Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN BACAAN

HERMENEUTIKA

Disusun Oleh:

Nama : Mispan
Nim : 86.3194
Prodi : Pendidikan Agama Kristen
Dosen : Dr. Jefrry Lilomboba M.Th
Tkt / Smtr : I / II
Judul buku : Metode Penafsiran Alkitab
Penerbit : BPK Gunung mulia
Hal : 390
Penulis : A.A. Sitompul dan Ulrich Beyer

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI “IKAT”


JAKARTA 2023

KATA PENGANTAR

Shalom, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
membantu saya menyelesaikan laporan bacaan ini, laporan bacaan ini saya ambil
dari sebuah buku fisik yang di karang oleh A.A. Sitompul dan Ulrich Beyer yang
berisikan 390 halaman dan terdiri dari 4 Bab. Berikut akan saya jelaskan dalam
sebuah laporan bacaan, penulis mengharapkan agar pembaca dapat mengerti dan
paham terhadap laporan bacaan ini. Saya harap para pembaca dapat mengerti
sekilas mengenai buku ini terlebih dapat memahami apa yang menjadi intisari dari
buku ini, jika ada kesalahan baik dalam frasa maupun makna mohon di maklumi,
penulis juga berharap apa yang sudah ditulis dapat menjadi bahan bacaan menarik
bagi pembaca.
Penulis

Mispan

Setelah saya membaca buku dengan judul “Metode Penafsiran Alkitab “


yang diterbitkan oleh BPK GUNUNG MULIA. Berikut saya melaporkan hasil bacaan
dari buku ini sebagai berikut :

BAB I
CARA MEMBACA BUKU-BUKU

1. Apa yang harus di baca


Dalam menulis atau menafsir kita harus. Mengetahui langkah nya. Langkah
yang pertama ialah menemukan buku-buku yang perlu kita baca dan berfaedah
untuk untuk menafsir. Berikut ada empat jenis buku yang perlu untuk tugas kita ini,
yaitu Biblia Hebraicha, Septuaginta Novum testamen Grace ( Nestle atau terbitan
UBS ) dan terjemahan- terjemahan nya.

2. Bagaimana kita membaca

Dalam Membaca sebuah buku teologis memang tidak cepat membuka dirinya
pada pengertian pembacanya, terutama pada seseorang yang baru mulai bekerja di
bidang tafsir. Tidak dapat memahami arti berbagai istilah teologis secara spontan.
Tetapi dengan rasa ingin tahu mendekati suatu buku serta dengan sungguh-
sungguh menggumuli bahasa pikirannya. Tetapi tanpa prasangka pun, bahaya yang
kami maksudkan. Kita ingin menyusun karangan tafsiran, kita mulai dengan
membaca. Dan tafsiran yang pertama sangat m yakinkan, lantas apa yang terjadi
dengan bahan bacaan berikutnya ? Mungkin dengan tidak sengaja bahan itu dibaca
dengan mata pengarang yang pertama. Pengaruh tafsirannya begitu menentukan
bagi kita, sehingga terdapat buku-buku lain yang barangkali berbeda, tidak benar-
benar diperhatikan apalagi dipertimbangkan. Hal itu juga semacam bahaya yang
benar terjadi kalau kita menafsirkan atas nasi yang sangat populer dalam gereja
yang sehingga seringkali di khotbah kan.
Kalau kita membaca suatu cerpen kriminal, tentu saja kita tidak memeriksa
terlebih dahulu akhir cerita nya, spider-man terus kita kehilangan perhatian untuk
membacanya. Tetapi buku teologi bukan cerpen yang sering di situ, itulah sebabnya
Maka sangat kami anjurkan agar kita langsung membaca dan merenungkan dan
juga kesimpulan yang pengarang ambil dari pembahasan karangannya. Dan sering
terjadi suatu kesimpulan meringkaskan pokok-pokok utama karangan dan hasil
penyelidikan pengarang yang dikemukakan dengan jelas. Dan merasakan
kesimpulan ini maka kita boleh beralih pada pembacaan buku sambil di satu pihak
untuk mengetahui tidak sedikit tentang ciri-ciri khasnya tetapi dapat terjadi juga
bahwa penelitian yang kami ajarkan ini menyebabkan keputusan saudara bahwa
yang baru diperiksa ini tidak berguna untuk dibaca karena tidak tampak
sumbangannya untuk ditafsir.

3. Bagaimana kita menguasai bahan bacaan ?

Kita sudah membaca ( langkah pertama ) dan menimbang ( langkah kedua )


bahan penting. Langkah ketiga ialah pekerjaan mencatat dan menyimpan bahan
bacaan maupun bahan pertimbangan kita saat ini sangat penting dalam proses kerja
dan keperluan menerangkannya dengan cukup luas.

a. Kita membaca sebuah buku yang bukan milik kita sendiri.


