Anda di halaman 1dari 11

TEOLOGI BIBLIKA

Mazmur 78:1-72

“Pelajaran Dari Sejarah”

Dosen:

Pdt. Dr. Lamberty Mandangi, M.Th

Nama Kelompok:

Eirene Mawitjere, S.Th

Christina A. Pangow, S.Th

Virginia M. Oroh, S.Th


MAZMUR 78:1-72

“Pelajaran Dari Sejarah”

1. LATAR BELAKANG UMUM

Kitab Mazmur termasuk bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama. Kitab ini
mempunyai arti yang besar untuk Gereja Kristen, baik di bidang liturginya maupun di bidang
pembangunan rohani dan kehidupan pribadi orang Kristen. Di dalam mazmur-mazmur ini
kita dapati kesaksian mengenai pemberitaan tentang Yahwe dan Kerajaan-Nya di dalam
kehidupan kepercayaan. Dua ansur yang sangat penting dalam kitab Mazmur ialah: Pujian
kepada dan Kemuliaan Yahwe, dan perasaan persekutuan dengan Dia. Orang Israel memakai
mazmur ini sebagai nyanyian-nyanyian kultis di Bait Allah. Sesudah masa pembuangan di
Babylon, beberapa paduan suara muncul dalam kultus, dan biasanya mereka menyanyikan
mazmur-mazmur.

Di dalam kitab Mazmur terdapat seratus lima puluh buah mazmur. Demikian juga
dalam Septuaginta terdapat jumlah yang sama, tetapi dengan susunan yang berbeda: misalnya
mazmur 9, 10 digabungkan menjadi satu mazmur saja, yaitu mazmur 9. Hal yang pula terjadi
dengan mazmur 114 dan 115. Akan tetapi di pihak lain, mazmur 116 dan mazmur 147
masing-masing dibagi menjadi dua bagian, sehingga akhirnya kembali terdapat jumlah 150
buah mazmur lagi.

Mazmur-mazmur, yang terkumpul dalam kitab Mazmur ini, dikarang dalam waktu
yang berbeda-beda. Menurut Wellhausen, sastera mazmur ini merupakan sastera-sastera yang
muda. Tetapi sejak orang mengetahui bahwa ada sastera mazmur-mazmur Babylon yang
berasal dari kira-kira tahun 3000 seb.Kr., maka ada ahli-ahli yang sekarang berpendapat
bahwa juga di dalam sastera-mazmur Israel ada mazmur-mazmur yang kuno sekali.1

a. Nama Kitab

Nama kitab Mazmur dalam LXX adalah Psalmoi. Alkitab bahasa Latin memakai
nama yang sama. Kata Yunani (dari kata kerja psallô yang artinya “memetik atau
mendentingkan”) mula-mula digunakan untuk permainan alat musik petik atau untuk alat
musik itu. Kemudian kata itu menunjukkan nyanyian (psalmos) atau kumpulan nyanyian

1
J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: Gunung Muliam 1988), 147.

1
(psalterion). Dalam Lukas 20:42; Kisah Para Rasul 1:20, dipakai judul dalam bahasa Yunani
secara utuh “Kitab Mazmur” (biblios psalmón). Dalam bahasa Ibrani ada kata mizmor yang
artinya “sebuah nyanyian yang dinyanyikan dengan iringan musik”, namun judul Kitab
Mazmur dalam bahasa Ibrani adalah tehillim artinya “puji-pujian” atau “nyanyian pujian”.
Bentuk tunggalnya (tehilla) terdapat dalam judul Mazmur 145 dan terdapat lebih dari 23 kali
dalam berbagai mazmur yang lain (misalnya Mzm 9:15; 22:26; 33:1; 34:2). 2 Dalam bahasa
Arab doa pujian disebut tahlil dan kata ini telah masuk dalam perbendaharaan bahasa
Indonesia. Sementara umat Kristen di Indonesia menerjemahkan kata tersebut dengan
“nyanyian pujian”. Nama tebillim dengan jelas menunjukkan bahwa Kitab Mazmur dipakai
sebagai buku nyanyian dan doa dalam ibadat Yahudi.3

b. Penulis

Seringkali Daud disebut sebagai penulis mazmur-mazmur. Dalam tradisi, Daud


dikenal sebagai seorang penyair. Kalau Daud atau orang lain disebut sebagai penulis suatu
mazmur, hal itu belum berarti bahwa mereka memang benar-benar menulisnya, sebab bisa
terjadi bahwa orang lain yang menulis mazmur tersebut dan orang lain itu memakai nama
Daud atau orang-orang tertentu, agar mazmurnya dapat diterima dan diakui oleh pembaca.4

