenson. Keluarga Kristen. (Semarang: Yayasan Persekutuan Betania, 1970). 23.
169
Alkitab tidak memandang pernikahan sebagai suatu perjanjian antara dua
orang yang dapat dibatalkan semaunya; namun sebaliknya, sebagai suatu rahasia
ajaib. Dalam tulisannya kepada orang Efesus rasul Paulus berkata:”Sebab itu laki-laki
akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya itu menjadi satu daging..” Kemudian ia melanjutkan pesan itu dan berkata:
“Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat”
“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami
adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang
demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu” (Efesus 5:22-24).
Gambaran tentang ‘tunduk’ atau ‘takluk’ kepada suami itu pasti akan menimbulkan
perasaan-perasaan negative dalam diri para wanita yang cakap dan cerdas. Mereka
berpikir bahwa istilah itu bertalian dengan pengertian seperti keset yang diinjak-injak
Namun demikian, bagi Allah, hal ‘tunduk’ itu bearti lain. Tunduk bearti:
dengan rendah hati dan penuh pengertian mematuhi suatu kuasa atau seseorang yang
berwewenang yang telah ditetapkan. Teladan yang diberikan Allah ialah Gereja yang
tunduk kepada pemerintahan Kristus. Hal itu sama sekali tidak bearti merendahkan
182
Larry Christenson. Keluarga Kristen. (Semarang: Yayasan Persekutuan Betania, 1970). 27.
170
yang mengharuskan istri tunduk kepda suaminya bukan karena Ia menaruh dendam
wanita dan keselarasan rumah tangga. Ia bermaksud agar wanita dijauhkan dari
indah mengani bagaimana seharusnya menjadi seorang istri yang baik. Ia cakap,
bercita-cita tinggi, rajin bekerja; ia baik hati, bijaksana, dapat dipercaya, periang,
menyediakan makanan untuk seisi rumahnya dan melaksanakan banyak hal lain. Ia
mengenal harga dirinya. Ia memakai kecerdasan, kekuatan tubuh, dan sifatnya yang
takut terhaadap Allah untuk maksud yang baik. Ia menciptakan hidup yang
berkelimpahan bagi suaminya, anak-anak mereka, dan bagi orang miskin dan
mengagumkan!
kaum wanita. Ditambah dengan teladan kesopanan dan perhatiannya sendiri terhadap
istrinya, hal itu merupakan sebagian warisan yang seharusnya diberikan oleh setiap
ayah kepada anak-anak lelakinya. Akhirnya, dan yang paling penting dari semuanya,
seorang wanita juga menjadi sasaran empuk serangan rohani. Seorang suami berdiri
dan penguasa-penguasa” (lih. Efesus 6:12) dari dunia roh yang tidak kelihatan. 183
183
Larry Christenson. Keluarga Kristen. (Semarang: Yayasan Persekutuan Betania, 1970). 33.
171
Paulus menyarankan hal itu dalam 1 Korintus 11:10, “Sebab itu, oleh karena
para malaikat, seorang wanita harus memakai tutup kepala sebagi tanda bahwa ia di
bawah kekuasaan suaminya.” (Terjemahan dari Kabar Baik Bagi Anda) Dalam hal
menyadari bahwa seorang wanita yang tidak dilindungi oleh wewenang suaminya
terancam oleh pengaruh malaikat jahat. Rasul Paulus memahami bajwa wanita mudah
menjadi sasaran dan mangsa serangan rohani, terutama dalam soal kesesatan; dan
bahwa perlindungan dari serangan itu diperoleh bila mereka berlindung di bawah
menghormati dia, jangan berlaku kasar terhadap dia dan bersatu dengan dia. Allah
seharusnya berkelakuan terhadap suami-suami mereka. 185 Efesus 5:33 menyuruh istri
diberikan kepada para istri, mereka sering mulai dengan perintah untuk mentaati.
Memang benar bahwa seorang istri harus mentaati suaminya. Perasaan hormat akan
suaminya. Di dalam rencana Allah, istri itu sangat penting bagi suaminya. Dialah
penolong yang diciptakan Allah bagi suaminya. Karena itu penting sekali seorang istri
172
untuk memimpin keluarganya dan melakukan pekerjaannya. Penghormatan
Peraturan Allah untuk anak-anak diringkas dalam satu perintah: “Hai anak-
anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam
Tuhan” (Kolose 3:20). Hubungan seorang anak dengan Yesus berkembang dalam
hubungan langsung dengan ketaatan yang ditunjukkan kepada orang tuanya. Yesus
hidup dan bekerja di dalam kehidupan seorang anak yang taat. Itulah sebabnya
seorang anak yang taat ialah anak-anak yang bahagia. Anak yang tahu secara tepat
sampai dimana batas-batas kebebasannya terlepas dari beban untuk memutuskan apa
yang baik dan apa yang tidak baik bagi dirinya. 186
Anak-anak dapat membawa sukacita yang besar kepada orang tua mereka.
Mereka merupakan suatu berkat istimewa yang biasanya dikaruniakan Allah dalam
lengkap. Jika Allah mengaruniakan berkat ini, kita hendaknya ingat bahwa anak-anak
pusaka daripada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah” (Mzm 127:3). 187
Cara pendidikan anak yang modern memandang tinggi pengertian batina anak
tentang apa yang benar dan salah, dan apa yang adil dan yang tidak adil. Maka ke atas
bahu orang tua diletakkan beban yang berat untuk selalu memberikan perintah yang
186
Larry Christenson. Keluarga Kristen. (Semarang: Yayasan Persekutuan Betania, 1970). 51.
187
Joyce Coon, Isaac & Margaret Simbiri. Rencana Allah Bagi Rumah Tangga Kristen. (Bandung:
Kalam Hidup, 1978). 187.
173
‘benar’ dengan pengertian bahwa seorang anak dapat akan dan boleh memberontak
Namun demikian, Alkitab tidak berkata: ‘Hai anak-anak, taatilah orang tuamu
bila mereka benar’. Dikatakan dalam ayat itu: “Taatilah orang tuamu di dalam Tuhan
Seorang anak yang mematuhi perintah yang tidak adil tetap berkenan kepada Tuhan.
Di kemudian hari ia akan menjadi seorang anak yang lebih bahagia dan lebih mudah
menyesuaikan diri dari pada anak-anak yang diberi kebebasan untuk menentang dan
belajar yang paling baik bagi anak-anak. Di sekolah mereka dapat belajar matematika,
membaca, dan menulis. Akan tetapi, di dalam rumah mereka belajar bagaimana
rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan
Allah. Bila orang tua menyadari hal itu, mereka tidak akan ragu-ragu mengakui
hanya dengan demikian Allah dapat tetap menghormati dan menopang wewenang
188
Joyce Coon, Isaac & Margaret Simbiri. Rencana Allah Bagi Rumah Tangga Kristen. (Bandung:
Kalam Hidup, 1978). 195.
174
mereka sepenuhnya. Di lain pihak, kesadaran bahwa wewenang orang tua tidak
berdasarkan kesalehannya sendiri akan mendorong orang tua untuk tidak melemahkan
Orang tua harus menjalankan wewenang itu sekalipun mereka sendiri tidak
layak. Allah telah meneguhkan wewenang itu demi kebaikan anak-anak dan untuk
kelemahlembutan yang tidak sehat, karena merasa sayang dan kasihan terhadap anak-
kepentingan orang itu sendiri, melainkan untuk kebaikan orang yang berada di bawah
wewenang itu. Karena itu wewenang merupakan suatu pelayanan mengikuti teladan
Kristus yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Berdasarkan
hal ini maka orang tua yang telah menerima wewenang dari Allah harus sungguh-
sungguh menjalankan wewenang itu dengan setia dengan jalan mengajarkan ketaatan
Orang tua harus mengajar anak-anak mereka. Para ayah dan ibu diperintahkan
Allah supaya mengajar anak-anak mereka. Sekarang pikirkanlah tentang imam Eli
dalam Perjanjian Lama. Kita membaca tentang dia dalam 1 Samuel 2 dan 3. Eli
adalah seorang imam. Ia sendiri seorang yang baik. Ia juga membesarkan Samuel
yang muda itu dengan baik. Meskipun demikian, anak-anak Eli sendiri sangat jahat.
Sekarang lihatlah apa yang dikatakan Allah tentang Eli: “Sebab telah Kuberitahukan
189
Larry Christenson. Keluarga Kristen. (Semarang: Yayasan Persekutuan Betania, 1970). 58.
175
kepadanya bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa
yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia
Ketaatan yang tulus didasarkan pada sikap hormat di dalam hati. Itu bukan
hanya suatu sifat baik, melainkan satu-satunya sifat baik dari seorang anak. Di
dalamnya tercakup semua kebaikan yang dapat dituntut atau diharapkan dari dirinya.
190
Sekilas lintas hal itu kelihatan seperti ketaatan terhadap kehendak manusia saja.
Namun sebenarnya itu sudah merupakan ketaatan terhadap Allah, karena dengan jalan
tunduk kepada kehendak orang tua, anak-anak belajar untuk tunduk kepada suatu
kehendak yang lebih agung dari pada kehendaknya sendiri. Hal taat kepada orang tua
merupakan suatu sekolah. Di dalamnya mereka belajar ketaatan kepada Allah yang
bebas dan langsung, yang harus mereka lakukan bila mereka tidak lagi di bawah
wewenang orang tua. Untuk maksud itulah kita mendidik anak-anak kita supaya pada
waktunya mereka boleh mengikuti kehendak Allah, dan bimbingan Roh-Nya, bukan
berdasarkan kekuatan dari luar, melainkan berdasarkan suara hati dan dorongan dari
Belajar taat bearti belajar suatu hukum dasar kehidupan rohani; karena
wewenang Allah sering kita dapatkan melalui wewenang manusia. Bila kita
mengetahui kedudukan kita di bawah suatu wewenang, kita dapat tenang. Ketenangan
dan keyakinan menolong seorang untuk terbuka terhadap Roh Kudus. Soren
190
Larry Christenson. Keluarga Kristen. (Semarang: Yayasan Persekutuan Betania, 1970). 58.
176
191
karena sukar untuk mengerti, tetapi sukar untuk taat.” Anak-anak kita tidak akan
mengalami hubungan yang sejati dengan Allah melalui pengajatran kita saja, kecuali
kita juga meresapkan ke dalam hati mereka rasa ketaatan. Allah tidak menyatakan
diri-Nya kepada para ahli pembuat teori yang hanya nongkrong saja melainkan
Hai anak-anak: taatilah orangtuamu! Itulah rencana Allah untuk kalian. Bila
kalian taat kepada orang tuamu, bearti kalian taat kepada Allah. Dengan demikian
kalian akan mengenal hadirat dan berkat Yesus dalam hidup kalian.
Ringkasan yang paling singkat namun lengkap dan luas mengenai tugas
panggilan orang tua kita jumpai dalam sebuah kalimat yang ditulis Rasul Paulus
dalam suratnya kepada jemaat di Efesus: “Dan sekarang sedikit nasihat kepada para
orang tua. Jangan terus menerus menggusari dan mencari-cari kesalahan anak-anak
saudara, sehingga membuat mereka marah dan jengkel. Tetapi didiklah mereka
dengan tata tertib yang penuh kasih dan yang menyukakan hati Allah, dengan sasar-
saran dan nasihat-nasihat berdasarkan Firman Allah” (Efesus 6:4, Firman Allah Yang
Hidup: Perjanjian Baru dalam bahasa sehari-hari). Jadi Rasul Paulus meringkaskan
peraturan Allah untuk orang tua di dalam tiga perintah dasar: Mengasihi, Menertibkan
192
, Mendidik.
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada saat masa
tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal 22:6). Glenn Clark
191
Larry Christenson. Keluarga Kristen. (Semarang: Yayasan Persekutuan Betania, 1970). 58.
192
Ibid. 61. (Menertibkan—dalam buku ini kami sengaja memilih kata ‘menertibkan’ untuk
menterjemahkan kata-kata to discipline yang mencakup pengertian: mendisiplin: mengajarkan tata
tertib: mengatur melatih supaya tertib dan taat: membaisakan kepada tata tertib.
177
seorang guru terbesar dari abad lampau dalam hal kehidupan doa. Ia berkata bahwa
setiap anak datang ke dalam dunia dengan membawa “surat dalam amplop yang
tertutup”. 193
Setiap orang yang lahir ke dunia dan menjadi anggota Tubuh Kristus,
dibekali dengan “surat yang dimeteraikan” tugas khusus yang harus dipenuhinya.
Sebagian tugas orang tua ialah menolong anaknya untuk membuka sampul yang berisi
kehidupannya. Itu bearti bahwa orang tua harus membimbing anak mereka masing-
masing di bawah pimpinan Roh Kudus yang penuh daya cipta itu.
Kejujuran, iman, dan kesopanan merupakan tiga sifat baik yang penting yang
harus dimiliki oleh kaum muda. Dengan bimbingan yang kita berikan, ketiga hal itu
tidak sukar dicapai; dan itu merupakan dasar semua Kekristenan yang sejati. Ketiga
hal itu harus dimulai dari orang tua sendiri. Bila ketiga sifat baik itu telah berakar
dalam diri anak, orang tua mendapat penghiburan yang terbesar sementara
Tetapi kasih yang dibicarakan oleh rasul Paulus ..”Hai suami, kasihilah
isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya
dia” (Efesus 5:25; Kolose 3:19)…kasih semacam itu bukan diukur oleh apa yang
dirasakan atau bahkan secara langsung dilakukan oleh seseorang. Sebaliknya, kasih
193
Larry Christenson. Keluarga Kristen. (Semarang: Yayasan Persekutuan Betania, 1970). 63.
178
Pernikahan merupakan suatu langkah yang penting dalam kehidupan seorang
laki-laki. Menjadi seorang suami merupakan suatu pekerjaan yang penting. Oleh
karena itu, Allah memberikan banyak ajaran kepada para suami. Ada satu perintah
yang diulang sampai empat kali. Efesus 5:25, 28, 33; Kolose 3:19: “HAi suami,
kasihilah isterimu”. Kata kasih dapat mengandung arti yang berbeda-beda. Karena itu,
Allah menerangkan kasih apa yang dimaksudkannya. Di dalam Efesus 5 kita melihat
bagaiman seorang suami harus mengasihi isterinya: (1) sebagaimana Kristus telah
diri-Nya bagi jemaat. Ini bearti bahwa Kristus mati bagi jemaat. Kasih Kristus adalah
kasih yang suka memberi. Ia mengorbankan diri untuk kebaikan jemaat. Kristus
Menjadi seorang suami adalah salah satu tugas yang besar bagi seorang laki-
laki. Jangan sampai ada tugas lain yang begitu dipentingkan sehingga ia mengabaikan
tugasnya sebagai seorang suami yang setia. Allah memerintahkan supaya seorang
suami mengasihi istrinya. Tidak cukup hanya mengatakan bahwa saudara mengasihi
istri saudara. Kristus melakukan sesuatu untuk kasih-Nya kepada jemaat. Kita
melakukan sesuatu untuk menunjukkan kasih kita kepada tubuh kita sendiri.
194
Joyce Coon, Isaac & Margaret Simbiri. Rencana Allah Bagi Rumah Tangga Kristen. (Bandung:
Kalam Hidup, 1978). 70.
179
Beban untuk memeilhara keluarga terletak pada bahu laki-laki. Sebagai istri,
wanita senang menarik beban itu kepada dirinya sendiri, karena sifatnya memang
cenderung untuk menjaga dan mengamat-amati harta benda. Tetapi beban itu terlalu
berat untuk ditanggungnya. Bahu yang lebih kuat diberikan kepada laki-laki. Ia
memiliki kekuatan alamiah yang lebih besar yang memungkinkan bagi dirinya untuk
tetap berdiri tegak di bawah tekanan tanggung jawab untuk memelihara keluarganya.
Hati wanita lebih mudah tawar dan putus asa. Allah telah menciptakannya demikian.
Itulah sebabnya Ia tidak memberikan kepada kaum wanita tanggung jawab untuk
195
mencari nafkah bagi rumah tangganya. Biarlah sang suami memenuhi tanggung
dalih untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dari pada yang telah
ditentukan baginya.
Suami yang mengasihi istrinya memberikan perhatian dan hak utama kepada
kebutuhan rohaninya. Perhatiannya yang pertama-tama ialah agar istri itu memiliki
hubungan yang benar dengan Tuhan. Itu bukan bearti hanya mengakui keperluan
seseorang akan agama, tetapi merupakan suatu pengakuan praktis yang bersungguh-
sungguh bahwa yang paling penting ialah Yesus Kristus dan juga bahwa Ia harus
mutlak menjadi Tuhan keluarga. Tugas termulia seorang suami Kristen ialah
pengudusan. Teladannya ialah Kristus yang telah mengorbankan diri bagi Gereja-Nya
195
Larry Christenson. Keluarga Kristen. (Semarang: Yayasan Persekutuan Betania, 1970). 123.
180
Jangan sampai suami itu membebani diri sendiri dengan kesalahan karena
menyebabkan istrinya mengalami duka cita yang mungkin seumur hidup tetap
terpendam, tak dapat dibagikannya kepada seorang pun di atas muka bumi. Suami
istrinya dengan pikiran yang bahagia ini: “Aku ditunjuk untuk memberkati dia. Bukan
hanya untuk menjadikan ia bahagia di dunia. Aku harus mengorbankan diriku demi
kesejahteraan yang keakl. Aku harus mengasihi dia, sebagaimana Kristus mengasihi
berjalan melewati jalan Salib. Dengan teladan yang diberikannya ia menunjukkan apa
yang dimaksudkan dengan mati terhadap diri sendiri. Ia melakukan hal itu bukan
hanya untuk penyuciannya sendiri, namun juga untuk kepentingan istrinya. Bila
terjadi percekcokan antara suami istri, pertama-tama suamilah yang wajib untuk
merendahkan diri dan meminta ampun untuk kesalahan dalam tingah lakunya.
Pintu gerbang untuk memasuki seluruh kehidupan dan berkat rohani ialah pertobatan.
Sebagai kepala rohani keluarga, suami dan ayah itu harus yang pertama bertobat. 196
Wewenang yang dilaksanakan oleh seorang suami terhadap istri dan anak-
kepadanya. Suami harus melaksanakan wewenang itu dengan tegas dan juga penuh
196
Larry Christenson. Keluarga Kristen. (Semarang: Yayasan Persekutuan Betania, 1970). 128.
181
Hanyalah mereka yang hidup di bawah wewenang yang cakap untiuk menerapkan
yaitu Kristus. “Kepala dari tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah
sebenarnya jauh lebih dari pada sekedar harus mempunyai perasaan senang dan kasih
sayang terhadap istrinya. Yang dikatakan dalam ayat itu ialah bahwa sang suami
harus mati bagi istrinya, sebagaimana Kristus mati bagi Gereja. Dari dalam
“kematian” semacam itu, Roh Kudus akan menumbuhkan buah-Nya di dalam segenap
menyebrang ke tanah Kanaan dan memasuki negeri yang dijanjikan Allah kepada
mereka. Di situ Nabi Musa menjelaskan kepada mereka tentang pola atau gaya
kehidupan yang direncanakan Allah bagi mereka di lingkungan yang baru itu. Atas
nama Allah, Musa menjanjikan, bahwa apabila umat Israel menaati semua perintah
Allah, mereka akan diberkati secara luar biasa dalam segala kehidupan. Nabi Musa
dan suasana damai yang tiada kunjung berakhir. Betapa indahnya kehidupan rumah
197
Ibid. 129.
182
Kira-kira seribu dua ratus tahun kemudian, dengan perantaraan Nabi Maleakhi
Allah memeriksa kembali perilaku bani Israel semenjak mereka mendiami negeri
persyaratan Allah, sehingga tidak pernah mencicipi atau menikmati derajat atau
kualitas kehidupan yang tinggi, yang semula direncanakan Allah bagi mereka. Ketika
membuat penilaian-Nya, Allah menunjukkan kepada bani Israel dalam hal-hal yang
mana mereka telah gagal. Salah satu kegagalan mereka adalah dalam kehidupan
Kenyataan dalam Maleakhi 2:13-14, bahwa kegagalan Israel dalam hal ini
mezbah dengan air mata”. Mereka cukup rajin berdoa, namun perkawinan mereka
tidak ada yang beres! Begitu juga yang sering terjadi di zaman sekarang. Banyak
orang sibuk melakukan segala macam kegiatan agama, tetapi pada kenyataannya
telah begitu merosot akhlaknya sehingga mereka berpikir bahwa mereka berhak
dengan seenaknya mengubah dan membatalkan standar yang telah ditetapkan oleh
198
Derek Prince. Pernikahan Ikatan yang Kudus. (Florida: Derek Prince Ministries, 1978). 21.
183
memandang pernikahan dari suatu segi yang lain. Menurut rencana-Nya yang kekal
pernikahan merupakan suatu perjanjian yang sakral dan yang mengikat. 199
perkawinan, yang bahkan lebih lengkap lagi disampaikan kepada umat manusia
melalui Tuhan Yesus. Intisari pengajaran Yesus mengenai perkawinan itu dapat kita
Farisi, seperti tercatat di dalam Matius 19:3-9: (3) Maka datanglah orang-orang farisi
menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?” (4) Jawab Yesus: “Tidakkah kamu
baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki
dan perempuan? (5) “Dan Firman-Nya: ‘Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah
dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging’
(6) “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (7) Kata mereka kepada-Nya:
“Jika demikian apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai
jika orang menceraikan isterinya?” (8) Kata Yesus kepada mereka: “Karena ketegaran
hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah
kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.”
sebagai berikut: (1) Standar bagi pernikahan yang pada akhirnya berlaku di negeri
Israel menurut ajaran Yudaisme (agama Yahudi) jauh lebih rendah dari pada standar
199
Derek Prince. Pernikahan Ikatan yang Kudus. (Florida: Derek Prince Ministries, 1978). 22.
184
atau tingkatan mutu yang sesungguhnya diinginkan oleh Allah. (2) Tujuan Allah yang
perempuan pada mulanya. (3) Ketika lelaki dan perempuan dipersatukan pada
kehilangan identitas pribadinya karena menjadi “satu daging”. (4) Yesus mempunyai
kembali kepada standar yang ditetapkan semula pada saat penciptaan. 200
Jika seorang suami dan istri muda berkomitmen mendalam pada Yesus Kristus,
rohani. Kehidupan doa yang bearti adalah esensial dalam memelihara rumah tangga
yang berpusatkan Kristus, kebutuhan akan doa ditambahkan dalam struktur kehidupan
keluarga. Hubungan pribadi dengan Yesus Kristus adalah batu penjuru pernikahan,
memberikan arti dan tujuan bagi setiap dimensi kehidupan. Dengan mampu bersujud
dalam doa pada permulaan atau akhir suatu hari menghasilkan ekspresi terhadap
Betapa seringnya kita mengalami hal yang sama dalam pernikahan. Kita
200
Derek Prince. Pernikahan Ikatan yang Kudus. (Florida: Derek Prince Ministries, 1978). 23.
201
Mike Yorkey. Menumbuhkan Pernikahan Yang Sehat. (Jakarta: Harvest Publication House, 1996).
4.
185
“Kita perlu menangani konflik dengan lebih baik.”; “Kita perlu lebih sering
menghargai.”; “Kita perlu memiliki rencana yang disepakati bersama dengan anak-
anak.”; “Kita perlu berjuang lebih keras menjaga agar romantisme selalu menyala
pasangan yang berpusat kepada Tuhan, ataukah berpusat kepada satu sama lain?
Seorang istri yang berpusat kepada suaminya bersikap sangat baik kepada suaminya
bila si suami juga bersikap sangat baik kepadanya. Ia menyediakan dirinya selama
sang suami memperhatikannya. Suami yang berpusat kepada istrinya akan melakukan
apa saja untuk sang istri selama si istri bersikap romantic kepada istrinya selama ia
kekudusan dalam takut akan Allah. Karena Allah layak disembah, kita selalu
berpusat kepada Tuhan merasa lebih termotivasi oelh komitmennya kepada Tuhan
202
daripada oleh respon apa pun yang mungkin diberikan oleh pasangannya. Orang
Kristiani yang berpusat kepada pasangannya akan berusaha mencari dalih untuk
berhenti mencintai pasangannya setelah pasangannya berbuat dosa. Namun, jika dalih
ini dibenarkan, kita semua dapat menghindari panggilan untuk mengasihi karena kita
pernikahan anda jika anda meluangkan waktu sebelum suami atau istri anda pulang
202
Gary Thomas. Devotions for a Sacred Marriage. (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2013). 10.
186
kerja malam ini, dengan bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, bagaimana caranya agar aku
dapat mencintai pasanganku hari ini lebih dari semua yang pernah membuatnya
praktis; ambil alih jatah pekerjaannya di rumah, berbicaralah dengan kata-kata yang
menguatkan, kerjakan apa yang perlu diperbaiki. Bisa juga Dia mendorong kita
melakukan hal-hal yang romantik, super kreatif, penuh kemurahan hati, atau sesuatu
untuk membangun dan mendukung orang yang telah anda pilih untuk mendampingi
anda seumur hidup. Berdoalah, “Tuhan, bagaimana aku dapat mencintai pasanganku
hari ini lebih dari semua yang pernah atau yang akan membuatnya merasa dicintai?”
Dengan berfokus pada apa yang dapat kita lakukan, kita akan merasa terkagum-
kagum saat menyadari betapa sedikitnya waktu yang tersisa untuk berkubang dalam
kekecewaan kita.
Pernikahan adalah lembaga pertama yang diciptakan Allah. Setiap kali anda
mulai berbicara tentang pernikahan, rumah tangga, dan keluarga, Allah turut berperan
didalamnya. Allah menyebut lembaga pernikahan sebagai, “Sebab itu seorang laki-
laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya menjadi satu daging” (Kej 2:24). Ikatan bersama antara suami dan istri
merupakan sel terkecil Gereja: yaitu dua orang yang mengasihi Allah bergabung
menjadi satu. Dalam Kejadian 1, Allah menciptakan laki-laki dan banyak binatang,
tetapi tidak ada teman yang cocok atau “penolong yang sepadan” untuk Adam. Dalam
187
Kejadian 2:18, Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri
saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” 203
Allah dapat melakukan apa saja yang Dia ingnkan. JIka Yesus bisa
menyembuhkan seseorang yang lumpuh, maka Allah juga dapat mengambil sebuah
tulang rusuk atau sisi seorang laki-laki dan menciptakan seorang perempuan dari
tulang itu. Jika Dia dapat mengambil debu bumidan membuatnya menjadi seorang
laki-laki, maka Dia juga dapat menciptakan seorang perempuan dari sebuah tulang
rusuk.
Adam kesepian. Ia memiliki semua hal yang mungkin ia perlukan di dunia ini, tetapi
di dalam dirinya ada rasa kesepian (kekosongan) yang tidak terpuaskan. Hawa
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kej 2:24). Salah
satu hal dari banyak hal terpenting supaya anda benar-benar mengasihi teman hidup
anda dalam ikatan pernikahan adalah meninggalkan keluarga anda. Beberapa orang
mereka masih menolong anaknya meninggalkan rumah untuk emnikah, itulah saatnya
anda harus memotong tali-tali ketergantungan itu. Hal ini berlaku bagi perempuan dan
203
Billy Joe Daugherty. Pernikahan yang Kokoh. (Jakarta: Yayasan Media Buana Indonesia, 2002). 3.
188
204
juga laki-laki: tinggalkan pengaruh dan kendali orangtua atas hidup anda ketika
anda bergaul dengan teman hidup anda. Alkitab menyebutkan bahwa ada perpisahan
da n ada penyatuan. Ini bearti, sebagai suami istri, anda sama-sama ditarik sehingga
Dalam pernikahan, Allah telah memamnggil dua orang untuk menjadi satu,
disatukan dalam tingkah laku, pikiran, cita-cita, dan tujuan. Inilah sebabnya para
bujangan perlu menyatukan pikiran dan hati dengan calon pasangan mereka sebelum
mereka menikah. Banyak orang benar-benar hanya bersatu secara fisik, tetapi tidak
pernah bersatu dalam pikiran, cita-cita, arah, kehendak, dan tujuan hidup.
205
Billy berpendapat, banyak orang menikah dan kemudian menemukan
bahwa orang yang mereka nkahi memiliki rencana hidup yang berbeda. Betapa
pentingnya penyesuaian diri kita di dalm hidup. Kita harus menyesuaikan diri kita dan
menyesuaikan diri dalam penyatuan satu dengan yang lain. Jika tidak dapat mencapai
penyatuan ketika masih dalam masa pacaran, sebaiknya tunda dulu pernikahan anda.
diselamatkan jika para calon mempelai dapat menunggu sampai mereka mencapai
Kata yang mencerminkan naskah Allah bagi pernikahan ialah permanen, yang
bearti “kekal selamanya”. Kata ini sangat kuat tersirat di dalam petunjuk pertama
Alkitab tentang pernikahan: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya
204
Billy Joe Daugherty. Pernikahan yang Kokoh. (Jakarta: Yayasan Media Buana Indonesia, 2002). 7.
205
Ibid. 8.
189
dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”
(Kej 2:24). Dalam konteks ini, kata bersatu tidak menunjuk pada sesuatu yang dapat
dipisahkan, seperti dua gerbong kereta api yang dapat dipasang, tetapi kemudian
dapat dengan mudah dipisahkan. Sebaliknya, kata Ibrani untuk bersatu bearti
yang abadi dan satu pernikahan untuk seumur hidup. Yesus mengutip ayat yang sama
ini di dalam Injil Matius, dan kata Yunani yang dipakai bearti “direkatkan bersama”.
Di dalam konteks ini, kata tersebut tidak berbicara tentang membatasi ruang gerak,
dan Yesus Kristus. Raja Salomo menulis, “Orang yang berjalan seorang diri mudah
diserang dan dikalahkan, tetapi dua orang akan dapat bertahan dan mengalahkan
lawan. (Tiga orang lebih baik lagi) Tali tiga lembar tidak mudah diputusan”
(Pengkhotbah 4:12 FAYH). Di dalam konteks pernikahan, hal itu bearti bahwa suami
dan istri berkomitmen satu sama lain dan kepada Yesus. Mereka mempunyai sarana
Komitmen yang sejati tidak didasarkan pada perasaan, tetapi pada ikrar yang
kita buat di depan Allah dan orang-orang lain ketika kita menikah. Komitmen yang
sejati merupakan janji dan ikrar yang kita laksanakan sampai akhir—menggilas setiap
kepada orang lain. Tentu saja, jenis komitmen seperti ini beresiko, tetapi membuat
206
H. Norman Wright. Sekali Untuk Selamanya. (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2010). 80.
190
Komitmen pernikahan ialah janji yang dibuat dan disimpan oleh dua orang
Komitmen bearti menantikan dan menerima kenyataan bahwa pasangan anda akan
mengecewakan anda dan kadang kala tidak memenuhi harapan-harapan anda. Dan itu
pernikahan anda, dan mungkin akan terjadi. Orang-orang yang berkomitmen tahu
bahwa mereka hanya dapat mengendalikan perilaku dan pikiran mereka, dan bukan
Agar sebuah pernikahan kristiani stabil dan berkembang, pasangan suami istri
Komitmen bearti mengatakan “ya” bagi waktu dengan pasangan anda dan
“tidak” bagi banyak hal yang lain. Dr. Scott Stanley menulis, 208
“Komitmen bearti
membuat pilihan untuk meninggalkan beberapa pilihan. Lebih jauh lagi, benar-benar
komitmen mengharuskan kita untuk mengenali bahwa beberapa jalan tak lagi tersedia
207
H. Norman Wright. Sekali Untuk Selamanya. (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2010). 81.
208
H. Norman Wright. Sekali Untuk Selamanya. (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2010). 96.
191
Akhirnya, masing-masing perlu membuat komitmen untuk komitmen itu
sendiri. Pada awalnya hal itu kedengaran seperti tantangan yang aneh, tetapi
sebenarnya hal itu semata-mata kepercayaan dan keyakinan bahwa kita akan
mengakhiri apa yang telah kita mulai, terutama apabila menyangkut pernikahan kita.
Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kej 1:27). Kejadian 1
bagaimana proses tersebut berlangsung. Dalam pasal pertama ini, kita menemukan
kebenaran fundamental yang sangat penting bagi pengertian akan pernikahan bahwa
Tampaknya terlalu jelas untuk disebutkan, namun harus ditegaskan bahwa penciptaan
dua jenis manusia, laki-laki dan perempuan, bukanlah suatu persekongkolan untuk
209
merintangi ambisi pergerakan kebebasan kaum wanita. Ini sama sekali tidak
karena penciptaan tidaklah sempurna tanpa perempuan. Dalam sebuah tindakan penuh
kasih, menakjubkan, dan kreatif. Allah menciptakan misteri laki-laki dan perempuan
dalam kehidupan kita. Bayangkan betapa hambarnya, betapa dunia in hanya akan
209
Ed Wheat, M.D & Gloria Okes Perkins. Love Life for Evevry Married Couple.(Jakarta: Yayasan
Pekabaran Injil Immanuel, 1999). 22.
192
menjadi satu dimensi bila hanya ada jenis kelamin anda! Siapa yang ingin hidup
dalam suatu dunia yang semuanya laki-laki atau suatu dunia yang semuanya
perempuan? Atau dalam dunia dengan banyak jenis kelamin di mana semua tanda-
tanda jenis kelamin diabaikan atau ditiadakan? Manusia yang menolak untuk
wanita tidak akan pernah merasakan kebaikan ilahi yang telah direncanakan Allah
dalam pernikahan.
kesepian. Bayangkan laki-laki ini hidup dalam lingkungan yang sempurna, namun
tugas untuk mengamati, menggolongkan, dan memberi nama pada semua makhluk
hidup. Akan tetapi, ia sendirian. Allah memandang bahwa ini ”tidak baik”. Oleh
karena itu, Pencipta yang bijak dan penuh kasih memberkan pemecahan yang
menakjubkan, tidak serupa dengannya. Perempuan itu diambil dari laki-laki itu,
secara spiritual, intelektual, emosional, dan fisik. Menurut Allah, perempuan itu
dirancang untuk menjadi “penolong” bagi laki-laki. Istilah penolong ini mengacu
pada hubungan yang bermanfaat di mana satu orang mebantu atau mendukung orang
yang lain sebagai seorang teman atau seorang sekutu. Mungkin anda membayangkan
seorang penolong seperti seorang bawahan, seperti seorang hamba yang diperhalus.
Anda akan memandang sebuatan wanita tersebut dalam suatu terang yang baru saat
193
anda menyadari bahwa bahasa Ibrani yang sama untuk penolong digunakan oleh
210
Allah sendiri dalam Mazmur 46:1, di mana Ia disebut sebagai penolong kita,
Pernikahan senantiasa dimulai dengan suatu kebutuhan yang sudah ada dari
dialami oleh setiap manusia. Dalam kasus anda sendiri, sampai taraf di mana
intelektual, emosional, dan fisik dan sampai taraf di mana anda tidak memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pasangan anda, dapat dikatakan bahwa anda berdua masih tetap
sendiri. Akan tetapi, hal ini tidaklah sesuai dengan rencana Allah, dan ini dapat
kesengsaraan. “Lalu berkatalah manusia itu: ‘Inilah dia, tulang dari tulangku dan
daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki””
(Kejadian 2:23). Inilah kidung cinta pertama di dunia! Pakar-pakar Ibrani mengatakan
bahwa Adam sedang mengekspresikan kegembiraan yang luar biasa, kekaguman yang
riang gembira, akhirnya, saya mempunyai seorang yang sesuai dengan saya!” Ucapan
Adam, “tukang dari tulangku, dan daging dari dagingku”, menjadi perkataan favorit
dalam Perjanjian Lama untuk menggambarkan hubungan pribadi yang intim. Akan
tetapi, kepenuhan dari arti perkataaan tersebut menjadi milik Adam dan mempelainya,
210
Ed Wheat, M.D & Gloria Okes Perkins. Love Life for Evevry Married Couple.(Jakarta: Yayasan
Pekabaran Injil Immanuel, 1999). 24.
194
211
Dr. Charles Ryrie melontarkan suatu pendapat yang menarik , yakni bahwa bahsa
Ibrani dari kata perempuan, ishhah, berasal dari akar kata yang bearti “menjadi
lembut” mungkin suatu ekspresi dari kefeminiman yang menyenangkan dan baru dari
seorang wanita.
Jadi, ketika Tuhan membawa perempuan itu kepada Adam, laki-laki itu
seorang yang dapat melengkapiku, yang mengusir kesepianku, yang akan menjadi
diri keduanya, laki-laki dan perempuan itu, ketika mereka menyadari bahwa mereka
bearti bagi satu sama lain? Dapatkah anda menangkap apa tujuan Allah menciptakan
perempuan bagi laki-laki? Walaupun semua kelakar konyol melontarkan hal yang
sebaliknya, pernikahan telah dirancang untuk kesenangan kita, kebahgiaan kita. Dan
untuk dapat menegakkan suatu hubungan permanen antara satu pria dengan satu
wanita 212
. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24).
Allah memberikan perintah tiga bagian ini pada awal mula saat Ia menahbiskan
211
Ed Wheat, M.D & Gloria Okes Perkins. Love Life for Evevry Married Couple.(Jakarta: Yayasan
Pekabaran Injil Immanuel, 1999). 24.
212
Ed Wheat, M.D & Gloria Okes Perkins. Love Life for Evevry Married Couple.(Jakarta: Yayasan
Pekabaran Injil Immanuel, 1999). 25.
195
lembaga pernikahan. Ini tetap mereupakan konseling pernikahan yang paling ringkas
dan menyeluruh yang pernah disajikan. Kalau saja anda mau mencemati, kata-katanya
kebanyakan merupakan kata-kata yang dalam bahasa Inggris yang terdiri atas suku
arti yang tak terhingga. Kata-kata ini meringkasa segenap ajaran Kitab Suci mengenai
pernikahan. Semua hal lain yang dikatakan hanya menekankan atau memperkuat tiga
prinsip dasar yang berasal dari sini, tetapi tidakpernah mengubah sedikitpun. Ini layak
anda pertimbangkan karena setiap masalah nyata yang anda hadapi dalam pernikahan
muncul karena anda mengabaikan beberapa aspek dari perintah Allah dalam Kitab
Kejadian ini.
Hubungan terdekat di luatr pernikahan ditetapkan di sini, secara tidak langsung bahwa
apabila ayah dan ibu harus ditinggalkan, ini bearti semua ikatan-ikatan lain yang lebih
Tentu saja ikatan kasih dengan orang tua merupakan ikatan yang berjalan
seumur hidup. Akan tetapi, ikatan ini harus diubah sifatnya agar komitmen sang pria
sepenuhnya tertuju kepada istrinya. Dan komitmen sang istri sepenuhnya hanyalah
bagi sang suami. Tuhan memberikan perintah ini kepada kaum laki-laki, walaupun
prinsip ini berlaku bagi suami dan istri; hal ini karena bergantung pada kaum laki-laki
untuk mendirikan suatu rumah tangga baru di mana ia harus bertanggung jawab
196
213
sepenuhnya . Ia tidak lagi dapat bergantung pada ayah dan ibunya; ia tidak lagi
dapat berada di bawah otoritas mereka, karena sekarang ia adalah kepala dari
keluarganya sendiri.
mereka apabila perlu dan bertanggung jawab atas mereka daripada bertanggung jawab
kepada mereka (Lih. Matius 15: 3-9 dan 1 Timotius 5:4-8). Akan tetapi,
Prinsip pertama yang dapat kita pelajari dari Kejadian 2:24 adalah; pernikahan
bearti meninggalkan. Jika anda tidak bersedia meninggalkan segala hubungan lainnya,
anda tidak akan pernah dapat membangun kesatuan dari hubungan yang
menggairahkan, yang telah direncanakan Allah untuk dinikmati setiap pasangan yang
sudah menikah.
Pernikahan membutuhkan suatu kesatuan antara suami dan istri yang tidak
214
dapat terpisahkan sepanjang hayat mereka . Prinsip berikutnya yang dapat
dipelajari dari ordonansi ini adalah bahwa tidak aka nada gunanya meninggalkan,
kecuali anda siap untuk menghabiskan seumur hidup anda dengan bersatu. Sekali lagi,
pahami bahwa Tuhan mengarahkan ini secara khusus kepada suami, walaupun prinsip
213
Ed Wheat, M.D & Gloria Okes Perkins. Love Life for Evevry Married Couple.(Jakarta: Yayasan
Pekabaran Injil Immanuel, 1999). 25.
214
Ed Wheat, M.D & Gloria Okes Perkins. Love Life for Evevry Married Couple.(Jakarta: Yayasan
Pekabaran Injil Immanuel, 1999). 27.
197
Bertolak dari pengertian ini, jelas bahwa Allah mempunyai amanat yang
penuh kuasa bagi pasangan yang sudah menikah, dan suatu cara bertindak yang
dinamis, yang direncanakan bagi sang suami khususnya. Suami terutama bertanggung
jawab untuk melakukan segala apa yang mungkin dan juga untuk menjadi sebagimana
seharusnya agar seorang suami dapat membentuk ikatan dengan istrinya, yang akan
membuat mereka tak terpisahkan. Dan si istri harus menanggapi suaminya dengan
sikap yang lama. Ikatan-ikatan ini tidaklah seperti pita-pita sutra cantik yang
bagaikan baja ditempa dalam bara api, agar dapat membentuk suatu kesatuan yang
Banyak dari nasihat praktis yang akan memperlihatkan kepada anda bagaiman
untuk bersatu dengan pasangan anda dalam berbagai keadaan dan banyak cara yang
karakteristik: (1) Kesetiaan yang tak tergoyahkan; (2) Suatu pengejaran cinta kasih
yang aktif dan tidak kenal lelah. Ingatlah bahwa rencana Allah abgi anda dan
pasangan anda adalah suatu kesatuan yang tak terpisahkan, yang anda hasilkan bila
pola pernikahan yang dicanangkan Allah pada saat Penciptaan akan menghasilkan
215
Ed Wheat, M.D & Gloria Okes Perkins. Love Life for Evevry Married Couple.(Jakarta: Yayasan
Pekabaran Injil Immanuel, 1999). 29.
198
sesuatu yang luar biasa, jika pola tersebut kita taati. Dua akan menjadi satu. Ini adalah
lebih dari sekedar kebersamaan! Tidak ada penulis, guru, atau pakar teologi yang
pernah menjelaskan arti keseluruhan dari dua orang yang menjadi “satu daging”. Kita
Beberapa persyaratan dasar harus diperhatikan. Supaya hal ini dapat terjadi,
pernikahan harus monogami (hanya melibatkan dua orang saja). Pada saat yang sama,
semua perzinaan dan persetubuhan bebas harus dienyahkan, karena sebagimana yang
ditekankan Tuhan Yesus dalam Perjanjian Baru, keduanya menjadi satu. Alkitab
dengan jelas menggambarkan akibat jangka panjang yang mengerikan dari pernikahan
yang poligami dan akibat yang membawa maut bagi perzinaan. Amsal 6:32
mengatakan: “Siapa melakukan zina tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian
merusak diri”. Tentu saja tidak seorang pun dapat berdalih dengan mengatakan tidak
tahu! Pernikahan juga harus heteroseksual. Allah menciptakan satu wanita bagi satu
menyedihkan dan menjijikkan dari rencana Sang Pencipta bagi penyatuan yang kudus
suami dan istri meliputi, baik pengenalan fisik yang intim maupun pengenalan pribadi
yang lembut dan intim. Jadi, meninggalkan, bersatu dan saling mengenal satu sama
lain menghasilkan suatu identitas baru di mana dua pribadi melebur menjadi satu –
216
Ed Wheat, M.D & Gloria Okes Perkins. Love Life for Evevry Married Couple.(Jakarta: Yayasan
Pekabaran Injil Immanuel, 1999). 29.
199
satu pikiran, ahti, tubuh, dan roh. Inilah sebabnya mengapa perceraian mempunyai
pengaruh yang menghancurkan. Perceraian tidak menghasilkan dua orang namun dua
Dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus menggunakan rahasia menajdi satu daging
217
dalam Kitab Kejadian , dengan dimensi hubungan seksualnya, untuk
menggambarkan suatu rahasia yang bahkan lebih jauh lebih dalam; yakni hubungan
antara Yesus Kristus dan mempelai-Nya, yaitu gereja-Nya. “Sebab itu laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya
menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan
hubungan cinta kasih yang begitu mendalam, lembut, murni, dan intim yang
meneladani hubungan Kristus dengan gereja-Nya. Inilah dasar dari kehidupan cinta
yang dapat anda nikmati dalam pernikahan anda, suatu dasar di mana anda dapat
Dalam kenyataan, kesatuan ini sama sekali bukan khayalan. Memang itulah
rancangan Allah untuk perkawinan. Itulah gambaran Alkitab untuk perkawinan. Dari
semula, di Taman Eden, Allah memutuskan bahwa “tidak baik, kalau manusia itu
seorang diri saja,” lalu Ia menempatkan laki-laki dan perempuan bersama-sama untuk
membangun kesatuan yang dicari-cari semua orang (Kej 2:18). Dan Tuhan Yesus
mengajar kepada kita, “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya
217
Ed Wheat, M.D & Gloria Okes Perkins. Love Life for Evevry Married Couple.(Jakarta: Yayasan
Pekabaran Injil Immanuel, 1999). 30.
200
dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Karena itu,
apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Markus 10:7-8)
218
.
istri. Firman Allah dengan tegas mengatakan bahwa seorang laki-laki akan
meninggalakan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya. Firman Allah tidak
anak harus elalu menghormati dan mengasihi orang tuanya kapan saja di mana pun
Di sini sebenarnya Firman Allah ingin mengajarkan satu prinsip penting bagi
untuk bersikap dan bertindak secara dewasa ketika menghadapi berbagai macam
persoalan di dalam kehidupan rumah tangga tanpa harus melibatkan orang tua
mereka. Suami istri harus belajar untuk bersatu dan mandiri dalam menghadapi serta
menyelesaikan masalah yang ada tanpa harus menyeret orang tua masukke dalam
masalah mereka. Orang tua hanya boleh diminta bantuannya sebatas memberi nasihat
dan petunjuk yang positif untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh anak dan
menantunya. Orang tua tidak diperkenankan untuk ikut campur terlalu dalam terhadap
konflik antara anak dan menantunya. Campur tangan orang tua yang terlalu jauh
218
Dr. Henry Cloud & Dr. John Townsend. Batas-batas dalam Perkawinan. (Batam: Interaksara,
2002). 95.
219
Pdt. Agung Gunawan, Th. M. Keluarga Yang Sesuai Pola Allah. (Malang: Gandum Mas, 2009). 52.
220
Pdt. Agung Gunawan, Th. M. Keluarga Yang Sesuai Pola Allah. (Malang: Gandum Mas, 2009). 52.
201
dalam konflik antara anak dan menantunya seering kali tidak menolong bahkan
memperburuk kondisi.
memberi batasan untuk seorang yang lengkap sebagai orang yang matang. Orang
yang lengkap mampu melakukan semua hal yang diperlukan dalam kehidupan dan
hubungan sebagai orang dewasa; memberi kasih dan menerima kasih, berdikari dan
mempunyai rasa percaya diri, dapat menangani masalah dan kegagalan, menghayati
bakat-bakatnya, dan mempunyai kehidupan. Jika dua oang yang menikah lengkap,
Jadi, bila satu atau kedua-dua pasangan menikah dengan harapan perkawinan
itu akan membuat mereka menjadi orang lengkap, perkawinan itu akan hancur.
suatu “kami” yang lebih besar dan lebih baik daripada kedua “aku” yang terlibat di
221
dalamnya. Seperti dikatakan Frederick Buechner dalam Whistling in the Dark ,
“Sebuah perkawinan yang dibuat di sorga adalah perkawinan di mana seorang laki-
laki dan seorang wanita menjadi lebih diperkaya bersama-sama daripada yang
Tetapi banyak orang melihat perkawinan itu sebagai tiket jalan pintas menuju
kelengkapan, atau kedewasaan. Oleh sebab itu, mereka tidak berangkat dari suatu
221
Ibid. 97.
202
seorang untuk menutupi apa yang mereka tidk miliki sendiri. Mereka menikah dari
mencapai kesatuan.
merupakan usaha untuk memanfaatkan orang lain untuk emncari keseimbangan untuk
ketidak-seimbangan dalam watakmu, dan usaha itu tidak pernah berhasil. Masing-
wataknya sendiri; kemudian membawa dirinya yang utuh dan seimbang ke dalam
hubungan itu.
serta ruang geraknya, dan ini sesungguhnya memperkuat hubungan mereka. Sesudah
keakraban mereka.
pasangan melihat waktu dilewatkan terpisah, keterpisahan, dan ruang gerak sebagai
ancaman. Pasangan ini mungkin merasa bahwa keadaan terpisah bearti kurangnya
kasih, atau ditinggalkan. Wanita itu dapat merasa dikasihi hanya kalau ia berada
bersama pasangannya.
203
Oleh sebab itu, pandanglah kebutuhan akan kebebasan sebagai bagian dari
222
rancangan Allah , dan carilah keseimbangan yang tepat antara penggabungan dan
kebebasan di antara anda berdua. Pastikan bahwa anda memiliki kedua-duanya. Jika
anda memberi kebebasan, anda akan menciptakan lebih banyak kasih yang akan
menciptakan lebih banyak kebebasan untuk emngungkapkan siapa diri anda bersama
pasangan anda. Teman, hobi, pekerjaan, waktu berada terpisah semuanya merupakan
bagian dari campuran itu. Pupuk itu semua, maka semuanya akan kembali kepada
hidup.
Konseling Pernikahan
Hal-hal yang membuat Penasihat Ajaib itu begitu ajaib antara lain mencakup
Nya dalam setiap situasi konseling 223. Tetapi Yesus memberi kuasa yang melimpah
baik. Dia mengajar kita untuk memperlaukan orang dengan kasih yang bijak yang
bisa menyelidiki setiap kerut dari kondisi manusia. Penebus kita menciptakan
222
Dr. Henry Cloud & Dr. John Townsend. Batas-batas dalam Perkawinan. (Batam: Interaksara,
2002). 119.
223
David Powlison. Mengatakan Kebenaran dalam Kasih. (Surabaya: Momentum, 2008). 129.
204
penebus-penebus bawahan yang bisa menolong orang lain yang membutuhkan. Dia
menawarkan pengertian, kasih, dan kecakapan yang bisa berakar dalam kehidupan
kita secara individual dan komunal. Kasih yang bijak, sukacita yang rasional,
ekmahiran membawa damai, keterlibatan yang sabar dengan orang lain dalam jangka
waktu panjang, itulah gereja menurut definisinya. Konseling adalah ekspresi yang
utama dari hal-hal tersebut. Gereja (orang-orang yang dilatih oleh Penasihat Ajaib)
Alkitab bukan hanya membahas ide-ide dan penerapannya, tetapi juga struktur
jiwa? Ya, Gereja menurut definisi Alkitab terdiri dari perpaduan yang indah dari
kepemimpinan dan mutualitas, peran khusus dan panggilan umum, kebenaran dan
yang dihadapi orang-orang verdosa dan orang-orang yang menderita. Umat Allah,
yang berfungsi sebagai Umat Allah, menyediakan institusi ideal yang didambakan
untuk memperbaiki apa yang sakit pada diri kita. Institusi itu bisa disesuaikan untuk
menderita dan mengubah orang-orang berdosa adalah bagian yang vital dari
pelayanan gereja menurut Alkitab, betapapun buruknya cara kita melaksanakan tugas
jiwa-jiwa. Apabila konseling ini tentang memahami dan mencari jawaban atas kondisi
205
apabila konseling pernah menyebut nama Yesus Kristus (atau seharusnya menyebut,
meskipun tidak dilakukan), maka konseling ini dilakukan dalam wilayah theologi dan
memegang peran yang bermanfaat sebagai penunjang dan pelengkap, dengan tujuan
khusus yang berbeda dari apa yang dapat dilakukan oelh gereja local tertentu. Peran-
peran yang sah untuk pelayanan kerja sama, menurut saya, antara lain adalah
pendidikan, penerbitan, dan pelayanan kerja sama untuk memenuhi beraneka ragam
“sebenarnya tidak resmi” dalam arti bahwa pekerjaan ini hanya boleh ada apabila
seandainya bisa berfungsi secara dewasa, tidak akan membutuhkan mereka. Kendati
demikian, masi hada banyak tempat untuk inovasi dan perkembangan institucional,
baik di dalam gereja-gereja setempat maupun dalam bentuk meta atau para.
Kebenaran dan kasih alkitabiah yang gamblang harus disesuaikan untuk memenuhi
206
pelayanan khusus yang sah saat ini antara lain adalah program-program kehamilan di
umat Kristen (gereja) perlu menjadi bijaksana dalam penyembuhan jiwa-jiwa secara
sesuatu yang kita sendiri tidak tahu bagaimana caranya. Hikmat, kasih, dan efisiensi
Namun gereja sangat kurang dalam memahami dan mendorong proses perubahan,
yang membuat perawatan psikoterapi menarik bagi semua orang. Hikmat harus jelas
jiwa-jiwa atau setidaknya suatu kumpulan dari tulisan theologis praktis yang diakui
secara luas. Sistem theologi praktis berfungsi sebagai sesuatu yang dapat kita rujuk
dan kita yakini, yang dapat kita bidik untuk pendidikan, dan yang mengawasi dan
mengonfrontasi kita terkait iman dan perbuatan kita. Suatu pengakuan iman adalah
secara sadar. Di masa kini, persyaratan “iman dan perbuatan” tidak mencakup
pandangan akan konseling. Iman dan perbuatan harus diperluas ke dalam teori
224
David Powlison. Mengatakan Kebenaran dalam Kasih. (Surabaya: Momentum, 2008). 132.
207
Ketiga, kita membutuhkan isntitusi-institusi pendidikan 225yang berpaut pada
kurun waktu tiga puluh tahun terakhir, telah terjadi gerakan besar-besaran untuk
umumnya, baik seminari maupun perguruan tinggi tidak mengajarkan hal-hal yang
Jarang ada yang mengajarkan bagaimana membimbing orang dalam cara-cara selaras
kualifikasi 226 dari gereja bagi praktisi-praktisi yang cakap dan dapat dipercaya.
Bentuk-bentuk pengakuan kebenaran, kasih, dan kecakapan harus ditetapkan pada dua
tahap. Satu tahap memberi kualifikasi pada kepemimpinan pastoral: lisensi, atau
psutri-pasutri, dan keluarga-keluarga harus menjadi bagian yang sama pentingnya dari
kepercayaan doktrinal seperti kecakapan berbicara kepada orang banyak. Tahap kedua
bawah otoritas dari gembala sidang dan para penatua. Di sinilah akan berlangsung
225
David Powlison. Mengatakan Kebenaran dalam Kasih. (Surabaya: Momentum, 2008). 135.
226
David Powlison. Mengatakan Kebenaran dalam Kasih. (Surabaya: Momentum, 2008). 135.
208
kelompok kecil, konselor-konselor awam yang terlatih, mentor-mentor, anggota-
nikah, dan sebagainya, harus bekerja di dalam lingkungan wawasan Kristen yang
unik. Kebanyakan orang Kristen yang saat ini memberi bimbingan dengan kualifikasi
sekuler adalah orang-orangawam dalam gereja, dan merek ahrus menempatkan teori-
diskusi kasus—adalah kebutuhan yang tampak jelas dalam gereja-gereja setempat dan
di tempat lain. Seharusnya ada interaksi dan pengawasan yang ekstensif berkenaan
dengan iman dan praktik dari konseling. Interpretasi kehidupan dan nasihat yang
sekuler bisa menganut orientasi teoritis apa saja – perilaku, kognitif, psikodinamis,
eksisyensial, somatis, dan lain-lain – atau bisa meminjam dari semua ini dan berfungsi
dengan banyak cara. Gereja tidak percaya pada keanekaragaman teori seperti itu.
Gereja berupaya memurnikan kebenaran dan kasihnya untuk merefleksikan cara Allah
227
Ibid. 136.
209
melihat segala sesuatu serta karakter dan tujuan Yesus Kristus, sebagaimana
Orang-orang Kristen pada zaman ini perlu diberi tahu bahwa mereka
seharusnya hidup seperti Kristus. “Orang Kristen” dengan cerdik menjelaskan alasan
par apengikut seorang hamba yang menderita seharusnya hidup seperti para raja.
Sungguh nyaman menyadari bahwa itu bukanlah pergumulan baru. Yohanes melihat
mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah
hidup” (1 Yohanes 2:6). Paulus menghadapi masalah ini ketika ia memilih untuk
menderita seperti Kristus, sedangkan orang lain yang mengaku sebagai “rasul”
percaya di Korintus untuk menjadi “pengikutku, sama seperti aku juga menjadi
Yesus membiarkan hak-Nya diinjak-injak, kita harus memperjuangkan hak kita. Kita
mengajarkan bahwa meskipun Yeus hidup sederhana, kita memiliki hak untuk hidup
mengajarkan popularitas.
228
Francis Chan & Lisa Chan. You And Me Forever Pernikahan dalam Terang Kekekalan.
(Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2015). 73.
210
Di antara semua atribut Yesus, kerendahan hati-Nya adalah kunci bagi
229
pernikahan yang sehat . Jika dua orang bersepakat untuk meneladani kerendahan
hati Kristus, segala sesuatu yang lain akan menyesuaikan diri. Perdebatan memanas
ketika kita ingin menjadi benar lebih daripada ingin menjadi seperti Kristus. Sangat
mudah kita “buta” ditengah sengitnya perselisihan. Kita hanya ingin menang bahkan
bila untuk menang kita harus berdosa. Pihak yang menang biasanya adalah yang
bertindak tidak seperti Kristus. Setiap pernikahan pasti melewati masa-masa penuh
ayat Yakobus 4:6 “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang
yang rendah hati” tentu sangat menggelisahkan. Hanya orang bebal yang mau
mengorbankan hal itu demi meraih kemenangan. Biarkanlah ini meresap dalam otak
kita: Allah secar aktif menentang orang yang congkak. Kecongkakan yang perlu
Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh;
kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu
berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu
229
Ibid. 74.
211
berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab
yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu?”
(Yakobus 4:1-3).
lampau, tetapi masih dapat diterapkan hingga kini. Banyak pernikahan diwarnai
perilaku dan sikap yang persis sama – mereka bukan jiplakan dari pasangannya.
Mereka adalah pasangan yang sudah belajar menerima keberbedaan melalui proses
230
penerimaan, pengertian dan akhirnya saling melengkapi . Berbeda dengan orang
lain sangatlah wajar dan alami, bahkan menambah keasyikan tersendiri dalam suatu
hubungan.
Karena setiap orang unik dan segala sesuatu yang dibawanya ke dalam
pernikahan juga unik, maka konflik pasti akan timbul. Bahkan aka nada banyak
konflik di sepanjang kehidupan pernikahan. Ini bukanlah sesuatu yang buruk; wajar
230
H. Norman Wright. Persiapan Pernikahan. (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 1998). 172.
231
James G.T. Fairfield. When You Don’t Agree. (Scottdale, PA: Herald Press, 1977). 18.
212
Salah satu cara tradisional yang dipelajari banyak pasangan untuk dapat
menghindarinya atau tidak menghiraukannya. Cara yang dianggap baik ini dianggap
timbulnya kebencian yang menghabiskan energi dan yang akan mewarnai persepsi
anda terhadap kehidupan sehari-hari. Jika perbedaan ditutupi, ia akan terkubur hidup-
Cara lain yang digunakan banyak pasangan dalam menanggani konflik adalah
mengekspresikan perasaan tanpa kendali. Bagi sebagian pasangan, cara ini mirip
perang. Lalu kata-kata kasar pun terucap, dan ingatan diaktifkan (begitu banyak hal
akan teringat hingga gajah yang terkenal panjang ingatan pun akan malu dibuatnya
karena kalah) namun hasilnya hanyalah frustasi: Pada saat-saat seperti ini, masing-
masing berperan sebagai pengacara ulung, yang bukan saja sangat ingin mendakwa
Pernikahan merupakan pertemuan antara dua pribadi yang berbeda dan unik
untuk saling berbagi hidup. Perbedaan mereka benar-benar tak dapat dihindari.
Mereka hidup terpisah selama mungkin kurang lebih 20-25 tahun, dan selama jangka
masuk akal bila kita menuntut dua orang, yang karena menikah, harus selalu ingin
melakukan hal yang sama dengan cara yang sama dan pada saat yang sama.
Bahkan hal ini tidak terjadi pada orang kembar. Jadi, setiap pasangan pasti
213
mengarah pada ketidaksesuaian. Sebuah pasangan mungkin akan bersedia melakukan
hal yang sama dengan cara yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Bagaimana
anda menyelesaikan masalah ini ? Kedua pihak dapat menyamakan pendapat namun
akhirnya justru keduanya merasa putus asa dan saling menyalahkan; atau salah satu
harus mengalah dan melakukan suatu hal, dengan cara atau pada waktu yang
dikehendaki pasangannya. Orang yang sedang jatuh cinta akan lebih mudah
menagalah karena cinta membuatnya murah hati. Namun cepat atau lambat, aka nada
saatnya masing-masing pihak tak lagi mau mengalah karena kesabarannya sudah
habis, atau karena merasa sudah cukup banyak mengalah, atau karena kali ini
merupakan masalah prinsip. Akhirnya mereka pun menemui jalan buntu, dan disinilah
Konflik yang paling sering dialami oleh pasangan suami istri adalah konflik
secara verbal. Konflik semacam ini sebenarnya tidak berbahaya; kerusakan yang
tersebut. Pertentangan secara verbal dapat berakhir dengan berbagai cara yang
berbeda, dn beberapa di antaranya baik dan sehat. Konflik dapat membuka pintu
konflik dapat dimanfaatkan secara kreatif demi kebaikan dan merupakan bagian dari
232
David & Vera Mace. We Can Have Better Marriages If We Really Want Them. (Nashville:
Abingdon Press, 1974). 88.
233
Dwight H. Small. After You”ve Said. (Fleming H. Revel Co.,1968). 129.
214
pengakuan, pengampunan dan rekonsiliasi adalah suatu cara yang Allah pakai untuk
seperti juga menjadi penolong dan pelengkap bagi pasangannya. Setiap pasangan
harus menghindari sikap menjauhkan diri yang sering muncul ketika konflik terjadi,
dan membenahi hubungan mereka supaya tidak ada lagi sakit hati, keinginan untuk
saling membalas atau saling menuduh. Untuk dapat mencapai hal ini, perbedaan-
perbedaan harus diidskusikan secara terbuka sehingga komunikasi yang baik dapat
seseorang, tetapi yang paling penting adalah apa yang diperbuat seseorang dengan
Konflik adalah sebuah fenomena alami dan oleh sebab itu tak dapat dihindari.
Konflik timbul sebagian disebabkan karena kita semua memandang orang dengan
persepsi yang berbeda. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan pendapat dan pilihan
yang menjadi penyebab konflik. Dan konflik tak dapat dielakkan dalam hubungan dua
orang yang saling memperhatikan dan ingin mengembangkan hubungan yang lebih
dalam.
234
Ibid. 130.
235
Bernard Wiese & Urban Steinmetz. Everything You Need to Know to Stay Married and Like it.
(Zondervan Publisihing House, 1972). 177.
215
236
menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah untuk
mencintai dan dicintai, dan kebutuhan untuk merasa berharga. Abraham Maslow
237
menggambarkan sebuah hirarki kebutuhan manusia: kita berjuang untuk
meemnuhi kebutuhan fisik lebih dahulu baru kemudian kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan akan cinta kasih dan akan perasaan memiliki dan dimiliki, kebutuhan untuk
dihargai dan aktualisasi diri. Ketika anda mengalami konflik, telitilah kebutuhan mana
berada dalam konflik biasanya itu bearti ada kebutuhan yang belum terpenuhi.
amatilah gejala tersebut lebih dalam, temukan kebutuhan apa yang sedang
diperjuangkan saat itu dan penuhilah kebutuhan itu lebih dahulu daripada hanya
mengabaikan konflik-konflik kecil agar tidak terjadi badai dalam bahtera rumah
tangganya. Namun ketika konflik besar timbul mereka cenderung menghindar karena
mereka bahkan belum pernah belajar mengatasi yang kecil. Mereka belum pernah
masalah kecil.
236
H. Norman Wright. Persiapan Pernikahan. (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 1998). 177.
237
Ibid. 177.
216
Konflik memberi kesempatan bagi suatu hubungan untuk bertumbuh. Konflik
bagaikan dinamit. Ia dapat bermanfaat bila dipergunakan dengan benar, tetapi juga
dapat menghancurkan bila digunakan pada saat atau dengan cara yang salah. Melalui
Menghadapi konflik juga merupakan ujian kekuatan dan daya piker seseorang. Setiap
orang dalam situasi konflik akan membawa satu atau lebih pilihan alternative dalam
berdiskusi. Hal ini dapat digali bersama-sama sehingga masing-masing dapat belajar
pihak. Dr. Small menyatakan; “Ketidaksesuaian akan muncul dan harus ditangani
dengan satu atau lain cara…Kita juga harus dapat membedakan antara
Kita cenderung bersikap defensive agar tidak disakiti. Reaksi defensif seperti ini
Jika anda cenderung melihat konflik sebagai sesuatu yang sama sekali tak
dapat dielakkan dan sangat sulit dikendalikan, maka mungkin memang tak ada
gunanya anda mencoba mengatasinya. Anda dapat menarik diri 240 secara fisik dengan
meninggalkan ruangan atau lingkungan tertentu, atau secara psikologis dengan tidak
berbicara, bersikap acuh atau melindungi diri sedemikian rupa hingg apa yang
238
H. Norman Wright. Persiapan Pernikahan. (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 1998). 178.
239
H. Norman Wright. Persiapan Pernikahan. (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 1998). 178.
240
Ibid. 180.
217
dikatakan tidak akan mempengaruhi anda. Ada banyak orang yang menggunakan
anda terancam atau jika anda merasa harus mempertahankan kepentingan anda, maka
kemungkinan metode ini tepat bagi anda. Jika anda berada pada posisi yang lebih
serangan balasan. Tak peduli apapun harga yang harus dibayar, menang merupakan
sasaran utama. Orang menggunakan berbagai macam taktik untuk menang. Karena
pasangan suami istri sadar betul akan daerah-daerah kelemahan dan yang bisa
dendam dan menggunakannya pada saat yang tepat untuk menghadapi sebuah konflik.
Mereka dapat meluapkan emosi dan sakit hati yang sudah tersimpan lama pada saat
bentuk lain dari balas dendam dan jelas tidak mencerminkan sikap pengampunan dari
orang Kristen.
Kita sering melihat rambu-rambu jalan yang mengharuskan kita memberi jalan
kepada orang lain; yang ditempatkan demi keamanan kita sendiri. Jika kita mau
mengalah dalam suatu konflik, bearti kita juga melindungi diri kita sendiri. Kita tidak
pasangan kita. Mengalah terus-menerus bisa menciptakan rasa kemartiran atau pada
akhirnya perasaan bersalah dalam diri pasangan anda. Kita bahkan menemukan
218
beberapa orang yang harus “kalah” dalam konflik rumah tangganya. Pendekatan ini
merupakan cara untuk menjaga kesaksian kita. Dengan mengalah akan timbul kesan
bahwa anda dapat mengusai diri dan adalah orang yang “paling Kristen”.
Kita belajar untuk emnekan atau menahan kemarahan dan juga menumpuknya,
bukannya melakukan apa yang Nehemia lakukan ketika mendengar adanya perlakuan
(Nehemia), ketika mendengar keluhan mereka dan berita-berita itu. Setelah kupikir
masak-masak, aku menggugat dan par apemuka dan penguasa” (Nehemia 5:6-7).
Sebagian orang mendapatkan banyak hal dari kekalahan mereka sebanyak yang orang
memberi sedikit untuk mendapat sedikit. Anda telah belajar bahwa anda perlu
menahan sebagian ide atau tuntutan agar pasangan anda dapat memberi respon. Anda
tidak mau terus-menerus menang, tetapi juga tidak mau bila pasangan anda yang
maka setiap situasi, sikap atau perilaku diubahkan melalui komunikasi secara
langsung dan terbuka. Pasangan ini bersedia meluangkan cukup banyak waktu untuk
dari keinginan dan ide mereka yang semula telah berubah, mereka sangat puas dengan
Haruskah ada konflik dalam pernikahan? Tidak dapatkah dua orang dewasa
berakal dan matang hidup bersama dalam kedamaian? Bagaimana caranya? Cara
219
terbaik menyelesaikan konflik adalah mencari solusi yang akan memuaskan
kebutuhan keduanya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dan dengan mengubah konflik itu menjadi pertengkaran cinta –
meningkatkan cinta satu sama lain. Berikut adalah enam prinsip untuk diikuti dalam
Pertama, ambil postur orang belajar.241 Kedua pasangan akan menang jika
menentukan tujuan ini sejak permulaan. Kesadaran pasangan jika ada ketegangan, hal
terpenting adalah tidak menjadikan orang lain mengerti pandangan pasangan yang
terpenting adalah untuk mempelajari sesuatu bernilai yang akan membantu pasangan
lebih mudah jika mengundang pasangan untuk menceritakan perasaannya dan apa
kebutuhannya. Respon seperti apa yang disukai oleh pasangan kita dan apa yang
cara yang terbaik baginya. Mungkin harapan pasangan yang satu berharap
241
Mike Yorkey. Menumbuhkan Pernikahan Yang Sehat. (Jakarta: Harvest Publication House, 1996).
25.
242
Mike Yorkey. Menumbuhkan Pernikahan Yang Sehat. (Jakarta: Harvest Publication House, 1996).
25.
220
berargumentasi, tanpa menjawab kembali, tanpa membenarkan tindakan pasangannya,
Ketiga, kendalikan emosi anda. 243 Ketika kita dituduh secara tidak benar atau
dinilai secara keliru, kebanyakan kita menjadi marah dalam diri kita dan
merefleksikan kemarahan itu dengan cara tertentu. Tentu saja, pasangan kita dapat
mengatakan bahwa Allah ingin agar kita membuang kemarahan itu dari diri kita.
dalam satu atau lain bentuk. Demikian juga tak seharusnya kita mengarahkan
kemarahan itu terhadap diri kita sendiri, itulah salah satu penyebab utama tekanan.
kenali alasan kemarahan, maafkanlah orang lain karena gagal memenuhi harapan kita,
dan akhirnya dengan baik ekspresikan kebutuhan dan keinginan anda pada pasangan
anda. Jika kita dapat melakukan hal ini, resolusi sudah dekat.
244
Keempat, pikir sebelum anda bicara. Beberapa dari kita berbicara lebih
dahulu baru berpikir. Dan jika kita sedang mencoba menyelesaikan perbedaan, hal itu
seperti menuang bensin pada bara api. Dengan berpikir sebelum berbicara akan
243
Ibid. 26
244
Mike Yorkey. Menumbuhkan Pernikahan Yang Sehat. (Jakarta: Harvest Publication House, 1996).
27.
221
membantu kita mengatakan pada pasangan kita, apa yang sedang kita rasakan dan apa
biasanya berakar dari gambaran diri yang rendah; kita merasa bahwa kita harus
menang untuk memiliki harga diri. Kadang-kadang kita menyalahkan orang lain
hanya untuk menghindari kenyataan bahwa kita sudah berkontribusi terhadap masalah
itu. Jika kita serius ntuk emnguatkan sebuah hubungan, kita harus menanyakan pada
diri kita apa yang telah kita lakukan sehingga menyalakan konflik. Jika pasangan kita
merasa terluka, tidak dihargai, terkritik, atau tertolak, maka kita harus memeriksa
sikap, kata-kata, dan tindakan kita. Apa yang telah kita lakukan berkontribusi pada
perasaan itu? Bahkan sekalipun tindakan kita tidak disengaja, nada suara kita atau
ekspresi wajah kita mungkin telah membakar perasaan, dan kita harus bersedia
waktu berhari-hari untuk menyelesaikan konflik tetapi hanya beberapa jam saja. Saat
itu pasangan mulai berpikir tentang sisi kesalahannya masing-masing. Dan lebih
mudah untuk mengakui kesalahan, meminta pengampunan yang lain, memeluk, dan
berlanjut dengan bahagia. Mempersingkat perselisihan satu dengan yang lain dan
menyelesaikan konflik dengan cepat dan menyeluruh dengan cara yang menjadikan
245
Ibid. 27
246
Mike Yorkey. Menumbuhkan Pernikahan Yang Sehat. (Jakarta: Harvest Publication House, 1996).
28.
222
Satu peraturan yang baik adalah menyingkapkan apa saja yang mempengaruhi
sikap atau tindakan kita terhadap pasangan kita. Jika mereka sedang merasa dampak
dari temperamen dan suasana hati kita, mereka berhak mengetahui apa yang ada
dalam pikiran kita. Jika kita tersinggung terhadap pasangan kita karena ia telah
berbicara kasar kepada kita, maka ia berhak tahu. Dan kita memiliki kewajiban
mengatakan padanya tentang hal itu dengan cara yang terbaik, dan tenang tanpa
Tujuan Konseling Pernikahan Tidak Hanya Untuk Memperbaiki Masalah Tetapi Juga
sosial dan spiritual. Hendaknya di setiap aspek itu ada rumusan tujuan yang
sistematis. Di samping itu, tujuan dan semua kegiatan itu harus mempunyai hubungan
supaya setiap tujuan dari aspek perkawinan itu bersama-sama menunjang pencapaian
Dengan rumusan tujuan yang jelas, maka semua kegiatan yang direncanakan
dapat diikat oleh benang-benang pemersatu, yang terulur dari tujuan itu sebagai
kekuatan yang tidak kelihatan. Dengan perkataan lain, di dalam tujuan itu ada kuasa
pemersatu dari semua kegiatan yang ditujukan bagi pencapaian tujuan itu. Karena
yang terbaik dan sekaligus akan meniadakan tumpang tindih dan duplikasi dari
kegiatan-kegiatan itu.
223
Tujuan perkawinan bukanlah tujuan yang bersifat pribadi dari suami ataupun
istri. Tujuan itu adalah milik bersama, dirumuskan bersama-sama dan dicapai
247
bersama-sama oleh suami dan istri. Dalam kegiatan-kegiatan bersama untuk
mencapai tujuan itu, kedua suami istri mendapatkan kesempatan berinteraksi secara
antarpribadi. Demikian juga dalam kegiatan-kegiatan pribadi, baik suami maupun istri
Kita semua memiliki berbagai harapan untuk pernikahan. Harapan ini timbul
hidup anda maupun hubungan anda dengan calon pasangan anda untuk selamanya
atau tidak dinilai penting demi kesejahteraan pernikahan. Memiliki harapan tidak
selalu bearti buruk. Anda sebaiknya berharap calon pasangan anda memperlakukan
anda dengan hormat. Demikian juga sebaliknya. Anda berdua sebaiknya memiliki
harapan bahwa anda masing-masing akan saling setia secara fisik maupun emosional.
sebutkan, Allah berharap anda meninggalkan orangtua dan menyatu dengan orang
yang Allah berikan sebagai teman hidup anda (Kej 2:24). Allah berharap anda dan
pasangan anda menjadi satu, menemukan penolong yang sejati, mengalami keintiman
yang nyata, dan memancarkan kemuliaan-Nya melaui hubungan anda sebagai suami
247
Drs. J. Kussoy. Menuju Kebahagiaan Kristiani Dalam Perkawinan. (Malang: Gandum Mas, 2001).
205.
224
dan istri. Allah berharap anda saling melayani tanpa pamrih; menerima keberadaan
pasangan, kebutuhan pasangan yang unik; juga menerima setiap perbedaan. Selain itu,
anda diharapkan menghormati janji pernikahan satu sama lain. Anda harus saling
248
mengasihi, saling mengampuni, dan sabar manakala anda belajar dan bertumbuh
bersama.
Kepercayaan bukanlah hadiah atau pemberian. Itu harus diperoleh, dan tidak
perilaku. Anda, pasangan yang tidak setia, harus menunjukkan pada pasangan anda
melalui tindakan-tindakan yang berani dan nyata bahwa “Saya sunguh-sungguh punya
komitmen padamu. Kamu aman dan terjamin bersama saya.” Anda, pasangan yang
kepercayaan anda. Anda harus mengatakan dengan tepat apa yang dapat dilakukan
oleh pasangan anda bagi diri anda, dan berilah dia peta jalan untuk kembali ke dalam
kehidupan anda.
bahwa pasangan anda akan tetap setia pada anda. Tetapi ada juga jenis kepercayaan
lain yang penting kepercayaan penting bagi anda berdua, bahwa jika anda berdua
kembali ke dalam hubungan suami istri, pasangan anda akan menanggapi keluhan
anda dan tidak membiarkan anda menyesali keputusan anda untuk berkomitmen
kembali.
248
Dale Mathis, M.A & Susan Mathis. Menuju Pernikahan yang Sehat dan Solid. (Yogyakarta: ANDI,
2010). 62.
225
Proses memulihkan kepercayaan bisa memerlukan waktu seumur hidup, tapi
ini tidak bearti anda akan harus bergumul dengan masalah-masalah kepercayaaan
setiap hari. Kepercayaan adalah pemberian yang lembut dan sulit dipahami yang
hanya dapat diperoleh dengan berjalannya waktu, melalui komitmen dan usaha yang
249
tiada henti. Keberanian dan membuat diri anda terbuka bagi perubahan. Anda
mungkin hanya mempunyai satu kesempatan untuk melibatkan pasangan anda dalam
proses penyembuhan, maka hal tersebut harus dimanfaatkannya, dan menanggapi jati
diri anda yang paling punya keyakinan, jati diri yang mengizinkan anda untuk
menghibur kesedihan pasangan anda dan bertindak seolah-olah anda percaya bahwa
anda berdua mampu berhubungan kembali secara lebih solid dan penuh kasih sayang
daripada sebelumnya.
Bukanlah suatu kebetulan bahwa ada pasangan yang hidup harmonis dan
bahagia sementara yang lain, yang tinggal di lingkungan yang sama, dengan sumber-
sumber daya keuangan yang sama, pergi ke gereja yang sama, hidup di dalam
bahwa ada pasangan yang tampaknya menerima segala yang diberikan kehidupan
kepada mereka dengan berhasil mengatasi keremukan hati, sementara yang lain, yang
kebencian. Bukanlah suatu kebetulan bahwa ada pasangan yang memelihara suatu hal
yang baik di dalam pernikahannya sementara yang lain bertanya-tanya apakah ini
layak diupayakan.
249
Janis Abraham Spring, Ph.D & Michael Spring. After the Affair. (Jakarta: Gramedia, 2000). 205.
226
Alasan mengapa ada pasangan yang memetik manfaat sebesar-besarnya dari
pernikahannya semntara yang lain belum tentu berhasil, tentu adalah sikap. Sikap baik
elastisitas, dan daya pulih. Pernikahan yang langgeng membutuhkan perhatian serta
penyesuaian terus menerus. 250 Pernikahan yang langgeng menuntut pergeseran dalam
minat ketika minat pasangan kita bergeser. Pernikahan, agar tetap baik, melibatkan
proyek seumur hidup untuk terus menyesuaikan sikap kita. Karena hanya inilah satu-
Pernyataan ini tidak ditanggapi secara negatif atau diperlakukan secara ekstrem,
namun kita harus menyadari bahwa itulah realitas yang harus siap dihadapi oleh
pasangan yang menikah. Salah besar jika ada anggapan bahwa pernikahan Kristen
adalah pernikahan yang harus sempurna, tidak ada masalah, tidak pernah cekcok,
semua berjalan mulus, kondisi tidak pernah buruk, dan seterusnya. Banyak pasangan
muda yang berpikir bahwa pacaran akan seperti cerita-cerita dongeng yang berakhir
250
Drs. Les & Leslie Parrot. Ketika Hal-hal Buruk Terjadi pada Pernikahan yang Baik. (Batam:
Interaksara, 2002). 91
227
bahagia pada akhirnya dan sampai selama-lamanya. Kenyataannya setelah menikah,
tanpa ada masalah tetapi kita harus berjuang keras agar pernikahan kita bisa berjalan
dengan baik.
digambarkan oleh Alkitab hanya sebagai pemicu awal dan daya tarik sementara bagi
suatu pasangan. Tetapi itu sangat berbahaya jika menjadi suatu pegangan dalam
pernikahan. Hal ini beberapa kali ditunjukkan secara riil dalam relasi Dina-Sikhem
(Kejadian 34:1-31), Daud-Batsyeba (2 Samuel 11:1-27), dan lain lain. Jika pernikahan
mengharapkan cinta seperti itu, ia akan kehilangan nilai cinta yang lebih dalam (bdk.
1 Petrus 3:4 dimana keindahan itu dilukiskan bukan dari perhiasan dan kecantikan
lahiriah, tetapi justru batiniah). Cinta Kristen harus mengarah kepada cinta batiniah
yang nilainya lebih tinggi dan kelanggengannya jauh lebih panjang dibanding dengan
cinta lahiriah.
pikiran sedemikian sedang menanam bom untuk meledak di kemudian hari. Bukan
251
Sutjipto Subeno. Indahnya Pernikahan Kristen Sebuah Pengajaran Alkitab. (Surabaya: Momentum,
2012). 97
228
menyepelekan atau mengabaikan aspek seksualitas tetapi kita perlu meletakkannya
pada porsi yang tepat. Pernikahan harus dikembalikan kepada yang Alkitab nyatakan,
yaitu bagaimana “seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya, dan
bersatu dengan isterinya, dan keduanya itu menjadi satu daging” (Kejadian 2:24). 252
Pernikahan tanpa ada selisih pendapat atau cekcok sama sekali merupakan
pernikahan yang tidak realistis. Di dalam pernikahan adalah wajar jika terjadi selisih
paham, karena pernikahan merupakan penyatuan dua pribadi hidup yang berbeda.
Oleh karena itu, kita perlu dengan cermat memahami penyebab percekcokan dan
mengerti cara penyelesaiannya. Ada dua inti yang menyebabkan percekcokan meluas:
(1) tidak samanya persepsi dan keinginan dan (2) tidak samanya basis pijak
penyelesaian. JIka dua hal ini terjadi, maka percekcokan akan sulit diselesaikan.
Permasalahan akan lebih cepat terselesaikan jika pasangan itu sudah biasa
melatih komunikasi dari sejak pacaran. Latihan komunikasi menyebabkan kita sudah
membiasakan diri dan tahu pola komunikasi pasangan kita dan bisa lebih mengerti
dan tahu cara mengungkapkan perasaan hati dan pengertian-pengertian kita terhadap
pasangan kita. Harus disadari bahwa komunikasi adalah inti relasi. Pernikahan
kelancaran komunikasi bersama merupakan syarat mutlak bagi proses pernikahan dan
setiap pihak bisa bercerita dengan nyaman dan tenang tanpa rasa enggan, khawatir,
252
Sutjipto Subeno. Indahnya Pernikahan Kristen Sebuah Pengajaran Alkitab. (Surabaya: Momentum,
2012). 99
229
Komunikasi Bagaimana Cara Mengatakannya
mengatakan dengan tepat apa yang mereka pikirkan, cepat atau lambat akan
menyadari bahwa hal itu dapat menjadi suatu jalan berbatu yang dapat merusak suatu
hubungan. Memang ada saatnya melakukan pendekatan yang terus terang dan masuk
Seberapa jauh kita harus jujur? Apakah kita harus selalu mengatakan semua
kebenaran? Yesus pernah mengatakan kepada kedua belas Rasul, “Masih banyak hal
kepada mereka kebenaran yang berada di luar jangkauan pemahaman mereka. Jelas
ada saat untuk berdiam diri untuk tidak mengatakan apapun seperti ketika Yesus
kebenaran di dalam kasih.” Kita perlu melakukannya, entah berhasil atau tidak.
Dengan kata lain, walaupun mendapat reaksi negatif, kita dapat selalu menerapkan
prinsip kasih dalam setiap bentuk komunikasi. Aristoteles 254 mendesak teman-
temannya orang Athena untuk “lebih murah hati terhadap kelemahan manusia; tidak
253
Cecil G. Osborne. Seni Bergaul. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991). 22
254
Cecil G. Osborne. Seni Bergaul. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991). 27.
230
Tidak terlalu memikirkan hal-hal kecil, tetapi melihat keseluruhannya. Tidak hanya
melihat bagaimana keadaan seseorang pada saat sekarang saja, tetapi juga bagaimana
keadaannya dulu dan bagaimana biasanya dia bersikap. Bersikap sabar jika diperlukan
kekerasan.
adalah kegiatan aktif berupa pengalaman yang partisipatif di mana anda memberikan
perhatian yang sungguh-sungguh pada apa yang sedang dikatakan lawan bicara anda.
kayakinan atau kehilangan identitas anda; anda hanya perlu belajar memusatkan
perhatian pada lawan bicara anda dengan penuh kasih dan keprihatinan. Hal ini akan
Tidak mungkin dua orang dapat berjalan bersama-sama, bekerja sama atau
tinggal bersama-sama dengan baik tanpa system komunikasi yang baik. Alkitab
(Amos 3:3)? Di mana pun anda melihat dua orang yang berjalan bersama-sama
sama, hidup sesuai dengan standar yang sama, saling tolong menolong, bersekutu
dengan dalam sukacita, anda dapat memastikan bahwa mereka telah setuju.
Dan jika mereka telah setuju sudah pasti bahwa mereka telah mempelajari
bagaimana berkomunikasi satu dengan yang lain. Tidak mungkin orang hidup dalam
keharmonisan dan saling pengertian yang terus menerus dan semakin meningkat tanpa
231
komunikasi yang baik. 255 Hubungan antar pribadi yang baik memerlukan komunikasi
yang baik.
Tentu saja, di samping hubungan kita dengan Dia sendiri, Allah menghendaki
supaya perkawinan menjadi hubungan yang paling erat dari semua hubungan antar
pribadi. Mengenai hubungan ini Allah berkata, “Sebab itu seorang laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya
menjadi satu daging” (Kejadian 2:24). Tetapi dapatkah dua orang menjadi satu daging
tanpa system komunikasi yang baik? Sama sekali tidak! Apakah suatu pasangan
baik tidaknya system komunikasi mereka. Tidak ada yang lebih penting utuk
dan hubungan dari suatu pasangan dengan Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus.
Oleh sebab itu, kita perlu menyelidiki ajaran-ajaran Alkitab untuk membina
komunikasi yang baik, yang menjadi dasar untuk mencapai kesatuan yang sejati.
berkomunikasi dengan Allah. 256 Itulah kebenaran yang telah ditemukan. Di dalam
kebenaranlah kita berbagi rasa dengan Allah, sehingga kita membangun persahabatan
kita dengan Allah. Doa adalah berkomunikasi dengan Allah. Doa bukanlah suatu
usaha untuk membuktikan kebenaran kita kepada Allah, tetapi doa merupakan suatu
255
Wayne Mack. Bagaimana Mengembangkan Kesatuan Yang Kukuh Dalam Hubungan Perkawinan.
(Surabaya: Yakin, 1977). 52.
256
Edwin Louis Cole. Komunikasi Seks & Uang. (Kerygma). 31.
232
Komunikasi kasih diwarnai sifat-sifat sabar, baik, rendah hati, jujur, dan
yang berbicara dengan kasih. Sebagai orang Kristen, kita juga ditolong oleh Roh
Kudus, yang menghasilkan buah roh-Nya dalam kita (Galatia 5:22-23). Komunikasi
dalam kondisinya yang terbaik semata-mata mengungkapkan kasih dengan seribu cara
yang berbeda, apakah itu peneguhan, dorongan semangat, atau pengakuan ketika
bersalah, dan permintaan maaf dengan rendah hati. 257 Komunikasi adalah berbagi
Sabar adalah komunikasi yang tidak mudah. Terkadang, anda harus bersusah
payah untuk membuat maksud anda dipahami. Terkadang salah tangkap bisa
pendapat, kesabaran merupakan salah satu kunci paling penting untuk komunikasi
yang baik. Ketika anda memilih untuk menunjukkan kesabaran melalui sikap,
tindakan, serta berperilaku seperti apa yang anda ucapkan, nyata dan jujur, dan
dengan sabar membiarkan calon pasangan anda melakukan hal yang sama, anda akan
komunikasi yang akrab antara anda dan calon pasangan anda. Perilaku yang
ketika sedang bersitegang, anda masih tetap sanggup memelihara sikap hati yang
257
Dale Mathis, M.A & Susan Mathis. Menuju Pernikahan yang Sehat dan Solid. (Yogyakarta: ANDI,
2010). 94.
258
Dale Mathis, M.A & Susan Mathis. Menuju Pernikahan yang Sehat dan Solid. (Yogyakarta: ANDI,
2010). 94.
233
benar tatkala menyampaikan informasi, membahas topik sulit, dan mengeluarkan
perasaan anda, dengan sadar memilih kata-kata anda dan berbicara dengan sikap yang
baik serta penuh kasih. Diperlukan pengusaan diri. Namun, apabila anda memilih
Rendah hati. Sepasang suami istri yang masih muda mengalami masalah yang
sama. Sang istri yang sangat tidak bisa mengontrol kata-katanya sering memotong
suami pun kemudian merasa lebih aman dan leluasa untuk mengemukakan pemikiran
serta perasaannya. Dibutuhkan sikap rendah hati untuk berkomunikasi dengan penuh
kasih.
Tidak egois. 259 Terkadang, anda mungkin cenderung focus kepada diri sendiri
dalam berkomunikasi dengan anggapan bahwa anda harus menjadi pusat percakapan
anda mungkin juga lupa bahwa calon pasangan anda mempunyai sejumlah hal yang
harus diaktakan dan dibagikan. Ketika berbicara dengan calon pasangan anda, cobalah
untuk mengesampingkan agenda anda sendiri barang sejenak. Ketika anda ingin
memaksa, atau membuat ia merasa bersalah karena tidak melakukan apa yang anda
259
Dale Mathis, M.A & Susan Mathis. Menuju Pernikahan yang Sehat dan Solid. (Yogyakarta: ANDI,
2010). 97.
234
inginkan. Allah inin anda mengomunikasikan kasih sambil saling membangun,
Jujur. 260 Sedikit kebohongan putih, separuh benar, berlebih-lebihan, dusta apa
pun yang tidak benar adalah musuh komunikasi yang baik. Semua ini akan merusak
hubungan anda berdua, menghancurkan kepercayaan sehingga orang yang anda cintai
tidak dapat lagi memercayai ucapan anda. Sebaliknya, anda bisa tidak lagi bebas
berkomunikasi karena merasa bersalah dan malu. Dusta dan rahasia tidak pernah
menjadi solusi atas masalah apa pun yang mungkin anda hadapi dalam hubungan
anda. Jika anda pernah menjadi korban kebohongan dalam pernikahan terdahulu, anda
tahu betapa besar kehancuran yang bisa ditimbulkannya. Jadi, pilihlah untuk
mengatakan sebenarnya dengan kasih, dengan lembut, baik, tetapi jujur. Sebaliknya,
menanggapi kebenaran juga harus dilakukan dengan rendah hati dan kelembutan.
Percaya. Pernikahan adalah hubungan paling akrab di muka bumi. Oleh karena
itu, hal ini membuat anda dapat terluka. Lindungilah pasangan anda senantiasa
dengan merahasiakan percakapan paling intim di antara anda berdua. Selain itu,
orang luar. Apa yang bersifat pribadi antara anda berdua harus tetap diperlakukan
sebagai sesuatu yang pribadi. Satu-satunya pihak lain yang boleh mendengar rahasia
atau hal-hal pribadi tentang pernikahan anda hanyalah gembala atau konselor.
260
Ibid. 98.
235
terbuka, sedangkan pria lebih suka memikirkan informasi itu diam-diam. Pria sering
kali diajar bahwa menunjukkan perasaan merupakan tanda bahwa dirinya lemah.
Sebaliknya, wanita dapat menjadi begitu emosional sehingga membuat pria bingung
akan sikap diamnya. Intinya, pria dan wanita perlu menemukan keseimbangan, titik
tengah yang memungkinkan mereka berkomunikasi dengan efektif. Hal ini dapat
bearti kedua belah pihak yang tengah membina hubungan harus sedikit mengalah.
dengan kasih. Pasti ini adalah proses yang berkesinambungan. NAmun, sepanjang
anda bertekad untuk berkomunikasi dengan baik, hubungan anda akan mendapatkan
kita perlu berkomunikasi? Bagi sebagian orang, itulah cara untuk mendapatkan
perhatian pasangannya. Kita ingin ia memahami apa yang kita rasakan. Kita butuh
seseorang untuk berbagi perasaan , baik suka maupun duka. Roma 12:15 menegaskan
agar kita melakukannya. 261 Terkadang, komunikasi lebih dari sekedar menyampaikan
informasi, karena kita juga ingin menarik orang lain lebih dekat dalam kehidupan kita.
Jika kita terdorong untuk menceritakan apa yang terjadi di dunia kerja, rumah atau
261
H. Norman Wright. Lanjutan Komunikasi Kunci Pernikahan Bahagia.(Yogyakarta:Yayasan Gloria,
1998). 131.
236
Alasan lain untuk berkomunikasi adalah untuk menyalurkan amarah dan luka-
luka. Tidak cukup hanya menyatakan emosi, tetapi juga membutuhkan seseorang
yang mau mendengar dan menerima kita. Kita butuh pendengar yang baik, sabar dan
stabil dalam emosi. Sebenarnya masih ada beberapa alaasan lain mengapa kita perlu
berkomunikasi dengan orang lain, tetapi pada hakekatnya semua itu dilandasi oleh
satu kebutuhan yang paling dasar; kita ingin dikuatkan dan didukung oleh orangyang
kita cintai. Kita butuh dukungan yang dapat memperteguh keyakinan dan perasan
Komunikasi memiliki arti yang berbeda pada orang yang berbeda. Dalam
setiap pribadi memiliki gaya komunikasi yang berbeda. Bila dua orang menikah,
bertemulah dua kebudayaan dan bahasa yang berbeda. Agar komunikasi dapat
berjalan lancer, setiap pihak harus mempelajari bahasa pasangannya. Dan masing-
masing harus bersedia menggunakan bahasa itu tanpa menuntut pasangannya harus
Sebagian orang lebih berorientasi pada peglihatan, lainnya pada pendengaran, dan
sebagian lagi pada perasaan. Sebagian orang berpikir dengan cara meneruskan
dan sebagian lagi dengan berbicara seorang diri dan mendengarnya. Cara termudah
237
memperhatikan kata-kata, istilah atau ungkapan yang anda gunakan dalam
berkomunikasi. 262
Pernikahan yang sehat sangat tergantung pada dua level komunikasi. Pertama,
komunikasi level “external” yaitu komunikasi sekitar objek “di luar diri” yang tidak
komunikasi antara dua individu yang berbicara tentang cuaca, makanan, anak, gereja,
tetangga, hobby, dan sebagainya. Kedua, komunikasi level “internal” yang melibatkan
“internal” inilah yang memelihara “api cinta kasih” dalam hubungan antara suami
istri. Dalam komunikasi level inilah suami istri membagikan pengharapan, sukacita,
Gap yang terjadi oleh karena perbedaan level komunikasi seringkali menutup
segala pintu kebahagiaan dalam hidup pernikahan. Kalaupun dalam hati mereka
masing-masing ada perasaan saling mengasihi, seringkali yang mereka alami adalah
kepahitan dan kegetiran. Kasih yang diberikan seringkali diterima sebagai jerat dan
manipulasi.
Gejala yang serupa ini seringkali ditemukan dalam pelayanan konseling pada
zaman ini. Banyak suami istri yang merasakan betapa kasih antara mereka sudah
dapat dinikmati lagi meskipun mereka berdua saling mengasihi. Mereka sudah terjerat
262
H. Norman Wright. Lanjutan Komunikasi Kunci Pernikahan Bahagia.(Yogyakarta:Yayasan Gloria,
1998). 137.
238
dalam suatu sistem dimana kasih tidak dapat dimanefestasikan oleh karena perbedaan
level komunikasi.
Begitu kompleks komunikasi antar manusia. Tidak heran antara suami istri
yang seiman dan saling mengasihi pun bisa terjad kesalahpahaman dan pertengkaran.
Banyak keluarga yang retak dimana antara suami istri terdapat gap/ jurang pemisah
yang sulit sekali dijembatani. Bertahun-tahun mereka hidup dengan perasaan tertekan
Banyak suami istri Kristen yang secara emosionil sebenarnya sudah bercerai.
Mereka hidup dalam satu rumah tetapi mereka tidak berkomunikasi sebagai suami
istri. 263 Barangkali hubungan seksual masih berjalan seperti biasa, bahkan seringkali
dua pribadi. Percakapan mereka hanyalah suatu obrolan dua pribadi yang
keunikan pernikahan Kristen tidak ada lagi. Proses kehidupan mereka itu tidak jalan
Hidup sebagai anak-anak Allah terjerat lagi dalam siklus hukum yang sia-sia.
Seperti rumput mereka tumbuh, berbunga, dan layu. Masa hidup mereka yang singkat
ini menjadi sia-sia. Tidak heran, Musa dalam Mazmur 90:12 mengatakan, “Ajarlah
kami menghitung hari-hari kami sedemikian hingga kami memperoleh hati yang
263
Pdt. Yakub Susabda, Ph.D. Marriage Enrichment. (Bandung, Mitra Pustaka, 2004). 220.
