Anda di halaman 1dari 7

Resensi Buku

Teologi Sistematika

Judul Resensi Buku – Teologi ( Ajaran tentang Allah)


pasal VIII s. d. Pasal XII (Hal 113 - 200) Teologi Proper
1. Data Buku :
a. Judul Buku : Teologi Sistematika.
b. Pengarang : Henry C. Thiessen direvisi oleh Vernon D Doerksen
c. Penerbit : Gandum Mas (www.Gandum Mas.com)
d. Tahun Terbit : cetakan pertama tahun 1949, cetakan revisi 1979, dan
tahun 2019.
e. Tebal buku : 624 halaman
f. Harga buku : Rp. 157.000 (sejak 30 Agustus 2019)

2. Pembukaan Resensi Buku


a) Buku ini menarik dan sangat berguna, mendidik orang – orang agar lebih efektif
dalam pelayanan dan pekabaran injil. Secara khusus pada bidang teologi yang
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari Tuhan dan karya – karya-Nya.
b) Ada usaha yang serius untuk menegakkan kebenaran Ilmu Ketuhanan karena
semakin banyak pengajaran yang simpang siur dan berubah-ubah pada jaman
Perjanjian Lama sampai sekarang ini sekaligus mematahkan teologi –teologi
konntemporer
c) Kita membaca buku ini dengan baik dan merenungkannya sehingga muncul
pertanyaan-pertanyaan yang merangsan berpikir secara kritis bagi pembaca
sekaligus memberikan jawaban-jawaban atau pendekatan-pendekatan atas
permasalahan yang muncul .

d) Bukuini sangat bermanfaat untuk dibaca/ dipelajari oleh dosen, hamba Tuhan,
mahasiswa Teologi, untuk memperdalam kepercayaan, pengetahuan, agar dapat
mengajar, bersaksi dan berapologetik /mempertahankan /mempertanggung
jawabkan imannya, agar terhindar dari bahaya pengajaran sesat atau yang
menjatuhkan iman orang percaya

Page 1 of 7
3. Isi Resensi Buku :
A. PASAL VII : SIFAT DASAR ALLAH : HAKIKAT DAN SIFAT
B. PASAL IX : SIFAT DASAR ALLAH : KEESAAN DAN
KETRITUNGGALAN
C. PASAL X : KETETAPAN – KETETAPAN ALLAH
D. PASAL XI : KAYA-KARYA ALLAH : PENCIPTAAN
E. PASAL XII : KARYA-KARYA ALLAH : PEMERINTAHANNYA YANG
BERDAULAT

DESKRIPSI

A. PASAL VII : SIFAT DASAR ALLAH : HAKIKAT DAN SIFAT

Banyak ciri khas Allah sudah terungkap dalam penyelidikan sebelumnya tentang
penyataan Allah serta bukti akan adanya Allah. Namun ciri – ciri tersebut dibahas secara
tidak langsung dan secara tidak teratur, sementara beberapa fakta hampir tidak disinggung
sama sekali. Dalam topik ini akan dibahas lebih lengkap dan teratur. Pasal ini berkaitan
dengan sifat – sifat Allah, dengan rujukan kepada hakikat dan sifat – sifatnya.

Hakikat Allah, istilah “hakikat” zat praktis. Kedua istilah ini menunjuk kepada aspek dasar
dari sifat – sifat Allah. Bila tidak ada hakikat dan zat maka tidak mungkin ada sifat – sifat.
Ketika kita bicara mengenai Tuhan, berarti kita berbicara tentang suatu hakikat suatu zat dan
bukan sekedar suatu gagasan atau personifikasi gagasan tersebut, kekekalan merupakan
pokok yang dimaksud.

B. PASAL IX : SIFAT DASAR ALLAH : KEESAAN DAN


KETRITUNGGALAN
Keesaan dan ketritunggalan Allah berkaitan dengan sifat dasar atau watak
1. Keesaan Allah
Keesaan Allah berarti bahwa hanya ada satu Allah Bapa saja. Bahwa
sifat dasar atau watak Allah tidak dapat dipisah – pisahkan Allah Esa
adanya merupakan kebenaran sejati seperti tertulis di perjanjian lama
(Ulangan 4 : 35; 2 Raja – raja 8 :60; Yesaya 45 : 5)
Kebenaran yang sama juga diajarkan di perjanjian baru (Markus 12 :
19 – 32; Yohanes 17 : 3; 1 Korintus 8 : 4-6 dan Timotius 2 : 5)