Inilah perkara yang paling sering terjadi bagi seorang mahasiswa Indonesia
yang sangat sekali bergantung pada buku-buku dari sebuah perpustakaan makanya
dari ini kami mulai dengan hal yang baru. Syarat pertama , tidak boleh membuat
garis-garis atau catatan catatan dalam buku pinjaman. Buku pinjaman harus
dikembalikan dalam keadaan utuh dan baik. Tetapi kamu memiliki satu metode yang
mengizinkan kita membaca terus sama mencatat misalnya satu satu istilah pokok
secara langsung mengambil secarik kertas yang lebarnya kira-kira 4 cm. Untuk
menulis apa kesimpulan yang didapat dari buku yang kita pinjam tersebut, sistem ini
sangat baik dilakukan bahkan dapat diperoleh lebih banyak tempat untuk mencatat
and daripada yang terdapat di pinggir halaman buku.

b. Sekarang kamu beralih pada kemungkinan yang lain

Jika bukur merupakan milik sendiri, sebenarnya tidak usah menyalin kutipan-
kutipan yang panjang dan luas. Tetapi berusahalah untuk menguasai isi buku,
usahakan mana yang ditandai oleh catatan-catatan dan garis-garis yang dibubuhi
dengan buku kepanjangan sendiri. jika bahan itu diperiksa kembali kita tidak harus
membaca setiap kalimat lagi melainkan kita sudah mengetahui pokok yang
digarisbawahi dan catatan singkat di pinggir halaman tersebut.

BAB II
CARA MENGUTIP DAN MENCATAT

1. Apa yang harus kita Kutip dan catat

Hal yang kita baca harus bener-bener kita kuasai apa isi pokok cerita tersebut,
mengetahui apa tujuan dan maksud pengarang mengutarakan bahan tersebut.
Membaca adalah tahap pendahuluan sebelum mencatat, maksud mencatat dari
buku-buku yang telah dibaca adalah agar kita dapat menyimpan pikiran pikiran serta
tanggapan tanggapan pikiran yang ditulis oleh pengarang. Makin banyak kita
membaca buku-buku makin banyak pula orientasi pikiran, tetapi hal tersebut belum
tentu menjadi satu jaminan bahwa kita dapat menguasai buku-buku tersebut apabila
bahan-bahan itu tidak dicatat dengan baik dan telitli.

Tiap-tiap buku umumnya ditulis oleh pengarang dan mempunyai judul tempat
dan tahun. Segala data buku harus dicatat dengan lengkap, aku bila majalah yang
dibaca maka judul karangan yang membatasinya, yaitu halaman dari judul karangan
yang dimulai sampai pada akhirnya itu harus dicatat. Langkah berikutnya ialah
mencatat isinya dari awal sampai akhir, halaman demi halaman yang penting-
pentingnya saja.
2. Bagaimana kita mencatat ?
Untuk mahasiswa, mendengarkan materi atau ceramah di ruang kuliah dan
daerah hasil wawancara, perbedaan sifat catatannya daripadanya keadaan
membaca buku atau bacaan majalah di perpustakaan atau ruang baca. Sistem yang
sangat cepat untuk kemajuan membaca di perpustakaan atau rumah sendiri ialah,
sistem ini merupakan kartu-kartu sebagai ganti buku buku yang tebal halamannya
dan menjadi modal pengetahuan kita sumber hidup. Biasanya memiliki jenis cairan
yang terbagi atas tiga bagian yaitu :

>Yang berisi singkatan-singkatan atau ikhtiar

>Yang berisi kutipan kutipan langsung dan tidak langsung

>Yang berisi tanggapan tanggapan atau ulasan ulasan terhadap buku yang dibaca.

