Nama Kelompok 11 :
1.Starly Graxel Bawias (202141228)
2.Zerena Welyana Wauran (202141459)
3.Srimey Buangbatu (202141423)
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
ISI..............................................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat serta anugerah-Nya sehingga kami kelompok 11 bisa menyelesaikan
penyusunan makalah mengenai “Perselisihan Tentang Kedua Tabiat Kristus”
dengan baik.Tentunya semua ini berkat dai penyertaan dan tuntunan dari Tuhan.
Kami meminta maaf jika masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah
ini baik dari segi kata ataupun hal lain. Untuk itu kami dari kelompok sangat
mengaharapkan adanya kritik serta saran juga masukan yang diberikan oleh
pembaca. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih, Tuhan memberkati.
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dari berbagai pertanyaan yang ada tentang Kristus, terdapat dua hal yang
paling menonjol dan dianggap paling penting. Yang pertama adalah hubungan
Yesus dengan Allah Bapa dan Roh Kudus (masalah trinitas), sedangkan yang
kedua adalah tabiat Yesus Kristus, yaitu sifat keilahian dan kemanusiaan-Nya.
Kedua pertanyaan ini kemudian menjadi pergumulan gereja selama berabad-
abad, bahkan hingga saat ini.
BAB II
ISI
Masalah ini juga sering dibahas karena alasan teologis. Dalam konsili
konstantinopel, gereja mengakui bahwa Yesus sehakekat dengan Sang Bapa.
Pengakuan ini didasarkan atas kesadaran bahwa hanya Allah yang mampu
menyelamatkan manusia dan itu berarti Yesus adalah Allah, jika Ia mampu
menyelamatkan manusia. Tapi, hal itu tidak berhenti di sana. Untuk bisa
mengembalikan manusia kepada Allah, Yesus juga harus benar-benar manusia.
Hanya jika Ia, yang sehakekat dengan Allah, bisa benar-benar memiliki tubuh
dan darah yang sehakekat dengan manusia, maka manusia bisa kembali kepada
Allah melalui tubuh dan darah Kristus.
Hasil perbantahan-perbantahan theologia dalam abad ke-IV itu ialah Gereja
telah menetapkan pengakuannya tentang keesaan dan ke samaan hakekat
Kristus dengan Bapa, karena Gereja insaf bahwa manusia hanya dapat
diselamatkan oleh Kristus apabila la sungguh-sungguh Allah. Akan tetapi
kebebasan itu bergantung kepada masuknya Allah yang benar itu ke dalam
daging dan darah manusia (inkarnasi).
5
1. Apollinarisme
2. Pandangan Nestorius
3. Pandangan Cyrillus
Cyrillus adalah seorang Kristen pada abad ke-4 yang menjabat sebagai uskup
diAleksandria, Mesir mulai tahun 412M.
Pada tahun 448 perselisihan ini mulai berkobar lagi, tatkala seorang sarjana
theologia yang bernama Eutyches mengajarkan bahwa sebenarnya Kristus
hanya bertabiat satu saja. Kemanusiaan Kristus dipengaruhi oleh atau diisi
dengan keilahianNya semata-mata, sehingga kemanusiaan itu cuma
kelihatannya saja menyerupai kemanusiaannya . Inilah ajaran "monophysit"
(mono = satu; physis = tabiat). Patriarkh Alexandria, Dioscurus namanya,
membantu Eutyches. Pada tahun 449 "Sinode penyamun" di Efesus dipaksa
oleh Dioscurus dengan rahibnya yang bersenjata supaya mengaku
monophysitisme dari Eutyches selaku ajaran anodoks. Akan tetapi putusan ini
tak disetujui oleh uskup Roma, yaitu
Leo L Pada tahun 450 seorang kaisar yang lebih kuat pendiriannya naik
takhta di Byzantium (Constantinopel). Kaisar ini bermaksud melawan kuasa
Alexan dria yang makin bertambah itu, supaya mewujudkan persatuan baru
dalam Gereja dan kekaisarannya. Atas ajakan Leo I diundangnya suatu sinode
baru, yaitu konsili oikumenis yang keempat yang dilangsungkan pada tahun 451
di Dean (di seberang selat Constantinopel).
Konsili inilah yang terbesar dalam sejarah Gereja Lama: enam ratus orang
kup bersidang. Meskipun pengaruh Dioscurus masih sangat kuat, tetapi oleh
desakan kita maka akhirnya tercapailah suatu keputusan kompromi (jalan
tengah) yang begini bunyinya: Kristus bukan bertabiat satu (Alexandria) dan
boticons bertabiat dua (Antiokhia), melainkan la "bertabiat dua dalam satu re"
Kedas tabiat ini "tidak bercampur dan tidak berubah" (melawan Eutyches), dan
"tidak terbagi dan tidak terpisah" (melawan Nestorius).
Dengan putusan ini Gereja telah mengaku, bahwa sebenarnya keadaan Yesus
Kristus di bumi ini tinggal satu rahasia yang tak dapat dipahami oleh akal budi
manusia. Dikatakan bahwa Pengakuan Khalsedon atau Kredo
Khalsedon atau Definisi Khalsedon adalah sebuah kredo Kristen yang berisi
pengakuan terlengkap mengenai Pribadi Kristus. Kredo ini disusun pada Konsili
Khalsedon pada tahun 451.
10
Kami mengakui bahwa Kristus, Tuhan, dan Putera tunggal yang satu dan
sama itu, dikenal dalam dua hakikat tanpa kekacauan, perubahan, pemilah-
milahan, atau pemisahan. Perbedaan antar hakikat tidak dihilangkan oleh
kebersatuannya, akan tetapi karakter masing-masing dari kedua hakikat itu
terlestarikan karena keduanya berada dalam satu pribadi (prosopon) dan
satu hypostasis.
11
Dalam abad ke-V banyak Gereja yang lain lagi menceraikan diri dari Gereja
Katolik, yakni Gereja Armenia, Siria, Mesir (Gereja Koptis) dan Abesinia.
Semua Gereja ini memihak kepada theologia Cyrillus atau ajaran monophysit.
Dalam abad ke-VII, daerah semua Gereja ini dialahkan oleh orang Islam,
sehingga tak dapat berkembang lagi. Sungguhpun Gereja-gereja ini masih ada
sampai kini, tetapi tidak berpengaruh di luar lingkungannya sendiri.
Perbedaan pendapat pasti akan kita temui didalam jemaat. Oleh karena itu,
kita menyikapi perbedaan tersebut bukan sebagai kemunduran, melainkan suatu
hal yang mempekaya pemikiran jemaat serta membuat jemaat semakin maju.
Oleh karena itu, kelompok kami menyimpulkan ada beberapa cara untuk
mengatasi hal-hal dalam perbedaan pendapat yaitu sebagai berikut :
1.Tetap mendengarkan
Hal ini merupakan hal yang penting sebab ketika kita mendengarkan
pendapat dari orang lain itu berarti kita juuga menghargai orang lain. Kita harus
tetap menunjukan bahwa kita menghargai pendapat daripada orang itu dan kalau
bisa kita juga bisa menyampaikan pendapat kita namun tetap sopan.
2.Jangan berdebat
Hal ini merupakan sesuatu yang penting sebab, ketika kita menahan diri
untuk tidak berdebat sehingga tidak ada yang saling menunjuk mengenai siapa
yang benar dan siapa yang salah. Melainkan menunjukan sikap yang baik
dengan menerima setiap pendapat-pendapat yang ada.
12
Hal itu kita dapat kita lihat pada gereja masa kini lewat pengakuan-
pengakuan iman yang ada. Dari pengakuan-pengakuan itulah dapat kita lihat
mengenai dua tabiat Kristus yang dahulunya menjadi perdebatan sehingga
adanya perselisihan kini menjadi satu kesatuan.
13
BAB III
PENUTUP
Perselisihan mengenai dua tabiat Kristus dimulai sejak abad ke-V oleh
karena ini terjadi banyak perdebatan mengenai kedua tabiat Kristus yaitu sifat
kemusiaan dan keilahian-Nya sehingga melahirkan banyaknya pikiran-pikiran
dari tokoh-tokoh yang ada seperti Apollinaris, Nestorius, dan Cyrillus pada saat
itu.
DAFTAR PUSTAKA