Page 2 of 7
Allah bukan saja Esa, tetapi Allah satu – satunya. Karena itu Allah
tunggal adanya dan unik (Keluaran 15 : 11; Zakharia 14 :9)
2. Ketritunggalan Allah
Ajaran trinitas atau ketritunggalan Allah, bukanlah suatu kebenaran
yang diperoleh melalui akal budi atau yang dikenal dengan teologi
natural, tetapi kebenaran yang dapat diketahui melalui pernyataan
Wahyu.
Dalam teologi Kristen, istilah “trinitas” atau tritunggal berarti bahwa
ada tiga okum kekal dalam hakikat Illahi. Masing – masing dikenal
sebagai Allah Bapa tida dapat dikatakan sebagai tiga kepribadian
Allah. Allah tritunggal merupakan keesaan hakikat maupun keesaan
maksud dan tujuan. Ketiga pribadi Allah tritunggal itu sehakekat.

C. PASAL X : KETETAPAN – KETETAPAN ALLAH

Ketetapan-ketetapan Allah adalah rencana-rencana abadi Allah yang dilandaskan


pada pertimbangan Ilahi yang paling bijaksana. Allah telah menetapkan ketetapannya baik
secara efektif maupun permisif segala sesuatu yang akan terjadi. Definisi ini mencakup
beberapa hal:

a) Ketetapan-ketetapan itu merupakan rencana abadi Allah. Ia tidak mengubah


rencananya dan membuat rencana itu dalam kekekalan, dan rencananya tersebut tidak
akan pernah berubah (Maz 33:11 ; Yak 1:17).
b) Ketetapan-ketetapan tersebut didasarkan pada pertimbangan Allah yang paling
bijaksana dan kudus. Ia mengetahui yang terbaik dan Ia tidak mungkin merencanakan
sesuatu yang salah (Yes 48:11).
c) Ketetapan-ketetapan Allah bersumber pada kebebasan Allah (Maz 135:6 ; Ef 1:11).
d) Ia mahakuasa dan sanggup melakukan segala sesuatu yang dikehendakiNya (Dan
4:35).
e) Tujuan akhir dari ketetapan Allah ialah kemuliaanNya. Ketetapan itu diarahkan bukan
untuk mendatangkan kebahagiaan makhluk ciptaanNya, atau untuk menyempurnakan
orang kudus. Tetapi semua ketetapan ini dimaksudkan untuk kemuliaan Dia yang
mahasempurna (Bil 14:21 ; Yes 6:3).
f) Ada dua jenis ketetapan Allah, yang efektif dan permisif. Ada hal-hal yang yang
direncanakan Allah dan yang ditetapkanNya harus terjadi secara efektif, dan ada hal-

Page 3 of 7
hal yang lain hanya sekedar diizinkan Allah terjadi (Rm 8:28). Dan dalam hal itu pun
semua mengarahkan bagi kemuliaan namaNya (Mat 18:7 ; Kis 2:23).
g) Ketetapan-ketetapan itu meliputi segala sesuatu di masa lampau, masa kini, dan masa
depan. Ketetapan-ketetapan yang diadakanNya secara efektif dan sekedar
diizinkanNya (Yes 46:10-11). Dengan kuasa dan kebijaksanaanNya yang tidak
terbatas bagi segenap kekekalan yang akan datang.

D. PASAL XI : KARYA-KARYA ALLAH : PENCIPTAAN

1. Istilah “menciptakan” dipakai dalam dua arti di dalam Alkitab: dalam arti
penciptaan langsung dan dalam arti penciptaan tidak langsung. Penciptaan
langsung merupakan tindakan bebas Allah tritunggal. Melalui tindakan ini Allah
pada mulanya menciptakan segala sesuatu yang nampak dan yang tidak nampak
untuk kemuliaanNya sendiri tanpa memakai bahan yang sudah ada sebelum dunia
diciptakan atau tanpa sebab-sebab sekunder. Penciptaan tidak langsung
merupakan tindakan-tindakan Allah yang juga disebut “penciptaan”, namun tidak
bermula dari ketiadaan atau ex nihilo. Melalui tindakan-tindakan ini Allah
membentuk, menyesuaikan, menggabungkan atau mengubah bahan-bahan yang
sudah ada. Hodge mengatakan, ketika membandingkan penciptaan langsung
dengan penciptaan tidak langsung, “penciptaan langsung jadi seketika, penciptaan
tidak langsung terjadi secara bertahap”.