BAB III
PERJANJIAN LAMA

Pembimbing ke dalam metode dan cara menyusun karangan tafsir perjanjian


lama. Dalam bab ini khususnya kita sediakan bahan-bahan dari bagian PL, betapa
pentingnya hubungan peristiwa kejadian yang sedang berlangsung dalam perjanjian
lama ke dalam perjanjian baru, Hal ini dapat kita lihat dari kutipan kutipan yang terus
dipakai oleh Jemaat purbakala, memang demikian karena perjanjian lama itu dinilai
sebagai Alkitabt jemaat purbakala, sejak berdirinya persekutuan-persekutuan
mereka di Palestina. Namun demikian dari sejarah gereja kita melihat, bahwa
penilaian gereja terhadap PL pernah ditolak pada abad ke-2 Masehi. Apabila
perjanjian lama dipandang sebagai saksi firman dan tindakan Allah maka sifat-sifat
manusia yang ada di zaman perjanjian lama dapat kita pelajari Ida dan tujuannya.
Tujuan kita adalah untuk mengusahakan suatu metode-metode dalam
tafsiran ini, bukanlah untuk mengubah nash-nash yang ada, bukan pula hendak
merombak, sehingga menyusun suatu konstruksi yang baru, tetapi tugas penafsir
ialah mendekati kedudukan nafs yang benar serta menerangkannya dengan baik
apa isi pemerintah itu untuk gereja dan manusia yang ada di sekitarnya pada tiap-
tiap angkatan di sepanjang zaman.
1. Antropologi

Antropologi dengan gamblang didefinisikan sebagai studi dari semua segi hidup
dan budaya manusia serta munculnya pertanyaan mengenai aslinya manusia,
organisasi sosial, adat istiadat, cerita rakyat dan kepercayaan. Antropologi sering
mendapat perhatian yang luas kadangkala antropologi dalam waktu bersamaan
teman tindih dengan ilmu sosial lainnya, terutama sosiologi.
2. Aplikasi bukti antropologis

Gambaran Alkitab tentang perang monarki Israel diuji ulang dalam terang data
antropologis pada struktur dan fungsi garis sistem silsilah, ada cukup persamaan
antara dua badan material untuk mendukung tesa umum Israel mula-mula
diorganisir sebagai suatu sistem garis keturunan. Garis keturunan menempati
daerah geografis yang khusus dan adakala bertentangan dengan batas garis
silsilah.

Tujuan : scopus dan maksud nats

Tiap-tiap Mars yang diteliti tentunya memiliki tujuan tertentu, dalam hal ini
penafsir harus memperhatikan supaya tujuan itu cukup jelas artinya. Supaya tujuan
itu simpulkan dan dituangkan dalam suatu perumusan, harus diteliti apakah nasi itu
hendak mengajukan suatu pertanyaan kepada pembacanya atau hendak
mempertahankan suatu Tessa dan juga hendak menyampaikan suatu pemberitaan
( Kerugma ) atau juga hendak memberitahukan suatu pesan dan hendak
mengetengahkan suatu panggilan.

studi metode/studi kasus dan gerakan


1. Studi metode/studi kasus
banyak yang dapat dilakukan untuk mempelajari dan mendalami Alkitab. Howard
F. Vos mengungkapkan perlu memperhatikan studi metode dalam Alkitab, dan juga
dapat kita katakan sebagai studi kasus karena bidang yang digarap nya lebih
terpusat pada bidang keahlian atau fungsional. Adapun pos mengajukan 18 macam
metode:

>Metode induktif

>Metode sintetik

>Metode analitis

>Metode kritis

>Metode geografi
>Metode sejarah

>Metode teologi

>Metode studi sastra Alkitab

>Metode retorik

>Metode geografis

>Metode sosiologi

>Metode politik

>Metode kebudayaan

>Metode ilmu ( scientific method )

>Metode filsafat

>Metode psikologi

>Metode kebaktian ( devotional )

>Metode pengajaran Alkitab

Firman ( Tafsiran ayat demi ayat dalam PB )


Sebelum memulai tafsir, ditentukan dulu susunan nats. Makna penting untuk
mengerti dalam tafsiran bahwa konteks dan hubungan diantara masing-masing
pokok pikiran dilihat dan ditentukan dengan tepat. Perhatikanlah supaya judul-judul
besar tidak terlalu umum, sehingga tidak menyatakan sesuatu apapun lagi dengan
jelas.

Dalam tafsiran ayat demi ayat, perlu sekali ditunjukkan hubungan yang logis
diantara ayat masing-masing. Agar terang jalan pikiran dan paparan pengarang.
Baiklah diselidiki secara khusus ( tafsiran istilah ). Dalam menafsir atau tafsiran kita
harus berusaha untuk menunjukkan tempat emas untuk keseluruhan Injil atau surat
kiriman dan dalam keseluruhan perjanjian baru atau Alkitab.

Pemergunaan penafsiran Alkitab.


Alkitab memiliki suatu amanat yang dibutuhkan untuk kita mengetahui, suatu
pesan yang akan membuat suatu perbedaan di dalam hidup kita. Tetapi kita tidak
dapat mengetahui secara penuh tanpa alat alat utama yaitu penafsiran.
Sebelum itu sebab itu penafsiran Alkitab adalah cara atau metode untuk
dapat menemukan makna aktualisasi pesan itu sendiri di setiap zaman bagi para
pembacanya. Tentunya penafsiran itu harus berada dalam prinsip hermeneutika,
agar isi dari Alkitab dan dapat dijabarkan atau diseberangkan kepada masa depan
atau masa kapan dan di mana dibaca.

Kalau kita merupakan wahyu Allah, oleh sebab itu prinsip hermeneutika
bukanlah suatu akhir dari usaha untuk memahami Alkitab. Karena roh Allah akan
memberikan pengertian kepada manusia untuk dapat menangkap makna yang
terkandung dari isinya.

Makna problem hermeneutika untuk gerakan oikomene


Pada musim semi 1967, lima kelompok melaporkan penelitian mereka, yang
kemudian dianalisis dan disimpulkan oleh James barr. Pada pertemuan faith and
order tahun 1967 do Bristol.

Perbedaan antara gereja gereja kita adalah hanya sebagian yang memiliki
dengan perbedaan-perbedaan dalam pemahaman Injil. Kadang-kadang faktor
teologi lebih dominan daripada perbedaan hermeneutika. Tetapi sejauh pembagian
konvensi kita masih berhubungan dengan bacaan Alkitab yang berbeda, debat
hermeneutika membantu kita yang telah hadir bersama buku-buku kanan itu sendiri.

Suatu kenyataan dewasa bagi para penafsir Alkitab mempelajari masalah


kepelbagaian dan kesatuan pada tingkat yang lebih daripada sebelumnya, dapat
menguji langkah yang berarti untuk gerakan oikomene.

Gereja dan umat Israel


Keterkaitan Alkitab yang dipakai Gereja dan umat Israel, dan tidak melihat
adanya makna teologi dalam hubungan perjanjian lama dan perjanjian baru, Maka
hal itu mereka tuh nak adanya nilai teologi perjanjian lama yang khusus bagi orang
Kristen dan tidak memberi sifat suatu tempat yang khusus kepada umat Israel dalam
ekonomi Allah tentang keselamatan, sebelum dan sesudah Kristus. Demikian
gagasan wcc.

Selanjutnya bagi orang yang menyadari adanya makna teologi harus


hubungan perjanjian lama dan perjanjian baru pasti akan mempercayai bahwa
dalam waktu sebelum masehi umat Israel mempunyai fungsi khusus dalam rencana
Allah bagi keselamatan dunia ini.

Dalam pertemuan Faith and order di Briston tahun 1967, di sadari. kita
mengakui bahwa bangsa Yahudi masih mempunyai makna tentang diri mereka
untuk gereja tampak pada kita bahwa dengan segenap eksistensinya walaupun
semua percobaan datang untuk membinasakan mereka, mereka membuatnya
sebagai suatu manifestasi bahwa Allah tidak meninggalkan mereka. Dalam jalan
inilah mereka adalah tanda yang hidup dan yang tampak sebagai kesetiaan Allah
kepada manusia, suatu indikasi bahwa dia juga menegaskan mereka yang belum
menemukannya barangkali untuk mengakui mereka adalah anaknya.

 Kelebihan buku
Buku ini sangat bagus bagi kita yang ingin belajar menafsir Alkitab karena
dalam buku ini sangat dijelaskan dengan teliti bagaimana langkah demi langkah
sebelum menafsirkan Alkitab supaya seorang penafsir itu memiliki bahan yang jelas
dalam memberitakan firman. Sehingga ia iya dapat memahami apa maksud dari
bacaan yang ia baca dan an-naml dapat menjelaskan dengan benar sebagai
tafsirannya.

 Kelemahan buku
Kelemahan dari buku ini ialah buku ini sering menggunakan bahasa-bahasa
yang cukup tinggi sehingga jika tidak dipelajari lebih dalam lagi seorang penafsir
akan mengalami kekeliruan dengan bahasa yang dipakai dalam buku ini, selain itu
buku ini juga banyak tulisan-tulisan yang tidak dapat dimengerti oleh pembaca
sehingga membuat pembaca sedikit bingung dengan maksud dan tujuan dari
penulis yang ingin disampaikan kepada pembaca.

 Saran
Saran saya baiknya buku ini menggunakan bahasa-bahasa yang sederhana dan
mudah untuk dipahami bagi pembacanya sehingga pembaca pembaca pemula yang
ingin mempelajari metode penafsiran Alkitab mereka bisa dapat mengerti tanpa
harus menggunakan referensi lainnya dalam mengartikan bahasa-bahasa yang
terdapat dalam buku ini.
Cukup sekian laporan bacaan yang dapat saya sampaikan, saya Mispan
mengucapkan Terimakasih..Shalomm

Anda mungkin juga menyukai