Judul “Dari Daud” ditemukan 73 kali dan artinya mungkin “ditulis oleh Daud”, yang
sangat terbukti keahliannya di bidang musik (1 Sam 16:17. 23; 18:10; 2 Sam 1:17-27; 3:33
dst.; 23:1-7; Am 6:5). Ada juga judul “Menurut Daud” (Mzm. 20, sebuah doa untuk raja
keturunan Daud sebelum pertempuran) dan “milik Daud”, bagian dari kumpulan mazmur
kerajaan, mungkin termasuk karangan Daud. Judul “Dari bani Korah” (11 kali; Mzm 42-49;
84-85; 87-88) mungkin menghubungkan mazmur-mazmur ini dengan keluarga penyanyi di
Rumah Allah, yang mungkin ada hubungannya dengan keturunan Lewi (1 Taw 6:22). Judul
“Dari Asaf” (12 kali; Mzm 50; 73-83) dihubungkan dengan salah seorang penyanyi Daud (1
Taw 6:39; 15:17; 2 Taw 5:12) dan keluarganya yang menjadi para penyanyi di Rumah Allah
(Ezr 2:41).

Ada beberapa pribadi lagi yang disebutkan berhubungan dengan mazmur-mazmur:

 Salomo (Mzm 72; 127);

2
W.S. LaSor, D.A. Hubbard dan F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat,
(Jakarta: Gunung Mulia, 2016), 41.
3
Marie Claire Barth, B.A. Pareira, Tafsiran Kitab Mazmur 1-72. (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 20.
4
J. Blommendaal, 148-149.

2
 Heman (Mzm 88; seorang bijak, 1 Raj 4:31; penyanyi di Rumah Allah pada masa
Daud, 1 Taw 15:17-19, "pelihat raja", 1 Taw 25:5);
 Etan (Mzm 89; disebut bersama Heman dalam 1 Raj 4:31; 1 Taw 15:17,19);
 Musa (Mzm 90); dan
 Yedutun (Mzm 39; 62; 77; termasuk daftar penyanyi Daud, 1 Taw 16:41).5
c. Waktu Penulisan

Dalam buku W.S. LaSor, D.A. Hubbard dan F.W. Bush dikatakan bahwa tidak jelas
apakah judul-judul dari penulis ini membuktikan siapa pengarangnya, tetapi judul-judul
tersebut berisi bukti bahwa kebanyakan mazmur ditulis selama empat abad masa
pemerintahan raja-raja dan bukan pada masa sesudah pembuangan. Akhir-akhir ini Kitab
Mazmur tidak hanya di pandang sebagai buku puji-pujian yang digunakan dalam Rumah
Allah Kedua (yang dibangun kembali oleh Zerubabel pada tahun 516 M), tetapi juga telah
mencakup penggunaannya dalam Rumah Allah Salomo.

Sekurang-kurangnya ada tiga faktor yang menunjukkan bahwa sebagian besar


mazmur dikarang dan digunakan sebelum masa pembuangan:

 bentuk mazmur dikenal baik oleh nabi-nabi seperti Amos (puji pujian dalam Am 4:13;
5:8-9; 9:5-6) dan Yeremia (puji-pujian dalam Yer 10:12-16; keluhan dalam Yer
15:15-18; 17:14-18);
 mazmur-mazmur kerajaan bersama dengan saran-saran mengenai peranan raja dalam
ibadat umum adalah lebih cocok dengan masa raja-raja; dan
 ada demikian banyak persamaan dalam kosa kata, tata bahasa dan struktur puisi antara
mazmur dan puisi epik Ugarit (abad ke-14 SM) sehingga keterangan satu-satunya
yang masuk akal ialah bahwa mazmur-mazmur berasal dari periode dini dan pasti
tidak berasal dari waktu seribu tahun kemudian.6

Mazmur-mazmur dalam kitab Mazmur, jika ditinjau dari waktu penulisannya, maka
ada mazmur-mazmur yang ditulis pada masa praexilis, exilis dan postexilis. Sekarang muncul
persoalan: kitab Mazmur ini selesai ditulis? Kitab Yesus Sirakh dan kitab I Makkabe (kedua
kitab ini ditulis kira-kira tahun 100 seb.Kr.) telah mengenal kumpulan kitab Mazmur yang
ada. Kesimpulan yang dapat kita tarik dari sini ialah bahwa rupa-rupanya kitab Mazmur
dalam bentuk yang ada sekarang ini sudah selesai ditulis sebelum tahun 100 seb.Kr.7
5
W.S. LaSor, D.A. Hubbard dan F.W. Bush, 64.
6
W.S. LaSor, D.A. Hubbard dan F.W. Bush, 64-65.
7
J. Blommendaal, 149.

3
d. Pembentukan Kitab Mazmur

Kitab Mazmur ditulis oleh lebih dari satu orang. Dengan pengarang yang lebih dari
satu dan rentang tanggal penulisan yang panjang atau lama. Kitab Mazmur rupanya terbentuk
setelah berabad-abad kemudian. Ada beberapa tahap dalam proses pembentukan atau
penyusunan Kitab Mazmur sampai dengan tersusunnya seperti bentuk yang sekarang ini.

- Tahap pertama : penulisan syair-syair pribadi oleh Daud, Asaf, Musa, Heman,
Ethan, Salomo, dll.
- Tahap kedua : pengumpulan syair-syair yang prosesnya kemungkinan
merentang dari zaman Daud sampai pada zaman pasca
pembuangan
- Tahap ketiga : pembukuan syair-syair
- Tahap keempat : perevisian yang terakhir

Hasil daripada proses pembentukan Kitab Mazmur oleh sang penyusun adalah
susunan mazmur-mazmur seperti yang sekarang ini dan pengelompokannya ke dalam lima
(5) buku untuk diparalelkan dengan ke lima kitab Musa. 8

Bagan Kitab Mazmur

e. Jenis-jenis Mazmur.
1) Mazmur Pujian;
Contohnya: Mazmur 33, 65, 67, 68, 96, 98, 100, 103, 104, 105, 117 dan 145-150.
2) Mazmur Ucapan Syukur;
8
Samgar S. Budhi, Bahan Ajar: Eksposisi Mazmur, (Sekolah Tinggi Theologia Kalimantan, 2016), 22-
23

4
Mazmur ini dibagi dalam dua sifat:
- Yang bersifat umum, maksudnya dinyanyikan oleh jemaat
Contohnya: Mazmur 67, 124 dan 135.
- Yang bersifat pribadi, jadi dipakai oleh seorang saja.
Contohnya: Mazmur 9, 18, 32, 107, 116.
3) Mazmur yang memuji Yahwe sebagai Raja;
Contohnya: Mazmur 47, 93, 96-99. 4.
4) Mazmur Raja Israel;
Contohnya: Mazmur 2, 18, 20, 21, 45, 72, 110, 132.
5) Mazmur Ratapan;
- Yang bersifat pribadi,
Contohnya: Mazmur 3, 6, 13, 22, 25, 38, 39, 42, 43, 51, 61, 63, 86, 102, 130,
140-143.
- Yang bersifat umum,
contohnya: Mazmur 44, 74, 79, 80, 83.
6) Mazmur ziarah;
Contohnya: Mazmur 120-134.
7) Mazmur mengenai Sejarah Israel; di sini dinyanyikan peristiwa-peristiwa penting
dalam Sejarah Israel.
Contohnya: Mazmur 78, 95, 105, 106, 114.
8) Mazmur Taurat;
Mazmur memuji Taurat
Contohnya: Mazmur 19:8 dst, 110.
9) Mazmur Kemenangan;
Contohnya: Mazmur 18, 46, 66, 76.
10) Mazmur Berkat dan Kutuk;
Contohnya: Mazmur 1, 28, 134 dan 137.9

f. Maksud dan Tujuan penulisan

Kitab Mazmur tidak memuat semua lagu dan nyanyian keagamaan yang pernah
diciptakan dan dipakai umat Israel. Sejak awal-mula orang Israel suka menyanyi, juga dalam
ibadatnya. Mereka menciptakan banyak lagu keagamaan. Dalam Alkitab sendiri di luar kitab

9
J. Blommendaal, 149-150.

5
Mazmur masih terpelihara sejumlah agak besar lagu semacam itu. Yang barangkali paling tua
terdapat dalam kitab Hakim-hakim bab 5. Tetapi hampir dalam setiap kitab terdapat satu-dua
mazmur. Misalnya Kel 15:1-18; Ul 32:1-43; 1Sam 2:1-10: 1Taw 16:8-36; Tob 13: Ydt 16;
Sir 36:1-17, dan lain-lain. Setelah Alkitab terben tuk orang-orang Israel tidak berhenti
menciptakan mazmur-mazmur baru. Ini terbukti oleh naskah-naskah jemaat di Qumran. Ada
juga naskah-naskah yang memuat sekumpulan mazmur yang berbeda dengan yang ditemukan
dalam Alkitab. Terkenal juga sekumpulan mazmur yang disebut sebagai "Mazmur-mazmur
Salomo". Dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Luk 1-2, juga terdapat beberapa Mazmur yang
agaknya berasal dari orang Kristen keturunan Yahudi. Jadi dari sekian banyak lagu
keagamaan yang tersedia dan beredar pada orang-orang Israel hanya 150 dipilih dan
dikumpulkan dalam kitab Mazmur.10

Pada dasarnya, Kitab Mazmur merupakan kumpulan dari ungkapan keyakinan


seseorang atau sekelompok orang tentang campur tangan Tuhan yang maha besar dalam
kehidupan mereka. Campur tangan itu bisa saja sudah dialami bisa juga diharapkan akan
terjadi dalam kehidupan seseorang atau sekelompok umat. Ungkapan keyakinan campur
tangan Tuhan itu dilakukan atas dasar keyakinan dari pemazmur, apakah pemazmur itu
berbicara untuk dirinya secara pribadi atau mewakili umat atau merupakan seluruh umat,
bahwa perjalanan hidup seseorang itu tidak bisa dikatakan luput dari perhatian, bantuan,
dukungan, pertolongan, pendampingan, penguatan dst dari Tuhan. Sebaliknya, pemazmur
sangat yakin bahwa Tuhan berada sangat dekat dengan kehidupan manusia dan erat terkait
dengan kehidupan manusia. Demikian tinggi keyakinan itu sehingga boleh dikatakan bahwa
pemazmur merasa keduanya saling tergantung. Hidup manusia tak berguna tanpa Tuhan, dan
hidup Tuhan tidak semarak tanpa manusia.

Dalam seluruh jenis Mazmur itu, pemazmur memakai pengalaman-pengalaman besar


iman yang pernah terjadi di masa lalu dan yang telah dikenal atau pernah didengar oleh para
pemazmur dalam kehidupan bangsanya atau dalam kehidupan tokoh-tokoh besar dalam
sejarah itu. Mereka juga menggunakan apa saja yang dapat mengekspresikan isi hati, jiwa
dan roh para pemazmur, termasuk alam sekitar atau bahasa organ tubuh yang terdalam.
Mazmur-mazmur itu bisa saja diungkapkan oleh para pemazmur secara pribadi. Tetapi,
kebanyakan Mazmur itu sudah menjadi milik dari seluruh umat yang sekeyakinan dengan apa
saja yang diungkapkan olehmereka yang mula-mula mengungkapkan mazmur-mazmur itu.
Mereka mengungkapkannya dalam berbagai kesempatan, seperti ketika berjalan menuju bait
10
C. Groenen OFM, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 1980), 196-197.

6
Allah atau ketika berpawai menjelang pelantikan raja atau ketika mengaku dosa di hadapan
Tuhan atau ketika menyatakan keyakinan dan harapan akan penyertaan dan berkat Tuhan
dalam sebuah ibadah. Artinya, Mazmur-mazmur itu telah menjalani proses yang panjang
sejak digubah oleh para penggubah hingga masa dipakai oleh umat dalam perjalanan sejarah
yang panjang selama 500 tahun pada zaman Alkitab Perjanjian Lama, khususnya sebelum
mereka terbuang, dan lama setelah itu di luar zaman Alkitab.11

2. LATAR BELAKANG KHUSUS

Mazmur 78:1-72 melukiskan sejarah perjalanan bangsa Israel dalam pimpinan Tuhan.
Perikop ini merupakan nyanyian bersifat pengajaran dari seorang pemimpin agama, bernama
Asaf bagi generasi muda. Mereka di ajak untuk menyimak sejarah dalam rencana dan
perbuatan Allah. Sukses dalam perjalanan hidup terjadi apabila terdapat ketaatan kepada
Tuhan. Sebaliknya, kegagalan dan derita akan muncul apabila hati menjauh dari pada-Nya.
Apakah artinya semua ini? Cerita dan nyanyian pengajaran merupakan suatu pendekatan
dana kegiatan Pendidikan. Cerita dalam hal ini berpusat pada perbuatan Allah serta respons
manusia. Bukan hanya sembarangan cerita yang hanya memuaskan telinga.12

Mazmur 78 termasuk mazmur sejarah. Tujuannya ialah untuk mengajar (bnd. Pemb
ke dalam Mazmur ps. 9.10). Renungan ini bertitik tolak dari peristiwa pengkhianatan bani
Efraim, penghancuran Silo dan pembangunan Bait Suci di Yerusalem (9, 60-61, 69-72). Dia
menerangkan/mengajarkan mengapa semuanya itu terjadi (10-11, 58) dan menafsirkannya
lebih jauh dalam terang sejarah awal Israel yang merupakan sejarah pemberontakan terhadap
Tuhan (12-53).

Namun berbeda dengan 105 dan 106 sejarah awal ini tidak diberikan secara
kronologis (bnd. 12-16 dan 43-55). Disamping itu tulah-tulah yang disebut dalam ay. 40-55
tidak semuanya sama dengan yang diberikan Kel. 7-12. Ada perbedaan dalam
perbendaharaan kata yang digunakan.

Ada tiga pandangan utama tentang latar belakang sejarah penulisan Mazmur 78 ini:

11
Robinson Butarbutar, Citra Pemberita Firman Dalam Alkitab, (Jakarta: Gunung Mulia, 2017), 140-141.
12
B. Samuel Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen Suatu Tinjauan Teologis – Filosofis, 30

7
1) Ditulis sekitar abad ke-10 untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan pemindahan tabut perjanjian dari Silo ke Yerusalem. Bukan seluruh Israel
ditolak, tetapi hanya suku-suku Israel yang memiliki tempat ibadah di Silo
2) Ditulis setelag pembuangan dalam kontroversi dengan orang-orang Samaria yang
tidak mengakui Yerusalem
3) Ditulis setelah atau sebelum keruntuhan kerajaan Israel

Mazmur ini ditulis setelah keruntuhan kerajaan Israel pada tahun 722/1. Malapetaka
besar ini adalah suatu peringatan bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Tidak
mungkin ditulis sesudah pembuangan. Sebab kalau tidak, ay. 68-69 tidak mempunyai arti.
Bahwa Mazmur ini bisa di baca dalam terang polemic melawan orang-orang Samaria, itu soal
lain. Akan tetapi disini masih ada satu kesukaran, yakni apakah bagi orang-orang Samaria
tempat kediaman Allah itu terdapat di Silo dan bukan di Sikhem.13

3. POKOK-POKOK PIKIRAN

Mazmur yang panjang ini (paling Panjang setelah Mzm. 119) dapat di bagi atas dua bagian
besar :

I. Ayat 1-8 : pengantar ;


II. Refleksi teologis sejarah :
a. Ayat 9-16 : bani Efraim berkhianat
b. Ayat 17-31 : pemberontakan Israel di padang gurun
c. Ayat 32-39 : ketidaksetiaan Israel dan belas kasihan Tuhan
d. Ayat 40-55 : pemberontakan Israel di padang gurun
e. Ayat 56-72 : bani Efraim ditolak- Yehuda dipilih

Bagian I terdiri atas dua sub-bagian: undangan untuk mendengarkan pengajaran (ay.
1-4) dan motivasi (ay. 5-8), yakni sebab hal itu merupakan ketetapan Tuhan (ay. 5) dan
supaya di kenal oleh Angkatan yang kemudian (ay. 6), sehingga mereka tidak menjadi
pemberontak seperti nenek moyang mereka (ay. 7-8). Perhatikan dalam seluruh bagian ini
perulangan dan hubungan antara: ‘ketahui-memperkenalkan-dikenal” (ay. 3,5,6),
“diceritakan-ceritakan-menceritakan” (ay. 3,4,6), “nenek moyang kami-nenek moyang kita-
nenek moyang mereka” (ay. 3,5,8), “anak-anak mereka” (ay. 4,5,6) dan “Angkatan yang
kemudian” (ay. 4,6).
13
52-53

8
Bagian II suatu refleksi teologis atas peristiwa pengkhianatan bani Efraim pada hari
pertempuran (ay. 9) yang mengakibatkan penghancuran Silo (60-61) dan atas pembangunan
Bait Suci di Yerusalem di daerah Yehuda (69). Refleksi ini dilihat dalam latar belakang
sejarah awal Israel (9-72). Bagian II mempunyai susunan yang konsentris. Disamping
Mazmur ini mempunyai susunan yang menanjak. Diberikan penjelasan tentang hal-hal pokok
saja.

Sub-bagian A (9-16): dibuka dengan pernyataan Efraim berkhianat (ay 9) dan tidak
berpegang pada perjanjian Allah (10) serta melupakan pekerjaan-pekerjaan Tuhan (11). Ay.
10-11 sebenarnya merupakan penjelasan teologis dari ay.9 yang kemudian dikembangkan
dalam ay. 12-16.

Sub-bagian B (17-31): dibuka dengan pernyataan bahwa nenek moyang terus saja
berbuat dosa, memberontak dan mencobai Tuhan (17). Mendengar hal ini Tuhan murka (21).
Sub-bagian ini ditutup dengan pernyataan Tuhan murka (31).

Sub-bagian C (32-39): Pembukaannya (32) hamper serupa dengan pembukaan sub-


Bagian B(17). Akan tetapi selanjutnya sub-bagian ini berbeda dengan sub-bagian lainnya,
karena disin direfleksikan alasan mengapa Israel tidak dibinasakan oleh Tuhan di padang
gurun. Pernyataan tidak setia kepada perjanjian (37) Kembali ke ay. 10.

Sub-bagian D (40-55): pembukaanya serupa dengan sub-bagian B dan E. Bedanya ia


tidak memberikan reaksi Tuhan seperti dalam kedua bagian itu. Pernyataan “tidak ingat” (42)
Kembali ke pernyataan “melupakan” pada 11.

Sub-bagian E (56-72): merupakan puncak dan tujuan dari refleksi teologis sejarah itu.
Bagian ini tidak lagi tentang nenek moyang Israel, tetapi tentang bani Efraim (bnd 9-11).
Pernyataan pembukaannya tentang dosa Efraim paling panjang: mencobai, memberontak,
membangkang, berkhianat dan menyakiti hati Tuhan (56-58). Reaksi Tuhan diberikan dalam
59-72.

4. POKOK TEOLOGI NASKAH


- Allah Maha Esa

- Allah memberi hukuman tapi lebih dari pada itu Ia mengasihi

9
Allah bisa saja memberi hukuman kepada siapa yang tidak hidup sesuai kehendak-
Nya, akan tetapi lebih dari pada hukuman itu, Ia mengharapkan ada pertobatan dan hidup
sesuai kehendak-Nya.

- Allah yang setia


Kesabaran dan kemurahan Allah dinyatakan dengan jelas dalam mazmur ini. Berkali-
kali umat-Nya memberontak dalam ketidaksetiaan, namun Allah menahan amarah-Nya.
Allah tidak akan pernah meninggalkan anak-anak-Nya hanya karena mereka gagal
menyenangkan-Nya secara sempurna.

5. IMPLIKASI

10

Anda mungkin juga menyukai