2.      Bukti Adanya Penciptaan


Ilmu pengetahuan memang berusaha untuk menjawab masalah sekitar asal mula alam
semesta ini, namun karena ilmu pengetahuan bergerak dalam wawasan pengetahuan
empiris saja, maka penelitian terhadap asal mula alam semesta dan sebab-sebab
pertama dengan sendirinya sudah berada di luar bidangnya. Pemecahan terhadap teka-
teki asal mula alam semesta ini harus datang dari Alkitab dan harus diterima dengan
iman (Ibr 11:3). Alkitab menyatakan bagaimana dan mengapa terjadi keberadaan
jasmaniah dan rohaniah.

Page 4 of 7
E. PASAL XII : KARYA-KARYA ALLAH : PEMERINTAHANNYA YANG
BERDAULAT

Segala sesuatu bersumber pada ketetapan atau maksud Allah dan bahwa Allah telah
menciptakan seluruh alam semesta baik yang berupa benda maupun non benda. Allah berhak
mutlak untuk memerintah alam semesta ( Matius 20:15)

1) Tindakan pelestarian  Definisi ini menyatakan secara  tak langsung bahwa tindakan
pelestarian harus  dipisahkan dari tindakan penciptaan, karena hanya  sesuatu itu yang
sudah ada yang dapat dilestarikan. Pelestarian  bukanlah tindakan yang sekadar
menjaga agar apa yang telah diciptakan itu tidak hancur,  tetapi bahwa Allah bekerja
sehingga apa yang telah diciptakan Nya tidak akan punah.

2) Bukti ajaran tindakan pelestarian  Tindakan pelestarian  dapat di dibuktikan menurut 


akal maupun menurut Alkitab.  Alkitab mengajarkan bahwa sekalipun Allah
beristirahat setelah menyelesaikan penciptaan dan menetapkan tatanan kekuatan
kekuatan alam, Allah terus melanjutkan kegiatan Nya  untuk menegakkan alam
semesta serta kuasa kuasa yang ada di dalamnya( Kristus adalah perantara yang
melaksanakan tindakan pelestarian ini. Nehemia 9 ayat 6 . Kolose 1 ayat 17,”

4. Penilaian Kelebihan
A. Setelah membaca buku ini kita semakin mengerti dan paham bahwa ALLAH adalah
zat rohani. Yesus mengatakan “Allah itu Roh” (Yohanes 4 : 24) pernyataan ini
menetapkan sifat dasar Allah sebagi rohani. Allah tidak berbadan atau berwujud .
Allah tidak dapat dilihat, dari ini dikatakan Allah kepada Musa, bahwa manusia tidak
akan dapat melihatnya dan tetap hidup (Keluaran 33 : 20). Yohanes juga menyatakan
tidak seorangpun dapat melihat Allah (Yohanes 1 : 18). Allah itu hidup sebagai Allah
yang hidup Allah itu berkepribadian Roh manusia mempunyai kepribadian, maka
pastilah Roh Illahi juga berkepribadian. Ada dengan Sendirinya . . Bahwa ada dengan
sendirinya tersirat dalam kesaksiannya. “Aku adalah Aku” (Keluaran 3 : 14) .
Kebesaran yang Tak Terhingga . Karena sifat dasar Allah rohani tidak dapat dibatasi.
Allah Transenden dan Immanen. Kekekalan Allah juga tidak terbatas dalam ukuran

Page 5 of 7
waktu. Allah tidak memiliki awal atau akhir. Allah bebas akan keterbatasan kurun
waktu. Allah tanpa awal dan tanpa akhir (Kejadian 21 : 33; Mazmur 90 : 2; Mazmur
102 : 28) Allah yang mulia dan bersemayam selamanya Yesaya 57 : 15.