239
bijaksana”. Hidup manusia begitu singkat. Jangan sampai maslah komunikasi
Perceraian selalu menciptakan penderitaan bagi suami dan istri, serta bagi
anak-anak dan kerabat lainnya. Kebanyakan orang yang bercerai gagal mengatasi
berlangsung selama dua atau tiga tahun. Akibatnya, orang-orang yang bercerai
baisanya membuat satu atau dua kesalahan tambahan. Mereka menikahi orang yang
sama seperti pasangan mereka yang pertama sehingga sering menciptakan kembali
masalah-masalah yang sama seperti pernikahan yang pertama atau mereka keluar jalur
untuk menikahi seseorang yang sama sekali berbeda, tanpa berusaha memperbaiki diri
mereka sendiri.
berbeda. Masa remaja berbeda. Masa dewasa dengan keputusan untuk menikah atau
tidak dan mendapat anak-anak atau tidak berbeda. Dari sudut pandang anak-anak, dan
bertentangan dengan apa yang terjadi pada orang tua mereka, perceraian merupakan
waktu dan semakin memuncak pada masa dewasa. Pada masa dewasa, perceraian
264
H. Norman Wright. Sekali Untuk Selamanya. (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2010). 113.
240
Pergolakan pertama terjadi pada saat perpisahan. Anak-anak menjadi takut dan
marah, rasa takut akan ditinggalkan oleh kedua orangtua, dan mereka merasa
bertanggung jawab atas perceraian itu. Sebagian besar anak merasa terkejut, hanya
sedikit yang merasa lega. Ketika keluarga pasca perceraian terbentu, dunia mereka
semakin menyerupai apa yang paling mereka takutkan. Rumah menjadi tempat tempat
yang sepi. Isi rumah berantakan selama bertahun-tahun. Banyak anak dipaksa untuk
utuh, ada kemungkinan lebih besar bahwa mereka mengalami pengalaman seksual
lebih dini bagi anak-anak perempuan dan penggunaan alcohol serta obat-obatan yang
lebih tinggi bagi anak-anak perempuan dan anak-anak laki-laki. Pada masa dewasalah
memukul mereka dengan kejam ketika mereka pergi untuk mencari cinta, keintiman
merusak anak-anak. Mereka sampai pada kesimpulan itu sebab mereka mengenal
orangtua yang bercerai, yang memiliki anak-anak arif dan sukses. Memang
benarbahwa banyak anak dari orangtua yang bercerai sukses di sekolah, kehidupan,
pernikahan, dan dalam mengasuh anak. Mereka adalah orang-orang yang telah
265
H. Norman Wright. Sekali Untuk Selamanya. (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2010). 114.
241
orang-orang percaya. Kehadiran Yesus Kristus di dalam hidup mereka dan komitmen
mereka kepada-Nya sebagai Tuhan telah membantu menata rasa kehilangan mereka
ketika orangtua mereka berpisah. Namun sebenarnya ialah anak-anak hasil perceraian
yang sukses di dalam hidup itu mulai dari keadaan yang buruk dan harus bekerja lebih
Ada satu hal lain yang diderita banyak anak akibat perceraian, yang bahkan
merupakan kehilangan yang lebih parah; hilangnya kedua orangtua, setidaknya dalam
membuat seorang ibu atau ayah kurang menyediakan waktu bagi anak-anak mereka,
baik secara fisik maupun emosional. Dalam situasi seperti itu, kedua orangtua
cenderung menjadi kurang responsive secara emosional kepada anak-anak mereka. 266
Apabila orangtua seorang anak bercerai, anak itu dipaksa untuk mengalami
kehilangan yang terus menerus dan berulang-ulang serta perasaan ditolak. Bahkan
proses perceraian itu sendiri merusak bagi anak yang kerap menderita selalu “pintu
keluar rumah dan kemudian kembali. Dan, ketika si anak mengerti bahwa
hubungan dengan seorang orangtua batru dan juga dengan saudara-saudara tiri yang
baru. 267
266
H. Norman Wright. Sekali Untuk Selamanya. (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2010). 115.
267
Ibid. 115.
242
Namun, si anak kehilangan lebih dari sekedar dukungan keuangan jika
perceraian terjadi. Perceraian mengurangi jumlah waktu yang dapat dilewatkan anak
dengan dua orangtua, ada dua kali lebih banyak waktu yang tersedia untuk diberikan
kepada anak-anak.268
kesehatan baik fisik mapun psikologis. Beberapa dari gangguan kesehatan ini
merupakan akibat pergumulan emosional orang tua, karena banyak di antara mereka
menderita kecemasan dan depresi selama sebuah proses perceraian. Hal ini secara
negatif memengaruhi kemampuan mereka untuk emngasuh, dan oleh karena anak-
anak cenderung mendapatkan stabilitas dari orangtua, maka jika stabilitas ini tak ada,
orangtua yang bercerai cenderung mempunyai uang lebih sedikit dan lebih sulit
mereka. Suatu penelitian menunjukkan bahwa perceraian membuat lima puluh persen
lebih mungkin bagi seorang anak untuk mendapat masalah kesehatan. 270
Dampak perceraian pada kesehatan anak tidak hanya serta merta terjadi, tetapi
juga berjangka panjang. Telah tampak jelas bahwa orang-orang dari rumah tangga
yang bercerai mempunyai harapan hidup empat tahun lebih pendek daripada orang-
orang dari rumah tangga di mana orangtua mereka tetap menikah. Orang-orang
268
H. Norman Wright. Sekali Untuk Selamanya. (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2010). 116.
269
Ibid. 116.
270
Ibid. 116.
243
berusia empat puluh tahun dari rumah tangga yang bercerai tiga kali lebih mungkin
mereka, terutama karena berbagai konflik, pendapat, dan contoh negatif yang
secara efektif, yang kerap kali merupakan kebiasaan dalam pernikahan yang menuju
pribadi. 272
Kurun waktu antara keputusan untuk bercerai sampai dengan perceraian yang
sesungguhnya merupakan saat-saat yang paling buruk bagi banyak keluarga. Biasanya
salah satu orangtua sudah tidak tinggal lagi bersama keluarga tersebut. Dan perasaan-
perasaan yang saat itu mulai muncul akibat kematian salah satu orang tuanya. Tetapi
ada satu perasaan tambahan yang muncul setelah perceraian. 273 Karena orang tua
mereka meninggalkan mereka dengan sengaja dan telah menolak mereka, maka
Kepergian oang tua dapat menyebabkan perasaan sedih yang sesungguhnya bagi
seorang anak. Sebagai akibatnya mereka menangis, atau terikat pada orang tua yang
lain, atau juga kebal terhadap perasaan sedih. Marah adalah satu perwujudan emosi
yang terkuat. Seorang anak dapat marah kepada kedua orangtuanya, dan kemudian
271
H. Norman Wright. Sekali Untuk Selamanya. (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2010). 117.
272
Ibid. 117.
273
Rosemary Wells. Ayah Ibuku Bercerai. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991). 31.
244
merasa bersalah pada dirinya sendiri karena tidak menghentikan pertengkaran mereka.
Mereka memperlihatkan ketegangan yang tinggi, watak yang mudah terbakar, dan
seluruh keadaan yang di luar kendali. Perasaan bersalah dialami oleh anak-anak yang
Anak-anak kadang-kadang juga bisa menjadi tidak menghargai orang tuanya. Mereka
berubah menjadi tidak sopan, selalu bersikap menyerang, tidak bersahabat dengan ibu
BAB V
KESIMPULAN
274
Rosemary Wells. Ayah Ibuku Bercerai. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991). 35.
245
Dalam ketiga topik yang dibicarakan dalam tesis ini secara singkat dapat
menolak keras perceraian yang diajukan melalui pertanyaan orang-orang Farisi. Lebih
lanjut Yesus lebih mengutamakan pada proses awal mula penciptaan manusia yang
dari sejak mula Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Allah telah mendirikan
institusi pernikahan sejak awal mula diciptakannya laki-laki dan perempuan. Ketika
laki-laki dan perempuan itu berjanji hidup mereka satu sama lain, itu karena Allah
Yesus juga merujuk di ayat yang lain tentang laki-laki akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya. Suami dan istri telah dipersatukan,
diikat lebih erat dari dua orang manapun juga. Keduanya menjadi satu daging
relasinya kepada hubungan yang intim sekali. Dalam pernikahan dapat diartikan
hubungan seksual dalam kesakralan pernikahan yang kudus. Yesus mengutip Kitab
Suci untuk menyatakan pernikahan lebih dari sekedar aturan sehari-hari demi
kenyamanan kedua belah pihak. Pernikahan adalah ikatan tererat di dunia dan harus
dipahami sedemikian.
Yesus
246
Berdasarkan penjelasan pada Bab III di atas bahwa orang Farisi mengangkat
keputusan Musa yang mengizinkan perceraian dengan memberikan surat cerai kepada
isrinya. Sejarah bangsa Israel dulu menganut poligami sejak Abraham dan Yakub.
disanjung dan di hormati. Memelihara semua Taurat dan peraturan dengan begitu
kaku tanpa meninggalkan titik atau koma tetapi tidak memperdulikan intisari Taurat.
sebagai jalan keselamatan tetapi ternyata sering melanggar Taurat. Orang-orang Farisi
alasan.
dampak yang negatif bagi keluarga terutama anak-anak. Pernikahan merupakan suatu
langkah yang penting bagi suami istri dalam membina keluarga yang bahagia.
berkeluarga. Dalam hal perceraian anak-anak yang paling dirugikan karena perceraian
perasaannya, menjadi takut, punya perasaan bersalah, sedih, marah, dan menyangkal.
Melihat kondisi setelah perceraian maka perlu pasangan suami istri Kristen untuk
247
saling mengoreksi diri dalam hal konflik rumah tangga, melakukan komunikasi yang
erat dan hangat guna membangun hubungan yang lebih dekat terhadap pasangan kita.
Membangun sebuah keluarga yang sesuai dengan pola Allah tidaklah mudah.
Dibutuhkan pemahaman yang benar tentang dasar dan bahan-bahan yang tepat dan
benar untuk membangun keluarga yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
Allah. Dengan begitu, keluarga yang akan dibangun dapat memuliakan Allah dan
Selain itu, kegagalan sebuah keluarga bisa terjadi ketika pasangan yang sudah
tidak mereka ketahui sebelumnya. Oleh sebab itu, bimbingan pranikah saja tidaklah
cukup diberikan bagi pasangan yang akan menikah. Mereka juga membutuhkan
pelayanan konseling paska nikah yang dilakukan oleh pendeta yang sebelumnya
pasangan yang menikah untuk dapat memahami dan mampu mengatasi masalah yang
dihindari.
yang sedang terancam perceraian karena perceraian itu tidak sesuai dengan rencana
Allah semula. Sedangkan konflik-konflik yang dialami oleh pasangan suami istri
Kepustakaan
248
Thomas, Gary. Devitions for A Sacred Marriage. Ellen Hanafi, Elisabeth Chandra,
Johan Setiawan, Kristina Tri Wadati, Sunandar. Yogyakarta, Yayasan Gloria, 2013
Wright, H. Norman, So You're Getting Marriage. Oh Yen Nie & Oh Yen Tjen.
Yogyakarta, Yayasan Gloria, 1998.
Isaac, Joyce Coon & Simbiri, Margaret. Christian Family Living. Bapak Pdt. dan Ibu
Larry Fish. Kisumu Kenya, Evangel Publishing House, 1978.
Johnson, Rick. Becoming Your Spouse's Better Half. Martha Pranata. Bandung, Visi
Anugerah Indonesia,2010.
Wheat, Ed & Perkins, Gloria Okes. Love Life for Every Marriage Couple. Samtaju. Ir.
Hari Suminto. Jakarta, Yayasan Pekabaran Injil "Immanuel",1999.
Wright, H Norman. One Marriage Under God. Ida Budipranoto. Nandar Sirait.
Jakarta, PT. Gloria Usaha Mulia, 2010.
Mathis, Dale & Mathis, Susan. Menuju Pernikahan yang Sehat dan Solid. Lily
Christanto. Yogyakarta, ANDI Offset, 2010.
Handi Hadiwitanto, Asnath Niwa Natar, M,Th., Tabita Kartika Christiani, Ph.
D.,Yusak Tridarmanto, Rena Sesaria, M. Th. Perceraian dan Kehidupan
Menggereja. Asnath Niwa Natar. Yogyakarta, Yayasan Taman
Pustaka Kristen Indonesia, 2018.
Schafer, Ruth & Ross, Freshia Aprilyn. Bercerai Boleh atau Tidak? Redaksi PT. BPK
Gunung Mulia. Jakarta, PT. BPK Gunung Mulia, 2012.
Stott, John. Issues Facing Christian Today. Endang Wilandari Supardan. Dominggus
J. Saekoko. Jakarta, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2015.
Wells, Rosemary. Ayah Ibuku Bercerai. Anton Wulsan. Jakarta, PT. BPK Gunung
Mulia, 1991.
Spring, Janis Abrahams Ph.D. & Spring, Michael. After The Affair. J. Dwi Helly
Purnomo. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Geisler, Norman L. Etika Kristen. Ina Elia. Chilianha Jusuf. Malang, Literatur Saat,
2000.
Prince, Derek. Pernikahan Ikatan yang Kudus. Ian Forbes & Peter Rondeel. Jakarta,
Yayasan Pekabaran Injil "Immanuel", 1993.
249
Wright, H. Norman. Lanjutan Komunikasi: Kunci Pernikahan Bahagia. Okdriati
Handoyo. Dra. Mariani Sutanto. Yogyakarta, Yayasan Gloria, 1998.
Jenkins, Jerry B. Kiat-kiat Melindungi Pernikahan Anda. Ir. Angga febriani. daru
Susilowati. Batam Centre, Gospel P.O. Box 238, 2010.
Daugherty, Billy Joe, Pernikahan yang Kokoh. Rosa Evaquarta. Stefanus Rahoyo.
Jakarta, Yayasan Media Buana Indonesia, 2002.
Roberts, Graham. United in Marriage by One God. Graham Roberts. Jakarta, Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2002.
Yakud Susabda, Ph.D. Pembinaan Keluarga Kristen. Bandung, Mitra Pustaka, 2004.
Les & Leslie Parrott. When Bad Tings Happen to Good Marraige. Drs. Arvin Saputra.
Dr. Lyndon Saputra. Batam Centre, P.O. Box 238, 2002.
Les Parrott III & Dr. Leslie Parrott. Selamatkan Pernikahan Anda Sebelum
Pernikahan Itu Dimulai. Andreas A.P. Sitanggang. dr. Yefta Bastian. Jakarta,
Yayasan Pekabaran Injil "Immanuel", 1999.
Henry Cloud & John Townsend. Batas-batas Dalam Perkawinan. Drs. Connie Item
Corputty. Batam Centre. P.O. Box 238, 2002.
John Drane. Memahami Perjanjian Baru. (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2001)
David F. Hinson. Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab. (Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia, 1996)
Lukas Tjandra. Latar Belakang Perjanjian Baru I. (Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1993)
Lukas Tjandra. Latar Belakang Perjanjian Baru II. (Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1993)
250
Thomas R. Schreiner. New Testament Theology. (Yogyakarta: ANDI,2015)
251
252
253