Anda di halaman 1dari 4

TATA KEBAKTIAN KELUARGA

TUTUP TAHUN

Pujian Pembuka : KJ 405:1-3

 KAULAH YA TUHAN SURYA HIDUPKU

Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku;


asal Kau ada, yang lain tak perlu.
Siang dan malam Engkau kukenang;
di hadiratMu jiwaku tenang!

Kaulah Hikmatku, Firman hidupku;


Kau besertaku dan ‘ku sertaMu.
Engkau Bapaku, aku anakMu;
denganMu, Tuhan, ‘ku satu penuh.

Kaulah bagiku tempat berteduh;


Kaulah perisai dan benteng teguh.
Sukacitaku kekal dalamMu;
Kuasa sorgawi, Engkau kuasaku!

Doa Pembukaan
(Dipimpin oleh salah seorang anggota keluarga)

Nyanyian Sambutan:
 HIDUP INI ADALAH KESEMPATAN

Hidup ini adalah kesempatan


Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-sia kan waktu yang Tuhan b'ri
Hidup ini harus jadi berkat

Oh Tuhan pakailah hidupku


Selagi aku masih kuat
Bila saatnya nanti
Ku tak berdaya lagi
Hidup ini sudah jadi berkat

Tata Ibadah Keluarga, 31 Desember 2018 1


Perenungan Firman
- Doa
- Pembacaan Alkitab: Pengkhotbah 3:1-11
- Renungan
- Sharing keluarga

Renungan
Salah satu pengalaman mendaki gunung yang saya ingat
adalah pengalaman mendaki gunung yang pertama kali di tahun 2011.
Saya mendaki dengan teman-teman calon pendeta yang baru saja
saya kenal dalam beberapa hari. Di momen itu, kami berhenti pada
satu titik untuk menikmati indahnya lembayung senja, dan beristirahat
untuk menyambut malam. Saya dan teman-teman bercengkrama satu
dengan yang lain mengenai perjalanan yang telah kita tempuh.
Dalam masa pendakian itu, saya menemukan berbagai hal
yang menarik di tengah alam semesta. Ada bunga abadi yang baru
pertama kali saya lihat. Ada sapaan semilir angin pegunungan yang
dingin. Bahkan, saya merasakan degupan jantung saya karena
sebagai pemula saya mengawali langkah dengan “kesalahan”. Tidak
hanya itu, dalam pendakian pertama itu, saya tergelincir hingga kaki
saya terluka. Dalam fase itu, kami juga bercerita tentang sukarnya
memanjat batu-batuan terjal. Ada pula berbagai kisah kekonyolan
dalam perjalanan itu.
Dalam percakapan-percakapan itu, kita pun menyadari bahwa
perjalanan pendakian itu tak selalu mudah. Namun, perjalanan juga tak
selamanya sukar. Ada tawa juga tangis. Demikian pula dengan hidup
kita. Malam tutup tahun adalah momen ketika kita berhenti sejenak
untuk menoleh ke belakang. Ibarat sebuah perjalanan mendaki
gunung, malam tutup tahun adalah masa ketika kita tiba di sebuah
perhentian dan kemudian merenungkan banyak hal yang terjadi di
tahun ini.
Penulis Kitab Pengkhotbah mengingatkan kita untuk menoleh
sejenak pada perjalanan kehidupan kita. Ada waktu untuk lahir, ada
waktu untuk meninggal. Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk
mencabut yang ditanam, dan seterusnya. Bahkan, dalam refleksinya,
ia sempat merasa sangat skeptis dan pesimis. Ia bahkan bertanya,
“Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih
payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-
anak manusia untuk melelahkan dirinya.”

Tata Ibadah Keluarga, 31 Desember 2018 2


Barangkali, kita pun merasa yang sama. Saat menoleh ke
tahun 2018 yang kita lewati, barangkali tidak semua keinginan kita
menjadi kenyataan. Bahkan, terkadang kita harus berdamai dengan
kenyataan bahwa apa yang kita kerjakan tidak membuahkan apa-apa.
Jika kita merasakan hal yang demikian di penghujung tahun ini,
marilah kita belajar dari penulis Kitab Pengkhotbah. Pada ayat 11,
dikatakan demikian: Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,
bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia
tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal
sampai akhir. Kalimat ini ingin menunjukkan adanya pengharapan.
Manusia terbatas dan tidak dapat menyelami karya Allah sampai akhir.
Ibaratnya, saat saya terjatuh dalam pendakian saya yang
pertama, saya merasa sangat kesakitan. Saat terjatuh, saya mengeluh
karena kita merasa sudah berhati-hati namun tetap tergelincir. Saya
terpincang-pincang sampai menuju tempat peristirahatan. Namun,
pada saat di tempat peristirahatan itu, kita baru memahami bahwa
Tuhan menganugerahkan sahabat yang menyertai perjalanan saya.
Saat beberapa rekan yang menjadi sahabat saya saat ini mengulurkan
tangannya untuk membantu saya bangkit berdiri. Ada yang
meminjamkan tongkatnya agar saya berjalan dengan lebih mudah. Ada
pula yang membawakan tas saya sejenak sampai saya pun kuat
menggendongnya kembali. Itulah hidup, kita hidup di tengah
keterbatasan dan ketidaktahuan akan masa kini dan hari esok. Akan
tetapi, pengharapan bahwa Allah akan merancangkan sesuatu yang
indah di dalam hidup kita akan terus menguatkan kita dalam menjalani
kehidupan ini. Selamat berefleksi dan berharap!

Sharing Keluarga
- Masing-masing anggota keluarga menceritakan penyertaan Tuhan
dalam satu kisah susah dan satu kisah senang yang dialaminya di
tahun ini.
- Masing-masing anggota keluarga menceritakan harapan mereka
dalam memasuki tahun yang baru.

Doa Keluarga
(Setiap anggota keluarga mensyukuri dan mendoakan anggota
keluarga yang ada di sebelahnya secara bergiliran, sambil
bergandengan tangan)

Tata Ibadah Keluarga, 31 Desember 2018 3


Nyanyian Penutup NKB 34:1-3

 SETIAMU TUHANKU, TIADA BERTARA


SetiaMu, Tuhanku, tiada bertara
Di kala suka, di saat gelap.
KasihMu, Allahku, tidak berubah,
Kaulah Pelindung abadi, tetap.

Reff :
SetiaMu, Tuhanku, mengharu hatiku,
Setiap pagi bertambah jelas.
Yang ku perlukan tetap Kau berikan,
Sehingga aku pun puas lelas.

DamaiMu Kauberi, dan pengampunan


Dan rasa kuatirpun hilang lenyap,
Kar’na ‘ku tahu pada masa mendatang;
Tuhan temanku di t’rang dan gelap

Tata Ibadah Keluarga, 31 Desember 2018 4

Anda mungkin juga menyukai