B. Dengan membaca buku ini kita iman kita semakin kuat dan memastikan bahwa
ALLAH itu adalah ESA. Keesaan Allah berarti bahwa hanya ada satu Allah Bapa dan
tidak bisa dipisahkan dengan Ketritunggalan Allah/ Ajaran trinitas yang dapat
diketahui melalui pernyataan Wahyu.
C. Kita semakin mengerti bahwa apapun yang terjadi di dunia ini atas pertimbangan
Allah yang paling bijaksana dan kudus. Ia mengetahui yang terbaik dan Ia tidak
mungkin merencanakan sesuatu yang salah . Ketetapan-ketetapan Allah bersumber
pada kebebasan Allah . Ia mahakuasa dan sanggup melakukan segala sesuatu yang
dikehendakiNya dimana tujuan akhir dari ketetapan Allah ialah kemuliaanNya.
Ketetapan itu diarahkan bukan untuk mendatangkan kebahagiaan makhluk
ciptaanNya, atau untuk menyempurnakan orang kudus. Tetapi semua ketetapan ini
dimaksudkan untuk kemuliaan Dia yang mahasempurna
D. Setelah membaca buku ini kita semakin paham bahwa ciptaan ALLAH atas alam
semesta adalah hak mutlak Allah dan manusia tidak bisa melampaui akal dan fikiran
Allah. Manusia hanya mencoba untuk menilai , menganalisa ciptaan allah dengan
kemampuan terbatas manusia melalui akal dan teknologinya yang terbatas.
Pemecahan terhadap teka-teki asal mula alam semesta ini harus datang dari Alkitab
dan harus diterima dengan iman . Alkitab menyatakan bagaimana dan mengapa
terjadi keberadaan jasmaniah dan rohaniah.
E. Kita semakin paham bahwa Allah menciptakan alam semesta dengan segala isinya
dan tetap dalam pemeliharaan dan pemerintahan Allah yang berdaulat. Allah telah
menetapkan semua aturan yang harus dijalani oleh ciptaanya tetapi manusia lemah
sehingga harus bergantung kepada Allah. Walaupun Allah beristirahat setelah
menyelesaikan penciptaan dan menetapkan tatanan kekuatan kekuatan alam, Allah
terus melakukan pemeliharaan menegakkan alam semesta serta kuasa kuasa yang
ada di dalamnya dimana Tuhan Yesus adalah sebagai perantara dalam melaksanakan
semua ini.
F. Ada usaha yang serius untuk menegakkan kebenaran Ilmu Ketuhanan karena semakin
banyak pengajaran yang simpang siur dan berubah-ubah pada jaman Perjanjian Lama
sampai sekarang ini sekaligus mematahkan teologi –teologi konntemporer
Page 6 of 7
G. Dengan membaca buku ini mucul pertanyaan-pertanyaan yang menjadi perangsang
berpikir secara kritis bagi pembaca, dan juga memberikan jawaban-jawaban atau
pendekatan-pendekatan untuk persoalan tersebut.
H. Buku ini direkomendasikan untuk dibaca/ dipelajari oleh dosen, hamba Tuhan,
mahasiswa Teologi, untuk memperdalam kepercayaan, pengetahuan, agar dapat
mengajar, bersaksi dan berapologet/mempertahankan/mempertanggungjawabkan
imannya, agar terhindar dari bahaya pengajaran sesat atau yang menjatuhkan iman
orang percaya.

5. Penilaian Kekurangan.
Penulis tidak menemukan kekurangan dalam isi dari buku ini tetapi dalam penyajian
sistim penulisan ada beberapa kekurangan :
a) Buku ini sangat bagus dan sangat menguatkan iman kristen tentang kekristenan
tapi dalam penyajian materi masih ada kekurangan dalam penulisan yaitu
beberapa bagian dalam penjelasan yang terdiri dari beberapa point . Misalnya
penjelasan suatu artikel yang terdiri dari beberapa pembahasan tidak ditulis secara
terstruktur per huruf atau per angka ke bawah
b) Penulisan terlalu padat. Hendaknya masing masing penjelasan yang terdiri dari
beberapa poin agar ditulis ke bawah berurutan mis dengan penulisan angka 1,2. 3
dst ke bawah.

6. Penutup Resensi buku / Kesimpulan


a) Buku ini adalah buku yang sangat berharga bagi umat Kristen baik sebagai
pelajar, mahasiswa, pendeta dan hamba Tuhan lainnya.
b) Dengan membaca buku ini iman kita semakin kuat dan semakin menambah
semangat kita untuk mengabarkan firman Tuhan sehingga kita menjadi saksi
bagi orang yang sudah mengenal Tuhan Yesus maupun orang yang diluar Kristus.

Page 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai